Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain
Kasus demensia karena, atau diduga disebabkan oleh penyebab selain penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskular. Onset dapat terjadi kapan saja dalam hidup, meskipun jarang pada usia tua. F02.0 Demensia pada penyakit Pick (G31.0+) Demensia progresif, dimulai pada usia paruh baya, ditandai dengan perubahan karakter dan sosial yang progresif secara perlahan, diikuti oleh penurunan fungsi intelektual, memori, dan bahasa, dengan apatis, euforia, dan, kadang-kadang, fenomena ekstrapiramidal. Penyakit Pick atau Pick Disease adalah penyakit sejenis demensia yang mirip alzheimer tetapi jarang terjadi. Ini mempengaruhi bagian otak yang dapat mengendalikan emosi, perilaku, kepribadian, dan bahasa. Penyakit Pick juga merupakan jenis kelainan yang dikenal dengan istilah demensia frontotemporal (FTD) atau degenerasi lobus frontotemporal (FTLD). Gejala Penyakit Pick biasanya terbentuk pada lobus frontal dan temporal otak. Bagian ini mampu mengendalikan perilaku, kepribadian, dan ucapan seseorang, sehingga ketika Anda mengalami penyakit Pick maka bagian tersebut biasanya akan menunjukkan tanda-tanda tertentu, seperti: Bertindak agresif terhadap orang lain Tidak memiliki ketertarikan dalam kegiatan harian Merasa gelisah dan khawatir sepanjang waktu Perubahan hati (mood) terjadi secara cepat dan drastis Sulit merasakan empati, kepedulian, serta kehangatan dari orang lain Mudah membuat keputusan dengan cepat Melakukan tindakan secara berulang Merasakan lapar secara terus menerus F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0+) Demensia progresif dengan tanda neurologis yang luas, karena perubahan neuropatologis spesifik yang diduga disebabkan oleh agen yang dapat ditularkan. Onset biasanya terjadi pada usia paruh baya atau lebih tua, tetapi dapat terjadi pada usia dewasa berapa pun. Kursus ini subakut, menyebabkan kematian dalam waktu satu sampai dua tahun. Gejala Gejala umum CJD adalah : Perubahan kepribadian (demensia) Hilang ingatan Pemikiran yang terganggu Penglihatan kabur atau kebutaan Insomnia Masalah koordinasi Kesulitan berbicara Kesulitan menelan Kesulitan tidur atau menjadi depresi Pada tahap lebih lanjut dapat menyebabkan koma Kelainan neuromuskular, meliputi kelemahan otot, hilangnya masa otot, kekakuan otot, getaran, kejang otot (mioklonus) yang berulang dan tidak sengaja F02.2 Demensia pada penyakit Huntington (G10+) Demensia yang terjadi sebagai bagian dari degenerasi otak yang meluas. Gangguan ini ditransmisikan oleh gen dominan autosomal tunggal. Gejala biasanya muncul pada dekade ketiga dan keempat. Perkembangannya lambat, menyebabkan kematian biasanya dalam 10 sampai 15 tahun. Gejala Gangguan berpikir Gangguan berpikir yang umum dialami penderita penyakit Huntington adalah: Sulit memahami percakapan atau menemukan kata yang tepat untuk diucapkan Susah mengutamakan, mengatur, atau fokus pada suatu pekerjaan Sulit mempelajari informasi baru Tidak menyadari perilaku diri sendiri Tidak bisa mengontrol pikiran sehingga sering bertindak secara impulsif Berlarut-larut dalam memikirkan suatu hal Gangguan gerak Gangguan gerak pada penderita penyakit Huntington dapat berupa: Mata bergerak lebih lambat Kesulitan berbicara atau menelan Gangguan keseimbangan Otot bergerak sendiri (dystonia) Gerakan berulang yang singkat, cepat, dan tidak terkontrol (chorea) Gangguan jiwa Penyakit Huntington juga dapat mengalami gangguan jiwa, seperti: Penarikan diri dari lingkungan sosial Insomnia Keinginan untuk bunuh diri Gangguan obsesif kompulsif Gangguan bipolar Sedangkan gejala penyakit Huntington yang muncul sebelum usia 20 tahun disebut dengan juvenile Huntington. Gejalanya meliputi: Kejang Tremor Sering terjatuh Kaku otot yang memengaruhi cara berjalan Sulit fokus dalam belajar sehingga mengalami penurunan prestasi F02.3 Demensia pada penyakit Parkinson (G20+) Demensia yang berkembang dalam perjalanan penyakit Parkinson yang sudah mapan. Belum ada gambaran klinis khusus yang membedakan. Gejala Pada tahap awal, penyakit Parkinson menyebabkan ekspresi wajah yang datar, lengan tidak berayun saat berjalan, suara menjadi lebih kecil, hingga gangguan gerak tubuh. Gejala lainnya meliputi: Tangan bergetar (tremor) saat tidak digerakkan Kaku saat bergerak (rigiditas) Gerakan yang melambat (bradikinesia) F02.4 Demensia pada penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B22.0+) Demensia berkembang dalam perjalanan penyakit HIV, tanpa adanya penyakit atau kondisi bersamaan selain infeksi HIV yang dapat menjelaskan gambaran klinis. F02.8 Demensia pada penyakit tertentu lainnya yang diklasifikasikan di tempat lain Demensia (dalam): lipidosis serebral (E75.-+) epilepsi (G40.-+) degenerasi hepatolentikular (E83.0+) hiperkalsemia (E83.5+) hipotiroidisme, didapat (E01.-+, E03.-+) keracunan (T36-T65+) sklerosis multipel (G35+) neurosifilis (A52.1+) defisiensi niasin [pelagra] (E52+) poliarteritis nodosa (M30.0+) lupus eritematosus sistemik (M32.-+) trypanosomiasis (B56.-+, B57.-+) uremia (N18.5+) defisiensi vitamin B12 (E53,8+) F3 Demensia yang tidak ditentukan Praseni : demensia NOS psikosis NOS Demensia degeneratif primer NOS Pikun : Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas sosial. Kemunduran kognitif pada demensia biasanya diawali dengan hilangnya fungsi intelektual, kemunduran memori (pelupa) serta daya pikir lain. Demensia berkaitan erat dengan usia lanjut (Nugroho, 2012). Gejalanya antara lain : Kesulitan mengingat ingatan jangka pendek. Kesulitan dalam meingingat nama atau mengenali wajah. Tersesat di lokasi yang sudah familiar. Mengalami kebingungan. Kehilangan keahlian secara berangsur-angsur. Kesulitan berbicara atau omongan yang terbata-bata.
demensia: NOS tipe depresi atau paranoid psikosis NOS Kecuali: demensia senilis dengan delirium atau keadaan bingung akut (F05.1) kepikunan NOS (R54)