Saluran Dan Struktur Sosial Komunikasi Inovasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KOMUNIKASI INOVASI

“Saluran dan Struktur Sosial Komunikasi Inovasi”

Dosen Pengampu
Dr. Ernita Arif, M.Si
Annisa Anindya S.I.Kom., M.Si

Disusun oleh
Kelompok 3 :

1. Akbar Tul Iqbal (1810863015)


2. Dufira Sabilla (1910863018)
3. Fathia Natasyafira (1810861006)
4. Laras Ivana Yuriska (1810862027)
5. Miftahul Huda (1910862028)
6. Nur Ainun Batubara (1810861031)
7. Rully Prawira (1910861030)

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Komunikasi
Inovasi dengan judul “Saluran dan Struktur Sosial Komunikasi Inovasi” ini. Tak lupa pula
sholawat beriringan dengan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah Komunikasi Inovasi ini merupakan salah satu media pembelajaran bagi kami
semua, khususnya mahasiswa dan mahasiswi jurusan ilmu komunikasi dikelas ini. Sebagai
salah satu media pembelajaran ini, kami beraharap agar media ini dapat mempermudah kami
semua untuk memahami dan mengimplementasikan materi-materi yang ada pada makalah
ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami meminta lritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga makalah ini dapat diperbaiki
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok ini, teman-teman dan
masyarakat luas pada umumnya.

Padang, 24 Januari 2021

Penyusun

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Saluran Komunikasi...........................................................................................5
2.2 Struktur Sosial dan Norma Sistem.....................................................................7
2.3 Homofili - Heterofili........................................................................................11
BAB IV........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik dengan
menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan. Pengertian
komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara
berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan maupun
sinyal-sinyal non verbal. Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap
manusia, baik itu manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun
dalam kehidupan berorganisasi, tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk tanpa
adanya komunikasi di antara para anggotanya.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya seseorang memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
adalah sebuah hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesamanya. Di kehidupan ini manusia sering bertemu satu dengan yang lainnya
dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Jaringan atau saluran komunikasi formal
dan informal dalam suatu organisasi bersifat saling melengkapi dan mengisi di dalam
lingkungan organisasi. Komunikasi formal dan informal merupakan saluran komunikasi yang
tidak terpisahkan, karena adanya saling keterkaitan pada keduanya dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya dalam organisasi tersebut, jika saluran formal tidak terlaksana
dengan baik maka bisa dioptimalkan melalui saluran komunikasi informal.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakangg di atas, maka dapat diangkat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saluran komunikasi ?
2. Apa struktur sosial dan norma sistem?
3. Homofili dan Heterofili?

1.3. Tujuan
Dalam makalah ini, adapun yang menjadi tujuan maslah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami konsep saluran komunikasi.
2. Mengetahui dan memahami struktur sosial dan norma sistem.
3. Mengetahui dan memahami konsep homofili dan heterofili.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi merupakan alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan.
Pesan yang dimaksud dapat berbentuk lambang pembicaraan (seperti kata dan gambar)
maupun tindakan. Contoh saluran komunikasi yaitu surat kabar, majalah, televisi, radio, surat,
telepon pintar, telepon, papan iklan, poster, selebaran, CD, kaset audio, email, blogdan Internet.
Adapun untuk macam-macam saluran komunikasi diantara lain :
1. Saluran komunikasi personal dan media massa
Saluran komunikasi personal merupakan saluran yang terjadi secara langsung yang
melibatkan pertemuan tatap muka antara sumber dan penerima, baik itu dua orang ataupun
lebih. Misalnya pada saat rapat atau pertemuan kelompok, percakapan langsung,
pembicaraan dari mulut ke mulut, melalui surat, telepon antara satu orang dengan audiens
dan lain sebagainya. Efektivitas saluran komunikasi personal yaitu melalui peluang untuk
mengindividualkan penyajian dan umpan balik. Sedangkan saluran komunikasi nonpersonal
(media massa) ini biasanya dilakukan melalui media cetak, media penyiaran, media
elektronik, dan media display, atau bisa dikatakan melalui media massa. Misalnya melalui
radio, televisi, film, surat kabar, buku, dan sebagainya. Saluran komunikasi personal lebih
efektif daripada saluran komunikasi nonpersonal. Meskipun demikian, media massa (saluran
komunikasi nonpersonal)menjadi cara utama dalam mendorongkomunikasi personal. Karena
komunikasi massal (melalui media massa) memengaruhi sikap serta perilaku personal
seseorang yang terjadi melalui arus komunikasi dua arah. Ide-ide sering mengalir melalui TV,
radio, dan juga media cetak, yang mana mengalir pada pemimpin opini lalu kepada kelompok
masyarakat yang kurang aktif.

2. Saluran bersifat lokal dan saluran bersifat kosmopolit

Saluran antar pribadi dapat disebut sebagai saluran lokalit apabila terjadi kontak-
kontak langsung yang mana hanya sebatas daerah atau sistem sosial itu saja. Sedangkan
saluran bersifat kosmopolit sudah dapat dipastikan yaitu saluran media massa. Masing-
masing saluran memiliki karakteristik tersendiri dalam meneruskan pesan komunikasi.
Perbedaan penting antara saluran media massa dengan antar pribadi dapat digambarkan
sebagai berikut:

5
No. Sifat - Sifat Saluran Antar Pribadi Saluran Media Massa

1 Arus pesan Cenderung dua arah Cenderung searah


2 Besarnya kemungkinan Tinggi Rendah
umpan balik
3 Konteks komunikasi Tatap muka Berperantara
4 Kemampuan mengatasi Tinggi,lambat Rendah, cepat
seleksi luas
5 Akibat yang mungkin Pembentukan, Perubahan pengetahuan
terjadi perubahan sikap

Selanjutnya saluran komunikasi dalam proses difusi yang merupakan sebuah proses
dimana inovasi tersebar ke dalam suatu sistem sosial. Difusi inovasi adalah sebuah
teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan.
Teori difusi inovasi ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 melalui bukunya
yang berjudul Diffusion of Innovations. Everett Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses
dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai macam saluran dan dalam jangka
waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.

Dalam sebuah penelitian yang ada menunjukkan adanya peranan berbeda yang
dilakukan saluran komunikasi pada setiap tahapan keputusan inovasi. Saluran komunikasi
media massa lebih banyak dipergunakan pada tahap pengenalan inovasi, sedangkan saluran
interpersonal lebih penting peranannya pada tahap persuasi. Dalam difusi inovasi saluran
komunikasi memiliki karakter kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu
dalam menggunakan saluran komunikasi ini perlu mempertimbangkan berbagai hal. Hasil
penelitian Rogers dan Beal (1960) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan
beberapa prinsip sebagai berikut:

1) Saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan, dan saluran
antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi
2) Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif
lebih penting pada tahap persuasi.
3) Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi
bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter)

6
4) Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi
adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).

Di negara yang belum maju, media interpersonal masih memegang peranan penting
dalam tahap pengenalan inovasi. Kurang digunakannya saluran media massa pada saat
pengenalan di Negara yang belum maju itu mungkin karena
1. Kurang tersedianya media massa yang menjangkau audiens terutama warga pedesaan
2. Tingginya tingkat “buta huruf” penduduk
3. Tidak relevannya pesan-pesan yang dimuat di media massa dengan kebutuhan
masyarakat, atau mungkin media massa itu lebih dipandang sebagai media informasi.

Kecepatan penyebaran inovasi keseluruh pasar tergantung pada banyaknya


komunikasi antara pemasar dan konsumen, maupun komunikasi antara konsumen. Selain itu
Kemajuan teknologi dalam masyarakat modern sangat dipengaruhi oleh lingkungan, interaksi
antar perorangan maupun antar kelompok menjadi faktor penting untuk menentukan
keberhasilan penyampaian informasi dalam komunikasi. Untuk itu seorang komunikator
harus bisa memilih saluran komunikasi yang efektif dan efisien untuk menyampaikan sebuah
pesan. Beda kasus beda juga sauran komunikasi yang digunakan. Hal ini guna mencapai
tujuan disampaikannya pesan.

Misalnya, wiraniaga farmasi memperoleh waktu dari seorang dokter maksimal 10


menit untuk menyiapkan obat. Yang mana penyajian mereka harus cepat, singkat dan
meyakinkan. Hal ini akan mengakibatkan penjualan produk farmasi menjadi mahal dan
mengakibatkan industri farmasi itu memperkuat saluran komunikasi mereka. Saluran
komunikasi yang digunakan bisa berupa iklan di jurnal, memberikan sampel gratis, mengirim
surat secara langsung (bisa juga melalui video dan audio), dan juga pemasaran lewat telepon.

2.2. Struktur Sosial dan Norma Sistem


Struktur sosial merupakan susunan suatu unit sitem yang memiliki pola tertentu. Adanya
sebuah struktur dalam situasi emosional yang memberikan suatu keteraturan dan stabilitas
prilaku setiap individu dalam suatu emosional tertentu. Struktur sosil juga menunjukkan
hubungan antar anggota dari sistem sosial. Hal ini dapat dicontohkan seperti terlihat pada
struktur organisasi suatu perusahaan atau struktur sosial masyarakat tertentu.
Struktur sosial dapat memfasilitasi atau menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem.
Katz (1961) seperti dikutip oleh Rogers menyatakan bahwa sangatlah bodoh difusikan suatu

7
inovasi tanpa mengetahui struktur sosial dari adopter potensialnya, sama halnya dengan
meneliti sirkulasi darah tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang struktur
pembuluh darah arteri. Penelitian yang dilakukan olehRogersdan Kincaid (1981) di Korea
menunjukan bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri
dan juga sitem sosial dimana individu tersebut berada.
Dalam antropologi sosial, konsep struktur sosial seringkali dipergunakan sebagai sinonim
dari organisasi sosial dan terutama dipergunakan dalam analisis terhadap masalah
kekerabatan, lembaga politik dan lembaga hukum dari masyarakat sederhana. Namun
menurut Fortes (dalam Soekarno, 1993: 107) organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan
keputusan dalam hubungan – hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada
hubungan-hubungan sosial yang fundamental yang memberikan bentuk dasar masyarakat,
yang memberikan batas pada aksi – aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris.
Konsep struktur sosial diterapkan pada setiap totalitas yang terbit seperti lembaga-lembaga,
kelompok, situasi, proses dan posisisosial.
Dalam sosiologi struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi –
posisi sosial dan antara peranan – peranan. Interaksi dalam system sosia dikonsepkan secara
lebih terperinci dengan menjabrkan manusia yang menempati posisi dan melaksanakan
peranannya. Menurut Parsons (dalam Soekanto, 1993: 107), sistem sosial merupakan konsep
yan lebih luas dari struktur sosial dan mencakup aspek funngsional dari sitem, konsekuensi-
konsekuensi positif dan negatif serta sub-kebudayaan terhadap keseluruhan system sebagai
tembahan terhadap aspek strukturalnya.tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di
dalamnya terkandung hubungan timbal balik anatra status dan peranan yang mengcu pada
suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat. Dalam sosiologi struktur sosial mencakup 5
hal sebagai berikut:
a. Kelompok Sosial
Kelompok sosial “social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang
hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Kelompok sosial terbentuk karena
anggota – anggotanya mempunyai motif yang sama. Motif yang sama ini merupakan pengikat,
sehingga setiap anggota kelompok tidak bekerja sendiri – sendiri, akan tetapi bekerja untuk mencapai
tujuan bersama.
b. Kebudayaan
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ialah suatu keseluruhan hasil kelakuan
manusia yang teratur dari tata kelakuan yang harus dipeoleh dengan belajar dan yang
tersusun dalam kehidupan masyarakat.

8
c. Lembagasosial (lembaga kemasyarakatan)
Lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Lembaga sosial
ini adalah tempat yang dikelilingi rintangan – rintangan persepsi tertentu dan di
dalamnya terjadi kegiatan khusus.
d. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menurut Patirim A Sorokin adalah pembedaan sesuatu masyarakat
(populasi) ke dalam kelas-kelas secara hierarki (bertingkat).
e. Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan merupakan setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain sedangkan
wewenag adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau kelompok orang yang
mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.
Adapun Ciri-ciri Struktur Sosial meliputi sebagai berikut :
1. Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Struktur sosial
disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai yang
terendahdan berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan
kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
2. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal adalah
hierarki status – status sosia dengan segala perannya sehingga menjadi satu sitem
yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi hingga struktur yang
terendah.Sedangkan pada struktur sosial yang memiliki dimensi harizontal, seluruh
masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok
sosial yang memiliki karakter sama.
3. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatumasyarakat. artinya proses sosial yang
terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
4. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan
masyarakat,artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk
mengatur berbagai bentuk hubungan antar individu di dalam masyarakat tersebut.
5. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial merupakan
tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian,
yaitu dalam struktursosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses
perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan
tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, danintegrasisosial yang

9
berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.
Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan
keteraturan sosial atauketeraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, bentuk masyarakat berdasarkan ciri –ciri struktur sosial dibagi menjadi
bentuk menurut Selo Soemardjan (dalam Soekanto, 1993;108) yaitu :
a. Masyarakat sederhana, dengan ciri-ciri struktur sosial dan budaya seperti:
a) Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
b) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
c) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
b. Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
a) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
b) Sebagian besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau
untuk pasaran dalam skala kecil.
c) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong. 
c. Masyarakat madya, dengan ciri-ciri struktur sosial dan budaya seperti:
a) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat
sudah mengendor.
b) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
c) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-
kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang
mulai kehabisa nakal untuk menanggulang isu atau masalah.
d) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
e) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
f) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi
dalam struktur masyarakat.
g) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat,
sedangkan kegiatan ekonomi dilakukan atas da saruang.
d. Masyarakat modern, dengan ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat seperti:
a) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
b) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dansa saling
mempengaruhi.
c) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
d) Terdapat stratifikasisosial atas dasar keahlian.
e) Tingkat pendidikan formal tinggi.

10
f) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
g) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomipasar yang didasarkan atas
penggunaanuangdanalatpembayaran lain.
Yang selanjtunya adalah norma sistem (system norms) defenisi dari norma itu sendiri
ialah suatu pola perilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem sosial yang
berfungsi sebagai pedoman atau panduan bagi semua anggota sistem sosial. Sistem norma
juga bisamenjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide baru atau inovasi. Hal ini
sangat berhubungan dan berkaitan dengan kesesuaian antarainovasi yang di gagasakan
dengan nilai atau kepercayaan masyarakat dalam suatu sistem sosial. Jadi, jika suatu inovasi
tidak sesuai atau dengan kepercayaan atau nilai-nilai yang dianut oleh individu atau
sekelompok masyarakat dalam suatu sistem social, hal ini akan berpengaruh terhadap
penerimaan suatu inovasi.
Dan juga norma dalam sistem sosial diartikan sebagai batas–batas yang memisahkan dan
membedakan dari sistem sosial lainnya. Norma dalam sistem sosial ini menjadi kepercayaan
yang dapat diterima oleh semua anggota sistem sosial yang berfungsi sebagai aturan yang
berlaku bagi seluruh anggota sistem sosial. Faktor satu ini akan mempengaruhi keingintahuan
seseorang terhadap sebuah inovasi.

2.3. Homofili – Heterofili


Komunikasi yang menghubungkan dua individu mempunyai dua konsep, yaitu konsep
Homofili dan Heterofili (Rogers dalam Hanafie, 1995). Konsep homofili dan heterofili akan
selalu ada dalam komunikasibaik datang dari komunikan maupun komunikator dalam
konteks komunikasi interpersonal ini. Homofili mencaku padanya derajat kesamaan pada dua
individu yang sedang berinteraksi, seperti kepercayaan, nilai-nilai, pengetahuan, status sosial,
dsb. Sebaliknya, Heterofili artinya derajat perbedaan yang dimiliki oleh dua individu yang
berinteraksi. Heterofili muncul seiring dengan perubahan nilai-nilai serta perbedaan peluang
dan kesempatan bagi tiap individu untuk berkembang.
Biasanya komunikasi akan menjadi lebih efektif apabila individu yang berinteraksi
mempunyai konsep homofili karena lebih se-frekuensisaat berbicara dan bertindak. Namun
jika dikaitkan dengan komunikasi inovasi, konsep heterofili dipandang sebagai sesuatu yang
bisa menjadi efektif dalam bertukar pemikiran dan menjadi media yang mengalirkan arus
informasi terkait dengan inovasi. Komunikasi interpersonal dengan konsep heterofili dalam
suatu jaringan merupakan salah satu hal yang dapat memperlancar difusi dari inovasi dan
memudahkan inovasi untuk dapat tersebar keseluruh individu dalam kelompok. Meski sering

11
dipandang tidak efektif dalam difusi inovasi, heterofili bisa memanfaatkan opinion leader
ataupun agent of change untukberinteraksi dengan penerima inovasi.
Berpijak pada teoriStrengh of Weakness oleh Rogers dan Shoemaker (1971), teori ini
memandang pertukaran ide dan pemikiran dalam konsep heterofili lebih efektif jika
dipandang dari perbedaan perspektif. Individu yang memiliki kesamaan akan cenderung
bergabung dalam kelompok yang sama, hidup berdampingan, dan berakhir dengan kesamaan
atribut kepercayaan, nilai-nilai, dsb, tapi untuk penyebaran inovasi, komunikasi interpersonal
yang heterofili lebih dibutuhkan. Rogers dan Shoemakers menyatakan bahwaopinion leader
akan dapat berperan secara maksimal apabilaterdapat aspek homofili dalam kehidupan sosial
ekonominya, namun menjadi heterofili dalam mengadopsi inovasi demi kemajuan bersama.
Kesamaan status akan menimbulkan tingkat kepercayaan lebih terhadap opinion leader serta
menambah kemungkinan untuk tercapainya kesamaan persepsi dan makna terhadap sesuatu,
dan perbedaan dalam hal adopsi inovasi akan memungkinkan penyebaran informasi secara
lebih besar.

12
BAB III
PENUTUP
Pada pembuatan makalah ini membahas mengenai Saluran dan Struktur Sosial
Komunikasi Inovasi, dimana membahas mengenai jaringan atau saluran komunikasi yang
menjadi sumber dan saluran komunikasi memberi rangsangan informasi kepada seseorang
selama proses keputusan inovasi berlangsung. Terdapat struktur sosial yang merupakan
susunan suatu unit sitem yang memiliki pola tertentu yang dapat memfasilitasi atau
menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem. Sehingga komunikasi akan menjadi lebih
efektif apabila individu yang berinteraksi mempunyai konsep homofili karena lebih se-
frekuensisaat berbicara dan bertindak dalam bertukar pemikiran dan menjadi media yang
mengalirkan arus informasi terkait dengan inovasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara. Ardika. 2017. Strategi Komunikasi Jalan Inovasi Sosial dalam


Pengembangan Desa Wisata Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
Universitas Lampung.

Hanafie. 1995.Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Surabaya: Utama Offset Printing.

Rogers,E.M. 2003, Diffusion of Innovations : Fifth Edition. Free Press. New York.

Rogers,E.M. 1989. Komunikasi dan Pengembangan : Presfektif Kritis. LP3S. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1993. Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai