DISUSUN OLEH:
1910863023
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
2.1 Komunikasi Guru dan Murid 2
2.2 Pentingnya Komunikasi Guru dan Murid 2
2.3 Pengalaman Penulis 4
2.4 Solusi 5
BAB III 6
KESIMPULAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7
i
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Interaksi tersebut dapat terjadi di lingkungan
rumah dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
memegang peranan penting dalam proses pengajaran, dan pendidikan dapat mengubah
pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga dapat membimbing umat
manusia untuk membuka tabir kehidupan sekaligus menempatkan diri sebagai partisipan
dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41), bertujuan untuk
mempersiapkan manusia menghadapi perubahan yang memerlukan daya pikir, kesadaran,
dan kreativitas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk dipenuhi secara
bersama-sama
3. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang
menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu
yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku
guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi
komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan
materi pelajaran.
4. Kemampuan guru dalam mengelola interaksi siswa dalam belajar mengajar.
Berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan
siswa dan siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik.
Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola
interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua arah dari guru ke siswa
dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke
siswa dan dari siswa ke siswa.
Komunikasi dapat dikatakan efektif jika memiliki tanda – Tanda yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh pengirim dan penerima pesan. Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss
(dalam Sumantri, 2015 : 353) bahwa tanda – tanda komunikasi yang efektif ada lima hal
diantaranya :
a. Pengertian - adanya penerimaan yang cermat dan isi stimulasi seperti dimaksudkan
komunikator. Kegagalan penerimaan isi pesan secara cermat disebut kegagalan
komunikasi primer (primary breakdown in communication ).
b. Kesenangan - Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis (fhatic
communication), dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah
yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
c. Memengaruhi sikap - Manusia dalam melakukan komunikasi berharap dapat
memengarhui sikap orang lain agar bersikap sesuai dengan yang kita harapkan.
Seperti guru ingin mengajak siswanya lebih mencintai ilmu pengetahuan,
pemasangan iklan guna merangsang konsumen untuk membeli. Semua komunikasi
ini adalah jenis komunikasi persuasive. Komunikasi ini memerlukan pemahaman
tentang faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada
komunikasi
3
d. Hubungan sosial yang baik - kebutuhan untuk menambahkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi
(inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang
(affection).
e. Tindakan - Persuasi sebagai komunikasi untuk memengaruhi sikap. Sikap ditujukan
untuk melahirkan tindakan yang terjadi. Menimbulkan tindakan nyata memang
indikator efektivitas yang paling penting. Karena menimbulkan tindakan, kita harus
berhasil terlebih dahulu menumbuhkan hubungan yang baik. Komunikasi yang
efektif dalam pembelajaran yakni antara pengirim dan penerima pesan merasakan
hal yang sama.
Adapun tanda komunikasi yang efektif yakni siswa bisa memahami apa yang
dimaksudkan oleh guru sehingga timbul rasa kesenangan diantara keduanya kerena dapat
merubah tingkah seseorang laku seseorang setelah siswa sebuah pesan yang
mengakibatkan hubungan sosial yang terjalin menjadi baik dengan adanya tindakan yang
mempengaruhi sikap siswa setelah menerima pesan.
4
merasakan risih dan ingin menegur teman penulis tersebut bahkan ada beberapa siswa
ketika sudah terlalu lama duduk dikelas ternyata dia dibelakang sudah tidur. Maka dari itu,
penulis menemukan komunikasi antara guru yang penulis sebutkan dengan siswanya
menjadi tidak efektif, tidak ada tindakan yang tegas dalam hal ini.
2.4 Solusi
Mengenai pengalaman yang tidak menyenangkan itulah, penulis merasa perlu ada
komunikasi yang lebih intens lagi dengan guru tersebut dan saling terbuka satu sama lain agar
permasalahan yang terjadi dikelas bisa teratasi dengan baik dan juga perlu tindakan tegas dan
tidak membuat siswa menjadi bosan dan tidak nyaman ketika belajar serta memberi
pengarahan yang baik agar guru tersebut bisa tetap dihargai dengan baik oleh siswanya di
kelas.
Kemudian, guru tersebut mencoba untuk membangkitkan gairah belajar siswa dengan
cara memberikan sebuah cerita dan pengalaman lucu dari guru tersebut sehingga ada interaksi
kembali dan membuat mood siswa menjadi naik kembali. Guru tersebut punya cara lain untuk
bisa mengembalikan kekondusifan belajar mengajar di kelas asal tidak membuat siswanya
menjadi tidak nyaman karena dari awal, impresi penulis melihat guru ini yang begitu baik
dan lembut, maka tidak akan mungkin guru tersebut akan rendah harga dirinya karena hanya
keelokannya sehingga siswa tidak akan melakukan hal yang berlebihan.
5
BAB III
KESIMPULAN
Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan bentuk komunikasi sehari-
hari. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengajaran, salah
satunya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Komunikasi antara guru dan siswa dalam
pembelajaran sangatlah penting. Tanpa komunikasi, proses belajar mengajar tidak dapat
berjalan dengan lancar. Bentuk komunikasi yang efektif digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah bentuk komunikasi interpersonal. Karena umpan balik (timbal balik) terjadi
pada kedua proses, hal ini dapat menentukan apakah suatu komunikasi diterima dengan baik
atau tidak. Selanjutnya, kedua proses memaksimalkan transfer informasi dari guru ke siswa.
Sehingga informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh
siswa.
6
DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Thomas. (1990). Guru Yang Efektif. Penerjemah: Mudjito. Jakarta: Rajawali
Meier, D. (2002). The Accelerated Learning Handbooks: Panduan Kreatif dan Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti.
Bandung: Kaifa.
Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
7
8