Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER KOMUNIKASI PENDIDIKAN

KOMUNIKASI GURU DENGAN MURID

DISUSUN OLEH:

Afsi Rahil Zanzabil

1910863023

Pengampu Mata Kuliah

Dr. Ernita Arif, M.Si

Novi Elian, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
DAFTAR ISI

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
2.1 Komunikasi Guru dan Murid 2
2.2 Pentingnya Komunikasi Guru dan Murid 2
2.3 Pengalaman Penulis 4
2.4 Solusi 5
BAB III 6
KESIMPULAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru memiliki peran dalam melakukan kegiatan belajar baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Guru juga yang mempunyai peran dalam membantu siswa ketika mengalami
kesulitan. Akan ada suatu kondisi yang menyenangkan ketika guru menunjukkan sikap
yang akrab, bersahabat dan bisa memahami siswanya. Perilaku guru yang seperti itu bisa
menunjang motivasi dan prestasi belajar siswa.

Pendidikan melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Interaksi tersebut dapat terjadi di lingkungan
rumah dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
memegang peranan penting dalam proses pengajaran, dan pendidikan dapat mengubah
pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga dapat membimbing umat
manusia untuk membuka tabir kehidupan sekaligus menempatkan diri sebagai partisipan
dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41), bertujuan untuk
mempersiapkan manusia menghadapi perubahan yang memerlukan daya pikir, kesadaran,
dan kreativitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Guru dan Murid?
2. Apa Pentingnya Komunikasi terhadap Guru dan Murid?
3. Bagaimana pengalaman penulis mengenai Komunikasi Guru dan Murid?
4. Bagaimana solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah yang ada di Komunikasi
Guru dan Murid tersebut?
1.3 Tujuan
1. Memahami Komunikasi Guru dan Murid?
2. Memahami Pentingnya Komunikasi terhadap Guru dan Murid?
3. Mengetahui pengalaman penulis mengenai Komunikasi Guru dan Murid?
4. Mengetahui solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah yang ada di Komunikasi
Guru dan Murid tersebut?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Guru dan Murid


Proses pembelajaran pasti akan ada terjadi interaksi antara guru dengan siswa ataupun
sebaliknya dengan cara berkomunikasi karena itu menjadi faktor yang penting agar
pembelajaran bisa berjalan dengan baik. Gordon dan Mudjito (1990: 3) mengatakan bahwa
keterampilan berkomunikasi yang harus ada pada guru adalah keterampilan berbicara.
Dengan bicara, ada hubungan yang bisa mendekatkan guru dan murid ataupun sebaliknya.
Dengan keterampilan berbicara juga akan mengukur sampai mana intensitas interaksi guru
dengan siswa. Proses belajar mengajar menurut Syah (2013: 237) menyatakan sebuah
kesatuan kegiatan yang terjadi interaski resipokal yakni adanya hubungan antara guru dan
siswa dalam situasi instruksional yaitu memberikan suasana yang bersifat pengajaran.
Pawit (2013: 20) mengatakan bahwa informasi pendidikan yang tidak disampaikan tidak
komunikatif atau karena yang disampaikan bukanlah informasi tentang pendidikan karena
apabila guru menyampaikan materi pendidikan terlalu tinggi akan penalarannya, tidak
runtut, maka pembelajaran siswa tidak akan mampu dalam mencapai suatu tujuan yang
sudha ditetapkan oleh guru, bukan karena kesalahan siswa, hanya saja guru tersebut tidak
bisa menjelaskan materi yang disampaikan.
Maka dari itu, perlu komunikasi yang efektif agar terjalinnya komunikasi guru dan siswa
dengan baik dan bisa menyampaikan sesuatu ataupun materi dengan baik agar siswa mampu
untuk mencapai tujuan belajarnya

2.2 Pentingnya Komunikasi terhadap Guru dan Murid


Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses
belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi menyenangkan, yaitu:
1.      Kemampuan guru mengembangkan sikap positif siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan cara menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan
kelemahannya, menghindari kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa
lain dan pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
2.            Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak merasa bebas
bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain sehingga

2
merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan meraka untuk dipenuhi secara
bersama-sama
3.            Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cara penyampaian materi di kelas yang
menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu
yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku
guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi
komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan
materi pelajaran.
4.            Kemampuan guru dalam mengelola interaksi siswa dalam belajar mengajar.
Berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan
siswa dan siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik.
Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola
interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua arah dari guru ke siswa
dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke
siswa dan dari siswa ke siswa.
Komunikasi dapat dikatakan efektif jika memiliki tanda – Tanda yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh pengirim dan penerima pesan. Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss
(dalam Sumantri, 2015 : 353) bahwa tanda – tanda komunikasi yang efektif ada lima hal
diantaranya :
a. Pengertian - adanya penerimaan yang cermat dan isi stimulasi seperti dimaksudkan
komunikator. Kegagalan penerimaan isi pesan secara cermat disebut kegagalan
komunikasi primer (primary breakdown in communication ).
b. Kesenangan - Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis (fhatic
communication), dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah
yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
c. Memengaruhi sikap - Manusia dalam melakukan komunikasi berharap dapat
memengarhui sikap orang lain agar bersikap sesuai dengan yang kita harapkan.
Seperti guru ingin mengajak siswanya lebih mencintai ilmu pengetahuan,
pemasangan iklan guna merangsang konsumen untuk membeli. Semua komunikasi
ini adalah jenis komunikasi persuasive. Komunikasi ini memerlukan pemahaman
tentang faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada
komunikasi

3
d. Hubungan sosial yang baik - kebutuhan untuk menambahkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi
(inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang
(affection).
e. Tindakan - Persuasi sebagai komunikasi untuk memengaruhi sikap. Sikap ditujukan
untuk melahirkan tindakan yang terjadi. Menimbulkan tindakan nyata memang
indikator efektivitas yang paling penting. Karena menimbulkan tindakan, kita harus
berhasil terlebih dahulu menumbuhkan hubungan yang baik. Komunikasi yang
efektif dalam pembelajaran yakni antara pengirim dan penerima pesan merasakan
hal yang sama.
Adapun tanda komunikasi yang efektif yakni siswa bisa memahami apa yang
dimaksudkan oleh guru sehingga timbul rasa kesenangan diantara keduanya kerena dapat
merubah tingkah seseorang laku seseorang setelah siswa sebuah pesan yang
mengakibatkan hubungan sosial yang terjalin menjadi baik dengan adanya tindakan yang
mempengaruhi sikap siswa setelah menerima pesan.

2.3 Pengalaman Penulis


Adapun pengalaman dari penulis sendiri baik itu pengalaman menyenangkan maupun
pengalaman tidak menyenangkan terkait Komunikasi Guru dan Siswa. Dimulai dari
pengalaman yang menyenangkan ketika penulis bisa berinteraksi intens dengan salah satu
guru di SMA karena guru ini sangat baik hatinya dan begitu dekat dengan murid maupun
guru lain. Adapun ketika belajar, guru ini memberikan pengajaran yang benar-benar bisa
dipahami oleh siswa di kelas termasuk saya sendiri. Ketika ada siswa yang tidak paham
akan materi yang diberikan, maka guru tersebut akan menerangkan kembali dengan detail
dan menjabarkan materi tersebut dengan baik. Bahkan, cara mengajarnya yang membuat
penulis lebih bisa dekat dan interaktif dengan guru tersebut. Dari komunikasi
interpersonalnya sendiri, guru ini mempunyai cara bicara yang sangat membuat siswanya
menjadi nyaman ketika mencoba untuk interaksi intens bahkan bisa dianggap sebagai
teman di sekolah yang tertua jika penulis memberi istilahnya.
Adapun pengalaman yang tidak menyenangkan ketika satu kelas mengalami keributan
dan guru tersebut menjadi sedikit risih dan mencoba untuk menenangkan dengan baik-baik
bahkan ada siswa yang jenuh ketika belajar dengan guru tersebut sehingga dia permisi
keluar hingga bel berbunyi. Penulis sendiri merasa seorang guru yang sudah memberikan
pengajaran yang baik ternyata harga dirinya direndahkan. Maka dari itu, penulis juga

4
merasakan risih dan ingin menegur teman penulis tersebut bahkan ada beberapa siswa
ketika sudah terlalu lama duduk dikelas ternyata dia dibelakang sudah tidur. Maka dari itu,
penulis menemukan komunikasi antara guru yang penulis sebutkan dengan siswanya
menjadi tidak efektif, tidak ada tindakan yang tegas dalam hal ini.

2.4 Solusi

Mengenai pengalaman yang tidak menyenangkan itulah, penulis merasa perlu ada
komunikasi yang lebih intens lagi dengan guru tersebut dan saling terbuka satu sama lain agar
permasalahan yang terjadi dikelas bisa teratasi dengan baik dan juga perlu tindakan tegas dan
tidak membuat siswa menjadi bosan dan tidak nyaman ketika belajar serta memberi
pengarahan yang baik agar guru tersebut bisa tetap dihargai dengan baik oleh siswanya di
kelas.

Kemudian, guru tersebut mencoba untuk membangkitkan gairah belajar siswa dengan
cara memberikan sebuah cerita dan pengalaman lucu dari guru tersebut sehingga ada interaksi
kembali dan membuat mood siswa menjadi naik kembali. Guru tersebut punya cara lain untuk
bisa mengembalikan kekondusifan belajar mengajar di kelas asal tidak membuat siswanya
menjadi tidak nyaman karena dari awal, impresi penulis melihat guru ini yang begitu baik
dan lembut, maka tidak akan mungkin guru tersebut akan rendah harga dirinya karena hanya
keelokannya sehingga siswa tidak akan melakukan hal yang berlebihan.

5
BAB III

KESIMPULAN

Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan bentuk komunikasi sehari-
hari. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengajaran, salah
satunya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Komunikasi antara guru dan siswa dalam
pembelajaran sangatlah penting. Tanpa komunikasi, proses belajar mengajar tidak dapat
berjalan dengan lancar. Bentuk komunikasi yang efektif digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah bentuk komunikasi interpersonal. Karena umpan balik (timbal balik) terjadi
pada kedua proses, hal ini dapat menentukan apakah suatu komunikasi diterima dengan baik
atau tidak. Selanjutnya, kedua proses memaksimalkan transfer informasi dari guru ke siswa.
Sehingga informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh
siswa.

6
DAFTAR PUSTAKA

Gordon, Thomas. (1990). Guru Yang Efektif. Penerjemah: Mudjito. Jakarta: Rajawali

Meier, D. (2002). The Accelerated Learning Handbooks: Panduan Kreatif dan Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti.
Bandung: Kaifa.

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Pawit M. (2010) . Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana.

Sumantri. (2015). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Sukmadinata, N. (1998). Pengembangan Kurikulum, Bandung : Remaja Rosda Karya.

7
8

Anda mungkin juga menyukai