Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YASMIN ARDELIA AMMARA

NIM : 921421187

KELAS : AKUNTANSI G

Analisis Studi kasus korupsi

Salah satu topik yang selalu menarik untuk diangkat menjadi berita utama adalah korup
si. Topik tentang korupsi setiap hari menghiasi surat kabar di Indonesia. Hal ini cukup beralas
an karena masalah korupsi merupakan masalah yang sampai saat ini tidak pernah ada akhirny
a. Bahkan survei terhadap penegakan hukum dan korupsi di 65 negara di dunia yang diseleng
garakan oleh Worl Justice Project menyebutkan, praktik korupsi di Indonesia sudah sangat m
enyebar luas. Apabila diurutkan, Indonesia berada di posisi bawah, baik secara regional maup
un secara global.

Indonesia merupakan negara tersubur korupsinya di antara negara-negara di Asia Teng


gara (Suara Merdeka, 15 Juni 2011). Pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia sel
alu menemui jalan buntu. Penguasaan harta secara tidak sah oleh seseorang atau sekelompok
orang di Indonesia memang menjadi magnet dalam memperkaya diri. Dengan demikian, surat
kabar pun akan secara signifikan menginformasikan masalah tersebut kepada pembaca.

Masalah korupsi adalah masalah kita bersama. Oleh karena itu, dalam hal pencegahan
dan pemberantasan menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu elemen masyarakat yang me
mpunyai tanggung jawab untuk menginformasikan masalah korupsi dan bentuk pencegahann
ya adalah surat kabar. Ketika ada peristiwa korupsi di Indonesia, surat kabarlah yang menjadi
media terdepan dalam memberitakan. Di samping itu, surat kabar juga akan mengambil sikap
terhadap peristiwa korupsi tersebut. Sikap suatu surat kabar terhadap korupsi di Indonesia aka
n ditulis dalam tajuk. Oleh karena itu, tajuk bisa digunakan untuk mengukur kadar keberpiha
kan atau sebaliknya suatu surat kabar.

Pola terjadinya korupsi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: pertama, penyalahgunaan we


wenang yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kewenangan tertentu dengan pihak lai
n dengan cara sogok menyogok, suap, mengurangi standar spesifikasi, atau volume dan peng
gelambungan dana. Hal ini dikenal dengan Mercenery abuse of power. Biasanya penyalahgun
aan wewenang seperti ini dilakukan oleh pejabat dengan level kedudukan yang tidak terlalu ti
nggi dan bersifat non politis. Kedua Discretinery Abuse of Power, pejabat yang memiliki kew
enangan istimewa seperti walikota/bupati menyalahgunakan wewenangnya dengan cara meng
eluarkan kebijakan atau peraturan tertentu yang bias menjadikan pihak tersebut dapat bekerja
sama dengan pihak tertentu.

Negara Indonesia yang menganut azas demokrasi berarti dalam hal ini principal utama
adalah rakyat dan legislatif sebagai perwakilan rakyat karena keberadaannya dipilih oleh raky
at. Jadi berdasarkan hubungan principal–agent, maka legislatif memiliki peran sebagai agen y
ang terkait kontrak untuk mewakili kepentingan rakyat sebagai principal. Tetapi pada kenyata
annya legislatif tidak pernah bertanggung jawab langsung pada masyarakat tetapi hanya berta
nggungjawab diantara para legislatif saja dan Legislatif yang terpilih untuk mewakili rakyat d
apat dengan mengatasnamakan kepentingan pribadi sebagai kepentingan rakyat.

Korupsi memiliki dampak terhadap kemiskinan yang kemudian dapat dijelaskan melal
ui dua model yaitu model pemerintahan dan model ekonomi. Model pemerintahan menjelask
an bahwa korupsi mengikis kapasitas lembaga pemerintah dalam memberikan pelayanan publ
ik yang berkualitas, menurunkan kepatuhan terhadap peraturan. keselamatan dan kesehatan,
meningkatkan tekanan anggaran pemerintah, serta mengalihkan investasi publik jauh dari keb
utuhan publik utama dalam proyek-proyek modal (dimana suap dapat terjadi). Sedangkan mo
del ekonomi menjelaskan bahwa korupsi menciptakan inefisiensi dengan meningkatkan biaya
untuk berbisnis, mengurangi investasi, mendistorsi pasar, menghalangi kompetisi, dan menin
gkatkan kesenjangan pendapatan. Sehingga akan menciptakan ketidak adilian, melemahkan d
emokrasi, membuat yang kaya menjadi lebihkaya dan mendukung para diktator, menyebabka
n berkurangnya investasi domestik dan asing, mengurangi penerimaan pajak dan melemahka
n jiwa wirausaha, menghambat penyediaan barang publik, melemahkan pertumbuhan ekono
mi, mengganggu sistem jaminan sosial, dan akan meningkatkan kemiskinan terutama di nega
ra negara sedang berkembang.

Ada beberapa alas an mengapa korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi: Pertama,


korupsi mendistoesi insentif. Individu-individu dalam masyarakat yang korup tidak melakuka
n aktivitas yang produktif melainkan melakukan aktivitas rent-seeking. Kedua, korupsi meng
urangi kemampuan pemerintah dalam pengawasan untuk memperbaiki kegagalan pasar bahk
an mungkin akan memperburuk kegagalan pasar. Ketiga, korupsi mengurangi bahkan merusa
k fundamental pemerintah dalam menegakkan perlindungan hak milik. Peran fundamental pe
merintah terdistorsi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tergantung ketika ketika seseorang di
halangi untuk menuntut hak kepemilikannya, atau seseorang yang lain dapat melepaskan diri
dari tanggung jawab atas kontrak karena korupsi. Keempat, korupsi menyebabkan beban mat
eri yang sangat besar karena biaya mencari birokrat-birokrat penerima suap juga harus dimas
ukkan dengan biaya negosiasi dan pembayaran suap. Apalagi kesepakatan-kesepakatan yang
didasari suap sangat rentan untuk dilanggar jika melibatkan birokrat yang cukup banyak. Pad
a kondisi ini korupsi berperan sebagai pajak arbiter.

Anda mungkin juga menyukai