Anda di halaman 1dari 16

Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

Urgensi PeneliƟan dan Pengkajian Hukum


Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

HN
(Legal Research and Assessment of urgency
The Establishment of legisla on)

Noor Muhammad Aziz, S.H., M.H., M.M.

BP
Kepala Pusat Peneli an dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional,
Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI

Abstrak
Dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan, peneli an
merupakan aspek pen ng dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, disamping aspek

ing
dra ing. Karena bukan sesuatu yang mustahil apabila suatu undang-undang dibentuk tanpa didasari
suatu riset yang komprehensif dan mendalam hasilnya akan menuai permasalahan baru. Tulisan ini
akan mengangkat permasalahan mengenai bagaimana manfaat peneli an hukum dalam kegiatan
pembentukan peraturan perundang-undangan. Dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris
ind
ditemukan bahwa peneli an hukum sangat bermanfaat untuk mendukung Naskah Akademik
Rancangan Undang-Undang tertentu, khususnya dalam menuangkan aspek-aspek berkaitan dengan
masalah yuridis, sosiologis dan filosofis. Disamping itu Peneli an Hukum juga bermanfaat untuk
menyusun rencana-rencana pembangunan hukum yang lebih responsif tanpa keluar dari asas-asas
pembentukan hukum. Oleh karena itu op malisasi hasil peneli an untuk pembentukan peraturan
V
perundang-undangan memerlukan langkah-langkah yuridis dimana peneli an perlu dimasukkan
dalam satu alur proses legislasi.
hts

Kata kunci: legislasi, naskah akademik, pengkajian, peneli an, kebijakan, poli k, sosiologis

Abstract
In Law No. 12 Year 2011 on the Establishment Regula on of legisla on, research is an important
ec

aspect in the prepara on of legisla on, as well as aspects of dra ing. For it is not impossible if a
law is based on established without a comprehensive and in-depth research results will reap new
problems. his paper will raise issues about how the benefits of legal research in the ac vi es of the
establishment of laws and regula ons. By using a juridical approach to empirical research found that
lR

the law is very useful to support the Academic Manuscript par cular bill, especially in the pouring
aspects related to legal issues, sociological and philosophical. Besides, Legal Research is also useful to
draw up development plans are more responsive law without depar ng from the principles of the legal
establishment. Therefore, the op miza on results for the forma on of legisla on requiring judicial
na

measures which research needs to be included in the legisla ve process flow.


Keywords: legisla on, academic dra , assessment, research, policy, poli cal, sociological
Jur

17
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

A. Pendahuluan1 dra peraturan perundang-undangan. Hal


Aspek Regulasi pada dasarnya ini pen ng untuk dikaji lebih dalam karena

HN
merupakan komponen in dari se ap bukan sesuatu yang mustahil apabila suatu
pergerakan kehidupan, terlebih dalam hal undang-undang dibentuk tanpa didasari
pengambilan suatu kebijakan. Karena dak suatu riset yang komprehensif dan mendalam
dapat dipungkiri bahwa se ap kebijakan yang hasilnya akan menuai permasalahan

BP
akan dikeluarkan memerlukan perangkat baru, misalnya ditolak masyarakat karena
pendukung se daknya terdapat ga hal bertentangan dengan persepsi masyarakat,
utama perangkat pendukung dari se ap terdapat materi yang bertentangan dengan
kebijakan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), UUD yang menyebabkan diajukan judicial

ing
Sumber Daya Barang, dan Perangkat Regulasi review ke Mahkamah Kons tusi, atau sulit
(peraturan perundang-undangan). diimplementasikan oleh aparat penegak
Penyusunan perangkat regulasi tentu hukum di tengah-tengah masyarakat.
bukan merupakan sesuatu yang paralel dan
menempel dari aspek-aspek pendukung
ind B. Permasalahan
lainnya dari suatu kebijakan. Undang-undang Dari latar belakang di atas, penulisan
No.12 Tahun 2011 (sebagai penggan ini diarahkan untuk menjawab beberapa
Undang-undang No.10 Tahun 2004) permasalahan sebagai berikut:
V
tentang Pedoman Pembentukan Peraturan 1. Apa penger an peneli an hukum dan
perundang-undangan secara teknis telah apa manfaat peneli an hukum dalam
hts

mengatur tentang hal yang berhubungan pembentukan peraturan perundang-


dengan tata cara penyusunan peraturan undangan yang baik?
perundang-undangan. Teknis dan tata cara 2. Bagaimana mekanisme yang tepat dalam
yang dituangkan dalam undang-undang rangka op malisasi hasil peneli an
ec

tersebut lebih banyak menyoro dari aspek bagi kegiatan pembentukan peraturan
dra ing, padahal ada hal-hal yang pen ng perundang-undangan yang baik?
lR

yang perlu mendapat perha an, seper


di mana sumber-sumber atau bahan- C. Metode PeneliƟan
bahan untuk penyusunan dra perundang- Berdasarkan permasalahan dan tujuan
undangan itu didapat atau peneli an apa saja peneli an di atas, tulisan ini menggunakan
na

yang diperlukan sebagai bahan penyusunan pendekatan yuridis empiris2, yaitu

1
Tulisan ini diolah kembali dari makalah yang pernah Penulis sampaikan dalam Forum Dialog: Urgensi Penelitian
Jur

dan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan Sistem Hukum Nasional, tanggal 31 Maret 2011 di Medan, Sumatera
Utara.
2
Penelitian empiris adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti data-data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari masyarakat. Pemikiran empiris ini disebut juga pemikiran sosiologis. Lebih jauh tentang
ini lihat Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normati: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1990), hal. 15.

18
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

pendekatan yang digunakan untuk melihat prinsip-prinsip umum.4 Peneli an sebenar-


gejala-gejala sosial yang berkaitan dengan nya merupakan terjemahan dari “research”.

HN
hukum dalam praktek legislasi di Indonesia. Penger an research awalnya digunakan
Pendekatan yuridis empiris mengkaji untuk peneli an di bidang teknik dan ilmu
bagaimana ketentuan norma f diwujudkan alam. Namun dalam perkembangannya
senyatanya di masyarakat. Peneli an ini juga research juga mulai digunakan dalam ilmu

BP
menggunakan pendekatan yuridis norma f3 ekonomi, ilmu-ilmu sosial dan terakhir
karena menggunakan data sekunder dalam ilmu hukum dan ilmu poli k.5 Dalam
sebagai sumber tambahan, berupa berbagai peneli an yang dilakukan untuk bidang teknik
peraturan perundang-undangan dan dan ilmu pengetahuan alam berbeda dengan

ing
referensi dokumen lain yang terkait dengan peneli an untuk bidang sosial. Peneli an
pengkajian, peneli an dan proses legislasi. bidang teknik dan ilmu pengetahuan alam
Sedangkan dilihat dari sifatnya, peneli an dak memberikan penilaian, tetapi yang
ini termasuk peneli an yang bersifat deskrip f ind dikejar adalah obyek fitasnya karena hanya
anali s yakni akan menggambarkan secara matema k dan ilmu-ilmu alam saja yang
keseluruhan obyek yang diteli secara dianggap dapat menghasilkan ilmu yang
sistema s dengan menganalisis data yang obyek f. Sedangkan pemikiran dan peneli an
diperoleh. di bidang-bidang lainnya, terutama yang
V
menyangkut kehidupan mental manusia, baik
D. Pembahasan sebagai perorangan (psikologi), maupun di
hts

1. PengerƟan PeneliƟan Hukum dan dalam masyarakat (seper sejarah, sosiologi,


Manfaat PeneliƟan Hukum Dalam hukum, poli k dan sebagainya) dak
Pembentukan Perundang-undangan mungkin menghasilkan ilmu, atau merupakan
Peneli an menurut Kamus Besar Bahasa kegiatan ilmiah. Hal itu disebabkan manusia
ec

Indonesia adalah kegiatan pengumpulan, dan masyarakat terlalu cepat berubah-ubah,


pengolahan, analisis, dan penyajian data yang sehingga sulit mengadakan eksperimen
secara berulang-ulang, yang akan dapat
lR

dilakukan secara sistema s dan obyek f untuk


memecahkan suatu persoalan atau menguji menghasilkan hasil peneli an yang sama.6
suatu hipotesis untuk mengembangkankan Research yang semula dipakai dalam ar
peneli an yang digunakan bagi suatu tujuan
na

3
lihat Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, edisi 1, cet. v,
(Jakarta: PT Raja Gra indo Persada, 2001), hal. 13-14; Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan
Jur

Penggunaan Perpustakaan di Dalam dan Penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi Hukum Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 1979) hal.15.
4
Lihat: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cetakan Pertama, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988).
5
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung: Alumni, 1994), hal. 96.
6
Ibid., hal. 97.

19
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

prak s (applied research) biasanya dikaitkan e. Offensive Reseach, yaitu peneli an jang-
dengan “development” atau pengembangan ka panjang dengan maksud menemukan

HN
sehingga dikenal dengan “Research hal-hal baru dalam ilmu pengetahuan,
and Development” atau peneli an dan yang belum diketahui oleh bangsa-
pengembangan (Litbang) dan Perencanaan bangsa lain di dunia, seper peneli an
(Planning). Namun sesuai perkembangannya ruang angkasa.

BP
kata peneli an biasanya desertai dengan f. Service Research, yaitu peneli an untuk
kata keterangan atau kata yang menunjukan memperoleh produksi dan mutu barang
tujuan atau kegunaan peneli an itu, yang lebih baik, menyangkut peneli an
misalnya7: materi, maupun yang mengenai orang,

ing
a. Basic Research, yaitu peneli an yang organisasi dan struktur perusahaan atau
bertujuan memperoleh dasar-dasar jawatan.
atau asas-asas baru suatu cabang ilmu
Berdasarkan materi metodologi
tertentu, sehingga peneli an semacam
ini dak secara langsung (tetapi hanya
ind peneli an yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang diku p
secara dak langsung) bermanfaat
oleh Sunarya Hartono menyebutkan
bagi prak k. Karena itu basic research
macam-macam peneli an yang dikenal yaitu
diterjemahkan menjadi peneli an
V
peneli an historis, peneli an deskrip f,
murni.
peneli an perkembangan, peneli an
b. Applied Reseach, yaitu peneli an
hts

kasus dan peneli an lapangan, peneli an


yang dilakukan dengan maksud
korelasional, peneli an eksperimental
supaya hasilnya secara langsung dapat
sungguhan, dan peneli an eksperimental
diterapkan ke dalam prak k atau di
semu atau peneli an ndakan. Sedang tugas
dalam proses produksi. Oleh karena itu
ec

ilmu dan peneli an adalah:


peneli an terapan ini biasanya dilakukan
a. menggambarkan secara jelas dan cermat
oleh perusahaan-perusahaan dan
hal-hal yang dipersoalkan;
jawatan-jawatan, bekerjasama dengan
lR

b. menerangkan kondisi-kondisi yang


universitas-universitas.
mendasari peris wa;
c. Deskrip ve Research/Survey, yaitu
c. menyusun teori, ar nya mencari dan
peneli an yang menganalisis data-data
na

merumuskan dalil-dalil (hukum-hukum


yang dikumpulkan, serta melaporkannya
atau kausalitas mengenai hubungan
sekedar untuk informasi baru.
antara kondisi yang satu dan kondisi
d. Diagnos c atau Prescrip ve Research,
Jur

yang lain, atau hubungan antara satu


yaitu peneli an untuk menemukan cara
peris wa dengan peris wa yang lain);
bagaimana mengatasi suatu masalah.

7
Ibid., hal. 100-102.

20
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

d. membuat prediksi, atau ramalan, disiplin atau sistem ajaran tentang kenyataan
es masi dan proyeksi peris wa- (ar yang ke-2 dari pandangan Soerjono

HN
peris wa yang akan (bakal) terjadi, atau Soekanto), atau sebagai perilaku yang teratur
gejala-gejala yang akan mbul; dan ajeg (ar yang ke-8), bahwa benar dapat
e. melakukan pengendalian atau peng- dilakukan peneli an empiris sosiologis
arahan, yaitu melakukan ndakan- terhadap Hukum itu. Sedang apabila hukum

BP
ndakan guna mengendalikan atau itu dianggap sebagai “petugas” (ar ke-6),
mengarahkan peris wa-peris wa atau proses (ar ke-7) sebagai lembaga hukum
gejala-gejala tertentu ke arah yang (legal ins tu on), atau sebagai tata hukum
dikehendaki. posi f (ar ke-4), peneli an hukum historis

ing
deskrip f, peneli an kasus, peneli an
Peneli an hukum sebenarnya berasal
korelasional atau peneli an kausal-kom-
dari dua kata yaitu peneli an8 dan hukum9.
para f dapat diadakan.11
Peneli an hukum adalah suatu proses untuk ind Akan tetapi, peneli an perkembangan
memperoleh data dan informasi tentang
(development research), peneli an dasar
norma atau kaedah hukum, bila sesuatu
(basic research), dan peneli an terapan
materi hukum telah diatur dalam peraturan
lainnya yang menyangkut hukum daklah
perundang-undangan, dan aspek-aspek
dapat dilakukan menurut metode-metode
V
hukum/kebutuhan hukum masyarakat
peneli an sosial, tetapi membutuhkan
tentang sesuatu materi yang belum diatur
metode peneli an yang berbeda dan khas,
hts

kemudian ingin untuk diatur sebagai ius


yang sesuai dengan objek atau materi hukum
cons tuendum.10 Melihat banyaknya
itu sendiri, yaitu norma-norma hukum. Oleh
penger an atas hukum, maka pendekatan
karena itu, perlu sekali dibedakan antara
peneli an yang dilakukan juga berbeda.
peneli an hukum dan peneli an sosial.12
ec

Apabila hukum dianggap sebagai suatu

8
Pengertian seperti yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : kegiatan pengumpulan,
lR

pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkankan prinsip-prinsip umum. Sedang dalam kajian
BPHN tentang Kedudukan dan Peranan Penelitian Hukum Dalam Proses Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan dikatakan bahwa penelitian adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu.
9
Soerjono Soekanto misalnya mengartikan hukum sebagai :1) Hukum dalam arti ilmu (pengetahuan) hukum; 2)
Hukum dalam arti disiplin atau sistem ajaran tentang kenyataan; 3) Hukum dalam arti kaidah atau norma; 4)
na

Hukum dalam arti tata hukum atau hukum positif tertulis; 5) Hukum dalam arti keputusan pejabat; 6) Hukum
dalam arti petugas; 7) Hukum dalam arti proses pemerintah; 8) Hukum dalam arti perilaku yang teratur atau
ajeg; 9) Hukum dalam arti jalinan nilai-nilai. Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja menambahkan bahwa hukum
mempunyai arti Lembaga Hukum Masyarakat.
10
BPHN, Pengkajian Hukum tentang Kedudukan dan Peranan Penelitian Hukum Dalam Proses Pembentukan
Jur

Peraturan Perundang-undangan, Tahun 1999, hal.17.


11
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 118.
12
Menurut Sunaryati Hartono saat ini memang banyak sarjana, baik dari kalangan sarjana sosiologi maupun dari
kalangan sarjana hukum sendiri, masih mengira bahwa karena ilmu hukum dikelompokkan ke dalam ilmu-ilmu
sosial, metode penelitian Hukum juga (harus) sama dengan metode peneltian yang digunakan untuk penelitian
empiris sosiologis.

21
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

Macam-macam peneli an hukum 6) Penel an untuk mengetahui tentang


yang dilakukan antara lain dapat dibedakan keadaan hukum yang sebenarnya

HN
sebagai berikut13: (penerapan hukum);
a. Menurut bidang hukum yang diteli 7) Peneli an tentang kesadaran hukum
misalnya : suatu golongan atau kelompok
1) Peneli an Hukum Adat; masyarakat;

BP
2) Peneli an Hukum Pidana; 8) Peneli an untuk menentukan
3) Peneli an Hukum Perdata; kebijaksanaan pemerintah di dalam
4) Peneli an Hukum Dagang; salah satu bidang hukum;
5) Peneli an Hukum Publik 9) Peneli an untuk menyusun

ing
Internasional; rancangan Pembangunan hukum
6) Peneli an Hukum Tata Negara; (jangka panjang);
7) Peneli an Hukum Adminstrasi
Negara; c. Menurut metode dan cara penulisan/
8) Peneli an Hukum Perselisihan;
ind penyajian peneli an:
9) Peneli an Hukum Agraria; 1) Peneli an deskrip f;
10) Peneli an Hukum Laut; 2) Peneli an editoral;
11) Peneli an Hukum Lingkungan; 3) Peneli an tentang perwatakan
V
12) Peneli an Hukum Angkasa; (charakterisketch);
13) dan sebagainya. 4) Peneli an reflek f;
hts

5) Peneli an eksplora f;
b. Menurut kegunaan hasil peneli an: 6) Peneli an kri s
1) Peneli an untuk keperluan peme-
riksaan perkara di muka pengadilan, Menurut Sunarya Hartono, kiranya sulit
ec

yang dilakukan oleh: Polisi, Jaksa, diterima, bahwa untuk sekian banyak macam
Pengacara, Hakim. peneli an hanya satu metode peneli an
2) Peneli an yang dilakukan oleh saja yang paling cocok dan benar. Hal ini
lR

konsultan hukum untuk keperluan dikarenakan ragam peneli an dan penulisan


negosiasi; itu biasanya dak muncul dalam bentuk yang
3) Inventarisasi Perundang-undangan; murni, tetapi menunjukan sifat condong
na

4) Inventarisasi Jurisprudensi; ke arah (overheersend) salah satu bentuk


5) Penelitan untuk kepen ngan peneli an. Oleh karena itu kecenderungan
pendidikan dan pengajaran; yang terjadi adalah14:
Jur

13
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 118-121.
14
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 121.

22
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

a. Para peneli dak menggunakan satu hukum dapat berlaku dengan baik ditengah-
metode peneli an dan/atau satu gaya tengah masyarakatnya.

HN
penulisan saja. Akan tetapi, para peneli Kita dak dapat menjelaskan tentang
menggunakan suatu kombinasi dari efek fitas hukum tanpa membicarakan
beberapa metode peneli an dan gaya lebih dahulu tentang hukum dalam tataran
penulisan secara serentak. norma ve (law in books) dan hukum dalam

BP
b. Metode-metode peneli an yang tataran realita (law in ac on), sebab tanpa
dikombinasikan itu bergantung kepada: membandingkan kedua variable ini adalah
1) subjek peneli an (materi dak mungkin untuk mengukur ngkat
peneli an); efek fitas hukum. Donald Black berpendapat

ing
2) tujuan peneli an (objek peneli an); bahwa efek fitas hukum adalah masalah
3) besar kecilnya dana peneli an; pokok dalam sosiologi hukum yang diperoleh
4) sarana peneli an yang tersedia; dengan cara memperbandingkan antara
5) tenaga peneli yang tersedia; ind realitas hukum dalam teori, dengan realitas
6) waktu peneli yang tersedia; hukum dalam praktek sehingga nampak
7) lingkungan/tempat peneli dilaku- adanya kesenjangan antara keduanya16.
kan. Hukum dianggap dak efek f jika terdapat
perbedaan antara keduanya. Untuk mencari
V
Memandang hukum sebagai suatu
solusinya, langkah apa yang harus dilakukan
sistem biasanya akan melihat kepada
untuk mendekatkan kenyataan hukum (das
hts

keberadaan sistem hukum nasional


sein) dengan ideal hukum (das sollen) agar 2
sebagaimana dikemukakan oleh W.
(dua) variable (law in books dan law in ac on)
Friedman, yakni terdiri atas Materi Hukum
menjadi sama? Pertanyaan berikutnya
(Legal Substance), Struktur (Legal Structure)
adalah manakah yang harus berubah dari
ec

dan Budaya Hukum (Legal Culture).15


kedua variable tersebut, apakah hukumnya
Di sisi lain sistem hukum juga dipahami akan
yang harus diubah agar sesuai dengan
mencakup sarana dan prasarana dari hukum
tuntutan masyarakat atau sebaliknya, yaitu
lR

itu sendiri.
ngkah laku masyarakat yang harus berubah
Sesuai dengan keberadaan hukum
mengiku kehendak hukum?
secara filosofis, sosiologis, dan yuridis, maka
Untuk menjawab pertanyaan tersebut
na

korelasi dari kedua teori tersebut dalam


harus terlebih dahulu dilakukan peneli an
suatu sistem hukum nasional adalah dengan
hukum, apakah dalam bentuk peneli an
melihat sejauhmana effek fitas suatu sistem
hukum norma f atau peneli an hukum
Jur

15
Friedman W, Legal Theory, Fifth Edition, (New York: Columbia University Press, 1967). hal. 29.
16
Soerjono Soekanto tentang Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, dalam buku Zulfadli Barus, Berϔikir Kritis dan
Sistemik Dalam Filsafat Hukum, (Jakarta: CELS, 2004), hal. 48.

23
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

sosiologis. Peneli an hukum yang dilakukan Bilamana terjadi inefek fitas hukum
dengan cara meneli bahan pustaka atau karena adanya kesenjangan antara law in

HN
data sekunder belaka dinamakan peneli an books dan law in ac on, maka perubahan-
hukum norma f dan peneli an yang meneli perubahan pun diperlukan. Sebelum
data primer disebut peneli an hukum dilakukan perubahan tentu harus dilakukan
sosiologis.17 peneli an.

BP
Peneli an hukum norma f adalah Menurut Soetandyo “Peneli an Hukum”
peneli an yang menganalisis hubungan adalah seluruh upaya untuk mencari dan
mbal balik antara fakta hukum dengan menemukan jawaban yang benar (right
fakta sosial dimana hukum dilihat sebagai answer) dan/atau jawaban yang tak sekali-

ing
independent variable dan fakta sosial kali keliru (true answer) mengenai suatu
dilihat sebagai dependent variable. Dengan permasalahan hukum19. Peneli an akan
demikian peneli an jenis ini bermula dari kian terasa diperlukan apabila kian banyak
norma-norma hukum baru menuju ke fakta- saja permasalahan bermunculan dalam
fakta. Bila ternyata ada kesenjangan antara
ind kehidupan. Semakin kompleks suatu
keduanya, maka yang harus diubah adalah kehidupan sejalan dengan kian maraknya
fakta-fakta sosial agar sesuai dengan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
keinginan hukum sebab diasumsikan bahwa sehubungan dengan itu kian banyak pula
V
hukum telah lengkap dan final sehingga bermunculan masalah-masalah di dalam
yang harus diubah adalah fakta sosialnya. kehidupan hukum akan semakin banyak pula
hts

Jadi, hukum di sini berfungsi sebagai alat diperlukan peneli an dengan hasil-hasil yang
keter ban sosial. Itulah sebabnya peneli an cermat, berketerandalan dan sahih untuk
ini disebut juga dengan peneli an hukum menjelaskan serta menjawab permasalahan
doktrinal, sehingga bersifat kualita f. yang ada20.
ec

Dengan bantuan ilmu-ilmu sosial, Menurut pandangan Sunarya Hartono,


peneli an hukum diperkaya dengan peneli an hukum norma f, merupakan
kemungkinan dipergunakannya metode kegiatan sehari-hari seorang sarjana hukum.
lR

dan teknik yang lazim dipergunakan dalam Bahkan, peneli an hukum yang bersifat
peneli an ilmu-ilmu sosial, sehingga norma f hanya mampu dilakukan oleh
memungkinkan dilakukannya peneli an seorang sarjana hukum. Sebagai seorang
na

hukum siologis atau sociological research.18 yang sengaja dididik untuk memahami dan

17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: CV Radjawali,
Jur

1985), hal. 15.


18
Ronny Hanitijo Soemitro, Masalah-Masalah Sosiologi Hukum, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 110.
19
Soetandyo Wignyosoebroto, Sebuah Pengantar Ke arah perbincangan tentang Pembinaan Penelitian Hukum
Dalam PJP II (Makalah), Disampaikan pada Seminar Akbar 50 Tahun Pembinaan Hukum Sebagai Modal Bagi
Pembangunan Hukum Nasional Dalam PJP II, Juli 1995.
20
Ibid.,

24
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

menguasai disiplin hukum. Oleh karena apabila kita mencari asas hukum, teori
itu, peneli an hukum norma f bukanlah hukum, dan sistem hukum, terutama

HN
merupakan hal yang baru bagi dosen Fakultas dalam hal penemuan dan pembentukan
Hukum. Akan tetapi, karena bertahun-tahun asas-asas hukum baru pendekatan
terjadi salah paham, seakan-akan peneli an hukum yang baru, dan sistem hukum
hukum yang bersifat ilmiah harus bersifat nasional (yang baru).

BP
Socio yuridis atau socio legal, rasanya kini f. Untuk menyusun rancangan undang-
perlu disadari kembali betapa pen ngnya undang, atau peraturan perundang-
metode peneli an norma f itu.21 undangan (termasuk keputusan-
Beberapa kegunaan dari metode keputusan) yang baru (legisla ve

ing
peneli an hukum norma f dapat dilihat dra ing)
22
sebagai berikut : g. Untuk menyusun rencana-rencana
a. Untuk mengetahui atau mengenal pembangunan hukum, baik rencana
apakah dan bagaimanakah hukum ind jangka pendek dan jangka menengah,
posi fnya mengenai suatu masalah yang tetapi terlebih-lebih untuk menyusun
tertentu dan ini merupakan tugas semua rencana jangka panjang.
sarjana hukum.
b. Untuk dapat menyusun dokumen- Metode peneli an norma f dapat
V
dokumen hukum (seper gugatan, digunakan sebagai satu-satunya metode
tuduhan, pembelaan, putusan peneli an, seper yang dapat dilakukan dalam
hts

pengadilan, akta notaris, ser fikat, kegiatan 1,2,3,4 dan 5. Peneli an seper itu
kontrak dan sebagainya) yang diperlukan merupakan peneli an yang monodisipliner.
oleh masyarakat. Hal ini menyangkut Akan tetapi, metode peneli an norma f
pekerjaan notaris, pengacara, jaksa, tu dapat digunakan bersama-sama dengan
ec

hakim, dan pejabat (government metode peneli an lain, misalnya, bersama-


lawyers). sama dengan metode peneli an sosial.
c. Untuk menulis makalah/ceramah atau Hal ini merupakan condi o sine qua
lR

buku hukum. non apabila kita hendak menyusun RUU


d. Untuk dapat menjelaskan atau (lihat bu r 6), atau hendak menyusun suatu
menerangkan kepada orang lain apakah rencana pembangunan hukum (bu r 7).
na

dan bagaimanakah hukumnya mengenai Akan tetapi, dalam peneli an mengenai


peris wa atau masalah yang tertentu. dampak suatu lembaga hukum dalam
e. Untuk melakukan peneli an dasar (basic masyarakat, atau peneli an hukum yang
Jur

research) di bidang hukum, khususnya menyangkut pembangunan hukum masa

21
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 139-140.
22
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 140.

25
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

depan (futuris k atau an sipatoris), juga d. Peneli an hukum untuk menulis


diperlukan metode peneli an tentang masa makalah sebagai kerangka acuan diskusi

HN
depan (futurologi), metode peneli an hukum atau seminar.
norma f disamping metode peneli an sosial e. Peneli an hukum untuk menyusun
atau metode peneli an sosial legal. Dengan naskah akademik suatu RUU baru.
demikian, kegiatan-kegiatan seper itu f. Peneli an hukum untuk menemukan

BP
merupakan kegiatan yang interdisipliner. suatu kebijaksanaan (Policy) Pemerintah
Disamping hal-hal diatas, peneli an yang baru, yang sebaiknya diambil
hukum masih dapat dibedakan menjadi dalam sektor pembangunan yang
Peneli an hukum monodisipliner dan tertentu, misalnya peneli an hukum

ing
Peneli an hukum interdisipliner23. Disamping mengenai Kebijaksanaan di bidang
itu ada hal lain yang menjadi pembeda hukum Perhubungan, atau di bidang
seper : perumahan, dan sebagainya.
a. Peneli an hukum dalam rangka tugas- g. Peneli an hukum untuk menentukan
tugas di bidang hukum
ind
(notaris, rencana pembangunan hukum, misalnya
pengacara, pejabat, jaksa, dsb). untuk menentukan bidang hukum apa
a. Peneli an hukum untuk mencapai saja yang perlu dikembangkan dalam
jenjang kesarjanaan yang tertentu lima tahun mendatang supaya perangkat
V
(misalnya laporan pendidikan klinis Hukum Indonesia siap menampung dan
hukum S1, S2, S3). mengayomi berbagai kebutuhan yang
hts

b. Peneli an hukum untuk pendalaman dan akan mbul.


pengembangan ilmu hukum (penulisan,
textbook, monografi, dan peneli an Peneli an hukum tersebut dalam bu r 1,
untuk mempelajari asas-asas hukum 2, 3, 4, dan 5 biasanya merupakan peneli an
ec

posi f atau untuk mengembangkan hukum monodisipliner, walaupun ada juga


asas-asas hukum yang baru), termasuk tesis (S2) atau disertasi (S3), monograf atau
peneli an dasar/Basic research). makalah yang bersifat mul disipliner atau
lR

c. Peneli an hukum untuk menyusun interdisipliner.


bahan-bahan peneli an hukum yang Akan tetapi, peneli an hukum untuk
baru, seper penyusunan inventarisasi, menyusun naskah akademik RUU (bu r
na

ensiklopedi hukum, kamus hukum, 6) dan untuk menemukan kebijaksanaan


komentar terhadap peraturan apa yang diperlukan untuk pengembangan
perundang-undangan, komentar sektor pembangunan yang tertentu (bu r
Jur

terhadap putusan pengadilan, dan 7), -apalagi untuk mengadakan perencanaan


sebagainya. hukum atau legal planning (bu r 8) senan asa

23
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 142-143.

26
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

harus merupakan peneli an interdisipliner peraturan perundang-undangan, karena


(karena selalu menyinggung masalah peneli an hukum akan dapat memecahkan

HN
kegunaan/manfaat RUU atau kebijaksanaan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
yang bersangkutan) apabila peneli an ini substansi peraturan perundang-undangan,
benar-benar ingin berbobot dan hasilnya khususnya dalam menjawab aspek-aspek
dapat dilaksanakan. yang berkaitan dengan masalah yuridis,

BP
Disamping itu peneli an hukum juga sosiologis dan filosofis. Selain itu, peneli an
24
dibedakan dalam : juga bermanfaat untuk menyusun rencana-
a. Peneli an hukum murni, misalnya untuk rencana pembangunan Hukum yang lebih
mengembangkan suatu teori. responsif, baik rencana jangka pendek dan

ing
b. Peneli an terapan yang lebih memen- jangka menengah, dan terlebih-lebih untuk
ngkan aksiologi seper penyusunan menyusun rencana jangka panjang.
naskah akademik RUU, dan sebagainya. Manfaat yang begitu besar dari peneli an

Selanjutnya dapat juga dibedakan


ind diharapkan dapat membantu para dra er

antara peneli an hukum yang merupakan dalam pembentukan peraturan perundang-

peneli an: undangan yang lebih responsif tanpa keluar


dari asas-asas pembentukan hukum. Dengan
a. Sejarah Hukum;
kata lain bahwa hasil peneli an diharapkan
b. Hukum posi f;
V
mampu membentuk naskah akademik yang
c. Perbandingan hukum; dan
berkualitas karena di dalamnya memuat
hts

d. Hukum yang akan datang (futuris c).


latar belakang pemikiran, landasan filosofis,
Berdasarkan berbagai penger an
sosiologis, yuridis, dan tujuan pembentukan
dan pembagian peneli an hukum di atas
suatu RUU, dan naskah akademik, juga
maka para peneli dapat memilih atau
berfungsi sebagai sarana informasi anali s,
ec

menggunakan metode mana yang ideal


serta forecas ng atas suatu RUU sehingga
dalam suatu peneli an, yang pen ng
kelak undang-undang yang dibentuk itu
hasil peneli annya dapat dipahami
punya kualitas sesuai dengan kondisi dan
lR

dan bermanfaat dalam pembentukan


kebutuhan masyarakat
peraturan perundang-undangan yaitu
untuk mengetahui atau mengenal apa dan 2. Mekanisme dan OpƟmalisasi Pene-
na

bagaimanakah latar belakang mengenai liƟan Hukum dalam Penyusunan


suatu masalah hukum tertentu secara Peraturan Perundang-undangan
komprehensif sebagai bahan Naskah
Untuk mengetahui peran peneli an
Jur

Akademik RUU. Peneli an hukum dirasakan


dalam penyusunan peraturan perundang-
peranannya dalam pelaksanaan penyusunan
undangan, maka sebaiknya diketahui apa

24
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 144.

27
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan a. Tahap Pra-Legislasi.


peneli an hukum ini, serta mekanisme Dalam Tahap Pra Legislasi akan dilalui

HN
pentahapan pembentukan legislasinya. proses: (i) Perencanaan RUU; (ii) Persiapan
Berdasarkan hasil kajian BPHN dasar dari penyusunan Rancangan Undang-undang
pelaksanaan kegiatan peneli an baru diatur yang terdiri dari Pengkajian, Peneli an,
secara jelas semenjak tahun 1993, yaitu dan penyusunan naskah akademik; (iii)

BP
dalam TAP MPR No. II/MPR 1993 tentang Teknik Penyusunan Rancangan Undang-
25
GBHN. Begitu juga dalam Peraturan Presiden undang yang terdiri dari pengajuan Izin
Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 tentang Prakarsa kepada Presiden, Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rancangan Undang-undang Antar

ing
(RPJM) Tahun 2004 –2009 dikatakan bahwa Kementerian, dan Sosialisasi Rancangan
kegiatan peneli an diperlukan dalam rangka Undang-undang yang dilanjutkan dengan
pembentukan hukum, khususnya untuk finalisasi penyusunan Rancangan Undang-
dapat lebih memahami kenyataan yang ada undang; dan (iv) Perumusan RUU yang
dalam masyarakat. Dalam Undang-undang
ind terdiri dari Teknis Penyusunan Rancangan
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Undang-undang dan penyampaian
Peraturan Perundang-undangan juga secara Amanat Presiden kepada Ketua Dewan
implisit menyinggung mengenai peneli an Perwakilan Rakyat. Jadi kegiatan peneli an
V
hukum ini. dan pengkajian dilakukan pada tahap pra-
Pembentukan hukum secara umum legislasi sebagai langkah pendahuluan
hts

dikenal sebagai pembentukan peraturan sebelum penyusunan naskah akademik


26
perundang-undangan. Pelaksanaan pem- guna mendapatkan bahan baku untuk
bentukan peraturan perundang-undangan menyusun naskah akademik dimaksud,
biasanya dilakukan dengan memperbaharui kemudian dituangkan dalam naskah RUU
ec

peraturan yang telah ada yang dikenal dengan sebelum diserahkan ke DPR.
“dimensi pembaharuan” dan membuat
b. Tahap Legislasi
peraturan yang sama sekali baru yang dikenal
lR

dengan “dimensi penciptaan”. Dalam Tahap Legislasi akan dilalui


Penyusunan peraturan perundang- proses: (i) Pembahasan Rancangan
undangan, khususnya undang-undang dalam Undang-undang Oleh DPR; (ii)
na

pelaksanaannya terbagi dalam 3 ( ga) tahap, Pengesahan RUU Oleh Presiden; dan
yaitu Tahap Pra-Legislasi, Tahap Legislasi, (iii) Pengundangan Rancangan Undang-
dan Tahap Pasca Legislasi. undang menjadi Undang-undang.
Jur

25
Lihat : Pengkajian tentang Peranan dan Kedudukan Penelitian Hukum Dalam Proses Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan, (Jakarta: Puslitbang BPHN, Tahun 1999).
26
Lihat Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

28
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

c. Tahap Pasca Legislasi sosial, manajerial poli k, ekononomi, agama,


Dan pada Tahap Pasca Legislasi akan hankam dll. Dari pengkajian tersebut dapat

HN
dilalui proses: (i) Pendokumentasian tersimpulkan cara bagaimana kita sebaiknya
Undang-undang; (ii) Penyebarluasan mengatasi masalah hukum yang kita hadapi,
Undang-undang; (iii) Penyuluhan Undang- mekanisme apa yang perlu di ngkatkan,
undang; (iv) Penerapan Undang-undang; atau sarana dan prasarana yang diperlukan.27

BP
dan (v) Harmonisasi Undang-undang. Karenanya sebagian besar dari pengkajian
hukum justru dimaksudkan untuk mengkaji :
Melihat tahapan pelaksanaan 1) Masalah-masalah hukum apa yang
penyusunan undang-undang di atas, maka terjadi di dalam masyarakat, dan

ing
peneli an sebenarnya sebagai sub sistem bagaimana mengatasinya;
penyusunan suatu undang-undang, yaitu 2) Bagaimana kita dapat dan harus
pada tahap pra-legislasi, sebagai rangkaian mewujudkan dan menyempurnakan
yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam ind Sistem Hukum Nasional kita, yang
sistem penyusunan undang-undang yaitu mencakup Budaya Hukum, Materi
sebagai langkah pendahuluan. Dalam proses Hukum, Lembaga dan Aparatur serta
penyusunan peraturan perundang-undangan Sarana dan Prasarana Hukum;
bagian yang menjadi sangat pen ng dan dak 3) Bagaimana kita dapat mempercepat
V
boleh terabaikan adalah melihat pada hasil- proses pembangunan hukum;
hasil peneli an dan pengkajian serta naskah 4) bagaimana kita harus merencanakan
hts

akademik yang pernah dilakukan, karena hasil pembangunan hukum Nasional kita dan
pelaksanaan dari ke ga kegiatan tersebut akan menyusun Rencanna Pembangunan
sangat menentukan kualitas dari rancangan hukum Nasional jangka panjang, jangka
peraturan perundang-undangan yang akan menengah dan jangka pendek;
ec

disusun. 5) memonitor dan mengevaluasi penerapan


Berdasarkan pola pikir dan kerangka UU baru di dalam masyarakat;
pembangunan hukum yang disusun oleh
lR

BPHN kegiatan pengkajian adalah kegiatan Dalam kaitannya dengan pembentukan


penginventarisasian berbagai permasalahan materi hukum jika hasil pengkajian
hukum yang mbul di dalam masyarakat, menyimpulkan, bahwa diperlukan peraturan
na

oleh karena itu njauannya bersifat inter atau pranata atau hukum yang baru, maka
dan mul disipliner. Dalam pengkajian harus dilakukan peneliƟan yang lebih menekankan
dapat diiden fikasikan berbagai dimensi pada peneli an norma f, yang digabung
Jur

masalah yang melipu aspek teknologi,

27
BPHN, Departemen Kehakiman RI, Pola Pikir dan Kerangka Sistem Hukum Nasional Serta Rencana Pembangunan
Hukum Jangka Panjang, 1995/1996, hal. 100.

29
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

dengan pendekatan sosio-legal dan baiknya, baik yang dilakukan oleh Badan
perbandingan hukum28. Pembinaan Hukum Nasional, maupun oleh

HN
Peneli an adalah suatu kegiatan lembaga-lembaga peneli an lainnya.
yang dilakukan menurut metode ilmiah
yang sistema k untuk menemukan data E. Penutup
atau informasi, dan atau teknologi baru, 1. Kesimpulan

BP
membuk kan kebenaran atau ke dakbenaran
a.1. Terdapat beragam penger an
hipotesa, sehingga dapat dirumuskan
peneli an hukum, yang kesemuanya
teori atau proses gejala alam atau sosial.
itu mengarah pada suatu proses
Bertolak dari penger an peneli an tersebut,
mencari jawab atas permasalahan

ing
maka peneli an hukum bertujuan untuk
hukum. Peneli an hukum pada
memperoleh data dan informasi tentang
dasarnya adalah seluruh upaya
proses gejala sosial tentang aspek-aspek
untuk mencari dan menemukan
hukum dari materi yang diteli .
Data dan informasi itu dapat berupa
ind jawaban yang benar (right answer)
dan/atau jawaban yang tak sekali-
aspek-aspek hukum dari perkembangan
kali keliru (true answer) mengenai
kebutuhan hukum masyarakat terhadap
suatu permasalahan hukum
suatu materi yang telah diatur, atau dapat
a.2. Manfaat peneli an hukum
V
pula berupa aspek-aspek hukum/ kebutuhan
dalam pembentukan peraturan
hukum baru masyarakat terhadap materi yang
hts

perundang-undangan adalah untuk


belum pernah diatur.
mendapatkan bahan baku (raw
Berdasarkan data dan informasi
material) dari seluruh aspek baik
yang lengkap yang diperoleh dari hasil-
yuridis, sosiologis maupun filosofis
hasil peneli an/pengkajian hukum itulah
ec

secara lengkap dan akurat yang


kemudian dilakukan penyusunan naskah
kemudian dijadikan bahan untuk
akademik yang akan menjadi embrio
penyusunan Naskah Akademik,
dari suatu rancangan undang-undang.
lR

dan dari naskah akademik tersebut


Penyusunan suatu naskah rancangan undang-
kemudian dituangkan dalam bentuk
undang yang dak didasarkan pada data dan
pasal-pasal dalam suatu rancangan
informasi yang lengkap dan akurat akan sulit
na

undang-undang. Peneli an hukum


untuk dapat dipertanggung jawabkan baik
tersebut akan dapat memecahkan
dari segi prak s maupun dari segi ilmiah.
persoalan-persoalan yang berkaitan
Berdasarkan hal tersebut sangat perlu
dengan substansi peraturan
Jur

peneli an hukum diefek an dengan sebaik-


perundang-undangan, sehingga

28
Ibid.

30
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

dapat memperlancar proses hukum dimasukkan dalam satu alur


pembahasan di DPR, dan dapat proses legislasi karena pengkajian,

HN
memprediksi bahwa undang-undang peneli an dan penyusunan
tersebut akan dapat diterapkan naskah akademik adalah kegiatan
secara efek f di masyarakat, atau serumpun yang menghimpun data
dengan kata lain dapat membantu dan informasi bagi permulaan

BP
para dra er dalam pembentukan penyusunan peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan undangan.
yang lebih responsif tanpa keluar
dari asas-asas pembentukan 2. Saran

ing
hukum.
a. Untuk efek fnya kegiatan-kegiatan
b. Sedangkan mekanisme dalam rangka
peneli an hukum yang dilakukan,
op malisasi hasil peneli an bagi
maka perlu diusahakan :
kegiatan pembentukan peraturan ind 1) koordinasi peneli an hukum;
perundang-undangan perlu ada
2) peningkatan kemampuan tenaga
langkah-langkah juridis untuk
fungsional peneli hukum;
mengakomodasi peran peneli an
3) adanya suatu sistem peneli an
secara lebih jelas dalam peraturan
V
hukum yang baik;
perundang-undangan. Di dalam
4) adanya kesatuan faham di an-
aturan yang mengatur tentang
hts

tara peneli hukum mengenai


Penyusunan Peraturan Perundang-
konsepsi atau metode yang
undangan saat ini belum disebutkan
semes nya dipergunakan da-
secara lebih eksplisit mengenai
lam peneli an hukum untuk
peneli an dan peran peneli an
ec

keperluan pembentukan per-


hukum. Padahal disadari bahwa
aturan perundang-undangan;
agar produk peraturan perundang-
undangan kita baik dan berkualitas b. Untuk lebih menjamin agar hasil
lR

perlu adanya mekanisme yang peneli an hukum dapat lebih


komprehensif dalam pembentukan berguna dalam penyusunan, baik
peraturan perundang-undangan dalam naskah akademik maupun
na

yang diawali dengan kegiatan rancangan undang-undang, para


peneli an, pengkajian, penyusunan peneli dianjurkan memahami
naskah akademik, yang kemudian juga teknis dra ing peraturan
Jur

dituangkan dalam dra RUU, atau perundang-undangan.


dengan kata lain bahan-bahan
kegiatan peneli an dan pengkajian

31
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012

DAFTAR PUSTAKA

HN
Barus, Zulfadli, Berfikir Kri s dan Sistemik Dalam Filsafat Hukum, (Jakarta: CELS, 2004)
BPHN, Departemen Kehakiman RI, Pola Pikir dan Kerangka Sistem Hukum Nasional Serta Rencana
Pembangunan Hukum Jangka Panjang, 1995/1996.

BP
BPHN, Pengkajian Hukum tentang Kedudukan dan Peranan Peneli an Hukum Dalam Proses
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Tahun 1999.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
Cetakan Pertama, 1988).
Friedman, W, Legal Theory, Fi h Edi on, (New York: Columbia University Press, 1967).

ing
Hartono, CFG Sunarya , peneli an Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung: Alumni,
1994).
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudi, Peneli an Hukum Norma f Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta:
ind
CV Radjawali, 1985).
Soemitro, Ronny Hani jo, Masalah-masalah Sosiologi Hukum, (Bandung: Sinar Baru, 1989)
Wignyosoebroto, Soetandyo, Sebuah Pengantar Ke arah perbincangan tentang Pembinaan
Peneli an Hukum Dalam PJP II (Makalah), pada Seminar Akbar 50 Tahun Pembinaan Hukum
Sebagai Sebagai Modal Bagi Pembangunan Hukum Nasional Dalam PJP II, Juli 1995.
V
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara 1945 Beserta Perubahannya.
hts

Republik Indonesia, Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
ec
lR
na
Jur

32

Anda mungkin juga menyukai