104 206 1 PB
104 206 1 PB
HN
(Legal Research and Assessment of urgency
The Establishment of legisla on)
BP
Kepala Pusat Peneli an dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional,
Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI
Abstrak
Dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan, peneli an
merupakan aspek pen ng dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, disamping aspek
ing
dra ing. Karena bukan sesuatu yang mustahil apabila suatu undang-undang dibentuk tanpa didasari
suatu riset yang komprehensif dan mendalam hasilnya akan menuai permasalahan baru. Tulisan ini
akan mengangkat permasalahan mengenai bagaimana manfaat peneli an hukum dalam kegiatan
pembentukan peraturan perundang-undangan. Dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris
ind
ditemukan bahwa peneli an hukum sangat bermanfaat untuk mendukung Naskah Akademik
Rancangan Undang-Undang tertentu, khususnya dalam menuangkan aspek-aspek berkaitan dengan
masalah yuridis, sosiologis dan filosofis. Disamping itu Peneli an Hukum juga bermanfaat untuk
menyusun rencana-rencana pembangunan hukum yang lebih responsif tanpa keluar dari asas-asas
pembentukan hukum. Oleh karena itu op malisasi hasil peneli an untuk pembentukan peraturan
V
perundang-undangan memerlukan langkah-langkah yuridis dimana peneli an perlu dimasukkan
dalam satu alur proses legislasi.
hts
Kata kunci: legislasi, naskah akademik, pengkajian, peneli an, kebijakan, poli k, sosiologis
Abstract
In Law No. 12 Year 2011 on the Establishment Regula on of legisla on, research is an important
ec
aspect in the prepara on of legisla on, as well as aspects of dra ing. For it is not impossible if a
law is based on established without a comprehensive and in-depth research results will reap new
problems. his paper will raise issues about how the benefits of legal research in the ac vi es of the
establishment of laws and regula ons. By using a juridical approach to empirical research found that
lR
the law is very useful to support the Academic Manuscript par cular bill, especially in the pouring
aspects related to legal issues, sociological and philosophical. Besides, Legal Research is also useful to
draw up development plans are more responsive law without depar ng from the principles of the legal
establishment. Therefore, the op miza on results for the forma on of legisla on requiring judicial
na
17
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
merupakan komponen in dari se ap bukan sesuatu yang mustahil apabila suatu
pergerakan kehidupan, terlebih dalam hal undang-undang dibentuk tanpa didasari
pengambilan suatu kebijakan. Karena dak suatu riset yang komprehensif dan mendalam
dapat dipungkiri bahwa se ap kebijakan yang hasilnya akan menuai permasalahan
BP
akan dikeluarkan memerlukan perangkat baru, misalnya ditolak masyarakat karena
pendukung se daknya terdapat ga hal bertentangan dengan persepsi masyarakat,
utama perangkat pendukung dari se ap terdapat materi yang bertentangan dengan
kebijakan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), UUD yang menyebabkan diajukan judicial
ing
Sumber Daya Barang, dan Perangkat Regulasi review ke Mahkamah Kons tusi, atau sulit
(peraturan perundang-undangan). diimplementasikan oleh aparat penegak
Penyusunan perangkat regulasi tentu hukum di tengah-tengah masyarakat.
bukan merupakan sesuatu yang paralel dan
menempel dari aspek-aspek pendukung
ind B. Permasalahan
lainnya dari suatu kebijakan. Undang-undang Dari latar belakang di atas, penulisan
No.12 Tahun 2011 (sebagai penggan ini diarahkan untuk menjawab beberapa
Undang-undang No.10 Tahun 2004) permasalahan sebagai berikut:
V
tentang Pedoman Pembentukan Peraturan 1. Apa penger an peneli an hukum dan
perundang-undangan secara teknis telah apa manfaat peneli an hukum dalam
hts
tersebut lebih banyak menyoro dari aspek bagi kegiatan pembentukan peraturan
dra ing, padahal ada hal-hal yang pen ng perundang-undangan yang baik?
lR
1
Tulisan ini diolah kembali dari makalah yang pernah Penulis sampaikan dalam Forum Dialog: Urgensi Penelitian
Jur
dan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan Sistem Hukum Nasional, tanggal 31 Maret 2011 di Medan, Sumatera
Utara.
2
Penelitian empiris adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti data-data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari masyarakat. Pemikiran empiris ini disebut juga pemikiran sosiologis. Lebih jauh tentang
ini lihat Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normati: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1990), hal. 15.
18
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
hukum dalam praktek legislasi di Indonesia. Penger an research awalnya digunakan
Pendekatan yuridis empiris mengkaji untuk peneli an di bidang teknik dan ilmu
bagaimana ketentuan norma f diwujudkan alam. Namun dalam perkembangannya
senyatanya di masyarakat. Peneli an ini juga research juga mulai digunakan dalam ilmu
BP
menggunakan pendekatan yuridis norma f3 ekonomi, ilmu-ilmu sosial dan terakhir
karena menggunakan data sekunder dalam ilmu hukum dan ilmu poli k.5 Dalam
sebagai sumber tambahan, berupa berbagai peneli an yang dilakukan untuk bidang teknik
peraturan perundang-undangan dan dan ilmu pengetahuan alam berbeda dengan
ing
referensi dokumen lain yang terkait dengan peneli an untuk bidang sosial. Peneli an
pengkajian, peneli an dan proses legislasi. bidang teknik dan ilmu pengetahuan alam
Sedangkan dilihat dari sifatnya, peneli an dak memberikan penilaian, tetapi yang
ini termasuk peneli an yang bersifat deskrip f ind dikejar adalah obyek fitasnya karena hanya
anali s yakni akan menggambarkan secara matema k dan ilmu-ilmu alam saja yang
keseluruhan obyek yang diteli secara dianggap dapat menghasilkan ilmu yang
sistema s dengan menganalisis data yang obyek f. Sedangkan pemikiran dan peneli an
diperoleh. di bidang-bidang lainnya, terutama yang
V
menyangkut kehidupan mental manusia, baik
D. Pembahasan sebagai perorangan (psikologi), maupun di
hts
3
lihat Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, edisi 1, cet. v,
(Jakarta: PT Raja Gra indo Persada, 2001), hal. 13-14; Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan
Jur
Penggunaan Perpustakaan di Dalam dan Penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi Hukum Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 1979) hal.15.
4
Lihat: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cetakan Pertama, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988).
5
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung: Alumni, 1994), hal. 96.
6
Ibid., hal. 97.
19
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
prak s (applied research) biasanya dikaitkan e. Offensive Reseach, yaitu peneli an jang-
dengan “development” atau pengembangan ka panjang dengan maksud menemukan
HN
sehingga dikenal dengan “Research hal-hal baru dalam ilmu pengetahuan,
and Development” atau peneli an dan yang belum diketahui oleh bangsa-
pengembangan (Litbang) dan Perencanaan bangsa lain di dunia, seper peneli an
(Planning). Namun sesuai perkembangannya ruang angkasa.
BP
kata peneli an biasanya desertai dengan f. Service Research, yaitu peneli an untuk
kata keterangan atau kata yang menunjukan memperoleh produksi dan mutu barang
tujuan atau kegunaan peneli an itu, yang lebih baik, menyangkut peneli an
misalnya7: materi, maupun yang mengenai orang,
ing
a. Basic Research, yaitu peneli an yang organisasi dan struktur perusahaan atau
bertujuan memperoleh dasar-dasar jawatan.
atau asas-asas baru suatu cabang ilmu
Berdasarkan materi metodologi
tertentu, sehingga peneli an semacam
ini dak secara langsung (tetapi hanya
ind peneli an yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang diku p
secara dak langsung) bermanfaat
oleh Sunarya Hartono menyebutkan
bagi prak k. Karena itu basic research
macam-macam peneli an yang dikenal yaitu
diterjemahkan menjadi peneli an
V
peneli an historis, peneli an deskrip f,
murni.
peneli an perkembangan, peneli an
b. Applied Reseach, yaitu peneli an
hts
7
Ibid., hal. 100-102.
20
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
d. membuat prediksi, atau ramalan, disiplin atau sistem ajaran tentang kenyataan
es masi dan proyeksi peris wa- (ar yang ke-2 dari pandangan Soerjono
HN
peris wa yang akan (bakal) terjadi, atau Soekanto), atau sebagai perilaku yang teratur
gejala-gejala yang akan mbul; dan ajeg (ar yang ke-8), bahwa benar dapat
e. melakukan pengendalian atau peng- dilakukan peneli an empiris sosiologis
arahan, yaitu melakukan ndakan- terhadap Hukum itu. Sedang apabila hukum
BP
ndakan guna mengendalikan atau itu dianggap sebagai “petugas” (ar ke-6),
mengarahkan peris wa-peris wa atau proses (ar ke-7) sebagai lembaga hukum
gejala-gejala tertentu ke arah yang (legal ins tu on), atau sebagai tata hukum
dikehendaki. posi f (ar ke-4), peneli an hukum historis
ing
deskrip f, peneli an kasus, peneli an
Peneli an hukum sebenarnya berasal
korelasional atau peneli an kausal-kom-
dari dua kata yaitu peneli an8 dan hukum9.
para f dapat diadakan.11
Peneli an hukum adalah suatu proses untuk ind Akan tetapi, peneli an perkembangan
memperoleh data dan informasi tentang
(development research), peneli an dasar
norma atau kaedah hukum, bila sesuatu
(basic research), dan peneli an terapan
materi hukum telah diatur dalam peraturan
lainnya yang menyangkut hukum daklah
perundang-undangan, dan aspek-aspek
dapat dilakukan menurut metode-metode
V
hukum/kebutuhan hukum masyarakat
peneli an sosial, tetapi membutuhkan
tentang sesuatu materi yang belum diatur
metode peneli an yang berbeda dan khas,
hts
8
Pengertian seperti yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : kegiatan pengumpulan,
lR
pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkankan prinsip-prinsip umum. Sedang dalam kajian
BPHN tentang Kedudukan dan Peranan Penelitian Hukum Dalam Proses Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan dikatakan bahwa penelitian adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu.
9
Soerjono Soekanto misalnya mengartikan hukum sebagai :1) Hukum dalam arti ilmu (pengetahuan) hukum; 2)
Hukum dalam arti disiplin atau sistem ajaran tentang kenyataan; 3) Hukum dalam arti kaidah atau norma; 4)
na
Hukum dalam arti tata hukum atau hukum positif tertulis; 5) Hukum dalam arti keputusan pejabat; 6) Hukum
dalam arti petugas; 7) Hukum dalam arti proses pemerintah; 8) Hukum dalam arti perilaku yang teratur atau
ajeg; 9) Hukum dalam arti jalinan nilai-nilai. Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja menambahkan bahwa hukum
mempunyai arti Lembaga Hukum Masyarakat.
10
BPHN, Pengkajian Hukum tentang Kedudukan dan Peranan Penelitian Hukum Dalam Proses Pembentukan
Jur
21
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
sebagai berikut13: (penerapan hukum);
a. Menurut bidang hukum yang diteli 7) Peneli an tentang kesadaran hukum
misalnya : suatu golongan atau kelompok
1) Peneli an Hukum Adat; masyarakat;
BP
2) Peneli an Hukum Pidana; 8) Peneli an untuk menentukan
3) Peneli an Hukum Perdata; kebijaksanaan pemerintah di dalam
4) Peneli an Hukum Dagang; salah satu bidang hukum;
5) Peneli an Hukum Publik 9) Peneli an untuk menyusun
ing
Internasional; rancangan Pembangunan hukum
6) Peneli an Hukum Tata Negara; (jangka panjang);
7) Peneli an Hukum Adminstrasi
Negara; c. Menurut metode dan cara penulisan/
8) Peneli an Hukum Perselisihan;
ind penyajian peneli an:
9) Peneli an Hukum Agraria; 1) Peneli an deskrip f;
10) Peneli an Hukum Laut; 2) Peneli an editoral;
11) Peneli an Hukum Lingkungan; 3) Peneli an tentang perwatakan
V
12) Peneli an Hukum Angkasa; (charakterisketch);
13) dan sebagainya. 4) Peneli an reflek f;
hts
5) Peneli an eksplora f;
b. Menurut kegunaan hasil peneli an: 6) Peneli an kri s
1) Peneli an untuk keperluan peme-
riksaan perkara di muka pengadilan, Menurut Sunarya Hartono, kiranya sulit
ec
yang dilakukan oleh: Polisi, Jaksa, diterima, bahwa untuk sekian banyak macam
Pengacara, Hakim. peneli an hanya satu metode peneli an
2) Peneli an yang dilakukan oleh saja yang paling cocok dan benar. Hal ini
lR
13
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 118-121.
14
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 121.
22
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
a. Para peneli dak menggunakan satu hukum dapat berlaku dengan baik ditengah-
metode peneli an dan/atau satu gaya tengah masyarakatnya.
HN
penulisan saja. Akan tetapi, para peneli Kita dak dapat menjelaskan tentang
menggunakan suatu kombinasi dari efek fitas hukum tanpa membicarakan
beberapa metode peneli an dan gaya lebih dahulu tentang hukum dalam tataran
penulisan secara serentak. norma ve (law in books) dan hukum dalam
BP
b. Metode-metode peneli an yang tataran realita (law in ac on), sebab tanpa
dikombinasikan itu bergantung kepada: membandingkan kedua variable ini adalah
1) subjek peneli an (materi dak mungkin untuk mengukur ngkat
peneli an); efek fitas hukum. Donald Black berpendapat
ing
2) tujuan peneli an (objek peneli an); bahwa efek fitas hukum adalah masalah
3) besar kecilnya dana peneli an; pokok dalam sosiologi hukum yang diperoleh
4) sarana peneli an yang tersedia; dengan cara memperbandingkan antara
5) tenaga peneli yang tersedia; ind realitas hukum dalam teori, dengan realitas
6) waktu peneli yang tersedia; hukum dalam praktek sehingga nampak
7) lingkungan/tempat peneli dilaku- adanya kesenjangan antara keduanya16.
kan. Hukum dianggap dak efek f jika terdapat
perbedaan antara keduanya. Untuk mencari
V
Memandang hukum sebagai suatu
solusinya, langkah apa yang harus dilakukan
sistem biasanya akan melihat kepada
untuk mendekatkan kenyataan hukum (das
hts
itu sendiri.
ngkah laku masyarakat yang harus berubah
Sesuai dengan keberadaan hukum
mengiku kehendak hukum?
secara filosofis, sosiologis, dan yuridis, maka
Untuk menjawab pertanyaan tersebut
na
15
Friedman W, Legal Theory, Fifth Edition, (New York: Columbia University Press, 1967). hal. 29.
16
Soerjono Soekanto tentang Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, dalam buku Zulfadli Barus, Berϔikir Kritis dan
Sistemik Dalam Filsafat Hukum, (Jakarta: CELS, 2004), hal. 48.
23
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
sosiologis. Peneli an hukum yang dilakukan Bilamana terjadi inefek fitas hukum
dengan cara meneli bahan pustaka atau karena adanya kesenjangan antara law in
HN
data sekunder belaka dinamakan peneli an books dan law in ac on, maka perubahan-
hukum norma f dan peneli an yang meneli perubahan pun diperlukan. Sebelum
data primer disebut peneli an hukum dilakukan perubahan tentu harus dilakukan
sosiologis.17 peneli an.
BP
Peneli an hukum norma f adalah Menurut Soetandyo “Peneli an Hukum”
peneli an yang menganalisis hubungan adalah seluruh upaya untuk mencari dan
mbal balik antara fakta hukum dengan menemukan jawaban yang benar (right
fakta sosial dimana hukum dilihat sebagai answer) dan/atau jawaban yang tak sekali-
ing
independent variable dan fakta sosial kali keliru (true answer) mengenai suatu
dilihat sebagai dependent variable. Dengan permasalahan hukum19. Peneli an akan
demikian peneli an jenis ini bermula dari kian terasa diperlukan apabila kian banyak
norma-norma hukum baru menuju ke fakta- saja permasalahan bermunculan dalam
fakta. Bila ternyata ada kesenjangan antara
ind kehidupan. Semakin kompleks suatu
keduanya, maka yang harus diubah adalah kehidupan sejalan dengan kian maraknya
fakta-fakta sosial agar sesuai dengan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
keinginan hukum sebab diasumsikan bahwa sehubungan dengan itu kian banyak pula
V
hukum telah lengkap dan final sehingga bermunculan masalah-masalah di dalam
yang harus diubah adalah fakta sosialnya. kehidupan hukum akan semakin banyak pula
hts
Jadi, hukum di sini berfungsi sebagai alat diperlukan peneli an dengan hasil-hasil yang
keter ban sosial. Itulah sebabnya peneli an cermat, berketerandalan dan sahih untuk
ini disebut juga dengan peneli an hukum menjelaskan serta menjawab permasalahan
doktrinal, sehingga bersifat kualita f. yang ada20.
ec
dan teknik yang lazim dipergunakan dalam Bahkan, peneli an hukum yang bersifat
peneli an ilmu-ilmu sosial, sehingga norma f hanya mampu dilakukan oleh
memungkinkan dilakukannya peneli an seorang sarjana hukum. Sebagai seorang
na
hukum siologis atau sociological research.18 yang sengaja dididik untuk memahami dan
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: CV Radjawali,
Jur
24
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
menguasai disiplin hukum. Oleh karena apabila kita mencari asas hukum, teori
itu, peneli an hukum norma f bukanlah hukum, dan sistem hukum, terutama
HN
merupakan hal yang baru bagi dosen Fakultas dalam hal penemuan dan pembentukan
Hukum. Akan tetapi, karena bertahun-tahun asas-asas hukum baru pendekatan
terjadi salah paham, seakan-akan peneli an hukum yang baru, dan sistem hukum
hukum yang bersifat ilmiah harus bersifat nasional (yang baru).
BP
Socio yuridis atau socio legal, rasanya kini f. Untuk menyusun rancangan undang-
perlu disadari kembali betapa pen ngnya undang, atau peraturan perundang-
metode peneli an norma f itu.21 undangan (termasuk keputusan-
Beberapa kegunaan dari metode keputusan) yang baru (legisla ve
ing
peneli an hukum norma f dapat dilihat dra ing)
22
sebagai berikut : g. Untuk menyusun rencana-rencana
a. Untuk mengetahui atau mengenal pembangunan hukum, baik rencana
apakah dan bagaimanakah hukum ind jangka pendek dan jangka menengah,
posi fnya mengenai suatu masalah yang tetapi terlebih-lebih untuk menyusun
tertentu dan ini merupakan tugas semua rencana jangka panjang.
sarjana hukum.
b. Untuk dapat menyusun dokumen- Metode peneli an norma f dapat
V
dokumen hukum (seper gugatan, digunakan sebagai satu-satunya metode
tuduhan, pembelaan, putusan peneli an, seper yang dapat dilakukan dalam
hts
pengadilan, akta notaris, ser fikat, kegiatan 1,2,3,4 dan 5. Peneli an seper itu
kontrak dan sebagainya) yang diperlukan merupakan peneli an yang monodisipliner.
oleh masyarakat. Hal ini menyangkut Akan tetapi, metode peneli an norma f
pekerjaan notaris, pengacara, jaksa, tu dapat digunakan bersama-sama dengan
ec
21
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 139-140.
22
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 140.
25
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
depan (futurologi), metode peneli an hukum atau seminar.
norma f disamping metode peneli an sosial e. Peneli an hukum untuk menyusun
atau metode peneli an sosial legal. Dengan naskah akademik suatu RUU baru.
demikian, kegiatan-kegiatan seper itu f. Peneli an hukum untuk menemukan
BP
merupakan kegiatan yang interdisipliner. suatu kebijaksanaan (Policy) Pemerintah
Disamping hal-hal diatas, peneli an yang baru, yang sebaiknya diambil
hukum masih dapat dibedakan menjadi dalam sektor pembangunan yang
Peneli an hukum monodisipliner dan tertentu, misalnya peneli an hukum
ing
Peneli an hukum interdisipliner23. Disamping mengenai Kebijaksanaan di bidang
itu ada hal lain yang menjadi pembeda hukum Perhubungan, atau di bidang
seper : perumahan, dan sebagainya.
a. Peneli an hukum dalam rangka tugas- g. Peneli an hukum untuk menentukan
tugas di bidang hukum
ind
(notaris, rencana pembangunan hukum, misalnya
pengacara, pejabat, jaksa, dsb). untuk menentukan bidang hukum apa
a. Peneli an hukum untuk mencapai saja yang perlu dikembangkan dalam
jenjang kesarjanaan yang tertentu lima tahun mendatang supaya perangkat
V
(misalnya laporan pendidikan klinis Hukum Indonesia siap menampung dan
hukum S1, S2, S3). mengayomi berbagai kebutuhan yang
hts
23
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 142-143.
26
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
kegunaan/manfaat RUU atau kebijaksanaan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
yang bersangkutan) apabila peneli an ini substansi peraturan perundang-undangan,
benar-benar ingin berbobot dan hasilnya khususnya dalam menjawab aspek-aspek
dapat dilaksanakan. yang berkaitan dengan masalah yuridis,
BP
Disamping itu peneli an hukum juga sosiologis dan filosofis. Selain itu, peneli an
24
dibedakan dalam : juga bermanfaat untuk menyusun rencana-
a. Peneli an hukum murni, misalnya untuk rencana pembangunan Hukum yang lebih
mengembangkan suatu teori. responsif, baik rencana jangka pendek dan
ing
b. Peneli an terapan yang lebih memen- jangka menengah, dan terlebih-lebih untuk
ngkan aksiologi seper penyusunan menyusun rencana jangka panjang.
naskah akademik RUU, dan sebagainya. Manfaat yang begitu besar dari peneli an
24
Sunaryati Hartono, Op.Cit., hal. 144.
27
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
pentahapan pembentukan legislasinya. proses: (i) Perencanaan RUU; (ii) Persiapan
Berdasarkan hasil kajian BPHN dasar dari penyusunan Rancangan Undang-undang
pelaksanaan kegiatan peneli an baru diatur yang terdiri dari Pengkajian, Peneli an,
secara jelas semenjak tahun 1993, yaitu dan penyusunan naskah akademik; (iii)
BP
dalam TAP MPR No. II/MPR 1993 tentang Teknik Penyusunan Rancangan Undang-
25
GBHN. Begitu juga dalam Peraturan Presiden undang yang terdiri dari pengajuan Izin
Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 tentang Prakarsa kepada Presiden, Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rancangan Undang-undang Antar
ing
(RPJM) Tahun 2004 –2009 dikatakan bahwa Kementerian, dan Sosialisasi Rancangan
kegiatan peneli an diperlukan dalam rangka Undang-undang yang dilanjutkan dengan
pembentukan hukum, khususnya untuk finalisasi penyusunan Rancangan Undang-
dapat lebih memahami kenyataan yang ada undang; dan (iv) Perumusan RUU yang
dalam masyarakat. Dalam Undang-undang
ind terdiri dari Teknis Penyusunan Rancangan
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Undang-undang dan penyampaian
Peraturan Perundang-undangan juga secara Amanat Presiden kepada Ketua Dewan
implisit menyinggung mengenai peneli an Perwakilan Rakyat. Jadi kegiatan peneli an
V
hukum ini. dan pengkajian dilakukan pada tahap pra-
Pembentukan hukum secara umum legislasi sebagai langkah pendahuluan
hts
peraturan yang telah ada yang dikenal dengan sebelum diserahkan ke DPR.
“dimensi pembaharuan” dan membuat
b. Tahap Legislasi
peraturan yang sama sekali baru yang dikenal
lR
pelaksanaannya terbagi dalam 3 ( ga) tahap, Pengesahan RUU Oleh Presiden; dan
yaitu Tahap Pra-Legislasi, Tahap Legislasi, (iii) Pengundangan Rancangan Undang-
dan Tahap Pasca Legislasi. undang menjadi Undang-undang.
Jur
25
Lihat : Pengkajian tentang Peranan dan Kedudukan Penelitian Hukum Dalam Proses Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan, (Jakarta: Puslitbang BPHN, Tahun 1999).
26
Lihat Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
28
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
dilalui proses: (i) Pendokumentasian tersimpulkan cara bagaimana kita sebaiknya
Undang-undang; (ii) Penyebarluasan mengatasi masalah hukum yang kita hadapi,
Undang-undang; (iii) Penyuluhan Undang- mekanisme apa yang perlu di ngkatkan,
undang; (iv) Penerapan Undang-undang; atau sarana dan prasarana yang diperlukan.27
BP
dan (v) Harmonisasi Undang-undang. Karenanya sebagian besar dari pengkajian
hukum justru dimaksudkan untuk mengkaji :
Melihat tahapan pelaksanaan 1) Masalah-masalah hukum apa yang
penyusunan undang-undang di atas, maka terjadi di dalam masyarakat, dan
ing
peneli an sebenarnya sebagai sub sistem bagaimana mengatasinya;
penyusunan suatu undang-undang, yaitu 2) Bagaimana kita dapat dan harus
pada tahap pra-legislasi, sebagai rangkaian mewujudkan dan menyempurnakan
yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam ind Sistem Hukum Nasional kita, yang
sistem penyusunan undang-undang yaitu mencakup Budaya Hukum, Materi
sebagai langkah pendahuluan. Dalam proses Hukum, Lembaga dan Aparatur serta
penyusunan peraturan perundang-undangan Sarana dan Prasarana Hukum;
bagian yang menjadi sangat pen ng dan dak 3) Bagaimana kita dapat mempercepat
V
boleh terabaikan adalah melihat pada hasil- proses pembangunan hukum;
hasil peneli an dan pengkajian serta naskah 4) bagaimana kita harus merencanakan
hts
akademik yang pernah dilakukan, karena hasil pembangunan hukum Nasional kita dan
pelaksanaan dari ke ga kegiatan tersebut akan menyusun Rencanna Pembangunan
sangat menentukan kualitas dari rancangan hukum Nasional jangka panjang, jangka
peraturan perundang-undangan yang akan menengah dan jangka pendek;
ec
oleh karena itu njauannya bersifat inter atau pranata atau hukum yang baru, maka
dan mul disipliner. Dalam pengkajian harus dilakukan peneliƟan yang lebih menekankan
dapat diiden fikasikan berbagai dimensi pada peneli an norma f, yang digabung
Jur
27
BPHN, Departemen Kehakiman RI, Pola Pikir dan Kerangka Sistem Hukum Nasional Serta Rencana Pembangunan
Hukum Jangka Panjang, 1995/1996, hal. 100.
29
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
dengan pendekatan sosio-legal dan baiknya, baik yang dilakukan oleh Badan
perbandingan hukum28. Pembinaan Hukum Nasional, maupun oleh
HN
Peneli an adalah suatu kegiatan lembaga-lembaga peneli an lainnya.
yang dilakukan menurut metode ilmiah
yang sistema k untuk menemukan data E. Penutup
atau informasi, dan atau teknologi baru, 1. Kesimpulan
BP
membuk kan kebenaran atau ke dakbenaran
a.1. Terdapat beragam penger an
hipotesa, sehingga dapat dirumuskan
peneli an hukum, yang kesemuanya
teori atau proses gejala alam atau sosial.
itu mengarah pada suatu proses
Bertolak dari penger an peneli an tersebut,
mencari jawab atas permasalahan
ing
maka peneli an hukum bertujuan untuk
hukum. Peneli an hukum pada
memperoleh data dan informasi tentang
dasarnya adalah seluruh upaya
proses gejala sosial tentang aspek-aspek
untuk mencari dan menemukan
hukum dari materi yang diteli .
Data dan informasi itu dapat berupa
ind jawaban yang benar (right answer)
dan/atau jawaban yang tak sekali-
aspek-aspek hukum dari perkembangan
kali keliru (true answer) mengenai
kebutuhan hukum masyarakat terhadap
suatu permasalahan hukum
suatu materi yang telah diatur, atau dapat
a.2. Manfaat peneli an hukum
V
pula berupa aspek-aspek hukum/ kebutuhan
dalam pembentukan peraturan
hukum baru masyarakat terhadap materi yang
hts
28
Ibid.
30
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
HN
memprediksi bahwa undang-undang peneli an dan penyusunan
tersebut akan dapat diterapkan naskah akademik adalah kegiatan
secara efek f di masyarakat, atau serumpun yang menghimpun data
dengan kata lain dapat membantu dan informasi bagi permulaan
BP
para dra er dalam pembentukan penyusunan peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan undangan.
yang lebih responsif tanpa keluar
dari asas-asas pembentukan 2. Saran
ing
hukum.
a. Untuk efek fnya kegiatan-kegiatan
b. Sedangkan mekanisme dalam rangka
peneli an hukum yang dilakukan,
op malisasi hasil peneli an bagi
maka perlu diusahakan :
kegiatan pembentukan peraturan ind 1) koordinasi peneli an hukum;
perundang-undangan perlu ada
2) peningkatan kemampuan tenaga
langkah-langkah juridis untuk
fungsional peneli hukum;
mengakomodasi peran peneli an
3) adanya suatu sistem peneli an
secara lebih jelas dalam peraturan
V
hukum yang baik;
perundang-undangan. Di dalam
4) adanya kesatuan faham di an-
aturan yang mengatur tentang
hts
31
Volume 1 Nomor 1 Januari-April 2012
DAFTAR PUSTAKA
HN
Barus, Zulfadli, Berfikir Kri s dan Sistemik Dalam Filsafat Hukum, (Jakarta: CELS, 2004)
BPHN, Departemen Kehakiman RI, Pola Pikir dan Kerangka Sistem Hukum Nasional Serta Rencana
Pembangunan Hukum Jangka Panjang, 1995/1996.
BP
BPHN, Pengkajian Hukum tentang Kedudukan dan Peranan Peneli an Hukum Dalam Proses
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Tahun 1999.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
Cetakan Pertama, 1988).
Friedman, W, Legal Theory, Fi h Edi on, (New York: Columbia University Press, 1967).
ing
Hartono, CFG Sunarya , peneli an Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung: Alumni,
1994).
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudi, Peneli an Hukum Norma f Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta:
ind
CV Radjawali, 1985).
Soemitro, Ronny Hani jo, Masalah-masalah Sosiologi Hukum, (Bandung: Sinar Baru, 1989)
Wignyosoebroto, Soetandyo, Sebuah Pengantar Ke arah perbincangan tentang Pembinaan
Peneli an Hukum Dalam PJP II (Makalah), pada Seminar Akbar 50 Tahun Pembinaan Hukum
Sebagai Sebagai Modal Bagi Pembangunan Hukum Nasional Dalam PJP II, Juli 1995.
V
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara 1945 Beserta Perubahannya.
hts
Republik Indonesia, Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
ec
lR
na
Jur
32