Anda di halaman 1dari 9

Vol. 3 (3) Juni 2019, hlm.

300-308
p-ISSN: 2548 – 8856 | e-ISSN: 2549 - 127X

PENERAPAN LAYANAN MEDIASI UNTUK MENGURANGI


PERKELAHIAN ANTAR SISWA SMP NEGERI 5
PERCUT SEI TUAN

Erna Hasni
SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan
Surel: ernahasni@gmail.com

Abstract: Application of Mediation Services to Reduce Fighting Between


Students of SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. The purpose of this study is to reduce
fights between students through the application of mediation services and to find out
the enhancement of the skills of the BK Guidance teacher conducting mediation
services. The study was conducted at SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan starting from
early February 2017 to June 2017 with two cycles of action. The subjects in this
study were 10 students from SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan who were involved in a
fight in the school environment. The results showed that the application of
mediation services to overcome fights in SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan can reduce
the level of fighting among students.

Keywords: service, mediation, fighting

Abstrak: Penerapan Layanan Mediasi untuk Mengurangi Perkelahian Antar


Siswa SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengurangi perkelahian antar siswa melalui penerapan layanan mediasi dan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan Guru BK melakukan layanan mediasi.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan mulai dari awal Februari
2017 sampai Juni 2017 dengan dua siklus tindakan. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan berjumlah 10 orang yang terlibat
dalam perkelahian di lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan layanan mediasi untuk mengatasi perkelahian di SMP Negeri 5 Percut Sei
Tuan dapat mengurangi tingkat perkelahian antar siswa.

Kata kunci: layanan, mediasi, perkelahian

PENDAHULUAN Permasalahan yang dihadapi


Fenomena kenakalan remaja remaja umumnya lebih rumit karena
(siswa) semakinwmeluas, bahkan hal ini kematangan diri yang belum maksimal.
sudah teljadi sejak dulu. Para pakar Remaja diartikan sebagai masa
psikolog selalu mengupas masalah yang perkembangan transisi antara masa anak
tak pernah habis-habisnya Kenakalan sampai masa dewasa yang mencakup
Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam perubahan biologis, kognitif dan sosial-
yang tidak pernah putus, sambung emosional. Perubahan biologis, kognitif
menyambung dari waktu kc waktu, dari dan sosial-emosional yang terjadi
masa kc masa, dari tahun ke tahun dan berkisar dari perkembangan fungsi
bahkan dari hari ke hari semakin rumit. seksual dan proses berpikir abstrak
Masalah kenakalan remaja merupakan sampai pada kemandirian.
masalah yang kompleks teljadi Adanya perubahan seperti yang
diberbagai kota di telah dijelaskan tersebut maka masa
Indonesia.(g00gle:http://latlf.student.um remaja merupakan salah satu masa yang
m.ac.id/2010/02/O5/kena kalan- penting sekaligus rawan dalam masa
remaja/). perkembangan manusia. Kerawanan

Diterima pada: 10 Juni 2019; Di-review pada: 19 Juni 2019; Disetujui pada: 25 Juni 2019 300
masa perkembangan remaja berkaitan Perilaku menyimpang tersebut
dengan masa peralihan dari anak- anak apabila tidak segera diatasi di sekolah
ke dewasa. Masa remaja terdapat masa akan berlanjut pada tindakan tawuran
pubertas (puberty), yakni suatu periode yang melibatkan pihak ke tiga di luar
di mana kemaiangan kerangka sekolah setelah pulang sekolah. Adanya
(pertumbuhan tulang) dan seksual terjadi kenyataan tersebut perlu penanganan
pesat terutama pada awal masa remaja. masalah tersebut dengan segera dan
Sebelum masa puber, terdapat masa pra serius. Penanganan dilakukan dengan
pubertas (pueral), masa ini adalah masa menjalin kelja sama dengan orang tua
peralihan dari masa sekolah menuju siswa. Permasalahan siswa yang
masa pubergas, di mana seorang anak berkelahi atau bertikai baik terjadi oleh
yang telah besar ; (puer = anak besar) ini dua orang siswa ataupun kelompok
sudah ingin beflaku seperti orang haruslah ada upaya memediasi siswa-
dewasa tetapi dirinya belum siap, siswi oleh pihak sekolah agar siswa
termasuk kelompok orang dewasa dapat beraktifitas belajar dengan baik.
Karena tidak dapat menyesuaikan Layanan mediasi merupakan
dirinya sendiri dengan berbagai layanan konseling yang dilaksanakan
perubahan yang terjadi Sena peg-an konselor (guru BK) terhadap dua pihak
serta lingkungan luar, remaja tgrkadang (atau lebih) yang sedang dalam keadaan
melakukan tindakan yang immoril, saling tidak menemukan kecocokan.
tindakan ini khususnya berkaitan dengan Ketidakcocokan itu menjadikan fnereka
tingkah laku seksual atau lainnya, yang saling berhadapan, saling bertentangan,
begitu asusila sifatnya dan sangat saling bermusuhan. Pihak-pihak yang
mencolok mata, hingga ditolak oleh berhadapan itu jauh dari rasa damai,
masyarakat (Kartono, 2006) bahkan mungkin berkehendak saling
Berdasarkan hasil observasi di menghancurkan. Dengan layanan
lapangan didapati bahwa pada mediasi konselor berusaha membangun
kenyataannya di SMP Negeri 5 Percut hubungan di antala mereka, sehingga
Sei Tuan sering teljadi perkelahian mereka menghentikan dan terhjndar dari
siswa berkisar 10% dari jumlah siswa pertentangan lebih lanjut yang
asuh peneliti. Faktor penyebabnya merugikan semua pihak.
adalah suka usil, bercanda kelewatan, Permasalahan siswa yang
adab terhadap kawan yang tidak bertengkar atau yang bertikai baik
menghargai, kebiasaan siswa yang terjadi oleh dua siswa ataupun oleh
selalu bicara kasar, memaksakan kelompok haruslah ada upaya
kehendak kepada teman (memeras). memediasi siswa-siswa yang bertikai
Setiap hari selalu saja ada siswa yang oleh pihak sekolah, agar siswa dapat
bertengkar, dan malah sampai berkelahi beraktivitas belajar dengan baik. Oleh
dengan kekerasan fisik. Terlihat jelas karena itu di sekolah pelayanan
pada saat apel pagi dan saat berbaris Bimbingan dan Konseling sangat
sebelum masuk kelas, siswa main diperlukan dengan cara layanan mediasi.
dorong-dorongan yang menimbulkan Layanan mediasi adalah layanan yang
kemarahan temannya dan akhirnya dilaksanakan terhadap dua pihak dan
saling bertengkar dan berkata-kata lebih yang dalam keadaan tidak
kasar. menumbuhkan kecocokan atau sedang
bertikai. Perkelahian adalah

301
percekcokan, perdebatan yang bukan sebagai bimbingan timbal balik antara
hanya adu kata-kata tetapi sampai adu dua individu, dimana yang seorang
tenaga. (Konselor) berusaha membantu yang
lain (Klien) untuk mencapai pengertian
1) Bimbingan dan Konseling tentang dirinya sendiri dalam hubungan
Menurut Prayitno dan Amti dengan masalah-masalah yang dihadapi
(2004) bahwa bimbingan adalah proses pada waktu yang akan datang.
pemberian bantuan yang dilakukan oleh Prayitno (2004) mengemukakan
orang yang ahli kepada seseorang atau bahwa Konseling adalah pertemuan
beberapa orang individu, baik anak- empat mata antara Klien dan Konselor
anak, remaja, maupun dewasa, agar yang berisi usaha yang lurus, unik dan
orang yang dibimbing dapat humanis yang dilakukan dalam
mengembangkan kemampuan dirinya hubungan dengan masalah-masalah
sendiri dan mandiri, dengan yang dihadapinya pada waktu yang akan
memanfaatkan kekuatan individu dan datang. Suasana keahlian didasarkan
sarana yang ada dan dapat atas norma-norma yang berlaku.
dikembangkan berdasarkan norma- Berdasarkan kedua pengertian tentang
norma yang berlaku. Bimbingan adalah konseling maka Bimbingan dan
sebagai suatu proses pemberian bantuan Konseling adalah identik yakni tidak ada
kepada individu yang dilakukan secara perbedaan yang fundamental antara
berkesinam bungan supaya individu Bimbingan dan Konseling.
tersebut dapat memahami dirinya Tujuan bimbingan konseling
sendiri, schingga dia sanggup adalah untuk membantu individu
mengarahkan dirinya dan dapat memperkembangkan diri secara optimal
bertindak secara wajar, sesuai dengan sesuai dengan tahap perkembangan dan
txmtutan dan keadaan lingkungan predisposisi yang dimilikinya (seperti
sekolah, keluarga, masyarakat dan kemampuan dasar dan bakatnya),
kehidupan pada umumnya. Bimbingan berbagai latar belakang yang ada
membantu individu mencapai (seperti latar belakang keluarga,
perkembangan diri secara optimal pendidikan, status ekonomi), serta sesuai
sebagai mahluk sosial. dengan tuntutan positif lingkunganya
Berdasarkan kedua pendapat (Prayitno, 2004). Bimbingan konseling
tersebut dijelaskan bahwa bimbingan membantu individu untuk menjadi insan
merupakan proses pemberian bantuan yang berguna dalam kehidupan,
kepada seseorang atau kelompok orang memiliki berbagai wawasan, pandangan,
secara terus-menerus atau sistematis interpretasi, penyesuaian, pilihan, dan
oleh guru pembimbing agar individu keterampilan yang tepat berkenaan
atau kelompok individu menjadi pribadi dengan diri sendiri dan lingkungan.
yang mandiri. Layanan bimbingan secara
Konseling sendiri adalah ringkasnya dapat dikemukakan sebagai
terjemahan dari “Counseling” yaitu berikut:
merupakan bagian dari bimbingan, a. Layanan bimbingan (guidance
sebagai layanan maupun teknik. services) merupakan bantuan
Konseling merupakan suatu jenis yang yangdiberikan kepada individu.
merupakan bagian terpadu dari b. Layanan bimbingan bertujuan
Bimbingan Konseling dapat dianikan agar yang bersangkutan

302
dapatmencapai taraf dengan masalah sosial. Dalam masalah
perkembangan dan kebahagian layanan mediasi bukan masalah yang
secara optimal bersifat kriminal. Penerapan teknik
c. Dengan layanan bimbingan, kita dalam layanan mediasi bertujuan untuk
dapat menjalani mengaktifkan siswa yang benengkar
prosespengenalan, pemahaman, dalam proses layanan. Ada dua teknik
penerimaan, pengarahan, dalam layanan mediasi yaitu: teknik
perwujudan, serta penyesuaian umum dan teknik khusus (Tohirin,
diri, baik terhadap dirinya 2007).
sendiri maupunterhadap Pertama, teknik umum. Yang
lingkungannya (Prayitno, 2004). termasuk kedalam teknik umum adalah:
. (a) Penerimaan terhadap konseling (b)
2) Layanan Mediasi Penstrukturan. (c) Ajakan berbicara
Istilah “mediasi” terkait dengan (Tohirin, 2007).
istilah “media” yang berasal dari kata Kedua, Teknik khusus.
“medium” yang berani perantara sama Beberapa teknik khusus dalam layanan
dengan “wasilah” yang juga beraxti mediasi yaitu; (a) infgrmgsi dan contoh
perantara. Berdasarkan arti di atas, pribadi. Dalam teknik ini pemberian
mediasi bisa dimaknai sebagai suatu informasi harus objektif, kemudia
kegiatan yang mengantarai atau menjadi pemberian contoh pribadi janganlah
wasilah atau menghubungkan yang berlebih- lebihan; (b) Perumusan tujuan,
semula terpisah (Tohirin, 2007). pemberian contoh. Tckrdk ini digunakan
Layanan mediasi merupakan layanan nnmk terbentuknya tingkah laku baru;
konseling yang dilaksanakan konselor (c) Nasihat. Teknik ini ditefapkan
tethadap dua pihak atau lebih yang apabila benar-benar diperlukan. Apabila
sedang dalam keadaan saling tidak teknik sudah diterapkan secara baik
menemukan kecocokan. Adapun tujuan maka tekni nasihat tidak diperlukan lagi
layanan mediasi dalam bimbingan dan peneguhan hasrat dan kontrak. Teknik
konseling adalah agar teljadi perubahan ini merupakan komitmen diri bahwa apa
atas kondisi awal yang negatif menjadi yang telah dihasilkan dalam layanan
kondisi baru positif dalam hubungan mediasi benar- benar dilaksanakan.
antara kedua belah pihak yang Komitmen itu disusun dalam bentuk
bermasalah (Tohirin, 2007). kontrak yang realisasinya akan
Isi yang dibahas dalam layanan ditindaklanjuti oleh konseli dan konselor
mediasi adalah hal-hal yang berkenaan (Tohirin, 2007).
dengan hubungan yang texjadi antara
individu-individu atau kelompok. 3) Perkelahian
Masalah tersebut mencakup: (a) Pada dasarnya perkelahian
pertikaian atas kepemilikan sesuatu; (b) merujuk pada suatu bentuk perilaku
kejadian dadakan (seperti perkelahian); remaja yang tidak sesuai dengan norma-
(c) perasaan tersinggung; (d) dendam norma berlaku di masyarakat. Kartono
dan sakit hati; (e) tuntutan atas hak. (1988) mengatakan remaja yang nakal
Berdasarkan cakupan diatas, isi atau itu disebut pula sebagai anak cacat
masalah yang dibahas dalam layanan sosial. Mereka menderita cacat mental
mediasi lebih banyak berkmaan dengan disebabkan oleh pengaruh sosial yang
masalah individu yang berhubungan ada di tengah masyarakat sehingga

303
perilaku mereka dinilai oleh masyarakat terlibat dalam perkelahian di lingkungan
sebagai suatu kelainan yang disebut sekolah. Model penelitian pada
kenakalan. Dalam Bakolak Inpres No. penelitian ini merujuk pada proses
6/1977 buku pedoman 8 dikatakan pelaksanaan penelitian yang
bahwa kenakalan remaja adalah dikemukakan oleh Kemmis &
kenakalan tingkah laku/tindakan remaja Taggart(A1ikunto, 2007) yang meliputi
yang bersifat anti sosial melanggar menyusun rancangan, pelaksanaan
nonna sosial, agama sena kedudukan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
hukum yang berlaku di masyarakat. Dari
segi hukum kenakalan remaja PEMBAHASAN
digolongkan dua kelompok yang Deskripsi Siklus I
berkaitan dengan norma- norma hukum Observasi
yaitu: (1) kenakalan yang bersifat Kegiatan layanan mediasi
amoral dan sosial serta diantar oleh dimulai dari (1) Penerimaan peneliti
undang- undang sehingga tidak dapat terhadap klien, dimana peneliti
atau sulit digolongkan sebagai menerima klien dengan ramah “apa
pelanggaran hukum; (2) kenakalan yang kabar? Pelajaran apa tadi? Ayo silahkan
bersifat Inelanggar hukum dengan duduk! mengatur posisi duduk dengan
penyelesaian sesuai dengan undang~ menghadapkan tiga siswa kepada
undang dan hukum yang berlaku, sama peneliti dan dibatasi oleh sebuah meja
dengan Perbuatan melanggar hukum bila yang bertampilan manis karena
dilakukan oleh orang dewasa. memajang foto-foto siswa. Dad 2 item
Kenakalan remaja dibagi ke dalam tiga “penerimaan” semuanya dilaksanakan
tingkatanz (1) kenakalan biasa, seperti oleh peneliti. (2) Penstrukturan, peneliti
suka berkelahi, suka keluyuran, menjelaskan a) tujuan diadakannya
membolos sekolah, pergi dari rumah mediasi yaitu ‘pemberian bantuan
tanpa pamit; (2) kenakalan yang kepada pihak-pihak yang bertikai
menjurus pada pelanggaran dan dimana diharapkan hubungan yang mask
kejahatan seperti mengendarai motor kembali terjalin hubungan yang erat
tanpa SIM, mengambil barang orang tua kembali”. b) menjelaskan langkah-
tanpa izin; (3) kenakalan khusus seperti langkah layanan mediasi meliputi
penyalahgunaan narkotika, seks Iuar penetapan waktu selama 40 menit,
nikah. mengajak klien menyampaikan apa yang
dirasanya, mengarahkan pola pikir untuk
METODE tidak teijebak kepada pencarian siapa
Penelitian dilakukan di SMP yang benar dan siapa yang salah
Negeri 5 Percut Sei Tuan, J1n. melainkan solusi bersama untuk
Cucakrawa II No. 3 Perumnas Mandala mengembalikan pertemanan, mengajak
Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan klien untuk menjalankan solusi yang
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli telah dicapai, meneguhkan komitmen
Serdang. Wakmnya mulai dari awal baik secara lisan maupun tulisan da.n
Februari 2017 diharapkan selesai awal menyusun jadwal pelaporan. c)
Bulan Juni 2017 dengan dua siklus Menjelaskan azas konseling baik azas
tindakan. Subjek dalam penelitian ini kerahasiaan dan kesukarelaan. d)
adalah siswa-siswi SMP Negeri 5 Percui Menjeiaskan prinsip yang harus dijaga
Sei Tuan 10 orang sebanyak yang yaitu sesuatu yang berisi tata krama dan

304
sopan santun seperti tidak memotong pertemanan kembali, “Apakah kalian
pembicaraan, tidak melecehkan, tidak berdua bersedia menjalin hubungan
bersuara dengan nada keras dan tidak pertemanan kembali?”, merancang
memaki. e) Menanyakan kesiapan bentuk komitmen pemulihan hubungan
menjalani layanan mediasi dengan pertemanan secara tertulis (terlampir),
menanyakan “apakah ada pertanyaan?” menentukan batas waktu pemulihan
sebelum memasuki layanan mediasi dan pertemenan. “Kapan kira-kira kalian
kesiapan. Dari 5 item tahap bisa ibu lihat saling beneman kembali”,
“penstrukturan” semuanya dilaksanakan menentukan langkah-langkah yang
oleh peneliti (3) Pembahasan masalah, dilakukan pada masa waktn hubungan
dalam hal ini peneliti memberikan penemanan” kira-kira pada momen apa
pertanyaan terbuka dengan ungkapan baik di sekolah atau di luar sekolah
“siapa yang mau terlebih dahulu kalian bisa melakukan intemksi
menceritakan permasalahan ini?”, bersama?”, menyepakati pelaporan
meredam pemyataan yang berlebihan komitmen pemulihan hubungan
antara lain “tenang tenang... semua pertemanan (belum dilaksanakan). Dari
permasalahan pasti ada jalan keluar” dan 5 item tahap “Meneguhkan komitmen
“masing-masing sabar ya...”, pemulihan hubungan pertemanan” 4
menanyakan dari masing-masing pihak, item dilaksanakan sedangkan item
membahas harapan daii masing-masing menyepakati pelaporan pemulihan
pihak (belum dilaksanakan), hubungan pertemanan belum
mengarahkan titik temu dari harapan dilaksanakan (6) Melakukan penilaian,
masing-masing “berpikir positif itu membagikan angket penilaian
penting bila kenyataan bertentangan (terlampir) Dari 1 item tahap
dengan harapan, tidak melihat dengan “melakukan penilaian” dapat
sinis kepada orang lain. Dari 5 item dilaksanakan (7) Menutup layanan
tahap “Pembahasan Masalah” 4 item mediasi, peneliti menyimpulkan
dilaksanakan sedangkan item membahas pclaksanaan layanan mediasi: setiap ada
harapan dari masing-masing pihak permasalahan kita harus bisa
belum dilaksanakan (4) membicarakannya baik-baik”, kalian di
Menyelenggarakan pengubahan sikap kantor jam istirahat pertama dari 2 item
dan tingkah laku yang sudah disepakati tahap “menutup layanan mediasi” dapat
“bagaimana dengan apa yang ibu dilaksanakan.
sampaikan mengenai sikap kita berdua?”
membantu klien menterjemahkan Evaluasi
pengubahan sikap atau tingkah laku Kriteria evaluasi yang
(belum dilaksanakan). Dari 2 item tahap digunakan dalam penelitian ini adalah
“Menyelesaikan pengubahan sikap dan kriteria normatif dengan bentuk kriteria
tingkah laku” 1 item dilaksanakan kedalam yaitu keadaan sebelum
sedang item membantu klien tindakan dan sesudah tindakan. Apabila
menteljemahkan pengubahan sikap atau perilaku perkelahian dapat berubah
tingkah laku yang disepakati belum setelah diberikan layanan mediasi beralti
dilaksanakan (5) Meneguhkan layanan mediasi berhasil. Dalam hal ini
komitmen pemulihan hubungan untuk peng- ukuran keberhasilan
pertemanan peneliti menanyakan kedua layanan mediasi tersebut diambii dati
belah pihak bersedia membina hubungan angket yang disebatkan dalam dua

305
tahapan segera kegiatan layanan mediasi “penstrukturan” semuanya dilaksanakan
dilakukan dan jangka pendek (2 bulan). oleh peneliti. (3) Pembahasan masalah,
Deskripsi Siklus II dalam hal ini peneliti memberikan
Observasi pertanyaan terbuka dengan ungkapan
Kegiatan layanan mediasi “siapa yang mau terlebih dahulu
dimulai dari (1) Penerimaan peneliti menceritakan permasalahan ini?”,
terhadap klien, dimana peneliti meredam pernyataan yang berlebihan
menerima klien dengan ramah “apa antara lain “tenang... tenang... semua
kabar? Pelajaran apa tadi? Ayo silahkan permasalahan pasti ada jalan keluar” dan
duduk!”, mengatur posisi duduk dengan “masing-masing sabar ya...”,
menghadapkan tiga siswa kepada menanyakan dari masing-masing pihak,
peneliti dan dibatasi oleh sebuah meja membahas harapan dari masing-masing
yang belwnpilan manis karena pihak (belum dilaksanakan),
memajang foto-foto siswa. Dari 2 item mengarahkan titik temu dari harapan
“penerimaan” semuanya dilaksanakan masing-masing “berpikir positif itu
oleh peneliti (2) P , peneliti menjelaskan penting bila kenyataan bertentangan
a) mjuan diadakannya mediasi yaitu dengan harapan dalam hal ini harapan
‘pemberian bantuan kepada pihak-pihak Ar, berpikir jauh kedepan untuk menj
yang bertikai diharapkan hubungan aga sikap juga Penting bila tidak
yang rusak kcmbali teljalin hubungan meninginkan banyak orang yang sakit
yang erat kembali”. Eb) Menjelaskan hati”. Dari 5 item tahap “Pembahasan
langkah-langkah layanan mediasi Masalah” 4 item dilaksanakan
melipul;i penetapan waktu selama 40 sedangkan item membahas harapan dari
menit, lgi mengajak klien masing-masing pihak belum
menyampaikan apa yang dirasanya, dilaksanakan. (4) Menyelengga- rakan
mengamhkan pola pikir untuk tidak pengubahan sikap dan tingkah laku yang
terjebak kepada pencarian siapa yang sudah disepakati “bagaimana dengan
benar dan siapa yang salah melainkan apa yang ibu sampaikan mengenai sikap
solusi bersama untuk mengembalikan kita berdua?” membantu klien
pertemanan, mengajak klien untuk menteljemahkan pengubahan sikap atau
menjalankan solusi yang telah dicapai, tingkah laku (belum dilaksanakan). Dari
meneguhkan komitmen baik secara lisan 2 item tahap‘ “Menyelesaikan
maupun tulisan dan menyusun jadwal pengubahan sikap dan tingkah laku” 1
pelaporan. c) Menjelaskan azas item dilaksanakan sedang item
konseling baik azas kerahasiaan dan membantu klien menteijemahkan
kesukarelaan. d) Menjelaskan prinsip pengubahan sikap atau tingkah laku
yang harus dijaga yaitu sesuatu yang yang disepakati belum dilaksanakan. (5)
berisi tata krama dan sopan santun Meneguhkan komitmen pemulihan
seperti tidak memotong pembicaraan, hubungan penemanan peneliti
tidak melecehkan, tidak bersuara dengan menanyakan kedua belah pihak bersedia
nada keras dan tidak memaki. e) membina hubungan pertemanan
Menanyakan kesiapan menjalani kembali, “Apakah kalian berdua
layanan mediasi dengan menanyakan bersedia menjalin hubungan peltemanan
“apakah ada pertanyaan?” sebelum kembali?”, merancang bentuk komitmen
memasuki layanan mediasi dan pemulihan hubungan peltemanan secara
kesiapan. Dari 5 item tahap tertulis, menentukan batas waktu

306
pemulihan pertemenan. “Kapan kita-kira Tabel Indikator Berkurangnya
kalian bisa ibu lihat saling berteman Perkelahian
kembali”, menentukan langkah-langkah Siklus
yang dilakukan pada masa waktu No Indikator I II Bekur-
hubungan pertemanan” kira- kira pada Perkelahian ang
momen apa baik di sekolah atau di luar 1 Rasa 3 2 1
sekolah kalian bisa melakukan interaksi bermusuhan
bersama‘?”, menyepakati pelaporan terhadap
komitmen pemulihan hubungan pihak lain
pertemanan (belum dilaksanakan). Dari 2 Adanya 3 2 1
5 item tahap “Meneguhkan komitmen perbedaan
pemulihan hubungan peltemanan” 4 kesenjangan
item dilaksanakan sedangkan item dibanding
menyepakati pelaporan pemulihan pihak lain
hubungan pertemanan belum 3 Sikap 3 2 1
dilaksanakan. (6) Melakukan penilaian, menjauhi
membagikan angket penilaian. Dari 1 pihak lain
item tahap “melakukan penilaian” dapat 4 Sikap mau 3 2 1
dilaksanakan. (7) Menutup layanan menang
mediasi, peneliti menyim-pulkan sendiri
pelaksanaan layanan mediasi: setiap ada terhadap
permasalahan kita hams bisa pihak lain
membiearakannya baik-baik”, kalian di 5 Sikap ingin 3 2 1
kantor jam istirahat pertama dari 2 item membalas
tahap “menutup layanan mediasi” dapat 6 Sikap kasar 3 2 1
dilaksanakan. dan negative
7 Sikap mau 3 2 1
Evaluasi benar
Kriteria evaluasi yang sendiri
digunakan dalam penelitian ini adalah
kriteria normatif dengan bentuk kriteria
kedalam yaitu keadaan sebelum KESIMPULAN
tindakan dan sesudah tindakan. Apabila Penelitian tindakan bimbingan
perilaku perkelahian dapat berubah dan konseling di SMP Negefi 5 Percut
setelah diberikan layanan mediasi berarti Sei Tuan diperoleh beberapa kesimpulan
layanan mediasi berhasil. Dalam hal ini sebagai berikut: Penerapan layanan
untuk pengukuran keberhasilan layanan mediasi untuk mengatasi perkelahian di
mediasi tersebut diambil dari angket SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan adalah
yang disebarkan dalam dua tahapan layanan mediasi yang dilakukan dengan
segera kegiatan layanan mediasi penyampaian tujuan, memberikan
dilakukan dan jangka pendek (2 bulan). arahan untuk tata cara pelaksanannya
menekankan komitmen dalam
menjalankan solusi yang disepakati.
Adanya pelaporan terhadap pelaksanaan
komitmen penyampaian azas konseling
secara sistematis sesuai dengan langkah-

307
langkah dengan mediasi. Siswa yang m. Mengadakan tes intelegensi bakat
Berperilaku selalu berkelahi sudah dan minat, dengan mendatangkan
berkurang, yang tadinya suka usil seorang psikolog.
bereanda kelewatan adab terhadap n. Pelatihan ISQ untuk
kawan yang tidak menghargai kebiasaan pengembangan potensi peserta
siswa yang selalu kasar memaksa didik.
kehendak (memeras) sampai berkelahi
dengan kekerasan fisik, setelah diberi DAFTAR RUJUKAN
bantuan dengan layanan mediasi dudah Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur
berkurang. Penelitian Suatu Pendekatan
Upaya yang dilakukan sekolah Praktek. Jakarta: Erlangga.
untuk meningkatkan etrampilan guru Bk
dalam layanan mediasi Bimbingan dan Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan
konseling antara lain: Peserta Didik. Bandung: Rosda
a. Membuat ruang bimbingan .
konseling. Kartonb, K. 1988. Psikologi Anak.
b. Pengadaan perlengkapan di dalam Bandung: Mandar Maju.
ruang bimbingan konseling.
c. Menambah wawasan guru Kartono, K. 2006. Psikologi Anak
pembimbing dengan mengikuti Bandung: Mandar Maju
seminar, workshop, pelatihan,
forum ilmiah, MGMP. ? Prayitno. 2004. Layanan Mediasi.
d. Merevisi program kerja tahunan, Fakultas Ilmu Pendidikan
semester; bulanan, mingguan dan Universitas Negeri dan Erman
harian. e. Amti. 2004. Dasar-Dasar
e. Pembagian jam pembelajaran di Bimbingan Konseling. Cetakan
dalam kelas dan pembagian ke dua. 4 Jakarta: Rineka Cipta.
personil. 2004. Layanan Bimbingan dan
f. Membuat mekanisme penanganan Konseling (L4). Jurusan
bermasalah serta mekanisme kerja Bimbingan dan Konseling
bimbingan konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan
g. Mengadakan diskusi dengan Universitas Padang.
koordinatorffi guru BK, beserta
wali kelas. Tohirin. 2007. Bimbingan dan
h. Penambahan jam pembelajaran di Konseling di Sekolah dan
kelas secara klasikal. 3 Madrasah. Jakarta: Rajawali
i. Menyelenggamkan penyuluhan Press.
kesehatanfi reproduksi remaja.
j. Penambahan data mengetahui
permasalahan peserta didik
dengan mengadakan angket
Problem Check List.
k. Menyelenggarakan kartu pribadi
peserta didik.
l. Menyelenggarakan kotak
masalah.

308

Anda mungkin juga menyukai