Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 3
FARMASI VI-A
BAYYINAH 108102000026
IKHSAN BUDIARTO 108102000014
INTAN FAUZIAH 108102000007
NURMASARI 108102000028
UMMU HIKAMAH 108102000010
1
I. PENDAHULUAN
Warna kulit normal ditentukan oleh jumlah dan sebaran melanin yang
dihasilkan oleh melanosom pada melanosit, yang secara genetik jumlahnya telah
tertentu. Warna kulit juga dipengaruhi oleh ketebalan kulit, vaskularisasi kulit,
kemampuan refleksi permukaan kulit serta kemampuan absorbsi epidermis dan
dermis, selain itu juga ada beberapa pigmen lain seperti karoten (kuning),
oksihemoglobin (merah), hemoglobin (biru) dan melanin (coklat) yang
mempengaruhi warna kulit. Melanin terbentuk melalui rangkaian oksidasi dari asam
amino tirosin dengan melibatkan enzim tirosinase. Tirosinase mengubah tirosin
menjadi DOPA, kemudian dopa kuinon. Dopa kuinon diubah menjadi dopakrom
melalui auto oksidasi sehingga menjadi dihidroksi indole (DHI) atau dihidroksi indole
carboxy acid ( DHICA) untuk membentuk eumelanin (pigmen berwarna coklat).
Dengan adanya sistein atau glutation, dopakuinon diubah menjadi sisteinil dopa,
reaksi ini membentuk feomelanin (pigmen berwarna kuning).
Selain hal tersebut warna kulit seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Dari dalam tubuh misalnya faktor genetik
dan hormonal, faktor dari dalam tubuh yang sangat berpengaruh adalah ras atau
genetik, pengaruh tersebut terjadi bukan karena jumlah sel melanosit yang berbeda,
melainkan bergantung pada jumlah dan bentuk melanosom. Sedangkan luar tubuh
misalnya sinar matahari, makanan ataupun obat. Perpaduan faktor ini akan
menghasilkan warna kulit tertentu. Pajanan sinar matahari dapat menyebabkan kulit
berwarna lebih gelap karena sinar matahari mengandung ultra violet (UV),diantara
ultra violet tersebut ultra violet B (UVB) merupakan sinar yang paling poten
menyebabkan kerusakan jaringan kulit baik akut ataupun kronis. Salah satu reaksi
akut akibat UV-B menyebabkan terjadinya inflamasi akut dan pigmentasi lambat
pada kulit manusia.
Tabir surya adalah suatu substansi dengan senyawa aktif yang dapat
menyerap, memantulkan atau menghamburkan energi surya yang mengenai kulit
manusia. Bahan aktif tabir surya kimiawi yang beredar dipasaran terdiri dari
golongan PABA (para amino benzoic acid), salisilat, atranilat, sinamat , kamfor,
benzofenon dan derivatnya, serta kombinasi yang mengandung lebih dari satu
bahan aktif. Kendalanya adalah masing-masing spektrum sinar surya memberikan
dampak buruk yang berbeda, sedangkan tabirsurya tertentu mempunyai daya
lindung terhadap spektrum tertentu pula.
Dalam penelitian Elmet dkk (2001) membuktikan bahwa polifenol teh hijau
EGCG dan ECG mempunyai kemampuan sebagai fotoproteksi dengan mekanisme
kerja yang berbeda dari tabirsurya. Komponen polifenol teh hijau tidak menyerap
cahaya UV. Implikasinya adalah bila polifenol teh hijau dikombinasikan dengan tabir
surya konvensional, maka akan menghasilkan efek fototerapi tambahan atau
sinergisme. Selain itu, dapat juga bermanfaat pada individu yang alergi atau tidak
dapat mentolerir tabirsurya biasa serta dapat memberikan perlindungan baik
terhadap UVB maupun UVA.
Komposisi daun teh terdiri dari polifenol 30-35 %, karbohidrat 25 %, kafein 3.5
%, protein 15 %, asam amino 4 %, Lignin 6.5 %, asam organik 1.5 %, lipid 2 % ash 5
% dan klorofil 0.5 %, karotenoids <0.1, volatil <0.1.
3
II. FORMULA
Ekstrak teh 1%
Asam stearat 10%
Cera alba 2%
Vaselin album 8%
Adeps lanae 1%
Nipasol 0,05%
TEA 1,2%
Propilen glikol 7%
Nipagin 0,01%
Parfum qs
Aquadest ad 100%
Alat
Beaker glass 2 buah
Spatula 2 buah
Gelas ukur 1 buah
Timbangan digital
4
Penangas air
Cawan porselin
Pipet tetes
Kaca arloji
Kaca objek
Lumpang dan alu
Serbet
Tissue
Sudip
Termometer
Spektrofotometer
IV. PENIMBANGAN
Penimbangan
Ektrak teh = 1% x 50 gram = 0,5 gram
Asam stearat = 10% x 50 gram = 5 gram
Cera alba = 2% x 50 gram = 1 gram
Vaselin album = 8% x 50 gram = 4 gram
Adeps lanae = 1% x 50 gram = 0,5 gram
Nipasol = 0,05% x 50 gram = 0,025 gram
TEA = 1,2% x 50 gram = 0,6 gram
Propilen glikol = 7% x 50 gram = 3,5 gram
Nipagin = 0,01% x 50 gram = 0,005 gram
Aquadest = 50 gram – 15,13 gram = 34,87 ml
5
5. Fase air dipanaskan di atas penangas sampai suhu 500C, kemudian
masukkan nipagin, TEA dan propilen glikol, panaskan sampai suhu 700C
(massa 2)
6. Campurkan massa 1 dan massa 2 ke dalam lumpang hangat, gerus
sampai menjadi massa krim.
7. Setelah suhu turun 400C masukkan ekstrak etanolik kental dari daun teh
ke dalam campuran, gerus ad homogen.
8. Sediaan yang sudah jadi ke dalam wadah yang sudah disiapkan, beri
etiket pada wadah.
9. Lakukan evaluasi krim (homogenitas, penampilan, stabilitas, dan uji
pengolesan pada kulit)
Cara Evaluasi
Homogenitas
Krim dioleskan di atas kaca objek kemudian dikatupkan dengan
kaca objek lain, lalu amati apakah krim tersebut homogenya,
apakah permukaannya halus merata atau ada granul yang masih
keras.
Penampilan krim
Penampilan krim yang diamati adalah warna dan bau. Krim yang
dihasilkan diamati secara visual dan dilakukan penyimpanan.
Pengamatan Kelompok
1 2 3 4 5 6
Warna Hijau Hijau tua Coklat Coklat Kuning Kuning
lumut muda kekuningan muda Muda
Bau Daun Daun Teh Teh Kencur Kencur
singkong singkong
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Kurang Homogen Homogen
homogen
Kekentalan Agak Kental Agak kental Agak Kental
kental Kental kental
6
Netto 39,30 38,49 35,62 41 gram 39,49 38,59
gram gram gram gram gram
Uji iritasi Tak iritasi Tak iritasi Tak iritasi Tak iritasi Tak iritasi Tak iritasi
pH 6 6 6 6 6 5-6
Foto
7
Absorban Ekstrak Krim Transmitan T x Fe T x Fp Krim Transmitan T x Fe T x Fp
8
292,5 0,005 0,085 1,2162 0,1344 0,02 1,0568 0,1168
337,5 0,002
357,5
362,5
367,5
372,5
9
292,5 0,148 0,991 9,7949 1,082 1,427 26,7301 2,9537
337,5
342,5
347,5
352,5
357,5
362,5
367,5
372,5
10
Panjang Ekstrak Krim Transmitan T x Fe T x Fp Krim Transmitan T x Fe T x Fp
337,5
342,5
347,5
352,5
357,5
362,5
367,5
372,5
11
Krim Kelompok 1
Krim Kelompok 2
Krim Kelompok 3
Krim Kelompok 4
Krim Kelompok 5
Krim Kelompok 6
12
VII. PEMBAHASAN
sinar ini dibedakan menjadi tiga, yaitu sinar ultraviolet A (UV-A), UV-B dan UV-
penyinaran, dimana dapat mengakibatkan kanker kulit bila terlalu lama terkena
tertahan pada lapisan atmosfer paling atas dari bumi dan tidak sempat masuk
ke bumi karena adanya lapisan ozon, efek penyinarannya paling kuat karena
Tabir surya adalah suatu substansi dengan senyawa aktif yang dapat
manusia. Bahan aktif tabir surya kimiawi yang beredar dipasaran terdiri dari
golongan PABA (para amino benzoic acid), salisilat, atranilat, sinamat , kamfor,
benzofenon dan derivatnya, serta kombinasi yang mengandung lebih dari satu
dampak buruk yang berbeda, sedangkan tabir surya tertentu mempunyai daya
Efektivitas tabir surya tetap sangat tergantung pada formulasi. Pelarut dan
bahan aktif dan panjang gelombang mereka menyerap .Pengemulsi dan pembentuk
13
film menentukan keseragaman dan ketebalan film yang terbentuk di permukaan
kulit, yang pada gilirannya menentukan tingkat SPF resistensi daya tahan dan air
Pada pembuatan tabir surya ini digunakan ekstrak daun singkong, ekstrak
daun teh hijau dan ekstrak kencur. karena pada ketiga tanaman tersebut diduga
terdapat suatu senyawa yang mengandung SPF, yang berarti dapat menyerap
secara efektif cahaya matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan
infra merah sehingga terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari dapat
dihindari.
Salah satu senyawa yang terkandung dalam daun singkong adalah flavonoid
rutin. Flavonoid termasuk dalam senyawa glikosida yang memiliki ikatan rangkap
terkonjugasi pada gugus aromatiknya dan juga memiliki pasangan elektron bebas
yang berasal dari gugus karbonil. Ikatan rangkap terkonjugasi dan pasangan
elektron bebas inilah yang mampu menyerap sinar ultraviolet pada panjang
gelombang tertentu.
Kuersetin merupakan salah satu flavonoid yang banyak terdapat di alam dan
hidrolisis bila direaksikan dengan asam kuat seperti HCl, dan akan terurai menjadi
Teh hijau merupakan minuman tradisional negara Cina sejak 4000 tahun
sebelum Masehi dan dipercaya masyarakat Cina teh hijau dapat mengobati dan
kanker dan menurunkan beberapa radikal bebas seperti peroksi nitrit, hidrogen
14
peroksidase. Antioksidan teh hijau 100 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin
Polifenol teh hijau merupakan antioksidan alam yang sangat kuat karena
mempunyai gugus hidroksil yang lebih dari polifenol teh hitam atau teh oolong.
predominan polifenol teh adalah katekin (Flavan-3-ols) yang terdiri dari empat
EGCG merupakan komponen paling efektif sebagai antioksidan alam yang poten
fototoksik yang diinduksi papara UV. Paparan UV-B akan menghasilkan suatu
radikal bebas atau reactive oxygen spesies (ROS), keadaan ini merupakan
terutama komponen EGCG, EGC dan CG yang mempunyai daya hambat terhadap
salah satunya adalah kandungan minyak atsiri sebesar 2-4% yang terdiri dari
15
etil sinamat, etil p-metoksisinamat, p-metoksi stirena, n-pentadekana, borneol,
rimpang kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung
kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan senyawa
ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat
nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar.
EPMS mengandung senyawa aktif yang ditambahkan pada lotion atau kulit
ataupun pada bedak setelah mengalami sedikit modifikasi yaitu perpanjangan rantai
dimana etil dari ester ini digantikan oleh oktil, etil heksil, atau heptil melalui
berkurang dan hal itu merupakan salah satu syarat senyawa sebagai tabir
surya. Selain untuk mengurangi tingkat bahaya terhadap kulit, EPMS (bila
panjang yang tidak berbahaya. Cara yang digunakan untuk dapat menghasilkan
isolasi senyawa etil p-metoksi sinamat ( EPMS ) yang optimal dari rimpang kencur
antara lain maserasi. Setelah itu selanjutnya dipekatkan dengan rotary vacuum
evaporator.
Pada uji coba pembuatan sediaan tabir surya yang dilakukan kelompok 3
menggunakan ekstrak dari daun teh. Daun teh sebelumnya dipetik dari daun-daun
muda yang masih segar dimana daun the yang diambil yaitu daun teh hitam bukan
daun teh hijau. Kemudian mengalami proses pengeringan dan penggilingan hingga
16
menggunakan larutan etanol 96% untuk diambil ekstraknya. Ekstrak kental yang
dalam cawan penguap yang telah diberi alumunium voil dan dilubangi setelah itu
disimpan di dalam lemari es. Setelah beberapa hari penyimpanan maka akan
didapatkan ekstrak kental seperti gulali yang selanjutnya digunakan sebagai zat aktif
dari sediaan tabir surya. Kandungan daun teh berupa polifenol memiliki fungsi
sebagai antioksidan. Oleh karenanya sangat bagus untuk melindungi kulit dari
radikal bebas yang ditimbulkan dengan adanya radiasi dari sinar UV A dan UV B
Pada pembuatan ekstrak daun singkong, ekstrak daun teh hijau dan ekstrak
kencur. digunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak ini diperoleh dari proses maserasi
dengan etanol 96% selama ± 24 jam. Pemakaian etanol bertujuan untuk melarutkan
semua senyawa yang terkandung di dalam bahan tersebut, baik polar maupun non-
polar. Filtrat dari hasil maserasi tersebut kemudian dipekatkan dengan rotavapor
sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini masih dalam bentuk ekstrak kasar
bukan isolat. Dari ekstrak kental tersebut akan dibuat sediaan krim dan gel tabir
surya.
sediaan krim karena sediaan tabir surya tidak jauh dari bentuk krim, lotion, gel dan
larutan. Proses pembuatan dengan cara melebur bahan-bahan yang bersifat minyak
pada suhu 700C dan bahan-bahan yang bersifat air yaitu pada suhu 70 0C pula
namun yang membedakan yaitu air sebelumnya sudah harus dipanaskan terlebih
dahulu pada suhu 500C, kemudian baru dimasukkan bahan-bahan lainnya seperti
metil parabenum, TEA dan propilen glikol. Sedangkan pada fase minyak bahan-
bahan yang ditambahkan berupa asam sitrat, cera alba, adeps lanae, dan vaselin
17
album serta propil paraben. Setelah suhu dicapai maka kedua fase dicampurkan di
dalam mortar yang panas dan diaduk kuat namun jangan terlalu cepat karena dapat
dimana ekstrak yang ditambahkan dari uji coba kelompok 3 ini yaitu sebanyak 1%.
Pada formula kelompok 3 dan 4 digunakan ekstrak daun teh sebagai bahan
utama yang diduga mampu memberikan perlindungan pada kulit dari sinar ultraiolet.
minyak adalah asam stearat, cera alba, vaselin album, dan adeps lanae. Bahan-
sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba karena lingkungan yang lembab, maka
Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil sediaan yaitu, warna
berupa coklat muda, bau teh, memiliki homogenitas yang bagus, pH sediaan yaitu 6,
tidak bersifat mengiritasi kulit, viskositasnya tidak terlalu kental dan memiliki berat
sebesar 35,62 gram. Warna coklat muda dipengaruhi oleh warna ekstrak daun teh
yang memang sudah memiliki warna hijau kehitaman yang pekat. Hal ini dapat
dipengaruhi pula oleh konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu hanya 1% karena
pada tingkat viskositas yang dihasilkan. Dimana viskositas yang didapat dari sediaan
18
sediaan sudah dikatakan bagus yaitu cocok untuk kulit yang memiliki pH 7 dan
sifatnya tidak terlalu mengiritasi kulit jadi aman untuk digunakan. Namun sediaan
masih dirasa lengket jadi harus lebih ditingkatkan lagi penggunaan konsentrasi dari
formulasi sediaan ini. Sebagai catatan bahwa asam stearat yang digunakan diubah
yang homogen. Pada evaluasi pH dari formula 1 dan 2 pH sediaan yaitu 6. Netto
kelompok 1 yaitu 39,90 dan kelompok 2 yaitu 38,4 gram. Untuk uji iritasi dicobakan
kepada probandus dengan cara mengoleskan ditangan selama kurang lebih 5 menit
dari sediaan yaitu, warna sediaan berupa kuning muda, memiliki bau khas kencur,
bersifat homogen dengan pH sediaan 5-6, bersifat tidak mengiritasi kulit dan
Proses pembuatan dari sediaan formulasi ini sama dengan formulasi sediaan
kelompok lainnya hanya zat aktifnya saja yang membedakan. Dimana zat aktif yang
digunakan pada kelompok ini berupa rimpang kencur yang berwarna hijau muda
memberikan warna yang berbeda pada sediaan yang dihasilkan yaitu warna kuning
19
seperti buah kencur. Hal ini dimungkinkan karena ekstrak terlalu pekat sehingga
warna kuning yang seharusnya tertutupi hingga menjadi warna hijau muda.
Warna sediaan yang berwarna kuning muda didapatkan dari warna ekstrak
yang ditambahkan, dalam formulasi ini menggunakan ekstrak kencur yang memiliki
warna hijau kekuningan. Bau yang dihasilkan pun juga sama dengan bau asli zat
aktifnya, yaitu bau kencur. Hal ini karena tidak adanya penambahan parfum di dalam
sediaan, sehingga bau yang dihasilkan pun memiliki bau yang khas dari zat aktifnya.
Proses penyiapan buah kencur hingga menjadi ekstrak sama halnya dengan
ekstrak-ekstrak lainnya. Sedangkan kandungan yang dimiliki oleh kencur yaitu Etil
Para Metoksi Sinamat (EPMS) dari kandungan tersebut dapat digunakan sebagai
zat aktif dari sediaan tabir surya yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar
homogenitas dengan menggunakan preparat kaca dan object glass nya didapatkan
sediaan ini yaitu sifat yang tidak mengiritasi kulit saat diuji cobakan dengan cara
yang berkurang dari seharusnya 50 gram yang ada dalam formulasi menjadi hanya
38,59 gram. Hal ini dapat dikarenakan masih adanya bagian yang tertinggal di dalam
mortir pada saat pengemasan ke dalam wadah atau bahan-bahan yang menguap
pada saat proses peleburan dengan suhu 70° C. Untuk viskositasnya yang sedikit
lebih kental dibandingkan dengan sediaan kelompok 5 yaitu karena dipengaruhi oleh
20
yang digunakan oleh kelompk 5 yang hanya 1%. sehingga mempengaruhi tingkat
untuk memantulkan atau mengabsorpsi sinar ultraviolet atau inframerah yang dapat
merusak fungsi kulit. Penggunaan ekstrak singkong dalam tabir surya ini didasarkan
kepada kandungan senyawa rutin ( flavonoid ) yang ada pada daun singkong.
Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi dan karena itu dapat
menunjukan pita serapan kuat pada spektrum UV dan spektrum tampak. Flavonoid
rutin yang terdapat dalam daun singkong ini dapat berfungsi sebagai antioksidan
yang dapat membantu mengatasi masalah kulit karena efek polutan ataupun sinar
matahari.
sebagai bahan yang dapat menyerap sinar secara efektif atau tidak. Spektroskopi
serapan ultraviolet dan serapan tampak merupakan cara utama yang berguna untuk
menentukan/ menganalisis struktur flavonoid yang ada pada daun singkong, serta
dapat menentukan panjang gelombang maksimal yang dapat diserap oleh flavonoid
dibuat pengenceran 100 ppm, kemudian diencerkan kembali menjadi 20 ppm dan
kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 292 – 372 nm. Setelah
21
dilakukan pengujian absorban yang terbaca antara 292,5 – 347,5 nm, dengan
spektrum yang kurang baik. Hal tersebut mungkin dikarenakan adanya pengotor,
baik dari pelarut maupun dari ekstrak itu sendiri, karena ekstrak yang digunakan
merupakan ekstrak kasar, dan bukan berupa isolat murni. Berdasarkan perhitungan
didapat %Te sebesar 8,0414 dan %Tp sebesar 4,0159. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak tersebut mempunyai aktifitas suntan pada %Te karena nilai %Te
masuk pada rentang, dan ekstrak juga mempunyai potensi atau aktivitas sebagai
sunblock pada %Tp karena nilai %Tp masuk pada rentang penilaian aktivitas.
Setelah pengujian ekstrak, maka dilakukan uji aktifitas sediaan krim dengan
melarutkan 100 mg krim dengan 50 ml ethanol 95% yang kemudian krim tersebut
dan nilai transmitan aktifitas krim yang didapat pada kelompok 1, diperoleh %Te
sediaan tabir surya tersebut mempunyai aktivitas proteksi ultra untuk %Te karena
memasuki rentang nilai, akan tetapi aktivitas proteksi ultra itu tidak berlaku untuk
%Tp karena nilai Tp tidak masuk kategori rentang nilai proteksi ultra. Sedangkan
pada kelompok 2, setelah dilakukan pengujian pada aktivitas krim, diperoleh %Te
sebesar 1,073 dan % Tp sebesar 1,005. Hasil tersebut menunjukkan bahwa krim
tersebut mempunyai aktivitas sebagai proteksi ultra untuk %Te, karena hasil
memasuki rentang nilai, sedangkan untuk %Tp hasil tidak memenuhi syarat, karena
Ekstrak teh hijau memiliki kandungan feofitin yang merupakan turunan warna dari
klorofil yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan karoten yang memiliki
22
mekanisme fotoproteksi. fotoproteksi yaitu menangkal radiasi sinar UV penyebab
kerusakan sel, sehingga tidak heran lagi apabila ekstrak the sering ditambahkan
pada sediaan tabir surya. Pada pengujian ekstrak dibuat sebanyak 50 mg ekstrak
teh hijau dilarutkan dengan 50 ml etanol (larutan induk, konsentrasi 1000 ppm) yang
kemudian dibuat pengenceran 100 ppm dan diencerkan kembali menjadi 20 ppm
dan diukur serapannya pada panjang gelombang 292 – 372 nm. Sedangkan untuk
etanol dan diukur serapannya pada panjang gelombang 292 – 372 nm.
Pada pengukuran serapan ekstrak teh hijau, absorban yang terbaca antara
panjang gelombang 292,5 - 332,5 nm. Kemudian dari nilai absorban yang didapat
dihitung nilai intensitas transmisinya, dan dilakukan perhitungan nilai fluks eritema
dan nilai fluks pigmentasi. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai %Te adalah
28,2173 dan nilai %Tp adalah 42,8257. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui
bahwa teh hijau memiliki efektivitas sebagai proteksi ultra pada %Tp, karena nilai
%Tp masuk rentang criteria penilaian, sedangkan nilai %Te tidak memenuhi
Pada pengukuran efektivitas sediaan krim tabir surya kelompok 3, nilai absorban
yang terbaca hanya hingga panjang gelombang 332,5 nm. Berdasarkan perhitungan
yang dilakukan, didapatkan nilai %Te adalah 4,261 dan nilai %Tp nya adalah 0,919.
proteksi ultra, karena % Te krim masuk rentang kategori penilaian, sedangkan %Tp
tidak masuk kategori proteksi sinar, karena nilai %Tp yang tidak masuk pada
rentang penilaian.
Pada pengukuran efektivitas sediaan krim tabir surya kelompok 4, nilai absorban
yang terbaca hanya hingga panjang gelombang 327,5 nm. Berdasarkan perhitungan
23
yang dilakukan, didapatkan nilai %Te adalah 8,509 dan nilai %Tp nya adalah 1,134.
dimana %Te krim memasuki rentang penilaian, sedangkan %Tp tidak masuk
kategori suntan karena tidak memasuki rentang penilaian. Nilai %Te dan % Tp dari
sediaan tabir surya kelompok 3 ini lebih kecil dibandingkan sediaan kelompok 4, hal
yang sama. Hal tersebut mungkin dikarenakan perbedaan konsentrasi ekstrak yang
dari krim karena pada dasarnya teh hijau memiliki efektivitas sebagai proteksi sinar.
ekstrak kencur. Kencur merupakan salah satu tanaman obat tradisional Indonesia
yang kaya akan kandungan senyawa senyawa bahan alam, salah satu diantaranya
ini. Senyawa ini menunjukkan aktivitas tabir surya tetapi tidak memenuhi
persyaratan karena sebagian besar larut dalam air dan menimbulkan iritasi.
surya dapat didapatkan dari hasil rendemen hasil (maserasi) kencur selama 2 hari
asam dan alkoholisis. Oktil p-metoksisinamat merupakan senyawa tabir surya yang
paling sering digunakan karena menimbulkan resiko alergi kecil dan dalam
spektrometri.
24
Pada uji efektivitas ekstra, ekstrak kencur dengan konsentrasi 20 ppm diukur
dari panjang gelombang 292,5 – 332,5. Berdasarkan data hasil pengamatan, pada
ekstrak kencur diperoleh %Te sebesar 2,136 dan %Tp sebesar 1,325. Dari hasil
proteksi ultra pada %Te, karena hasil memasuki rentang nilai, sedangkan untuk %Tp
Pada pengukuran efektivitas sediaan krim tabir surya kelompok 5, nilai absorban
yang terbaca hanya hingga panjang gelombang 332,5 nm. Berdasarkan perhitungan
yang dilakukan, didapatkan nilai %Te adalah 109,56 dan %Tp adalah 19,683. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa krim tabir surya tersebut mempunyai efektifitas
sebagai sunblock untuk %Tp karena %Tp pada sediaan memasuki range penilaian,
sedangkan %Te tidak memasuki range penilaian dan persentase terlalu besar
pengukuran sediaan krim tabir surya kelompok 6, nilai absorban yang terbaca hanya
didapatkan nilai %Te adalah 1,871 dan %Tp adalah 0,366. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa krim tabir surya tersebut mempunyai efektifitas sebagai proteksi
ultra terhadap %Te sedangkan %Tp sediaan tidak memenuhi criteria sediaan
tersebut.
25
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ekstrak singkong didapat %Te sebesar 8,0414 dan %Tp sebesar 4,0159.
suntan pada %Te dan ekstrak juga mempunyai potensi atau aktivitas
sebagai sunblock pada %Tp. Salah satu senyawa yang terkandung dalam
bebas yang berasal dari gugus karbonil yang mampu menyerap sinar
Pada kelompok 1, diperoleh %Te sebesar 1,085 dan %Tp sebesar 1,013.
sebesar 1,073 dan %Tp sebesar 1,005 menunjukkan bahwa krim tersebut
Ekstrak teh hijau didapatkan nilai %Te adalah 28,2173 dan nilai %Tp
Pada kelompok 3 didapatkan nilai %Te adalah 4,261 dan nilai %Tp nya
%Te adalah 8,509 dan nilai %Tp nya adalah 1,134 menunjukkan bahwa
26
Ekstrak kencur diperoleh %Te sebesar 2,136 dan % Tp sebesar 1,325
senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar matahari.
tabir surya kelompok 6 didapatkan nilai %Te adalah 1,871 dan %Tp adalah
27
Teh hijau sebagai anti hiperpigmentasi karena paparan ultraviolet Diambil dari
artikel oleh: Betty Ekawati Suryaningsih Irianto. Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta di download dari http://dermatofarma.wordpress.com/page/3/ dan
http://www.dokterz.co.cc/2010/07/teh-hijau-sebagai-anti-hiperpigmentasi.html
28