Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang terdiri dari berjuta-juta senyawa kimia. Paling

banyak adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa ini terbentuk dari dekomposisi yang dihasilkan oleh

fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang dengan peran yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi. Bahan bakar mulai dari elpiji, bensin, solar,

hingga kerosin; serta material seperti lilin parafin dan aspal; serta berbagai reagen kimia yang

dibutuhkan untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat-obatan, dan lainnya dihasilkan dari

minyak bumi.

Nah, kali ini kita akan ulas mengenai minyak bumi, mulai dari sejarah terbentuknya minyak

bumi, komposisi, sampai pengolahannya. Sobat yang sudah duduk di kelas 11 MIPA dan sudah

membaca materi dalam fitur Belajar Pintar, tentunya tidak asing lagi dengan bahasan ini.

1
BAB II
MINYAK BUMI

A. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu
daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa laut,batas lagoon
(danau) sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama
dengan materi tersebut dan kecepatan pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak
bagian materi organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi
pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak ditemukan
pada bagian air laut dalam.

Waktu berjalan terus secara geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam
permukaan bumi yang lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan material
yang menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan
efek subsidence. Material organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan dan suhu
yang semakin tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan perubahan perubahan kimiawi dari material
organik tersebut. Perubahan material ini merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan
hidrokarbon yang komposisinya sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang
berbentuk gas.

Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 - 55 derajat celsius per
kilometer. Di Sumatra sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar 100 °C/km. Sedangkan habitat
minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 –
3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak.
Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan menjadi
lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.

Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang
memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut
terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini
mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di
ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut
bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai batuan
yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat
2
perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan bergerak naik
sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi
sampai perangkap itu penuh.

B. Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besar (sekitar 90% hingga 97%) terdiri
dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana,
sedangkan sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan senyawa aromatik. Komponen kecil lainnya
selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon yang mengandung oksigen, belerang, ataupun
nitrogen.

Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1 – C4) dengan metana sebagai
komponen utamanya. Selain alkana, juga terdapat gas lain seperti CO2, O2, N2, H2S, ataupun gas
mulia seperti helium dalam jumlah yang sangat sedikit.

C. Proses Pengolahan Minyak Bumi

Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran. Minyak bumi yang
ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas
alam berbentuk cairan kental hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini
masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian (refining)
dengan distilasi bertingkat. Prinsip distilasi ini adalah pemisahan komponen-komponen campuran
berdasarkan perbedaan titik didih sehingga diperoleh kelompok-kelompok komponen dalam rentang
titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi.

3
Berikut ini fraksi hidrokarbon dari minyak bumi dan manfaat minyak bumi untuk setiap
fraksinya.

4
DAFTAR PUSTAKA

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/minyak-bumi-pembentukan-komposisi-pengolahan-dan-fraksi-
fraksinya

Anda mungkin juga menyukai