Berdasarkan karakter lingkungan serta penduduk yang ada di seluruh Kelurahan, maka dapat
teridentifikasi lingkungan-lingkungan permukiman berdasarkan karateristik lokasi dan dominasi mata
pencaharian penduduk, sbb:
Kegiatan penilaian kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan sistem pembobotan pada Berdasarkan metode AHP, dalam mengoperasikan Pair-Wise Comparis, jika jumlah
masing-masing kriteria diatas. Umumnya dimaksudkan bahwa setiap kriteria memiliki bobot alternatif yang akan diperbandingkan 3 alternatif kelurahan (untuk Kecamatan Bontang Barat)
pengaruh yang berbeda-beda. Selanjutnya dalam penentuan bobot kriteria bersifat relatif dan maka akan diperoleh 3 perbandingan. Jika yang akan diperbandingkan 6 kelurahan (untuk
Kecamatan Bontang Utara dan Bontang Selatan) maka akan diperoleh 15 perbandingan.
prioritas paling tinggi. Contoh hasil pengisian kuesioner adalah sbb: 2.4. Tapak Bangunan (Building Coverage / Luas tapak yang tertutup bangunan)
Pertanyaan : Seberapa banyak kondisi tapak bangunan (Building Coverage) antara kawasan
Kelurahan A & Kelurahan B ?
HASIL KUESIONER WILAYAH KECAMATAN BONTANG BARAT 0 : sama banyak; 1 : sedikit lebih banyak; 3 : lebih banyak; 5 : sangat lebih banyak;
Matriks perbandingan antar Kelurahan menurut kriteria kawasan kumuh Skala *) Skala *)
No A B
5 3 1 0 1 3 5
1 Kanaan x Gunung Telihan
A. KRITERIA VITALITAS NON EKONOMI
2 Kanaan x Belimbing
1. Tingkat Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang 3 Gunung Telihan x Belimbing
Pertanyaan: Seberapa banyak tingkat kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang antara kawasan Kelurahan A 2.5. Jarak Antar Bangunan
& Kelurahan B? Pertanyaan : Seberapa dekat jarak antar bangunan antara kawasan Kelurahan A & Kelurahan B ?
0 : sama dekat; 1 : sedikit lebih dekat; 3 : lebih dekat; 5 : sangat lebih dekat;
0: sama sesuai; 1: sedikit lebih sesuai; 3: lebih sesuai; 5: sangat lebih sesuai;
Skala *) Skala *)
Skala *) Skala *) No A B
No A B 5 3 1 0 1 3 5
5 3 1 0 1 3 5 1 Kanaan x Gunung Telihan
1 Kanaan x Gunung Telihan 2 Kanaan x Belimbing
2 Kanaan x Belimbing 3 Gunung Telihan x Belimbing
3 Gunung Telihan x Belimbing
Gambar 5.2. Grafik Analisis AHP Kecamatan Bontang Barat (sumber: Analisis, 2011)
Gambar 5.1. Tampilan Muka Variabel dan Indikator Permukiman Kumuh Setelah isi kuesioner dimasukkan dalam software dan diproses (running) diperoleh hasil
dengan Software AHP Kecamatan Bontang Barat (sumber: Analisis, 2011)
yang divisualisasikan dalam grafik diatas, terlihat bahwa kelurahan Belimbing merupakan kawasan
dengan skor 39,6, Gunung Telihan sebagai kawasan dengan skor 31,9 dan Kanaan sebagai
Gambar diatas menunjukkan Goal yaitu identifikasi kawasan permukiman kumuh dengan
kawasan dengan skor 28,6.
6 macam variabel (vitalitas ekonomi, vitalitas non ekonomi, status tanah, sarana prasarana,
komitmen pemerintah dan kriteria prioritas). Masing masing variabel memiliki beberapa
indikator (pada gambar diatas disingkat sesuai rincian indikator pada bagian atas sub-bab ini,
misalnya pada variabel ekonomi dengan indikator TKTR, yaitu : Tingkat Kesesuaian dengan Tata
Ruang). Sedangkan pada bagian bawah terdapat informasi 3 kelurahan yang akan dinilai, yaitu
Kelurahan Kanaan, Gunung Telihan, dan Belimbing.
Tahap selanjutnya yaitu memindahkan skor (nilai) yang diisi pada kuesioner kedalam
software AHP. Setelah lengkap, proses running software menghasilkan grafik-grafik, sbb:
Grafik diatas menunjukkan posisi perpotongan antara skor prioritas vitalitas ekonomi (garis
Dengan cara yang sama pada kecamatan Bontang Barat, diperoleh hasil pada kecamatan
merah/vertikal) dengan skor persentase alternatif pada kelurahan Loktuan paling besar
Bontang Utara, sbb:
dibandingkan dengan kelurahan Gunung Elai, disusul Api-api, Bontang baru, Guntung dan Bontang
▪ Prioritas 1 : Kelurahan Lok Tuan
Kuala.
▪ Prioritas 2 : Kelurahan Bontang Baru
▪ Prioritas 3 : Kelurahan Gunung Elai
▪ Prioritas 4 : Kelurahan Guntung
▪ Prioritas 5 : Kelurahan Api-Api
▪ Prioritas 6 : Kelurahan Bontang Kuala
Penentuan lokasi kawasan kumuh dilakukan melalui survey lapangan dengan melibatkan
aparat kelurahan setempat.
Gambar 5.12. Grafik Analisis AHP Kecamatan Bontang Selatan (sumber: Analisis, 2011)
Gambar 5.11. Tampilan Muka Variabel dan Indikator Permukiman Kumuh
dengan Software AHP Kecamatan Bontang Selatan (sumber: Analisis, 2011)
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan perpotongan antara garis vertical/merah pada skor
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa skor kelurahan Bontang Lestari paling tinggi
prioritas vitalitas ekonomi dan presentase alternatif Kelurahan Bontang Lestari paling besar/tinggi
(21,9%) dibandingkan dengan Satimpo (18.4%), disusul Tanjung Laut (15,9%), Berebas Tengah
daripada Kelurahan Satimpo, disusul Tanjung Laut, Berebas Tengah, Tanjung Laut Indah dan Berebas
(15,2%), Tanjung Laut Indah (14,3%), dan Berebas Pantai (14,2%).
Pantai.
Dengan cara yang sama dengan dua kecamatan sebelumnya, diperoleh hasil untuk 2) Kecamatan Bontang Utara
kecamatan Bontang Selatan, sbb: Tabel 5.5. Lokasi Kawasan Kumuh di Kecamatan Bontang Utara
▪ Prioritas 1 : Kelurahan Bontang Lestari Luas Kawasan Jumlah Rumah
Prioritas Kelurahan Lokasi di RT
Kumuh (Ha) Kumuh
▪ Prioritas 2 : Kelurahan Satimpo
I Loktuan 3 1,48 72
▪ Prioritas 3 : Kelurahan Tanjung Laut 4 1,52 70
▪ Prioritas 4 : Kelurahan Berebas Tengah 5 1,48 71
6 1,51 68
▪ Prioritas 5 : Kelurahan Tanjung Laut Indah
7 1,53 73
▪ Prioritas 6 : Kelurahan Berebas Pantai 8 1,48 70
19 1,48 72
Penentuan lokasi kawasan kumuh dilakukan melalui survey lapangan dengan melibatkan
27 1,52 70
aparat pemerintah kelurahan setempat. 38 1,48 71
30 1,51 68
II Bontang Baru 9 0,11 4
24 0,24 6
26 0,82 26
Berdasarkan total nilai dalam tabel diatas, selanjutnya diidentifikasi tipologi permukiman kumuh Kota Bontang, yang dibedakan menjadi tiga (3) yaitu: Kekumuhan Tinggi, Kekumuhan Sedang, dan Kekumuhan Rendah.
Penilaian tersebut berdasarkan pada total nilai tertinggi dikurangi total nilai terendah dibagi dengan jumlah kelas (3 kelas), sehingga diperoleh klasifikasi tipologi kawasan kumuh sbb:
▪ Kumuh Tinggi (KT) yaitu Permukiman penduduk yang memiliki tingkat pelayanan air bersih kurang dari 30%, kondisi saluran drainase yang buruk, tingkat pelayanan air limbah kurang dari 30% dan kondisi jalan
lingkungan sangat buruk lebih dari 70%. Mempunyai kepadatan penduduk lebih dari 100 unit/ha, tidak mempunyai jarak antar bangunan, koefisien dasar bangunan lebih dari 70%, perkembangan bangunan
yang sangat tinggi dan tidak adanya upaya yang dilakukan pemerintah setempat dalam penanggulangan kawasan permukiman kumuh (Total Nilai > 484).
Berdasarkan tipologi lokasi kawasan kumuh pada RT-RT diatas, diketahui bahwa di RT 43, 44 dan 45 Kelurahan Belimbing termasuk dalam kawasan permukiman kumuh tinggi. Adapun pada RT 17, 21, 25 Kelurahan
Gunung Telihan dan RT 1 dan 2 Kelurahan Kanaan termasuk kawasan permukiman kumuh rendah. Jika tipologi tersebut dipakai sebagai acuan menentukan tingkat prioritas pada lingkup RT, maka kawasan kumuh
pada RT dengan klas tipologi kumuh tinggi (KT) merupakan prioritas pertama.
Berdasarkan tipologi lokasi kawasan kumuh pada RT-RT diatas, diketahui bahwa di RT 15, 16, 17 Kelurahan Gunung Elai termasuk dalam kawasan permukiman kumuh tinggi. Sedangkan lokasi kumuh pada RT
24, 26 Keurahan Bontang Baru; RT 3, 8 Kelurahan Guntung; di RT 3, 4, 5, 6, 7, 8, 19, 27, 30, 38 Kelurahan Loktuan termasuk dalam kawasan permukimkan kumuh sedang. Adapun lokasi kawasan kumuh pada RT 2,
5, 6, 8, 9, 21, 22, 30, 31, 35 Kelurahan Api-Api; RT 9 Kelurahan Bontang Baru; RT 9 Kelurahan Bontang Kuala; RT 7, 9, 11, 12, 13, 14 Kelurahan Guntung termasuk kawasan permukiman kumuh rendah. Jika tipologi
tersebut dipakai sebagai acuan menentukan tingkat prioritas pada lingkup RT, maka kawasan kumuh pada RT dengan klas tipologi kumuh tinggi (KT) merupakan prioritas pertama.
Berdasarkan tipologi kawasan kumuh pada RT-RT diatas, diketahui bahwa kawasan kumuh di RT 22, 24 Kelurahan Berebas Pantai; RT 9, 28 Kelurahan Tanjung Laut Indah termasuk dalam kawasan
permukiman kumuh tinggi. Sedangkan kawasan kumuh pada RT 4 Kelurahan Berebas Pantai; RT 37, 38, 39, 52, 53, 62 Kelurahan Berebas Tengah; RT 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 15, 17 Kelurahan Bontang Lestari; di RT 7,
10 Kelurahan Tanjung Laut Indah termasuk dalam kawasan permukimkan kumuh sedang. Adapun kawasan kumuh pada RT 1, 2, 3, 4, 5, 31, 34, 35 Kelurahan Berebas Tengah; RT 1, 2 Kelurahan Bontang Lestari; RT
24 Kelurahan Satimpo; RT 6, 9, 25, 26, 27, 29, 30, 35 Kelurahan Tanjung Laut; RT 8, 12, 13, 15, 16, 31 Kelurahan Tanjung Laut Indah termasuk kawasan permukiman kumuh rendah. Jika tipologi tersebut dipakai
sebagai acuan menentukan tingkat prioritas pada lingkup RT, maka kawasan kumuh pada RT dengan tipologi kumuh tinggi (KT) merupakan prioritas pertama.
Peta lokasi masing-masing tipologi kawasan kumuh dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 5.31. Tipologi Kawasan Kumuh di Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Barat Gambar 5.32. Tipologi Kawasan Kumuh di Kelurahan Gunung Telihan, Kec. Bontang Barat
Barat
LAPORAN DRAFT FINAL: Identifikasi Kawasan Kumuh Kota Bontang 5-40
Gambar 5.33. Tipologi Kawasan Kumuh di Kelurahan Kanaan, Kecamatan Bontang Barat Gambar 5.34. Tipologi Kawasan Kumuh di Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara
Pola penanganan permukiman kumuh di Kota Bontang sesuai dengan karakteristik lokasi diatas dilakukan dengan pola, sbb:
▪ Lokasi-lokasi dengan kategori Permukiman kumuh tinggi (KT) dilakukan pola penanganan kuratif (penanggulangan).
▪ Lokasi-lokasi dengan kategori Permukiman kumuh sedang (KS) dilakukan pola penanganan reduktif.
▪ Lokasi-lokasi dengan kategori Permukman kumuh rendah (KR) dilakukan pola penanganan preventif (pencegahan).