Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

Aplikasi Sosial Media

SMART CITY

KOMANG YUDHA ARI ASTINA


1504505105

TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Smart City” ini dengan penuh kemudahan, tanpa
pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.

Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar  pembaca lebih
memahami arti “Smart City” sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.

Akhir kata, semoga Makalah “Smart City” ini bermanfaat bagi para pembaca


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………........

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………….………………………………...
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………... BAB I
C. TUJUAN…………………………………………………….................

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Smart City............................................................................

1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terwujudnya Smart City.................

1.3 Tujuan Smart City..................................................................................

1.4 Peran Cloud dalam Mendorong Perkembangan Smart City di


Indonesia...............................................................................................

1.5 Enam Contoh Jenis Sosial Media..........................................................

1.6 Peran Media Sosial dibutuhkan dalam banyak hal oleh Pemerintah.....

1.7 Enam Dimensi Smart City.....................................................................

BAB III KESIMPULAN


KESIMPULAN…………………………………………………...............

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman, kemajuan teknologi pun tak ujung juga menjadi
suatu terobosan baru yang digunakan oleh kota untuk memberikan layanan yang semaksimal
mungkin bagi penduduknya. sehingga muncul konsep Intelligent City, Ubiquitos City, Digital
City, Wired City, Information City, dan Smart City.

Konsep-konsep tersebut berkembang dengan mendasarkan penerapan teknologi


informasi dan komunikasi dalam mengelola kota. Dari beberapa literatur, dapat diketahui
bahwa konsep Smart City merupakan ujung dari pengembangan konsep pembangunan dan
pengelolaan kota berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Deakin and Allwinkle, 2007).
Dalam definisi Nijkamp ,dkk dalam Chaffers (2010), Smart City didefinisikan sebagai kota
yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern

(Information and Communication Technology) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi


berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang
bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.

Konsep Smart City merupakan konsep yang telah melalui penyempurnaan-


penyempurnaan dari konsep yang telah terlebih dahulu berkembang dengan menambal
kekurangan-kekurangan yang ada dan mempertimbangkan aspek-aspek yang mungkin belum
ada pada konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang telah
muncul sebelumnya. Konsep ini pada akhirnya tidak hanya mendasarkan pembangunan

dan pengelolaan kota dalam dimensi teknologi, namun juga mencakup dimensi manusia dan
dimensi institusional (Nam & Pardo, 2012). Sehubungan dengan sedang berkembangnya
konsep Smart City, pemahaman terhadap konsep Smart City ini belum jelas dan konsisten.
Kota-kota yang disebut Smart City pada awalnya memiliki terobosan baru dalam
penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, yang kemudian sukses meningkatkan
performa kotanya. Pada umumnya, pembangunan kota-kota ini menuju Smart City diawali
dengan penggunaan teknologi informasi dan 3 komunikasi yang biasanya bersifat parsial,
pada masalah-masalah prioritas.

Sebagai contoh, Kota Amsterdam yang mendasarkan penggunaan TIK untuk

mengurangi polusi, atau Kota Tallim, sebagai ibukota Estonia yang memulai pengelolaan
kota yang cerdas dari segi pemerintahannya dengan e-government dan menggunakan smart
ID card dalam pelayanan bagi penduduknya, maupun Kota Songdo di Korea Selatan yang
mendasarkan pengembangan kota berbasis TIK untuk mengembangkan Songdo sebagai pusat
bisnis internasional.

Kota Surabaya, merupakan kota di Indonesia yang telah memenangkan predikat


Smart City yang diperoleh pada ajang Smart City Award 2011 yang diadakan oleh majalah
Warta Ekonomi. Smart City Awards dari Majalah Warta Ekonomi ini merupakan
penghargaan yang diberikan kepada kota yang sukses membangun sistem teknologi informasi
dan komunikasi yang terintegrasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Penghargaan ini memiliki empat kategori, yaitu Smart Governance, Smart Economy, Smart
Living, dan Smart Environment. Smart Governance meliputi partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan, layanan publik, serta transparansi pemerintah.

Untuk Smart Economy, meliputi kewirausahaan dan fleksibilitas pasar tenaga kerja.
Smart Living melingkupi fasilitas pendidikan, pariwisata, transportasi, serta infrastruktur
lainnya yang berbasis TIK, sedangkan yang terakhir, Smart Environment, melingkupi
pengelolaan sumberdaya dan lingkungan yang berkelanjutan dengan basis TIK. Dari empat
kategori yang dipertandingkan, Surabaya memenangkan tiga kriteria, yaitu dalam Smart
Governance, Smart Living, dan Smart Environment, mengalahkan 60 kota/kabupaten lain dari
seluruh Indonesia (Warta Ekonomi, 2011) Kota Surabaya pasti telah melakukan manajemen-
manajemen kota yang lebih baik daripada kota-kota lain di Indonesia sehingga dapat
eningkatkan performa kota yang pada akhirnya mengantarkan Surabaya untuk memenangkan
Smart City Awards 2011. Surabaya memenangkan penghargaan ini atas pembangunan dan
pengelolaan kota yang telah dilakukan, yang kemudian dinilai oleh Warta Ekonomi sebagai
kota yang sesuai dengan konsep Smart City. Kota Surabaya memang pada awalnya tidak
berfokus pada konsep Smart City dalam pembangunan dan pengelolaan kotanya. Kota ini
memang merupakan kota besar di Indonesia memiliki permasalahan-permasalahan yang
terkait dengan kepadatan kota, sehingga Pemerintah Kota Surabaya ingin melakukan
pembangunan dan manajemen kota yang lebih baik. Arahan-arahan pembangunan kotanya
memiliki tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya, tidak
secara sengaja ingin menggunakan konsep Smart City yang sudah ada. Akan tetapi ternyata
pada perkembangannya, arahan pembangunan kota yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Surabaya sesuai dengan prinsip-prinsip Smart City.

Mengingat bahwa belum ada konsep yang jelas dan konsisten mengenai Smart City,
pembangunan dan pengelolaan kota yang dilakukan Kota Surabaya yang pada akhirnya
membawa Surabaya mendapat predikat Smart City dalam ajang Smart City Awards 2011 ini
menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam
mengenai proses pembangunan kota yang dilakukan Surabaya sehingga temuan-temuan yang
ada nantinya mampu memberikan sumbangan konsepsual bagi perkembangan konsep Smart
City.

Penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya telah memaparkan mengenai faktor


keberhasilan, indikator, karakter, maupun dimensi Smart City, namun untuk kajian mengenai
prosesnya, masih belum banyak ditemukan. Proses pembangunan kota menuju Smart City
yang dilakukan Surabaya diharapkan menjadi model dalam pengembangan konsep ini di
kota-kota yang memiliki kondisi hampir sama, khususnya di Indonesia, sehingga proses
pembangunan tidak serta merta mengambil model di negara lain untuk diterapkan di
Indonesia, namun sesuai dengan kondisi dan isu-isu yang berkembang.

B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas kita dapat membuat rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apa itu pengertian Smart City ?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terwujudnya Smart City ?

C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuna yaitu:
a) Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah aplikasi sosial media.
b) Sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa dan pengetahuan kita mengenai smart city.

BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Smart City

Smart city adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan perkembangan


teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehatdengan tingkat efisiensi dan
efektifitas yang tinggi. Dengan Smart City, berbagai macam data dan informasi yang berada
di setiap sudut kota dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota,
dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna
melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget. Melalui gadgetnya,secara
interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data, mereka mengirim informasi ke pusat
data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain. Konsep smart city masih bergantung pada
kota dan pengembangan masing-masing.

Konsep smart city sendiri pertama kali dikemukakan oleh IBM, perusahaan komputer
ternama di Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Untuk menyukseskan konsep kota pintar
ini, IBM mengeluarkan enam indikator yang harus dicapai. Keenam indikator tersebut adalah
masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart
living.
Dengan mengoptimalkan ke enam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi
sebuah wacana belaka. Namun, perlu diingat, keenam indikator ini bisa lebih difokuskan atau
dimaksimalkan salah satunya. Misalnya, kota Copenhagen. Kota yang ada di Denmark ini
memfokuskan diri untuk pengoptimalan bidang lingkungan. Karena hal ini, Copenhagen
dianggap sebagai salah satu kota pintar di dunia. Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul.
Ibu Kota Korea Selatan tersebut fokus pada pelayanan publik pada bidang teknologi
informasi. Tidak aneh jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di dunia. 

Pemanfaatan teknologi informasi, khususnya melalui media sosial atau jejaring sosial
dalam melaksanakan diseminasi informasi publik menjadi salah satu terobosan yang sangat
penting karena sifatnya cepat, mudah, tepat waktu, dan tentu saja murah.

Kehadiran media sosial melalui jaringan internet sudah bukan lagi hal yang aneh dan
dianggap tabu, karena hampir semua orang pengguna internet juga menggunakan media
sosial, bahkan satu orang bisa mempunyai banyak akun untuk mengakses berbagai situs
media sosial. Pengertian sosial media itu sendiri pada dasarnya adalah sebuah media online di
mana para user atau membernya dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
entah itu dalam bentuk blog, jejaring sosial, wikipedia, forum, atau pun dalam bentuk
komunitas yang di bangun secara online dalam ruang virtual. Semakin mudahnya fasilitas
untuk mengakses internet membuat perkembangan media sosial sangat pesat bahkan banyak
orang yang memanfaatkan media yang satu ini untuk keperluan pribadi dan bisnis. Demikian
pula dalam Publik Relations yang umumnya berkaitan penyampaian informasi, penggunaan
media sosial menjadi sarana yang relatif mudah untuk digunakan.
1.2 Faktor – factor yang Mempengaruhi Terwujudnya Smart City

Banyak faktor yang membuat smart city ini menjadi sukses di beberapa negara berkembang,
selain inisiatif yang membuat smart city ini berhasil faktor lain yaitu :

1. Manajemen dan Organisasi


2. Teknologi
3. Pemerintahan
4. Kebijakan
5. Masyarakat
6. Ekonomi
7. Infrastruktur dan,
8. Lingkungan

1. Manajemen dan Organisasi


Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang terstruktur agar organisasi tersebut berjalan
baik, seimbang dan lancar. Dalam hal ini factor organisasi dan manajemem merupakan factor
yang menentukan kemajuan terciptanya smart city, karena manusia yang membuat tujuan dan
manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.

2. Teknologi
Sebuah smart city sangat bergantung pada smart computing. Smart computing mengacu pada
generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi yang menyediakan system IT yang
real-time. Dengan analisis yang baik dan secara mendalam dapat membantu penduduk
membuat keputusan yang lebih pintar yang diiringi dengan tindakan yang dapat
mengoptimalkan proses bisnis.

Teknologi informasi merupakan sebuah pendorong utama bagi inisiatif smart city. Proyek
pembangunan smart city dengan mengacu pada teknologi informasi dapat mengubah
sejumlah peluang yang potensial, mereka dapat meningkatkan manajemen dan fungsi kota.
Namun, meskipun banyak manfaat dari teknologi tersebut dampaknya masih belum terlihat
jelas, karena terdapat kesenjangan social bagi penduduk yang tinggal di pedesaan yang belum
mendapatkan fasilitas tersebut.
Maka dari itu pemerintah kota harus banyak mempertimbangkan faktor-faktor tertentu ketika
mengimplementasikan teknologi informasi yang berkaitan dengan sumber daya, kapasitas,
dan hal-hal yang berkaitan dengan kesenjangan social nantinya.

3. Pemerintahan
Beberapa kota di Negara berkembang sudah memulai proyek pembangunan smart city yang
inisiatif. Proyek ini disebut inisiatif smart city untuk melayani warga dan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, beberapa kota telah merasakan
peningkatan kebutuhan pemerintahan untuk mengelola proyek. Dukungan dari pemerintah
juga merupakan salah satu factor yang penting untuk kemajuan smart city. Karena tanpa
dukungan pemerintah impian untuk mewujudkan smart city akan sulit untuk diwujudkan.

4. Kebijakan
Perpindahan dari sebuah kota biasa menjadi smart city   memerlukan interaksi komponen
teknologi dengan politik dan kelembagaan. Komponen politik mewakili berbagai elemen dan
tekanan eksternal, seperti kebijakan politik yang mungkin mempengaruhi ide dari pembuatan
smart city. Konteks kebijakan sangat penting bagi pemahaman dari penggunaan system
informasi. Pemerintah yang inovatif yang ikut serta dalam membangun smart city
menekankan perubahan dalam suatu kebijakan.

5. Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian penting dari terciptanya smart city, karena dengan demikian
kebiasaan-kebiasaan yang dulu mulai ditinggalkan. Proyek smart city berdampak pada
kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota menjadi lebih efisien.
Masyarakat juga dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
kota, serta menjadi pengguna kota yang aktif. Masyarakat juga adalah factoryang paling
menentukan keberhasilan atau kegagalan terciptanya smart city.

6. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan pendorong utama smart city. Sebuah kota dengan daya saing
ekonomi yang tinggi dianggap memiliki salah satu sifat smart city. Faktor ekonomi termasuk
salah satu daya saing inovasi, kewirausahaan, dan produktivitas dari kota tersebut.
7. Infrastruktur
Infrastruktur memegang peranan penting dalam membuat smart city. Karena smart city
dibangun berdasarkan infrastruktur ICT seperti wi-fi dan hotspot. Pembangunan infrastuktur
ICT merupakan hal yang mendasar dalam melakukan pembangunan smart city.
Pembangunan infrastruktur tergantung pada beberapa factor yang terkait untuk kinerja dan
ketersediannya.

8. Lingkungan
Factor lingkungan dianggap sebagai factor yang mempengaruhi kemajuan smart city karena
nantinya lingkungan sebuah kota menggunakan teknologi dalam menjalani kelangsungan
hidup masyarakatnya

1.3 Tujuan Smart City

Tujuan dari konsep smart city ini adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik


inovasi ekosistem oleh semua gagasan smart city diantaranya menjadi kota hijau, saling
berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kota. Perencanan smart
city menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kota yang cerdas dan
berkarakter. Smart city ini pada intinya memiliki 6 dimensi yaitu ekonomi yang cerdas,
mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya
pemerintahan yang cerdas pula. Konseptual Smart city dapat digunakan juga untuk evaluasi
kemampuan inovatif pererencanaan kota. Selain itu model ini juga dapat untuk sinkronisasi
dan pengoptimalan kota investasi dalam ekonomi dan broadband.
Tujuan utama dari pembangunan sebuah “Kota Pintar” (Smart City) adalah bagaimana kita
melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat
yang madani. Institut investasi Indonesia (3i) bersama Federasi Pembangunan Perkotaan
Indonesia (FePPI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Asosiasi
Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) berkepentingan untuk memulai
kampanye pembangunan perkotaan di Indonesia agar menjadi lebih cerdas dan lebih sukses,
sebuah “Kota Pintar” yang mampu mendukung masyarakatnya untuk hidup makmur, adil dan
sejahtera.
1.4 Peran Cloud dalam Mendorong Perkembangan Smart City di
Indonesia

Dari sudut pandang teknologi, implementasi smart city tentu tidak dapat dipisahkan
dari teknologi cloud. Pasalnya, arus lalu lintas data dan menuju aplikasi penunjang sensor
yang dibutuhkan dalam mewujudkan smart city semakin pasif. Tentu akan merepotkan
apabila segala data dan informasi dalam aplikasi diterapkan pada data center on-premise.
Hal ini disebabkan infrastruktur on-premise belum tentu dapat mengikuti
perkembangan arus data tersebut secara cepat, baik dari segi kapasitas maupun teknologi.
Karena, menambahkan kapasitas atau fungsionalitas baru di data center on-premise
membutuhkan waktu dan proses yang jauh lebih lama di bandingkan dengan cloud. Ada
segudang problematika yang muncul saat melakukannya, mulai dari kompatibilitas, hingga
biaya yang dibutuhkan dalam proses tersebut.
Fetra Syahbana, Country Manager untuk F5 di Indonesia mengatakan, di Indonesia, fokus
utama dalam pengembangan smart city lebih berkutat pada menyelesaikan beragam masalah
perkotaan yang disebabkan oleh kepadatan penduduk perkotaan, populasi yang menua, dan
masih banyak lagi.
“Karenanya, pemerintah kota menggandeng sejumlah penyedia layanan sebagai mitra
demi menghubungkan berbagai perangkat, sensor dan masyarakat dalam mewujudkan visi
smart city”. Sejauh ini, perlahan tapi pasti, kota-kota di Indonesia sedang dalam perjalanan
menuju smart city, yang dibuktikan dengan kian pesatnya perkembangan smart city di
beberapa kota besar di Indonesia. Salah satu contohnya adalah kota Bandung.
Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, kota yang bersinonim dengan sebutan Paris
van Java ini sudah memiliki beragam program fundamental dalam rangka mewujudkan
Bandung Smart City. Program-program seperti perbaikan fasilitas internet, pembenahan
kabel di kota, hingga pembangunan Bandung Command Center yang secara real-time dapat
mengawasi kemacetan dan pembangunan telah tersedia dan berjalan di ibukota Jawa Barat
tersebut.
Aplikasi dan konektivitas kian menjadi pusat dari smart city, dan teknologi yang
memungkinkan arus data dan informasi yang berseliweran di dalamnya semakin banyak.
Hal ini membuat pemanfaatan solusi berbasis cloud ataupun hybrid tidak lagi dapat
terbendung untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Contohnya, dengan hybrid cloud, seluruh data dan aplikasi pemrosesan sensitif dapat
di simpan pada data center on-premise, sedangkan sumber daya komputasi untuk memproses
hal yang tidak krusial dapat dilakukan di cloud.

1.5 Enam contoh jenis sosial media

1. Collaborative Projects
Suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam pembuatannya
dapat diakses khalayak secara global. Kategori yang termasuk dalamCollaborative
Projects dalam media sosial, yaitu WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat
populer di berbagai negara. Collaborative Projects ini dapat dimanfaatkan untuk
mendukung citra perusahaan, terlepas dari pro-kontra soal kebenaran isi materi dalam
situs tersebut.

2. Blogs and Microblogs


Aplikasi yang dapat membantu penggunanya untuk menulis secara runut dan
rinci mengenai berita, opini, pengalaman, ataupun kegiatan sehari-hari, baik dalam
bentuk teks, gambar, video, ataupun gabungan dari ketiganya. Kedua aplikasi ini
mempunyai peran yang sangat penting baik dalam penyampaian informasi maupun
pemasaran produk. Melalui kedua aplikasi tersebut, pihak pengguna dengan leluasa
dapat mengiring opini masyarakat atau pengguna internet untuk lebih dekat dengan
mereka tanpa harus bersusah-susah menyampaikan informasi secara tatap muka.

3. Content Communities
Sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik
secara langsung maupun tidak langsung, di mana dalam aplikasi ini user atau
penggunanya dapat berbagi video, ataupun foto. Sosial media ini dapat dimanfaatkan
untuk mempublikasikan suatu bentuk kegiatan positif yang dilakukan oleh satu
perusahaan, sehingga kegiatan tersebut akan mendapatkan perhatian khalayak dan
pada akhirnya akan membangun citra positif bagi perusahaan.
4. Social Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial
Merupakan situs yang dapat membantu seseorang atau pengguna internet
membuat sebuah profil dan menghubungkannya dengan pengguna lain. Situs jejaring
sosial memungkinkan penggunanya mengunggah hal-hal yang sifatnya pribadi seperti
foto, video, koleksi tulisan, dan saling berhubungan secara pribadi dengan pengguna
lainnya melalui private pesan yang hanya bisa diakses dan diatur pemilik akun
tersebut. Umumnya pengguna situs jejaring sosial juga dapat menggunakan instant
messaging sebagai aplikasi untuk kepentingan chating atau ngobrol secara online.
Situs jejaring sosial sangat berperan dalam hal membangun dan membentuk brand
image, karena sifatnya yang interaktif sehingga pengguna dapat dengan mudah
mengirim dan menerima informasi, bahkan dapat digunakan sebagai media
komunikasi dan klarifikasi yang nyaman antara pemilik produk dengan konsumennya.

5. Virtual Game Worlds


Permainan multiplayer di mana ratusan pemain secara simultan dapat di
dukung. Media sosial ini sangat mendukung dalam hal menarik perhatian konsumen
untuk tahu lebih banyak dengan desain grafis yang mencolok dan permainan warna
yang menarik, sehingga terasa lebih informatif dan interaktif.

6. Virtual Social Worlds


Aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata dalam internet. Aplikasi ini
menungkinkan pengguna berinteraksi dalam platform tiga dimensi menggunakan
avatar yang mirip dengan kehidupan nyata. Aplikasi ini sangat membantu dalam
menerapkan suatu strategi pemasaran atau penyampaian informasi secara interaktif
serta menarik.

Dari uraian-uraian peran sosial media tersebut, dapat disimpulkan bahwa media sosial dapat
membantu membuat segala yang jauh dan sulit menjadi lebih dekat dan mudah.
1.6 Peran media sosial dibutuhkan dalam banyak hal oleh pemerintah

 Membantu penyelesaian laporan atau pengaduan pelayanan publik.


 Membantu peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik.
 Mempercepat Diseminasi varian laporan atau pengaduan pelayanan publik.
 Mempengaruhi opini publik yang berorientasi pada penyelesaian
 Mempengaruhi opini pimpinan instansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
 Mempercepat penyelesaian.

1.7 Enam Dimensi Smart City

1. Smart Economy

Smart Economy atau ekonomi cerdas mencakup inovasi dan persaingan, jika semakin
banyak inovasi-inovasi baru yang dikembangkan maka akan menambah peluang usaha baru
dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal. Meningkatnya jumlah pelaku usaha
mengakibatkan persaingan pasar menjadi semakin ketat. Sehingga inovasi-inovasi baru perlu
diciptakan untuk mempertahankan eksistensi bisnis pelaku usaha tersebut.

2. Smart Mobility

Smart Mobility termasuk pada transportasi dan pembangunan infrastruktur.


Pembangunan infrastruktur diwujudkan melalui penguatan system perencanaan infrastruktur
kota, pengembangan aliran sungai, peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih,
pengembangan system transportasi,pengembangan perumahan dan permukiman, dan
peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur.

Dengan ketersediaan sarana/prasarana transportasi dan infrastruktur yang memadai


akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.

3. Smart Environment (lingkungan)

Lingkungan pintar berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan,


keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak,bagi
masyarakat dan public. Menurut undang-undang tentang penataan ruang, mensyaratkan 30 %
lahan perkotaan harus difungsikan untuk ruang terbuka hijau baik privat maupun public.
Lingkungan yang bersih tertata merupakan contoh dari penerapan lingkungan yang pintar.

4. Smart People (kreativitas dan modal)

Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic


capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Kemudahan
akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan mereka dalam mengembangkan usahanya. Modal sosial termasuk seperti
kepercayaan, gotong royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima
serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik,
dan menurunnya tingkat kejahatan.

5. Smart Living (kualitas hidup)

Berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya).
Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya
sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung
merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas
kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang
berkualitas.

6. Smart Governance (pemberdayaan dan partisipasi)

Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good Governance.


Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang
mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi,
partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen
terhadap tegaknya nilai dan prinsip “desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang
bersih, bertanggung jawab, dan berdaya saing”.

BAB III

KESIMPULAN
Kesimpulan

Pengembangan Smart City akan memberikan kemudahan pada pengembangan di


Indonesia. Untuk menciptakan tata kota berbasis Smart City, ada baiknya pemerintah kota di
Indonesia lebih berfokus pada salah satu indikator smart city saja, membentuk kerjasama
pada berbagai negara akan mempercepat terciptanya smart city.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.indopos.co.id/2015/11/peran-cloud-dalam-mendorong-perkembangan-smart-city-
di-indonesia.html [ 6 DESEMBER 2015 ]

http://smartcityindonesia.blogspot.co.id

[ 6 DESEMBER 2015 ]

https://naashir.wordpress.com/2014/11/07/smart-city/

[ 6 DESEMBER 2015 ]

http://www.elisakaramoy.com/2013/11/peran-media-sosial-dalam-pembangunan.html

[ 6 DESEMBER 2015 ]

Anda mungkin juga menyukai