Anda di halaman 1dari 5

KONTRASEPSI

Definisi Pencegahan terjadinya kehamilan


Anamnesis  Identitas pasien
 Riwayat sekarang
1. Tujuan memilih kontrasepsi: Menunda/menjarakan kehamilan selama berapa
tahun, menghentikan kesuburan.

 Riwayat penggunaan kontrasepsi dalam 2 tahun terakhir

Jenis kontrasepsi Lama pemakaian Alasan berhenti


Pil KB
IUD/AKDR
Suntik
Kondom
Dll

 Riwayat menstruasi
1. Menarche
2. Keteraturan dan lama siklus menstruasi
3. Banyaknya menstruasi
4. Karakter darah menstruasi
5. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
6. Dismenorea

 Riwayat perkawinan
1. Kawin ke
2. Lama perkawinan

 Riwayat obstetri
1. Status obstetri (GPA, termasuk keterangan lahir hidup/mati)
2. Persalinan terakhir/abortus terakhir/kehamilan ektopik
- Tanggal persalinan/abortus terakhir
- Jenis persalinan
- Apakah sedang menyusui atau tidak

 Riwayat ginekologi
1. Riwayat tumor ginekologi
2. Operasi ginekologi yang pernah dijalani
3. Riwayat penyakit kelamin (gonorea, sifilis, herpes, termasuk keputihan)
4. Riwayat perdarahan dari saluran reproduksi

 Riwayat penyakit dahulu


1. Hipertensi
2. DM
3. Penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
4. Penyakit liver
5. Riwayat operasi, bedridden (imobilisasi dalam jangka waktu dekat)
6. Riwayat sakit kepala
7. Riwayat massa payudara
8. Penyakit dan pengobatan jangka panjang lainnya
9. Alergi

 Riwayat sosial
1. Merokok
2. Minuman keras

Pemeriksaan Fisik  Status generalis dan antropometri


1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tinggi badan
4. Berat badan
 Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan)
 Pemeriksaan khusus obstetri dan ginekologi
1. Payudara (Benjolan, nyeri tekan, puting susu, sedang menyusui)
2. Abdomen (Pembesaran, bekas luka, konsistensi, nyeri tekan, peradangan
3. Vaginal Toucher (Tumor, posisi rahim, bentuk)
4. Inspekulo (Tanda-tanda peradangan, tanda-tanda kehamilan, perdarahan)
 Pemeriksaan fisik umum lainnya

Kriteria Diagnostik -
Diagnosis Banding
Calon akseptor kontrasepsi
- anamnesis (kebutuhan)
- pemeriksaan fisik
- konseling metode kontrasepsi

Menunda Kehamilan
Menghentikan Kesuburan Kontrasepsi Darurat
dan Menjarakan Kehamilan

Metode hormonal Kontrasepsi mantap


(Pil, suntik, implan) Pil KB/IUD
(vasektomi, tubektomi)
Metode non-hormonal
(IUD/AKDR, kondom, diafragma,
spermisida)

Metode alami
(Metode pantang berkala, metode
amenorea laktasi, metode senggama
terputus)

Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan darah rutin (hemoglobin, leukosit)


 Pemeriksaan gula darah, profil lipid
 Pemeriksaan urine (beta-HCG)
 Pemeriksaan ultrasonografi abdomen/transvaginal
 Pemeriksaan lainnya sesuai indikasi/TORCH

Terapi, Komplikasi, dan Metode Pantang Berkala Metode Amenorea Laktasi


Edukasi Cara kerja Mengetahui masa subur dan Secara temporer menghambat
tidak berhubungan seksual hormon yang menyebabkan
yang tidak terproteksi saat ovulasi melalui frekuensi
masa subur. menyusui yang tinggi
Cara pemakaian - -
Kelebihan  Tidak ada efek samping  Memaksimalkan pola
 Tidak perlu prosedur atau menyusui ibu
alat  Tidak membutuhkan biaya
 Ibu belajar tentang mahal
badannya dan kesuburan
 Bisa dipakai untuk
menentukan hari subur bila
ingin hamil atau tidak
ingin hamil
 Kesuburan cepat kembali
bila program diberhentikan
Kekurangan Tidak efektif bila siklus Risiko kehamilan tinggi, tidak
menstruasi tidak teratur. Harus mencegah IMS.
mengingat.
Metode Senggama Terputus
Cara kerja Mencegah sperma masuk ke liang senggama, mengeluarkan penis
saat akan ejakulasi.
Cara pemakaian -
Kelebihan  Tidak ada efek samping
 Tidak perlu alat.
Kekurangan Kurang efektif.

Kondom Diafragma
Cara kerja Mencegah sperma masuk ke Mencegah sperma masuk melalui
liang senggama. serviks
Cara pemakaian Menggunakan lateks pada Kap berbentuk cembung yang
penis. dimasukan ke vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup
serviks.
Kelebihan  Murah dan mudah  Tidak ada efek samping
didapatkan hormonal
 Dapat mencegah  Penggunaannya dapat diatur
penyebaran penyakit oleh akseptor kontrasepsi itu
menular seksual sendiri
 Dapat menjadi metode  Dapat dipasang sebelum
kontrasepsi sementara berhubungan seksual
sebelum menggunakan  Mengurangi risiko infeksi
metode lain menular seksual dan kanker
serviks
Kekurangan  Risiko alergi lateks  Harus dilakukan pemeriksaan
 Keberhasilan tergantung dalam untuk mengetahui
cara pemakaian ukuran yang tepat
 Harus disiapkan sebelum  Dapat menyebabkan iritasi
berhubungan seksual pada vagina atau penis, infeksi
saluran kemih, vaginosis
bakterial, kandidiasis.
 Keberhasilan tergantung cara
pemakaian.

Pil KB
Pil kombinasi Pil progestin
Cara kerja Menekan ovulasi, mencegah Menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan implantasi, mengentalkan lender
lender serviks. serviks.
Cara pemakaian Diminum setiap hari. Diminum tiap hari,
Kelebihan - Mengurangi risiko - Kesuburan dapat cepat
endometriosis, kista, kembali
kanker, radang
panggul simptomatik,
nyeri dan jumlah
perdarahan haid
- Jika dihentikan,
kesuburan dapat
cepat kembali
Kekurangan - Perubahan berat - Perubahan siklus haid
badan, nafsu makan, - Perubahan berat badan,
suasana hati nafsu makan, suasana
- Jerawat, sakit kepala, hati
mual, muntah
- Harus diminum tiap
hari
- Risiko stroke,
serangan jantung,
penggumpalan darah

Suntik
Suntik Kombinasi Suntik Progestin
Cara kerja Menekan ovulasi, mencegah Menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan implantasi, mengentalkan lender
lender serviks, menghambat serviks.
gerakan gamet pada tuba,
Cara pemakaian Disuntikan tiap bulan/3 bulan Disuntikan 3 bulan sekali
Kelebihan - Dapat digunakan - Mengurangi risiko
tanpa diketahui kanker endometrium,
siapapun fibroid uterus, radang
- Jika dihentikan, panggul simptomatik,
kesuburan dapat gejala endometriosis.
cepat kembali - Dapat digunakan tanpa
diketahui siapapun
Kekurangan - Perubahan berat - Perubahan siklus haid
badan, nafsu makan, (tidak haid, jarang haid)
suasana hati - Perubahan berat badan,
- Jerawat, sakit kepala, nafsu makan, suasana
mual, muntah hati
- Perubahan siklus haid - Penggunaan bergantung
- Penggunaannya pada tenaga kesehatan
bergantung pada
tenaga kesehatan

Implan AKDR/IUD
Cara kerja Menekan ovulasi, mencegah Menghambat kemampuan sperma
implantasi, mengentalkan untuk mencapai tuba falopii,
lendir serviks, menghambat mencegah pertemuan sperma dan
gerakan gamet pada tuba. ovum, mencegah implantasi
Cara pemakaian Implan dimasukan di bawah Alat kontrasepsi dimasukan ke
kulit, dapat bertahan 3-7 tahun dalam rahim, dapat bertahan
sekitar 5-10 tahun.
Kelebihan - Jangka waktu - Jangka waktu pemakaian
pemakaian lama lama
- Efektif mencegah - Efektif mencegah
kehamilan kehamilan
- Tidak mengganggu - Dapat langsung
hubungan seksual digunakan setelah
melahirkan, keguguran,
atau ketika menyusui.
Kekurangan - Jika dihentikan, - Perubahan siklus haid
kesuburan tidak dapat (tidak haid, jarang haid,
cepat kembali nyeri haid)
- Perubahan berat - Dapat menyebabkan
badan, nafsu makan, anemia defisiensi besi
suasana hati pada akseptor yang
- Jerawat, sakit kepala, sudah anemia sebelum
mual, muntah pemasangan
- Perubahan siklus haid - Dapat menyebabkan
- Penggunaannya radang panggul pada
bergantung pada akseptor dengan infeksi
tenaga kesehatan saluran reproduksi
- Penggunaan bergantung
pada tenaga kesehatan

Kontrasepsi Mantap
Tubektomi Vasektomi
Cara kerja Menutup tuba falopii sehingga Menghambat alur transportasi
ovum tidak bisa bertemu sperma ke air mani
sperma.
Prosedur Mengikat atau memotong dan Memotong vas deferens
memasang cincin pada tuba
falopii.
Kelebihan - Menghentikan - Menghentikan
kesuburan secara kesuburan secara
permanen. permanen.
- Mengurangi risiko - Tidak mempengaruhi
radang panggul dan libido, performa seks,
kanker endometrium. dan tetap dapat ejakulasi.
Kekurangan - Harus menjalani - Harus menjalani
prosedur bedah prosedur bedah dengan
dengan tenaga tenaga kesehatan
kesehatan terlatih. terlatih.
Prognosis Tergantung pada metode kontrasepsi yang dipilih.
Kepustakaan 1. WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan ed.1.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
2. Sri Rahayu, Ida Prijatni. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Praktikum Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana ed. 1. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2016.

Anda mungkin juga menyukai