Anda di halaman 1dari 58

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 209 K/TUN/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
MAHKAMAH AGUNG

ng
Memeriksa perkara tata usaha negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara:

do
gu 1. FATIMAH binti H.A. MADJIDI,
Indonesia, tempat tinggal di Jalan Lengkeng, RT. 003, RW.
kewarganegaraan

In
A
07, Kelurahan Beiji, Kecamatan Beiji, Kota Depok,
pekerjaan Ibu Rumah Tangga;
ah

2. Hj. SITI HAWARI SUPARI binti H.A. MADJIDI,

lik
kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Jalan
Ampera Raya, Nomor 109, RT. 005, RW. 04, Kelurahan
am

ub
Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
pekerjaan Ibu Rumah Tangga;
ep
3. RAHMALIA DEWI INDRAWANGI binti NADARHAN
k

MADJIDI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di


ah

Jalan Flamboyan, Blok F, Nomor 46, RT. 014, RW. 04,


R

si
Cijantung II, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo,
Jakarta Timur, pekerjaan Karyawan Swasta;

ne
ng

4. INDRI ARDINI KUSUMA binti NADARHAN MADJIDI,


kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Taman

do
gu

Kebon Jeruk/Intercom, Blok GB­2, Nomor 5, RT. 007, RW.


002, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat, pekerjaan Karyawan Swasta;
In
A

Dalam hal ini memberi kuasa kepada:


1. DODDY HARRYBOWO, S.H., M.H.;
ah

lik

2. M. DJONI SAROSA, S.H., M.H.;


3. BAMBANG IWAN, S.H.;
m

ub

Kesemuanya Advokat pada Kantor Hukum “Doddy


Harrybowo, S.H., M.H. & Associates”, beralamat di Rukan
ka

Jatibening Estate, Jalan Raya Kincan Nomor 45/Kav. 4,


ep

Jatibening, Pondok Gede, Bekasi, berdasarkan Surat Kuasa


ah

Khusus Nomor DH.293.1/005/XII/2016 tanggal 29


R

Desember 2016;
es

Para Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Para Penggugat;


M

ng

melawan:
on
gu

Halaman 1 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
I. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK, tempat

si
kedudukan di Jalan Boulevard, Sektor Anggrek, Kota
Kembang, Kota Depok;

ne
ng
Dalam hal ini memberi kuasa kepada:
1. BISYAHRI, S.H., M.H., jabatan Kepala Seksi Sengketa,
Konflik dan Perkara Pertanahan;

do
gu 2. IMAM ISNANDAR, S.H., jabatan Kepala Sub Seksi
Sengketa dan Konflik Pertanahan;

In
A
3. HOTBEN SIRAIT, S.H., M.H., jabatan Kepala Sub Seksi
Perkara Pertanahan;
ah

lik
4. BAMBANG IRWANTO, jabatan Staf Sub Seksi
Sengketa dan Konflik Pertanahan;
Kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan
am

ub
Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Pertanahan Kota Depok,
Komplek Sub Perkantoran Kota Depok, Jalan Boulevard,
ep
Sektor Anggrek, Kota Kembang, Kota Depok (sekarang
k

Perumahan Grand Depok City), berdasarkan Surat kuasa


ah

Khusus, Nomor 1174/SKU­600­32.76/XII/2015 tanggal 10


R

si
Desember 2015;
II. HAERUL IHWAN, kewarganegaraan Indonesia, tempat

ne
ng

tinggal di Jalan H. Ten 1 Nomor 33, RT 003, RW 001,


Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta

do
gu

Timur, pekerjaan Wiraswasta;


Dalam hal ini memberi kuasa kepada:
1. LAMHOT M SITUNGKIR, S.H.;
In
A

2. RIZKI FEBRIANSYAH, S.H.;


3. RONALD TAMBUNAN, S.H.;
ah

lik

4. REGIE A PERMANA, S.H.;


5. DANIEL B. SILABAN, S.H.;
m

ub

Kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan


Advokat/Pengacara dan Assisten Advokat pada “Lembaga
ka

Bantuan Hukum LSM Gerakan Masyarakat Bawah


ep

Indonesia (LBH­LSM GMBI)”, beralamat di Jalan Dalem


ah

Kaum Nomor 94, Bandung, berdasarkan Surat Kuasa


R

Khusus Nomor 1101/LBH GMBI/I/2017 tanggal 30 Januari


es

2017;
M

ng

on
gu

Halaman 2 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
III. Ny. T. P RACHMAT L. R IMANTO, kewarganegaraan

si
Indonesia, tempat tinggal di Jalan Patra Kuningan I Blok L
10­11, Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi,

ne
ng
Jakarta Selatan, pekerjaan Swasta;
Dalam hal ini memberi kuasa kepada:
1. RIVAI KUSUMANEGARA, S.H.;

do
gu 2. ENDAR SUMARSONO, S.H.;
3. ADJI PRAKOSO, S.H.;

In
A
Kesemuanya Advokat pada Law Offices “Kusumanegara &
Partners”, beralamat di Graha Irama Lantai 2 Ruang F,
ah

lik
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X­1, Kav. 1­2, Jakarta, 12950,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 31 Januari 2017;
IV. Hj. ENIH Binti ENTAR, kewarganegaraan Indonesia,
am

ub
tempat tinggal di Kampung Tapos, RT 003 RW 005,
Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Kota Depok,
ep
pekerjaan Mengurus Rumah Tangga;
k

Dalam hal ini memberi kuasa kepada:


ah

1. SUHARTA, S.H., M.H.;


R

si
2. MUHAMMAD TAUFIK, S.H.;
Keduanya Advokat/Penasehat Hukum pada Kantor Hukum

ne
ng

“SM & Associates”, beralamat di Jalan Pasar Kranggan Dua


Nomor 64, Jatisampurna, Bekasi, 17433, berdasarkan Surat

do
gu

Kuasa Khusus Nomor 111/SM/I/SKK/2017 tanggal 28


Januari 2017;
V. MULYADI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di
In
A

Jalan Bangka II A/O A, Blok L­10, RT 0013 RW 001,


Kelurahan Palempang, Kecamatan Mampang Prapatan,
ah

lik

Jakarta Selatan, pekerjaan Wiraswasta;


VI. Dra. YANTI W TANUMIHARDJA, kewarganegaraan
m

ub

Indonesia, tempat tinggal di Jalan Komplek Pakuwon Blok I


Nomor 10, RT 003 RW 009, Kelurahan Jelambar Baru,
ka

Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Pusat, pekerjaan


ep

Swasta;
ah

VII. ANITAWATI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di


R

Jalan Kalasan, Nomor 18 RT 004 RW 002, Kelurahan


es

Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat,


M

ng

pekerjaan Swasta;
on
gu

Halaman 3 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Termohon Kasasi I, II, III, IV, V, VI, VII dahulu Terbanding/
Tergugat, Tergugat II Intervensi 1, Tergugat II Intervensi 2,

ne
ng
Tergugat II Intervensi 3, Tergugat II Intervensi 4, Tergugat II
Intervensi 5, Tergugat II Intervensi 6;
Mahkamah Agung tersebut;

do
gu Membaca surat­surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat­surat tersebut ternyata bahwa sekarang

In
A
Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pembanding/Para Penggugat telah
menggugat sekarang Termohon Kasasi I, II, III, IV, V, VI, VII dahulu sebagai
ah

lik
Terbanding/Tergugat, Tergugat II Intervensi 1, Tergugat II Intervensi 2, Tergugat
II Intervensi 3, Tergugat II Intervensi 4, Tergugat II Intervensi 5, Tergugat II
Intervensi 6 di muka persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
am

ub
pada pokoknya atas dalil­dalil sebagai berikut:
I. Objek Sengketa;
ep
Surat Keputusan Tergugat berupa:
k

1. Sertipikat Hak Milik N omor 3518/Ds. Tapos, tanggal 3 Februari 1997,


ah

Surat Ukur Nomor 21316/1996, tanggal 4 Oktober 1996, luas 820 M²,
R

si
atas nama Haerul Ihwan;
2. Sertipikat Hak Milik Nomor 3509/Ds. Tapos, tanggal 3 Februari 1997,

ne
ng

Surat Ukur Nomor 21315/1996, tanggal 4 Oktober 1996, luas 1.918 M²,
atas nama Dra. Yanti W. Tanumihardja;

do
gu

3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 121/Ds. Tapos, tanggal 3


Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21304/1996, tanggal 4 Oktober 1996,
luas 488 M², atas nama Mulyadi;
In
A

4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 122/Ds. Tapos, tanggal 3


Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21329/1996, tanggal 4 Oktober 1996,
ah

lik

luas 1.465 M², atas nama Mulyadi;


5. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 118/Ds. Tapos, tanggal 3
m

ub

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21289/1996, tanggal 4 Oktober 1996,


luas 550 M², atas nama Anitawati;
ka

6. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 119/Ds. Tapos, tanggal 3


ep

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21282/1996, tanggal 4 Oktober 1996,


ah

luas 836 M², atas nama Anitawati;


R

7. Sertipikat Hak Milik Nomor 3175/Ds. Tapos, tanggal 28 Desember 2007,


es

Surat Ukur Nomor 3271/TAPOS/2007, tanggal 13 Desember 2007, luas


M

ng

405 M², atas nama Hj. Enih;


on
gu

Halaman 4 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
8. Sertipikat Hak Milik Nomor 3176/Ds. Tapos, tanggal 28 Desember 2007,
Surat Ukur Nomor 3272/TAPOS/2007, tanggal 13 Desember 2007, luas

ne
ng
1683 M², atas nama Hj. Enih;
9. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 117 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21305/1996, tanggal 4 Oktober 1996,

do
gu luas 1150 M², atas nama Rudhiyanto;
10. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 101 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3

In
A
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21280/1996, tanggal 4 Oktober 1996,
luas 1.025 M², atas nama Ny. T. P. Rachmat L. R. Imanto;
ah

lik
11. Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 102 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21278/1996,tanggal 4 Oktober 1996,
luas 2.045 M², atas nama Ny. T. P. Rachmat L. R. Imanto;
am

ub
Yang mana seluruhnya asal pemisahan dari Hak Guna Bangunan Nomor
2/Tapos (peta situasi terlampir);
ep
II. Tenggang Waktu;
k

Bahwa, Para Penggugat (para ahli waris Alm. H. A. Madjidi) melalui


ah

kuasanya saat itu Sdr. Eddy Widjaya semula telah mengajukan surat
R

si
permohonan pengukuran atas dua bidang tanah masing­masing seluas
± 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga puluh enam meter persegi) yang

ne
ng

terletak di Kp. Tapos, RT 003, RW.03, Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos,


Depok, Jawa Barat dan telah mengisi blanko formulir permohonan untuk

do
gu

memperoleh sertifikat hak milik atas tanah tersebut di atas dengan Surat
Tanda Terima Dokumen Nomor Berkas Permohonan 50587/2014 dan
50585/2014 masing­masing tertanggal 01 Juli 2014, namun oleh Tergugat,
In
A

ternyata diatas tanah tersebut telah terbit Sertifikat Hak Guna Bangunan
(HGB) atas nama orang lain, surat Tergugat tertanggal 25 Agustus 2015
ah

lik

yang telah diterima/diberitahukan kepada Para Penggugat pada tanggal 25


Agustus 2015, yang mana isi surat Tergugat tersebut menyatakan sebagai
m

ub

berikut:
“Sehubungan permohonan saudara kepada Kantor Pertanahan Kota
ka

Depok terdaftar dengan Nomor Berkas 50587/2014, setelah kami


ep

lakukan pengukuran bahwa diatas bidang tanah yang saudara mohon


ah

telah terbit sertifikat HGB Nomor 119, B.117. (seb), B102 (seb), B.118,
R

B.101 (seb) B.126, B.122, B.98, B.99, B.99, B.97 yang seluruhnya asal
es

pemisahan dari HGB Nomor 2/Tapos (peta situasi terlampir). Berkenaan


M

ng

on
gu

Halaman 5 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hal tersebut di atas maka permohona Saudara belum dapat

si
ditindaklanjuti”;
Kemudian atas terbitnya Surat Tergugat tersebut, Para Penggugat

ne
ng
mengajukan gugatan ini kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
tertanggal 20 November 2015, dengan demikian gugatan Para Penggugat
ini masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh hari), sebagaimana

do
gu yang diatur dalam ketentuan Pasal 55 Undang­Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

In
A
III. Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan;
­ Bahwa, Surat Tergugat 25 Agustus 2015, yang pada pokok isinya
ah

lik
menyatakan bahwa atas dua bidang tanah masing­masing seluas
±10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga puluh enam meter persegi) yang
terletak di Kp. Tapos, RT 003, RW 003, Kelurahan Tapos, Kecamatan
am

ub
Tapos, Depok, Jawa Barat yang dimohonkan oleh Para Penggugat
untuk memperoleh tanda bukti hak Sertifikat Hak Milik (SHM), ternyata
ep
diatas tanah­tanah darat tersebut telah terbit sertifikat­sertifikat HGB
k

atas nama orang lain, sebagaimana disebutkan di atas;


ah

­ Bahwa, sisa tanah darat milik Para Penggugat dengan total seluas
R

si
± 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga puluh enam meter persegi)
yang terletak di Kp. Tapos, RT. 003, RW. 003, Kelurahan Tapos,

ne
ng

Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat berasal dari tanah milik adat
Girik C 530 Persil 128, yang sisa tanah darat seluas ± 10.336 M²

do
gu

tersebut belum pernah dijual/dialihkan ke pihak manapun, namun


dengan adanya surat Tergugat tersebut di atas, diduga kuat status
tanah­tanah milik Para Penggugat (tanah darat seluas ±10.336 M²)
In
A

tersebut sudah beralih ke orang lain tanpa sepengetahuan/persetujuan


Para Penggugat baik lisan maupun tertulis dan diatas tanah tersebut
ah

lik

sudah diterbitkan sertifikat HGB atas nama orang lain yang diterbitkan
oleh Tergugat;
m

ub

­ Bahwa, Para Penggugat selaku pemilik sah atas tanah darat di atas
(seluas ± 10.336 M²) jelas sangat dirugikan atas surat Tergugat (objek
ka

sengketa), Para Penggugat akan kehilangan haknya atas tanah a quo


ep

dan Para Penggugat tidak dapat menikmati, serta Para Penggugat tidak
ah

dapat memanfaatkan tanah milik Para Penggugat sendiri, serta Para


R

Penggugat tidak dapat memperoleh Sertifikat Hak Milik (SHM) sebagai


es

tanda bukti hak milik, karena ternyata berdasarkan redaksi surat


M

ng

on
gu

Halaman 6 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat tanggal 25 Agustus 2015, di atas tanah milik Para Penggugat

si
telah diterbitkan Sertifikat HGB atas nama orang lain;
­ Bahwa, berdasarkan uraian tersebut di atas, serta dihubungkan dengan

ne
ng
ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004
tentang atas Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, maka Para Penggugat memiliki kepentingan untuk

do
gu mengajukan gugatan a quo;
­ Bahwa, dengan demikian, Para Penggugat selaku pihak yang

In
A
kepentingannya dirugikan atas Keputusan Tata Usaha Negara (objek
sengketa) memiliki hak untuk mengajukan gugatan ini sebagaimana
ah

lik
dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) Undang­Undang Nomor 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha negara;
am

ub
IV. Objek Sengketa Adalah Keputusan Tata Usaha Negara;
­ Bahwa, objek sengketa adalah Keputusan Tata Usaha Negara
ep
sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 9 Undang­Undang Nomor 51
k

Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang­Undang Nomor 5


ah

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu:


R

si
­ Penetapan Tertulis, yaitu berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan
objek sengkata;

ne
ng

­ Diterbitkan/dikeluarkan oleh Badan Pejabat Tata Usaha Negara


dalam hal ini adalah Tergugat Kepala Kantor Pertanahan Kota

do
gu

Depok Provinsi Jawa Barat;


­ Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan
perundang­undangan yang berlaku, yaitu tindakan dibidang
In
A

administrasi pertanahan yang didasarkan atas peraturan


perundang­undangan dibidang pertanahan;
ah

lik

­ Bersifat Final artinya sudah definitif dan karena dapat menimbulkan


akibat hukum khususnya bagi Para Penggugat;
m

ub

­ Bahwa, dengan demikian berdasarkan uraian­uraian di atas, maka


secara hukum perundang­undangan. Pengadilan Tata Usaha Negara
ka

Bandung berwenang mengadili perkara ini karena objek sengketa


ep

adalah Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam


ah

Pasal 1 angka 9 Undang­Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang


R

Perubahan Kedua Atas Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang


es

Peradilan Tata Usaha Negara;


M

ng

on
gu

Halaman 7 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
V. Alasan-Alasan Gugatan;
1. Bahwa, almarhum Haji Achmad Madjiji (Alm. H. A. Madjidi) semasa

ne
ng
hidupnya pernah menikah dan telah dikaruniai 9 (sembilan) orang anak
yaitu:
1.1 Fatimah (Pr);

do
gu 1.2 (alm.) Nadarhan Madjidi (Lk);
1.3 Siti Hawari Supari (Pr);

In
A
1.4 (alm.) Mustafa Madjidi (Lk);
1.5 (alm.) Ridwan Madjidi (Lk);
ah

lik
1.6 (almh.) Nooraniyah (Pr);
1.7 (almh.) Nurhayani Soeriansyah (Pr);
1.8 Rahimah (Pr);
am

ub
1.9 Nurherliyanti (Pr);
2. Bahwa, Almarhum H. A. Madjiji bertempat tinggal terakhir di Cisalak RT.
ep
001, RW. 004, Nomor 2, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya,
k

Depok, yang telah meninggal dunia pada tanggal 3 Desember 1961;


ah

3. Bahwa, dari ke­9 (sembilan) orang anaknya, yang masih hidup sampai
R

si
dengan saat ini adalah:
3.1 Fatimah binti H. A Madjidi, beralamat di Jalan Lengkeng RT. 003,

ne
ng

RW. 007, Kelurahan Beiji, Kecamatan Beiji, Kota Depok;


3.2 Siti Hawari Supari binti H. A. Madjidi, beralamat di Jalan Ampera

do
gu

Raya Nomor 109, RT. 005, RW. 004, Kelurahan Cilandak Timur,
Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan;
3.3 Rahimah binti H. A. Madjidi, beralamat di Jalan Lebak Kongsi, RT.
In
A

003, RW. 007, Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Kota Bogor


Timur, Kota Bogor;
ah

lik

3.4 Nurherliyanti binti H. A. Madjidi, beralamat di Jalan Raya Jakarta­


Bogor, RT. 001 RW. 004, Kelurahan Cisalak, Kecamatan
m

ub

Sukmajaya, Kota Depok;


4. Bahwa, (Alm.) Haji Achmad Madjidi, semasa hidupnya bekerja sebagai
ka

Administratur Onderneming Karet PT. Tapos, Kecamatan Cimanggis,


ep

Kabupaten Bogor dan mempunyai kekayaan harta benda beberapa


ah

bidang tanah hak milik adat di Desa Tapos, Kecamatan Cimanggis,


R

Kabupaten Bogor yang tercantum/tercatat dalam Girik C Nomor 530


es

atas nama Madjiji yang terletak di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos,


M

ng

Kotamadya Depok (dahulu Desa Tapos Kecamatan Cimanggis,


on
gu

Halaman 8 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Tanah Milik Adat C Nomor 530 terdiri

si
dari 2 (dua) persil yaitu:
4.1 Persil 128, seluas 19.700 M² (sembilan belas ribu tujuh ratus meter

ne
ng
persegi) berupa tanah darat yang terletak di Kelurahan Tapos,
Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok (dahulu Desa Tapos
Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat);

do
gu 4.2 Persil 44, seluas 2.310 M² (dua ribu tiga ratus sepuluh meter
persegi) berupa tanah sawah yang terletak di Kampung

In
A
Kebayunan, Kelurahan Cimanggis Kabupaten Bogor, Jawa Barat;
5. Bahwa, atas Persil 128 seluas 19.700 M² berupa tanah darat yang
ah

lik
terletak di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok
(dahulu Desa Tapos Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat), sebahagian telah dialihkan sebagai berikut:
am

ub
5.1 Atas persetujuan para ahli waris (Alm) H. Madjidi telah dihibahkan
ke Balai Desa dan SD Tapos IV seluas ± 1.500 M² (seribu lima ratus
ep
meter persegi) pada Tahun 1992;
k

5.2 Atas persetujuan ahli waris (Alm.) H. Madjidi telah dijual kepada Haji
ah

Minung, seluas ± 7.540 M² (tujuh ribu lima ratus empat puluh meter
R

si
persegi);
6. Bahwa, sehingga luas tanah darat pada Persil 128 yang semula 19.700

ne
ng

M² (sesuai butir 2 di atas) telah berkurang luasnya menjadi ± 10.660 M²


(sepuluh ribu eman ratus enam puluh meter persegi) sesuai SPPT PBB

do
gu

dan tanah sawah seluas 2.310 M², yang sampai saat ini sisa tanah darat
tersebut dan tanah sawah di atas belum pernah lagi dijual atau dialihkan
atau dihibahkan kepada orang lain termasuk kepada orang lain;
In
A

7. Bahwa, atas tanah darat seluas 10.660 M² (Girik C. 530 Persil 128) milik
H.A Madjiji/Para Penggugat, terkena perluasan Jalan Rumah Potong
ah

lik

Hewan (RPH) seluas ± 324 M², sehingga berkurang lagi menjadi


± 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga puluh enam meter persegi),
m

ub

sesuai pengukuran dari surat Tergugat (objek sengketa);


8. Bahwa, karena Alm. H. A. Madjidi sudah meninggal pada tahun 1961,
ka

maka yang mengurus tanah­tanahnya diserahkan kepada anak­


ep

anaknya, khususnya kepada anak laki­lakinya yaitu yang bernama


ah

Nadarhan bin Madjiji selaku Pemohon Sertifikat;


R

9. Bahwa, pada tanggal 28 Desember 2014, Nadarhan bin Madjidi telah


es

meninggal dunia dan semasa hidupnya (Alm.) Nadarhan Madjidi telah


M

ng

on
gu

Halaman 9 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menikah dan dikaruniai 2 (dua) orang anak perempuan, yakni masing­

si
masing bernama:
9.1 Rahmalia Dewi Indrawangi binti Nadarhan, beralamat di Jalan

ne
ng
Flamboyan Blok F/Nomor 46, RT. 014, RW. 004 Cijantung II,
Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur;
9.2 Indri Ardini Kusuma binti Nadarhan, beralamat di Jalan Taman

do
gu Kebon Jeruk/Intercon Blok Gb 2/Nomor 5, RT. 007, RW. 002,
Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Kembangan, Jakarta

In
A
Barat;
10. Bahwa, untuk mengurus tanah­tanah harta peninggalan ayahandanya
ah

lik
(Alm. H. A. Madjiji), Nadarhan Madjidi pernah mengajukan permohonan
sertifikat sesuai data­data tanah Darat Persil 128 yang sampai saat ini
masih tercatat di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Depok Jawa
am

ub
Barat, karena sudah tua, beliau (Nadarhan Madjiji) pernah memberikan
kuasa pengurusan kepada Sdr. Eddy Widjaya selaku kuasa untuk
ep
mengurus dan mengajukan permohonan sertifikat pendaftaran tanah
k

darat hak milik adat (seluas ± 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga
ah

puluh enam meter persegi) kepada Tergugat untuk memperoleh tanda


R

si
bukti hak milik atau sertifikat hak milik, adapun yang diajukan (Alm.)
Nadarhan Madjidi melalui kuasanya saat itu Sdr. Eddy Widjaya adalah:

ne
ng

10.1 Bahwa, pada tanggal 01 Juli 2014 (sesuai tanda terima dari
Tergugat) mengajukan permohonan pengukuran atas sebidang

do
gu

tanah darat seluas ± 4.535 M² (empat ribu lima ratus tiga puluh
lima meter persegi) tercatat dalam Girik Milik Adat C. 530 Persil
128 Blok Sairin, terletak di Jalan Raya Tapos RT. 003/RW. 03
In
A

Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok (dahulu


Desa Tapos, Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor, Jawa
ah

lik

Barat) dengan batas­batas:


Utara : tanah bekas perkebunan;
m

ub

Timur : tanah milik Oni Usin;


Selatan : jalan RPH (Rumah Potong Hewan);
ka

Barat : selokan/jalan raya Tapos;


ep

10.2 Bahwa, pada tanggal 01 Juli 2014 (sesuai tanda terima dari
ah

Tergugat) mengajukan permohonan pengukuran atas sebidang


R

tanah darat seluas ± 5.801 M² (lima ribu delapan ratus satu meter
es

persegi) tercatat dari Girik Milik Adat C. 530 Persil 128 a Blok
M

ng

Sairin, terletak di Jalan Raya Tapos RT. 003/RW. 03, Kelurahan


on
gu

Halaman 10 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tapos, Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok (dahulu Desa

si
Tapos, Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
dengan batas­batas:

ne
ng
Utara : Jalan RPH (Rumah Potong Hewan);
Timur : tanah milik Oni Usin;
Selatan : tanah H. Minung;

do
gu Barat : selokan/jalan raya Tapos;
11. Bahwa, masing­masing permohonan telah dilengkapi dengan bukti

In
A
surat­surat pendukung yaitu:
11.1 Girik Asli C. 530 Persil 128 blok Sairin atas nama H. Madjidi;
ah

lik
11.2 Leter C desa yang sudah di legalisir Lurah Tapos;
11.3 Surat keterangan tidak sengketa;
11.4 SPPT PBB atas nama H.A Madjidi;
am

ub
11.5 Surat Riwayat tanah;
11.6 Surat penguasaan fisik bidang tanah (sporadik);
ep
11.7 Surat Kuasa permohonan pengukuran;
k

11.8 Foto Copy KTP pemohon (Nadarhan Madjidi);


ah

11.9 Surat Pernyataan;


R

si
12. Bahwa, masing­masing permohonan sertifikat diberikan kepada
Tergugat dengan Tanda Terima Dokumen Nomor Berkas Permohonan

ne
ng

yaitu 50585/2014 dan 50587/2014 tertanggal 01 Juli 2014;


13. Bahwa, setelah Tergugat, menerima berkas permohonan sertifikat Para

do
gu

Penggugat disertai dengan bukti­bukti pendukung pada butir 11 di atas,


maka Tergugat melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas, dan
seluruh berkas permohonan Para Penggugat dinyatakan telah lengkap,
In
A

maka dilakukan pengukuran atas bidang­bidang tanah yang ditunjukan


dalam batas­batas tanah;
ah

lik

14. Bahwa, kemudian setelah dilakukan pengukuran terhadap tanah dart


Girik C. Persil 128 yang tersisa, didapatlah hasil pengukuran luas tanah
m

ub

darat yang dimohonkan sertifikat yaitu seluas ± 10.336 M² (sepuluh ribu


tiga ratus tiga puluh enam meter persegi), yang terdiri dari 2 (dua)
ka

bidang tanah Darat Persil 128 dalam 1 (satu) hamparan, namun


ep

Tergugat menolak permohonan sertifikat Para Penggugat, melalui Surat


ah

penolakannya tanggal 25 Agustus 2015 dengan alasan diatas tanah


R

yang di mohonkan Para Penggugat telah terbit sertifikat HGB atas nama
es

orang lain (objek sengketa), yaitu:


M

ng

on
gu

Halaman 11 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“...Bahwa di atas bidang tanah yang Saudara mohon telah terbit

si
Sertifikat HGB Nomor 119, B.117.(seb), B.102 (seb), B.118, B.101
(seb), B.126, B.122, B.98, B.99, B.97, yang seluruhnya asal pemisah

ne
ng
dari HGB Nomor 2/Tapos (peta situasi terlampir). Berkenaan hal
tersebut di atas maka permohonan Saudara belum dapat ditindak
lanjuti”;

do
gu 15. Bahwa tanah­tanah darat seluas ± 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus
tiga puluh enam meter persegi) yang berasal dari Girik C. 530 persil

In
A
128, sejak awal dimiliki oleh (Alm.) H. A. Madjidi dilanjutkan dengan
penguasaan fisik sampai saat ini (lebih dari 20 tahun berturut­turut), dan
ah

lik
bahkan saat (Alm.) H. A. Madjiji masih hidup, dimanfaatkan dengan
menanam singkong, ubi dll, yang hasil panennya dinikmati oleh Para
Penggugat dan warga sekitar;
am

ub
16. Bahwa, Para Penggugat tidak mengerti, mengapa dan kenapa tanah­
tanah miliknya sudah berstatus sertifikat Hak Guna Bangunan/Hak
ep
Milik?, atas dasar apa serta atas nama siapa atau siapa pemilik SHGB
k

tersebut juga tidak dijelaskan secara rinci oleh Tergugat, fakta ini
ah

membuktikan kalau Tergugat tidak transparan mengenai terbitnya


R

si
sejumlah HGB­HGB di atas;
17 Bahwa, Para Penggugat yakin, dalam penerbitan sejumlah sertifikat

ne
ng

HGB dan SHM di atas (obek sengketa), Tergugat telah melanggar


peraturan perundang­undangan khususnya Peraturan Pemerintah

do
gu

Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah juncto Peraturan


Menteri Pertanian dan Agraria (PMA) Nomor 2 Tahun 1962 tentang
Penegasan Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak­Hak Indonesia atas
In
A

Tanah juncto Pasal 53 ayat 2 huruf a Undang­Undang Nomor 5 Tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta Asas Kecermatan,
ah

lik

Asas Tertib penyelenggaraan Negara (administrasi pertahanan), Asas


Kepastian Hukum dan Asas profesionalitas, karenanya sangat patut dan
m

ub

beralasan hukum jika objek sengketa dinyatakan batal atau tidak sah
terhadap SHM dan S.HGB­HGB diatas, dan permohonan sertifikat hak
ka

milik Para Penggugat ditindaklanjuti dengan diterbitkannya SHM atas


ep

nama Para Penggugat;


ah

18. Bahwa, Para Penggugat sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai


R

hak patut memperoleh perlindungan hukum sebagaimana diamanatkan


es

dalam Undang­Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3), karena Tergugat


M

ng

on
gu

Halaman 12 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
selain telah melanggar perundang­undangan di atas, Tergugat juga

si
telah melanggar:
­ Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

ne
ng
Pokok­Pokok Agraria (UUPA):
Pasal 19 Ayat (1): Untuk menjamin kepastian hukum oleh
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di

do
gu seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan

In
A
Peraturan Pemerintah;
Pasal 19 Ayat (2): Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 Pasal ini
ah

lik
meliputi:
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan
tanah;
am

ub
b. Pendaftaran hak­hak atas tanah dan peralihan
hak­hak tersebut;
ep
c. Pemberian surat­surat tanda bukti hak, yang
k

berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat;


ah

Pasal 20 Ayat (1): Hak Milik adalah hak turun­temurun, terkuat dan
R

si
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6;

ne
ng

Pasal 20 Ayat (2): Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain;

do
gu

Pasal 21 : Hanya Warga Negara Indonesia dapat


mempunyai hak milik;
Juncto:
In
A

­ Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1961 Tentang


Pendaftaran Tanah;
ah

lik

Pasal 18 Ayat (2): Setelah menerima surat atau surat-surat bukti


hak beserta keterangan yang dimaksud dalam
m

ub

ayat (1) pasal ini, maka Kepala Kantor


Pendaftaran Tanah mengumumkan permohonan
ka

pembukuan hak itu di Kantor Kepala Desa dan


ep

Kantor Asisten Wedana selama 2 bulan berturut-


ah

turut;
R

Juncto:
es

Pasal 19 : Setiap perjanjian yang bermaksud memindahkan


M

ng

hak atas tanah, memberikan sesuatu hak baru


on
gu

Halaman 13 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atas tanah, menggadaikan tanah atau meminjam

si
uang dengan hak atas tanah sebagai
tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu akta

ne
ng
yang dbuat oleh dan dihadapan pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Agraria;
Juncto:

do
gu ­ Peraturan Menteri Pertanian Dan Agraria (PMA) Nomor 2 Tahun
1962 tentang Penegasan Konversi Dan Pendaftaran Bekas Hak­Hak

In
A
Indonesia Atas Tanah;
Pasal 3 huruf a : Tanda bukti haknya, yaitu bukti surat pajak hasil
ah

lik
bumi/verponding Indonesia atau bukti surat
pemberian hak oleh Instansi yang berwenang
(kalau ada disertakan pula surat ukurnya);
am

ub
Pasal 3 huruf b : Surat keterangan Kepala Desa, yang dikuatkan
oleh Asisten Wedana, yang:
ep
1. Membenarkan surat atau surat­surat bukti hak
k

itu ;
ah

2. Menerangkan apakah tanahnya tanah


R

si
perumahan atau tanah pertanian;
3. Menerangkan siapa yang mempunyai hak itu,

ne
ng

kalau ada disertai turunan surat­surat jual­beli


tanahnya;

do
gu

Pasal 3 huruf c : Tanda bukti hak kewarganegaraan yang sah dari


yang mempunyai hak, sebagai yang
dimaksudkan dalam Pasal 2;
In
A

Pasal 6 ayat 1 : Hak­hak yang disebutkan dalam Pasal II


Ketentuan­ketentuan Konversi Undang­Undang
ah

lik

Pokok Agraria ditegaskan dan didaftar menjadi:


a. Hak milik, jika yang mempunyainya pada
m

ub

tanggal 24 September 1960 memenuhi syarat


untuk mempunyai hak milik;
ka

b. Hak guna bangunan dengan jangka waktu 20


ep

tahun sejak berlakunya Undang­Undang


ah

Pokok Agraria, jika yang mempunyainya


R

pada tanggal 24 September 1960 tidak


es

memenuhi syarat untuk mempunyai hak milik


M

ng

dan tanahnya merupakan tanah perumahan;


on
gu

Halaman 14 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Pasal 7 ayat 1 : Mengenai hak­hak yang tidak ada atau tidak ada
lagi tanda buktinya, sebagaimana yang

ne
ng
dimaksudkan dalam Pasal 2 dan Pasal 3, maka
atas permohonan yang berkepentingan diberikan
pengakuan hak, atas dasar hasil pemeriksaan

do
gu Panitia Pemeriksaan Tanah A tersebut dalam
Keputusan Menteri Agraria Nomor Sk.113/Ka/

In
A
1961 (TLN Nomor 2334). Pengakuan hak
tersebut diberikan sesudah hasil pemeriksaan
ah

lik
Panitia itu diumumkan selama 2 bulan
berturut­turut di Kantor Kepala Desa, Asisten
Wedana dan Kepala Agraria Daerah yang
am

ub
bersangkutan …dst;
19. Bahwa, berdasarkan peraturan perundang­undangan di atas, Tergugat
ep
melanggar peraturan perundang­undangan diatas, yaitu pada saat
k

meneliti pemberkasan data­data permohonan pendaftaran tanah sobjek


ah

sengketa yang diajukan oleh Pemohon secara sporadik/pemegang SHM


R

si
dan HGB, Tergugat tidak meneliti data­data yuridis dan data­data fisik
di Kantor Kepala Desa, karena Tanda bukti hak, yaitu bukti surat pajak

ne
ng

hasil bumi masih tercatat atas nama Madjidi (Girik C Nomor 530). Atau
dengan kata lain data­data yang digunakan Tergugat tidak sesuai

do
gu

dengan data­data fisik dan data yuridis yang ada di Kantor Kepala Desa
Tapos, seperti halnya objek tanah darat seluas 10.336 M² adalah tanah
eks perkebunan, bukan tanah perumahan;
In
A

20. Bahwa, selain itu Tergugat tidak melibatkan langsung Kepala Desa
yang seharusnya sebagai panitia pendaftaran tanah (Panitia “A), hal ini
ah

lik

terbukti sangat merugikan kepentingan Penggugat karena hasil


pemeriksaan Panitia A tidak diumumkan di Kantor Kepala Desa, Asisten
m

ub

Wedana dan Kepala Agraria Daerah yang bersangkutan;


21. Bahwa, (Alm.) H. A. Madjidi selaku Pemohon sertifikat, saat
ka

mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah untuk


ep

memperoleh Sertifikat Hak Milik sudah memenuhi syarat­syarat formil


ah

dan materil pendaftaran tanah sesuai dengan Pasal 24 ayat 1 Peraturan


R

Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dimana


es

untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari
M

ng

on
gu

Halaman 15 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konversi hak­hak lama yang dibuktikan dengan bukti tertulis,

si
diantaranya girik, kekitir, petuk pajak bumi/landrente;
Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997:

ne
ng
“Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari
konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai
adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan

do
gu atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh
Panitia Ajudifikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh

In
A
Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik,
dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak
ah

lik
lain yang membebaninya”;
22. Bahwa, sampai saat ini Girik C.530 atas nama H.A Madjidi masih
tercata dan terdaftar dalam Buku Letter C di Kelurahan Tapos,
am

ub
Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok (dahulu Desa Tapos, Kecamatan
Cimanggis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) dan tanah darat yang
ep
dimohonkan sertifikat seluas ± 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga
k

puluh enam meter persegi) telah dikuasai Ahli waris (Alm.) H.A Madjidi
ah

cq. (Alm.) Nadarhan Madjidi selama 20 tahun lebih berturut­turut;


R

si
23. Bahwa, buku letter C maupun kutipannya yaitu “Girik” digunakan
sebaga alat bukti yang dimiliki oleh seseorang, pada saat orang tersebut

ne
ng

ingin memperoleh hak akan tanahnya, dan ingin melakukan pendaftaran


tanah atas namanya. Dan tidak dapat dilupakan pula bahwa buku Letter

do
gu

C ataupun kutipannya berupa Girik juga merupakan syarat yang harus


ada untuk pengkonversian tanah milik adat, sebagai bukti hak milik
adat;
In
A

24. Bahwa, berdasarkan hal­hal sebagaimana terurai di atas, tindakan


Tergugat tersebut telah melanggar peraturan perundang­undangan
ah

lik

yang berlaku serta melanggar Asas­Asas Umum Pemerintahan Yang


Baik dan telah bersesuaian dengan dengan ketentuan Pasal 53 ayat (2)
m

ub

huruf a dan b Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peribahan


atas Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
ka

Usaha Negara dan sudah seharusnya objek sengketa dinyatakan batal


ep

atau tidak sah;


ah

Bahwa berdasarkan hal­hal tersebut di atas Para Penggugat mohon


R

kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung agar memberikan putusan


es

sebagai berikut:
M

ng

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya;


on
gu

Halaman 16 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Tergugat, berupa:

si
2.1 Sertipikat Hak Milik Nomor 3518/Ds. Tapos, tanggal 3 Februari 1997,
Surat Ukur Nomor 21316/1996, tanggal 4 oktober 1996, luas 820 M²,

ne
ng
atas nama Haerul Ihwan;
2.2 Sertipikat Hak Milik Nomor 3509/Ds. Tapos, tanggal 3 Februari 1997,
Surat Ukur Nomor 21315/1996, tanggal 4 Oktober 1996, luas 1.918 M²,

do
gu atas nama Dra. Yanti W. Tanumihardja;
2.3 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 121/Ds. Tapos, tanggal 3

In
A
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21304/1996, tanggal 4 Oktober
1996, luas 488 M², atas nama Mulyadi;
ah

lik
2.4 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 122/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21329/1996, tanggal 4 Oktober
1996, luas 1.465 M², atas nama Mulyadi;
am

ub
2.5 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 118/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21289/1996, tanggal 4 Oktober
ep
1996, luas 550 M², atas nama Anitawati;
k

2.6 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 119/Ds. Tapos, tanggal 3


ah

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21282/1996, tanggal 4 Oktober


R

si
1996, luas 836 M², atas nama Anitawati;
2.7 Sertipikat Hak Milik Nomor 3175/Ds. Tapos, tanggal 28 Desember

ne
ng

2007, Surat Ukur Nomor 3271/TAPOS/2007, tanggal 13 Desember


2007, luas 405 M², atas nama Hj. Enih;

do
gu

2.8 Sertipikat Hak Milik Nomor 3176/Ds. Tapos, tanggal 28 Desember


2007, Surat Ukur Nomor 3272/TAPOS/2007, tanggal 13 Desember
2007, luas 1683 M², atas nama Hj. Enih;
In
A

2.9 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 117 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21305/1996, tanggal 4 Oktober
ah

lik

1996, luas 1150 M², atas nama Rudhiyanto;


2.10 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 101 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
m

ub

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21280/1996, tanggal 4 Oktober


1996, luas 1.025 M², atas nama Ny. T. P. Rachmat L. R. Imanto;
ka

2.11 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 102 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
ep

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21278/1996, tanggal 4 Oktober


ah

1996, luas 2.045 M², atas nama Ny. T. P. Rachmat L. R. Imanto;


R

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut dan mencoret dari Register buku


es

tanah Surat Keputusan Tergugat berupa:


M

ng

on
gu

Halaman 17 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.1 Sertipikat Hak Milik Nomor 3518/Ds. Tapos, tanggal 3 Februari 1997,

si
Surat Ukur Nomor 21316/1996, tanggal 4 Oktober 1996, luas 820 M²,
atas nama Haerul Ihwan;

ne
ng
3.2 Sertipikat Hak Milik Nomor 3509/Ds. Tapos, tanggal 3 Februari 1997,
Surat Ukur Nomor 21315/1996, tanggal 4 Oktober 1996, luas 1.918 M²,
atas nama Dra. Yanti W. Tanumihardja;

do
gu 3.3 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 121/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21304/1996, tanggal 4 Oktober

In
A
1996, luas 488 M², atas nama Mulyadi;
3.4 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 122/Ds. Tapos, tanggal 3
ah

lik
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21329/1996, tanggal 4 Oktober
1996, luas 1.465 M², atas nama Mulyadi;
3.5 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 118/Ds. Tapos, tanggal 3
am

ub
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21289/1996, tanggal 4 Oktober
1996, luas 550 M², atas nama Anitawati;
ep
3.6 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 119/Ds. Tapos, tanggal 3
k

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21282/1996, tanggal 4 Oktober


ah

1996, luas 836 M², atas nama Anitawati;


R

si
3.7 Sertipikat Hak Milik Nomor 3175/Ds. Tapos, tanggal 28 Desember
2007, Surat Ukur Nomor 3271/TAPOS/2007, tanggal 13 Desember

ne
ng

2007, luas 405 M², atas nama Hj. Enih;


3.8 Sertipikat Hak Milik Nomor 3176/Ds. Tapos, tanggal 28 Desember

do
gu

2007, Surat Ukur Nomor 3272/TAPOS/2007, tanggal 13 Desember


2007, luas 1683 M², atas nama Hj. Enih;
3.9 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 117 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
In
A

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21305/1996, tanggal 4 Oktober


1996, luas 1150 M², atas nama Rudhiyanto;
ah

lik

3.10 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 101 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21280/1996, tanggal 4 Oktober
m

ub

1996, luas 1.025 M², atas nama Ny. T. P. Rachmat L. R. Imanto;


3.11 Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 102 (seb)/Ds. Tapos, tanggal 3
ka

Februari 1997, Surat Ukur Nomor 21278/1996, tanggal 4 Oktober


ep

1996, luas 2.045 M², atas nama Ny. T. P. Rachmat L. R. Imanto;


ah

4. Mewajibkan Tergugat untuk melanjutkan proses permohonan Sertifikat Hak


R

Milik atas tanah darat seluas 10.336 M² (sepuluh ribu tiga ratus tiga puluh
es

enam meter persegi), yang terletak di Jalan Raya Tapos RT. 003 RW. 03
M

ng

Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok untuk menjadi


on
gu

Halaman 18 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sertifikat Hak Milik atas nama para ahli waris (alm.) H. Madjidi dengan Surat

si
Permohonan Sertifikat sesuai dengan Tanda Terima Dokumen Nomor
Berkas Permohonan yaitu 50585/2014 dan 50587/2014 tanggal 01 Juli 2014;

ne
ng
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat, Tergugat II
Intervensi 1, Tergugat II Intervensi 2, Tergugat II Intervensi 3, Tergugat II

do
gu Intervensi 4, Tergugat II Intervensi 5, dan Tergugat II Intervensi 6 telah
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil­dalil sebagai berikut:

In
A
Eksepsi dari Tergugat:
1. Bahwa, Tergugat menolak seluruh dalil­dalil yang dikemukakan oleh Para
ah

lik
Penggugat kecuali terhadap hal­hal yang diakui secara tegas dan bulat oleh
Tergugat;
2. Eksepsi Kepentingan Hukum Para Penggugat Persoalan Perdata Biasa
am

ub
(Privaat Recht);
Bahwa, terbitnya sertipikat sebagai bukti hak atas tanah oleh lembaga yang
ep
berwenang (Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Qq. Kanwil
k

BPN Prop. Qq. Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten) ada dua koridor


ah

mekanisme ranah hukum yang melatarbelakanginya, yaitu:


R

si
a. Pertama : Ketika sebelum didaftarkan yaitu peristiwa mengenai
perolehan tanah yang meliputi keberadaan alas hak,

ne
ng

peristiwa hukum, perbuatan hukum yang menyangkut


perolehan tanah yang dilakukan oleh calon subjek hak

do
gu

dengan alas hak berupa : girik, kekitir, petuk, kohir, acte


van eigendom, surat kavling, putusan Pengadilan perdata
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Peristiwa
In
A

hukum karena peralihan hak (derifatif), contohnya : jual


beli, hibah, tukar menukar, pembagian hak bersama, yang
ah

lik

aktanya dibuat oleh PPAT, pelepasan hak, inbreng yang


aktanya dikonstatir oleh Notaris. Dalam sengketa ini
m

ub

Penggugat mendalilkan mempunyai alas hak tanah


surat/Girik Letter C Nomor 530, Persil 128 yang belum
ka

didaftar ke Instansi Tergugat dan pada objek tanah


ep

sengketa oleh Instansi Tergugat telah diterbitkan Sertipikat


ah

Hak Guna Bangunan Nomor 101/Tapos, Nomor 102/


R

Tapos, Nomor 117/Tapos, Nomor 118/Tapos, Nomor 119/


es

Tapos, Nomor 121/Tapos dan Nomor 122/Tapos serta


M

ng

Sertipikat Hak Milik Nomor 3518/Tapos, Nomor 3509/


on
gu

Halaman 19 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tapos, Nomor 3175/Tapos dan Nomor 3176/Tapos. Pada

si
peristiwa pertama ini terjadi berpindahnya hak dan
kewajiban (levering) dari pemegang hak yang satu kepada

ne
ng
calon penerima hak yang lain kesemuanya itu bersifat
perdata/hukum perdata;
b. Kedua : Peristiwa didaftarkannya perolehan hak peristiwa pertama

do
gu tersebut di atas kepada lembaga yang berwenang
memproses pendaftaran tanah (BPN RI cq. Kanwil BPN

In
A
Prop. Cq. Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten) agar
diperoleh kekuatan dan kepastian hukum atas tanah yang
ah

lik
telah diperoleh tadi. Pendaftaran tanah ini untuk menjamin
kepastian hukum dan diterbitkannya sertipikat hak atas
sebagai bukti yang kuat (sebagaimana Undang-Undang
am

ub
Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, Pasal 19, 23, 32, 38).
Pendaftaran tanah bersifat kelembagaan (pada hukum
ep
adat ada lembaga adat) dan bersifat publikatif, sehingga
k

terpenuhi Asas Konstitutif dan Publisitas, dengan demikian


ah

pendaftaran tanah mempunyai sifat Erga Omnes seperti


R

si
Putusan TUN mengikat publik. Pada mekanisme kedua ini
berlaku hukum publik, Hukum Administrasi Negara (HAN)

ne
ng

oleh karenanya harus sesuai perundangan yang berlaku


(wetmatigheid) dan tidak melanggar AAUPB, Asas-asas

do
gu

Umum Pemerintahan Yang Baik (Dulmatibheid);


c. Akan tetapi bahwa perolehan tanah hanya dapat didaftarkan ke Badan
Pertanahan Nasional (Kantor Tergugat), terpenuhi pula syarat formil
In
A

maupun syarat materil. Lembaga pendaftaran tanah kewenangannya


ada di Badan Pertanahan Nasional (Kantor Tergugat). Pendaftaran
ah

lik

tanah untuk diterbitkan tanda bukti hak (sertipikat tanah) yang


merupakan alat pembuktian yang kuat (sebagaimana Undang Undang
m

ub

Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, Pasal 19, 23, 32, 38). Pendaftaran
tanah dilaksanakan berdasarkan Perundang-undangan Pertanahan
ka

yang berlaku sekarang (Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun


ep

1960, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, PMNA/Kep. BPN


ah

Nomor 3 Tahun 1997, PMNA/Kep. BPN Nomor 3 Tahun 1999,


R

PMNA/Kep. BPN Nomor 9 Tahun 1999) dan terikat Asas-Asas Umum


es

Pemerintahan Yang Baik/AAUPB (Undang-Undang Nomor 28 Tahun


M

ng

1999);
on
gu

Halaman 20 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
d. Alasannya gugatan Para Penggugat didasarkan pada alas hak tanah
Surat/Girik Letter C Nomor 530, Persil 128 dan tidak tercatat data

ne
ng
tersebut dalam Instansi Tergugat sedangkan tanah objek sengketa telah
diterbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 101/Tapos,
Nomor 102/Tapos, Nomor 117/Tapos, Nomor 118/Tapos, Nomor

do
gu 119/Tapos, Nomor 121/Tapos dan Nomor 122/Tapos serta Sertipikat
Hak Milik Nomor 3518/Tapos, Nomor 3509/Tapos, Nomor 3175/Tapos

In
A
dan Nomor 3176/Tapos yang berasal dari pemisahan dari Sertipikat Hak
Guna Bangunan Nomor 2/Tapos, atas kondisi tersebut dengan adanya
ah

lik
gugatan Para Penggugat terjadi sengketa kepemilikan atas objek tanah
yang sama, sengketa kepemilikan tersebut harus diuji dasar-dasar surat
kepemilikannya di Peradilan Umum karena sengketa a quo menyangkut
am

ub
persoalan perdata;
3. Eksepsi Gugatan Penggugat Lewat Tenggang Waktu (Kadaluarsa);
ep
Bahwa, berdasarkan ketentuan Pasal 32 Ayat 2 Peraturan Pemerintah
k

Nomor 24 Tahun 1997 yang menyatakan : “Dalam hal suatu bidang tanah
ah

sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum
R

si
yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata
menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu

ne
ng

tidak dapat menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam jangka waktu
5 tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu telah tidak mengajukan keberatan

do
gu

secara tertulis kepada pemegang hak sertipikat dan Kepala Kantor


Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke
Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat
In
A

tersebut”, objek gugatan yang diterbitkan Tahun 1996 sudah melebihi dari 5
Tahun dan tidak dapat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara karena
ah

lik

sudah kadaluarsa;
4. Eksepsi Gugatan Para Penggugat Salah Objek (Error In Objecto);
m

ub

Bahwa, alas hak yang diakui oleh Para Penggugat sebagai dasar
gugatannya adalah Bekas Tanah Milik Adat Girik Letter C Nomor 530 Persil
ka

128 seluas ± 10.336 M2 tercatat atas nama Ahli Waris Alm. H. A. Madjidi,
ep

sedangkan objek gugatan adalah Tanah Negara Bekas Sertipikat Hak Guna
ah

Bangunan Nomor 2/Tapos atas nama PT. Karabha Digdaya, sehingga


R

berdasarkan hal tersebut jika dilihat dari riwayat tanah yang berbeda, maka
es

gugatan Para Penggugat error in objecto (salah objek) sehingga gugatan


M

ng

Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;


on
gu

Halaman 21 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Eksepsi dari Tergugat II Intervensi 1:
1. Bahwa, Tergugat II Intervensi 1 menolak seluruh dalil­dalil yang

ne
ng
dikemukakan oleh Para Penggugat terkait Sertifikat Hak Milik Nomor
3518/Tapos tercatat atas nama Tuan Haerul Ihwan terletak di Kelurahan
Tapos Kecamatan Tapos, Kota Depok, kecuali terhadap hal­hal yang diakui

do
gu secara tegas dan bulat oleh Tergugat II Intervensi 1;
2. Bahwa, gugatan Para Penggugat Obscure libel/kabur dan/atau tidak jelas,

In
A
mengingat dalam alasan­alasan gugatan Para Penggugat telah
menguraikan tentang Kepemilikan Tanah, namun dalam Petitum Para
ah

lik
Penggugat mohon pembatalan atau tidak sah sebagaimana yang dimaksud
dalam Petitum gugatan Para Penggugat;
3. Bahwa, perkara a quo merupakan Kompetensi Absolut dari Peradilan
am

ub
Perdata Umum, mengingat alasan­alasan gugatan Para Penggugat
mendalilkan kepemilikan tanah didasarkan pada alas hak tanah Surat/Girik
ep
Leter C Nomor 530 Persil 128 yang mana hal tersebut haruslah diuji atau
k

dibuktikan terlebih dahulu tentang keabsahan kepemilikan tanah yang


ah

dimaksud oleh Para Penggugat, dengan demikian bukanlah kewenangan


R

si
dari Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung untuk memeriksa dan
memutus perkara a quo;

ne
ng

Eksepsi dari Tergugat II Intervensi 2:


1. Gugatan Penggugat Telah Daluwarsa;

do
gu

Bahwa, objek gugatan perkara a quo yang dimiliki oleh Tergugat II


Intervensi 2 terdiri dari Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
101/Tapos dan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 102/
In
A

Tapos masing­masing diterbitkan pada tanggal 3 Februari 1997 (Bukti


T II Int 2 ­ 1 & Bukti T II lnt 2 ­ 2). Dikarenakan gugatan Para
ah

lik

Penggugat diajukan lebih dari 18 (delapan belas) tahun sejak


diterbitkannya kedua objek gugatan dimaksud, maka gugatan mana
m

ub

sepatutnya dinyatakan tidak dapat diterima karena telah daluwarsa


sesuai ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 24
ka

Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang berbunyi sebagai berikut:


ep

"Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan.sertipikat secara


ah

sah atas nama orang atau badan hukum.yang memperoleh tanah


R

tersebut dengan itikad baik:dan secara nyata menguasainya, maka


es

pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah tersebut tidak dapat
M

ng

lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5


on
gu

Halaman 22 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu telah tidak mengajukan

si
keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala
Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan

ne
ng
gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan
sertipikat tersebut";
2. Gugatan Penggugat Error In Object;

do
gu Bahwa, dalam gugatan Para Penggugat diuraikan alasan pengajuan
gugatan karena proses pensertipikatan yang diajukan Para Penggugat

In
A
berdasarkan Girik Milik Adat C 530 Persil 128 tidak dapat ditindaklanjuti
karena tumpang tindih dengan sebagian Sertipikat Hak Guna Bangunan
ah

lik
Nomor 101/Tapos dan sebagian Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor
102/Tapos (quod non). Adapun pengukuran yang dilakukan Tergugat
kiranya hanya didasari penjelasan/petunjuk lisan dari Para Penggugat,
am

ub
mengingat Girik Milik Adat C 530 Persil 128 sendiri tidak memiliki
batas­batas tanah dan seandainyapun ada tidak sesuai lagi dengan situasi
ep
fisik tanah saat ini;
k

Hal mana diperkuat dengan pernyataan Para Penggugat dalam gugatannya


ah

bahwa tanah yang diklaimnya berstatus Tanah Milik Adat, sedangkan objek
R

si
sengketa yang dimiliki Tergugat II Intervensi 2 dalam hal ini Sertipikat Hak
Guna Bangunan Nomor 101/Tapos dan Sertipikat Hak Guna Bangunan

ne
ng

Nomor 102/Tapos jelas berstatus Tanah Negara bekas perkebunan karet


sebagaimana juga dibenarkan Tergugat dalam Jawabannya. Sehingga jelas

do
gu

gugatan Para Penggugat telah Error In Object;


3. Kompetensi Absolut;
Bahwa, dalam gugatannya, Para Penggugat mengklaim dirinya sebagai ahli
In
A

waris Alm. H.A. Madjidi dan dalam petitum butir 4 memohonkan agar
diproses penerbitan Sertipikat Hak Milik atas nama para ahli waris.
ah

lik

Sedangkan pada bagian lain gugatan diterangkan masih terdapatnya 4 ahli


waris lain yang telah meninggal dan 2 ahli waris perempuan lainnya yang
m

ub

dianggap kehilangan hak. Padahal menurut hukum positif, perempuan


memiliki hak yang sama sebagai ahli waris dan ahli waris pengganti
ka

(plaatsvervulling) kedudukannya menggantikan ahli waris yang telah


ep

meninggal;
ah

Demikian pula Para Penggugat dalam gugatannya menerangkan jika pada


R

awalnya Girik C 530 terdiri atas Persil 128 seluas ± 19.700 M² dan Persil 44
es

seluas ± 2.310 M², kernudian dijual sebagiannya kepada H. Minung seluas


M

ng

± 7.540 M² serta dihibahkan ke Balai Desa dan SD Tapos IV seluas ± 1500


on
gu

Halaman 23 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
M², selain terpotong jalan seluas ± 324 M². Namun demikian saat

si
memohonkan pendaftaran tanah pada Tergugat diajukan Girik Milik Adat C
530 Persil 128 a Blok Sairin seluas ± 5.801 M² dan Girik Milik Adat C 530

ne
ng
Persil 128 Blok Sairin seluas ± 4.535 M². Dalil­dalil mana selain tidak logis
juga terkesan dipaksakan sehingga perlu dilakukan pengujian secara
keperdataan terlebih dahulu. Terlebih dengan mencermati Jawaban

do
gu Tergugat II Intervensi 1, terkesan Para Penggugat sering melakukan
transaksi dengan Girik­Girik yang bermasalah;

In
A
Berdasarkan hal­hal tersebut serta guna menjawab apakah benar gugatan
Para Penggugat berdasar hukum, maka sangatlah tepat bilamana perkara
ah

lik
a quo diperiksa dan diadili terlebih dahulu oleh Peradilan Umum
sebagaimana pendapat Indroharto, S.H. dalam bukunya Usaha Memahami
Undang­Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II, halaman
am

ub
57 dengan uraian sebagai berikut:
"Dalam menghadapi dalil yang meragukan demikian itu Hakim harus
ep
lebih bijaksana dengan meneliti lebih dalam kebenarari dalil Penggugat
k

tersebut : mengapa setelah sekian tahun Penggugat baru sekarang


ah

menerima atau mendengar adanya pengumuman tersebut. Paling tidak


R

si
Penggugat harus membukiikan lebih dahulu keadaan-keadaan yang
menunjukkan dimana ia berada selama waktu itu sehingga ia dalam

ne
ng

keadaan yang tidak mungkin dapat menerima atau mendengar tentang


adanya keputusan yang baru sekarang ia gugat. Dalam hal-hal yang

do
gu

demikian pada prinsipnya yang dimungkinkan hanyalah gugatan untuk


menuntut ganti rugi ke Peradilan Perdata yang tidak membawa akibat
harus dibatalkan atau dinyatakan tidak sahnya keputusan yang telah
In
A

lama keluar tersebut";


Eksepsi dari Tergugat II Intervensi 3:
ah

lik

1. Bahwa, Tergugat lI Intervensi 3, menolak segala dalil­dalil Para Penggugat


dalam Surat gugatannya kecuali secara tegas diakui kebenarannya, dan
m

ub

eksepsi ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pokok
perkara;
ka

2. Bahwa, mengenai tenggang waktu pengajuan gugatan a quo telah nyata­


ep

nyata melewati batas waktu yang ditentukan oleh peraturan perundang­


ah

undangan, menurut ketentuan Pasal 55 Undang­Undang Nomor 5 Tahun


R

1986 yang telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004


es

tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu “Gugatan dapat diajukan hanya
M

ng

dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat


on
gu

Halaman 24 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata

si
Usaha Negara", sedangkan bagi pihak ketiga yang tidak dituju oleh
Keputusan Tata Usaha tapi merasa kepentingannya dirugikan, sesuai

ne
ng
SEMA RI Nomor 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk pelaksanaan beberapa
ketentuan dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah
dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004, maka tenggang waktu

do
gu sebagaimana yang dimaksud Pasal 55 Undang­Undang Peradilan Tata
Usaha Negara adalah dihitung secara kasuistis sejak saat ia merasa

In
A
kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara dan
mengetahui adanya keputusan tata usaha Negara tersebut;
ah

lik
Bahwa, Para Penggugat dalam hal ini sudah mengetahui objek sengketa
dalam gugatan a quo, dikarenakan Para Penggugat pernah digugat oleh
Tergugat lI Intervensi 3, pada tanggal 10 April 2014 di Pengadilan Negeri
am

ub
Depok dengan Perkara Nomor : 63/Pdt.G/2014/PN.Dpk dalam hal ini
dimenangkan oleh Tergugat II Intervensi 3 dalam perkara tersebut sebagai
ep
Penggugat. Maka dari itu sejak gugatan perbuatan melawan hukum yang
k

diajukan oleh Tergugat II Intervensi 3 kepada Para Penggugat di Pengadilan


ah

Negeri Depok, Para Penggugat dalam hal ini Fatimah binti H.A Madjidi
R

si
sudah mengetahui objek perkara a quo;
Sehingga sudah sangat jelas mengenai tenggang waktu gugatan a quo

ne
ng

sudah melewati batas sebagaimana diatur dalam Undang­Undang Nomor 5


Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun

do
gu

2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan SEMA RI Nomor 2 Tahun
1991 tentang Petunjuk pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­
Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang
In
A

Nomor 9 Tahun 2004. Oleh sebab itu gugatan a quo patut ditolak atau
setidak­tidaknya tidak diterima;
ah

lik

3. Bahwa, mengenai objek sengketa pada perkara a quo sangat tidak jelas,
dikarenakan objek Sertipikat HGB Nomor 98 atas nama H. Minung bin
m

ub

Nisan seluas 2790 M ² dan HGB Nomor 97 atas nama H. Minung bin Nisan
seluas 510 M ² sudah tidak ada lagi dikarenakan sudah ditingkatkan
ka

statusnya dan dibalik­nama menjadi Sertipikat Hak Milik Nomor 3176 atas
ep

nama Tergugat II Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) dan Sertipikat Hak Milik
ah

Nomor 3175 atas nama Tergugat lI Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar);
R

Bahwa, dengan demlkian Gugatan Para Penggugat Kabur (Obscuur libel)


es

dan atau tidak jelas terkait dengan objek sengketa, sehingga sudah
M

ng

on
gu

Halaman 25 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sepatutnya gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk

si
Verklaarad);
4. Bahwa, mengenai bukti kepemilikan Para Penggugat berupa Girik C 530

ne
ng
persil 128 seluas 10.336 M ² , sudah pernah digugat oleh Tergugat II
Intervensi 3 di Pengadilan Negeri Depok dengan Perbuatan Melawan
Hukum perkara Nomor : 63/Pdt.G/2014/PN.Dpk tertanggal 10 April 2014

do
gu dan telah diputus pada tanggal 5 Maret 2015 dengan salah satu amar
putusan yang menyatakan Penggugat adalah pemilik sah atas dua bidang

In
A
tanah berdasarkan SHM Nomor 3175 atas nama Hj. Enih dan SHM Nomor
3176 atas nama Hj. Enih. Menyatakan surat­surat yang dlkeluarkan oleh
ah

lik
Turut Tergugat I sampai dengan Turut Tergugat IV dalam Posita butir 8
dalam Gugatan tidak berlaku lagi dan tidak mempunyai kekuatan hukum
berkenaan dengan tanah objek sengketa hak milik Penggugat;
am

ub
Bahwa, atas putusan Pengadilan Negeri Depok Tergugat dalam hal ini Para
Penggugat dalam gugatan a quo mengajukan upaya hukum banding
ep
dengan Nomor perkara : 426/Pdt/2015/PT Bdg, pada tanggal 7 Desember
k

2015 sudah diputus dengan amar menguatkan putusan Pengadilan Negeri


ah

Depok tanggal 5 Maret 2015 Nomor 63/Pdt.G/2014/PN.Dpk, yang


R

si
dimohonkan banding tersebut;
Dengan demikian Para Penggugat tidak mempunyai Legal Standing

ne
ng

(kapasitas hukum) untuk mengajukan gugatan, sehingga gugatan Para


Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima;

do
gu

Eksepsi Gugatan Kurang Pihak:


5. Bahwa, tidak dimasukannya PT. Karabha Digdaya sebagai pihak yang
tercantum pemilik Sertipikat HGB Nomor 2/Tapos yang merupakan
In
A

Sertipikat HGB induk dari objek sengketa sebagai para pihak pada perkara
a quo, padahal selaku pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa
ah

lik

perkara a quo yang mengetahui dan mendaftarkan awal terbitnya objek


sengketa sebelum dipisahkan kepada Para Tergugat Intervensi wajib
m

ub

hukumnya untuk didengar keterangannya atau pembelaannya sesuai asas


"Audi Et Alteram partem";
ka

6. Bahwa, dengan demikian berdasarkan uraian diatas pada butir 11 dengan


ep

tidak ditariknya PT. Karabha Digdaya selaku pihak yang tercantum sebagai
ah

pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa dalam perkara a quo,
R

menjadikan gugatan Para Penggugat kurang pihak atau tidak lengkap


es

(Plorio litis Consortium) sehingga gugatan Para Penggugat a quo patut


M

ng

ditolak atau setidak­tidaknya tidak diterima;


on
gu

Halaman 26 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Eksepsi dari Tergugat II Intervensi 4:
Eksepsi Kompetensi Absolute:

ne
ng
1. Bahwa, jawaban Tergugat II Intervensi 4 adalah Para Penggugat telah
keliru mengajukan gugatan tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung karena perkara ini sejatinya adalah persoalan sengketa hak

do
gu kepemilikan atas tanah, dimana diatas objek tanah yang sama diakui
berdasarkan 2(dua) asal­usul alas hak tanah yang berbeda yaitu, Para

In
A
Penggugat berdasarkan alas hak tanah milik adat berupa girik C 530 persil
128 atas nama H.A Madjidi sedangkan Tergugat II Intervensi 4
ah

lik
berdasarkan alas hak berupa 2 (dua) Sertipikat HGB yang asal­usulnya
yaitu:
a. SHGB Nomor 121/Tapos dari tanah hak barat/lama yaitu hak erfpacht
am

ub
Perkebunan Tanjung Ost/Tanjung Timur yang kemudian dikonversi
menjadi tanah Negara Perkebunan Karet Tapos, selanjutnya tercatat
ep
menjadi HGB Nomor 2/Tapos, yang kemudian tercatat telah beralih
k

haknya kepada H. Kiming berdasarkan Akta Tukar Menukar Nomor


ah

201/Atm/1995, tanggal 24 Januari 1995, dan selanjutnya tercatat


R

si
beralih haknya kepada Tergugat II lntervensl 4 (Mulyadi) berdasarkan
Akta Jual Beli Nomor 37/GB/Cimanggis/1997 tanggal 23 Oktober 1997

ne
ng

di hadapan Drs. Yasin Zainudin selaku PPAT sementara Kecamatan


Cimanggis, dan kemudian menjadi SHGB Nomor 121 oleh Tergugat II

do
gu

Intervensi 4 diajukan permohonan perpanjangan haknya berdasarkan


SK Kantor Pertanahan Kota Depok Nomor 138/SK.HGB­32.76/X/2013
tanggal 22 Oktober 2013 selama 20 (dua puluh) tahun dan akan
In
A

berakhir tanggal 31 Agustus 2033;


b. SHGB Nomor 122/Tapos dari tanah hak barat/lama yaitu hak erfpacht
ah

lik

Perkebunan Tanjung Ost/Tanjung Timur yang kemudian di konversi


menjadi tanah Negara Perkebunan Karet Tapos, selanjutnya tercatat
m

ub

menjadi HGB Nomor 2/Tapos, yang kemudian tercatat telah beralih


haknya kepada Newi bin Kinan berdasarkan Akta Tukar Menukar
ka

Nomor 151/Atm/1995 tanggal 24 Januari 1995, dan selanjutnya


ep

tercatat beralih haknya kepada Tergugat II Intervensi 4 (Mulyadi)


ah

berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 34/GB/Cimanggis/1997 tanggal 23


R

Oktober 1997 di hadapan Drs. Yasin Zainudin selaku PPAT sementara


es

Kecamatan Cimanggis, dan kemudian menjadi SHGB Nomor 121 oleh


M

ng

Tergugat II Intervensi 4 diajukan permohonan perpanjangan haknya


on
gu

Halaman 27 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berdasarkan SK Kantor Pertanahan Kota Depok Nomor 132/SK.HGB­

si
32.76/X/2013 tanggal 22 Oktober 2013 selama 20 (dua puluh) tahun
dan akan berakhir tanggal 31 Agustus 2033;

ne
ng
2. Bahwa, perkara a quo murni mengenai sengketa kepemilikan tanah yang
merupakan kompetensi Peradilan Umum dan kami berpendapat bahwa
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tidak mempunyai kompetensi

do
gu untuk mengadili perkara hak kepemilikan atas tanah, karena sesuai dengan
undang­undang, yang diberikan kompetensi absolut untuk memeriksa,

In
A
mengadili, dan memutus perkara kepemilikan tanah adalah Pengadilan
Umum;
ah

lik
Eksepsi tentang Kadaluarsa atau lewat waktu:
3. Bahwa, Para Penggugat telah keliru menafsirkan tentang tenggang waktu
pengajuan gugatan a quo menurut ketentuan Pasal 55 Undang­Undang
am

ub
Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9
Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu:
ep
"Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh)
k

hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan


ah

atau Pejabat Tata Usaha Negara";


R

si
4. Bahwa, dalam hal. 3 alinea terakhir sub Tenggang waktu yang kami kutip
sebagai berikut:

ne
ng

"Kemudian atas terbit surat Tergugat tersebut, Para Penggugat


mengajukan gugatan ini kepada PTUN Bandung tanggal 20 November

do
gu

2015, dengan demikian gugatan Para Penggugat ini masih dalam tenggang
waktu 90 (sembilan puluh) hari, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan
Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
In
A

Usaha Negara";
5. Bahwa, hal tersebut merupakan penghitungan tenggang waktu yang keliru
ah

lik

sebagaimana telah dituangkan tata cara penghitungan tenggang waktu


yang dimaksud, sesuai SEMA RI Nomor 2 Tahun1991 tentang Petunjuk
m

ub

Pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun


1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004,
ka

maka tenggang waktu sebagaimana yang dimaksud Pasal 55 Undang­


ep

Undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah dihitung secara kasuistis


ah

sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata


R

Usaha Negara dan mengetahui adanya Keputusan Tata Usaha Negara


es

tersebut;
M

ng

on
gu

Halaman 28 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Dan dipertegas lagi berdasarkan Yurisprudensi MARl tanggal 19 Mei 1993

si
Nomor 5.SK/TUN/1992, "Menyatakan tenggang waktu 90 hari dihitung sejak
yang bersangkutan mengetahui dan merasa kepentingannya dirugikan,

ne
ng
akibat terbitnya keputusan yang digugat";
7. Bahwa, Para Penggugat telah keliru menafsirkan ketentuan hukum
sebagaimana diterangkan di atas, karena perhitungan tenggang waktu

do
gu dihitung selama diterbitkan keputusan yang digugat, dimana dalam perkara
a quo keputusan yang digugat adalah beberapa Sertipikat HGB sehingga

In
A
perhitungan yang benar menurut ketentuan hukum tersebut adalah
dihitung sejak tanggal terbitnya beberapa sertipikat HGB tersebut, atau
ah

lik
Para Penggugat mengetahui tanggal terbitnya beberapa sertipikat HGB
bukan berdasarkan surat penolakan dari Tergugat karena tanggal surat
penolakan dari Tergugat mengenai permohonan untuk memperoleh
am

ub
sertipikat atas tanah a quo bukan merupakan surat yang bernilai sebagai
Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana di maksud dengan ketentuan
ep
hukum yang telah k ami uraikan di atas;
k

8. Bahwa, selain itu faktanya Para Penggugat juga dalam hal ini sudah
ah

mengetahui terbit objek sengketa dalam gugatan a quo, dimana Para


R

si
Penggugat pernah mengajukan gugatan Perbuatan Melawan hukum di
Pengadilan Umum sampai inkrah dalam putusan kasasi tanggal 20 Mei

ne
ng

2003 berlawanan dengan PT. Karabha Digdaya selaku pemilik sertipikat


HGB Nomor 2/Tapos yang merupakan induk dari objek sengketa perkara

do
gu

a quo, dalam perkara antara ahli waris Madjidi (Penggugat) berlawanan PT.
Karabha Digdaya ,dimana dalam perkara tersebut gugatan tidak diterima
(NO) sampai putusan berkekuatan hukum tetap (inkrah);
In
A

9. Bahwa, fakta lainnya Para Penggugat sudah mengetahui sejak kapan terbit
objek sengketa karena Para Penggugat pernah digugat oleh Tergugat II
ah

lik

Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) pada tanggal 10 April 2014 di


Pengadilan Negeri Depok dengan Perkara Nomor : 63/Pdt.G/2014/PN.Dpk
m

ub

dalam hal ini dimenangkan oleh Tergugat II Intervensi 3 (Hj. Enih binti
Entar) dalam perkara tersebut sebagai Penggugat. Maka dari itu sejak
ka

gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Tergugat II


ep

lntervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) kepada Penggugat di Pengadilan Negeri


ah

Depok, Para Penggugat dalam hal ini Fatimah binti H.A Madjidi, dkk sudah
R

mengetahui objek perkara a quo;


es

10. Bahwa, sudah sangat jelas mengenai tenggang waktu gugatan a quo sudah
M

ng

melewati batas sebagaimana diatur dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun


on
gu

Halaman 29 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004

si
tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan SEMA RI Nomor 2 Tahun 1991
tentang Petunjuk Pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­Undang

ne
ng
Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9
Tahun 2004. Oleh sebab itu Gugatan a quo patut ditolak atau setidak­
tidaknya tidak diterima;

do
gu Eksepsi Gugatan Kurang Pihak:
11. Bahwa, tidak dimasukannya PT. Karabha Digdaya sebagai pihak yang

In
A
tercantum pemilik sertipikat HGB Nomor 2/Tapos yang merupakan
sertipikat HGB induk dari objek sengketa sebagai para pihak pada
ah

lik
perkara a quo, padahal selaku pihak pemilik asal HGB dari beberapa
objek sengketa perkara a quo yang mengetahui dan mendaftarkan awal
terbitnya objek sengketa sebelum dipisahkan kepada Para Tergugat
am

ub
Intervensi wajib hukumnya untuk didengar keterangannya atau
pembelaannya sesuai Asas "Audi Et Alteram partem";
ep
12. Bahwa, selain itu SHGB Nomor 121/Tapos atas nama Mulyadi sebagian
k

tanahnya telah dilepaskan haknya seluas 627 M ² untuk kepentingan


ah

Pemerintah untuk Pembangunan Masal Rumah Pemotongan Hewan


R

si
berdasarkan Surat Pernyataan Pelepasan Hak atas Tanah untuk
Kepentingan Pemerintah Nomor S93.8/04/V/SPH/2008 tanggal 10 Juni

ne
ng

2008, dengan tidak dimasukan Pemerintah Republik Indonesia selaku


pemilik baru atas tanah pecahan dari SHGB Nomor 121/Tapos seluas 627

do
gu

M ² , padahal selaku pemilik tanah baru di atas objek sengketa Pemerintah


Republik Indonesia wajib hukumnya untuk didengar keterangannya atau
pembelaannya sesuai Asas "Audi Et Alteram partem";
In
A

13. Bahwa, dengan demikian berdasarkan uraian di atas pada butir 11 dengan
tidak ditarik PT. Karabha Digdaya selaku pihak yang tercantum sebagai
ah

lik

pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa dalam perkara a quo,
dan juga uraian butir 12 dengan tidak ditarik Pemerintah Republik Indonesia
m

ub

sebagai pemilik baru diatas tanah pecahan objek sengketa Nomor


121/Tapos menjadikan gugatan Para Penggugat kurang pihak atau tidak
ka

lengkap (Plorio litis Consortium);


ep

Gugatan Para Penggugat bersifat Kabur (Obscur Libel);


ah

14. Bahwa, dalam gugatan Para Penggugat dalam mencantumkan nama


R

Tergugat Intervensi (Sertipikat HGB Nomor 126) tidak jelas, padahal nama
es

orang sebagai penanda subjek perkara dalam perkara a quo, dengan


M

ng

tidak dicantumkan nama salah satu pihak sebagai subjek perkara


on
gu

Halaman 30 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjadikan gugatan Para Penggugat tidak jelas, sehingga mengakibatkan

si
gugatan bersifat kabur dan tidak jelas;
15. Bahwa, selaln itu dalam gugatan Para Pengugat mengklaim memiliki

ne
ng
tanah sisa dari Girik C 530 Persil 128 seluas 10.336 M² sedangkan objek
sengketa yang tercantum total luas Sertipikat HGB yang digugat seluas
13.708 M², hal ini menunjukan kekaburan gugatan Para Penggugat,

do
gu dimana luas tanah yang diklaim oleh Para Penggugat tidak sama dengan
total luas tanah yang tercantum dalam total luas objek sengketa, sehingga

In
A
mengakibatkan menambah gugatan bersifat kabur dan tidak jelas;
16. Bahwa, sejajar dengan diuraikan diatas sifat kabur dan tidak jelas gugatan
ah

lik
Para Penggugat juga dapat dilihat dimana dalam objek sengketa Para
Penggugat menerangkan status Keputusan Tata Usaha Negara yang terbit
berupa Sertipikat HGB, padahal faktanya dari seluruh objek sengketa
am

ub
yang digugat telah dirubah sebagian menjadi Sertipikat Hak Milik yaitu
Tergugat II Intervensi 5 (Dra. Yanti W Tanumiharja) dan juga ada yang
ep
sudah berubah nama yang tercantum dalam objek sengketa, yaitu Tergugat
k

II Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar), yang dalam gugatan Para Penggugat
ah

tercantum atas nama H. Minung;


R

si
17. Bahwa, Tergugat II Intervensi 4 berkesimpulan kalau gugatan Para
Penggugat pada perkara a quo adalah bersifat kabur atau Obscuur libel

ne
ng

karena tidak jelas dalam mencantumkan salah satu nama dalam objek
sengketa dan juga tidak singkron luas tanah yang diklaim Para Penggugat

do
gu

dengan total luas seluruh objek sengketa serta tidak jelas status objek
sengketa yang digugat, berupa sertipikat HGB seluruhnya padahal sudah
ada sebagian menjadi sertipikat Hak Milik sehingga gugatan patut
In
A

dinyatakan tidak dapat diterima;


Gugatan Para Penggugat Prematur:
ah

lik

18. Bahwa, gugatan Para Penggugat pada perkara a quo adalah bersifat
prematur atau terlalu dini hal ini dikarenakan:
m

ub

19. Bahwa, sebelum Para Penggugat mengajukan gugatan a quo di Pengadilan


Tata Usaha Negara Bandung, Para Penggugat sedang berperkara di
ka

Pengadilan Negeri Depok dengan Tergugat II Intervensi 3 yaitu Hj. Enih


ep

binti Entar atas objek sengketa yang sama berupa sertipikat atas nama Hj.
ah

Enih (dahulu Sertipikat HGB atas nama H. Minung) dan atas perkara
R

tersebut sampai gugatan perkara a quo didaftarkan di Pengadilan Tata


es

usaha Negara Bandung oleh Para Penggugat belum mempunyai putusan


M

ng

inkrah;
on
gu

Halaman 31 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
20. Bahwa, saat sengketa kepemilikan di pengadilan umum antara Tergugat II
Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) dengan Para Penggugat sedang berjalan

ne
ng
dan belum mempunyai putusan berkekuatan hukum tetap (inkrah) tentang
objek sengketa, akan tetapi Para Penggugat sudah mendaftarkan gugatan
pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yang tercatat dalam

do
gu register perkara terdaftar pada tanggal 20 November 2015;
21. Bahwa, berdasarkan uraian dan alasan di atas, maka dapat disimpulkan

In
A
kalau gugatan Para Penggugat pada perkara a quo bersifat Prematur,
karena belum saatnya diajukan/digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara
ah

lik
Bandung, mengingat point 18 dan 19 karena masih dalam upaya hukum di
Pengadilan Umum mengenai hak kepemilikan atas objek sengketa;
Eksepsi dari Tergugat II Intervensi 5:
am

ub
Eksepsi Kompetensl Absolute;
1. Bahwa, jawaban Tergugat II Intervensi 5 adalah Para Penggugat telah
ep
keliru mengajukan gugatan tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara
k

Bandung karena perkara ini sejatinya adalah persoalan sengketa hak


ah

kepemilikan atas tanah, dimana di atas objek tanah yang sama diakui
R

si
berdasarkan 2 (dua) asal­usul alas hak tanah yang berbeda yaitu, Para
Penggugat berdasarkan alas hak tanah milik adat berupa Girik C 530

ne
ng

Persil 128 atas nama H.A Madjidi sedangkan Tergugat II Intervensi 5


berdasarkan alas hak berupa Sertipikat Hak Milik Nomor 3509/Tapos yang

do
gu

asal­usulnya semula dari tanah hak barat/lama yaitu hak erfpacht


Perkebunan Tanjung Ost/Tanjung Timur yang kemudian dikonversi
menjadi tanah negara Perkebunan Karet Tapos, selanjutnya tercatat
In
A

menjadi HGB Nomor 2/Tapos, yang kemudian tercatat telah beralih haknya
kepada Suhandi berdasarkan Akta Tukar Menukar Nomor 199/Atm/1995
ah

lik

tanggal 24 Januari 1995, dan selanjutnya tercatat beralih haknya kepada


Tergugat II Intervensi 5 (Dra. Yanti W Tanumihardja) berdasarkan Akta Jual
m

ub

Beli Nomor 37/GB/Cimanggis/1997 tanggal 23 Oktober 1997 dihadapan


Drs.Yasin Zainudin selaku PPAT sementara Kecamatan Cimanggis, dan
ka

kemudian HGB Nomor 99 oleh Tergugat II Intervensi 5 diajukan


ep

permohonan peningkatan haknya kepada Tergugat dan dikabulkan dengan


ah

terbit SHM Nomor 3509/Tapos berdasarkan SK Kantor Pertanahan Kota


R

Depok Nomor 288/SK.HM­32.76/XII/2011 tanggal 26 Desember 2011,


es

sehingga masalah ini murni mengenai sengketa kepemilikan tanah yang


M

ng

merupakan kompetensi Peradilan Umum;


on
gu

Halaman 32 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
2. Bahwa, kami berpendapat bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
tidak mempunyai kompetensi untuk mengadili perkara hak kepemilikan atas

ne
ng
tanah, karena sesuai dengan undang­undang, yang diberikan kompetensi
absolut untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara kepemilikan
tanah adalah Pengadilan Umum;

do
gu Eksepsi tentang Kadaluarsa atau Lewat Waktu;
3. Bahwa, Para Penggugat telah keliru menafsirkan tentang tenggang waktu

In
A
pengajuan gugatan a quo menurut ketentuan Pasal 55 Undang­Undang
Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9
ah

lik
Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu : "Gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau
am

ub
Pejabat Tata Usaha Negara";
4. Bahwa, dalam hal. 3 alinea terakhir sub. Tenggang waktu yang kami kutip
ep
sebagai berikut:
k

"Kemudian atas terbit surat Tergugat tersebut, Para Penggugat mengajukan


ah

gugatan ini kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tanggal 20


R

si
November 2015, dengan demikian gugatan Para Penggugat ini masih
dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari, sebagaimana yang diatur

ne
ng

dalam ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara”;

do
gu

5. Bahwa, hal tersebut merupakan penghitungan tenggang waktu yang keliru


sebagaimana telah dituangkan tata cara penghitungan tenggang waktu
yang dimaksud, sesuai SEMA RI Nomor 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk
In
A

pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun


1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004,
ah

lik

maka tenggang waktu sebagaimana yang dimaksud Pasal 55 Undang­


Undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah dihitung secara kasuistis
m

ub

sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha


Negara dan mengetahui adanya keputusan tata usaha negara tersebut. Dan
ka

dipertegas lagi berdasarkan Yurisprudensi MARl tanggal 19 Mei 1993


ep

Nomor 5.SK/TUN/1992, "Menyatakan tenggang waktu 90 hari dihitung sejak


ah

yang bersangkutan mengetahui dan merasa kepentingannya dirugikan,


R

akibat terbitnya keputusan yang digugat";


es

6. Bahwa, Para Penggugat telah keliru menafsirkan ketentuan hukum


M

ng

sebagaimana diterangkan di atas, karena perhitungan tenggang waktu


on
gu

Halaman 33 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dihitung sejak diterbitkan keputusan yang digugat, dimana dalam perkara

si
a quo keputusan yang digugat adalah beberapa Sertipikat HGB sehingga
perhitungan yang benar menurut ketentuan hukum tersebut adalah

ne
ng
dihitung sejak tanggal terbitnya beberapa sertipikat HGB tersebut, atau
Para Penggugat mengetahui tanggal terbitnya beberapa sertipikat HGB
bukan berdasarkan surat penolakan dari Tergugat karena tanggal surat

do
gu penolakan dari Tergugat mengenai Permohonan untuk memperoleh
sertipikat atas tanah a quo bukan merupakan surat yang bernilai sebagai

In
A
keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dengan ketentuan
hukum yang telah kami uraikan di atas;
ah

lik
7. Bahwa, selain itu faktanya Para Penggugat juga dalam hal ini sudah
mengetahui terbit objek sengketa dalam gugatan a quo, dimana Para
Penggugat pernah mengajukan gugatan Perbuatan Melawan hukum di
am

ub
Pengadilan umum sampai inkrah dalam putusan kasasi tanggaI 20 Mei 2003
berlawanan dengan PT. Karabha Digdaya selaku pemilik sertipikat HGB
ep
Nomor 2/Tapos yang merupakan induk dari objek sengketa perkara a quo,
k

dalam perkara antara ahli waris Madjidi (Para Penggugat) berlawanan PT.
ah

Karabha Digdaya, dimana dalam perkara tersebut gugatan tidak diterima


R

si
(NO) sampai putusan berkekuatan hukum tetap (inkrah);
8. Bahwa, fakta lainnya Para Penggugat sudah mengetahui sejak kapan terbit

ne
ng

objek sengketa karena Para Penggugat pernah digugat oleh Tergugat II


Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) pada tanggal 10 April 2014 di Pengadilan

do
gu

Negeri Depok dengan Perkara Nomor : 63/Pdt.G/2014/PN.Dpk dalam hal ini


dimenangkan oleh Tergugat II Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) dalam
perkara tersebut sebagai Penggugat. Maka dari itu sejak gugatan perbuatan
In
A

melawan hukum yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi 3 (Hj. Enih binti
Entar) kepada Penggugat di Pengadilan Negeri Depok, Para Penggugat
ah

lik

dalam hal ini Fatimah binti H.A Madjidi dkk sudah mengetahui objek perkara
a quo;
m

ub

9. Bahwa, sudah sangat jelas mengenai tenggang waktu gugatan a quo sudah
melewati batas sebagaimana diatur dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun
ka

1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004


ep

tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan SEMA RI Nomor 2 Tahun 1991
ah

tentang Petunjuk pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­Undang


R

Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9


es

Tahun 2004. Oleh sebab itu gugatan a quo patut ditolak atau setidak­
M

ng

tidaknya tidak diterima;


on
gu

Halaman 34 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Eksepsi Gugatan Kurang Pihak;
10. Bahwa, tidak dimasukannya PT. Karabha Digdaya sebagai pihak yang

ne
ng
tercantum pemilik sertipikat HGB Nomor 2/Tapos yang merupakan sertipikat
HGB induk dari objek sengketa sebagai para pihak pada perkara a quo,
padahal selaku pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa

do
gu perkara a quo yang mengetahui dan mendaftarkan awal terbitnya objek
sengketa sebelum dipisahkan kepada Para Tergugat Intervensi wajib

In
A
hukumnya untuk didengar keterangannya atau pembelaannya sesuai asas
"Audi Et Alteram partem";
ah

lik
11. Bahwa, selain itu HGB Nomor 99/Tapos atas nama Dra. Yanti W
Tanumihardja sebagian tanahnya telah dilepaskan haknya seluas 555 M²
untuk kepentingan Pemerintah untuk Pembangunan Masal Rumah
am

ub
Pemotongan Hewan berdasarkan Surat Pernyataan Pelepasan Hak atas
Tanah untuk Kepentingan Pemerintah Nomor 593.8/03/V/SPH/2008 tanggal
ep
21 Mei 2008, dengan tidak dimasukan Pemerintah Republik Indonesia
k

selaku pemilik baru atas tanah pecahan dari HGB Nomor 99/Tapos seluas
ah

555 M², padahal selaku pemilik tanah baru di atas objek sengketa
R

si
Pemerintah Republik Indonesia wajib hukumnya untuk didengar
keterangannya atau pembelaannya sesuai Asas "Audi Et Alteram partem";

ne
ng

12. Bahwa, dengan demikian berdasarkan uraian diatas pada butir 10 dengan
tidak ditarik PT. Karabha Digdaya selaku pihak yang tercantum sebagai

do
gu

pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa dalam perkara a quo,
dan juga uraian butir 11 dengan tidak ditarik Pemerintah Republik Indonesia
sebagai pemilik baru di atas tanah pecahan objek sengketa Nomor
In
A

99/Tapos menjadikan gugatan Para Penggugat kurang pihak atau tidak


lengkap (Plorio Litis Consortium);
ah

lik

Gugatan Para Penggugat bersifat Kabur (Obscuur Libel);


13. Bahwa, dalam gugatan Para Penggugat dalam mencantumkan salah satu
m

ub

nama Tergugat Intervensi (Sertipikat HGB Nomor 126) tidak jelas, padahal
nama orang sebagai penanda subjek perkara dalam perkara a quo,
ka

dengan tidak dicantumkan nama salah satu pihak sebagai subjek perkara
ep

menjadikan gugatan Para Penggugat tidak jelas, sehingga mengakibatkan


ah

gugatan bersifat kabur dan tidak jelas;


R

14. Bahwa, selain itu dalam gugatan Para Pengugat mengklaim memiliki tanah
es

sisa dari Girik C 530 Persil 128 seluas 10.336 M² sedangkan objek sengketa
M

ng

yang tercantum total luas Sertipikat HGB yang digugat seluas 13.708 M²,
on
gu

Halaman 35 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hal ini menunjukkan kekaburan gugatan Para Penggugat, dimana luas

si
tanah yang diklaim oleh Para Penggugat tidak sama dengan total luas tanah
yang tercantum dalam total luas objek sengketa, sehingga mengakibatkan

ne
ng
menambah gugatan bersifat kabur dan tidak jelas;
15. Bahwa, sejajar dengan diuraikan di atas sifat kabur dan tidak jelas gugatan
Para Penggugat juga dapat dillhat, dimana dalam objek sengketa Para

do
gu Penggugat menerangkan status Keputusan Tata Usaha Negara yang terbit
berupa Sertipikat HGB, padahal faktanya dari seluruh objek sengketa yang

In
A
digugat telah dirubah menjadi Sertipikat Hak Milik termasuk sertipikat milik
Tergugat II Intervensi 5 dan juga ada yang sudah berubah nama yang
ah

lik
tercantum dalam objek sengketa, yaitu Tergugat II Intervensi 3 (Hj. Enih
binti Entar), yang dalam gugatan Para Penggugat tercantum atas nama H.
Minung;
am

ub
16. Bahwa, Tergugat II Intervensi 5 berkesimpulan kalau gugatan Para
Penggugat pada perkara a quo adalah bersifat kabur atau Obscuur libel
ep
karena tidak jelas dalam mencantumkan salah satu nama dalam objek
k

sengketa dan juga tidak singkron luas tanah yang diklaim Para
ah

Penggugat dengan total luas seluruh objek sengketa serta tidak jelas
R

si
status objek sengketa yang digugat, berupa sertipikat HGB atau sertipikat
Hak Milik sehingga patut dinyatakan gugatan patut dinyatakan tidak dapat

ne
ng

diterima;
Gugatan Para Penggugat Prematur;

do
gu

17. Bahwa, gugatan Para Penggugat pada perkara a quo adalah bersifat
premature atau terlalu dini hal ini dikarenakan:
18. Bahwa, sebelum Para Penggugat mengajukan gugatan a quo di Pengadilan
In
A

Tata Usaha Negara Bandung, Para Penggugat sedang berperkara di


Pengadilan Negeri Depok dengan Tergugat II Intervensi 3 yaitu Hj. Enih binti
ah

lik

Entar atas objek sengketa yang sama berupa sertipikat atas nama Hj. Enih
(dahulu Sertipikat HGB atas nama H. Minung) dan atas perkara tersebut
m

ub

sampai gugatan perkara a quo didaftarkan di Pengadilan Tata usaha


Negara Bandung oleh Para Penggugat belum mempunyai putusan inkrah;
ka

19. Bahwa, saat sengketa kepemilikan di pengadilan umum antara Tergugat II


ep

Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) dengan Para Penggugat sedang berjalan
ah

dan belum mempunyai putusan berkekuatan hukum tetap (inkrah) tentang


R

objek sengketa, akan tetapi Para Penggugat sudah mendaftarkan


es

gugatan pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yang tercatat


M

ng

dalam register perkara terdaftar pada tanggal 20 November 2015;


on
gu

Halaman 36 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
20. Bahwa, berdasarkan uraian dan alasan di atas, maka dapat disimpulkan
kalau gugatan Para Penggugat pada perkara a quo bersifat Prematur,

ne
ng
karena belum saatnya diajukan/digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung, mengingat point 18 dan 19 karena masih dalam upaya hukum di
Pengadilan Umum mengenai hak kepemilikan atas objek sengketa;

do
gu Eksepsi dari Tergugat II Intervensi 6:
Eksepsi Kompetensi Absolute:

In
A
1. Bahwa, Jawaban Tergugat II Intervensi 6 adalah Para Penggugat telah
keliru mengajukan gugatan tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara
ah

lik
Bandung karena perkara ini sejatinya adalah persoalan sengketa hak
kepemilikan atas tanah, dimana di atas objek tanah yang sama diakui
berdasarkan 2 (dua) asal­usul alas hak tanah yang berbeda yaitu, Para
am

ub
Penggugat berdasarkan alas hak tanah milik adat berupa Girik C 530 persil
128 atas nama H.A Madjidi sedangkan Tergugat II Intervensi 6 berdasarkan
ep
alas hak berupa 2 (dua) Sertipikat HGB yang asal­usulnya yaitu:
k

a. SHGB Nomor 118/Tapos dari tanah hak barat/lama yaitu hak erfpacht
ah

Perkebunan Tanjung Ost/Tanjung Timur yang kemudian dikonversi


R

si
menjadi tanah Negara Perkebunan Karet Tapos, selanjutnya tercatat
menjadi HGB Nomor 2/Tapos, yang kemudian tercatat telah beralih

ne
ng

haknya kepada Saidi bin Kimin berdasarkan Akta Tukar Menukar Nomor
162/Atm/1995 tanggal 24 Januari 1995, dan selanjutnya tercatat beralih

do
gu

haknya kepada Tergugat II Intervensi 6 (Anitawati) berdasarkan Akta


Jual Beli Nomor 46/GB/Cimanggis/1997 tanggal 23 Oktober 1997 di
hadapan Drs. Yasin Zainudin selaku PPAT sementara Kecamatan
In
A

Cimanggis, dan kemudian menjadi SHGB Nomor 118 oleh Tergugat II


Intervensi 6 diajukan permohonan perpanjangan haknya berdasarkan
ah

lik

SK Kantor Pertanahan Kota Depok Nomor 135/SK.HGB­32.76/X/2013


tanggal 22 Oktober 2013 selama 20 (dua puluh) tahun dan akan
m

ub

berakhir tanggal 31 Agustus 2033;


b. SHGB Nomor 199/Tapos dari tanah hak barat/lama yaitu hak erfpacht
ka

Perkebunan Tanjung Ost/Tanjung Timur yang kemudian dikonversi


ep

menjadi tanah Negara Perkebunan Karet Tapos, selanjutnya tercatat


ah

menjadi HGB Nomor 2/Tapos, yang kemudian tercatat telah beralih


R

haknya kepada Ridan bin Niun berdasarkan Akta Tukar Menukar Nomor
es

164/Atm/1995 tanggal 24 Januari 1995, dan selanjutnya tercatat beralih


M

ng

haknya kepada Tergugat II Intervensi 6 (Anitawati) berdasarkan Akta


on
gu

Halaman 37 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jual Beli Nomor 45/GB/Cimanggis/1997 tanggal 24 Oktober 1997

si
dihadapan Drs. Yasin Zainudin selaku PPAT sementara Kecamatan
Cimanggis, dan kemudian menjadi SHGB Nomor 121 oleh Tergugat II

ne
ng
Intervensi 6, diajukan permohonan perpanjangan haknya berdasarkan
SK Kantor Pertanahan Kota Depok Nomor 135/SK.HGB­32.76/X/2013
tanggal 22 Oktober 2013 selama 20 (dua puluh) tahun dan akan

do
gu berakhir tanggal 31 Agustus 2033;
2. Bahwa, perkara a quo murni mengenai sengketa kepemilikan tanah yang

In
A
merupakan kompetensi Peradilan Umum dan kami berpendapat bahwa
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tidak mempunyai kompetensi
ah

lik
untuk mengadili perkara hak kepemilikan atas tanah, karena sesuai dengan
undang­undang, yang diberikan kompetensi absolut untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara kepemilikan tanah adalah Pengadilan
am

ub
Umum;
Eksepsi tentang Kadaluarsa atau Lewat Waktu;
ep
3. Bahwa, Para Penggugat telah keliru menafsirkan tentang tenggang waktu
k

pengajuan gugatan a quo menurut ketentuan Pasal 55 Undang­Undang


ah

Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9


R

si
Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu : "Gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung

ne
ng

sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau


Pejabat Tata Usaha Negara";

do
gu

4. Bahwa, dalam hal. 3 alinea terakhir sub. Tenggang waktu yang kami kutip
sebagai berikut:
"Kemudian atas terbit surat Tergugat tersebut, Para Penggugat mengajukan
In
A

gugatan ini kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tanggal 20


November 2015, dengan demikian gugatan Para Penggugat ini masih
ah

lik

dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari, sebagaimana yang diatur


dalam ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
m

ub

Peradilan Tata Usaha Negara”;


5. Bahwa, hal tersebut merupakan penghitungan tenggang waktu yang keliru
ka

sebagaimana telah dituangkan tata cara penghitungan tenggang waktu


ep

yang dimaksud, sesuai SEMA RI Nomor 2 Tahun 1991 tentang Petunjuk


ah

pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun


R

1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004,


es

maka tenggang waktu sebagaimana yang dimaksud Pasal 55 Undang­


M

ng

Undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah dihitung secara kasuistis


on
gu

Halaman 38 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sejak saat ia merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha

si
Negara dan mengetahui adanya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut;
6. Dan dipertegas lagi berdasarkan Yurisprudensi MARl tanggal 19 Mei 1993

ne
ng
Nomor 5.SK/TUN/1992, "Menyatakan tenggang waktu 90 hari dihitung sejak
yang bersangkutan mengetahui dan merasa kepentingannya dirugikan
akibat terbitnya keputusan yang digugat";

do
gu 7. Bahwa, Para Penggugat telah keliru menafsirkan ketentuan hukum
sebagaimana diterangkan di atas, karena perhitungan tenggang waktu

In
A
dihitung selama diterbitkan keputusan yang digugat, dimana dalam perkara
a quo keputusan yang digugat adalah beberapa Sertipikat HGB sehingga
ah

lik
perhitungan yang benar menurut ketentuan hukum tersebut adalah dihitung
sejak tanggal terbitnya beberapa sertipikat HGB tersebut, atau Para
Penggugat mengetahui tanggal terbitnya beberapa sertipikat HGB bukan
am

ub
berdasarkan surat penolakan dari Tergugat karena tanggal surat penolakan
dari Tergugat mengenai Permohonan untuk memperoleh sertipikat atas
ep
tanah a quo bukan merupakan surat yang bernilai sebagai keputusan Tata
k

Usaha Negara sebagaimana dimaksud dengan ketentuan hukum yang telah


ah

kami uraikan di atas;


R

si
8. Bahwa, selain itu faktanya Para Penggugat juga dalam hal ini sudah
mengetahui terbit objek sengketa dalam gugatan a quo, dimana Para

ne
ng

Penggugat pernah mengajukan gugatan Perbuatan Melawan hukum di


Pengadilan Umum sampai inkrah dalam putusan Kasasi tanggal 20 Mei

do
gu

2003 berlawanan dengan PT. Karabha Digdaya selaku pemilik sertipikat


HGB Nomor 2/Tapos yang merupakan induk dari objek sengketa perkara
a quo, dalam perkara antara ahli waris Madjidi (Penggugat) berlawanan
In
A

PT. Karabha Digdaya, dimana dalam perkara tersebut gugatan tidak


diterima (NO) sampai putusan berkekuatan hukum tetap (inkrah);
ah

lik

9. Bahwa, fakta lainnya Para Penggugat sudah mengetahui sejak kapan


terbit objek sengketa karena Para Penggugat pernah digugat oleh Tergugat
m

ub

II Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) pada tanggal 10 April 2014 di


Pengadilan Negeri Depok dengan Perkara Nomor : 63/Pdt.G/2014/PN.Dpk
ka

dalam hal ini dimenangkan oleh Tergugat II Intervensi 3 (Hj. Enih binti
ep

Entar) dalam perkara tersebut sebagai Penggugat. Maka dari itu sejak
ah

gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Tergugat II


R

Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) kepada Penggugat di Pengadilan Negeri


es

Depok, Para Penggugat dalam hal ini Fatimah binti H.A Madjidi dkk sudah
M

ng

mengetahui objek perkara a quo;


on
gu

Halaman 39 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Bahwa, sudah sangat jelas mengenai tenggang waktu gugatan a quo sudah

si
melewati batas sebagaimana diatur dalam Undang­Undang Nomor 5 Tahun
1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004

ne
ng
tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan SEMA RI Nomor 2 Tahun 1991
tentang Petunjuk Pelaksanaan beberapa ketentuan dalam Undang­Undang
Nomor 5 Tahun 1986 yang telah dirubah dengan Undang­Undang Nomor

do
gu 9 Tahun 2004. Oleh sebab itu gugatan a quo patut ditolak atau setidak­
tidaknya tidak diterima;

In
A
Eksepsi Gugatan Kurang Pihak;
11. Bahwa, tidak dimasukannya PT. Karabha Digdaya sebagai pihak yang
ah

lik
tercantum pemilik sertipikat HGB Nomor 2/Tapos yang merupakan sertipikat
HGB induk dari objek sengketa sebagai para pihak pada perkara a quo,
padahal selaku pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa
am

ub
perkara a quo yang mengetahui dan mendaftarkan awal terbitnya objek
sengketa sebelum dipisahkan kepada Para Tergugat Intervensi wajib
ep
hukumnya untuk didengar keterangannya atau pembelaannya sesuai Asas
k

"Audi Et Alteram partem";


ah

12. Bahwa, dengan demikian berdasarkan uraian diatas pada butir 13 dengan
R

si
tidak ditarik PT. Karabha Digdaya selaku pihak yang tercantum sebagai
pihak pemilik asal HGB dari beberapa objek sengketa dalam perkara a quo,

ne
ng

menjadikan gugatan Para Penggugat kurang pihak atau tidak lengkap


(Plorio Litis Consortium);

do
gu

Gugatan Para Penggugat bersifat Kabur (Obscuur Libel);


13. Bahwa, dalam gugatan Para Penggugat dalam mencantumkan nama
Tergugat Intervensi (Sertipikat HGB Nomor 126) tidak jelas, padahal nama
In
A

orang sebagai penanda subjek perkara dalam perkara a quo, dengan


tidak dicantumkan nama salah satu pihak sebagai subjek perkara
ah

lik

menjadikan gugatan Para Penggugat tidak jelas, sehingga mengakibatkan


gugatan bersifat kabur dan tidak jelas;
m

ub

14. Bahwa, selaln itu dalam gugatan Para Pengugat mengklaim memiliki
tanah sisa dari Girik C 530 persil 128 seluas 10.336 M² sedangkan objek
ka

sengketa yang tercantum total luas Sertipikat HGB yang digugat seluas
ep

13.708 M², hal ini menunjukan kekaburan gugatan Para Penggugat,


ah

dimana luas tanah yang diklaim oleh Para Penggugat tidak sama dengan
R

total luas tanah yang tercantum dalam total luas objek sengketa, sehingga
es

mengakibatkan menambah gugatan bersifat kabur dan tidak jelas;


M

ng

on
gu

Halaman 40 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15. Bahwa, sejajar dengan di uraikan di atas sifat kabur dan tidak jelas gugatan

si
Para Penggugat juga dapat dilihat dimana dalam objek sengketa Para
Penggugat menerangkan status Keputusan Tata Usaha Negara yang terbit

ne
ng
berupa Sertipikat HGB, padahal faktanya dari seluruh objek sengketa
yang digugat telah di rubah sebagian menjadi Sertipikat Hak Milik yaitu
Tergugat II Intervensi 5 (Dra. Yanti W Tanumiharja) dan juga ada yang

do
gu sudah berubah nama yang tercantum dalam objek sengketa, yaitu Tergugat
II Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar), yang dalam gugatan Para Penggugat

In
A
tercantum atas nama H. Minung;
16. Bahwa, Tergugat II Intervensi 4 berkesimpulan kalau gugatan Para
ah

lik
Penggugat pada perkara a quo adalah bersifat kabur atau Obscuur libel
karena tidak jelas dalam mencantumkan salah satu nama dalam objek
sengketa dan juga tidak singkron luas tanah yang diklaim Para Penggugat
am

ub
dengan total luas seluruh objek sengketa serta tidak jelas status objek
sengketa yang digugat, berupa sertipikat HGB seluruhnya padahal sudah
ep
ada sebagian menjadi sertipikat Hak Milik sehingga gugatan patut
k

dinyatakan tidak dapat diterima;


ah

Gugatan Para Penggugat Prematur;


R

si
17. Bahwa, gugatan Para Penggugat pada perkara a quo adalah bersifat
premature atau terlalu dini hal ini dikarenakan:

ne
ng

18. Bahwa, sebelum Para Penggugat mengajukan gugatan a quo di Pengadilan


Tata Usaha Negara Bandung, Para Penggugat sedang berperkara di

do
gu

Pengadilan Negeri Depok dengan Tergugat II Intervensi 3 yaitu Hj. Enih binti
Entar atas objek sengketa yang sama berupa sertipikat atas nama Hj. Enih
(dahulu Sertipikat HGB atas nama H. Minung) dan atas perkara tersebut
In
A

sampai gugatan perkara a quo didaftarkan di Pengadilan Tata Usaha


Negara Bandung oleh Para Penggugat belum mempunyai putusan inkrah;
ah

lik

19. Bahwa, saat sengketa kepemilikan di pengadilan umum antara Tergugat II


Intervensi 3 (Hj. Enih binti Entar) dengan Para Penggugat sedang berjalan
m

ub

dan belum mempunyai putusan berkekuatan hukum tetap (inkrah) tentang


objek sengketa, akan tetapi Para Penggugat sudah mendaftarkan
ka

gugatan pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yang tercatat


ep

dalam register perkara terdaftar pada tanggal 20 November 2015;


ah

20. Bahwa, berdasarkan uraian dan alasan di atas, maka dapat disimpulkan
R

kalau gugatan Para Penggugat pada perkara a quo bersifat Prematur,


es

karena belum saatnya diajukan/digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara


M

ng

on
gu

Halaman 41 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bandung, mengingat point 20 dan 21 karena masih dalam upaya hukum di

si
Pengadilan Umum mengenai hak kepemilikan atas objek sengketa;
Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara

ne
ng
Bandung telah mengambil putusan, yaitu Putusan Nomor 161/G/2015/PTUN­
BDG Tanggal 27 Juni 2016 yang amarnya sebagai berikut:
I. Dalam Eksepsi:

do
gu ­ Menerima eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi 1, Tergugat II
Intervensi 2, Tergugat II Intervensi 4, Tergugat II Intervensi 5 dan

In
A
Tergugat II Intervensi 6 mengenai kompetensi absolut mengadili;
II. Dalam Pokok Sengketa:
ah

lik
1. Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak diterima;
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara yang
timbul dalam sengketa ini sejumlah Rp. 5.971.000,00 (lima juta sembilan
am

ub
ratus tujuh puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Para
ep
Penggugat Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut telah dikuatkan
k

oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan Putusan Nomor
ah

266/B/2016/PT.TUN.JKT. Tanggal 17 November 2016;


R

si
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Pembanding/Para Penggugat pada tanggal 20 Desember 2016 dan diterima

ne
ng

oleh Pembanding/Para Penggugat pada tanggal 23 Desember 2016 , kemudian


terhadapnya oleh Pembanding/Para Penggugat dengan perantaraan kuasanya,

do
gu

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Desember 2016 diajukan


permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 5 Januari 2017, sebagaimana
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 161/G/2015/PTUN­BDG jo.
In
A

Nomor 266/B/2016/PT.TUN.JKT. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Tata


Usaha Negara Bandung. Permohonan tersebut diikuti dengan Memori Kasasi
ah

lik

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut pada


tanggal 18 Januari 2017;
m

ub

Bahwa setelah itu, Termohon Kasasi I, II, III, IV, V, VI, VII yang masing­
masing pada tanggal 24 Januari 2017 telah diberitahu tentang Memori Kasasi
ka

dari Para Pemohon Kasasi, oleh Termohon Kasasi I, II, III, IV diajukan Jawaban
ep

Memori Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara


ah

Bandung masing­masing pada tanggal 14 Februari 2017, 1 Februari 2017,


R

9 Februari 2017 dan 10 Februari 2017, sedangkan Termohon Kasasi V, VI, VII
es

tidak menyerahkan Jawaban Memori Kasasi sebagaimana Surat Keterangan


M

ng

on
gu

Halaman 42 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tidak/Belum Mengajukan Kontra Memori Kasasi masing­masing Nomor

si
181/G/2015/PTUN­BDG tanggal 28 Februari 2017;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan­alasannya

ne
ng
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang­Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan

do
gu Undang­Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang­
Undang Nomor 3 Tahun 2009, maka secara formal dapat diterima;

In
A
ALASAN KASASI
Menimbang, bahwa alasan­alasan yang diajukan oleh Para Pemohon
ah

lik
Kasasi dalam Memori Kasasi pada pokoknya sebagai berikut:
I. Pemohon sangat berkeberatan atas pertimbangan hukum Judex Facti
PT TUN Jakarta pada halaman 13-14 paragraf 3:
am

ub
“Menimbang, bahwa berdasarkan dalili-dalil para pihak serta apa
yang dibuktikan dipersidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
ep
adalah menyangkut permasalahan mengenai sengketa yang titik beratnya
k

kepada siapa yang lebih berhak terkait kepemilikan atas tanah yang
ah

dimaksud dalam objek sengketa dalam perkara a quo, dan bukan sengketa
R

si
Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 10 Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

ne
ng

sehingga dalam hal ini harus diuji terlebih dahulu di Peradilan Umum yang
merupakan sengketa yang bersifat keperdataan dan selanjutnya dalam

do
gu

masalah sengketa kepemilikan ini, bahwa Tergugat II Intervensi 3 telah


mempermasalahkan di Pengadilan Negeri dimana masih dalam proses
upaya hukum, oleh karena belum ada putusan yang mempunyai kekuatan
In
A

hukum tetap sehingga terhadap eksepsi Tergugat II Intervensi 1,2,4,5 dan 6


tentang Kompetensi Absolut Pengadilan diterima, maka terhadap eksepsi
ah

lik

lainnya serta materi pokok perkara tidak perlu dipertimbangkan lagi;”


Halaman 14 paragraf 1­2:
m

ub

“Menimbang, bahwa berdasarkan alasan pertimbang hukum tersebut


diatas, Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan
ka

hukum Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dalam


ep

perkara aquo terhadap eksepsi tentang Kompetensi Absolut Pengadilan


ah

adalah tepat dan benar, oleh sebab itu untuk tidak mengulang kembali
R

seluruh uraian pertimbangan hukum dalam putusan tingkat pertama, maka


es

Majelis Hakim tingkat banding mengambil alih dan dijadikan dasar


M

ng

pertimbangan dalam memutus sengketa Tata Usaha Negara a quo ditingkat


on
gu

Halaman 43 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
banding, sehingga terhadap putusan Pengadilan Tata usaha Negara

si
Bandung Nomor 161/G/2015/PTUN.BDG tanggal 27 Juni 2016 beralasan
dan patut dikuatkan;”

ne
ng
“Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil yang diajukan oleh Para
Penggugat/Pembanding didalam memori bandingnya tidak dapat
melemahkan ataupun membatalkan putusan Pengadilan Tata Usaha

do
gu Negara Bandung a quo, maka terhadap memori banding Para
Penggugat/Pembanding tersebut tidak perlu dipertimbangkan lagi dan patut

In
A
untuk dikesampingkan;”
Halaman 15 paragraf 1­2:
ah

lik
“Menimbang, bahwa oleh karena Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Bandung Nomor 161/G/2015/PTUN.BDG tanggal 27 Juni 2016 yang
dimohon banding dikuatkan dalam pemeriksaan tingkat banding, dan Para
am

ub
Penggugat/Pembanding adalah sebagai pihak yang kalah dalam sengketa
ini, maka berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
ep
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Para Penggugat/
k

Pembanding dihukum untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat


ah

Pengadilan yang untuk tingkat banding akan ditetapkan dalam amar


R

si
putusan ini;”
“Mengingat pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 5 Taun 1986

ne
ng

tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009;

do
gu

serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait;”


II. Para Pemohon/Pembanding juga sangat berkeberatan atas
pertimbangan hukum Judex Facti PTUN Bandung halaman 156
In
A

paragraf 3 dan halaman 157 paragraf 1, 2, 3 yang menyatakan sebagai


berikut:
ah

lik

Halaman 156 Paragraf 3:


“Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil para pihak dan apa yang
m

ub

dibuktikan di persidangan Majelis Hakim berpendapat bahwa yang


menjadi inti permasalahan dalam sengketa a quo adalah mengenai
ka

perselisihan atau sengketa hak karena Para Penggugat mendalilkan


ep

sebagai pemilik tanah yang diperoleh secara waris dengan alas hak
ah

berupa Girik C Nomor 530 atas nama Madjidi H. yang terletak di


R

Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Kotamadya Depok (dahulu desa


es

Tapos Kecamatan Cimanggis, kabupaten Bogor, Jawa Barat) Tanah Milik


M

ng

Adat C Nomor 530 terdiri dari 2 (dua) persil yaitu…dst”;


on
gu

Halaman 44 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Halaman 157 paragraf 1 dan 2:
“Sedangkan pihak Tergugat II Intervensi 1, 2, 4, 5 dan 6 memperoleh

ne
ng
tanah tersebut berdasarkan jual beli dan Tergugat II Intervensi 3
diperoleh dari waris, sehingga menurut pendapat Majelis Hakim sengketa
ini merupakan sengketa kepemilikan dan bukan sengketa Tata Usaha

do
gu Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 10 UU Nomor 51 Tahun
2009 oleh karenanya untuk menentukan siapa yang berhak atas tanah

In
A
tersebut harus diuji dahulu di Peradilan Umum karena sengketa berkaitan
dengan siapa yang berhak atas suatu bidang tanah bukanlah kompetensi
ah

lik
absolut mengadili dari Peradilan Tata Usaha Negara, selain itu terhadap
permasalahan ini Tergugat II Intervensi 3 juga telah mempermasalahkan
di Pengadilan Negeri dan masih dalam proses upaya hukum karena
am

ub
belum ada Putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
sehingga eksepsi Tergugat, Tergugat II Intervensi 1, Tergugat II
ep
Intervensi 2, Tergugat II Intervensi 4, Tergugat II Intervensi 5 dan
k

Tergugat II Intervensi 6 beralasan hukum untuk dinyatakan diterima”;


ah

“Menimbang, bahwa karena eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi


R

si
1,2,4,5, dan 6 mengenai kompetensi absolut dinyatakan diterima, maka
terhadap keseluruhan eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi

ne
ng

1,2,3,4,5 dan 6 lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi”;


Keberatan Para Pemohon:

do
gu

1. Bahwa setelah kami Para Pemohon mempelajari putusan a quo di atas,


Pemohon sangat keberatan dan menolak pertimbangan hukum Judex Facti
(baik PT TUN Jakarta maupun PTUN Bandung);
In
A

2. Bahwa, Para Pemohon menilai atas Putusan judex facti di atas telah salah
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
ah

lik

3. Bahwa alasan Judex Facti yang mendasarkan pendapatnya/


pertimbangannya, kalau sengketa a quo merupakan sengketa kepemilikan,
m

ub

adalah sangat tidak sesuai dengan perkembangan paradigma UU Peratun


saat ini;
ka

4. Bahwa menurut ketentuan Pasal 47 UU Peradilan Tata Usaha Negara, yang


ep

menjadi kompetensi absolut Peradilan Tata Usaha Negara adalah bertugas


ah

dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata


R

Usaha Negara. Dan yang dimaksud sengketa Tata Usaha Negara adalah
es

sengketa yang timbul dibidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan
M

ng

hukum perdata akibat diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara;


on
gu

Halaman 45 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Majelis Hakim Agung Yang Mulia,
5. Bahwa Kompetensi absolut Peradilan Tata Usaha Negara menurut Undang­

ne
ng
Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana terakhir diubah dengan UU
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, adalah
mengadili sengketa Tata Usaha Negara antara orang atau Badan Hukum

do
gu Perdata melawan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, akibat diterbitkannya
keputusan Tata Usaha Negara. Menurut Undang­Undang Peradilan Tata

In
A
Usaha Negara, kewenangan atau kompetensi absolut terbatas pada
mengadili dan memutus sengketa Tata Usaha Negara akibat diterbitkannya
ah

lik
keputusan Tata Usaha Negara, yaitu penetapan tertulis yang bersifat konkrit
individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata;
am

ub
6. Bahwa, namun dengan Kehadiran Undang­Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan, yang disahkan pada tanggal 17 Oktober
ep
2014, telah membawa perubahan yang signifikan terhadap kompetensi
k

Peradilan Tata Usaha Negara, karena kompetensi absolut Peradilan Tata


ah

Usaha Negara yang semula terbatas, menjadi diperluas. Pengertian


R

si
Keputusan dan cakupan Keputusan dalam UU Nomor 30 Tahun 2014 lebih
luas dari Keputusan sebagai objek sengketa PERATUN menurut UU

ne
ng

PERATUN;
7. Bahwa, dengan melihat dan membaca putusan Judex Facti di atas, secara

do
gu

eksplisit kalau PT TUN Jakarta sangat minim dalam membuat pertimbangan


hukumnya (apalagi memeriksa bukti­bukti), yang hanya semata­mata
“meng-copy paste” pertimbangan hukum PTUN Bandung;
In
A

8. Bahwa, tren PT­TUN Jakarta yang hanya “meng-copy paste” pertimbangan


hukum PTUN Bandung adalah cerminan “kemalasan berpikir intelektual” di
ah

lik

lingkungan Judex Facti dewasa ini, dimana mereka “malas” mengikuti


perkembangan hukum dan undang­undang yang baru, padahal dalam UU
m

ub

Mahkamah Agung Tahun 2004 sudah sangat jelas mewajibkan setiap


Hakim dalam memeriksa dan membuat pertimbangan hukum dan
ka

memberikan putusan/vonis, setiap Hakim berkewajiban menggali,


ep

mengikuti, dan memahami rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat;


ah

Perluasan Kompetensi Absolut Peradilan Tata Usaha Negara Pasca


R

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


es

Administrasi Pemerintahan.
M

ng

on
gu

Halaman 46 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Bahwa setelah disahkan dan diundangkan UU Nomor 30 Tahun 2014

si
tentang Administrasi Pemerintahan (UUAP), telah membawa perubahan
besar terhadap kompetensi absolut Peradilan Tata Usaha Negara.

ne
ng
Perubahan yang terjadi dengan diundangkannya UU Administarsi
Pemerintahan, adalah menyangkut hal­hal sebagai berikut:
9.1. Perluasan Pemaknaan Keputusan TUN. (Pasal 1 angka 7 UU AP);

do
gu 9.2. Kompetensi Peradilan TUN terhadap Tindakan administrasi
pemerintahan/tindakan factual pejabat TUN. (Pasal 1 angka 8 UUAP);

In
A
9.3. Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara terhadap Pengujian tentang
ada atau tidaknya penyalahgunaan wewenang dalam penerbitan
ah

lik
Keputusan Tata Usaha Negara. (Pasal 21 UU AP);
9.4. Kompetensi Peratun untuk mengadili/mengabulkan tuntutan ganti rugi,
tanpa pembatasan jumlah tertentu;
am

ub
9.5. Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negata Tingkat satu untuk
mengadili gugatan pasca Upaya Administratif;
ep
9.6. Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara untuk
k

memutuskan terhadap objek sengketa fiktif positif. (Pasal 53 UU AP);


ah

10. Bahwa mengenai pengertian “Perluasan Pemaknaan Keputusan TUN”;


R

si
artinya UU Peratun dalam Pasal 1 angka 9 mengatur bahwa, Keputusan
TUN (Objek sengketa Tata Usaha Negara) adalah penetapan tertulis yang

ne
ng

diterbitkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, yang berisi
tindakan hukum Tata Usaha Negara, bersifat konkrit, individual dan final

do
gu

yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum


perdata, ketentuan tersebut mengandung unsur:
1. Penetapan tertulis.
In
A

2. Diterbitkan oleh Badan/Pejabat Tata usaha Negara.


3. Yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara.
ah

lik

4. Bersifat konkrit.
5. Individual dan
m

ub

6. Final.
7. Yang menimbulkan akibat hukum bagi orang atau badan hukum
ka

perdata.
ep

11. Bahwa dilain sisi Pasal 1 angka 7 Undang­Undang Administrasi


ah

Pemerintahan mengatur, Keputusan TUN/Keputusan Administrasi


R

Pemerintahan, (yang dapat menjadi objek sengketa TUN) adalah ketetapan


es

tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam


M

ng

on
gu

Halaman 47 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyelenggaraan pemerintahan, maka dengan demikian; Pasal 1 angka 7

si
UU AP tersebut terkandung unsur:
1. Ketetapan tertulis.

ne
ng
2. Dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan.
12. Bahwa dari kedua pengaturan tersebut tergambar bahwa berdasar Undang­

do
gu Undang Peratun memberikan pemaknaan, Keputusan Tata Usaha Negara
(Objek Sengketa TUN) lebih sempit dibandingkan pemaknaan Keputusan

In
A
TUN menurut UU Administrasi Pemerintahan, karena semakin banyak unsur
suatu pasal, maka semakin sempit cakupannya, semakin sedikit unsur
ah

lik
suatu pasal, maka cakupan pengertiannya akan lebih luas;
13. Bahwa dengan pemaknaan tersebut, maka terlihat jelas kompetensi
peradilan TUN menurut UU Administrasi Pemerintahan adalah lebih luas
am

ub
dibandingkan dengan menurut Undang­Undang Peratun;
14. Bahwa mengenai pengertian Kompetensi Peradilan TUN terhadap Tindakan
ep
administrasi pemerintahan/tindakan factual Pejabat TUN. (Pasal 1 angka 8
k

UUAP), artinya Peradilan TUN berwenang memeriksa bukan saja “tindakan


ah

hukum” Pejabat TUN, melainkan juga termasuk memeriksa “tindakan


R

si
faktual” Pejabat TUN yang digugat;
15. Bahwa Pasal 1 angka 8 Undang­Undang Administrasi Pemerintahan

ne
ng

menyebutkan bahwa Administrasi Pemerintahan adalah : “tindakan


Administrasi Pemerintahan yang selanjutnya disebut tindakan adalah

do
gu

perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk


melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan”;
In
A

16. Bahwa dengan demikian tindakan administrasi pemerintahan dapat diartikan


sebagai semua “tindakan hukum” dan “tindakan materiil” administrasi
ah

lik

pemerintahan yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan pejabat


administrasi pemerintahan serta badan hukum lain yang diberi wewenang
m

ub

unutk melaksanakan semua fungsi dan tugas pemerintahan, termasuk


memberikan pelayanan publik terhadap masyarakat berdasarkan peraturan
ka

perundang­undangan yang berlaku;


ep

17. Bahwa ketentuan tersebut memperluas ketentuan kewenangan yuridiksi


ah

Peradilan Tata Usaha Negara yang dimuat dalam ketentuan Pasal 1 angka
R

3 Undang­Undang Nomor 9 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa


es

kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara hanyalah keputusan Tata Usaha


M

ng

Negara, yaitu Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat
on
gu

Halaman 48 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang

si
berdasarkan peraturan perundang­undangan yang berlaku, yang bersifat
konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi

ne
ng
seseorang atau badan hukum perdata. Ketentuan Pasal 1 angka 3 UU
Nomor 9/2004 ini membatasi kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara
hanya sebatas ‘tindakan hukum’ (rechtshadelingen), padahal tindakan

do
gu pemerintahan (bestuurhandelingen) meliputi pula ‘tindakan materiil’
(feitelijke hadelingen), disamping tindakan hukum;

In
A
18. Bahwa “tindakan hukum” adalah suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk
menimbulkan suatu akibat hukum. Dalam hal ini, pengertian tersebut
ah

lik
mempermasalahkan “kehendak” Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
ketika melakukan suatu tindakan, yakni Badan/Pejabat Tata Usaha Negara
tersebut memang berkehendak melakukan tindakan yang akan
am

ub
menimbulkan suatu akibat hukum tertentu, seperti misalnya pemberitahuan
Surai Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Sertifikat Hak Milik (SHM), berbagai
ep
macam Surat Keputusan (SK) Kepegawaian, dan sebagainya;
k

Bahwa, hal inilah yang luput dari pemeriksaan tingkat banding, yaitu tidak
ah

mempertimbangkan secara cermat Undang­Undang Administrasi


R

si
Pemerintahan Nomor 30 Tahun 2014, padahal dalam pertimbangan hukum
PT­TUN Jakarta di atas pada halaman halaman 15 paragraf 2, menyatakan:

ne
ng

“Mengingat pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986


tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah diubah dengan Undang-

do
gu

Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009
serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait;”
19. Bahwa, yang menjadi pertanyaan adalah...apakah yang dimaksud dengan
In
A

frasa kalimat “...serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait”?,


pertimbangan ini sangat minim dan kabur/obscuur, karena Judex Facti tidak
ah

lik

menjelaskan secara rinci dan detail, peraturan perundang­undangan


manakah yang terkait dengan perkara a quo?, bukankah Undang­Undang
m

ub

Administrasi Pemerintahan Nomor 30 Tahun 2014 sangat terkait dengan


perkara a quo dan terkait dengan UU Peratun ?;
ka

20. Bahwa dengan demikian berdasarkan uraian di atas, kami Para


ep

Pembanding menilai kalau Judex Facti telah salah menerapkan atau


ah

melanggar hukumyang berlaku dan secara tegas menolak pertimbangan


R

Judex Facti di atas yang berpendapat bahwa dalam perkara a quo pada
es

intinya adalah hanya semata­mata masalah sengketa kepemilikan, karena


M

ng

sesuai dengan Undang­Undang Administrasi Pemerintahan Nomor 30


on
gu

Halaman 49 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2014 seharusnya Judex Facti lebih teliti dan lebih jeli memeriksa

si
“tindakan hukum” dan “tindakan materiil” Termohon Kasasi/Tergugat/
Terbanding (Kantor Pertanahan Kota Depok dalam membuat dan

ne
ng
menerbitkan objek sengketa);
21. Bahwa gugatan Penggugat/Pembanding/Pemohon sudah sejak dari awal
dilakukan perbaikan­perbaikan gugatan baik formil maupun materiil gugatan

do
gu atas saran dari Judex Facti PTUN Bandung dalam sidang pemeriksaan
persiapan lalu, dan setelah Judex Facti menerima permohonan Tergugat

In
A
Intervensi dan menerima Jawaban/Eksepsi para Tergugat Intervensi yang
salah satu eksepsi menyoal Kompetensi Absolut, maka seharusnya sesuai
ah

lik
Hukum Acara Judex Facti memeriksa terlebih dahulu kewenangan apa yang
dimilikinya untuk memeriksa perkara a quo dan menerbitkan Putusan Sela,
apakah perkara a quo menyangkut soal sengketa hak milik atau sengketa
am

ub
Tata Usaha Negara?;
22. Bahwa namun dalam perkara a quo, dalam hal kompetensi absolut ini Judex
ep
Facti tidak menerbitkan Putusan Sela, malahan seluruh tahap pemeriksaan
k

dijalankan termasuk tahap Pemeriksaan Setempat terhadap objek sengketa


ah

yang menghabiskan biaya Rp. 5 juta yang dibayarkan oleh Penggugat/


R

si
Pembanding dan para Tergugat Intervensi dan baru kemudian Judex Facti
menerbitkan putusan akhir (eind vonnis) yang isinya hanya menyatakan

ne
ng

perkara a quo adalah semata­mata sengketa kepemilikan, sehingga eksepsi


kompetensi absolut dapat diterima, sungguh tindakan Judex Facti ini

do
gu

melanggar Asas Peradilan yaitu Asas Cepat dan Biaya Ringan;


23. Bahwa sebagaimana diketahui, Hukum Acara yang digunakan pada
Peradilan Tata Usaha Negara mempunyai persamaan/identik dengan
In
A

Hukum Acara yang digunakan pada Peradilan Umum untuk perkara


perdata, hal ini berarti mengacu pada Hukum Acara yang dimaksud dalam
ah

lik

HIR, khusus mengenai Kompetensi Absolut maka sesuai dengan Pasal 136
HIR, apabila Tergugat mengajukan eksepsi kompetensi absolut, maka
m

ub

Hakim (Judex Facti) wajib (imperatif):


 Memeriksa dan memutus lebih dahulu tentang eksepsi tersebut;
ka

 Pemeriksaan dan pemutusan tentang itu, diambil dan dijatuhkan


ep

sebelum pemeriksaan pokok perkara;


ah

 Tindakan demikian bersifat imperatif, tidak dibenarkan memeriksa pokok


R

perkara, sebelum ada putusan yang menegaskan apakah PN yang


es

bersangkutan berwenang atau tidak memeriksanya.


M

ng

on
gu

Halaman 50 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(Mohon lihat M. Yahya Harahap, SH. Hukum Acara Perdata, hal. 426,

si
Sinar Grafika);
24. Bahwa begitu juga halnya dengan perkara a quo, apabila ada eksepsi

ne
ng
tentang kewenangan mengadili PTUN, maka sesuai Pasal 77 ayat (2) UU
Peratun Nomor 9/2004, eksepsi tersebut harus diputus oleh Judex Facti
sebelum pokok sengketa diperiksa, namun dalam perkara a quo Judex Facti

do
gu PTUN Bandung telah lalai, malahan telah memutus eksepsi kompetensi
diputus di Putusan Akhir (eind vonnis). Hal ini mengakibatkan Judex Facti

In
A
bukan saja telah melanggar Hukum Acara/UU Peratun, bahkan melanggar
Asas Peradilan yang sederhana, cepat, tepat,adil dan biaya ringan;
ah

lik
Judex Facti telah lalai dengan tidak memeriksa “tindakan materiil”
Termohon/Tergugat (Kantor Pertanahan Kota Depok).
Bahwa dalam fakta persidangan terungkap fakta­fakta yang luput dari
am

ub
pemeriksaan Judex Facti yaitu:
Mengenai Sertifikat-Sertifikat HGB dan SHM (objek sengketa)
ep
Para Tergugat II Intervensi 1-6
k

1. Bahwa fakta persidangan membuktikan, dalam penerbitan sejumlah


ah

sertifikat HGB dan SHM di atas (objek sengketa), Tergugat/Terbanding/


R

si
Termohon (Kantor Pertanahan Kota Depok) telah melanggar Peraturan
perundang­undangan khususnya yaitu:

ne
ng

 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran


Tanah jo.

do
gu

 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha,


Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah jo.
 Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria (PMA) Nomor 2 Tahun 1962
In
A

tentang Penegasan Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak­Hak


Indonesia atas Tanah jo.
ah

lik

 Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional


Nomor 6 Tahun 1998 Tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah Untuk
m

ub

Rumah Tinggal.
 Pasal 53 ayat 2 huruf a UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
ka

Tata Usaha Negara;


ep

Serta Asas Kecermatan, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara


ah

(Administrasi Pertahanan), Asas Kepastian Hukum dan Asas


R

Profesionalitas, oleh karenanya sangat patut dan beralasan hukum jika


es

objek sengketa dinyatakan batal atau tidak sah terhadap SHM dan S.HGB­
M

ng

on
gu

Halaman 51 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
HGB di atas, dan permohonan Sertifikat Hak Milik Penggugat ditindaklanjuti

si
dengan diterbitkannya SHM atas nama Pemohon/Penggugat;
2. Bahwa terdapat fakta­fakta kejanggalan­kejanggalan atas terbitnya SHM

ne
ng
dan SHGB (objek sengketa) yaitu:
 Tergugat dan para Tergugat II Intervensi 1­6 mendalilkan dalam
Jawabannya, kalau tanah­tanah yang berstatus sertifikat yang diperoleh

do
gu (objek sengketa) berasal dari pemisahan Sertifikat Hak Guna Bangunan
Nomor 2/ Tapos atas nama PT. Karabha Digdaya, dimana PT. Karabha

In
A
Digdaya memperoleh tanah di objek sengketa merupakan hasil Tukar­
Menukar dengan warga Poncol pada Tahun 1995, namun ijin tukar
ah

lik
menukar baru terbit dari Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Jawa Barat
Nomor 2­129 tertanggal 11 April 1997 (bukti T II Intv 2­23);
 Artinya tukar­menukar PT. Karabha Digdaya dengan warga Poncol telah
am

ub
jauh dilakukan sebelum keluar ijin dari Kanwil BPN Jawa Barat yaitu
pada Tahun 1995, maka dengan demikian Tukar­Menukar atas tanah
ep
HGB tersebut adalah Ilegal, sehingga batal demi hukum;
k

 Bahwa menurut keterangan Saksi Solihin Muchtar, tukar menukar


ah

tersebut antara PT. Karabha Digdaya tidak jadi alias batal, karena
R

si
warga Poncol tidak mau karena, tanah yang hendak ditukar dengan
perbandingan 1:2 bukanlah tanah hak milik, melainkan tanah garapan

ne
ng

milik negara (Keterangan saksi Solihin Muchtar);


3. Bahwa, fakta persidangan kejanggalan­kejanggalan lain pada objek

do
gu

sengketa yaitu pada saat proses peningkatan status SHGB menjadi SHM di
atas pada Tahun 2007, telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak
In
A

Pakai Atas Tanah yaitu:


Sebagai contoh:
ah

lik

 Pada saat Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 97/Tapos ditingkatkan


haknya menjadi menjadi Sertipikat Hak Milik Nomor 3175/Tapos, seluas
m

ub

510 M² atas nama H. Minung melalui Akta Jual Beli, sebagaimana


diuraikan dalam Surat Ukur Nomor 3271/2007 berdasarkan Surat
ka

Keputusan Kantor Pertanahan Kota Depok Nomor 310.1/124/32.76/


ep

XI/2007 tanggal 30 November 2007 ternyata di lapangan (pemeriksaan


ah

setempat) tidak ada bangunan sama sekali ataupun Surat Ijin


R

Mendirikan Bangunan (IMB) dari instansi terkait baik dari pemilik


es

terdahulu maupun pada saat beralih ke H.Minung pada Tahun 1997 s/d
M

ng

2007 maupun kepada pemegang terakhir Hj. Enih binti Entar pada
on
gu

Halaman 52 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2011 karena waris, sama sekali tidak ada bangunan diatas

si
SHGB Nomor 97/Tapos, hal ini jelas melanggar Pasal 26 ayat (1) huruf
a PP Nomor 40/1996 yaitu:

ne
ng
(1) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22, atas permohonan pemegang hak dapat
diperpanjang atau diperbaharui, jika memenuhi syarat:

do
gu a. Tanahnya masih dipergunakan dengan baik sesuai dengan
keadaan, sifat dan tujuan pemberian hak tersebut;

In
A
 Bahwa Undang­Undang mensyaratkan pemberian tanah
atau/perpanjangan HGB kepada seseorang atau badan hukum agar
ah

lik
setelah diberikan SHGB atas tanah, maka ia harus menggunakan
tanah tersebut sesuai dengan keadaan sifat dan tujuan pemberian
hak yaitu mendirikan bangunan disertai dengan IMB dari instansi
am

ub
terkait;
 Bahwa adanya syarat adanya bangunan bagi pemegang HGB juga
ep
ditegaskan lagi dalam Pasal 30 dan 32 PP Nomor 40/1996 yang
k

menyatakan:
ah

Pemegang Hak Guna Bangunan berkewajiban:


R

si
a. Membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara
pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian

ne
ng

haknya;
b. Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan

do
gu

persyaratan sebagai-mana ditetapkan dalam keputusan dan


perjanjian pemberiannya;
In
c. Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di
A

atasnya serta menjaga kelestarian lingkungan hidup;


juncto Pasal 32 PP Nomor 40/1996
ah

lik

Pemegang Hak Guna Bangunann berhak menguasai dan


mempergunakan tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan
m

ub

selama waktu tertentu untuk mendirikan dan mempunyai bangunan


untuk keperluan pribadi atau usahanya serta untuk mengalihkan hak
ka

tersebut kepada pihak lain dan membebaninya.


ep

4. Bahwa konsekuensi atas pelanggaran bagi pemegang SHGB, adalah SHGB


ah

tersebut hapus atau gugur karena, pemegang SHGB telah mentelantarkan


R

tanah HGB tersebut, hal ini diatur dalam Pasal 35 PP Nomor 40/1996 yaitu:
es

Pasal 35
M

ng

(1) Hak Guna Bangunan hapus karena:


on
gu

Halaman 53 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam

si
keputusan pemberian atau perpanjangannya atau dalam perjanjian
pemberiannya;

ne
ng
b. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak
Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sebelum jangka waktunya
berakhir, karena:

do
gu 1) Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak
dan/atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan sebagaimana

In
A
dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31 dan Pasal 32; atau
2) Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang
ah

lik
tertuang dalam perjanjian pemberian Hak Guna Bangunan
antara pemegang Hak Guna Bangunan dan pemegang Hak
Milik atau perjanjian penggunaan tanah Hak Pengelolaan; atau
am

ub
3) Putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap;
ep
c. Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka
k

waktu berakhir;
ah

d. Dicabut berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961;


R

si
e. Ditelantarkan;
f. Tanahnya musnah;

ne
ng

g. Ketentuan Pasal 20 ayat (2).


5. Bahwa selain dari PP Nomor 40/1996, untuk tanah­tanah berstatus HGB

do
gu

yang luas mulai 200 M² – 5000 M², maka peningkatan status dari HGB ke
SHM berlaku Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 1998 Tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah
In
A

Untuk Rumah Tinggal, Pasal 2 yang menyatakan:


(1) Permohonan pendaftaran Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam
ah

lik

Pasal 1 diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/


Kotamadya setempat dengan surat sesuai bentuk sebagaimana contoh
m

ub

dalam Lampiran I Keputusan ini dengan disertai:


a. Sertipikat tanah yang bersangkutan;
ka

b. Bukti penggunaan tanah untuk rumah tinggal berupa:


ep

1) Fotocopy Ijin Mendirikan Bangunan yang mencantumkan bahwa


ah

bangunan tersebut digunakan untuk rumah tinggal; atau


R

2) Surat keterangan dari Kepala Desa/Kelurahan setempat bahwa


es

bangunan tersebut digunakan untuk rumah tinggal, apabila Ijin


M

ng

on
gu

Halaman 54 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mendirikan Bangunan tersebut belum dikeluarkan oleh instansi

si
berwenang;
c. Fotocopy SPPT PBB yang terakhir (khusus untuk tanah yang

ne
ng
luasnya 200 M2 atau lebih);
d. Bukti identitas Pemohon;
e. Pernyataan dari Pemohon bahwa dengan perolehan Hak Milik yang

do
gu dimohon pendaftarannya itu yang bersangkutan akan mempunyai
Hak Milik atas tanah untuk rumah tinggal tidak lebih dari 5 (lima)

In
A
bidang yang seluruhnya meliputi luas tidak lebih dari 5.000 (lima
ribu) M2 dengan menggunakan contoh sebagaimana Lampiran II
ah

lik
Keputusan ini.
6. Bahwa faktanya di lapangan pada saat Pemeriksaan Setempat di lokasi
SHM Nomor 3175 dan SHM Nomor 3176 (eks HGB Nomor 97/Tapos dan
am

ub
HGB Nomor 98/Tapos) sampai sejak di alihkan ke H. Minung sejak 1997
sampai dengan beralih ke Hj. Enih binti Entar pada tahun 2011, ditemukan
ep
dilapangan/di fisik tanah, tidak ada bangunan atau IMB di atas tanah
k

tersebut, hal ini membuktikan pelanggaran terhadap perundang­undangan


ah

di atas;
R

si
7. Bahwa ketiadaan bangunan ataupun surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
juga terdapat pada objek sengketa lainnya pada para Tergugat II Intervensi

ne
ng

1, Tergugat II Intervensi 2 dan Tergugat II Intervensi 3, 4, 5 dan 6;


8. Bahwa dari daftar bukti­bukti yang telah diajukan para Tergugat II Intervensi

do
gu

1 sampai dengan 6, tidak ada satupun surat bukti Ijin Mendirikan Bangunan
dari Instansi terkait di atas tanah objek sengketa;
9. Bahwa, pada saat Pemeriksaan Setempat dilaksanakan pada hari Jumat
In
A

tanggal 20 Mei 2016, ditemukan fakta persidangan adanya Penyegelan oleh


Dinas P2B Kota Depok diatas lahan Objek Sengketa, karena bangunan
ah

lik

yang didirikan sama sekali tidak mempunyai Ijin Mendirikan Bangunan


(IMB);
m

ub

Mengenai dalil Tukar-Menukar Tanah


10. Bahwa telah terbukti sebagai fakta persidangan dan telah diakui secara
ka

tegas oleh Termohon/ Tergugat II Intervensi 2; yaitu Akta Tukar Menukar


ep

tanah terlebih dahulu dibuat sebelum Ijin Tukar Menukar diterbitkan oleh
ah

Kanwil BPN Jawa Barat (mohon lihat Akta bukti Tergugat II Intervensi 2
R

tanggal 1 Juni 2016, yang mengajukan bukti copy Surat Ijin Tukar Menukar
es

dari Kanwil BPN Jawa Barat Nomor 550.2­129 tertanggal 11 April 1997 vide
M

ng

bukti T II Intv­2­23);
on
gu

Halaman 55 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
11. Bahwa dalil di atas juga didukung oleh Jawaban Tergugat (Kantor
Pertanahan Kota Depok) tanggal 3 Februari 2016 halaman 7 sampai

ne
ng
dengan halaman 14 yang secara tegas menyatakan semua Akta Tukar
Menukar terjadi pada tanggal 24 Januari 1995 (terhadap ke­11 objek
sengketa) yang kala itu dibuat oleh Drs. Yasin Zainuddin selaku PPAT

do
gu sementara Kecamatan Cimanggis, sedangkan terbitnya Ijin Tukar Menukar
dari Kanwil BPN Jawa Barat Nomor 550.2­129 tertanggal 11 April 1997 vide

In
A
bukti T II Intv­2­23);
12. Bahwa secara hukum administrasi, perbuatan ini adalah melanggar hukum
ah

lik
atau ilegal, karena Akta Tukar Menukar telah dibuat terlebih dahulu sebelum
Ijin dari Kanwil BPN diterbitkan, dan praktek ini tidak sah dan tidak
dibenarkan, karena dasar hukum saat dibuatnya Akta Tukar Menukar yang
am

ub
semuanya dibuat pada tanggal 24 Januari 1995 belumlah ada atau dapatlah
dikatakan Akta Tukar Menukar tersebut Premateur;
ep
13. Bahwa secara sederhana dan logika hukum; apabila seseorang belum/tidak
k

mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM) A, namun pada prakteknya ia tetap


ah

mengendarai kendaraan motor/mobil di jalan raya, maka tindakan orang


R

si
tersebut telah melanggar UU Lalu Lintas dan patut mendapatkan sanksi
tilang;

ne
ng

14. Bahwa dari bukti T II Intv­2­23 berupa copy Ijin Tukar Menukar dari Kanwil
BPN Jawa Barat Nomor 550.2­129 tertanggal 11 April 1997, pada bagian

do
gu

lampiran­kolom asal hak tidak ditemukan adanya tukar menukar tanah yang
berasal dari Girik C. 530 yang tercatat atas nama H.A Madjidi;
Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka Judex Facti dalam putusannya
In
A

perkara a quo sangat minim dalam pertimbangan hukumnya, padahal setelah


diundangkan Undang­Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
ah

lik

Pemerintahan, maka Hakim (Judex Facti) wajib menggali, mengikuti, dan


memahami nilai­nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
m

ub

(vide Pasal 28 ayat (1) UU Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 Tahun 2004).


PERTIMBANGAN HUKUM
ka

Menimbang, bahwa terhadap alasan­alasan tersebut Mahkamah Agung


ep

berpendapat:
ah

Bahwa alasan­alasan kasasi dari Para Pemohon Kasasi tersebut tidak


R

dapat dibenarkan, karena Putusan Judex Facti sudah benar dan tidak salah
es

menerapkan hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Halaman 56 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
­ Bahwa Para Pemohon Kasasi dahulu Para Penggugat adalah ahli waris dari

si
Madjidi H. yang mempunyai alas hak atas tanah yang termuat dalam objek
sengketa a quo berupa Girik C Nomor 530 sedangkan Para Termohon

ne
ng
Kasasi dahulu Tergugat II Intervensi memperoleh tanah dengan itikad baik
melalui jual beli serta menguasai tanah yang termuat dalam objek sengketa
a quo sehingga diperlukan terlebih dahulu pengujian secara substansi

do
gu terkait kepemilikan hak atas tanah di Peradilan Perdata;
­ Bahwa pokok persoalan dalam perkara ini adalah masalah kepemilikan

In
A
yaitu adanya penerbitan peralihan dan beralihnya hak yang perlu mendapat
pengujian melalui ranah hukum perdata sebelum pengujian keabsahan
ah

lik
objek sengketa;
­ Bahwa disamping itu alasan­alasan kasasi tersebut pada hakekatnya
mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang
am

ub
suatu kenyataan yang tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan
pada tingkat kasasi, serta pemeriksaan pada tingkat kasasi berkenaan
ep
dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanaan hukum
k

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang­Undang Nomor 14


ah

Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 5


R

si
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang­Undang Nomor 3
Tahun 2009;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, lagi pula


ternyata bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan

do
gu

dengan hukum dan/atau undang­undang, maka permohonan kasasi yang


diajukan Para Pemohon Kasasi: FATIMAH binti H.A. MADJIDI, Dan Kawan­
Kawan tersebut harus ditolak;
In
A

Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan kasasi, maka Para


Pemohon Kasasi dinyatakan sebagai pihak yang kalah, dan karenanya dihukum
ah

lik

untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;


Memperhatikan pasal­pasal dari Undang­Undang Nomor 48 Tahun 2009
m

ub

tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang­Undang Nomor 14 Tahun 1985


tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang
ka

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang­Undang Nomor


ep

3 Tahun 2009, Undang­Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata


ah

Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 9


R

Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang­Undang Nomor 51 Tahun


es

2009, serta peraturan perundang­undangan lain yang terkait;


M

ng

on
gu

Halaman 57 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MENGADILI,

si
Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. FATIMAH
binti H.A. MADJIDI, 2. Hj. SITI HAWARI SUPARI binti H.A. MADJIDI, 3.

ne
ng
RAHMALIA DEWI INDRAWANGI binti NADARHAN MADJIDI, 4. INDRI
ARDINI KUSUMA binti NADARHAN MADJIDI tersebut;
Menghukum Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara

do
gu dalam tingkat kasasi sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

In
A
pada hari Senin, tanggal 5 Juni 2017 oleh Dr. H. Yulius, S.H., M.H., Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
ah

lik
Dr. Irfan Fachruddin, S.H., CN. dan Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S., Hakim­
Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim­Hakim Anggota
am

ub
Majelis tersebut dan dibantu oleh Agus Budi Susilo, S.H., M.H., Panitera
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
ep
k

Anggota Majelis: Ketua Majelis,


ah

ttd./Dr. Irfan Fachruddin, S.H., CN. ttd./Dr. H. Yulius, S.H., M.H.


R

si
ttd./Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S.

ne
ng

Panitera Pengganti,
ttd./Agus Budi Susilo, S.H., M.H.

do
gu

Biaya­biaya:
1. Meterai Rp 6.000,00
In
2. Redaksi Rp 5.000,00
A

3. Administrasi Rp 489.000,00
Jumlah Rp 500.000,00
ah

lik

Untuk salinan
Mahkamah Agung RI
m

ub

atas nama Panitera


ka

Panitera Muda Tata Usaha Negara,


ep
ah

es

H. Ashadi, S.H.
M

NIP. : 19540827 198303 1 002


ng

on
gu

Halaman 58 dari 58 halaman. Putusan Nomor 209 K/TUN/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Anda mungkin juga menyukai