Oleh :
Kelompok 1
Universitas Udayana
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Etika Bisnis
tepat pada waktunya. dengan membuat makalah ini, kami berusaha untuk menjelaskan materi
berdasarkan RPS 9 mengenai “Etika Perlindungan Konsumen Dan Etika Periklanan”.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I : Pendahuluan.................................................................................................................
BAB II : Pembahasan................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual
beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan
tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para
konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar
harganya. Stanton, mengemukakan pengertian pasar yang lebih luas.
2. Perlindungan Konsumen
“Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen”.
6. meningkatkan kualitas barang dan/ atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/ atau jasa, kesehatan , kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.
Yang dimaksud dengan perlindungan konsumen adalah “segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen .
Jadi perlindungan konsumen ini adalah suatu upaya (dalam lapangan hukum) yang
diberikan kepada konsumen pada saat konsumen tersebut mulai melakukan proses pemilihan
serangkaian atau sejumlah barang dan atau jasa tersebut dan selanjutnya memutuskan untuk
menggunakan barang dan jasa dengan spesifikasi tertentu dan merek tertentu, hingga akibat
yang terjadi setelah barang dan jasa tersebut dipergunakan oleh konsumen. Yang disebut
terdahulu, yaitu upaya perlindungan pada saat konsumen tersebut mulai melakukan proses
pemilihan serangkaian atau sejumlah barang dan atau jasa disebut upaya preventif; sedangkan
upaya selanjutnya disebut dengan upaya kuratif.
Konsumen dilindungi dari setiap tindakan atau perbuatan dari produsen barang dan
atau jasa, importer, distributor penjual dan setiap pihak yang berada dalam jalur perdagangan
barang dan jasa ini, yang pada umumnya disebut dengan nama pelaku usaha. Ada dua jenis
perlindungan yang diberikan kepada konsumen, yaitu perlindungan priventif dan
perlindungan kuratif. Perlindungan preventif adalah perlindungan yang diberikan kepada
konsumen pada saat konsumen tersebut akan membeli atau menggunakan atau memanfaatkan
suatu barang dan atau jasa tertentu, mulai melakukan proses pemilihan serangkaian atau
sejumlah barang dan atau jasa tersebut dan selanjutnya memutuskan untuk membeli, atau
menggunakan atau memanfaatkan barang dan jasa dengan spesifikasi tertentu dan merek
tertentu tersebut.
Produsen sering diartikan sebagai pengusaha yang menghasilkan barang dan jasa.
Dalam pengertian ini termasuk di dalamnya pembuat, grosir, leveransir, dan pengecer
profesional, yaitu setiap orang/badan yang ikut serta dalam penyediaan barang dan jasa
hingga sampai ke tangan konsumen. sedangkan yang memakai barang dan jasa disebut
konsumen. Dalam ilmu ekonomi dapat dikelompokkan pada golongan besar suatu rumah
tangga yaitu golongan Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan golongan Rumah Tangga
Produksi (RTP).
Rumah Tangga Konsumsi ialah kelompok masyarakat yang memakai barang dan jasa,
baik secara perorangan, atau keluarga atau organisasi masyarakat. Tetapi kelompok rumah
tangga konsumsi ini juga merupakan kelompok yang memberikan beberapa faktor produksi:
1. Orang yang menyewakan tanah untuk keperluan perusahaan, pabrik, dan tempat
kedudukan perusahaan.
2. Orang yang menyerahkan tenaga kerja untuk bekerja pada suatu perusahaan atau
pabrik.
3. Orang yang menyertakan modal usaha untuk diusahakan.
4. Tenaga ahli dari masyarakat untuk perusahaan.
Sedangkan Rumah Tangga Produksi yang menerima faktor produksi (tanah, tenaga
kerja, modal, keahlian) dari masyarakat kemudian di olah dan diorganisir agar menghasilkan
barang dan jasa. Produksi (barang dan jasa) itu dijual pada masyarakat sehingga memperoleh
uang yang banyak dari hasil penjualan itu.
Akibatnya, antara konsumen dan produsen tidak bisa dipisahkan, artinya saling
mempengaruhi dan saling membutuhkan. Jika perusahaan menghasilkan suatu barang dan
jasa harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kalau tidak, maka produksinya tidak akan
laku dijual. Namun, jika produsennya cukup pintar, mereka bahkan bisa menciptakan
kebutuhan konsumen tersebut dengan cara promosi dan iklan yang gencar. Sehingga
kebutuhan konsumen yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Cara tersebut disebut dengan
inovasi, yaitu menciptakan sesuatu yang belum ada atau menyempurnakan yang sudah ada
sehingga mempunyai fungsi yang lebih hebat lagi.
Gerakan konsumen merupakan hal sangat penting dalam upaya riil mewujudkan
perlindungan konsumen dan keadilan dalam pasar. Pada prinsipnya sebuah gerakan
konsumen diawali dari kesadaran akan hak dan kewajiban konsumen. Pelanggaran dan tidak
terpenuhinya hak konsumen menjadi sumber utama bagi terjadinya permasalahan/sengketa
konsumen. Ketidakadilan bagi konsumen muncul dalam sengketa konsumen. Kesadaran akan
kondisi ketidakadilan tersebut menjadi salah satu penggerak bagi sebuah gerakan konsumen
guna mewujudkan keadilan pasar. Gerakan konsumen sendiri akan terwujud jika terbangun
solidaritas diantara konsumen. Untuk menuju sebuah kesadaran kritis dan tumbuhnya rasa
solidaritas tersebut memerlukan proses pendidikan yang terus menerus.
Salah satu syarat bagi terpenuhi dan terjaminnya hak-hak konsumen adalah perlunya
pasar dibuka dan dibebaskan bagi semua pelaku ekonomi, termasuk bagi produsen dan
konsumen untuk keluar masuk dalam pasar. Selain itu, salah satu langkah yang dirasakan
sangat berpengaruh adalah Gerakan Konsumen. Gerakan ini terutama lahir karena dirasakan
adanya penggunaan kekuatan bisnis secara tidak fair. Gerakan kosumen juga lahir karena
pertimbangan sebagai berikut:
Produk yang semakin banyak di satu pihak menguntungkan konsumen karena mereka
punya pilihan bebas yang terbuka, namun di pihak lain juga membuat pilihan mereka
menjadi rumit.
Kebutuhan iklan yang merasuki setiap menit dan segi kehidupan manusia modern
yang melalui berbagai media massa dan media informasi lainnya, membawa pengaruh
yang sangat besar bagi kehidupan konsumen.
Dalam hubungan jual beli yang didasarkan oleh kontrak, konsumen lebih berada pada
posisi yang lemah.
Fungsi iklan secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut ini yaitu:
Menstimulus pasar.
Mendukung komunitas bisnis.
Membangun dan memelihara hubungan yang abadi antara konsumen dan perusahaan.
Adapun juga fungsi iklan menurut Shimp dalam Apriadi (2009: baris 31) iklan sangat
penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis, yaitu:
1. Menginformasikan
Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi
mengenai merk tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu produk.
Pada tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk membangun permintan
primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang efisien karena mampu meraih
khalayak luas dengan biaya yang relativ rendah.
2. Membujuk
Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin membangun
permintaan selektif untuk produk tertentu. Beberapa iklan menggunakan comparative
advertising yang memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih merk/produk secara
eksplisit. Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba
menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan dapat mempengaruhi
permintaan primer yang membentuk permintaan untuk seluruh kategori produk. Seringkali
iklan ditujukan untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk
perusahaan tertentu.
3. Mengingatkan
Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika timbul
kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang
produk tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan dengan
tujuan mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang.
Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara
mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah produk
sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi
apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan kualitas yang
lebih baik dari produk lainnya.
5. Mendukung Usaha Promosi Lainnya
Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat untuk
menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan hasil dari
komunikasi pemasaran lainnya.
Ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, khususnya iklan
manipulative dan iklan pesuasif non-rasional yaitu :
Yang menarik disini adalah bahwa manusia modern mengklaim dirinya sebagai
manusia bebas dan menuntut untuk dihargai kebebasannya. Adanya berbagai pilihan yang
terbuka dalam konsumsinya juga menandai kehidupan manusia modern sebagai manusia
bebas. Tetapi pihak lain, manusia adalah budak iklan, ia tidak bisa hidup tanpa iklan bahkan
dikte oleh iklan. Sejak kecil ia terpukau oleh iklan yang mmpengaruhinya untuk membeli apa
yang diiklankan, entah dengan memaksa orang tuanya, memaksa suami atau istri, bahkan
dengan tindakan jahat sekalipun : mencuri, membunuh ibu kandung untuk membeli honda,
dan seterusnya.
Kedua, dalam kaitan dengan itu iklan manipulative dan persuative non rasional
menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern menjadi konsumtif. Secara
ekonomis hal itu baik karena akan menciptakan permintaan dan ikut menaikkan daya beli
masyarakat.bahkan dapat memacu produktivitas kerja manusia hanya demi memenuhi
kebutuhn hidupnya yang terus bertambah dan meluas.namun dipihak lain muncul masyarakat
konsumtif, dimana banyak dari apa yang dianggp manusia sebagai kebutuhannya yang
sebenarnya bukan kebutuhan yang hakiki.
Ketiga, yang juga menjadi persoalan etis yang serius adalah bahwa iklan manipulative
dan persuative non rasional malah membentuk dan menentukan identitas atau ciri dari
manusia modern. Manusia modern merasa belum menjadi dirinya kalau belum memiliki
barang sebagimana di tawarkan iklan, ia belum merasa diri penuh kalau belum memakai
minyak rambut seperti diiklankan bintang film terkenal dan seterusnya. Identitas manusia
modern hanyalah identitas misal : serba sama, serba tiruan, serba polesan dan serba instan.
Manusia mengkonsumsi produk yang sama, maka jadilah identitas manusia modern jadinya
hanyalah rancangan pihak tertentu di fabricated. Yang di pujapun lebih banyak kali adalah
kesan luar, polesan, kepura-puraan.
Keempat, bagi masyarakat modern tingkat perbedaan ekonomi dan social yang tinggi
akan merongrong rasa keadilan sosial masyarakat. Iklan yang menampilkan yang serba
mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial, dimana banyak anggota masyarakat masih
berjuang sekedar hiup. Iklan yang mewah trampil seakan-akan tanpa punya rasa solidaritas
dengan sesama yang miskin.
1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya
konsumen.
2. Iklan wajib menyampaikan informasi tentang produk tertentu, khususnya menyangkut
keamanan dan keselamatan manusia.
3. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang-
terangan
4. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan kekerasan, penipuan, pelecehan seksual,
diskriminasi, perendahan martabat manusia, dan sebagainya.
Iklan sering dimaksudkan sebagai media untuk mengungkapkan hakikat dan misi
sebuah perusahaan atau produk. Prinsip etika bisnis yang paling relevan disini adalah prinsip
kejujuran.Dalam praktiknya dapat dikatakan sejauh manakah sebuah iklan dikatakan
bermoral ? Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari menipu dan berbohong.
Menipuadalah perbuatan dan perkataan yang tidak jujur dengan maksud untuk menyesatkan,
mangakali,atau mencari untung dengan niat yang telah direncanakan. Dari sudut pandang
moral dapatdikatakan bahwa menipu merupakan perbuatan yang tidak jujur dengan maksud
memperdaya orang lain. Jadi di dalam bisnis hal ini adalah perbuatan yang tidak
benar.Sedangkan berbohong adalah perkataan atau pernyataan yang tidak sesuai dengan hal
atau keadaan yang sebenarnya.
Bohong tidak melibatkan maksud dan niat si subjek untuk mengecoh orang lain,
sedangkan menipu justru sebaliknya. Jadi tidak semua perbuatan bohong dapat dikatakan
menipu. Dalam prakteknya tidak gampang menilai suatu iklan masih terbatas sebagai iklan
yang bohong atau sudah mengarah pada menipu. Disini kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa iklan yang menipu adalah iklan yang secara sengaja menyampaikan pernyataan yang
tidak sesuai dengan kenyataan dengan maksud menipu atau yang dapat menimbulkan
pernyataan yang bisa menimbulkan kekeliruan. Sedangkan iklan yang dapat
diterima secara moral adalah iklan yang memberi pernyataan atau informasi yang benar
sebagaimana adanya.
Fungsi iklan pada akhirnya membentuk citra sebuah produk dan perusahaan di mata
masyarakat. Citra ini terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang
diiklankan dengan informasi yang disampaikan dalam iklan. Prinsip etika bisnis yang paling
relevan dalam hal ini adalah nilai kejujuran. Dengan demikian, iklan yang membuat
pernyataan salah atau tidak benar dengan maksud memperdaya konsumen adalah sebuah
tipuan.
Dalam buku John K. Galbraith yang berjudul The Affulent Society dikatakan
bahwa permintaan muncul karena adanya produksi barang tertentu yang ditawarkan dalam
pasar. Itu karena persoalan moral dan etis yang timbul disini adalah bahwa kebebasan
individu dalam menentukan kebutuhannya dalam masyarakat modern
sekarang ini hampir tidak ada sama sekali.
Permintaan yang sudahdianggap sebagai kebutuhan, tidak timbul secara bebas, melain
kan dipengaruhi dan dirangsang oleh pasar dan iklan. Iklan yang informatif pun belum tentu
netral dantidak merongrong kebebasan konsumen dalam menentukan pilihan barang dan jasa
tertentu.Pandangan Galbraith tidak begitu disetujui oleh Von Hayek, Von Hayek mengatakan
bahwa kebutuhan-kebutuhan kita yang bersifat kultural, mau tidak
mau, dipengaruhi oleh lingkungan kita. Bahkan sebagai makhluk sosial, selera, pikiran serta
kepercayaan kita dibentuk oleh lingkungan kita.
Iklan merupakan suatu aspek pemasaran yang penting, sebab iklan menentukan
hubungan antara produsen dengan konsumen. Secara konkrit, iklan menentukan pula
hubungan penawaran dan permintaan antara produsen dan pembeli, yang pada gilirannya ikut
pula menentukan harga barang yang dijual dalam pasar.
Kode etik periklanan tentu saja sangat diharapkan untuk membatasi pengaruh iklan
ini. Akan tetapi, perumusan kode etik ini harus melibatkan berbagai pihak, yang antara lain:
ahli etika, konsumen (lembaga konsumen), ahli hukum, pengusaha, pemerintah, tokoh agama,
dan tokoh masyarakat tertentu, tanpa harus merampas kemandirian profesi periklanan. Yang
juga penting adalah bahwa profesi periklanan dan organisasi profesi periklanan perlu benar-
benar mempunyai komitmen moral untuk mewujudkan iklan yang baik bagi masyarakat.
Namun, jika ini tidak memadai, kita membutuhkan perangkat legal politis dalam bentuk
aturan perundang-undangan tentang periklanan beserta sikap tegas tanpa kompromi dari
pemerintah melalui departemen terkait untuk menegakkan dan menjamin iklan yang baik
bagi masyarakat.
Sebagaimakhluk sosial kita memang tidak bisa lepas dari pengaruh dan informasi dari
orang lain, tetapi ini tidak berarti bahwa pengaruh tersebut membelenggu dan meniadakan
kebebasan setiap induvidu. Timbulnya kebutuhan tidak semata-mata ditentukan oleh operasi
produsen. Timbulnya kebutuhan ditentukan oleh banyak faktor sebab produsen tidak hanya
satu dan iklanpun tidak hanya satu, itu berarti konsumen masih tetap mempunyai kebebasan
untuk menentukan pilihannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsumen ialah orang yang memakai barang atau jasa guna untuk memenuhi
keperluan dan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dapat dikelompokkan pada golongan
besar suatu rumah tangga yaitu golongan Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan golongan
Rumah Tangga Produksi (RTP).
Oleh karena itu, Sebagai pemakai barang/jasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan
kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang bisa bertindak
sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika adanya tindakan yang tidak adil
terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari akan hal itu. Konsumen kemudian bisa
bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak hanya
tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha.
3.2 Saran
https://dunia.pendidikan.co.id/apa-itu-iklan/
https://pakdosen.pengajar.co.id/iklan-adalah/
https://www.scribd.com/document/363532884/Gerakan-Konsumen
http://alfiawati.blogspot.com/2013/12/etika-bisnis.html
https://www.google.co.id/amp/s/allofky.wordpress.com/2013/06/13/etika-bisnis-persoalan-
dalam-iklan/amp
https://www.scribd.com/doc/155097893/Makna-Etis-Menipu-Dalam-Iklan
https://www.scribd.com/doc/156321290/Kebebasan-Konsumen