Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BERAKHIRNYA ORDE BARU DAN LAHIRNYA

REFORMASI
(Guru Pembimbing Bu Yuslina S.Pd)

(Untuk memenuhi tugas sejarah Indonesia)

Disusun oleh:

Dwi Nur Halimah


Inche Rahmawati Amir
Radha Cantika Fitra
Tri Astuti
Hilmi Triana Rifda
Zahra Fauziah
Kelas: XII MIPA 2

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KONAWE

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas berkatnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang “berakhirnya orde baru dan lahirnya
reformasi”.

Adapun makalah ini kami buat demi membantu kelancaran proses belajar mengajar dan
juga untuk membantu meningkatkan nilai kami disemester genap ini. Selain itu, kami juga
berharap makalah kami ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan tentang sejarah-sejarah
yang ada dalam indonesia bagi pembacanya.

Unaaha,selasa 25 januari 2022

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

· Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara
kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai
sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir
sebagai upayauntuk: mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama,
penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, melaksanakan
Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa
untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.

Kegagalan PKI dalam upaya kudeta pada tahun 1965 menimbulkan dua permasalahan
besar bagi Indonesia. Pertama, carut-marutnya perekonomian Indonesia dengan inflasi sampai
600%. Kedua, terjadinya konflik sosial akibat dendam pada PKI dan organisasi bawahannya.
Kedua permasalahan tersebut perlahan-lahan bisa diatasi dengan tampilnya Jenderal Soeharto.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peristiwa-peristiwa politik penting pada masa orde baru?

2. Bagaimana data statistik ekonomi orde baru?

3. Bagaimana proses berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui peristiwa-peristiwa politik penting pada masa orde baru

2. Untuk mengetahui data statistik ekonomi orde baru

3. Untuk mengetahui proses berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Peristiwa-Peristiwa Politik Penting Pada Masa Orde Baru

Sejarah Orde Baru dimulai tanggal 12 Maret 1967. Jenderal TNI Soeharto ditunjuk oleh
MPR sebagai pejabat presiden. Beliau menjalaAnkan tugas kepresidenan yang telah diambil alih
dari Presiden Soekarno. Setahun kemudian Soeharto dipilih secara resmi sebagai presiden untuk
pertama kalinya sekaligus mengawali era Orde Baru . Orde Baru memimpin pemerintahan di
Indonesia selama lebih kurang 32 tahun. Soeharto tampil sebagai presiden tunggal selama tujuh
kali berturut-turut. Selama menjalankan tugas kepresidenan, beliau didampingi oleh wakil
presiden yang berbeda. Wakil presidennya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Adam
Malik, Umar Wirahadikusuma, Soedharmono, Try Sutrisno, dan B.J. Habibie. Pada periode
pemerintahan 1998–2003, Soeharto harus turun dari jabatannya karena desakan gerakan
reformasi. didukung ABRI dan birokrasi memenangkan pemilu selama tujuh kali berturut-turut.

2.2 Data Statistik Ekonomi Orde Baru

Soeharto perlu waktu sekitar dua belas tahun untuk meraih keberhasilan pembangunan
dalam bidang ekonomi dan kependudukan. Masa keemasan Orde Baru terjadi pada tahun
1976–1988. Keberhasilan itu didukung melonjaknya harga minyak dunia, mengalirnya bantuan
negara-negara donor, dan efektifnya rencana pembangunan lima tahun (Repelita) I–III. Pada
tahun 1980-an Indonesia adalah penghasil gas alam cair terbesar di dunia. Kedudukan Indonesia
sebagai negara antikomunis mempermudah bantuan Barat.

a. Prestasi Orde Baru

Prestasi yang perlu dicatat selama Orde Baru sebagai berikut. Program transmigrasi
bisa mengatasi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan membuka lahan-lahan baru di luar Pulau
Jawa. Program keluarga berencana (KB) mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Untuk
memberantas buta huruf, pemerintah membuat program bebas tiga buta (B3B). Pemerintah Orde
Baru juga sukses menerapkan Gerakan Wajib Belajar Wajar 9 Tahun dan Gerakan Nasional
Orang-Tua Asuh (GNOTA).Keberhasilan Soeharto menjaga stabilitas keamanan dalam negeri
mendorong masuknya investor asing. Mereka menanamkan modal di Indonesia sehingga
memperluas kesempatan kerja. Pemerintahan Orde Baru juga berhasil menggalakkan cinta atas
produk dalam negeri dan menumbuhkan rasa nasionalisme.

b. Swasembada Beras

Prestasi Orde Baru yang fenomenal adalah swasembada pangan pada tahun 1980-an.
Usaha mencapai swasembada beras berlangsung selama Repelita I dan Repelita II. Usaha ini
dilaksanakan melalui rehabilitasi saluran irigasi, pembangunan jaringan irigasi baru, penyediaan
fasilitas kredit, penerapan kebijaksanaan harga, serta pemanfaatan teknologi dan penyuluhan.

Repelita III menekankan usaha intensifikasi khusus (insus) pada tahun 1979. Misalnya,
dengan memperluas penggunaan benih varietas unggul, penggunaan pupuk secara optimal,
meningkatkan usaha pengendalian hama dan penyakit, serta meningkatkan pengelolaan air
irigasi. Atas usaha yang dilakukan sejak Repelita I, impor beras tidak dilaksanakan mulai tahun
1984 dan swasembada beras berhasil dicapai.

2.3 Berakhirnya Orde Baru dan Lahirnya Reformasi

Di balik kesuksesan pembangunan di depan, Orde Baru menyimpan beberapa


kelemahan. Selama masa pemerintahan Soeharto, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
tumbuh subur. Korupsi besar yang pertama terjadi tahun 1970-an ketika Pertamina dipegang
Ibnu Sutowo. Praktik korupsi menggurita hingga kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI) pada tahun 1998. Rasa ketidakadilan mencuat ketika kroni-kroni Soeharto yang diduga
bermasalah menduduki jabatan menteri Kabinet Pembangunan VII. Kasus-kasus korupsi tidak
pernah mendapat penyelesaian hukum secara adil.

Pembangunan Indonesia berorientasi pada pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan


ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Bahkan, antara pusat dan daerah terjadi kesenjangan
pembangunan karena sebagian besar kekayaan daerah disedot ke pusat. Akhirnya, muncul rasa
tidak puas di berbagai daerah, seperti di Aceh dan Papua. Di luar Jawa terjadi kecemburuan
sosial antara penduduk lokal dengan pendatang (transmigran) yang memperoleh tunjangan
pemerintah. Penghasilan yang tidak merata semakin memperparah kesenjangan sosial.

Pemerintah mengedepankan pendekatan keamanan dalam bidang sosial dan politik.


Pemerintah melarang kritik dan demonstrasi. Oposisi diharamkan rezim Orde Baru . Kebebasan
pers dibatasi dan diwarnai pemberedelan koran maupun majalah. Untuk menjaga keamanan atau
mengatasi kelompok separatis, pemerintah memakai kekerasan bersenjata. Misalnya, program
”Penembakan Misterius” (Petrus) atau Daerah Operasi Militer (DOM). Kelemahan tersebut
mencapai puncak pada tahun 1997–1998.

a. Dari Krisis Ekonomi ke Krisis Multidimensi (Segala Bidang)

Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997. Krisis moneter dan keuangan yang
semula terjadi di Thailand pada bulan Juli 1997 merembet ke Indonesia. Hal ini diperburuk
dengan kemarau terburuk dalam lima puluh tahun terakhir. Dari beberapa negara Asia, Indonesia
mengalami krisis paling parah. Solusi yang disarankan IMF justru memperparah krisis. IMF
memerintahkan penutupan enam belas bank swasta nasional pada 1 November 1997. Hal ini
memicu kebangkrutan bank dan negara. BPK menemukan penyimpangan dana sebesar Rp138
triliun atas penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut. Saat itu pemerintah menyalurkan
BLBI sekitar Rp700 triliun. Ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam
mengatasi krisis. Sampai bulan Desember 1998, BI menyalurkan BLBI sebesar Rp147,7 triliun
kepada 48 bank.

b. Gerakan Reformasi

Gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi


bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di berbagai
daerah. Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak
mendapatkan jalan keluar. Gerakan reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda antara lain
suksesi kepemimpinan nasional, amendemen UUD 1945, pemberantasan KKN, penghapusan
dwifungsi ABRI, penegakan supremasi hukum, dan pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama
gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Berikut ini kronologi
beberapa peristiwa penting selama gerakan reformasi yang memuncak pada tahun 1998.

1) Demonstrasi Mahasiswa

Desakan atas pelaksanaan reformasi dalam kehidupan nasional dilakukan mahasiswa dan
kelompok proreformasi. Pada tanggal 7 Mei 1998 terjadi demonstrasi mahasiswa di Universitas
Jayabaya, Jakarta. Demonstrasi ini berakhir bentrok dengan aparat dan mengakibatkan 52
mahasiswa terluka. Sehari kemudian pada tanggal 8 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa terjadi di
Yogyakarta (UGM dan sekitarnya).

2) Peristiwa Trisakti

Tuntutan agar Presiden Soeharto mundur semakin kencang disuarakan mahasiswa di


berbagai tempat. Tidak jarang hal ini mengakibatkan bentrokan dengan aparat keamanan. Pada
tanggal 12 Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru
aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur.

3) Kerusuhan Mei 1998

Penembakan aparat di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada
tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan Solo. Kondisi
ini memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir.

4) Pendudukan Gedung MPR/DPR

Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat gerakan yang relatif
aman. Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap
gedung tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap yang
tegas. Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Soeharto turun dari
jabatannya sebagai presiden. Pernyataan Harmoko itu kemudian dibantah oleh Pangab Jenderal
TNI Wiranto dan mengatakannya sebagai pendapat pribadi.

5) Pembatalan Apel Kebangkitan Nasional

Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya digunakan tokoh


reformasi Amien Rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas. Akan tetapi,
beliau membatalkan rencana apel dan doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga di kawasan
tersebut.

6) Pengunduran Diri Presiden Soeharto

Pada dini hari tanggal 21 Mei 1998 Amien Rais selaku Ketua Pengurus Pusat
Muhammadiyah menyatakan, ”Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang
pemerintahan baru”. Ini beliau lakukan setelah mendengar kepastian dari Yuzril Ihza Mahendra.
Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran
dirinya. Itulah beberapa peristiwa penting menyangkut gerakan reformasi tahun 1998. Soeharto
mengundurkan diri dari jabatan presiden yang telah dipegang selama 32 tahun.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sejarah Orde Baru dimulai tanggal 12 Maret 1967. Jenderal TNI Soeharto ditunjuk oleh
MPR sebagai pejabat presiden. Beliau menjalankan tugas kepresidenan yang telah diambil alih
dari Presiden Soekarno. Setahun kemudian Soeharto dipilih secara resmi sebagai presiden untuk
pertama kalinya sekaligus mengawali era Orde Baru. Orde Baru memimpin pemerintahan di
Indonesia selama lebih kurang 32 tahun. Soeharto tampil sebagai presiden tunggal selama tujuh
kali berturut-turut. Selama menjalankan tugas kepresidenan, beliau didampingi oleh wakil
presiden yang berbeda.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami susun ini. Semoga apa yang telah kami telah susun ini
dapat berguna selanjutnya untuk membantu baik untuk peningkatan nilai maupun untuk
membantu proses belajar mengajar.Sekali lagi kami meminta maaf apabila dari keseluruhan isi
makalah yang kami susun ini terdapat beberapa kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu
kesediaan teman-teman, bapak/ ibu guru, atau para pembaca untuk memberikan sumbangsih
saran dan kritik.

Anda mungkin juga menyukai