Anda di halaman 1dari 7

BAB II karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral,

PEMBAHASAN masa ini masa yang paling penting untuk sepanjang usia
hidupnya. Sebab masa yang paling baik pembentukan fondasi dan
A. Defenisi Pendidikan anak usia dini dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak
Sebelum membahas lebih dalam apa yang dimaksud dengan selanjutnya. Bentuk program pendidikan anak usia dini meliputi:
pendidikan anak usia dini, maka kiranya perlu dijelaskan secara pendidikan keluarga, bina keluarga, taman pengasuhan, kelompok
singkat perkembangan fase bayi dan kanak-kanak. Secara bermain dan taman kanak-kanak.2
kronologis, masa bayi berlangsung sejak seorang individu Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini adalah pendidikan
manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi
setahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau
perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia menekankan pada
sekitar lima atau enam tahun.
Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, B. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan Pendidikan anak usia ini penting dilakukan, karena banyak
keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga hasil riset dan penelitian yang membuktikannya. Hasil kajian
pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke membuktikan bahwa pendidikan yang diberikan sejak dini
dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah. 1 berpengaruh signifikan terhadap perkembangan otak, kesehatan,
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu proses pembinaan kehidupan sosial dan ekonomi, serta kesiapan bersekolah. Hasil
tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang penelitian ini setidaknya menyadarkan berbagai pihak bahwa
dilakukan secara menyeluruh, mencakup semua aspek pendidikan dasar yang hanya mewajibkan anak usia SD dan SLTP
perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap untuk bersekolah perlu dikaji kembali; agar dapat menyentuh
perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat tumbuh dan hakikat dan makna pendidikan yang sesungguhnya.
berkembang optimal. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan untuk menjadikan
Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak ada dari pendidikan anak usia dini (TK/RA) sebagai pendidikan yang
orang tua (gen) dan ada faktor lingkungan seperti asupan gizi wajib diikuti oleh seluruh anak bangsa sebelum memasuki
yang diterima, faktor psikologis, anak usia dini memiliki pendidikan dasar. Hal ini penting, mengingat hasil penelitian
1
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, 2
Sudarsana, Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter, Yogyakarta:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012 hal 49 Genius Publisher, 2014 hal 1

1
tentang perkembangan otak bahwa sampai usia 4 tahun tingkat otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling
kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50%, pada usia 8 vital yakni mencapai 80% perkembangan otak.
tahun mencapai 80%, dan sisanya sekitar 20% diperoleh setelah 5. yang mendapatkan layanan baik semenjak usia 0-6 tahun
berusia 8 tahun. memiliki harapan lebih besar untuk meraih keberhasilan
Dengan demikian, jika pendidikan baru dilakukan pada anak di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak
ketika mencapai usia 6 atau 7 tahun (Sekolah Dasar), stimulasi mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai
lingkungan terhadap fungsi otak yang sebagian besar telah membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk
berkembang, akan terlambat pengembangannya sehingga tidak mengembangkan hidup selanjutnya.
dapat berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan
anak-anak kurang cerdas, serta dapat mengurangi optimalisasi C. Macam – Macam Bermain dan Manfaatnya
potensi otak yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak. 3 Menurut Hughes seorang ahli perkembangan paling tidak ada
Adapun pentingnya pelayanan pendidikan anak usia dini lima unsur dalam suatu kegiatan yang disebut bermain :
(PAUD) menurut Sabil Risaldy (2014: 41) adalah sebagai berikut: 1. Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku
1. PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber mendapat kepuasan karena melakukannya (tanpa target),
daya manusia dan sangat fundamental. bukan untuk misalnya mendapatkan uang.
2. PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi 2. Dipilih secara bebas. Permainan dipilih sendiri, dilakukan atas
sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan kehendak sendiri, dan tidak ada yang menyuruh ataupun
fondasi dasar bagi kepribadian anak. memaksa.
3. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat 3. Menyenangkan dan dinikmati.
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun 4. Ada unsur khayalan dalam kegiatannya.
mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi 5. Dilakukan secara aktif dan sadar.
belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan Bermain bagi anak-anak sangat memberikan manfaat bagi
mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang mereka. Anak akan mengenal berbagai jenis permainan dan masing-
dimilikinya. masing permainan ini memiliki manfaat yang berbeda-beda, sehingga
4. Merupakan masa golden age (usia keemasan). Dari kejiwaan mereka akan semakin berkembang. Menurut Sudarna 4 ada
perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan dua macam permainan, yakni permainan aktif dan pasif.
3
Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 4
Sudarsana, Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter, Yogyakarta:
2012 hal 46-47 Genius Publisher, 2014 163-164

2
1. Permainan aktif kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar
a. Bermain bebas dan spontan atau ekplorasi. Dalam bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta
permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan
diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan sportif.
tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan 2. Permainan pasif.
tersebut selama permainan tersebut menimbulkan a. Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan
kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga
tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam anak pun akan berkembang kreativitas dan
permainan ini anak melakukan ekperimen atau kecerdasannya.
menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru. b. Mendengarkan radio. Mendengarkan radio dapat
b. Drama. Dalam drama, anak memerankan suatu peranan, mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif.
menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah
nyata, atau dalam mediamassa. pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu
c. Bermain Musik. Bermain musik dapat mendorong anak apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio
untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif
dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya lainnya.
dalam memproduksi musik, bernyanyi, berdansa, atau c. Menonton televisi. Pengaruh televisi sama seperti
memainkan alat musik. mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun
d. Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu. Kegiatan ini negatifnya.
sering menimbulkan rasa bangga, karena anak Sedang menurut Wiryasumarta dalam Tim Redaksi Familia
mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman- (2003, 51-52) Manfaat bermain adalah sebagai berikut:
temannya. Di samping itu, mengumpulkan bendabenda 1. Memperkuat fisik (tubuh) lewat gerakan-gerakan otot.
dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. 2. Mengembangkan kepribadian, melalui sikap sportif, jujur,
anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan kerja sama dan moral.
bersaing. 3. Meningkatkan komunikasi.
e. Permainan olah raga. Dalam permainan olah raga, anak 4. Melatih bermasyarakat
banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat 5. Mengenal lingkungan sedini mungkin.
membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, 6. Mencegah dan menyembuhkan tekanan batin

3
7. Merupakan sumber belajar. tersebut dilakukan di luar ruangan terutama untuk
melihat, mendengar, merasakan, mengalami langsung
D. Bermain Sebagai Metode Pembelajaran Bagi Anak Usia berbagai keadaan atau peristiwa dilingkungannya. Hal ini
Dini dapat diwujudkan antara lain melalui darmawisata ke
Pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan dengan pasar, sawah, pantai, kebun, dan lainnya.
menggunakan beberapa metode. Mengutip penjelasan dari 4. Bermain peran adalah permainan yang dilakukan untuk
Direktorat PADU tahun 2001 dan Depdikbud tahun memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, dan peran-peran
1998,5menjelaskan beberapa metode pembelajaran di antaranya tertentu sekitar aanak. bermain peran merupakan kegiatan
adalah sebagai berikut: menirukan perbuatan orang lain di sekitarnya. Dengan
1. Bercerita adalah menceritakan atau membacakan cerita bermain peran, kebiasaan dan kesukaan anak untuk
yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Melalui cerita meniru akan tersalurkan serta dapat mengembangkan
daya imajinasi anak dapat ditingkatkan. Bercerita dapat daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan
disertai gambar maupun dalam bentuk lainnya seperti kegiatan yang dilaksanakan.
panggung boneka. Cerita sebaiknya diberikan secara 5. Peragaan/demonstrasi adalah kegiatan dimana tenaga
menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk pendidik/tutor memberikan contoh terlebih dahulu,
bertanyadan memberikan tanggapan setelah cerita selesai. kemudian ditirukan anak-anak. Peragaan/demonstrasi ini
Cerita tersebut akan lebih bermanfaat juka dilaksanakan sesuai untuk melatih keterampilan dan cara-cara yang
sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan anak. memerlukan contoh yang benar.
2. Bernyanyi adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan 6. Pemberian tugas merupakan metode yang memberikan
yang mengandung unsur pendidikan. Dengan bernyanyi kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas
anak dapat terbawa kepada situasi emosional seperti sedih berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan
dan gembira. Bernyanyi juga dapat menumbuhkan rasa sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan
estetika. melaksanakan tugas secara tuntas. Tugas dapat diberikan
3. Darmawisata adalah kunjungan secara langsung ke secara berkelompok ataupun individual.
obyek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang 7. Latihan adalah kegiatan melatih anak untuk menguasai
sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak. Kegiatan khususnya kemampuan psikomotorik yang menuntut
5
Risaldy, Sabil, Manajemen Pengelolaan Sekolah Usia Dini, koordinasi antara otot-otot mata dan otak. Latihan
diberikan sesuai dengan langkahlangkah secara berurutan.
Jakarta: Luxima, 2004 hal 30-32

4
Dari sini, maka di antara metode pembelajaran yang telah pesan yang akan diajarkan orang tua sulit diterima anak karena
disebutkan adalah melalui bermain. Bermain adalah salah satu banyak hal yang disukai oleh anak dilarang oleh orang tua,
pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk anak sebaliknya banyak hal yang disukai orang tua, tetapi tidak disukai
usia dini. Dengan menggunakan strategi, metode/bahan dan media anak.
yang menarik, permainandapat diikuti anak secara Untuk itu, orang tua dan guru pada lembaga pendidikan anak
menyenangkan. Melalui bermain anak diajak untuk berekplorasi usia dini perlu memahami hakikat perkembangan anak dan
(penjajakan), menemukan, dan memanfaatkan berbeda-beda di hakikat pendidikan anak usia dini, agar dapat memberi pendidikan
sekitarnya.6 yang sesuai dengan jalan pikiran dan tingkat perkembangan
Lanjut, Suyadi & Maulidya Ulfah mengutip pendapatnya mereka.7 Papalia seorang ahli perkembangan manusia mengatakan
Montessori bahwa permainan sebagai “kebutuhan batiniah” setiap bahwa anak berkembang dengan cara bermain.
anak karena bermain mampu menyenangkan hati, meningkatkan Dunia anak-anak adalah dunia bermain.Dengan bermain,
keterampilan dan meningkatkan perkembangan anak. Konsep anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra
bermain inilah yang kemudian disebutnya sebagai belajar sambil tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti
bermain. Sedang menurut Elizabeth Hurlock mendefinisikan apa lingkungan yang ia tinggali, dan menemukan seperti apa diri
bermain atau permainan sebagai aktivitasaktivitas untuk mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan
memperoleh kesenangan. mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan
Lebih lanjut dijelaskan bahwa bermain merupakan lawan dari harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang
kerja. Jika bermain dilakukan dengan penuh kesenangan dan menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain, fisik anak akan
kebahagiaan, bekerja belum tentu harus dilakukan dengan terlatih serta kemampuan kognitif dan kemampuan interaksi
bahagia. Jika bermain bisa dilakukan tanpa beban, bekerja harus dengan orang lain akan berkembang.
dilakukan dengan beban kewajiban tertentu. Jika bermain Menurut Mulyasa jenis-jenis bermain yang dapat digunakan
dilakukan tanpa tujuan atau hasil, bekerja selalu berorientasi pada sebagai metode pembelajaran bagi anak usia dini yaitu bermain
hasil. Bermain merupakan cara belajar yang sangat penting bagi sosial, bermain dengan benda, dan bermain peran.8
anak usia dini tetapi sering kali guru dan orang tua
7
memperlakukan mereka sesuai dengan keinginan orang dewasa, Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
bahkan sering melarang anak untuk bermain. Akibatnya, pesan- 2012 hal 167
6
Suyadi & Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, Bandung: 8
Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012
Remaja Rosdakarya, 2013 hal 34 hal 169-173

5
1. Bermain Sosial Dalam bermain sosial, gurulah yang dimensi pribadi model ini berusaha membantu anak-anak
mengamati cara bermain anak dan dia akan memperoleh menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat
kesan bahwa partisipasi anak dalam kegiatan bermain dengan bagi dirinya. Dalam pada itu, melalui model ini anak-anak
teman-temannya akan menunjukkan derajat partisipasi yang diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang
berbeda. Parterm mengelompokkan kegiatan bermain sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang
berdasarkan derajat partsipasi seorang dalam bermain; yaitu beranggotakan teman-teman sekelas.
unoccupied play (tidak peduli), solitary play (soliter),
onlooker play ((penonton), parallel play (pararel), assosiative BAB III
play (asosiatif) dan cooperative play (kooperatif). PENUTUP
2. Bermain dengan Benda Bermain dengan benda merupakan
kegiatan bermain ketika anak dalam menggunakan atau A. Kesimpulan
mempermainkan benda-benda tertentu dan benda-benda 1. Pendidikan anak usia dini
tersebut dapat menjadi hiburan yang menyenangkan bagi anak Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
yang bermainnya. Oleh karena itu, lembaga-lembaga proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir
pendidikan anak usia dini harus menyiapkan berbagai sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara menyeluruh,
permainan, sekaligus menyediakan benda-benda yang dapat mencakup semua aspek perkembangan dengan
digunakan secara aman dan nyaman bagi anak-anak dalam memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani
bermain. Tipe bermain dengan benda meliputi bermain dan rohani agar anak dapat tumbuh dan berkembang
praktis, bermain simbolik, dan bermain dengan aturan. optimal.
3. Bermain Peran Pendidikan anak usia dini sering dihadapkan 2. Pentingnya pendidikan anak usia dini
pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan bidang Pendidikan anak usia ini penting dilakukan, karena
pengembangan maupun menyangkut hubungan sosial. banyak hasil riset dan penelitian yang membuktikannya.
Melalui bermain peran, anak-anak mencoba mengekplorasi Hasil kajian membuktikan bahwa pendidikan yang
hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan diberikan sejak dini berpengaruh signifikan terhadap
mendiskusikannya sehingga secara bersamasama dapat perkembangan otak, kesehatan, kehidupan sosial dan
mengekplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi ekonomi, serta kesiapan bersekolah.
pemecahan masalah. Sebagai suatu model pembelajaran, 3. Macam-macam bermain dan manfaatnya
bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan sosial. Dari

6
Menurut Sudarna ada dua macam permainan, yakni 2) Mendengarkan radio.
permainan aktif dan pasif. 3) Menonton televisi.
a. Permainan aktif Sedang menurut Wiryasumarta manfaat bermain adalah
1) Bermain bebas dan spontan atau ekplorasi. sebagai berikut:
2) Drama. a. Memperkuat fisik (tubuh) lewat gerakan-gerakan
3) Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu. otot.
4) Permainan olahraga. b. Mengembangkan kepribadian, melalui sikap
b. Permainan pasif. sportif, jujur, kerja sama dan moral.
1) Membaca
c. Meningkatkan komunikasi.
d. Melatih bermasyarakat
e. Mengenal lingkungan sedini mungkin.
f. Mencegah dan menyembuhkan tekanan batin
g. Merupakan sumber belajar.
4. Bermain sebagai metode pembelajaran
Mengutip penjelasan dari Direktorat PADU tahun
2001 dan Depdikbud tahun 1998, menjelaskan beberapa
metode pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai