Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Bayi yang lahir dengan BB di bawah 10% pada kurva pertumbuhan intrauterine,
bayi tersebut dapat lahir pada kondisi preterm, term, atau postterm.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gr.

Gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ.

Kematian

B. Klasifikasi
1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi.
2. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah: bayi
yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.
Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
3. Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501 – 2500 gram
4. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir dengan BB
berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
5. Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation/IUGR): ditemukan
pada bayi yang pertumbuhan intrauterinenya mengalami retardasi (terkadang digunakan
sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk masa gestasi).
6. Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil ke-90 pada
kurva perumbuhan intrauterine.

C. Etiologi
1. Kelainan pada janin.
2. Gangguan fungsi plasenta.
3. Faktor ibu (penyakit vaskuler, keadaan uterus yang buruk, dll).
4. Infeksi ( ibu dan anak).
5. Obat dan merokok, dll.

D. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;

1
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir
semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit
selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara reflek hisap
dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum
berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan pengosongan
lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi
lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim
yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar
laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34
minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang
meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk
kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.

E. MANIFESTASI KLINIK
a. Bayi Premature
• BB < 2500 gr

• PB < 45 cm

• LD < 30 cm

• LK < 33 cm

• Kepala > badan

• Kulit tipis transparan, lanugo banyak

• Ubun-ubun dan sutura lebar

• Genetalia immature

• Rambut halus, tipis, teranyam

• Elastisitas daun telinga kurang

• Tangis lemah

• Tonus otot leher lemah

2
b. Bayi KMK, dibagi dalam stadium :
- I = Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering
- II = I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus
- III = I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusat

F. MANIFESTASI KLINIK BAYI PREMATURE


 Reflek moro (memeluk)
(+), reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna
 Bila lapar, menangis,
gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari hal ini tidak tampak bayi menderita
infeksi / perdarahan intrakarnial
 Nafas belum teratur
 Pembuluh darah kulit
diperut terlihat banyak
 Jaringan mamae belum
sempurna, putting susu belum terbentuk dengan baik

G. PENATALAKSANAAN BAYI BBLR


1. Pengaturan Suhu
Pertahankan dalam suhu 36,5 – 37 ºC
 Luas permukaan tubuh > BB  Peningkatan kehilangan cairan & panas tubuh
melalui kulit
 Tipisnya lemak coklat (Brown Fat) ke-2 scapula
 Lemak subcutas tipis
 Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering, dalam incubator, menunda
memandikan bayi & gunakan metode kanguru
2. Nutirsi
 reflek menghisap dan menelan negatif
 Kapasitas lambung sedikit & enzim pencernaan (lipase) kurang
 Berikan ASI/PASI dengan dot/sendok sedikit demi sedikit  60 cc / Kg BB/ hari
pada hari I, dinaikkan setiap hari sampai 200 cc / Kg BB sehari pada minggu ke II
 Cadangan glikogen dalam hati sangat sedikit Hipoglikemia
 Perhatikan cara memberikan ASI/PASI dengan benar!!
 Lakukan pijat bayi !!
3. Bayi BBLR mudah terkena infeksi : Oleh sebab itu :

3
 Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang terinfeksi
 Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi
 Jangan merawat bayi bila sedang menderita infeksi saluran nafas (gunakan
masker)

4. bayi BBLR bila terjadi kesulitan bernafas :


 Cegah terjadi kedinginan dan infeksi
 Beri ASI/PASI sedikit demi sedikit & sesering mungkin
 Bila terjadi sesak lakukan :
- Bersihkan jalan nafas
- Jaga suhu tubuh bayi
- Berikan oksigen jika tampak tanda-tanda cyanosis

H. Masalah yang mungkin muncul


Masalah yang sering dihadapi bayi BBLR adalah imaturitas organ-organ tubuh
karena lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ-organ
tersebut:
1. Sistem pengaturan tubuh yang belum matur, menyebabkan BBLR membutuhkan
perawatan khusus dalam inkubator.
2. Sistem imunologi yang belum berkembang dengan baik menyebabkan bayi sangat rentan
terhadap infeksi.
3. Imaturitas sistem syataf pusat menyebabkan mudahnya terjadinya perdarahan
peribentruker.
4. Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit membran hialin.
5. Imaturitas metabolisme bilirubin mempermudah terjadinya hiperbiliribinemia.
6. Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi.

I. Faktor risiko BBLR


1. Ibu berusia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anemia.
3. Malnutrisi.
4. Anak kembar.

J. Pedoman pengkajian fisik


Keadaan Umum :
· Tingkat kesadaran/keaktifan bayi
· BB < 2500 gr

4
· PB < 45 cm
· LK < 33 cm
· LD < 30 cm
· TD : 80/46 mmHg
· Nadi : 120-160 x/menit
· Pernafasan : 40 –60 x / menit
· Suhu : 36,5-37 °C
· Posture cenderung ekstensi
Catatan :
Untuk bayi normal :
· PB : 48 – 55 cm
· LK : 33-35 cm
· LD : kurang dari 2-3 cm dari LK
· Setelah beberapa hari LD=LK karena ada ekspansi paru
· Ubun-ubun besar : 2-3 cm
· Ubun-ubun kecil 0,5 – 1 cm
· Ubun-ubun berbentuk khas ‘Diamon’
· Posture fleksi
1. Pengkajian umum
a. Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau lebih sering
apabila diinstruksikan.
b. Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik.
c. Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat, kemudahan
bernafas, adanya edema, dan lokasinya.
d. Gambarkan adanya deformitas yang nyata.
e. Gambarkan adanya tanda disstres: warna buruk, mulut terbuka, kepala terangguk-
angguk, meringis, alis berkerut.

2. Pengkajian pernafasan
a. Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi, selang dada,
atau penyimpangan lain.
b. Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial, interkostal,
atau retraksi subklavikular.
c. Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.

5
d. Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi, ronki basah,
area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan
bunyi nafas.
e. Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
f. Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
g. Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi gambarkan
ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta metode pengamanan selang.
h. Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial oksigen dan
karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan karbondioksida transkutan.
3. Pengkajian kardiovaskular
a. Tentukan frekuensi dan irama jantung.
b. Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya murmur.
c. Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi denyut
jantung yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat menunjukkan
pergeseran mediastinal).
d. Gambarkan warna bayi: sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.
e. Kaji warna kuku, membran mukosa, bibir.
f. Tentukan tekanan darah. Tunjukkan ekstremitas yang digunakan dan ukutan
manset, periksa setiap ekstremitas setidaknya sekali.
g. Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 – 3 detik), perfusi perifer mottling.
h. Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi “on”.
4. Pengkajian gastrointestinal
a. Tentukan distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit mengkilat, tanda-tanda
eritema dinding abdomen, peristaltik yang dapat dilihat, lengkung susu yang dapat
dilihat, status umbilikus.
b. Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan dengan
pemberian makan.
c. Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah.
d. Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah samar dan
atau penurunan substansibila diinstruksikan atau diindikasikan dengan tampilan feses.
e. Gambarkan bisisng usus, ada atau tidak ada.
5. Pengkajian genitourinaria
a. Gambarkan adanya abnormalitas genetalia.
b. Gambarkan jumlah urin (warna, pH, dll).
c. Periksa BB (pengkajian paling akurat untuk hidrasi).
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal

6
a. Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan, menonjol,
tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia gestasi.
b. Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
c. Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek plantar, dan
reflek yang diharapkan.
d. Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).
7. Pengkajian suhu
a. Tentuka suhu kulit dan aksila.
b. Tentukan dengan suhu lingkungan.
8. Pengkajian kulit
a. Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi atau
area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus, atau alat lain lontak dengan
kulit, periksa juga dan perhatikan adanya preparat kulit yang digunakan (misal
plester,, providin-iodin).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupas, dll.
c. Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
d. Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada tempatnya dan
amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
e. Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena, perifer,
umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin, dekstrosa, elektrolit,
lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus dan frekuensi aliran, jenis jarum
(kupu=kupu, kateter), tampilan area insersi.

K. Tanda stres atau keletihan pada neonatus


1. Stres otonomik
a. Akrosianosis.
b. Pernafasan dalam dan cepat.
c. Frekuensi jantung reguler dan cepat.
2. Perubahan pada status
a. Status tidur atau dangkal.
b. Menangis atau rewel.
c. Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang.
3. Perubahan perilaku
a. Mata tidak berfokus atau tidak terkoordinasi.
b. Lengan dan kaki lemas.
c. Bahu flaksid turun ke belakang.

7
d. Cegukan.
e. Bersin.
f. Menguap.
g. Mengejan, buang air besar.

L. Diagnosa yang mungkin muncul


1. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lendir,
reflek batuk
3. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang,
paparan lingkungan dingin/panas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
ingest/digest/absorb
5. Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
6. Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin

8
DAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. at al., 2008, Nursing Care Plans, F.A. Davis Company, Philadelphia

Donna L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Joane C. Mc. Closkey, Gloria M. Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC),
Mosby Year-Book, St. Louis

Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-Book, St.
Louis

Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002,
NANDA

McCloskey, Joanne & Gloria M Bulechek, 2015, Nursing Outcome Classificatian (NOC),
Second Ed, New York, Mosby.

_________, 2015, Nursing Intervention Classificatian (NIC), Second Ed, New York,
Mosby.

9
RENCANA KEPERAWATAN

Tujuan dan Kriteria Hasil


No Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
1 Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas NOC : NIC :
organ pernafasan  Respiratory status : Ventilation
 Respiratory status : Airway Airway Management
Definisi : Pertukaran udara inspirasi patency  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift  untuk mencegah adanya penyempitan jalan
dan/atau ekspirasi tidak adekuat  Vital sign Status atau jaw thrust bila perlu nafas.
Kriteria Hasil :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan  posisi ini
Batasan karakteristik :  Mendemonstrasikan batuk efektif ventilasi menghasilkan perbaikan oksigenasi,
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi dan suara nafas yang bersih, tidak pembrian makan ditoleransi dengan lebih
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan
- Penurunan pertukaran udara per menit ada sianosis dan dyspneu baik, dan lebih mengatur pola tidur.
alat jalan nafas buatan
- Menggunakan otot pernafasan (mampu mengeluarkan sputum,  Lakukan fisioterapi dada jika perlu  Menentukan
tambahan mampu bernafas dengan mudah,  Keluarkan sekret dengan batuk atau pentingnya pemasangan alat jalan nafas
- Nasal flaring tidak ada pursed lips) suction buatan
- Dyspnea  Menunjukkan jalan nafas yang
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara  Mengeluarkan
- Orthopnea paten (klien tidak merasa
tambahan sekret
- Perubahan penyimpangan dada tercekik, irama nafas, frekuensi
- Nafas pendek  Berikan bronkodilator bila perlu  Membersihkan
pernafasan dalam rentang jalan nafas
- Assumption of 3-point position normal, tidak ada suara nafas  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
- Pernafasan pursed-lip Lembab  Mengevaluasi
abnormal)
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan bersihan jalan nafas
 Tanda Tanda vital dalam rentang
lama keseimbangan.  Mengencerkan
normal (tekanan darah, nadi,
- Peningkatan diameter anterior-  Monitor respirasi dan status O2 sekret dan sputum
pernafasan)
posterior  Menjaga
- Pernafasan rata-rata/minimal Oxygen Therapy kelembaban udara pernafasan
 Bayi : < 25 atau  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea  Mengghyindari
> 60  Pertahankan jalan nafas yang paten dehidrasi
 Usia 1-4 : < 20  Atur peralatan oksigenasi  Mengevaluasi
atau > 30  Monitor aliran oksigen keadaan pernafasan dan oksigenasi pasien
 Usia 5-14 : < 14  Pertahankan posisi pasien
atau > 25  Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Usia > 14 : < 11  Monitor adanya kecemasan pasien

10
atau > 24 terhadap oksigenasi - Menjaga kebersihan
- Kedalaman pernafasan jalan nafas
 Dewasa volume Vital sign Monitoring - Memastikan aliran
tidalnya 500 ml saat istirahat  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR oksigen
 Bayi volume  Catat adanya fluktuasi tekanan darah - Terjangkau dan
tidalnya 6-8 ml/Kg  Monitor VS saat pasien berbaring, memudahkan tindakan perawat
- Timing rasio duduk, atau berdiri - Menjaga kepatenan
- Penurunan kapasitas vital  Auskultasi TD pada kedua lengan dan pemberian
bandingkan - Membantu kepatenan
Faktor yang berhubungan :  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, jalan nafas
- Hiperventilasi selama, dan setelah aktivitas - Mengetahui secara
- Deformitas tulang  Monitor kualitas dari nadi dini kelainan pernafasan
- Kelainan bentuk dinding dada  Monitor frekuensi dan irama - Mencegah
- Penurunan energi/kelelahan pernapasan kecemasan pasien terhadap tindakan
- Perusakan/pelemahan muskulo-  Monitor suara paru
skeletal  Monitor pola pernapasan abnormal
- Obesitas  Monitor suhu, warna, dan kelembaban
- Posisi tubuh kulit - Memonitor keadaan
- Kelelahan otot pernafasan  Monitor sianosis perifer umum pasien
- Hipoventilasi sindrom - Mengetahui keadaan
- Nyeri tekanan darah dan keadaan
- Kecemasan - Mengetahui
- Disfungsi Neuromuskuler perbedaan dan perubahan tekanan darah
- Kerusakan persepsi/kognitif - Mengevaluasi
- Perlukaan pada jaringan syaraf kepatenan pemeriksaan
tulang belakang - Mengetahui pengaruh
- Imaturitas Neurologis aktifitas terhadap vital sign
- Mengetahui
kemampuan jantung dalam memaompakan
darah
- Mengetahui keadaan
pernafasan pasien
- Mengetahui
kelaianan pada paru
- Mengetahui
gangguan pernafasan pasien

11
- Mengevaluasi
oksigensai jaringan
- Mengevaluasi
oksigenasi jaringan perifer
-

2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d NOC : NIC :


obstruksi jalan nafas oleh penumpukan  Respiratory status : Ventilation
lendir, reflek batuk.  Respiratory status : Airway Airway suction
patency  Auskultasi suara nafas sebelum dan - Mengetahui keadaan paru-paru
Definisi : Ketidakmampuan untuk  Aspiration Control sesudah suctioning.
membersihkan sekresi atau obstruksi dari  Informasikan pada klien dan keluarga - Mengurangi kecemasan pasien dan
saluran pernafasan untuk Kriteria Hasil : tentang suctioning keluarga
mempertahankan kebersihan jalan nafas.  Mendemonstrasikan batuk efektif  Minta klien nafas dalam sebelum suction
dan suara nafas yang bersih, tidak dilakukan. - Memaksimalkan cadangan oksigen
Batasan Karakteristik : ada sianosis dan dyspneu  Berikan O2 dengan menggunakan nasal dalam paru-paru
- Dispneu, Penurunan suara nafas (mampu mengeluarkan sputum, untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal - Mensuplai oksigen sebelum section
- Orthopneu mampu bernafas dengan mudah,  Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
- Cyanosis tidak ada pursed lips) tindakan - Mencegah infeksi nosokomial dan
- Kelainan suara nafas (rales,  Menunjukkan jalan nafas yang  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas infeksi sekunder akibat tindakan
wheezing) paten (klien tidak merasa dalam setelah kateter dikeluarkan dari - Merelaksasikan jalan nafas dan
- Kesulitan berbicara tercekik, irama nafas, frekuensi nasotrakeal optimalisasi oksigenasi
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada pernafasan dalam rentang  Monitor status oksigen pasien
- Mata melebar normal, tidak ada suara nafas  Ajarkan keluarga bagaimana cara - Mengetahui status oksigenasi pasien
- Produksi sputum abnormal) melakukan suksion - Keluarga dapat berpartisipasi dalam
- Gelisah  Mampu mengidentifikasikan dan  Hentikan suksion dan berikan oksigen tindakan keperawatan
- Perubahan frekuensi dan irama mencegah factor yang dapat apabila pasien menunjukkan bradikardi, - Mencegah aspiksia dan hipoksemia
nafas menghambat jalan nafas peningkatan saturasi O2, dll.

Faktor-faktor yang berhubungan: Airway Management


- Lingkungan : merokok, menghirup  Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
asap rokok, perokok pasif-POK, atau jaw thrust bila perlu
- Memastikan adekuati jalan nafas
infeksi  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Untuk mengeluarkan sekret jalan nafas
- Fisiologis : disfungsi  Keluarkan sekret dengan batuk atau - Membersihkan jalan nafas
neuromuskular, hiperplasia dinding suction

12
bronkus, alergi jalan nafas, asma.  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara - Mengevaluasi bersihan jalan nafas
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan tambahan - Untuk mengencerkan sekret agar
nafas, sekresi tertahan, banyaknya  Kolaborasikan pemberian bronkodilator mudah dikeluarkan
mukus, adanya jalan nafas buatan, bila perlu
sekresi bronkus, adanya eksudat di
alveolus, adanya benda asing di
jalan nafas.

3 Risiko ketidakseimbangan temperatur NOC : NIC :


tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang,  Hydration Temperature Regulation (pengaturan
paparan lingkungan dingin/panas  Adherence Behavior suhu) - Untuk memonitor suhu tbuh
 Immune Status  Monitor suhu minimal tiap 2 jam - Mengetahui keadaan umum pasien
Definisi : Risiko kegagalan  Monitor TD, nadi, dan RR - Mengetahui keadaan suhu dengan
 Infection status
mempertahankan suhu tubuh dalam batas  Monitor warna dan suhu kulit visual kulit
 Risk control
normal.  Monitor tanda-tanda hipertermi dan - Untuk mncegah dehidrasi evaporasi
Faktor factor resiko:  Risk detection
hipotermi
 Perubahan metabolisme dasar  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi - Membantu mencegah keletihan pada
 Penyakit atau trauma yang  Ajarkan pada pasien cara mencegah poasien
mempengaruhi pengaturan suhu keletihan akibat panas - Memberikan pemahaman kepada pasien
 Pengobatan pengobatan yang  Beritahukan tentang indikasi terjadinya
menyebabkan vasokonstriksi dan keletihan dan penanganan emergency yang - Menurunkan suhu tubuh.
vasodilatasi diperlukan
 Pakaian yang tidak sesuai dengan  Berikan anti piretik jika perlu
suhu lingkungan
 Ketidakaktifan atau aktivitas
berat
 Dehidrasi
 Pemberian obat penenang
 Paparan dingin atau
hangat/lingkungan yang panas

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan  Nutritional Status : Nutrition Management
ingest/digest/absorb  Nutritional Status : food and  Berikan substansi gula - Mencegah dan mensuplay kalori
Fluid Intake  Berikan makanan yang terpilih ( sudah - Mensuplai asupan gizi

13
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk  Nutritional Status : nutrient dikonsultasikan dengan ahli gizi) - Mengetahui masukan nutrisi pasien
keperluan metabolisme tubuh. Intake  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan - Kelaurga mampu berperan serta
 Weight control kalori aktifdalam keperawatan
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil :  Berikan informasi tentang kebutuhan - Mengevaluasi masukan nutridsi
- Berat badan 20 % atau lebih di nutrisi
 Adanya peningkatan berat
bawah ideal  Kaji kemampuan pasien untuk
- Dilaporkan adanya intake
badan sesuai dengan tujuan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
makanan yang kurang dari RDA  Beratbadan ideal sesuai
(Recomended Daily Allowance) dengan tinggi badan
- Membran mukosa dan  Mampumengidentifikasi
konjungtiva pucat kebutuhan nutrisi
- Kelemahan otot yang digunakan  Tidk ada tanda tanda
untuk menelan/mengunyah malnutrisi
- Luka, inflamasi pada rongga  Menunjukkan peningkatan
mulut fungsi pengecapan dari
- Mudah merasa kenyang, sesaat menelan
setelah mengunyah makanan
 Tidak terjadi penurunan
- Dilaporkan atau fakta adanya
kekurangan makanan
berat badan yang berarti
- Dilaporkan adanya perubahan
sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB dengan makanan
cukup
- Keengganan untuk makan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa
patologi
- Kurang berminat terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
- Diare dan atau steatorrhea
- Kehilangan rambut yang cukup
banyak (rontok)

14
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :


Ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.

5 Ketidakefektifan pola minum bayi b/d NOC : NIC :


prematuritas  Breastfeeding Breastfeeding assistance
Estabilshment : infant  Fasilitasi kontak ibu dengan bayi sawal - mengenalkan bayi kepada ibunya
Definisi : Keadaan dimana ibu, bayi atau mungkin (maksimal 2 jam setelah lahir ) - Meningkatkan nyaman akan
 Knowledge : breastfeeding
anak mengalami ketidakpuasan atau  Sediakan kenyamanan dan privasi selama meningkatkan motivasi menyusui
kesukaran dalam proses menyusui.  Breastfeeding Maintenance
menyusui - Menentukan tindakan lanjutan bila bayi
 Monitor kemampuan bayi untukmenggapai tidak bisa menyusui
Kriteria Hasil : putting - Ibu mengetahui kebutuhan bayi
Batasan karakteristik :  Klien dapat menyusui  Dorong ibu untuk tidak membatasi bayi menyusui
 Ketidakpuasan menyusui dengan efektif menyusu - Meningkatkan kenyamanan bayi dan
 Menghisap tidak ditopang  Memverbalisasikan tehnik  Instruksikan perawatan putting ibu dalam menyusui
pada payudara untk mengatasi masalah untukmencegah lecet
 Tidak responsive pada menyusui  Diskusikan penggunaan pompa ASI kalau - Membantu mengeluarkan ASI
tindakan kenyamanan.  Bayi menandakan kepuasan bayi tidakmampu menyusu - Mensuplai masukan cairan untk
 Lecet putting susu terus menyusu  Dorong ibu untuk minum jika sudah memproduksi susu
menerus selama satu minggu  Ibu menunjukkan harga diri merasa haus
pertama menyusui yang positif dengan
 Dari hasil observasi : asupan menyusui
bayi tidak adekuat
 Ketidakcukupan pengosongan
masing masing payudara pada
setiap menyusui
 Beyi mengaliat dan menangis
saat disusui.
 Bayi memperlihatkan rewel

15
dan menangis dalam jam jam
pertama setelah menyusu
 Ketidakadekuatan suplai ASI
yang dirasakan
 Tidak terlihat tanda tanda
pengeluaran oksitosin
 Menghisap pada payudara
tidak terus menerus

Faktor factor yang berhubungan


 Pasanganatau keluarga tidak
mendukung
 Riwayat pembedahan
payudara
 Premature
 Riwayat kegagalan menyusui
 Lemahnya reflek menghisap
bayi
 Payudara ibu tidak normal
 Kecemasan
 Kurang pengetahuan
 Bayi tidak normal

6 Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin NOC : NIC :


 Thermoregulation Temperature regulation
Definisi : suhu tubuh dibawah rentang  Thermoregulation : neonate  Monitor suhu minimal tiap 2 jam - mengevaluasi suhu tubuh pasien
normal Kriteria Hasil :  Monitor TD, nadi, dan RR - Mengethuia keadan suhu pasien
Batasan Karakteristik :  Monitor tanda-tanda hipertermi dan - Mengevaluasi sedini mungkin adanya
 Suhu tubuh dalam rentang
 Penurunan suhu tubuh di bawah hipotermi kelaianan suhu
normal
rentang normal  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi - Mencegah kehilangan kehangatan lewat
 Pucat, menggigil  Nadi dan RR dalam rentang
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kulit
 Kulit dingin normal  Ajarkan indikasi dari hipotermi dan - Menurunkan suhu tubuh
 Hipertensi penanganan yang diperlukan
 Piloereksi

16
 Pengisian kapiler lambat  Berikan anti piretik jika perlu
 Takikardi
Faktor yang berhubungan :
 Berada di lingkungan yang
dingin/sejuk
 Medikasi yang menyebabkan
vasodilatasi
 Malnutrisi
 Pakaian yang tidak memadai
 Penyakit/trauma
 Evaporasi kulit di lingkungan
dingin
 Penurunan rata rata metabolic
 Kerusakan hipotalamus
 Konsumsi alcohol
 Tua
 Tidak aktif

17

Anda mungkin juga menyukai