Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Putu Eka Septiari

NIM : 1915613113
Absen : 20
Kelas : 5C D3 Akuntansi

PENJUALAN KONSINYASI

Konsinyasi adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang
menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan
komisi (tertentu). Terdapat 4 hal yang pada umumnya merupakan karekteristik dari transaksi
konsinyasi, yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansinya dengan transaksi
penjualan, yaitu :
1. Barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat dan tidak
boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner.
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui
timbulnya pendapatan.
3. Pihak konsinyor bertanggungjawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan
barang konsinyasi kecuali ditentukan lain.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga
keamanan & keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.
Alasan-Alasan Komisioner Menerima Perjanjian Konsinyasi, antara lain :

1. Komisioner dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan barang-


barang tersebut atau keharusan menjual dengan rugi.
2. Resiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang-barang konsinyasi
yang diterima atau dititipkan oleh pengamana

Hak-hak dan Kewajiban Yang Berhubungan Dengan Perjanjian Konsinyasi

1. Hak-Hak Komisioner :
a. Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang
dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumlah yang
diatur dalam perjanjian.
b. Dalam batas-batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan hak untuk
memberikan jaminan/garansi terhadap kualitas barang yang dijualnya.
c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan, komisioner berhak
memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku
pada umumnya untuk barang-barang sejenis, meskipun pengamanat dapat
mengadakan pembatasan-pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
2. Kewajiban-Kewajiban Komisioner :
a. Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari
pihak pengamanat.
b. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang- barang
milik pengamanat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
perjanjian.
c. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun dari segi administratif
terhadap barang-barang milik pengamanat, sehingga identitas barang-barang
tersebut tetap dapat diketahui setiap saat.
d. Membuat laporan secara periodik tentang barang-barang yang diterima,
barang-barang yang berhasil dijual dan barang-barang yang masih dalam
persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam
perjanjian.

Masalah Akuntansi Bagi Komisioner


Prosedur akuntansi yang diikuti oleh komisioner tergantung kepada :
1. Apakah transaksi-transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah sehingga pendapatan
dan laba dari konsinyasi ditentukan secara terpisah dari laba (rugi) dari kegiatan
penjualan reguler.
2. Transaksi-transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi- transaksi
penjualan reguler dari perusahaan komisioner, sehingga tidak dibedakan antara laba
konsinyasi dengan laba (rugi) dari penjualan reguler.

Akuntansi Untuk Komisioner

Berhubung penjualan konsinyasi melibatkan dua pihak yaitu pengamanat dan komisioner
maka akuntansi juga diselenggarakan di pengamanat dan juga diselenggarakan di komisioner.
Baik di pengamanat maupun di komisioner ada dua metode pencatatan akuntansi yang dapat
digunakan yaitu:
 Metode Terpisah Dalam metode terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi
disajikan secara terpisah dengan laba atau rugi penjualan biasa atau penjualan lainnya.
Sehingga pada akhir periode bisa diketahui dengan jelas laba atau rugi yang diperoleh
dari penjualan konsinyasi dari laba atau rugi dari penjualan lainnya. Akuntansi yang
diselenggarakan oleh masing-masing pihak
 Metode tidak terpisah Dalam metode tidak terpisah laba atau rugi dari penjualan
konsinyasinya tidak dipisahkan dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atau penjualan
lainnya. Sehingga pada akhir periode tidak bisa diketahui dengan jelas laba atau rugi
yang diperoleh dari penjualan konsinyasi Akuntansi yang diselenggarakan oleh
masingmasing pihak.

Masalah Akuntansi Untuk Perjanjian Penjualan Konsinyasi Yang Belum Selesai


Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampui akhir periode
akuntansi, sedangkan belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh
Komisioner maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan
dan terikat pada produk yang belum terjual (Inventoriable Cost). Biaya-biaya yang terikat
pada sebagian produk yang belum terjual baik yang berasal dari pihak pengamanat itu sendiri
maupun biaya yang dibebankan oleh komisioner harus ditangguhkan pembebanannya dari
pendapatan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.
Adanya penyesuaian terhadap inventoriable cost ini penting, dalam rangka penentuan
laba (rugi) periodiknya. Dengan demikian laba (rugi) periodik itu akan mencerminkan
pendapatan-pendapatan dengan seluruh biaya-biaya yang bersangkutan.

Uang Muka Dari Komisioner


Perjanjian konsinyasi kemungkinan disertai dengan persyaratan akan adanya uang
muka yang harus dibayar oleh komisioner untuk barang-barang komisi/titipan yang diterima.
Apabila hal itu terjadi maka terhadap uang muka yang diterma itu harus dicatat sebagai
“Uang Muka dari Komisioner”. Jumlah uang muka yang diterima oleh pengamanat tidak
boleh dikredit pada rekening “Barang-barang Konsinyasi”. Uang muka yang diterima dari
komisioner harus disajikan sebagai hutang di dalam neraca sampai dengan perhitungan
penyelesaian atas barang-barang yang telah laku dijual dibuat oleh komosioner yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai