Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah swt. menciptakan jin dan manusia adalah untuk
beribadah kepadaNya yang tidak ada sekutu bagiNya sebagaimana Allah swt.
tegaskan di dalam kitabNya yang mulia Alquranul karim,

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu.1
Manusia dan Jin diperintahkan untuk beridah kepada Allah swt. dan
tidak ada jalan dan cara untuk beribadah kepada Allah swt. degan benar kecuali
dengan ilmu syar’i, yang merupakan tangga untuk menuju Allah swt.
dan ia juga merupakan jalan menuju ridhaNya.
Agama islam tidak dapat tegak kecuali dengan ilmu. Islam beredar
dan didakwahkan di tengah-tengah masyarakat dengan ilmu, dan umat Islam
adalah umat yang berilmu, karena semua aturan dan ajaran yang terdapat di
dalam agama Islam ini didasari dan dilandasi dengan ilmu. Alquran dari
awal sampai akhir adalah ilmu yang banyak mengandung pelajaran yang sangat
penting dan berharga kepada kita, dan tidak dibenarkan kita berbicara tentang
agama ini kecuali dengan ilmu. Manusia diciptakan oleh Allah swt dalam
penciptaan yang sempurna, yang telah dibekali dengan jasad, ruh, dan akal. Allah
swt berfirman.

‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ْن َسا َن فِي َأ ْح َس ِن تَ ْق ِوي ٍم‬


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baikNya.2
Dengan kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia tersebut, kiranya ia
dapat memanfaatkan dan memaksimalkan semua potensi yang dimilikinya untuk
menuntut ilmu yang merupakan perintah dari Allah swt. dan RasulNya saw.,
karena manusia telah dibekali dengan akal sebagai alat untuk menuntut ilmu,
sebab ia adalah .
Dan ilmu memiliki kutamaan-keutamaan yang banyak, baik itu dzatnya,
pemiliknya, penuntutnya dan segala aspek yang disandarkan kepadanya.
Kedudukannya dalam Islam juga sangat mulia, maka dari itu, sudah sepatutnya

1
QS. Adz Dzaariyat/51:56
2
QS. At Tiin/95:4

1
bagi seorang muslim untuk menuntut ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat
dan ia juga merupakan aset manusia di akhirat nantinya. Islam memiliki banyak
aturan, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim dan
muslimah untuk mengetahuinya untuk bekal bagi mereka, dalam beribadah
kepada Alla swt.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nash-nash Alquran tentang kewajiban menuntut ilmu ?
2. Apa saja nash hadist-hadist tentang kewajiban menuntut ilmu ?
3. Ilmu apa saja yang wajib dituntut ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui nash-nash Alquran tentang kewajiban menuntut ilmu.
2. Untuk mengetahui nash hadist-hadist tentang kewajiban menuntut ilmu.
3. Untuk mengetahui ilmu yang wajib dituntut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nash-nash tentang kewajiban menuntut ilmu
1. Surat At – Taubah

‫َو َما َكا َن ْال ُمْؤ ِمنُو َن لِيَ ْنفِرُوا َكافَّةً ۚ فَلَ ْواَل نَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فِ ْرقَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَاِئفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّي ِن َولِيُ ْن ِذرُوا قَ ْو َمهُ ْم إِ َذا‬
‫َر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَ ْح َذرُون‬
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.3
Ayat diatas secara tegas mewajibkan kepada beberapa orang dari
berbagai kelompok, agar mereka mempelajari ilmu syar’i, dan
mengajarkannya kepada orang lain, dan agar mereka memahami seluk
beluknya dan mengajarkannya kepada orang lain, dan hendaklah mereka
mengingatkan kaum mereka ketika mereka telah kembali kepada mereka. 4
Walaupun dalam ayat di atas tidak ada kata-kata wajibun atau
faridhatun yang bermakna keharusan, tetapi dalam ayat di atas terdapat
lafadz liyatafaqqahuu yang merupakan fi’il mudhari yang dimasukkan lamul
amr. Dalam kaidah Ushul Fiqh dikatakan, “ Arti yang pokok dalam amr ialah
menunjukkan wajib”. Maka ayat di atas memiliki arti bahwa menuntut ilmu
itu wajib.5

َ ‫ب ْال ِع ْل ِم‬
َ َ‫وق‬،
‫ال‬ ِ َ‫ب طَل‬ ِ ْ‫ هَ ِذ ِه اآْل يَ ِة أصْ ُل فِ ْي ُوجُو‬: ُ ‫قَا َل ْالقُرْ طبِ ْي َر ِح َمهُ هَّللا‬
‫از ْيهَا َع َم ٌل‬ ِ َ‫َأ ْيضًا طَلَبُ ْال ِع ْل ِم ف‬
ِ ‫ض ْيلَةٌ َع ِظ ْي َمةٌ َو َمرْ تَبَةٌ َش ِر ْيفَةٌ اَل يُ َو‬
Berkata Al-Imam al-Qurtubi: ayat ini merupakan dasar tentang wajibnya
menuntut ilmu, dan Ia juga mengatakan bahawa menuntut ilmu itu adalah
sebuah keutamaan yang agung, dan martabat yang mulia yang tidak dapat
disamai oleh sebuah amalan.6

3
QS. At-Taubah/09:122
4
Abdurrahman Ibn Nasir As-Sa’di, Taisirul karimir rahman fi tafsiri kalami mannan,
(Beirut: Muassasah Ar-Risalah,2002), h. 355
5
Darani, Nurlia Putri. “Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Perspektif Hadis.” Jurnal Riset
Agama 1.1 (2021): 133-144.
6
Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad ibn abi Bakr ibn Farh al-Ansari as-Khazraji
Syamsuddin al-Qurtubi, Al-Jami’ Li Ahkamil quran (Kairo: Darul kutub al-Misriyah, 1964), jilid.
VIII,h. 293.

3
Dari penjelasan tafsir diatas, kita bisa menyimpulkan isi
kandungannya sebagai berikut :
 Ayat ini menjadi dasar tentang wajibnya menuntur ilmu.
 Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu.
 Disetiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang
menuntut ilmu (tafaqquh fiddin) sehingga perkampungan itu
tidak dilanda kebodohan.
 Misi orang yang menuntut ilmu adalah mengajarkan ilmu itu
kepada orang lain. Ia tak sekedar belajar untuk dirinya
sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan tarbiyah.
Adapun asbabun nuzul ayat ini terdapat dua pendapat. Pertama, ayat
ini diturunkan berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama
Rasulullah ke perang Tabuk. Allah menjelaskan apa yang dikehendakiNya
dalam ayat ini, kedua, berkenaan sejemlah orang dari kalangan sahabat nabi
yang pergi ke daerah pedalaman kemudian mereka memperoleh kebajikan
dari para penduduknya dan memperoleh manfaat dari kesuburan daerah itu.
Mereka berdakwah kepada orang yang merekan jumpai. Namun ada yang
mengatakan, “ tiada yang kami lihat melainkan kalian telah meninggalkan
Rasulullah dan kalian dating kepda kami”. Mendengar komentar itu, merekan
merasa berdosa. Kemudian mereka semua meninggalkan pedalaman dan
menghadap Rasulullah. Maka Allah menurunkan ayat ini.
2. Surat Al- ‘Alaq
‫ق ِأ ْق َرْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر ُم َألّ ِذيْ َعلَّ َم‬
َ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬
َ َ‫ق َخل‬ َ َ‫َخل‬ ْ‫اِ ْق َر ْابِس ِْم َربّكَ الّ ِذي‬
‫َمالَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ َ‫بِ ْالقَلَ ِم عَلَّ َم ااْل ِ ْن َسان‬
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah, Bacalah, dan Rabbmulah
yang paling pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.7
‫ي ا ْق َرْأ َمااُ ْن ِز َل ِألَ ْيكَ ِمنَ ْالقُرْ َأ ِن‬ َ ِّ‫قال االمام القرطبي— َو َم ْعنَى ِأ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬
ِ ‫ك َأ‬
‫ َوهُ َوَأ ْن ت َْذ ُك َر التَّ ْس ِميَةَ فِ ْي ا ْبتِدَا ِء ُكلِّ سُوْ َر ٍة‬، َ‫ُم ْفتَتِحًا بِاس ِْم َربِّك‬
Berkata al-Imam al-Qurtubi: Makna bacalah dengan menyebut nama
tuhanmu adalah bacalah wahai Muhammad apa yang telah diturunkan

7
QS. Al ‘Alaq/96:1-5

4
kepada engkau dari Alquran dengan memulai membaca nama tuhanmu
yaitu bismillah disetiap awal surat.8
Dari penjelasan tafsir diatas dapat disimpulkan kandungannya
sebagai berikut :
 Pentingnya ilmu pengetahuan
 Proses penciptaan manusia
 Anjuran untuk banyak membaca
 Dukungan mencari ilmu pengetahuan
 Segala ilmu datangnya dari Allah
Berdasarkan beberapa ayat yang telah disebutkan di atas, maka
nyatalah dan jelaslah bagi kita bahwa Allah swt. di dalam Alquran
memerintahkan dan mewajibkan kepada kita semua untuk belajar dan
menuntut ilmu, karena dengan ilmu maka kita dapat menjalankan semua
perintahNya dengan baik dan benar.
Ayat-ayat di atas sangat jelas dalam mewajibkan menuntut ilmu,
karena disetiap ayat tersebut terdapat perintah atau fi’il amri yang dalam
kaidah ushul fiqh disebutkan bahwa asal fi’il amri Imenunjukkan kepada
perkara wajib, selama tidak ada dalil atau qorinah lain yang
memalingkan dari asalnya tersebut. Selain dari ayat-ayat yang disebutkan
di atas masih banyak ayat-ayat lain yang membicarakan tentang wajibnya
menuntut ilmu.9
B. Nash hadis- hadis tentang kewajiban menuntut ilmu
1. Hadis Anas ibn Malik

َ ‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّم طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬


ٌ‫ْضة‬ َ ِ ‫قَا َل َرسُوْ ُل هّللا‬: ‫ال‬
َ َ‫ك ق‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ا ْب ِن َمال‬
)‫َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم (رواه ابن ماجه‬
Dari Anas ibn Malik ia berkata, Rasulullah bersabda menuntut ilmu itu
wajib kepada setiap muslim (H.R Ibn Majah)10
Kata ُ‫ طَلَب‬mengandung makna menuntut atau mencari sesuatu,
maksudnya ilmu itu diperoleh dengan mencari bukan berandai-andai. Kata

8
Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad ibn abi Bakr ibn Farh al-Ansari as-Khazraji
Syamsuddin al-Qurtubi, Al-Jami’ Li Ahkamil quran (Kairo: Darul kutub al-Misriyah, 1964), jilid.
20,h. 199.
9
QS. Muhammad/47:19, QS. Al-Anbiyaa/21:7, QS. At-Tahrim/66:6
10
Ibn Majah Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibn Majah, cet.2
(Riyad:Darussalam,2000), jilid. I, h.34

5
‫ ْال ِع ْل ُم‬bermakna ilmu yang bermanfaat. Kata ‫ْض——ةٌ َعلَى ُك——لِّ ُم ْس——لِ ٍم‬
َ ‫ فَ ِري‬bermakna
sesuatu hal yang harus dilakukan oleh kaum muslim dam muslimah.

َ‫ْس هُ َوالَّ ِذيْ يَظُنُّوْ ن‬


َ ‫ث فَقَا َل لَي‬ ْ ‫ك َأنَّهُ ُسِئ َل ع َْن تَ ْف ِسي ِْر هَ َذ‬
ِ ‫اال َح ِد ْي‬ —ِ ‫ي ع َِن ب ِْن ْال ُمبَا َر‬
—َ ‫ر ُِو‬
‫ْضةٌ َأ ْن يَقَ َع ال َّر ُج َل فِ ْي َش ْيٍئ ِم ْن ُأ ُموْ ِر ِد ْينِ ِه فَيَ ْسَأ ُل َع ْنهُ َحتَّى‬َ ‫ِأنَّ َما طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬
ُ‫يُ َعلِّ َمه‬
Diriwayatkan dari Ibn Mubarak bahwa ia ditanya tentang penjelasan dari
hadis diatas, maka beliau menjawab tidaklah hadis tersebut sebagaimana
dipahami oleh sebagian manusia, bahwa ilmu yang wajib dipelajari oleh
seorang laki-laki adalah ilmu yang berkaitan dengan urusan agamanya,
maka ia wajib bertanya tentangnya sehingga ia mengetahuinya.11
2. Hadis Abdullah ibn Mas’ud

َ‫ َوتَ َعلَّ ُموْ ا ْالقُرآن‬،‫اس‬


َ َّ‫ قَا َل َرسُوْ ُل تَ َعلَّ ُموْ ا ْل ِع ْل َم َو َعلِّ ُموْ هُ الن‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َع ِن ا ْب ِن َم ْس ُع ٍد‬
‫ َواِ َّن ْال ِع ْل َم‬، ٌ‫اس فَاِنِّ ْ—ي ا ْم ُرٌؤ َم ْقبُض‬َ َّ‫ض َو َعلِّ ُموْ هَا الن‬ ِ ‫ َوتَ َعلَّ ُموْ ا ْالفَ َراِئ‬،‫اس‬
َ َّ‫َو َعلِّ ُموْ هُ الن‬
‫ص ُل‬ ِ ‫ض ِة اَل يَ ِجدَان َأ َحدًا يَ ْف‬َ ‫اال ْثنَا ِن فِ ْي ْالفَ ِر ْي‬ ِ َ‫َظهَ ُ—ر ْالفِتَنُ َحتَّى يَ ْختَلِف‬ ْ ‫ َوت‬، ُ‫َسيُ ْقبَض‬
‫بَ ْينَهُ َما‬
Ibn Mas’ud meriwayatkan, “Rasulullah saw. Berkata kepadaku, tuntutlah
ilmu pengetahuan dan ajarkanlah kepada orang lain, pelajarilah Alquran
dan ajarkanlah kepada orang lain, tuntutlah ilmu kewarisan dan ajarkanlah
kepada orang lain, saya ini akan mati, ilmu akan berkurang dan cobaan
akan semakin banyak, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara dua
orang tentang suatu kewajiban, mereka tidak menemukan seorang pun yang
dapat menyelesaikannya.12
Dalam hadis ini, ada tiga perintah belajar, yaitu perintah mempelajari
al-‘ilm, al-faraid, dan Alquran. Menurut Ibn Mas’ud, ilmu yang dimaksud
disini adalaj ilmu syariat dan segala jenisnya. Al-faraid adalah ketentuan-
ketentuan, baik ketentuan Islam secara umum maupun ketentuan tentang
harta warisan. Mempelajari Alquran mencakup menghafalnya dan setelah
dipelajari maka diajarkan kepada orang lain supaya lebih sempurna. Beliau
memerintahkan agar para sahabat mempelajari ilmu, karena beliau sendiri
adalah manusia seperti manusia pada umumnya. Pada suatu saat, beliau akan

11
Abdurrahman ibn Abi Bakr Jalaluddin As-Suyuti, Syarhu ibn Majah, Misbahuz
Zujajah (Karasi: Qadimi Kutub Khanah, tt.), jilid. I, h. 20
12
Abu Umar Yusuf ibn Abdillah ibn Muhammad ibn ‘Abd al-Bar ibn ‘Asim ibn Namr al-
Qurtubi, Jami’ Bayanil ‘ilmi wa Fadlihi, cet. 1(Al-Mamlakah al-‘Arabiyyah as-Su’udiyyah: Dar
ibn al-Jauzi, 1994), jilid. I, h. 625.

6
wafat. Dengan adanya orang mempelajari ilmu, ilmu pengetahuan itu tidak
akan hilang.
3. Hadis Jabir

َ ‫ َسلُو هّللا‬: ‫صلَّى هّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‬


َ ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ي هّللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬ —َ ‫ض‬ِ ‫عن جابر َر‬
‫ َوتَ َع َّو ُذوْ ا بِاهَّلل ِ ِم ْن ِع ْل ٍم اَل يَ ْنفَ ْع‬،‫ِع ْل ًما نَافِعًا‬
Dari Jabir ra. Ia berkata : Rasulullah saw. bersabda, mintalah dan
mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat, dan berlindunglah kalian
dari ilmu yang tidak bermanfaat.13
4. Hadis Zaid ibn Tsabit
‫صلَّى هّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْن‬
َ ِ ‫ َأ َم َرنِ ْي َرسُوْ ُ—ل هّللا‬: ‫ي هّللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬
—َ ‫ض‬ ٍ ِ‫ع َْن َز ْي ِداب ِْن ثَاب‬
ِ ‫ت َر‬
‫ فَ َما‬: ‫ ِأنِّ ْي َوهَّللا ِ َما آمنُ يَهُوْ َد َعلَى ِكتَابِ ْي قَا َل‬: ‫ب يَهُوْ َد قَا َل‬ ِ ‫ت ِم ْن ِكتَا‬ٍ ‫َأتَ َعلَّ َم لَهُ َكلِ َما‬
ُ ‫َب ِألى يَهُوْ َد َكتَب‬
‫ْت‬ َ ‫ فَلَ َّما تَ َعلَّ ْمتُهُ َكانَ ِأ َذا َكت‬: ‫َم َّربِ ْي نِصْ فُ َشه ٍْر َحتَّى تَ َعلَّ ْمتُهُ لَهُ قَا َل‬
ُ ‫ِألَ ْي ِه ْم َوِأ َذا َكتَبُوْ ا ِألَ ْي ِه قَ َرْأ‬
‫ت لَهُ ِكتَا بَهُ ْم‬
Dari Zaid bin Tsabit ra. Berkata: Rasulullah saw. memerintahku untuk
belajar beberapa bahasa dari tulisan Yahudi. Sabda Nabi saw.
Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak yakin bangsa Yahudi (memahami) atas
tulisanku. Kata Zaid : maka tidak lebih setangah bulan aku telah (berhasil)
mempelajarinya. Kata Zaid saat aku telah mempelajarinya, jika Nabi
menulis untuk orang Yahudi, akulah yang menulisnya untuk mereka, dan jika
mereka menulis kepada Nabi, akulah yang membacakan tulisan-tulisan
mereka.14
C. Nash-nash tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
1. Alquran al-Karim
ۖ ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم‬ ِ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا— يَ ْف َس‬
‫يل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا— ْال ِع ْل َم‬ َ ِ‫َوِإ َذا ق‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ٍ ‫َد َر َجا‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
“berlapang-lapanglah dalam majlis”, lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

13
Abu Dawud Sulaiman ibn Dawud ibn al-Jarud at-Toyalisi al-Basari, Musnad Abi
Dawud at-Toyalisi, cet.1 (Mesir: Dar Hijri, 1999), Jilid. I,h. 318
14
Muhammad ibn Isa ibn Saurah ibn Musa, at-Tirmizi, Abu Isa, Sunan at-Tirmizi, cet.2
(Mesir:Mustafa al-Babi al-Halabi, 1975), jilid. V, h. 67

7
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.15

ِ ِ‫ب ِم ْن َمجْ ل‬
‫س‬ ِ ْ‫ص َحابَةَ َكانُوْ ا يَتَنَافَسُوْ نَ فِ ْي ْالقُر‬ َّ ‫ َأ َّن ال‬:‫اال َما ُم ْال َم َرا ِغ ْي‬
ِ ‫قَا َل‬
‫اع َح ِد ْيثِ ِه لِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْال َخي ِْر ْال َع ِمي ِْم‬
ِ ‫صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لِ ِس َم‬
َ ِ ‫َرسُوْ ُل هَّللا‬
‫َو ْالفَضْ ُل ْال َع ِظي ِْم‬
Berkata al-Iman Al-Maraghi: Bahwa para sahabat berlomba-lomba
untuk duduk lebih dekat dengan Rasulullah saw. di majlis beliau untuk
mendengarkan pembicaraan beliau, karena didalam pembicaraan beliau
itu ada kebaikan yang banyak, dan keutamaan yang agung.16
Berdasarkan penelaahan penulis, sesungguhnya masih ada
beberapa ayat di dalam Alquran yang secara tegas menjelaskan tentang
keutamaan ilmu dan orang yang berilmu.
2. Hadis Abu Hurairah
ُ‫ ِأ َذا َماتَ ااْل ِ ْن َسان‬:‫ قَا َل‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ ‫ َأ َّن َرسُوْ ُل هَّللا‬،َ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َري َْرة‬
ُ‫ح يَ ْد ُعوْ لَه‬ َ ‫ َأوْ َولَ ٍد‬،‫ َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِأاَّل ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda: Jika seorang
manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal;
dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak
shalih yang mendoakannya.17
Hadis di atas menjelaskan tentang beberapa amalan/perbuatan
yang akan tetap mengalir pahalanya kepada orang yang melakukannya,
diantarnya adalah ilmu yang bermanfaat, oleh karena itu sangat nyatalah
dihadis tersebut bahwa orang yang berilmu, mempunyai keutamaan dan
kedudukan yang sangat tinggi baik di dunia maupun di akhirat.
D. Hukum Menuntut Ilmu dan Ilmu Yang Wajib Dituntut
Ibn Abdil Bar rahimahullah mengatakan, para ulama telah bersepakat
bahwa ilmu itu ada yang wajib ‘ain yaitu ilmu diwajibkan kepada setiap orang
yang khusus untuk dirinya, dan ilmu wajib kifayah jika dilakukan oleh sebagian
orang, maka gugurlah kewajiban dari orang lain. Ilmu yang wajib diketahui oleh
15
QS. Ali Imran/03:18
16
Ahmad ibn Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, cet. I (Mesir: Mustafa al-Babi al-
Halabi, 1946), jilid 28, h.16
17
Muslim ibn Hajjaj Abu Hasan al-Qusyairi an-Naisaburi, Al-Musnad as-Shahih al-
Mukhtasar binaqli al-‘adli ila Rasulullahi Shalllahu ‘alaihi wasallam, cet. I(Beirut: Dar Ihya at-
Turas al-‘Arabi), jilid. 4, h.2074

8
setiap orang adalah ilmu tauhid yang berkaitan dengan syahadatain, dan
keyakinan tentang Allah swt. yang maha esa yang tidak ada sekutu bagiNya,
tidak ada serupa denganNya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan
keyakinan bahwa Allah swt. maha menghidupkan dan maha mematikan, yang
maha mengetahui tentang yang ghaib dan yang nyata.
Seorang muslim harus meyakini bahwa Alquran adalah kalamullah dan
dhalat lima waktu itu adalah wajib, dan harus pula seorang muslim mengetahui
tentang kewajiban yang mengiringi shalat tersebut, seperti thaharah dan hokum
lainnya yang berkaitan dengannya, dan begitu juga dengan puasa, zakat, haji, dan
lain-lain. Adapun wajib kifayah adalah ilmu yang jika pelajari atau dilakukan
oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban dari orang lain. 18 Sementara itu
maksud dari wajib kifayah adalah sebuah perintah wajib yang ditujukan kepada
sebuah kelompok bukan individu. Artinya, kewajiban dari sebuah kelompok
tersebut dianggap gugur bila salah satu dari kelompok tersebut mengerjakannya.
Atau bisa dikatakan dengan perintah menuntut ilmu yang wajib kifayah dipelajari
oleh seluruh umat muslim akan gugur. Bila sebagian dari umat muslim telah
mempelajarinya. Ilmu yang dimaksud dalam hukum wajib kifayah adalah ilmu
yang berfungsi untuk kesejahteraan manusia. Misalnya ilmu hadits, ilmu tafsir,
ilmu bahasa Arab, ilmu usul fikih, ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu kontraktor,
ilmu biologi, ilmu pertanian, dan sebagainya
E. Skala Prioritas dalam Menuntut Ilmu
Ibn Qayyim telah menjelaskan ilmu apa saja yang wajib dipelajari oleh
setiap muslim. Ilmu tersebut diantaranya adalah :
1. Ilmu tentang pokok-pokok keimanan
2. Ilmu tentang syariat-syariat Islam. Diantaranya adalah ilmu tentang
hal-hal khusus yang dilakukan oleh seorang hamba,seperti ilmu
tentang wudhu, shalat, puasa, haji, zakat, dan kita wajib untuk
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ibadah-ibadah tersebut,
misalnya tentang syarat, rukun dan pembatalnya.
3. Ilmu tentang lima hal yg diharamkan yang disepakati oleh para Rasul
dan syariat sebelumnya. Kelima hal ini disebutkan oleh Allah swt.
dalam surat Al-A’raf/7:33, kelima hal ini adalah perkara yang
diharamkan atas setiap orang pada setiap keadaan. Maka wajib bagi
kita untuk mempelajari larangan-larangan Allah swt, seperti

18
Ibn Namr al-Qurtubi, Jami’ Bayan……….Jilid. I, h.56

9
haramnya zina, riba, minum khamr, dan sebagainya, sehingga kita
tidak melanggar larangan-larangan tersebut karena kebodohan kita.
4. Ilmu yang berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara seseorang
dengan orang lain secara khusus misalnya suami, istri, anak, dan
keluarga dekatnya, atau dengan orang lain secara umum. Ilmu yang
wajib menurut jenis yang keempat ini berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan keadaan dan kedudukan seseorang. Misalnya, seorang
pedagang wajib mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan
perdagangan atau transaksi jual-beli. Ilmu ini berbeda-beda sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.19 Ibn Qayyim
berpendapat sebagaimana yang telah diuraikan di atas, karena beliau
hidup pada suatu zaman dan lingkungan yang menurut beliau, hal-hal
di atas adalah yang mesti dan wajib diketahui oleh setiap muslim dan
muslimah pada saat itu.

19
Muhammad ibn Abi bakar ibn Ayyub ibn Saad Syamsuddin ibn Qayyim Al- Jauziyah,
Miftahu Darussa’adah wa Mansyur wilayatul ‘Ilmu wal Iradah (Beirut: Dar Kutub Al-
Imiyaha,tt.), h. 156

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewajiban menuntut ilmu dibebankan kepada setiap muslim dan
muslimah, kewajiban menuntut ilmu telah banya dijelaskan dan diterangkan
didalam nash-nash Alquran dan hadis, diantaranya surat At-Taubah ayat 122, dan
Al-‘Alaq ayat 1-5, dan begitu dengan hadis nabi, diantaranya adalah hadis
riwayat Ibn Majah, Anas ibn Malik, Abdullah ibn Mas’ud dan lain-lain.
Keutamaan ilmu dan orang yang berilmu juga banyak dijelaskan didalam
Alquran dan hadis nabi, sehingga kewajiban menuntut ilmu ternyata bukan hanya
menunaikan kewajiban semata, tetapi ternyata juga untuk mendapatkan
kedudukan dan keutamaan yang luar biasa.
Ibn Abdil Bar rahimahullah mengatakan, para ulama telah bersepakat
bahwa ilmu itu ada yang wajib ‘ain yaitu ilmu diwajibkan kepada setiap orang
yang khusus untuk dirinya, dan ilmu wajib kifayah jika dilakukan oleh sebagian
orang, maka gugurlah kewajiban dari orang lain. Ilmu yang wajib diketahui oleh
setiap orang adalah ilmu tauhid yang berkaitan dengan syahadatain, dan
keyakinan tentang Allah swt. yang maha esa yang tidak ada sekutu bagiNya,
tidak ada serupa denganNya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan
keyakinan bahwa Allah swt. maha menghidupkan dan maha mematikan, yang
maha mengetahui tentang yang ghaib dan yang nyata. Misalnya ilmu hadits, ilmu
tafsir, ilmu bahasa Arab, ilmu usul fikih, ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu
kontraktor, ilmu biologi, ilmu pertanian, dan sebagainya.
Ibn Qayyim telah menjelaskan ilmu apa saja yang wajib dipelajari oleh
setiap muslim. Ilmu tersebut diantaranya adalah ilmu tentang pokok-pokok
keimanan, ilmu tentang syariat-syariat Islam, ilmu tentang hal-hal yang
diharamkan, dan ilmu yang berkaitan dengan interaksi dengan manusia.

11
Daftar Pustaka

Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah ibn Musa, at-Tirmizi, Sunan at-Tirmizi , cet. 2
(Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1975)

Al- Jauziyah, Muhammad ibn Abi Bakar ibn Ayyub ibn Saad Syamsuddin ibn
Qayyim, Miftahu Darussa’adah wa Mansyur wilayatul al-Ilmi wal Iradah
(Beirut: Dar Kutub Al-lmiyah,tt.)

Al-Asqalani, Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu Fadl, Fathul Bari Syarhu Shahih al-
Bukhari (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1379)

Al-Basari, Abu Dawud Sulaiman ibn Dawud ibn al-Jarud at-Toyalisi, Musnad Abi
Dawud at-Toyalisi, cet.1 (Mesir: Dar Hijri, 1999)

Al-Maraghi, Ahmad ibn Mustafa, Tafsir al-Maraghi, cet. I (Mesir: Mustafa al- Babi
al-Halabi, 1946)

Al-Qazwaini, Ibn Majah Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid, Sunan Ibn Majah, cet .2
(Riyad: Darussalam, 2000)

al-Qurtubi, Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad ibn abi Bakr ibn Farh al-Ansari al-
Khajrazi Syamsuddin, Al-Jami’ Li Ahkamil quran, cet. 2 (Kairo: Darul kutub
al-Misriyah, 1964)

An-Naisaburi, Muslim ibn Hajjaj Abu Hasan al-Qusyairi, Al-Musnad as-Shahih al-
Mukhtasar binaqli al-‘adli ila Rasulullahi Shalllahu ‘alaihi wasallam, cet. 1
(Beirut: Dar Ihya at- Turas al-‘Arabi)

As-Sa’di, Abdurrahman Ibn Nasir, Taisirul karimir rahman fi tafsiri kalami


mannan, cet.1 (Beirut: Muassasah Ar-Risalah,2002)

As-Sijistani, Abu Dawud Sulaiman ibn al-‘Asy’aṡ ibn Ishak ibn Basyir ibn
Syaddad ibn Amr al-Azdari, Sunan Abi Dawud (Beirut: Al- Maktabah Al-
‘Asriyah, tt.)

As-Suyuti, Abdurrahman ibn Abi Bakr Jalaluddin, Syarhu ibn Majah, Misbahuz
Zujajah (Karasi: Qadimi Kutub Khanah, tt.)

At-Tabari, Muhammad ibn Jarir ibn Yazid ibn Kasir ibn Ghalib al-Amali, Abu
Ja’far, Jami’ al-Bayan fi Ta’wililil quran, cet. 1 (Beirut: Muassasah ar-
Risalah, 2000)

Darani, Nurlia Putri. “Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Perspektif Hadis.” Jurnal Riset Agama 1.1
(2021): 133-144.

Namr al-Qurtubi, Abu Umar Yusuf ibn Abdillah ibn Muhammad ibn ‘Abd al-Bar ibn
‘Asim ibn, Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadlihi, cet. 1 (Al-Mamlakah al-
‘Arabiyyah as-Su’udiyyah: Dar ibn al- Jauzi, 1994)
Umar, Bukhari, Hadis Tarbawi, cet.2 (Jakarta: Amzah, 2014)

12

Anda mungkin juga menyukai