Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KONSEP HAKIKAT MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Dasar – dasar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu :

1. Dr. Fetri Yeni J, M.Pd


2. Rosmaria, M.Pd

Oleh :

KELOMPOK 1

1. Regina Cahyani Zamrudi (20018091)


2. Ridwan Azis Amrullah (20018092)
3. Rabil Alamsyah (20018088)
4. Feby Rahmayanti (20018060)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Hakikat Manusia ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok 1
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Hakikat Manusia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk Dr. Fetri Yeni J. M.Pd dan buk Rosmaria M.Pd,
selaku dosen Dasar-dasar Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 22 September 2020

ii
DAFTAR ISI

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Manusia Secara Umum 3

B. Konsep Hakikat Manusia Menurut Al-Quran 3

C. Konsep Hakikat Manusia Menurut Pakar 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 8

B. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makalah ini kami tujukan kepada masyarakat umum khususnya remaja, pelajar,
mahasiswa/mahasiswi, dan generasi muda yang tidak lain adalah generasi penerus bangsa
agar kita dapat memahami konsep hakikat manusia dalam islam maupun menurut pakar.
Kajian tentang hakikat manusia telah banyak dilakukan oleh para ahli, hal ini dilakukan
karena manusia selain sebagai pelaku juga sebagai sasaran dalam pengertian hakikat manusia,
dari hal ini memunculkan banyak teori-teori yang dikemukakan para ahli, misalnya teori dari
Plato, Martin Buber, Warner (Pandangan Psikoanalitik), Max Scheller (Das Kranke Dier),
John Locke, Notonagoro (Monopluralis), Socrates (Zoon Politicon), Aristoteles, William
Ernest Hochking, Darwin, menurut pandangan Humanistik, dan menurut pandangan
Organismik.

Dalam konsep islam (Al-Quran), Manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai
jasad, ruh, jiwa, akal, nafsu dan sebagainya. Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan
lebih mulia dari malaikat, manusia juga merupakan satu-satunya makhluk yang mendapat
banyak perhatian besar dari dalam Al-Quran. Didalam Al-Quran terdapat lima penyebutan
manusia yang sering muncul, yakni Al-ins (Insan), Al-nas atau unas, baasyar dan bani adam.

Berbicara tentang manusia tentu sangat menarik dan tidak akan pernah selesai. Hal ini
dikarenakan selalu saja terdapat banyak pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah
mengeluarkan berbagai macam pengertian manusia, namu sampai saat ini belum sampai
kepada kesepakatan tentang pengertian manusia yang sebenarnya.

Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini akan membahas tentang
konsep hakikat manusia menurut islam (Al-Quran) maupun menurut ahli.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hakikat manusia secara umum?

2. Apa penjelasan hakikat manusia menurut pandangan islam (Al-Quran)?

3. Apa saja teori-teori hakikat manusia menurut para ahli?

1
C. Tujuan Pembahasan

Makalah ini kami tujukan


untuk masyarakat umum
khususnya di kalangan
remaja,
pelajar dan generasi muda
yang tidak lain adalah sebagai
generasi penerus bangsa agar
kita
semua memahami konsep
manusia dalam dunia islam
serta memahami tanggung
jawab
manusia sebagai hamba
Allah dan khalifah di
muka bumi. Kajian tentang
manusia telah
banyak dilakukan para ahli,
yang selanjutnya dikaitkan
dengan berbagai kegiatan,
seperti
politik, ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan, agama
dan lain sebagainya. Hal
tersebut
dilakukan karena manusia
selain sebagai subjek
(pelaku), juga sebagai objek
(sasaran) dari
berbagai kegiatan tersebut,
dari pemikiran ini selanjutnya
memunculkan banyak sebutan
atau
predikat untuk manusia
yang dikemukakan para
ahli filsafat, misalnya;
homo sapiens,
(makhluk yang mempunyai
budi pekerti/berakal), animal
rational atau hayawan nathiq
(binatang yang dapat
berpikir), homo laquen
(makhluk yang pandai
menciptakan bahasa),
zoon politicoi (makhluk yang
pandai bekerja sama), homo
economicus (makhluk yang
tunduk
kepada prinsip-prinsip
ekonomi), homo religious
(makhluk yang beragama),
homo
planemanet (makhluk
ruhaniah-spiritual), homo
educandum (makhluk yang
dapat
dididik/educable), serta homo
faber (makhluk yang selalu
membuat bentuk-bentuk baru).
Dalam konsepsi Islam,
manusia merupakan satu
hakikat yang mempunyai
dua
dimensi, yaitu dimensi
material (jasad) dan
dimensi immaterial (ruh,
jiwa, akal dan
sebagainya). Unsur jasad akan
hancur dengan kematian,
sedangkan unsur jiwa akan
tetap dan
bangkit kembali pada hari
kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-
79). Manusia adalah
makhluk yang
mulia, bahkan lebih mulia dari
malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29).
Bahkan manusia adalah satu-
satunya mahluk yang
mendapat perhatian besar
dari Al-Qur’an, terbukti
dengan begitu
banyaknya ayat al-Qur an yang
membicarakan hal ikhwal
manusia dalam berbagai
aspek-‟
nya, termasuk pula dengan
nama-nama yang diberikan al-
Qur’an untuk menyebut
manusia,
setidaknya terdapat lima kata
yang sering digunakan Al-
Qur’an untuk merujuk
kepada arti
manusia, yaitu insan atau ins
atau al-nas atau unas, dan kata
basyar serta kata bani adam
atau
durriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi
tentang manusia memang
menarik dan tidak pernah
tuntas.
Pembicaraan mengenai
makhluk psikofisik ini
laksana suatu permainan
yang tidak pernah
selesai. Selalu ada saja
pertanyaan mengenai manusia.
Para ahli telah mencetuskan
pengertian
1
manusia sejak dahulu kala,
namun sampai saat ini
pun belum ada kata
sepakat tentang
pengertian manusia yang
sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai
penulis melalui makalah ini
ingin mengingatkan kembali
kepada para pembaca
mengenai eksistensi dan
manusia dalam pandangan
islam serta
tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allah dan
khalifah di muka bumi.
Makalah ini kami tujukan
untuk masyarakat umum
khususnya di kalangan
remaja,
pelajar dan generasi muda
yang tidak lain adalah sebagai
generasi penerus bangsa agar
kita
semua memahami konsep
manusia dalam dunia islam
serta memahami tanggung
jawab
manusia sebagai hamba
Allah dan khalifah di
muka bumi. Kajian tentang
manusia telah
banyak dilakukan para ahli,
yang selanjutnya dikaitkan
dengan berbagai kegiatan,
seperti
politik, ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan, agama
dan lain sebagainya. Hal
tersebut
dilakukan karena manusia
selain sebagai subjek
(pelaku), juga sebagai objek
(sasaran) dari
berbagai kegiatan tersebut,
dari pemikiran ini selanjutnya
memunculkan banyak sebutan
atau
predikat untuk manusia
yang dikemukakan para
ahli filsafat, misalnya;
homo sapiens,
(makhluk yang mempunyai
budi pekerti/berakal), animal
rational atau hayawan nathiq
(binatang yang dapat
berpikir), homo laquen
(makhluk yang pandai
menciptakan bahasa),
zoon politicoi (makhluk yang
pandai bekerja sama), homo
economicus (makhluk yang
tunduk
kepada prinsip-prinsip
ekonomi), homo religious
(makhluk yang beragama),
homo
planemanet (makhluk
ruhaniah-spiritual), homo
educandum (makhluk yang
dapat
dididik/educable), serta homo
faber (makhluk yang selalu
membuat bentuk-bentuk baru).
Dalam konsepsi Islam,
manusia merupakan satu
hakikat yang mempunyai
dua
dimensi, yaitu dimensi
material (jasad) dan
dimensi immaterial (ruh,
jiwa, akal dan
sebagainya). Unsur jasad akan
hancur dengan kematian,
sedangkan unsur jiwa akan
tetap dan
bangkit kembali pada hari
kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-
79). Manusia adalah
makhluk yang
mulia, bahkan lebih mulia dari
malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29).
Bahkan manusia adalah satu-
satunya mahluk yang
mendapat perhatian besar
dari Al-Qur’an, terbukti
dengan begitu
banyaknya ayat al-Qur an yang
membicarakan hal ikhwal
manusia dalam berbagai
aspek-‟
nya, termasuk pula dengan
nama-nama yang diberikan al-
Qur’an untuk menyebut
manusia,
setidaknya terdapat lima kata
yang sering digunakan Al-
Qur’an untuk merujuk
kepada arti
manusia, yaitu insan atau ins
atau al-nas atau unas, dan kata
basyar serta kata bani adam
atau
durriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi
tentang manusia memang
menarik dan tidak pernah
tuntas.
Pembicaraan mengenai
makhluk psikofisik ini
laksana suatu permainan
yang tidak pernah
selesai. Selalu ada saja
pertanyaan mengenai manusia.
Para ahli telah mencetuskan
pengertian
1
manusia sejak dahulu kala,
namun sampai saat ini
pun belum ada kata
sepakat tentang
pengertian manusia yang
sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai
penulis melalui makalah ini
ingin mengingatkan kembali
kepada para pembaca
mengenai eksistensi dan
manusia dalam pandangan
islam serta
tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allah dan
khalifah di muka bumi.
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai pengertian hakikat manusia secara umum

2. Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep hakikat manusia menurut Al-Quran

3. Untuk memberikan pemahaman tentang konsep hakikat manusia menurut Pakar


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Manusia Secara Umum

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar benarnya dari
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau
yang menjadi jiwa sesuatu. Jadi, hakikat manusia adalah gagasan atau konsep mendasar
tentang siapa sebenarnya diri manusia itu sendiri dan fungsinya sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT.

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Ia tidak
bisa hidup sendiri. Manusia juga dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.

Hakikat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti yang bermacam-macam,


karena terdapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakikat manusia itu sendiri,
seperti :

 Perspektif filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir


karena memiliki nalar intelektual.
 Perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi.
 Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang sejak lahir
hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya.
 Perspektif antropologi berpendapat manusia adalah makhluk antropologis yang
mengalami perubahan dan evolusi.
 Perspektif psikologi, manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa

B. Konsep Hakikat Manusia Menurut Al-Quran

1. Sebagai Hamba Allah

Manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan menjalani segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun yang dimaksud dengan perintah Allah
adalah melaksanakan Sholat wajib, berpuasa dibulan ramadahan, membayar zakat,
haji bagi yang mampu menjalaninya, dan melaksanakan ibadah lainnya dengan ikhlas.
Hal ini terdapat dalam QS:Al-Bayyinah : 5, yang artinya :

“ Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya


semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)”

2. Sebagai An-Nas

Kata An-naas diambil dari kata an-nawsyang yang berarti gerak, dan ada juga yang
berpendapat bahwa an-naas berasal dari unnas yang artinya nampak. Kata An-naas
dalam Al-quran mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia
yang lain atau dalam masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa keberadaan manusia lainnya, sebagaimana terdapat dalam QS: An-Nisa :1
yang artinya :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada
keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta
satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu”

Dan dalam QS: Al-Hujurat : 13, yang artinya :


“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

3. Sebagai Khalifah Allah

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi.
Khalifah adalah penerus agama islam dan ajaran Allah SWT. Manusia yang menjadi
khalifah wajib mempertanggung jawabkan perbuatannya kelak di hari akhir. Hal ini
terdapat dalam QS Shad : 26, yang artinya :
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi,
maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”

4. Sebagai Bani Adam

Manusia disebut Bani Adam karena manusia menunjukkan pada asal usul yang
bermula dari nabi Adam as sehingga manusia bisa tau dan sadar akan jati dirinya. Hal
ini menunjukkan bahwa manusia bukanlah hasil dari evolusi makhluk antropus
(sejenis kera). Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati
nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Hal ini terdapat dalam
QS: Al-Araf : 26-27, yang artinya :

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
4
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …”

5. Sebagai Al-Insan

Terdapat dalam QS Al-Hud : 9 yang artinya :


“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami
cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.”

Hal ini berartikan manusia sebagai Al-Insan yang merupakan kemampuannya dalam
menguasai ilmu dan pengetahuannya serta kemampuannya untuk berbicara dan
melakukan hal lainnya

6. Sebagai Makhluk Biologis (Al – Basyar)

Al-Basyar dipakai menyebut semua makhluk, baik pria maupun wanita. Sebagai
manusia harus melalui proses sehingga mencapai tahapan kedewasaan agar dapat
memikul tanggung jawabnya sebagai khalifah dibumi.

Manusia disebut al-basyar, karena manusia juga sebagai makhluk bilogis yang
memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas, tumbuh, memerlukan
makanan dan berkembang biang serta hal lainnya.

Hal ini terdapat dalam QS Al-Kahfi : 110 yang artinya :


“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa (basyarun) seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang
Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya.'”

Semua hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat
menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia harus memenuhi tugas
dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikatnya sebagai makhluk ciptaan
Allah

B. Konsep Hakikat Manusia Menurut Pakar

1. Menurut pandangan Notonagoro


Manusia adalah makhluk monopluralis, artinya manusia merupakan satu kesatuan
antara jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini meliputi cipta, rasa
dan karsa.
Hakikat Manusia yaitu memliki keinginan, harapan, cita-cita dan perasaan yang
berbeda. Keinginan dan harapan tidak lepas karena manusia memiliki jiwa yang
optimis. Jiwa yang selalu berpikir positif akan masa depannya

2. Menurut pandangan Darwin


Manusia dipandang secara jasmani yaitu manusia berasal dari evolusi hewan
bertulang belakang

3. Menurut Warner (Pandangan Psikoanalitik)


Hakikat manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat
insting. Hal ini menyebabkan tingkah laku seseorang diatur dan dikontrol oleh
kekuatan psikologis yang suda ada didalam diri manusia.

4. Menurut pandangan Humanistik


Hakikat manusia yaitu memiliki dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk
mengarahkan dirinya mencapai tujuan yang positif. Mereka menganggap manusia itu
rasional dan dapat menentukan nasibnya sendiri. Hal ini membuat manusia terus
berubah dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan sempurna.

5. Menurut pandangan Martin Buber


Mengatakan bahwa pada hakikatnya manusia tidak bisa disebut apapun, karena
manusia adalah kehidupan atau keberadaan yang memiliki potensi namun dibatasi
oleh kesemestaan alam, apa yang dilakukan tidak dapat diprediksi. Dalam pandangan
ini manusia berpotensi menjadi baik atau jahat, tergantung kecenderungan mana yang
lebih besar dari diri manusia itu sendiri.

6. Menurut pandangan Organismik


Menganggap hakikat manusia sebagai makhluk aktif, keutuhan yang terorganisasi dan
selalu berubah. Manusia menjadi sesuatu karena hasil dari apa yang dilakukannya
sendiri.

7. Menurut pandangan Socrates


Manusia adalah zoon politicon atau hewan yang bermasyarakat, hewan yang memiliki
keluaraga dan memiliki kampung halaman

6
8. Plato
Hakikat manusia itu ada tiga, yaitu roh, rasio ( akal ) dan kesenangan ( nafsu). Dalam
pandangannya, berdasarkan ketiga unsur maka manusia dapat dibedakan menjadi tiga
jenis :
1) Manusia yang didominasi oleh rasio yang hasrat utamanya memperoleh ilmu
pengetahuan
2) Manusia yang didominasi oleh roh yang hasrat pertamanya meraih prestasi
3) Manusia yang didominasi oleh hawa nafsu yang hasrat utamanya adalah
materi. Tugas rasio disini adalah mengontrol roh dan nafsu

9. Menurut pandangan William Ernest Hochking


Manusia adalah hewan yang ketawa. Manusia adalah hewan yang menggambarkan
lukisan. Manusia adalah hewan yang sadar diri. Manusia adalah hewan yang dapat
merasa malu, semestara tidak ada makhluk lain yang memperhatikan tanda-tanda
pembelaan untuk protes naturalnya.

10. Menurut pandangan John Locke


Mengatakan bahwa jiwa manusia ketika dilahirkan bersih, kemudian diisi oleh
pengalaman-pengalaman yang didapatnya semasa hidup. Maka pengalamanlah yang
paling menentukan keadaan manusia.
7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan makhluk


yang Allah ciptakan dari tanah, manusia memiliki akal dan hawa nafsu, jasmani dan
rohani. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi kepada-Nya serta manusia
diciptakan juga untuk menjadi khalifahnya Allah.
Menurut Pakar dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat
menentukan sendiri arah tujuannya tergantung situasi disekitar lingkungannya, dan
juga manusia merupakan makhluk sosial yang sangat bergantung kepada orang lain.

Manusia bukan makhluk sempurna, masih banyak kekurangan yang ada dalam
diri manusia, contohnya kurangnya pemahaman manusia tentang agama, oleh sebab
itu manusia harus saling menghormati satu sama lain, sebagai manusia kita juga harus
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta kita juga harus
mematuhi aturan yang ada

B. Saran

Dari penulisan makalah ini, kami menyarankan agar kita harus menjadi
individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Demikianlah
makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan
kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan memakluminya, karena


kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, dan lupa.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Muhammad Ihsan Asrofi. 2019. Hakikat Manusia menurut Islam.


https://www.researchgate.net/publication/335825647_Hakikat_Manusia_Menurut_Isl
am (diakses 18 september 2020)

 Afrida Afrida. 2018. Hakikat Manusia dalam Perspektif Al-Quran.


http://jurnal.fs.iainkerinci.ac.id/index.php/alqisthu/article/view/51 (diakses 18
september 2020)

 S Khasinah. 2013. Hakikat Manusia menurut pandangan Islam dan Barat.


Media.neliti.com (diakses 16 september 2020)

 Sitti Khanisah. 2018. Manusia menurut konsep Al-Quran dan Sains. Ejournal.uin-
suska.ac.id (diakses 14 september 2020)

 Mukhodatulafidah. 2015. Hakikat Manusia menurut Al-Quran.


https://www.kompasiana.com/mukhodatulafidah/54f7cda1a33311df1d8b4a57/
hakikat-manusia-menurut-alquran (diakses 16 september 2020)
9

Anda mungkin juga menyukai