Makala H
Makala H
Oleh :
KELOMPOK 1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Hakikat Manusia ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok 1
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Hakikat Manusia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk Dr. Fetri Yeni J. M.Pd dan buk Rosmaria M.Pd,
selaku dosen Dasar-dasar Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini kami tujukan kepada masyarakat umum khususnya remaja, pelajar,
mahasiswa/mahasiswi, dan generasi muda yang tidak lain adalah generasi penerus bangsa
agar kita dapat memahami konsep hakikat manusia dalam islam maupun menurut pakar.
Kajian tentang hakikat manusia telah banyak dilakukan oleh para ahli, hal ini dilakukan
karena manusia selain sebagai pelaku juga sebagai sasaran dalam pengertian hakikat manusia,
dari hal ini memunculkan banyak teori-teori yang dikemukakan para ahli, misalnya teori dari
Plato, Martin Buber, Warner (Pandangan Psikoanalitik), Max Scheller (Das Kranke Dier),
John Locke, Notonagoro (Monopluralis), Socrates (Zoon Politicon), Aristoteles, William
Ernest Hochking, Darwin, menurut pandangan Humanistik, dan menurut pandangan
Organismik.
Dalam konsep islam (Al-Quran), Manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai
jasad, ruh, jiwa, akal, nafsu dan sebagainya. Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan
lebih mulia dari malaikat, manusia juga merupakan satu-satunya makhluk yang mendapat
banyak perhatian besar dari dalam Al-Quran. Didalam Al-Quran terdapat lima penyebutan
manusia yang sering muncul, yakni Al-ins (Insan), Al-nas atau unas, baasyar dan bani adam.
Berbicara tentang manusia tentu sangat menarik dan tidak akan pernah selesai. Hal ini
dikarenakan selalu saja terdapat banyak pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah
mengeluarkan berbagai macam pengertian manusia, namu sampai saat ini belum sampai
kepada kesepakatan tentang pengertian manusia yang sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini akan membahas tentang
konsep hakikat manusia menurut islam (Al-Quran) maupun menurut ahli.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar benarnya dari
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau
yang menjadi jiwa sesuatu. Jadi, hakikat manusia adalah gagasan atau konsep mendasar
tentang siapa sebenarnya diri manusia itu sendiri dan fungsinya sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT.
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Ia tidak
bisa hidup sendiri. Manusia juga dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
Manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan menjalani segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun yang dimaksud dengan perintah Allah
adalah melaksanakan Sholat wajib, berpuasa dibulan ramadahan, membayar zakat,
haji bagi yang mampu menjalaninya, dan melaksanakan ibadah lainnya dengan ikhlas.
Hal ini terdapat dalam QS:Al-Bayyinah : 5, yang artinya :
2. Sebagai An-Nas
Kata An-naas diambil dari kata an-nawsyang yang berarti gerak, dan ada juga yang
berpendapat bahwa an-naas berasal dari unnas yang artinya nampak. Kata An-naas
dalam Al-quran mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia
yang lain atau dalam masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa keberadaan manusia lainnya, sebagaimana terdapat dalam QS: An-Nisa :1
yang artinya :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada
keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta
satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu”
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi.
Khalifah adalah penerus agama islam dan ajaran Allah SWT. Manusia yang menjadi
khalifah wajib mempertanggung jawabkan perbuatannya kelak di hari akhir. Hal ini
terdapat dalam QS Shad : 26, yang artinya :
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi,
maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”
Manusia disebut Bani Adam karena manusia menunjukkan pada asal usul yang
bermula dari nabi Adam as sehingga manusia bisa tau dan sadar akan jati dirinya. Hal
ini menunjukkan bahwa manusia bukanlah hasil dari evolusi makhluk antropus
(sejenis kera). Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati
nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Hal ini terdapat dalam
QS: Al-Araf : 26-27, yang artinya :
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
4
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …”
5. Sebagai Al-Insan
Hal ini berartikan manusia sebagai Al-Insan yang merupakan kemampuannya dalam
menguasai ilmu dan pengetahuannya serta kemampuannya untuk berbicara dan
melakukan hal lainnya
Al-Basyar dipakai menyebut semua makhluk, baik pria maupun wanita. Sebagai
manusia harus melalui proses sehingga mencapai tahapan kedewasaan agar dapat
memikul tanggung jawabnya sebagai khalifah dibumi.
Manusia disebut al-basyar, karena manusia juga sebagai makhluk bilogis yang
memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas, tumbuh, memerlukan
makanan dan berkembang biang serta hal lainnya.
Semua hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat
menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia harus memenuhi tugas
dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikatnya sebagai makhluk ciptaan
Allah
6
8. Plato
Hakikat manusia itu ada tiga, yaitu roh, rasio ( akal ) dan kesenangan ( nafsu). Dalam
pandangannya, berdasarkan ketiga unsur maka manusia dapat dibedakan menjadi tiga
jenis :
1) Manusia yang didominasi oleh rasio yang hasrat utamanya memperoleh ilmu
pengetahuan
2) Manusia yang didominasi oleh roh yang hasrat pertamanya meraih prestasi
3) Manusia yang didominasi oleh hawa nafsu yang hasrat utamanya adalah
materi. Tugas rasio disini adalah mengontrol roh dan nafsu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia bukan makhluk sempurna, masih banyak kekurangan yang ada dalam
diri manusia, contohnya kurangnya pemahaman manusia tentang agama, oleh sebab
itu manusia harus saling menghormati satu sama lain, sebagai manusia kita juga harus
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta kita juga harus
mematuhi aturan yang ada
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, kami menyarankan agar kita harus menjadi
individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Demikianlah
makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan
kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sitti Khanisah. 2018. Manusia menurut konsep Al-Quran dan Sains. Ejournal.uin-
suska.ac.id (diakses 14 september 2020)