DISUSUN OLEH
SAHID SURAKARTA
2022
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal
8-10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini
(Saifuddin, 2014).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum
terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu
atau kurang waktu (Ida Ayu, 2010).
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi
pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya (Nugroho, 2010).
Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu. Suatu proses infeksi dan peradangan dimulai di ruangan yang berada
diantara amnion korion (Joseph, 2010). Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD
sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang
terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Kala I perpersalinan
kontraksi &
pembukaan servik
Pasien tidak
Air ketuban terlalu Tidak ada
mengetahui
banyak keluar perlindungan
penyebab KPD
luar pada daerah
rahim
Distoksia(partus kering)
Defisiensi
pengetahuan
Laserasi jalan lahir Risiko infeksi
a). Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-
kadang terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah
ada benjolan
b). Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar
tiroid, karena adanya proses menerang yang salah.
c). Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami
perdarahan, sklera kuning.
d). Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
e). Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum
kadang-kadang
kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
f). Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya
hiperpigmentasi areola mamae dan papila mamae.
g). Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae
masih terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
h). Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban,
bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang
dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya
kelainan letak anak.
i). Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena
ruptur.
j). Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena preeklamsia atau karena
penyakit jantung atau ginjal.
k). Muskuluskeletal
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak
karena adanya luka episiotomi.
l). Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah
turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun (Manuaba,
2013).
b. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan SDKI 2018
1). Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks
c. Intervensi
NO DX KEPERAWATAN LUARAN/KRITERIA INTERVENSI
HASIL
1 Nyeri melahirkan 1.setelah dilakukan A.Manajemen Nyeri (I.08238)
( D.0079) berhubungan intervensi keperawatan Observasi:
dengan dilatasi 2x24 jam ,maka tingkat 1. identifikasi
serviks,dibuktikan nyeri menurun dengan lokasi ,karakteristik,dura
dengan: kriteria hasil : si, frekuensi,kualitas,
Tanda mayor : 1. keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
Subjektif: (5) 2. identifikasi skala nyeri
1. mengeluh nyeri 2.meringi menurun (5) 3. identifikasi respon nyeri
2. perinium terasa 3. sikap protektif menurun non verbal
tertekan (5) 4. identifikasi faktor yang
Objektif 4. gelisah menurun (5) memperberat dan
1. ekspresi wajah 5. kesulitan tidur menurun memperingan nyeri
meringis (5) 5. identifikasi pengetahuan
2. berposisi 6. menarik diri menurun (5) dan keyakin tentang
meringankan 7. berfokus pada diri nyeri
nyeri sendiri menurun (5) 6. identifikasi pengaruh
3. uterus teraba 8. diaforesis menurun (5) nyeri terhdap kualitas
membulat. 9. perasaan depresi hidup
Tanda minor menurun (5) 7. monitor keberhasilan
Subjektif 10. perasaan takut terapi komplementer yg
1. mual mengalami cidera berulang sudah diberikan
2. nafsu makan menurun (5) 8. monitor efek samping
menurun/menin 11. anoreksia menurun (5) pengunaan obat
gkat 12. perinium terasa tertekan analgetik
objektif menurun (5) Terapeutik
1. tekanan darah 13. uterus teraba membulat 1. berikan teknik non
meningkat menurun (5) farmakologis untuk
2. fekuensi 14. ketegangan otot mengurangi rasa
meningkat menurun (5) nyeri( aromaterapi, ,kom
3. ketegangan oto 15. Frekuensi nadi pres hangat/dingin,
meningkat membaik (5) teknik imajinasi
4. pola tidur 16. pola nafas membaik (5) terbimbing,dll)
berubah 17. tekanan darah membaik 2. kontrol lingkungan yang
5. fungsi berkemih (5) memperberat rasa
berubah 18. proses berpikir nyeri( suhu ruangan,
6. diaphoresis membaik (5) pencahayaan,kebisingan
7. gangguan 19. fokus membaik (5) )
perilaku 20. fungsi berkemih 3. fasilitasi istirahat dan
8. perilaku membaik (5) tidur.
ekspresif 21. perilaku membaik (5) 4. Pertimbangakan jenis
9. muntah 22. nafsu makan membaik dan sumber nyeri dalam
10. focus pada diri (5) pemilihan strategi
sendiri. 23. pola tidur membaik (5) meredakan nyeri.
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab ,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika
diperlukan.
2 Defisit pengetahuan 2.Setelah dilakukan
tentang kehamilan intervensi keperawatan 2.Edukasi kesehatan (I.12383)
dan persalinan 2x24 jam ,tingkat Tindakan :
dengan berhubungan pengetahuan meningkat, Observasi :
dengan kurang dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan
terpapar informasi, 1. perilaku sesuai anjuran kemampuan menerima
dibuktikan dengan : meningkat (5) informasi
Tanda mayor 2. verbalisasi minat dalam 2. Identifikasi faktor-faktor
Subjektif : belajar meningkat (5) yang dapat
1. menanyakan 3. kemampuan menjelaskan meningakatkan dan
masalah yang pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi
dihadapi topik meningkat (5) perilaku bersih dan sehat
objektif: 4. kemampuan Terapeutik :
1. menunjukan menggambarkan 1. Sediakan materi dan
perilkau tidak pengalaman sebelunmya media kesehatan
sesuai anjuran yang sesuai dengan topik 2. Jadwalkan pendidikan
2. menunjukan meningkat (5) kesehatan sesuai
persepsi yang 5. perilaku sesuai dengan kesepakatan
keliru terhadap pengetahuan meningkat (5) 3. Berikan kesempatan
masalah. 6. pertayaan tentang untuk bertanya
Tanda minor masalah yang dihadapi Edukasi :
Subjektif : - menurun (50 1. Jelaskan faktor-faktor
Objektif: 7. persepsi yang keliru risiko yang dapat
1. menjalani terhadap masalah menurun mempengaruhi
pemeriksaan (5) kesehatan
yang tidak 8. menjalani pemeriksaan 2. Ajarkan perilaku hidup
tepat. yang tidak tepat menurun bersih dan sehat
2. Menunjukkan (5) 3. Ajarkan strategi yang
perilaku yang 9. perilaku membaik (5) dapat digunakan untuk
berlebihan meningkatkan perilaku
( mis: apatis, hidup bersih dan sehat.
bermusuhan,
agitasi,
histeria )
d. Evaluasi
1. Apakah nyeri persalinan menurun?
2. apakah pengetahuan pasien meningkat terkait kehamilan dan proses
persalinan?
3. apakah ansietas pasien berkurang ?
4. apakah risiko infeksi dapat dicegah ?
DAFTAR PUSTAKA
Yohana ,A. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny.D.B Dengan Ketuban Pecah Dini
Maret 2022).