KATA PENGANTAR
...
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR -----------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------iii
DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------------------------vi
DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------------- xii
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------- xv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------- 1
1.2. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------------ 2
1.3. Manfaat --------------------------------------------------------------------------------------- 2
1.4. Sistematika Laporan KLHS ----------------------------------------------------------------- 2
1.5. Dasar Hukum --------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB V. REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Sosial di
Kabupaten Merangin --------------------------------------------------------- III-6
Tabel 3.2. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Ekonomi di
Kabupaten Merangin --------------------------------------------------------- III-8
Tabel 3.3. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Kelembagaan
di Kabupaten Merangin --------------------------------------------------- III-11
Tabel 3.4. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Lingkungan di
Kabupaten Merangin ------------------------------------------------------- III-13
Tabel 3.5. Persentase Bobot Kriteria Isu/Permasalahan Pembangunan
Berkelanjutan di Kabupaten Merangin --------------------------------- III-18
Tabel 3.6. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Sosial di Kabupaten MeranginIII-21
Tabel 3.7. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Ekonomi di Kabupaten
Merangin --------------------------------------------------------------------- III-25
Tabel 3.8. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Kelembagaan di Kabupaten
Merangin --------------------------------------------------------------------- III-32
Tabel 3.9. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Lingkungan di Kabupaten
Merangin --------------------------------------------------------------------- III-35
Tabel 3.10. Daftar Isu Pendek Hasil Tahap Pelingkupan --------------------------- III-45
Tabel 3.11. Hasil Perumusan dan Penajaman Isu Pendek Hasil Tahap Pelingkupan
Berdasarkan Peringkat ----------------------------------------------------- III-46
Tabel 3.12. Perumusan Isu-isu Strategis --------------------------------------------- III-47
Tabel 3.13. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa
Penyediaan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------- III-48
Tabel 3.14. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Ekoregion untuk Jasa
Penyediaan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------- III-49
Tabel 3.15. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa
Budaya di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ---------------------- III-49
Tabel 3.16. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Ekoregion untuk Jasa Budaya
di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi -------------------------------- III-50
Tabel 3.17. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Pangan (P1) di
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------------------------- III-52
Tabel 3.18. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Pangan (P1) dengan
Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------- III-53
Tabel 3.19. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Pangan (P1) dengan
Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-55
Tabel 3.20. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Air Bersih (P2)
di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi -------------------------------- III-60
Tabel 3.21. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) dengan
Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------- III-61
Tabel 3.22. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) dengan
Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-63
Tabel 3.23. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Serat (P3) di
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------------------------- III-68
Tabel 3.24. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Serat (P3) dengan
Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------- III-69
Tabel 3.25. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Serat (P3) dengan
Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-71
Tabel 3.26. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Energi (P4) di
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------------------------- III-77
Tabel 3.27. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Energi (P4) dengan
Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------------- III-78
Tabel 3.28. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Energi (P4) dengan
Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-80
Tabel 3.29. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Sumberdaya
Genentik (P5) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi -------------- III-85
Tabel 3.30. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Sumberdaya Genetik (P5)
dengan Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-86
Tabel 3.31. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Sumberdaya Genetik (P5)
dengan Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan
Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin---------------- III-89
Tabel 3.32. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Budaya Tempat Tinggal dan
Ruang Hidup (C1) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------- III-93
Tabel 3.33. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Budaya Rekreasi dan
Ekotourism (C2) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------- III-96
Tabel 3.34. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Budaya Estetika Alam (C3)
di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi -------------------------------- III-99
Tabel 3.35. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa
Pengaturan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------- III-102
Tabel 3.36. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Ekoregion untuk Jasa
Pengaturan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------- III-102
Tabel 3.37. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Iklim (R1) di
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------------------------- III-104
Tabel 3.38. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Tata Aliran Air
dan Banjir (R2) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi----------- III-107
Tabel 3.39. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Pencegahan
Bencana Alam (R3) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-110
Tabel 3.40. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Pemurnian Air
(R4) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ------------------------ III-113
Tabel 3.41. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Penguraian
Limbah (R5) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi -------------- III-116
Tabel 3.42. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Kualitas Udara
(R6) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ------------------------ III-119
Tabel 3.43. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Penyerbukan
Alami (R7) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ---------------- III-122
Tabel 3.44. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Pengendalian
Hama dan Penyakit (R8) di Kabupaten Merangin Provinsi JambiIII-125
Tabel 3.45. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa
Pendukung di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------- III-127
Tabel 3.46. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Ekoregion untuk Jasa
Pendukung di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------- III-127
Tabel 3.47. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Pembentukkan
Lapisan Tanah (S1) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-129
Tabel 3.48. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Siklus Hara (S2)
di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ------------------------------ III-132
Tabel 3.49. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Produksi Primer
(S3) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi------------------------- III-135
Tabel 3.50. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Biodiversitas
(S4) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi------------------------- III-138
Tabel 3.51. Jumlah Desa dan Kelurahan serta Luas Wilayah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Merangin ------------------------------------------------- III-140
Tabel 3.52. Jarak antara Ibukota Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ke Daerah
Kecamatan ----------------------------------------------------------------- III-141
Tabel 3.53. -------- Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi III-144
Tabel 3.54. Jenis Formasi Geologi di Kabupaten Merangin --------------------- III-146
Tabel 3.55. Jenis Tanah beserta Luas Wilayah dan Persentasenya di Wilayah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------------------------- III-148
Tabel 3.56. Wilayah Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Merangin Provinsi JambiIII-150
Tabel 3.57. Kelas Tutupan Lahan Beserta Luasan di Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi Tahun 2015 -------------------------------------------------------- III-153
Tabel 3.58. Distribusi dan Luas Penutupan Lahan Tahun 2015 Menurut
Kecamatan di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ---- III-154
Tabel 3.59. Jenis Ekoregion Beserta Luasan di Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi ------------------------------------------------------------------------ III-156
Tabel 3.60. Distribusi dan Luas Ekoregion Menurut Kecamatan di Wilayah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------------------------- III-157
Tabel 3.61. Luas dan Persentase Kawasan Hutan di Kabupaten Merangin -- III-159
Tabel 3.62. Data Kawasan Hutan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ------ III-160
Tabel 3.63. Nama Desa dan SK Menteri Beserta Luas Hutan Desa di Wilayah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------------------------------- III-161
Tabel 3.64. Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Produksi di Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi Tahun 2006-2014 -------------------------------------- III-161
Tabel 3.65. Lokasi Hutan Tanaman Rakyat di Kabupaten Merangin Provinsi JambiIII-162
Tabel 3.66. Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2016 ---------------------------------------------------------------- III-167
Tabel 3.67. Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu di
Kabupaten Merangin Tahun 2016 ------------------------------------ III-168
Tabel 3.68. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2016 ---------------------------------------------------------------- III-168
Tabel 3.69. Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Merangin Tahun 2016 ---- III-169
Tabel 3.70. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi Tahun 2016 -------------------------------------------------------- III-170
Tabel 3.71. Banyaknya Rumah Tangga menurut Kelompok Status Kesejahteraan
dan Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2015 ------------- III-173
Tabel 3.72. Banyaknya Penduduk Miskin di Kabupaten Merangin,Periode Tahun
2009-2016 ------------------------------------------------------------------ III-174
Tabel 3.73. Pengeluaran Rata-rata per Kapita/bulan Menurut Kelompok
Pengeluaran Penduduk di Kabupaten Merangin Menurut Survei
Sosial Ekonomi Nasional Kor Bulan Maret 2016 ------------------- III-174
Tabel 3.74. Luas Panen (ha) dan Jumlah Produksi (ton) Tanaman Pangan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin (ha) Tahun 2016 III-176
Tabel 3.75. Luas Panen (ha) dan Jumlah Produksi (ton) Hortikultura Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin (ha) Tahun 2016 ------------ III-178
Tabel 3.76. Luas Panen dan Jumlah Produksi Komoditi Sayuran Semusim
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2016 ------ III-179
Tabel 3.77. Produksi Buah-buahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin
Tahun 2016 ---------------------------------------------------------------- III-179
Tabel 3.78. Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan di Kabupaten
Merangin Tahun 2016 --------------------------------------------------- III-181
Tabel 3.79. Produksi Perkebunan rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten
Merangin Tahun 2012-2016 -------------------------------------------- III-182
Tabel 3.80. Populasi Ternak dan Unggas Menurut Jenis Ternak di Kabupaten
Merangin Tahun 2012-2016 -------------------------------------------- III-182
Tabel 3.81. Populasi Daging dan Telur di Kabupaten Merangin Tahun 2012-2016III-182
Tabel 3.82. Luas Area Budidaya dan Jumlah Produksi Perikanan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2016 ------------------ III-183
Tabel 3.83. Daftar Lokasi Objek Wisata di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2016 ---------------------------------------------------------------- III-185
Tabel 3.84. Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2016 ---------------------------------------------------------------- III-188
Tabel 3.85. Realisasi Pengeluaran Daerah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2016 ---------------------------------------------------------------- III-189
Tabel 3.86. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Merangin Periode Tahun 2014 - 2016III-191
Tabel 3.87. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Merangin Periode Tahun
2014 – 2016 ---------------------------------------------------------------- III-192
Tabel 3.88. Tujuan dan Indikator Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan
Lampiran Permendagri No 7 Tahun 2018 dan Trend Capaian serta
Target Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Merangin 2019-
2023 ------------------------------------------------------------------------- III-194
Tabel 3.89. Daftar Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Merangin --- III-226
Tabel 3.90. Hasil Pembobotan Organisasi Perangkat Daerah yang Dinilai
Berpengaruh dan Dipengaruhi oleh Isu Pembangunan Berkelanjutan
di Kabupaten Merangin ------------------------------------------------- III-228
Tabel 3.91. Pembagian Tugas dan Peran Organisasi Perangkat Daerah Menurut
Isu Strategis di Kabupaten Merangin --------------------------------- III-229
Tabel 3.92. Daftar Organisasi Masyarakat di Kabupaten Merangin serta Perannya
dalam Penanganan Isu Strategis Daerah ----------------------------- III-231
Tabel 3.93. Kegiatan Filantropi Beserta Perannya dalam Penanganan Isu
Strategis Degradasi dan Deforestasi di Kabupaten Merangin --- III-235
Tabel 3.94. Pengelompokkan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan ----- III-239
Tabel 3.95. Hasil Identifikasi Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Para Pemangku
Kepentingan (Stakeholders) terhadap Penyusunan KLHS RPJMD
Kabupaten Merangin 2019-2023 -------------------------------------- III-241
Tabel 3.96. Desa-desa yang Berada di Sekitar Kawasan Taman Nasional Kerinci
Sebelat di Kabupaten Merangin --------------------------------------- III-244
Tabel 3.97. Banyaknya Rumah Tangga menurut Kelompok Status Kesejahteraan
dan Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2015 ------------- III-246
Tabel 3.98. Banyaknya Penduduk Miskin di Kabupaten Merangin, Periode Tahun
2009-2016 ------------------------------------------------------------------ III-246
Tabel 3.99. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Merangin, 2013-2017 ------- III-247
Tabel 3.100. Angka Kematian Bayi Balita di Kabupaten Merangin, Periode Tahun
2012-2017 ------------------------------------------------------------------ III-248
Tabel 3.101. Angka Prevalensia Kekurangan Gizi pada Balita di Kabupaten
Merangin, 2012-2017 ---------------------------------------------------- III-248
Tabel 3.102. Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kepemilikan Sanitasinya
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2017 ------ III-250
Tabel 3.103. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Menurut Kecamatan di
Kabupaten Merangin Tahun 2016 ------------------------------------ III-251
Tabel 3.104. Dampak Pertambangan Emas Tanpa Izin di Wilayah Kecamatan
Pangkalan Jambu Tahun 2017 ----------------------------------------- III-253
Tabel 3.105. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi ------------------------------------------------------------- III-255
Tabel 3.106. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Merangin -- III-255
Tabel 3.107. Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten
Merangin Tahun 2015 --------------------------------------------------- III-257
Tabel 3.108. Rekapitulasi Data Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Merangin
Tahun 2011 – 2015 ------------------------------------------------------- III-258
Tabel 3.109. Rekapitulasi Data Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Merangin
Tahun 2011 – 2015 ------------------------------------------------------- III-258
Tabel 3.110. Rekapitulasi Data Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Merangin
Tahun 2011 – 2015 ------------------------------------------------------- III-258
Tabel 3.111. Data Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Merangin Tahun
2016 ------------------------------------------------------------------------- III-260
Tabel 3.112. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Merangin Tahun 2017III-260
Tabel 3.113. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 2010-2015 ----- III-261
Tabel 3.114. Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan di Kabupaten
Merangin Tahun 2019-2023 -------------------------------------------- III-263
Tabel 3.115. Baseline Data Isu-isu Strategis KLHS RPJMD Kabupaten Merangin
2019-2023 ------------------------------------------------------------------ III-266
Tabel 3.116. Hasil Kajian Prinsip Keterkaitan RPJMD Kabupaten Merangin dengan
RPJMD Provinsi Jambi ---------------------------------------------------- III-273
Tabel 3.117. Hasil Kajian Prinsip Keseimbangan RPJMD Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi ------------------------------------------------------------- III-278
Tabel 3.118. Hasil Kajian Prinsip Keadilan RPJMD Kabupaten Merangin ------ III-280
Tabel 3.119. Keterkaitan Isu Strategis KLHS dengan Isu Strategis RPJMD
Kabupaten Merangin ----------------------------------------------------- III-284
Tabel 3.120. Keterkaitan Target dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7 Tahun 2018 terhadap Isu-
isu Strategis di Kabupaten Merangin --------------------------------- III-289
Tabel 4.1. Skenario Pembangunan Berkelanjutan di Kabupten Merangin TANPA
Upaya Tambahan Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7 Tahun
2018 ---------------------------------------------------------------------------- IV-4
Tabel 4.2. Skenario Pembangunan Berkelanjutan di Kabupten Merangin
DENGAN Upaya Tambahan Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7
Tahun 2018 ------------------------------------------------------------------ IV-46
Tabel 5.1. Rekomendasi Skenario Pembangunan Berkelanjutan di Kabupten
Merangin Pasca Integrasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis ------- V-2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Dokumentasi Tahapan Persiapan Penyusunan KLHS RPJMD
Kabupaten Merangin 2019-2023 ---------------------------------------- III-3
Gambar 3.2. Dokumentasi Tahapan Pra-Pelingkupan KLHS ------------------------ III-4
Gambar 3.3. Dokumentasi Tahap Pelingkupan KLHS RPJMD Kabupaten Merangin
2019-2023 ------------------------------------------------------------------ III-45
Gambar 3.4. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Menurut Kecamatan di Kabupaten M
Gambar 3.5. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Penyediaan Pangan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi-------- III-57
Gambar 3.6. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin ---------------------------------- III-58
Gambar 3.7. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Penyediaan Air Bersih Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----- III-65
Gambar 3.8. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Serat Menurut Kecamatan
di Kabupaten Merangin -------------------------------------------------- III-66
Gambar 3.9. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Penyediaan Serat Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ---------- III-74
Gambar 3.10. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Energi Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin ---------------------------------- III-75
Gambar 3.11. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Penyediaan Energi Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------- III-82
Gambar 3.12. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Sumber Daya Genetik Menurut Kecamatan d
Gambar 3.13. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Penyediaan Sumberdaya Genetik Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi------------------------------------------------------------------------- III-91
Gambar 3.14. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Menurut Kecam
Gambar 3.15. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Budaya
Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Kabupaten Merangin --------- III-94
Gambar 3.16. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ekotourism Menurut Kecamatan di
Gambar 3.17. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Budaya
Rekreasi dan Ekotourism Kabupaten Merangin Provinsi Jambi - III-97
Gambar 3.18. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Budaya Estetika Alam Menurut Kecamatan di Kabupaten
Gambar 3.19. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Budaya
Estetika Alam Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ------------- III-100
Gambar 3.20. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim Menurut Kecamatan di Kabupaten Mer
Gambar 3.21. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Iklim Kabupaten Merangin Provinsi Jambi --------- III-105
Gambar 3.22. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir Menurut Kecamata
Gambar 3.23. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir Kabupaten Merangin -- III-108
Gambar 3.24. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan Bencana Alam Menurut Kecama
Gambar 3.25. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Pencegahan Bencana Alam Kabupaten Merangin III-111
Gambar 3.26. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air Menurut Kecamatan di Kabup
Gambar 3.27. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Pemurnian Air Kabupaten Merangin ---------------- III-114
Gambar 3.28. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Penguraian Limbah Menurut Kecamatan di K
Gambar 3.29. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Penguraian Limbah Kabupaten Merangin --------- III-117
Gambar 3.30. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara Menurut Kecamatan di Kabup
Gambar 3.31. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Kualitas Udara Kabupaten Merangin ---------------- III-120
Gambar 3.32. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami Menurut Kecamatan di K
Gambar 3.33. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Penyerbukan Alami Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi----------------------------------------------------------------------- III-123
Gambar 3.34. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit Menurut K
Gambar 3.35. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit Kabupaten MeranginIII-126
Gambar 3.36. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah Menurut Kecam
Gambar 3.37. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pendukung Pembentukkan Lapisan Tanah Kabupaten MeranginIII-130
Gambar 3.38. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara Menurut Kecamatan di Kabupaten
Gambar 3.39. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pendukung Siklus Hara Kabupaten Merangin Provinsi Jambi - III-133
Gambar 3.40. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer Menurut Kecamatan di Kabu
Gambar 3.41. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pendukung Produksi Primer Kabupaten Merangin Provinsi JambiIII-136
Gambar 3.42. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas Menurut Kecamatan di Kabupat
Gambar 3.43. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa
Pendukung Biodiversitas Kabupaten Merangin Provinsi Jambi III-139
Gambar 3.44. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Merangin ---------------- III-143
Gambar 3.45. Peta Topografi Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi - III-145
Gambar 3.46. Peta Formasi Geologi di Wilayah Kabupaten Merangin -------- III-147
Gambar 3.47. Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Merangin -------------- III-149
Gambar 3.48. Grafik Curah Hujan sepanjang Tahun 2017 Berdasarkan Pencatatan Curah Hujan di Ra
Gambar 3.49. Peta Curah Hujan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi -------- III-151
Gambar 3.50. Peta Hidrologi Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi - III-152
Gambar 3.51. Peta Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi----------------------------------------------------------------------- III-155
Gambar 3.52. Peta Kawasan Rawan Bencana di Wilayah Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi------------------------------------------------------------ III-158
Gambar 3.53. Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi - III-166
Gambar 3.54. Peta Kepadatan Penduduk di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tahun 2011--------------------------------------------------------------- III-172
Gambar 3.55. Beberapa Objek Wisata di Kabupaten Merangin----------------- III-184
Gambar 3.56. Peta Objek Wisata Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ----------- 187
Gambar 3.57. Persentase Pendapatan Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2016III-189
Gambar 3.58. Persentase Belanja Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2016 III-190
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah KLHS-RPJMD Kabupaten Merangin Tahun 2019-2023 ----- 1
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Pembuatan KLHS RPJMD ------------------------------ 7
Lampiran 3. Berita Acara Kegiatan yang telah Dilaksanakan ---------------------- 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 adala
sebagai berikut:
1. Mewujudkan RPJMD yang sesuai dengan prinsip Berkelanjutan, dan
2. Menjadikan KLHS RPJMD sebagai pertimbangan dalam perumusan kebijakan
rencana pembangunan daerah dalam RPJMD.
1.3. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Stategis adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan kualitas penyusunan RPJMD Teknokratik dan rancangan awal
RPJMD
2. Mewarnai substansi rencana pembangunan berbasis daya dukung dan daya
tampung serta mengarahkan TPB, dan
3. Memenuhi 10 tujuan (58,88%) dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
yang terlampir dalam Permendagri No 7 Tahun 2018
1.4. Sistematika Laporan KLHS
Sistematika penulisan laporan pelaksanaan KLHS PRJMD Kabupaten Merangin
Tahun 2019-2023 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2016 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 7 Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Dasar Teori
2.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis adalah proses yang komprehensif, sistematis
dan formal untuk mengevaluasi efek lingkungan dari kebijakan, rencana, atau
program berikut alternatifnya, termasuk penyusunan dokumen yang memuat
temuan evaluasi tersebut dan menggunakan temuan tersebut untuk
menghasilkan pengambilan keputusan yang memiliki akuntabilitas publik. Dengan
demikian KLHS adalah salah satu instrumen dari rangkaian instrumen
perencanaan dan pengendalian lingkungan hidup lainnya.
Dalam UU No 32 Tahun 2009 Pasal 1 (ayat 10) disebutkan bahwa Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai “rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program”. Sedangkan dalam Pasal
15 (ayat 1) disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membuat
KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
Penerapan Rencana Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup (RPPLH),
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, dan kini instrumen ekonomi
lingkungan hidup yang mulai efektif dengan ditetapkannya PP Nomor 46 Tahun
2017 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
adalah bagian yang dilengkapi dan melengkapi penerapan KLHS.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018
Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah pada Pasal 3
menyebutkan bahwa pembuatan KLHS RPJMD dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut:
a. Pembentukkan tim pembuat KLHS RPJMD;
b. Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan;
c. Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan; dan
d. Penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD.
BAB III
METODE DAN PROSES KLHS
Tata cara pembuatan KLHS RPJMD Kabupaten Merangin Tahun 2019-2023
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahun
2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Rencana Pembangunan Daerah selanjutnya dijelaskan dalam poin-poin
berikut.
1. Pembentukkan tim pembuat KLHS RPJMD;
2. Pengkajian pembangunan berkelanjutan;
3. Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan; dan
4. Penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD
3.1. Pembentukan Tim Pembuat KLHS RPJMD
Tahap ini merupakan tahap persiapan yang kegiatannya meliputi:
1) Penetapan anggota Kelompok Kerja (Pokja) Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah dengan Keputusan Bupati Merangin Nomor: 105/BAPPEDA/2018
Tentang Pembentukkan Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023 Kabupaten Merangin Tahun
2018; dan
2) Melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada SKPD yang terkait di
Kabupaten Merangin yang berisikan pengantar mengenai materi KLHS RPJMD.
Tahapan persiapan merupakan tahap awal dari penyusunan dokumen KLHS yang
pada tahapan ini kelompok kerja Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (Pokja
PLHD) dibentuk dengan Keputusan Bupati Merangin Nomor: 105/BAPPEDA/2018
tentang Pembentukan Tim Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Merangin Tahun 2019-2023. Pada tahapan ini pula, dilakukan kegiatan
berupa bimbingan teknis (bimtek) kepada SKPD yang terkait di Kabupaten
Merangin yang berisikan pengantar mengenai materi KLHS RPJMD.
Tahap ini dilakukan mulai dari minggu pertama sampai dengan minggu ketiga
bulan Januari 2018 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Penyusunan Rencana Kerja dan Tindak Lanjut (RKTL);
• Melakukan Rapat Persiapan yang meliputi penyamaan persepsi, identifikasi
persyaratan administrasi dan menampung masukkan untuk RKTL;
• Rapat pembahasan draft RKTL;
• Melakukan pengiriman surat pengajuan permohonan tenaga ahli ke
Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian Institut Pertanian Bogor;
Pada tahapan ini pula, dilakukan kegiatan berupa FGD dan dengar pendapat yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Pokja Pengendalian Lingkungan. Materi yang
disampaikan berisi pengantar mengenai materi KLHS, meliputi:
1. Elemen dasar review KLHS, yang terdiri dari proses/prosedur KLHS dan
substansi KLHS;
2. Peraturan dan tata cara penyusunan KLHS, yang terdiri dari;
a. Dasar hukum KLHS;
b. Proses KLHS;
c. Perumusan alternatif dan penyempurnaan KRP;
d. Kerangka perumusan alternatif dengan metoda Critical Decision Factor
yang dilaksanakan dengan proses dialog;
e. Rekomendasi perbaikan KLHS;
f. Penjaminan kualitas KLHS; dan
g. Validasi KLHS
3.2.1.1. Identifikasi Isu-isu Panjang
Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memberikan masukan terkait isu-isu
strategis pembangunan berkelanjutan kemudian disusun menjadi daftar panjang
permasalahan. Hasil Pra-pelingkupan ini selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan
dasar bagi proses KLHS selanjutnya, terutama terkait dengan proses perumusan
isu-isu strategis bermuatan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan pada
tahap pelingkupan dan kajian pengaruh.
Dari daftar isu panjang tersebut dilakukan identifikasi melalui kuesioner yang
disebarkan kepada OPD terkait untuk mengisi penilaian terhadap setiap isu
panjang yang telah di identifikasi. Dalam tahap pra pelingkupan juga dibahas
tahapan selanjutnya yakni tahap pelingkupan yang didalamnya terdapat FGD dan
konsultasi publik. Daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan di
Kabupaten Merangin dapat dilihat pada Tabel 3.1 – Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.1. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Sosial di Kabupaten Merangin
Tema Isu Pembangunan
No No Isu/Permasalahan Terkait
(Sektor)
1 Masih rendahnya kualitas dan ketersediaan sarana prasarana PAUD, SD dan SMP
2 Belum optimalnya kualitas penyelenggaraan pendidikan PAUD, SD dan SMP
3 Masih rendahnya tingkat kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam mendukung Program Wajib Belajar 12 tahun
1 Pendidikan 4 Masih kurangnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
5 Masih rendahnya tingkat kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus pegawai bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
6 Belum sinkronnya antara lulusan SMK dengan kebutuhan dunia kerja
7 Masih lemahnya kompetensi guru mata pelajaran
1 Masih kurang optimalnya pelayanan kesehatan dasar pada ibu hamil, ibu bersalin dan bayi
2 Masih tingginya penyakit menular/non menular dikarenakan faktor perilaku kurang sehat dan kurangnya ketersediaan sarana sanitasi dasar di setiap rumah
3 Masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik sarana, prasarana maupun SDM sesuai standar yang berlaku
2 Kesehatan 4 Masih ditemukan kasus gizi buruk pada balita
5 Masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam penggunaan obat rasional
6 Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin masih belum optimal
7 Masih rendahnya peran serta Masyarakat dalam Program jaminan kesehatan masyarakat
1 Masih adanya kualitas rumah yang kurang layak huni
2 Ketersediaan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang belum sesuai standar
3 Masih rendahnya upaya peningkatan ketersediaan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang sesuai standar
4 Belum tersedianya Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
5 Belum optimalnya penataan lingkungan pemukiman
6 Masih kurangnya pembinaan teknis tentang bangunan dan gedung
Perumahan dan Kawasan 7 Masih adanya rumah yang belum mandapatkan fasilitas listrik dan air bersih
3
Permukiman 8 Belum optimalnya fasilitasi warga untuk memiliki rumah yang sehat dan layak huni
9 Belum seimbangnya pertumbuhan rumah tangga dengn pertumbuhan pengadaan rumah
10 Belum tersedianya data base perumahan dan kawasan permukiman beserta utilitasnya
11 Belum adanya Perda tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
12 Belum optimalnya koordinasi stakeholders bidang peumahan
13 Belum optimalnya POKJA Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)
14 Belum optimalnya implementasi Perda Bangunan Gedung
4 Catatan Sipil 1 SIAK belum optimal sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
Tabel 3.2. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Ekonomi di Kabupaten Merangin
Tema Isu Pembangunan
No No Isu/Permasalahan Terkait
(Sektor)
1 Masih perlunya kemitraan dengan dunia usaha
2 Masih rendahnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja
3 Masih rendahnya peluang kesempatan kerja
4 Belum optimalnya perlindungan tenaga kerja
11 Ketenagakerjaan 5 Kurangnya akses informasi lowongan bagi pencari kerja
6 Belum terbentuknya Dewan Pengupahan Kabupaten
7 Belum terbentuknya Lembaga Kerjasama Tripartite
8 Belum adanya MoU antara AKAD dan AKAN (Angkatan Kerja Antar Negara)
9 Belum adanya pemantauan dan pengawasan TKI ke luar negeri
1 Masih adanya usaha mikro belum berbadan hukum
2 Rendahnya daya saing UMKM
3 Masih rendahnya kapasitas para pengelola koperasi dan UMKM
Koperasi dan Usaha Mikro
12 4 Rendahnya akses UMKM terhadap permodalan
dan Menengah
5 Masih minimnya pembinaan dan fasilitasi terhadap UMKM
6 Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap koperasi
7 Masih rendahnya akses UMKM terhadap sumber daya produktif
1 Belum optimalnya promosi dan kerjasama antar instansi dalam rangka menarik investasi
2 Belum optimalnya pengembangan potensi unggulan daerah
3 Belum tersedianya masterplan pengembangan penanaman modal
13 Penanaman Modal 4 belum memanfaatkan aplikasi SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik)
5 Kurangnya regulasi untuk dasar hukum penerbitan perizinan
6 Belum optimalnya pemanfaatan sistem aplikasi perizinan
7 Belum adanya kerjasama antar daerah untuk peningkatan daya saing
1 Masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani
2 Masih rendahnya kualitas SDM, pertanian, perkebunan, dan kehutanan
3 Belum optimalnya peningkatan SDM dan kelembagaan petani dan penyuluh
14 Pertanian 4 Belum optimalnya peningkatan produksi pertanian
5 Terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan
6 Tidak stabilnya harga produksi pertanian dan rendahnya nilai tukar produk pertanian
7 Belum optimalnya pembinaan kepada peternak
Tabel 3.3. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Kelembagaan di Kabupaten Merangin
Tema Isu Pembangunan
No No Isu/Permasalahan Terkait
(Sektor)
1 Meningkatnya kerentanan pemuda terhadap budaya narkoba dan pergaulan bebas
Pemuda dan Olah dan
19 2 Kurang Optimalnya peran pemuda dalam pembangunan
Olahraga
3 Masih rendahnya prestasi dan permasyarakatan olah raga
1 Belum optimalnya pelaksanaan fasilitasi ketahanan di bidang Seni Budaya, Agama dan kemasyarakatan
2 Belum optimalnya peran dan fungsi Ormas dan forum-forum masyarakat sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah dan masyarakat
20 KESBANGPOL 3 Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap Wawasan Kebangsaan (4 Pilar Kebangsaan)
4 Belum optimalnya pelaksanaan deteksi dini, cegah dini dan antisipasi dini dalam mewujudkan stabilitas asing
5 Belum terkoordinirnya dengan baik upaya penangan konflik sosial
1 Belum terwujudnya sinkronisasi data untuk keperluan perencanaan dan evaluasi pembangunan
21 Statistik
2 Belum tersedianya sistem informasi data yang cepat dan akurat
1 Belum terbangunnya sistem administrasi kearsipan yang informatif dan handal
2 Belum optimalnya upaya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
22 Kearsipan 3 Kurang optimalnya pemeliharaan terhadap dokumen/arsip daerah dan sarana prasarana pengolahan dan penyimpanan arsip daerah
4 Belum adanya Arsiparis
5 Kurangnya kesadaran masyarakat, Pemerintah dan swasta akan pentingnya arsip
1 Belum optimalnya penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan media masa bagi publik
2 Belum optimalnya pemanfaatan sistem informasi manajemen pemda untuk penyebaran informasi pembangunan daerah
23 Komunikasi dan Informatika Belum meratanya infrastruktur informatika hingga ke kecamatan dan desa serta rendahnya kemampuan aparatur desa dan kecamatan dalam menguasai teknologi
3
informasi
4 Belum Tersedianya SDM Bidang Tekhnis (IT, Programer, Operator)
1 Masih rendahnya minat baca masyarakat
2 Belum adanya Pustakawan
24 Perpustakaan
3 Belum terbangunnya sistem administrasi perpustakaan
4 Masih kurangnnya sarana dan prasarana pelayanan perpustakaan
Tabel 3.4. Daftar Isu Panjang Pembangunan Berkelanjutan Aspek Lingkungan di Kabupaten Merangin
Tema Isu Pembangunan
No No Isu/Permasalahan Terkait
(Sektor)
1 Belum terintergrasinya sistem informasi dalam perencanaan pembangunan jalan/jembatan dan pemanfaatan ruang kota
2 Belum maksimalnya kondisi jalan kabupaten baik dan sedang
28 Pekerjaan Umum 3 Belum maksimalnya pembangunan jalan poros desa
4 Belum optimalnya cakupan pelayanan air minum
5 Cakupan air bersih yang sangat rendah pada kawasan perdesaan
2. Mendapatkan saran dan pilihan alternatif yang layak dalam rangka kegiatan
pencegahan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari lingkup pengendalian;
3. Menyeimbangkan hak dan manfaat dari berbagai pihak, serta menghindari
konflik sosial yang mungkin timbul dari dampak lingkungan hidup yang
merugikan; dan
4. Menciptakan proses pengambilan keputusan dari Pemerintah Daerah yang
lebih transparan dan bertanggungjawab.
3.2.1.2. Pembobotan Isu Panjang
Hasil pembobotan pada daftar isu panjang, yakni diperoleh sebanyak 305 isu,
selanjutnya akan dipilah menjadi daftar isu pendek. Penilian isu-isu menggunakan
metode skoring dengan nilai 1, 2, 3, 4, dan 5. Rincian angka skoring menunjukkan
bahwa tingkat pengaruh dari suatu isu pembangunan berkelanjutan yaitu:
1 = Sangat rendah 4 = Tinggi
2 = Rendah 5 = Sangat tinggi
3 = Sedang
Berdasarkan hasil FGD dengan Bappeda Kabupaten Merangin beserta OPD terkait,
ditetapkan persentase bobot kriteria pembangunan berkelanjutan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Persentase Bobot Kriteria Isu/Permasalahan Pembangunan
Berkelanjutan di Kabupaten Merangin
No Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan Persentase Bobot
1 Dampak Kumulatif 25 %
2 Lintas Sektoral 10 %
3 Lintas Wilayah 15 %
4 Dampak Jangka Panjang 30 %
5 Dampak Luas terhadap Pemangku Kepentingan 20 %
Sumber: FGD Tim KLHS dengan OPD Terkait, 2018
Tabel 3.6. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Sosial di Kabupaten Merangin
Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan
Dampak Luas
Dampak Dampak Jangka Terhadap TOTAL
Tema Isu Lintas Sektoral Lintas Wilayah
Isu Prioritas Kumulatif Panjang Pemangku
Pembangunan No Kepentingan
(Sektor)
Bobot Tingkat
Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot
Skor Dampak
Persentase kriteria (%) 25% 10% 15% 30% 20% 100%
Masih rendahnya kualitas dan ketersediaan sarana
1 4 1 3 0,3 4 0,6 5 1,5 4 0,8 4,2 Tinggi
prasarana PAUD, SD dan SMP
Belum optimalnya kualitas penyelenggaraan
2 2 0,5 1 0,1 3 0,45 2 0,6 2 0,4 2,05 Rendah
pendidikan PAUD, SD dan SMP
Masih rendahnya tingkat kemampuan dan partisipasi
3 masyarakat dalam mendukung Program Wajib 2 0,5 2 0,2 2 0,3 4 1,2 2 0,4 2,6 Rendah
Belajar 12 tahun
Masih kurangnya jumlah pendidik dan tenaga
Pendidikan
4 kependidikan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil 2 0,5 2 0,2 2 0,3 2 0,6 2 0,4 2 Rendah
(PNS)
Masih rendahnya tingkat kesejahteraan pendidik dan
5 tenaga kependidikan yang berstatus pegawai bukan 2 0,5 3 0,3 3 0,45 3 0,9 3 0,6 2,75 Rendah
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Belum sinkronnya antara lulusan SMK dengan
6 2 0,5 2 0,2 3 0,45 4 1,2 2 0,4 2,75 Rendah
kebutuhan dunia kerja
7 Masih lemahnya kompetensi guru mata pelajaran 2 0,5 1 0,1 4 0,6 5 1,5 1 0,2 2,9 Rendah
Masih kurang optimalnya pelayanan kesehatan dasar
1 2 0,5 1 0,1 2 0,3 3 0,9 2 0,4 2,2 Rendah
pada ibu hamil, ibu bersalin dan bayi
Masih tingginya penyakit menular/non menular
dikarenakan faktor perilaku kurang sehat dan
2 4 1 3 0,3 4 0,6 5 1,5 4 0,8 4,2 Tinggi
kurangnya ketersediaan sarana sanitasi dasar di
Kesehatan setiap rumah
Masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik
3 sarana, prasarana maupun SDM sesuai standar yang 2 0,5 2 0,2 3 0,45 5 1,5 3 0,6 3,25 Sedang
berlaku
4 Masih ditemukan kasus gizi buruk pada balita 4 1 4 0,4 4 0,6 4 1,2 4 0,8 4 Tinggi
5 Masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam 2 0,5 2 0,2 2 0,3 5 1,5 2 0,4 2,9 Rendah
Tabel 3.7. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Ekonomi di Kabupaten Merangin
Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan
Dampak Luas
Dampak Dampak Jangka Terhadap TOTAL
Tema Isu Lintas Sektoral Lintas Wilayah
Isu Prioritas Kumulatif Panjang Pemangku
Pembangunan No Kepentingan
(Sektor)
Bobot Tingkat
Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot
Skor Dampak
Persentase kriteria (%) 25% 10% 15% 30% 20% 100%
Sangat
1 Masih perlunya kemitraan dengan dunia usaha 2 0,5 2 0,2 2 0,3 2 0,6 1 0,2 1,8
Rendah
Masih rendahnya kualitas dan produktifitas tenaga
2 2 0,5 3 0,3 4 0,6 2 0,6 3 0,6 2,6 Rendah
kerja
3 Masih rendahnya peluang kesempatan kerja 4 1 3 0,3 4 0,6 2 0,6 5 1 3,5 Sedang
4 Belum optimalnya perlindungan tenaga kerja 2 0,5 2 0,2 4 0,6 3 0,9 2 0,4 2,6 Rendah
Kurangnya akses informasi lowongan bagi pencari
Ketenaga-kerjaan 5 4 1 2 0,2 3 0,45 2 0,6 4 0,8 3,05 Sedang
kerja
6 Belum terbentuknya Dewan Pengupahan Kabupaten 2 0,5 1 0,1 4 0,6 2 0,6 2 0,4 2,2 Rendah
7 Belum terbentuknya Lembaga Kerjasama Tripartite 2 0,5 1 0,1 4 0,6 2 0,6 2 0,4 2,2 Rendah
Belum adanya MoU antara AKAD dan AKAN
8 2 0,5 2 0,2 2 0,3 4 1,2 1 0,2 2,4 Rendah
(Angkatan Kerja Antar Negara)
Belum adanya pemantauan dan pengawasan TKI ke
9 2 0,5 2 0,2 2 0,3 3 0,9 1 0,2 2,1 Rendah
luar negeri
Koperasi dan 1 Masih adanya usaha mikro belum berbadan hukum 2 0,5 2 0,2 3 0,45 4 1,2 1 0,2 2,55 Rendah
Tabel 3.8. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Kelembagaan di Kabupaten Merangin
Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan
Dampak Luas
Dampak Dampak Jangka Terhadap TOTAL
Tema Isu Lintas Sektoral Lintas Wilayah
Isu Prioritas Kumulatif Panjang Pemangku
Pembangunan No Kepentingan
(Sektor)
Bobot Tingkat
Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot
Skor Dampak
Persentase kriteria (%) 25% 10% 15% 30% 20% 100%
Meningkatnya kerentanan pemuda terhadap budaya
1 2 0,5 2 0,2 2 0,3 3 0,9 3 0,6 2,5 Rendah
narkoba dan pergaulan bebas
Pemuda dan Olah Kurang optimalnya peran pemuda dalam
2 4 1 2 0,2 4 0,6 4 1,2 4 0,8 3,8 Sedang
dan Olahraga pembangunan
Masih rendahnya prestasi dan permasyarakatan olah
3 2 0,5 2 0,2 2 0,3 2 0,6 2 0,4 2 Rendah
raga
Belum optimalnya pelaksanaan fasilitasi ketahanan di
1 2 0,5 3 0,3 4 0,6 3 0,9 3 0,6 2,9 Rendah
bidang Seni Budaya, Agama dan kemasyarakatan
Belum optimalnya peran dan fungsi Ormas dan
2 forum-forum masyarakat sebagai mitra kerja 2 0,5 2 0,2 3 0,45 3 0,9 2 0,4 2,45 Rendah
Pemerintah Daerah dan masyarakat
Tabel 3.9. Hasil Skoring Daftar Isu Panjang Aspek Lingkungan di Kabupaten Merangin
Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan
Dampak Luas
Dampak Dampak Jangka Terhadap TOTAL
Tema Isu Lintas Sektoral Lintas Wilayah
Isu Prioritas Kumulatif Panjang Pemangku
Pembangunan No Kepentingan
(Sektor)
Bobot Tingkat
Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot
Skor Dampak
Persentase kriteria (%) 25% 10% 15% 30% 20% 100%
Belum terintergrasinya sistem informasi dalam
1 perencanaan pembangunan jalan/jembatan dan 2 0,5 3 0,3 3 0,45 3 0,9 2 0,4 2,55 Rendah
pemanfaatan ruang kota
Pekerjaan Umum Belum maksimalnya kondisi jalan kabupaten baik dan
2 4 1 4 0,4 5 0,75 5 1,5 5 1 4,65 Tinggi
sedang
3 Belum maksimalnya pembangunan jalan poros desa 4 1 4 0,4 5 0,75 5 1,5 4 0,8 4,45 Tinggi
4 Belum optimalnya cakupan pelayanan air minum 4 1 4 0,4 4 0,6 4 1,2 4 0,8 4 Tinggi
Tabel 3.11. Hasil Perumusan dan Penajaman Isu Pendek Hasil Tahap Pelingkupan
Berdasarkan Peringkat
No Isu/Permasalahan Pembanguan Berkelanjutan Skor
Degradasi dan deforestasi yang disebabkan karena perambahan, alih fungsi lahan dan kegiatan
1 5,00
pertambangan ilegal.
2 Masih tingginya keluarga pra sejahtera/miskin 4,85
3 Rendahnya sarana dan prasarana sanitasi pemukiman 4,85
4 Masih rendahnya dukungan sarana dan prasarana pertanian dan ekonomi. 4,75
5 Menurunnya kuantitas dan kualitas air serta berkurangnya ketersediaan air bersih 4,75
6 Rendahnya kualitas pelayanan dan mutu pendidikan 4,65
7 Rendahnya kondisi dan pelayanan kesehatan masyarakat 4,65
Masih rendahnya produksi, produktivitas, nilai tambah dan akses pemasaran hasil pertanian dan
8 4,40
perikanan;
9 Masih rendahnya produksi, daya saing dan akses pemasaran produk UKM; 4,15
10 Meningkatnya potensi pencemaran merkuri dan bahan berbahaya lainnya 4,05
11 Belum optimalnya pengelolaan potensi wisata 4,00
12 Belum tercapainya kesetaraan gender 4,00
13 Masih rendahnya pelestarian dan inovasi dalam pengembangan seni dan budaya daerah 4,00
Sumber: Hasil FGD Tim KLHS, 2018
Berdasarkan hasil yang diperoleh yang disajikan pada Tabel 3.10 dan Tabel 3.11,
maka dapat dirumuskan setidaknya 9 (sembilan) isu strategis yang selengkapnya
disajikan pada Tabel 3.12 sebagai berikut.
kondisi lingkungan telah melewati ambang batas (batas maksimum dan batas
minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan.
Pembuatan peta DDDT LH di Kabupaten Merangin didasarkan pada metode expert
based valuation terhadap peran tutupan lahan, ekoregion dan jasa ekosistem.
Hasil penilaian ini menghasilkan masing-masing koefisien yang dinilai oleh masing-
masing pakar yang menilai.
Koefisien Matrik Pairwise Landcover menunjukkan nilai yang diperoleh dari
analisis matrik pairwise hasil penilaian pakar (metode expert based valuation)
terhadap peran tutupan lahan terhadap jenis-jenis jasa ekosistem. Sedangkan
Koefisien Matrik Pairwise Ekoregion menunjukkan nilai yang diperoleh dari analisis
matrik pairwise hasil penilaian pakar (metode expert based valuation) terhadap
peran ekoregion terhadap jenis-jenis jasa ekosistem. Dengan demikian, Koefisien
Matrik Pairwise Jasa Ekosistem menunjukkan nilai yang menunjukkan besar
kecilnya nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari perhitungan perkalian matrik
pairwise penutup lahan dan matrik pairwise ekoregion serta digunakan untuk
melakukan pemetaan jenis-jenis jasa ekosistem.
Jasa ekosistem penyediaan dapat dikategorikan sebagai daya dukung lingkungan
yang terdiri dari jasa penyediaan pangan, air bersih, serat, energi dan sumberdaya
genetik.
Penilaian matrik pairwise berdasarkan penutupan lahan untuk Jasa Ekosistem
Penyediaan (P) di Kabupaten Merangin telah dilakukan dengan hasil yang disajikan
pada Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa
Penyediaan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Jasa Penyediaan (P)
No Kelas Tutupan Lahan Air Sumberdaya
Pangan Serat Energi
Bersih Genetik
A Hutan Lahan Kering Primer 1,101 1,862 2,599 1,880 2,719
B Hutan Lahan Kering Sekunder 0,662 1,138 1,676 1,482 1,559
C Perkebunan Karet 0,479 0,839 0,860 0,958 0,724
D Perkebunan Kelapa Sawit 0,832 0,432 0,910 2,169 0,480
E Perkebunan Kopi 1,035 0,789 0,713 0,968 0,702
F Perkebunan Campuran 1,342 1,291 1,182 1,425 1,053
G Semak Belukar 0,490 0,802 0,555 0,828 0,845
H Ladang 1,103 0,911 0,898 0,624 0,690
I Sawah Tadah Hujan 2,170 0,885 0,713 0,526 0,531
J Permukiman 0,249 0,509 0,319 0,461 0,333
K Lahan Terbuka 0,273 0,577 0,298 0,377 0,248
L Sungai 1,282 2,894 0,766 1,718 1,323
M Danau/Waduk 1,368 2,876 0,704 1,335 1,369
N Rawa Pedalaman 1,102 1,591 1,077 0,573 1,496
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018
Jasa ekosistem budaya dapat dikategorikan sebagai daya dukung lingkungan yang
terdiri dari jasa budaya tempat tinggal dan ruang hidup, jasa budaya rekreasi dan
ekotourism serta jasa budaya estetika alam. Penilaian matrik pairwise berdasarkan
penutupan lahan untuk Jasa Ekosistem Budaya (C) di Kabupaten Merangin telah
dilakukan dengan hasil yang disajikan pada Tabel 3.15 berikut.
Tabel 3.15. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa
Budaya di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Jasa Budaya (C)
No Kelas Tutupan Lahan Tempat Tinggal dan Rekreasi dan Estetika
Ruang Hidup Ekotourism Alam
A Hutan Lahan Kering Primer 0,931 1,966 1,751
B Hutan Lahan Kering Sekunder 1,012 1,109 0,972
C Perkebunan Karet 1,259 0,624 0,679
D Perkebunan Kelapa Sawit 0,979 0,658 0,558
E Perkebunan Kopi 1,069 0,845 0,953
F Perkebunan Campuran 1,312 0,817 0,706
G Semak Belukar 0,990 0,371 0,386
H Ladang 1,502 0,498 0,499
I Sawah Tadah Hujan 0,876 0,628 0,776
J Permukiman 3,484 0,537 0,668
K Lahan Terbuka 1,677 0,288 0,339
L Sungai 0,795 1,685 1,684
M Danau/Waduk 0,758 1,992 2,194
N Rawa Pedalaman 0,738 1,296 1,074
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018
Penilaian matrik pairwise berdasarkan ekoregion untuk Jasa Ekosistem Budaya (C)
di Kabupaten Merangin telah dilakukan dengan hasil yang disajikan pada Tabel
3.16.
Tabel 3.16. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Ekoregion untuk Jasa Budaya di
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Jasa Budaya (C)
No Ekoregion Tempat Tinggal dan Rekreasi dan Estetika
Ruang Hidup Ekotourism Alam
1 Kaki Gunungapi 1,142 1,254 1,633
2 Kerucut dan Lereng Gunungapi 0,204 2,767 2,901
Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan patahan
3 1,739 0,740 0,976
(Terban)
Lembah antar perbukitan/ Pegunungan Lipatan
4 1,847 0,678 0,809
(Intermountain Basin)
5 Pegunungan Lipatan 0,499 0,530 0,832
6 Pegunungan Patahan 0,392 1,900 1,486
7 Perbukitan Lipatan 0,681 0,530 0,682
8 Perbukitan Patahan 0,455 1,224 1,019
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018
Tabel 3.17. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Pangan (P1) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,4822 0,9433 1,5750 1,2546 0,5150 0,4768 0,4983 0,4584
Hutan Lahan Kering Primer 1,101 1,63 1,04 1,73 1,38 0,57 0,52 0,55 0,50
Hutan Lahan Kering Sekunder 0,662 0,98 0,62 1,04 0,83 0,34 0,32 0,33 0,30
Perkebunan Karet 0,479 0,71 0,45 0,75 0,60 0,25 0,23 0,24 0,22
Perkebunan Kelapa Sawit 0,832 1,23 0,78 1,31 1,04 0,43 0,40 0,41 0,38
Perkebunan Kopi 1,035 1,53 0,98 1,63 1,30 0,53 0,49 0,52 0,47
Perkebunan Campuran 1,342 1,99 1,27 2,11 1,68 0,69 0,64 0,67 0,61
Semak Belukar 0,490 0,73 0,46 0,77 0,61 0,25 0,23 0,24 0,22
Ladang 1,103 1,63 1,04 1,74 1,38 0,57 0,53 0,55 0,51
Sawah Tadah Hujan 2,170 3,22 2,05 3,42 2,72 1,12 1,03 1,08 0,99
Permukiman 0,249 0,37 0,23 0,39 0,31 0,13 0,12 0,12 0,11
Lahan Terbuka 0,273 0,40 0,26 0,43 0,34 0,14 0,13 0,14 0,12
Sungai 1,282 1,90 1,21 2,02 1,61 0,66 0,61 0,64 0,59
Danau/Waduk 1,368 2,03 1,29 2,15 1,72 0,70 0,65 0,68 0,63
Rawa Pedalaman 1,102 1,63 1,04 1,74 1,38 0,57 0,53 0,55 0,51
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,11 – 0,22 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,11
Kelas II 0,22 – 0,44 Rendah Orange Nilai Maksimum 3,42
Kelas III 0,44 – 0,88 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 0,88 – 1,73 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,97
Kelas V 1,73 – 3,42 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Tabel 3.18. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Pangan (P1) dengan Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
Jenis
No Kecamatan Hutan Lahan Hutan Lahan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Semak Sawah Rawa
Ekoregion Ladang
Kering Primer Kering Sekunder Kelapa Sawit Kopi Campuran Belukar Tadah Hujan Pedalaman
KGA - 852,17 - - - - - - -
KLGA 8.617,08 - - 34,10 - - 2,07 - -
LP/PL Basin 25,71 21,82 - 210,85 - - 28,57 - -
1 Jangkat
PGP - - - - - - - 112,67 -
PBL - - - - - - - 46,11 -
PBP - - - - - - - 224,43 -
KGA - 4.262,59 - - - - - - -
KLGA 8.104,39 - - - 289,90 - 559,65 - -
2 Sungai Tenang
LP/PL Basin 476,24 - - - - - - - -
PGP - - - - - - - 33,38 -
KGA - 13.463,36 - - - - - - -
3 Muara Siau LP/PP Terban - - - - - 102,51 - - -
LP/PL Basin 4.742,58 2.286,96 - - - - - - -
KGA 14.118,93 - - - - -
4 Lembah Masurai KLGA 11.856,90 - - - - 1.316,81 -
LP/PL Basin 3.793,09 535,97 - - - - - - -
LP/PP Terban 4.927,47 16,41 2.923,59 - - -
5 Tiang Pumpung
LP/PL Basin 917,71 300,92 - - - - - - -
6 Pamenang LP/PP Terban - 27,16 26.347,63 - - 5.153,48 - - -
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - 11.471,25 - - 5.592,39 - - -
8 Renah Pamenang LP/PP Terban - 306,55 7.898,00 - - 1.501,18 - - -
9 Pamenang Selatan LP/PP Terban - 5.886,86 6.285,83 - - 182,95 - - -
10 Bangko LP/PP Terban - 658,51 7.428,74 - - 5.388,06 - - -
11 Bangko Barat LP/PP Terban - 2.463,82 3.968,85 - - 9.252,74 - - -
12 Nalo Tantan LP/PP Terban - 6.387,51 - - - 4.733,35 - - -
13 Batang Mesumai LP/PP Terban - 1.978,62 - - - 1.714,01 - - -
LP/PP Terban - 138,17 - - - 1,39 - - -
PGL - - - - - - - 134,56 -
14 Sungai Manau
PBL - - - - - - - 13,89 -
PBP - - - - - - - 257,82 -
Tabel 3.19. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Pangan (P1) dengan Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Perkebunan Sawah Tadah Danau/ Rawa
Perkebunan Kopi Ladang Sungai
Kering Primer Campuran Hujan Waduk Pedalaman
KGA 4.391,43 3.250,15 - - 37,37 60,27 - -
1 Jangkat
LP/PL Basin - - - - 123,67 - - 9,19
2 Sungai Tenang KGA 1.847,34 942,70 2.566,80 2.728,23 119,42 - - 40,51
3 Muara Siau KGA 17.891,16 - 2,10 2.102,75 - - - 97,79
KGA 10.031,84 - 1.794,09 16.199,94 - 0,75 200,07
4 Lembah Masurai
LP/PL Basin - - - - - - - 3,53
5 Tiang Pumpung LP/PP Terban 1.029,88 - - 1,28 - - - 28,84
6 Pamenang LP/PP Terban - - - 625,65 - 14,27 7,29 369,29
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - - - 131,57 - 16,15 7,06 154,34
8 Renah Pamenang LP/PP Terban - - - 109,40 - 0,41 - -
9 Pamenang Selatan LP/PP Terban 400,72 - - 69,44 - 0,60 - 71,69
10 Bangko LP/PP Terban - - - 100,40 - 0,17 0,61 220,87
11 Bangko Barat LP/PP Terban - - - 1.972,83 - - - 105,07
12 Nalo Tantan LP/PP Terban - - - 27,74 - 1,94 - 47,11
13 Batang Mesumai LP/PP Terban - - - 3.281,06 - - - 85,83
14 Sungai Manau LP/PP Terban 9,80 - - 156,66 207,68 1,57 - 18,17
15 Renah Pembarap LP/PP Terban - - - 2.079,56 - 1,84 - 59,03
16 Pangkalan Jambu KGA 7.767,33 - - 17,47 - - - 1,31
LP/PP Terban - - - 80,66 229,95 7,47 583,02 39,72
17 Tabir
LP/PL Basin - - - - 320,06 - - 170,18
LP/PP Terban - - - 142,76 48,32 - - 18,95
18 Tabir Ulu
LP/PL Basin - - - - 258,89 - - 108,46
19 Tabir Selatan LP/PP Terban - - - 33,96 - 4,50 - 4,54
LP/PP Terban - - - 35,28 21,07 3,81 252,43 78,80
20 Tabir Ilir
LP/PL Basin - - - - 7,21 - - 55,63
LP/PP Terban - - - 29,20 14,38 5,23 41,95 15,64
21 Tabir Timur
LP/PL Basin - - - - 41,81 - - 155,20
LP/PP Terban - - - 27,73 32,94 105,17 56,81 -
22 Tabir Lintas
LP/PL Basin - - - - 9,48 - - 8,28
23 Margo Tabir LP/PP Terban - - - 40,44 - 20,61 81,66
Gambar 3.5. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Penyediaan Pangan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.6. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin,
diketahui bahwa tutupan lahan berupa Sungai pada ekoregion Lembah antar
Perbukitan/Pegunungan Patahan (Terban) memiliki daya dukung dengan
klasifikasi sangat tinggi dengan nilai KJE maksimum. Selain itu, berdasarkan hasil
perhitungan luas area DDDT LH untuk nilai jasa ekosistem penyediaan air bersih di
Kabupaten Merangin, diketahui bahwa seluas 218.581,35 ha lahan yang ada
memiliki daya dukung yang tinggi untuk jasa penyediaan air bersih dengan
tutupan lahan yang terdiri dari hutan lahan kering primer seluas 11.676,67 ha
(5,34%); hutan lahan kering sekunder seluas 70.601,95 ha (32,30%); semak
belukar seluas 83.623,87 ha (38,26%); perkebunan campuran seluas 4.362,99 ha
(2,00%); perkebunan karet seluas 36.959,05 ha (16,91%); ladang seluas 9.974,34
ha (4,46%); sawah tadah hujan seluas 554,33 ha (0,25%); rawa pedalaman seluas
44,57 ha (0,02%); sungai seluas 509,69 ha; dan danau seluas 275,89 ha (0,13%).
Sedangkan tutupan lahan dengan klasifikasi daya dukung yang sangat tinggi untuk
jasa penyediaan air bersih didominasi oleh ekoregion Lembah antar Perbukitan/
Pegunungan Patahan (Terban) dengan total areal seluas 46.846,13 ha yang terdiri
dari 4 jenis tutupan lahan yaitu hutan lahan kering primer seluas 43.369,51 ha
(92,58%); danau/waduk seluas 245,63 ha (0,52%); rawa pedalaman seluas
1.030,83 ha (2,20%); dan sungai seluas 2.200,16 ha (4,70%). Nilai koefisien jasa
ekosistem untuk jasa penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
selengkapnya disajikan pada Tabel 3.20.
Distribusi dan luas areal jasa penyediaan air bersih dengan klasifikasi tinggi dan
sangat tinggi berdasarkan ekoregion dan tutupan lahan menurut kecamatan di
Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada Tabel 3.21 dan Tabel 3.22.
Sedangkan peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk jasa
penyediaan air bersih di Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.7.
Tabel 3.20. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,3149 0,3101 1,5511 1,2238 0,5275 0,5222 0,5545 0,6667
Hutan Lahan Kering Primer 1,862 2,45 0,58 2,89 2,28 0,98 0,97 1,03 1,24
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,138 1,50 0,35 1,77 1,39 0,60 0,59 0,63 0,76
Perkebunan Karet 0,839 1,10 0,26 1,30 1,03 0,44 0,44 0,47 0,56
Perkebunan Kelapa Sawit 0,432 0,57 0,13 0,67 0,53 0,23 0,23 0,24 0,29
Perkebunan Kopi 0,789 1,04 0,24 1,22 0,97 0,42 0,41 0,44 0,53
Perkebunan Campuran 1,291 1,70 0,40 2,00 1,58 0,68 0,67 0,72 0,86
Semak Belukar 0,802 1,05 0,25 1,24 0,98 0,42 0,42 0,44 0,53
Ladang 0,911 1,20 0,28 1,41 1,12 0,48 0,48 0,51 0,61
Sawah Tadah Hujan 0,885 1,16 0,27 1,37 1,08 0,47 0,46 0,49 0,59
Permukiman 0,509 0,67 0,16 0,79 0,62 0,27 0,27 0,28 0,34
Lahan Terbuka 0,577 0,76 0,18 0,89 0,71 0,30 0,30 0,32 0,38
Sungai 2,894 3,81 0,90 4,49 3,54 1,53 1,51 1,60 1,93
Danau/Waduk 2,876 3,78 0,89 4,46 3,52 1,52 1,50 1,59 1,92
Rawa Pedalaman 1,591 2,09 0,49 2,47 1,95 0,84 0,83 0,88 1,06
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,13 – 0,27 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,13
Kelas II 0,27 – 0,55 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,49
Kelas III 0,55 – 1,10 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,10 – 2,22 Tinggi Hijau Muda Nilai X 2,02
Kelas V 2,22 – 4,49 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Tabel 3.21. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) dengan Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Hutan Lahan Sawah
Semak Perkebunan Perkebunan Rawa Danau/
Kering Kering Ladang Tadah Sungai
Belukar Campuran Karet Pedalaman Waduk
Primer Sekunder Hujan
KGA - 852,17 - - - - - - - -
LP/PL Basin 25,71 21,82 - - - - - - - -
1 Jangkat PGP - - - - - - - - 10,23 272,91
PBL - - - - - - - - 38,26
PBP 100,96 - - - - - - - 7,48 0,70
KGA - 4.262,59 - - - - - - - -
2 Sungai Tenang LP/PL Basin 476,24 - - 2.566,80 - - - - - -
PGL - - - - - - - - 2,48 -
KGA - 13.463,36 2,10 - - - - - -
LP/PP Terban - - 102,51 - - - - - - -
LP/PL Basin 4.742,58 2.286,96 - - - - - - - -
3 Muara Siau
PGL - - - - - - - - 17,39 -
PBL - - - - - - - - 30,39 -
PBP 256,43 - - - - - - - - -
KGA - 14.118,93 - 1.794,09 - - - - - -
4 Lembah Masurai LP/PL Basin 3.793,09 535,97 - - - - - - - -
PGL - - - - - - - - 16,51 -
LP/PP Terban - 4.927,47 2.923,59 771,86 1,28 - - - -
LP/PL Basin 917,71 300,92 - - - - - - - -
5 Tiang Pumpung
PGL - - - - - - - - 1,64 -
PBL - - - - - - - - 17,79 -
6 Pamenang LP/PP Terban - 27,16 5.153,48 - - 625,65 - - - -
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - - 5.592,39 - 1.274,62 131,57 - - - -
8 Renah Pamenang LP/PP Terban - 306,55 1.501,18 - 16,32 109,40 - - - -
LP/PP Terban - 5.886,86 182,95 - 454,84 69,44 - - - -
9 Pamenang Selatan
PBL - - - - - - - - 4,87 -
10 Bangko LP/PP Terban - 658,51 5.388,06 - 1.584,81 1.091,48 - - - -
11 Bangko Barat LP/PP Terban - 2.463,82 9.252,74 - 1.475,69 1.972,83 - - - -
12 Nalo Tantan LP/PP Terban - 6.387,51 4.733,35 - 2.126,20 27,74 - - - -
Keterangan Ekoregion:
1. KGA : Kaki Gunung Api 5. PGL : Pegunungan Lipatan
2. KLGA : Kerucut dan Lereng Gunung Api 6. PGP : Pegunungan Patahan
3. LP/PP Terban : Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan Patahan (Terban) 7. PBL : Perbukitan Lipatan
4. LP/PL Basin : Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 8. PBP : Perbukitan Patahan
Tabel 3.22. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) dengan Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion
Hutan Lahan Kering Primer Rawa Pedalaman Sungai Danau/ Waduk
KGA 4.391,43 - - 60,27
1 Jangkat
LP/PL Basin - - 9,19 -
2 Sungai Tenang KGA 1.847,34 - 40,51 -
3 Muara Siau KGA 17.891,16 - 97,79 -
KGA 10.031,84 - 200,07 0,75
4 Lembah Masurai
LP/PL Basin - - 3,53 -
5 Tiang Pumpung LP/PP Terban 1.029,88 - 28,84 -
6 Pamenang LP/PP Terban - 7,29 369,29 14,27
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - 7,06 154,34 16,15
8 Renah Pamenang LP/PP Terban - - - 0,41
9 Pamenang Selatan LP/PP Terban 400,72 - 71,69 0,60
10 Bangko LP/PP Terban - 0,61 220,87 0,17
11 Bangko Barat LP/PP Terban - - 105,07 -
12 Nalo Tantan LP/PP Terban - - 47,11 1,94
13 Batang Mesumai LP/PP Terban - - 85,83 -
14 Sungai Manau LP/PP Terban 9,80 - 18,17 1,57
15 Renah Pembarap LP/PP Terban - - 59,03 1,84
16 Pangkalan Jambu KGA 7.767,33 - 1,31 -
LP/PP Terban - 583,02 39,72 7,47
17 Tabir
LP/PL Basin - - 170,18 -
LP/PP Terban - - 18,95 -
18 Tabir Ulu
LP/PL Basin - - 108,46 -
19 Tabir Selatan LP/PP Terban - - 4,54 4,50
LP/PP Terban - 252,43 78,80 3,81
20 Tabir Ilir
LP/PL Basin - - 55,63 -
LP/PP Terban - 41,95 15,64 5,23
21 Tabir Timur
LP/PL Basin - - 155,20 -
LP/PP Terban - 56,81 - 105,17
22 Tabir Lintas
LP/PL Basin - - 8,28 -
Gambar 3.7. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Penyediaan Air Bersih Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.8. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Serat Menurut Kecamatan
di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem penyediaan serat di Kabupaten Merangin,
diketahui bahwa tutupan lahan Hutan Lahan Kering Primer pada ekoregion
Kerucut dan Lereng Gunung Api memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat
tinggi dengan nilai KJE maksimum. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan luas
area DDDT LH untuk nilai jasa ekosistem penyediaan serat di Kabupaten
Merangin, diketahui bahwa seluas 84.294,23 ha lahan yang ada memiliki daya
dukung yang tinggi untuk jasa penyediaan serat dengan tutupan lahan yang terdiri
dari hutan lahan kering sekunder seluas 33.070,76 ha (39,23%); perkebunan karet
seluas 9.450,02 ha (11,21%); perkebunan kelapa sawit seluas 2.985,26 ha (3,54%);
perkebunan kopi seluas 244,95 ha (0,29%); perkebunan campuran seluas
4.645,71 ha (5,51%); ladang seluas 32.577,93 ha (38,65%); sawah tadah hujan
seluas 763,39 ha (0,91%); sungai seluas 511,34 ha (0,61%) dan rawa pedalaman
seluas 44,87 ha (0,05%). Sedangkan areal dengan klasifikasi daya dukung yang
sangat tinggi untuk jasa penyediaan serat di Kabupaten Merangin adalah seluas
421.951,22 ha yang hanya terdiri dari 3 jenis tutupan lahan yaitu hutan lahan
kering primer seluas 274.300,75 ha (65,01%); hutan lahan kering sekunder seluas
147.360,57 ha (34,92%); dan perkebunan campuran seluas 289,90 ha (0,07%).
Nilai koefisien jasa ekosistem untuk jasa penyediaan serat di Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi selengkapnya disajikan pada Tabel 3.23.
Distribusi dan luas areal jasa penyediaan serat dengan klasifikasi tinggi dan sangat
tinggi berdasarkan ekoregion dan tutupan lahan menurut kecamatan di
Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada Tabel 3.24 dan Tabel 3.25.
Sedangkan peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk jasa
penyediaan serat di Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.9.
Tabel 3.23. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Serat (P3) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,1105 1,5215 0,8965 1,4679 1,2114 1,1944 1,1886 1,0788
Hutan Lahan Kering Primer 2,599 2,89 3,95 2,33 3,82 3,15 3,10 3,09 2,80
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,676 1,86 2,55 1,50 2,46 2,03 2,00 1,99 1,81
Perkebunan Karet 0,860 0,96 1,31 0,77 1,26 1,04 1,03 1,02 0,93
Perkebunan Kelapa Sawit 0,910 1,01 1,38 0,82 1,34 1,10 1,09 1,08 0,98
Perkebunan Kopi 0,713 0,79 1,08 0,64 1,05 0,86 0,85 0,85 0,77
Perkebunan Campuran 1,182 1,31 1,80 1,06 1,74 1,43 1,41 1,41 1,28
Semak Belukar 0,555 0,62 0,84 0,50 0,81 0,67 0,66 0,66 0,60
Ladang 0,898 1,00 1,37 0,81 1,32 1,09 1,07 1,07 0,97
Sawah Tadah Hujan 0,713 0,79 1,08 0,64 1,05 0,86 0,85 0,85 0,77
Permukiman 0,319 0,35 0,49 0,29 0,47 0,39 0,38 0,38 0,34
Lahan Terbuka 0,298 0,33 0,45 0,27 0,44 0,36 0,36 0,35 0,32
Sungai 0,766 0,85 1,17 0,69 1,12 0,93 0,91 0,91 0,83
Danau/Waduk 0,704 0,78 1,07 0,63 1,03 0,85 0,84 0,84 0,76
Rawa Pedalaman 1,077 1,20 1,64 0,97 1,58 1,30 1,29 1,28 1,16
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,27 – 0,46 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,27
Kelas II 0,46 – 0,79 Rendah Orange Nilai Maksimum 3,95
Kelas III 0,79 – 1,35 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,35 – 2,31 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,71
Kelas V 2,31 – 3,95 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Tabel 3.24. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Serat (P3) dengan Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
Jenis
No Kecamatan Hutan Lahan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Sawah Rawa
Ekoregion Ladang Sungai
Kering Sekunder Karet Kelapa Sawit Kopi Campuran Tadah Hujan Pedalaman
KLGA - - - 34,10 - 2,07 - - -
LP/PL Basin - - - 210,85 28,57 123,67 9,19 -
1 Jangkat
PGP - - - - 175,57 - - -
PBL - - - - 585,82 - - -
KGA - - - - 2.566,80 2.728,23 - - -
KLGA - - - - 559,65 - - -
2 Sungai Tenang PGL - - - - 1,11 - - -
PGP - - - - 276,46 229,52 - - -
PBL - - - - 165,03 - - -
KGA - - - - 2,10 2.102,75 - - -
3 Muara Siau PGL - - - - 7,58 - - -
PBL 22,78 - - - 8,46 - - -
KGA - - - - 1.794,09 16.199,94 - - -
KLGA - - - - 1.316,81 - - -
4 Lembah Masurai
LP/PL Basin - - - - - - - 3,53 - -
PGL - - - - 6,26 - - - -
LP/PP Terban 4.927,47 - - - - - - - -
5 Tiang Pumpung PGL - 439,84 - - - - - - -
PBL - 12,42 - - - 6,47 - - -
6 Pamenang LP/PP Terban 27,16 - - - - - - - -
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - - - - - - - - -
8 Renah Pamenang LP/PP Terban 306,55 - - - - - - - -
LP/PP Terban 5.886,86 - - - - - - - -
9 Pamenang Selatan PGL - 199,58 162,89 - - - - - -
PBL - 128,37 247,62 - - - - - -
10 Bangko LP/PP Terban 658,51 - - - - - - - -
11 Bangko Barat LP/PP Terban 2.463,82 - - - - - - - -
LP/PP Terban 6.387,51 - - - - - - - -
12 Nalo Tantan PGL - 427,12 - - - 1,10 - - -
PBL - 937,18 - - - 16,17 - - -
Tabel 3.25. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Serat (P3) dengan Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Kering Hutan Lahan Kering
Perkebunan Campuran
Primer Sekunder
Kaki Gunungapi 4.391,43 852,17 -
Kerucut dan Lereng Gunungapi 8.617,08 52,76 -
Lembah antar perbukitan/Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 25,71 21,82 -
1 Jangkat
Pegunungan Patahan 53.013,41 2.163,38 -
Perbukitan Lipatan 11.565,42 5.043,84 -
Perbukitan Patahan 100,96 69,47 -
Kaki Gunungapi 1.847,34 4.262,59 -
Kerucut dan Lereng Gunungapi 8.104,39 1.999,30 289,90
Lembah antar perbukitan/Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 476,24 - -
2 Sungai Tenang
Pegunungan Lipatan 4.853,26 98,69 -
Pegunungan Patahan 22.238,36 1.395,07 -
Perbukitan Lipatan 5.374,53 1.020,30 -
Kaki Gunungapi 17.891,16 13.463,36 -
Lembah antar perbukitan/Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 4.742,58 2.286,96 -
3 Muara Siau Pegunungan Lipatan 2.624,55 9.392,07 -
Perbukitan Lipatan 638,58 1.887,37 -
Perbukitan Patahan 256,43 290,47 -
Gambar 3.9. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Penyediaan Serat Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
D. Penyediaan Energi
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan energi, baik yang berasal dari fosil
seperti minyak bumi dan batubara serta sumber energi alternatif yang berasal dari
alam seperti tenaga air mikro hidro, tenaga matahari dan tenaga angin serta
panas bumi. Selain itu, ekosistem juga menyediakan energi yang berasal dari bio
massa minyak tanaman seperti minyak sawit, minyak buah biji jarak. Hutan dan
berbagai macam tanaman kayu-kayuan juga memberikan sumbangan terhadap
sumber energi.
Tabel 3.26. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Energi (P4) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,8633 0,4838 1,3196 0,9064 1,0863 1,7751 0,6342 1,0972
Hutan Lahan Kering Primer 1,880 3,50 0,91 2,48 1,70 2,04 3,34 1,19 2,06
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,482 2,76 0,72 1,96 1,34 1,61 2,63 0,94 1,63
Perkebunan Karet 0,958 1,78 0,46 1,26 0,87 1,04 1,70 0,61 1,05
Perkebunan Kelapa Sawit 2,169 4,04 1,05 2,86 1,97 2,36 3,85 1,38 2,38
Perkebunan Kopi 0,968 1,80 0,47 1,28 0,88 1,05 1,72 0,61 1,06
Perkebunan Campuran 1,425 2,66 0,69 1,88 1,29 1,55 2,53 0,90 1,56
Semak Belukar 0,828 1,54 0,40 1,09 0,75 0,90 1,47 0,52 0,91
Ladang 0,624 1,16 0,30 0,82 0,57 0,68 1,11 0,40 0,68
Sawah Tadah Hujan 0,526 0,98 0,25 0,69 0,48 0,57 0,93 0,33 0,58
Permukiman 0,461 0,86 0,22 0,61 0,42 0,50 0,82 0,29 0,51
Lahan Terbuka 0,377 0,70 0,18 0,50 0,34 0,41 0,67 0,24 0,41
Sungai 1,718 3,20 0,83 2,27 1,56 1,87 3,05 1,09 1,89
Danau/Waduk 1,335 2,49 0,65 1,76 1,21 1,45 2,37 0,85 1,46
Rawa Pedalaman 0,573 1,07 0,28 0,76 0,52 0,62 1,02 0,36 0,63
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,18 – 0,34 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,18
Kelas II 0,34 – 0,63 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,04
Kelas III 0,63 – 1,17 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,17 – 2,18 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,86
Kelas V 2,18 – 4,04 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Tabel 3.27. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Energi (P4) dengan Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Hutan Lahan Semak Perkebunan Perkebunan Perkebunan Danau/
Sungai
Kering Primer Kering Sekunder Belukar Karet Kelapa Sawit Kopi Waduk
KGA - - 1.213,20 - - 3.250,15 - -
LP/PL Basin 25,71 21,82 - - - - - 9,19
1 Jangkat
PGP - - 312,03 - - 131,50
PBP 100,96 69,47 - - 0,70 7,48
KGA - - 4.726,62 - - 942,70
LP/PL Basin 476,24 - - - - - - -
2 Sungai Tenang
PGL 4.853,26 98,69 - - - - 2,48
PGP - - 716,33 - - - - -
KGA - - 2.943,17 141,87 - - -
LP/PL Basin 4.742,58 2.286,96 - - - - - -
3 Muara Siau PGL 2.624,55 9.392,07 - - - - - 17,39
PGP - - 69,37 - - - -
PBP - 256,43 290,47 - - - -
KGA - - 4.166,65 - - - -
4 Lembah Masurai LP/PL Basin 3.793,09 535,97 - - - - - 3,53
PGL 1.423,83 334,16 - - - - 16,51
LP/PP Terban - 4.927,47 - 771,86 - - - -
LP/PL Basin 917,71 300,92 - - - - - -
5 Tiang Pumpung
PGL 8.027,38 5.385,04 - - - - 1,64
PGP - - 214,15 - - - - -
6 Pamenang LP/PP Terban - 27,16 - - - - 14,27 -
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - - - 1.274,62 - - 16,15 -
8 Renah Pamenang LP/PP Terban - 306,55 - 16,32 - - 0,41 -
LP/PP Terban - 5.886,86 - 454,84 - - 0,60 -
9 Pamenang Selatan PGL 1.744,84 835,56 - - - - - -
PBL - - - - 247,62 - - -
10 Bangko LP/PP Terban 658,51 658,51 - 1.584,81 - - 0,17 -
11 Bangko Barat LP/PP Terban 2.463,82 2.463,82 - 1.475,69 - - -
LP/PP Terban - 6.387,51 - 2.126,20 - - 1,94 -
12 Nalo Tantan
PGL - 11,42 - - - -
Keterangan Ekoregion:
1. KGA : Kaki Gunung Api 5. PGL : Pegunungan Lipatan
2. KLGA : Kerucut dan Lereng Gunung Api 6. PGP : Pegunungan Patahan
3. LP/PP Terban : Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan Patahan (Terban) 7. PBL : Perbukitan Lipatan
4. LP/PL Basin : Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 8. PBP : Perbukitan Patahan
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin dan Olah Data, 2018
Tabel 3.28. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Energi (P4) dengan Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Kering Hutan Lahan Kering Perkebunan Perkebunan
Danau/ Waduk Sungai
Primer Sekunder Campuran Kelapa Sawit
KGA 4.391,43 852,17 - - 60,27 -
1 Jangkat
PGP 53.013,41 2.163,38 - - 272,91 10,23
KGA 1.847,34 4.262,59 2.566,80 - - 40,51
2 Sungai Tenang
PGP 22.238,36 1.395,07 276,46 - - -
3 Muara Siau KGA 17.891,16 13.463,36 2,10 - - 97,79
4 Lembah Masurai KGA 10.031,84 14.118,93 1.794,09 - 0,75 200,07
LP/PP Terban 1.029,88 - - 16,41 - 28,84
5 Tiang Pumpung
PGP - 24,75 - - - -
6 Pamenang LP/PP Terban - - - 26.347,63 - 369,29
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - - - 11.471,25 - 154,34
8 Renah Pamenang LP/PP Terban - - - 7.898,00 - -
LP/PP Terban 400,72 - - 6.285,83 - 71,69
9 Pamenang Selatan
PGL - - - 162,89 - -
10 Bangko LP/PP Terban - - - 7.428,74 - 220,87
11 Bangko Barat LP/PP Terban - - - 3.968,85 105,07
12 Nalo Tantan LP/PP Terban - - - - - 47,11
13 Batang Mesumai LP/PP Terban - - - - - 85,83
14 Sungai Manau LP/PP Terban 9,80 - - - - 18,17
15 Renah Pembarap LP/PP Terban - - - - - 59,03
16 Pangkalan Jambu KGA 7.767,33 66,18 - - 1,31
LP/PP Terban - - - 2.963,96 - 39,72
17 Tabir
PGP - 142,47 - 105,35 - -
LP/PP Terban - - - - - 18,95
18 Tabir Ulu
PGP - 2.704,46 - - - -
Gambar 3.11. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Penyediaan Energi Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.12. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Penyediaan Sumber Daya Genetik
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan luas area DDDT LH untuk nilai jasa ekosistem
penyediaan sumberdaya genetik di Kabupaten Merangin, diketahui terdapat
seluas 161.002,81 ha lahan yang ada memiliki daya dukung yang tinggi untuk jasa
penyediaan sumberdaya genetik dengan tutupan lahan yang terdiri dari hutan
lahan kering sekunder seluas 7.911,68 ha (4,91%); semak belukar seluas
113.325,74 ha (70,39%); perkebunan karet seluas 4.543,47 ha (2,82%); ladang
Tabel 3.29. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Penyediaan Sumberdaya Genentik (P5) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,5680 0,9115 1,2907 1,0712 1,4432 1,4432 1,1784 1,1784
Hutan Lahan Kering Primer 2,719 4,26 2,48 3,51 2,91 3,92 3,92 3,20 3,20
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,559 2,45 1,42 2,01 1,67 2,25 2,25 1,84 1,84
Perkebunan Karet 0,724 1,14 0,66 0,93 0,78 1,04 1,04 0,85 0,85
Perkebunan Kelapa Sawit 0,480 0,75 0,44 0,62 0,51 0,69 0,69 0,57 0,57
Perkebunan Kopi 0,702 1,10 0,64 0,91 0,75 1,01 1,01 0,83 0,83
Perkebunan Campuran 1,053 1,65 0,96 1,36 1,13 1,52 1,52 1,24 1,24
Semak Belukar 0,845 1,32 0,77 1,09 0,90 1,22 1,22 1,00 1,00
Ladang 0,690 1,08 0,63 0,89 0,74 1,00 1,00 0,81 0,81
Sawah Tadah Hujan 0,531 0,83 0,48 0,69 0,57 0,77 0,77 0,63 0,63
Permukiman 0,333 0,52 0,30 0,43 0,36 0,48 0,48 0,39 0,39
Lahan Terbuka 0,248 0,39 0,23 0,32 0,27 0,36 0,36 0,29 0,29
Sungai 1,323 2,07 1,21 1,71 1,42 1,91 1,91 1,56 1,56
Danau/Waduk 1,369 2,15 1,25 1,77 1,47 1,98 1,98 1,61 1,61
Rawa Pedalaman 1,496 2,35 1,36 1,93 1,60 2,16 2,16 1,76 1,76
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,23 – 0,41 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,23
Kelas II 0,41 – 0,73 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,26
Kelas III 0,73 – 1,32 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,32 – 2,37 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,80
Kelas V 2,37 – 4,26 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Tabel 3.30. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Sumberdaya Genetik (P5) dengan Klasifikasi Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan
Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Semak Perkebunan Perkebunan Perkebunan Danau/ Rawa
Ladang Sungai
Kering Sekunder Belukar Karet Kopi Campuran Waduk Pedalaman
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Semak Perkebunan Perkebunan Perkebunan Danau/ Rawa
Ladang Sungai
Kering Sekunder Belukar Karet Kopi Campuran Waduk Pedalaman
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Semak Perkebunan Perkebunan Perkebunan Danau/ Rawa
Ladang Sungai
Kering Sekunder Belukar Karet Kopi Campuran Waduk Pedalaman
Tabel 3.31. Distribusi dan Luas Areal Jasa Penyediaan Sumberdaya Genetik (P5) dengan
Klasifikasi Sangat Tinggi Berdasarkan Ekoregion dan Tutupan Lahan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tutupan Lahan (ha)
No Kecamatan Jenis Ekoregion Hutan Lahan Hutan Lahan Danau/ Rawa
Sungai
Kering Primer Kering Sekunder Waduk Pedalaman
KGA 4.391,43 852,17 60,27 - -
KLGA 8.617,08 - - - -
LP/PL Basin 25,71 - - - -
1 Jangkat
PGP 53.013,41 2.163,38 272,91 - 10,23
PBL 11.565,42 5.043,84 - - -
PBP 69,47 100,96 - - -
KGA 1.847,34 4.262,59 - - 40,51
KLGA 8.104,39 - - - -
LP/PL Basin 476,24
2 Sungai Tenang
PGL 4.853,26 98,69 - - 2,48
PGP 22.238,36 1.395,07 - - -
PBL 5.374,53 1.020,30 - - -
KGA 17.891,16 13.463,36 - - 97,79
LP/PL Basin 4.742,58 - - - -
3 Muara Siau PGL 2.624,55 9.392,07 - - 17,39
PBL 638,58 1.887,37 - - -
PBP 256,43 290,47 - - -
KGA 10.031,84 14.118,93 0,60 - 200,07
KLGA 11.856,90 - - - -
4 Lembah Masurai LP/PL Basin 3.793,09 - - - -
PGL 1.423,83 334,16 - - 16,51
PBL 29,27 6,16 - - -
LP/PP Terban 1.029,88 4.927,47 - - -
LP/PL Basin 917,71 - - - -
5 Tiang Pumpung PGL 8.027,38 5.385,04 - - 1,64
PGP 24,75 - - -
PBL 1.537,23 475,60 - - -
6 Pamenang LP/PP Terban - 27,16 - 7,29 -
7 Pamenang Barat LP/PP Terban - - - 7,06 -
Renah
8 LP/PP Terban - 306,55 - - -
Pamenang
LP/PP Terban 400,72 5.886,86 - - -
Pamenang
9 PGL 1.744,84 835,56 - - -
Selatan
PBL 262,59 752,96 - - -
10 Bangko LP/PP Terban - 658,51 - 0,61 -
11 Bangko Barat LP/PP Terban - 2.463,82 - - -
LP/PP Terban - 6.387,51 - - -
12 Nalo Tantan PGL - 575,08 - - -
PBL - 1.118,50 - - -
LP/PP Terban - 1.978,62 - - -
13 Batang Mesumai PGL - 239,81 - - -
PBL - 479,80 - - -
LP/PP Terban 9,80 138,17 - - -
PGL 12.340,25 11.921,44 0,31 - 19,42
14 Sungai Manau
PBL 745,11 570,20 - - -
PBP 99,35 334,72 - - -
Renah LP/PP Terban - 707,75 - - -
15
Pembarap PGL 66,14 7.296,89 0,18 - 1,61
Gambar 3.13. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Penyediaan Sumberdaya Genetik Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.14. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang
Hidup Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem budaya tempat tinggal dan ruang hidup di
Kabupaten Merangin, diketahui bahwa tutupan lahan berupa permukiman pada
ekoregion Lembah antar perbukitan/Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin)
memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi dengan nilai KJE maksimum.
Namun, pada seluruh tutupan lahan di ekoregion Kerucut dan Lereng Gunung Api
memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat rendah, terkecuali di tutupan
lahan terbuka dan permukiman.
Penilaian matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai
Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa budaya tempat tinggal dan ruang hidup
selengkapnya disajikan pada Tabel 3.32. Sedangkan peta daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk jasa budaya tempat tinggal dan ruang hidup di
Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.15.
Tabel 3.32. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup (C1) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,1425 0,2041 1,7388 1,8468 0,4993 0,3924 0,6807 0,4546
Hutan Lahan Kering Primer 0,931 1,06 0,19 1,62 1,72 0,46 0,37 0,63 0,42
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,012 1,16 0,21 1,76 1,87 0,51 0,40 0,69 0,46
Perkebunan Karet 1,259 1,44 0,26 2,19 2,32 0,63 0,49 0,86 0,57
Perkebunan Kelapa Sawit 0,979 1,12 0,20 1,70 1,81 0,49 0,38 0,67 0,45
Perkebunan Kopi 1,069 1,22 0,22 1,86 1,97 0,53 0,42 0,73 0,49
Perkebunan Campuran 1,312 1,50 0,27 2,28 2,42 0,66 0,51 0,89 0,60
Semak Belukar 0,990 1,13 0,20 1,72 1,83 0,49 0,39 0,67 0,45
Ladang 1,502 1,72 0,31 2,61 2,77 0,75 0,59 1,02 0,68
Sawah Tadah Hujan 0,876 1,00 0,18 1,52 1,62 0,44 0,34 0,60 0,40
Permukiman 3,484 3,98 0,71 6,06 6,43 1,74 1,37 2,37 1,58
Lahan Terbuka 1,677 1,92 0,34 2,92 3,10 0,84 0,66 1,14 0,76
Sungai 0,795 0,91 0,16 1,38 1,47 0,40 0,31 0,54 0,36
Danau/Waduk 0,758 0,87 0,15 1,32 1,40 0,38 0,30 0,52 0,34
Rawa Pedalaman 0,738 0,84 0,15 1,28 1,36 0,37 0,29 0,50 0,34
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,15 – 0,32 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,15
Kelas II 0,32 – 0,68 Rendah Orange Nilai Maksimum 6,43
Kelas III 0,68 – 1,43 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,43 – 3,04 Tinggi Hijau Muda Nilai X 2,12
Kelas V 3,04 – 6,43 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.15. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Kabupaten Merangin
Gambar 3.16. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ekotourism
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem budaya rekreasi dan ekotourism di Kabupaten
Merangin, diketahui bahwa tutupan lahan berupa hutan lahan kering primer pada
ekoregion Kerucut dan Lereng Gunung Api memiliki daya dukung dengan
klasifikasi sangat tinggi dengan nilai KJE maksimum. Indeks jasa ekosistem
terbesar terdapat di Kecamatan Jangkat, Kecamatan Sungai Tenang, Kecamatan
Lembah Masurai, Kecamatan Pangkalan Jambu dan Kecamatan Muara Siau.
Tutupan lahan berupa hutan lahan kering primer memiliki jasa budaya rekreasi
dan ekotourism dengan klasifikasi tinggi sampai sangat tinggi di hampir seluruh
ekoregion, terkecuali pada ekoregion Perbukitan Lipatan. Selain itu, pada
ekoregion Pegunungan Patahan, tutupan lahan berupa sungai dan danau/waduk
memberikan daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi untuk jasa budaya
rekreasi dan ekotourism di Kabupaten Merangin.
Penilaian matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai
Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa budaya rekreasi dan ekotourim
selengkapnya disajikan pada Tabel 3.33. Sedangkan peta daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk jasa budaya rekreasi dan ekotourim di
Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.17.
Tabel 3.33. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Budaya Rekreasi dan Ekotourism (C2) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar
Ekoregion Lembah antar perbukitan/
Kerucut dan
Kaki Gunung Perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Lereng
Api Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain
Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,2538 2,7675 0,7398 0,6779 0,5303 1,9004 0,5303 1,2244
Hutan Lahan Kering Primer 1,966 2,46 5,44 1,45 1,33 1,04 3,74 1,04 2,41
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,109 1,39 3,07 0,82 0,75 0,59 2,11 0,59 1,36
Perkebunan Karet 0,624 0,78 1,73 0,46 0,42 0,33 1,19 0,33 0,76
Perkebunan Kelapa Sawit 0,658 0,83 1,82 0,49 0,45 0,35 1,25 0,35 0,81
Perkebunan Kopi 0,845 1,06 2,34 0,63 0,57 0,45 1,61 0,45 1,04
Perkebunan Campuran 0,817 1,02 2,26 0,60 0,55 0,43 1,55 0,43 1,00
Semak Belukar 0,371 0,46 1,03 0,27 0,25 0,20 0,70 0,20 0,45
Ladang 0,498 0,62 1,38 0,37 0,34 0,26 0,95 0,26 0,61
Sawah Tadah Hujan 0,628 0,79 1,74 0,46 0,43 0,33 1,19 0,33 0,77
Permukiman 0,537 0,67 1,49 0,40 0,36 0,28 1,02 0,28 0,66
Lahan Terbuka 0,288 0,36 0,80 0,21 0,20 0,15 0,55 0,15 0,35
Sungai 1,685 2,11 4,66 1,25 1,14 0,89 3,20 0,89 2,06
Danau/Waduk 1,992 2,50 5,51 1,47 1,35 1,06 3,79 1,06 2,44
Rawa Pedalaman 1,296 1,63 3,59 0,96 0,88 0,69 2,46 0,69 1,59
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,15 – 0,31 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,15
Kelas II 0,31 – 0,64 Rendah Orange Nilai Maksimum 5,51
Kelas III 0,64 – 1,31 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,31 – 2,69 Tinggi Hijau Muda Nilai X 2,05
Kelas V 2,69 – 5,51 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.17. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Budaya Rekreasi dan Ekotourism Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.18. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Budaya Estetika Alam Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem budaya estetika alam di Kabupaten Merangin,
diketahui bahwa tutupan lahan berupa danau/waduk pada ekoregion Kerucut dan
Lereng Gunung Api memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi dengan
nilai KJE maksimum. Namun, hampir pada seluruh tutupan lahan di ekoregion
Kerucut dan Lereng Gunung Api memiliki daya dukung dengan klasifikasi tinggi
sampai sangat tinggi, terkecuali di perkebunan kelapa sawit, semak belukar,
ladang, dan lahan terbuka yang terklasifikasi sedang.
Tutupan lahan berupa hutan lahan kering primer memiliki jasa budaya estetika
alam dengan klasifikasi sangat tinggi hanya pada ekoregion Kerucut dan Lereng
Gunung Api. Selain itu, tutupan lahan berupa danau/waduk memberikan daya
dukung dengan klasifikasi tinggi sampai sangat tinggi untuk jasa budaya estetika
alam di hampir seluruh ekoregion kecuali di ekoregion Perbukitan Lipatan.
Penilaian matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai
Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa budaya estetika alam selengkapnya
disajikan pada Tabel 3.34. Sedangkan peta daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk jasa budaya estetika alam di Kabupaten Merangin
disajikan pada Gambar 3.19.
Tabel 3.34. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Budaya Estetika Alam (C3) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,6326 2,9008 0,9757 0,8089 0,8320 1,4862 0,6824 1,0187
Hutan Lahan Kering Primer 1,751 2,86 5,08 1,71 1,42 1,46 2,60 1,19 1,78
Hutan Lahan Kering Sekunder 0,972 1,59 2,82 0,95 0,79 0,81 1,44 0,66 0,99
Perkebunan Karet 0,679 1,11 1,97 0,66 0,55 0,57 1,01 0,46 0,69
Perkebunan Kelapa Sawit 0,558 0,91 1,62 0,54 0,45 0,46 0,83 0,38 0,57
Perkebunan Kopi 0,953 1,56 2,76 0,93 0,77 0,79 1,42 0,65 0,97
Perkebunan Campuran 0,706 1,15 2,05 0,69 0,57 0,59 1,05 0,48 0,72
Semak Belukar 0,386 0,63 1,12 0,38 0,31 0,32 0,57 0,26 0,39
Ladang 0,499 0,81 1,45 0,49 0,40 0,42 0,74 0,34 0,51
Sawah Tadah Hujan 0,776 1,27 2,25 0,76 0,63 0,65 1,15 0,53 0,79
Permukiman 0,668 1,09 1,94 0,65 0,54 0,56 0,99 0,46 0,68
Lahan Terbuka 0,339 0,55 0,98 0,33 0,27 0,28 0,50 0,23 0,35
Sungai 1,684 2,75 4,88 1,64 1,36 1,40 2,50 1,15 1,72
Danau/Waduk 2,194 3,58 6,36 2,14 1,77 1,83 3,26 1,50 2,23
Rawa Pedalaman 1,074 1,75 3,12 1,05 0,87 0,89 1,60 0,73 1,09
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,23 – 0,45 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,23
Kelas II 0,45 – 0,87 Rendah Orange Nilai Maksimum 6,36
Kelas III 0,87 – 1,69 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,69 – 3,28 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,94
Kelas V 3,28 – 6,36 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.19. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Budaya Estetika Alam Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tabel 3.35. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Penutupan Lahan untuk Jasa Pengaturan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Jasa Pengaturan (R)
No Kelas Tutupan Lahan Tata Aliran Air Pencegahan Pemurnian Penguraian Kualitas Penyerbukan Pengendalian Hama dan
Iklim
dan Banjir Bencana Alam Air Limbah Udara Alami Penyakit
A Hutan Lahan Kering Primer 2,774 2,340 2,333 2,005 1,709 2,808 2,941 2,778
B Hutan Lahan Kering Sekunder 1,620 1,309 1,299 0,944 1,016 1,479 1,497 1,305
C Perkebunan Karet 1,030 0,926 1,118 0,745 0,559 1,110 1,152 0,991
D Perkebunan Kelapa Sawit 0,713 0,523 0,655 0,511 0,429 0,773 0,754 0,653
E Perkebunan Kopi 0,900 0,744 0,893 0,765 0,526 0,998 1,180 0,852
F Perkebunan Campuran 1,282 0,988 1,104 1,017 0,685 1,174 1,514 1,345
G Semak Belukar 0,580 0,687 0,771 0,745 0,591 0,647 0,946 0,925
H Ladang 0,710 0,585 0,701 0,510 0,558 0,584 0,816 0,647
I Sawah Tadah Hujan 0,519 0,837 0,684 0,673 0,839 0,533 0,568 0,595
J Permukiman 0,296 0,330 0,406 0,296 0,310 0,314 0,311 0,295
K Lahan Terbuka 0,295 0,292 0,319 0,288 0,364 0,289 0,294 0,327
L Sungai 0,904 1,637 0,861 1,708 1,910 0,917 0,338 0,648
M Danau/Waduk 0,795 1,662 1,319 1,969 1,570 0,884 0,381 0,763
N Rawa Pedalaman 1,376 1,484 1,217 1,746 1,843 1,339 1,067 1,262
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018
Tabel 3.36. Koefisien Matrik Pairwise Berdasarkan Ekoregion untuk Jasa Pengaturan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Jasa Pengaturan (R)
No Ekoregion Tata Aliran Air Pencegahan Pemurnian Penguraian Kualitas Penyerbukan Pengendalian Hama
Iklim
dan Banjir Bencana Alam Air Limbah Udara Alami dan Penyakit
1 Kaki Gunungapi 1,301 1,846 1,649 2,208 1,736 1,895 2,435 1,326
2 Kerucut dan Lereng Gunungapi 2,177 2,056 1,831 0,697 0,671 1,908 1,099 0,475
Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan
3 0,604 0,824 1,064 1,136 1,318 0,893 1,121 1,605
patahan (Terban)
Lembah antar perbukitan/ Pegunungan
4 Lipatan 0,543 0,740 0,960 1,068 1,046 0,893 1,121 1,443
(Intermountain Basin)
5 Pegunungan Lipatan 1,794 0,780 0,647 1,200 0,680 1,946 1,348 0,595
6 Pegunungan Patahan 2,025 0,780 0,553 1,334 0,839 1,946 1,348 0,595
7 Perbukitan Lipatan 0,887 0,877 0,576 1,286 0,812 1,258 0,836 0,765
8 Perbukitan Patahan 0,989 0,877 0,492 1,545 1,002 1,258 0,836 0,765
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018
A. Pengaturan Iklim
Secara alamiah ekosistem mampu memberikan jasa ekosistem berupa jasa
pengaturan iklim mikro, yang meliputi pengaturan suhu, kelembaban dan hujan,
angin, pengendalian gas rumah kaca, dan penyerapan karbon. Fungsi pengaturan
iklim dipengaruhi oleh keberadaan faktor biotik khususnya vegetasi, serta letak
dan faktor fisiografis seperti ketinggian tempat dan bentuk lahan.
Kawasan dengan kepadatan vegetasi yang rapat dan letak ketinggian yang besar
seperti pegunungan akan memiliki sistem pengaturan iklim yang lebih baik yang
bermanfaat langsung pada pengurangan emisi karbon dioksida dan efek rumah
kaca serta menurunkan dampak pemanasan global seperti peningkataan
permukaan laut dan perubahan iklim ekstrim dan gelombang panas.
Gambar 3.20. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim Menurut Kecamatan
di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem pengaturan iklim di Kabupaten Merangin,
diketahui bahwa tutupan lahan hutan lahan kering primer pada ekoregion Kerucut
dan Lereng Gunung Api memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi
dengan nilai KJE maksimum. Bahkan untuk seluruh ekoregion yang ada di
Kabupaten Merangin, hutan lahan kering primer memiliki jasa pengaturan iklim
dengan klasifikasi tinggi sampai sangat tinggi. Penilaian matrik pairwise penutupan
lahan dengan ekoregion dengan nilai Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa
pengaturan iklim selengkapnya disajikan pada Tabel 3.37.
Selain itu, tutupan lahan berupa perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit dan
perkebunan kopi, sungai dan danau/waduk berperan tinggi dalam pengaturan
iklim pada ekoregion tipe Kerucut dan Lereng Gunung Api, Pegunungan Lipatan
dan Pegunungan Patahan. Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
untuk jasa pengaturan iklim di Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.21.
Tabel 3.37. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Iklim (R1) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,3006 2,1769 0,6043 0,5426 1,7943 2,0245 0,8867 0,9890
Hutan Lahan Kering Primer 2,774 3,61 6,04 1,68 1,51 4,98 5,62 2,46 2,74
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,620 2,11 3,53 0,98 0,88 2,91 3,28 1,44 1,60
Perkebunan Karet 1,030 1,34 2,24 0,62 0,56 1,85 2,09 0,91 1,02
Perkebunan Kelapa Sawit 0,713 0,93 1,55 0,43 0,39 1,28 1,44 0,63 0,70
Perkebunan Kopi 0,900 1,17 1,96 0,54 0,49 1,61 1,82 0,80 0,89
Perkebunan Campuran 1,282 1,67 2,79 0,77 0,70 2,30 2,60 1,14 1,27
Semak Belukar 0,580 0,75 1,26 0,35 0,31 1,04 1,17 0,51 0,57
Ladang 0,710 0,92 1,55 0,43 0,39 1,27 1,44 0,63 0,70
Sawah Tadah Hujan 0,519 0,67 1,13 0,31 0,28 0,93 1,05 0,46 0,51
Permukiman 0,296 0,38 0,64 0,18 0,16 0,53 0,60 0,26 0,29
Lahan Terbuka 0,295 0,38 0,64 0,18 0,16 0,53 0,60 0,26 0,29
Sungai 0,904 1,18 1,97 0,55 0,49 1,62 1,83 0,80 0,89
Danau/Waduk 0,795 1,03 1,73 0,48 0,43 1,43 1,61 0,70 0,79
Rawa Pedalaman 1,376 1,79 3,00 0,83 0,75 2,47 2,79 1,22 1,36
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,16 – 0,33 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,16
Kelas II 0,33 – 0,68 Rendah Orange Nilai Maksimum 6,04
Kelas III 0,68 – 1,41 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,41 – 2,92 Tinggi Hijau Muda Nilai X 2,07
Kelas V 2,92 – 6,04 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.21. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Iklim Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.22. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir
Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin
Tabel 3.38. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir (R2) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,8460 2,0563 0,8244 0,7399 0,7800 0,7800 0,8769 0,8769
Hutan Lahan Kering Primer 2,340 4,32 4,81 1,93 1,73 1,83 1,83 2,05 2,05
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,309 2,42 2,69 1,08 0,97 1,02 1,02 1,15 1,15
Perkebunan Karet 0,926 1,71 1,90 0,76 0,69 0,72 0,72 0,81 0,81
Perkebunan Kelapa Sawit 0,523 0,96 1,07 0,43 0,39 0,41 0,41 0,46 0,46
Perkebunan Kopi 0,744 1,37 1,53 0,61 0,55 0,58 0,58 0,65 0,65
Perkebunan Campuran 0,988 1,82 2,03 0,81 0,73 0,77 0,77 0,87 0,87
Semak Belukar 0,687 1,27 1,41 0,57 0,51 0,54 0,54 0,60 0,60
Ladang 0,585 1,08 1,20 0,48 0,43 0,46 0,46 0,51 0,51
Sawah Tadah Hujan 0,837 1,54 1,72 0,69 0,62 0,65 0,65 0,73 0,73
Permukiman 0,330 0,61 0,68 0,27 0,24 0,26 0,26 0,29 0,29
Lahan Terbuka 0,292 0,54 0,60 0,24 0,22 0,23 0,23 0,26 0,26
Sungai 1,637 3,02 3,37 1,35 1,21 1,28 1,28 1,44 1,44
Danau/Waduk 1,662 3,07 3,42 1,37 1,23 1,30 1,30 1,46 1,46
Rawa Pedalaman 1,484 2,74 3,05 1,22 1,10 1,16 1,16 1,30 1,30
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,22 – 0,40 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,22
Kelas II 0,40 – 0,75 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,81
Kelas III 0,75 – 1,39 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,39 – 2,59 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,86
Kelas V 2,59 – 4,81 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.23. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir Kabupaten Merangin
Tabel 3.39. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Pencegahan Bencana Alam (R3) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,6490 1,8309 1,0636 0,9604 0,6470 0,5530 0,5756 0,4922
Hutan Lahan Kering Primer 2,333 3,85 4,27 2,48 2,24 1,51 1,29 1,34 1,15
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,299 2,14 2,38 1,38 1,25 0,84 0,72 0,75 0,64
Perkebunan Karet 1,118 1,84 2,05 1,19 1,07 0,72 0,62 0,64 0,55
Perkebunan Kelapa Sawit 0,655 1,08 1,20 0,70 0,63 0,42 0,36 0,38 0,32
Perkebunan Kopi 0,893 1,47 1,63 0,95 0,86 0,58 0,49 0,51 0,44
Perkebunan Campuran 1,104 1,82 2,02 1,17 1,06 0,71 0,61 0,64 0,54
Semak Belukar 0,771 1,27 1,41 0,82 0,74 0,50 0,43 0,44 0,38
Ladang 0,701 1,16 1,28 0,75 0,67 0,45 0,39 0,40 0,35
Sawah Tadah Hujan 0,684 1,13 1,25 0,73 0,66 0,44 0,38 0,39 0,34
Permukiman 0,406 0,67 0,74 0,43 0,39 0,26 0,22 0,23 0,20
Lahan Terbuka 0,319 0,53 0,58 0,34 0,31 0,21 0,18 0,18 0,16
Sungai 0,861 1,42 1,58 0,92 0,83 0,56 0,48 0,50 0,42
Danau/Waduk 1,319 2,18 2,42 1,40 1,27 0,85 0,73 0,76 0,65
Rawa Pedalaman 1,217 2,01 2,23 1,29 1,17 0,79 0,67 0,70 0,60
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,16 – 0,30 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,16
Kelas II 0,30 – 0,59 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,27
Kelas III 0,59 – 1,14 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,14 – 2,21 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,94
Kelas V 2,21 – 4,27 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.25. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Pencegahan Bencana Alam Kabupaten Merangin
Gambar 3.26. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin
Penilaian matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai
Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa pengaturan pemurnian air selengkapnya
disajikan pada Tabel 3.40. Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang
diperoleh dari perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik
pairwise ekoregion untuk jasa ekosistem pengaturan pemurnian air di Kabupaten
Merangin, diketahui bahwa tutupan lahan hutan lahan kering primer pada
ekoregion Kaki Gunung Api memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi
dengan nilai KJE maksimum.
Selain itu, tutupan lahan berupa sungai, danau/waduk dan rawa pedalaman
terklasifikasi sangat tinggi dalam pengaturan pemurnian air pada ekoregion Kaki
Gunung Api dan Perbukitan Patahan. Peta daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk jasa pengaturan pemurnian air di Kabupaten Merangin
disajikan pada Gambar 3.27.
Tabel 3.40. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Pemurnian Air (R4) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 2,2077 0,6968 1,1365 1,0678 1,1996 1,3341 1,2855 1,5455
Hutan Lahan Kering Primer 2,005 4,43 1,40 2,28 2,14 2,40 2,67 2,58 3,10
Hutan Lahan Kering Sekunder 0,944 2,08 0,66 1,07 1,01 1,13 1,26 1,21 1,46
Perkebunan Karet 0,745 1,64 0,52 0,85 0,80 0,89 0,99 0,96 1,15
Perkebunan Kelapa Sawit 0,511 1,13 0,36 0,58 0,55 0,61 0,68 0,66 0,79
Perkebunan Kopi 0,765 1,69 0,53 0,87 0,82 0,92 1,02 0,98 1,18
Perkebunan Campuran 1,017 2,25 0,71 1,16 1,09 1,22 1,36 1,31 1,57
Semak Belukar 0,745 1,64 0,52 0,85 0,80 0,89 0,99 0,96 1,15
Ladang 0,510 1,13 0,36 0,58 0,54 0,61 0,68 0,66 0,79
Sawah Tadah Hujan 0,673 1,49 0,47 0,77 0,72 0,81 0,90 0,87 1,04
Permukiman 0,296 0,65 0,21 0,34 0,32 0,36 0,39 0,38 0,46
Lahan Terbuka 0,288 0,64 0,20 0,33 0,31 0,35 0,38 0,37 0,45
Sungai 1,708 3,77 1,19 1,94 1,82 2,05 2,28 2,20 2,64
Danau/Waduk 1,969 4,35 1,37 2,24 2,10 2,36 2,63 2,53 3,04
Rawa Pedalaman 1,746 3,86 1,22 1,98 1,86 2,09 2,33 2,24 2,70
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,20 – 0,37 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,20
Kelas II 0,37 – 0,69 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,43
Kelas III 0,69 – 1,28 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,28 – 2,38 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,86
Kelas V 2,38 – 4,43 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.27. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Pemurnian Air Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk jasa pengaturan
penguraian limbah di Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.29.
Tabel 3.41. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Penguraian Limbah (R5) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,7355 0,6712 1,3177 1,0465 0,6802 0,8392 0,8117 1,0022
Hutan Lahan Kering Primer 1,709 2,97 1,15 2,25 1,79 1,16 1,43 1,39 1,71
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,016 1,76 0,68 1,34 1,06 0,69 0,85 0,82 1,02
Perkebunan Karet 0,559 0,97 0,38 0,74 0,58 0,38 0,47 0,45 0,56
Perkebunan Kelapa Sawit 0,429 0,74 0,29 0,57 0,45 0,29 0,36 0,35 0,43
Perkebunan Kopi 0,526 0,91 0,35 0,69 0,55 0,36 0,44 0,43 0,53
Perkebunan Campuran 0,685 1,19 0,46 0,90 0,72 0,47 0,58 0,56 0,69
Semak Belukar 0,591 1,03 0,40 0,78 0,62 0,40 0,50 0,48 0,59
Ladang 0,558 0,97 0,37 0,73 0,58 0,38 0,47 0,45 0,56
Sawah Tadah Hujan 0,839 1,46 0,56 1,11 0,88 0,57 0,70 0,68 0,84
Permukiman 0,310 0,54 0,21 0,41 0,32 0,21 0,26 0,25 0,31
Lahan Terbuka 0,364 0,63 0,24 0,48 0,38 0,25 0,31 0,30 0,36
Sungai 1,910 3,32 1,28 2,52 2,00 1,30 1,60 1,55 1,91
Danau/Waduk 1,570 2,73 1,05 2,07 1,64 1,07 1,32 1,27 1,57
Rawa Pedalaman 1,843 3,20 1,24 2,43 1,93 1,25 1,55 1,50 1,85
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,21 – 0,36 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,21
Kelas II 0,36 – 0,63 Rendah Orange Nilai Maksimum 3,32
Kelas III 0,63 – 1,10 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,10 – 1,91 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,74
Kelas V 1,91 – 3,32 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.29. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Penguraian Limbah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.30. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem pengaturan kualitas udara di Kabupaten
Merangin, diketahui bahwa tutupan lahan berupa hutan lahan kering primer pada
ekoregion Kerucut dan Lereng Gunung Api memiliki daya dukung dengan
klasifikasi sangat tinggi dengan nilai KJE maksimum. Penilaian matrik pairwise
penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai Koefisien Jasa Ekosistem (KJE)
untuk jasa pengaturan kualitas udara selengkapnya disajikan pada Tabel 3.42.
Ekoregion yang terdapat di Kabupaten Merangin ada yang dapat memberikan
manfaat berupa pemeliharaan kualitas udara dengan baik maupun tidak. Namun
untuk seluruh ekoregion yang ada di Kabupaten Merangin, hutan lahan kering
primer, memiliki jasa pengaturan kualitas udara dengan klasifikasi tinggi sampai
sangat tinggi. Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk jasa
pengaturan kualitas udara di Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.31.
Tabel 3.42. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Kualitas Udara (R6) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,8953 1,9084 0,8932 0,8932 1,9456 1,9456 1,2583 1,2583
Hutan Lahan Kering Primer 2,808 5,32 5,36 2,51 2,51 5,46 5,46 3,53 3,53
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,479 2,80 2,82 1,32 1,32 2,88 2,88 1,86 1,86
Perkebunan Karet 1,110 2,10 2,12 0,99 0,99 2,16 2,16 1,40 1,40
Perkebunan Kelapa Sawit 0,773 1,46 1,47 0,69 0,69 1,50 1,50 0,97 0,97
Perkebunan Kopi 0,998 1,89 1,90 0,89 0,89 1,94 1,94 1,26 1,26
Perkebunan Campuran 1,174 2,23 2,24 1,05 1,05 2,28 2,28 1,48 1,48
Semak Belukar 0,647 1,23 1,24 0,58 0,58 1,26 1,26 0,81 0,81
Ladang 0,584 1,11 1,11 0,52 0,52 1,14 1,14 0,74 0,74
Sawah Tadah Hujan 0,533 1,01 1,02 0,48 0,48 1,04 1,04 0,67 0,67
Permukiman 0,314 0,60 0,60 0,28 0,28 0,61 0,61 0,40 0,40
Lahan Terbuka 0,289 0,55 0,55 0,26 0,26 0,56 0,56 0,36 0,36
Sungai 0,917 1,74 1,75 0,82 0,82 1,78 1,78 1,15 1,15
Danau/Waduk 0,884 1,68 1,69 0,79 0,79 1,72 1,72 1,11 1,11
Rawa Pedalaman 1,339 2,54 2,56 1,20 1,20 2,60 2,60 1,68 1,68
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,26 – 0,47 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,26
Kelas II 0,47 – 0,87 Rendah Orange Nilai Maksimum 5,46
Kelas III 0,87 – 1,61 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,61 – 2,97 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,84
Kelas V 2,97 – 5,46 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.31. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Kualitas Udara Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Tabel 3.43. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Penyerbukan Alami (R7) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 2,4350 1,0988 1,1208 1,1208 1,3478 1,3478 0,8359 0,8359
Hutan Lahan Kering Primer 2,941 7,16 3,23 3,30 3,30 3,96 3,96 2,46 2,46
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,497 3,65 1,65 1,68 1,68 2,02 2,02 1,25 1,25
Perkebunan Karet 1,152 2,81 1,27 1,29 1,29 1,55 1,55 0,96 0,96
Perkebunan Kelapa Sawit 0,754 1,84 0,83 0,84 0,84 1,02 1,02 0,63 0,63
Perkebunan Kopi 1,180 2,87 1,30 1,32 1,32 1,59 1,59 0,99 0,99
Perkebunan Campuran 1,514 3,69 1,66 1,70 1,70 2,04 2,04 1,27 1,27
Semak Belukar 0,946 2,30 1,04 1,06 1,06 1,28 1,28 0,79 0,79
Ladang 0,816 1,99 0,90 0,91 0,91 1,10 1,10 0,68 0,68
Sawah Tadah Hujan 0,568 1,38 0,62 0,64 0,64 0,77 0,77 0,47 0,47
Permukiman 0,311 0,76 0,34 0,35 0,35 0,42 0,42 0,26 0,26
Lahan Terbuka 0,294 0,72 0,32 0,33 0,33 0,40 0,40 0,25 0,25
Sungai 0,338 0,82 0,37 0,38 0,38 0,46 0,46 0,28 0,28
Danau/Waduk 0,381 0,93 0,42 0,43 0,43 0,51 0,51 0,32 0,32
Rawa Pedalaman 1,067 2,60 1,17 1,20 1,20 1,44 1,44 0,89 0,89
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,25 – 0,48 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,25
Kelas II 0,48 – 0,95 Rendah Orange Nilai Maksimum 7,16
Kelas III 0,95 – 1,86 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,86 – 3,65 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,96
Kelas V 3,65 – 7,16 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.33. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Penyerbukan Alami Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.34. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian Hama dan
Penyakit Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem pengaturan pengendalian hama dan penyakit di
Kabupaten Merangin, diketahui bahwa tutupan lahan berupa hutan lahan kering
primer pada ekoregion Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan patahan (Terban)
memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi dengan nilai KJE maksimum.
Penilaian matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai
Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa pengaturan pengendalian hama dan
penyakit selengkapnya disajikan pada Tabel 3.44.
Tutupan lahan berupa perkebunan karet, perkebunan kopi, perkebunan
campuran dan semak belukar memiliki jasa pengaturan pengendalian hama dan
penyakit dengan klasifikasi tinggi pada ekoregion Kaki Gunung Api, Lembah antar
Perbukitan/ Pegunungan patahan (Terban) dan Lembah antar perbukitan/
Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin), sama halnya dengan tutupan hutan
lahan kering sekunder dan rawa pedalaman. Peta daya dukung dan daya tampung
Tabel 3.44. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit (R8) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,3261 0,4748 1,6054 1,4435 0,5946 0,5946 0,7648 0,7648
Hutan Lahan Kering Primer 2,778 7,16 3,23 3,30 3,30 3,96 3,96 2,46 2,46
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,305 3,65 1,65 1,68 1,68 2,02 2,02 1,25 1,25
Perkebunan Karet 0,991 2,81 1,27 1,29 1,29 1,55 1,55 0,96 0,96
Perkebunan Kelapa Sawit 0,653 1,84 0,83 0,84 0,84 1,02 1,02 0,63 0,63
Perkebunan Kopi 0,852 2,87 1,30 1,32 1,32 1,59 1,59 0,99 0,99
Perkebunan Campuran 1,345 3,69 1,66 1,70 1,70 2,04 2,04 1,27 1,27
Semak Belukar 0,925 2,30 1,04 1,06 1,06 1,28 1,28 0,79 0,79
Ladang 0,647 1,99 0,90 0,91 0,91 1,10 1,10 0,68 0,68
Sawah Tadah Hujan 0,595 1,38 0,62 0,64 0,64 0,77 0,77 0,47 0,47
Permukiman 0,295 0,76 0,34 0,35 0,35 0,42 0,42 0,26 0,26
Lahan Terbuka 0,327 0,72 0,32 0,33 0,33 0,40 0,40 0,25 0,25
Sungai 0,648 0,82 0,37 0,38 0,38 0,46 0,46 0,28 0,28
Danau/Waduk 0,763 0,93 0,42 0,43 0,43 0,51 0,51 0,32 0,32
Rawa Pedalaman 1,262 2,60 1,17 1,20 1,20 1,44 1,44 0,89 0,89
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,14 – 0,28 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,14
Kelas II 0,28 – 0,56 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,45
Kelas III 0,56 – 1,12 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,12 – 2,23 Tinggi Hijau Muda Nilai X 2,00
Kelas V 2,23 – 4,46 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.35. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pengaturan Pengendalian Hama dan Penyakit Kabupaten Merangin
Tabel 3.47. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Pembentukkan Lapisan Tanah (S1) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,4181 0,6654 1,4181 1,4181 0,7155 0,7155 0,7670 0,7670
Hutan Lahan Kering Primer 3,115 4,42 2,07 4,42 4,42 2,23 2,23 2,39 2,39
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,985 2,81 1,32 2,81 2,81 1,42 1,42 1,52 1,52
Perkebunan Karet 1,078 1,53 0,72 1,53 1,53 0,77 0,77 0,83 0,83
Perkebunan Kelapa Sawit 0,597 0,85 0,40 0,85 0,85 0,43 0,43 0,46 0,46
Perkebunan Kopi 0,915 1,30 0,61 1,30 1,30 0,65 0,65 0,70 0,70
Perkebunan Campuran 1,139 1,62 0,76 1,62 1,62 0,81 0,81 0,87 0,87
Semak Belukar 0,732 1,04 0,49 1,04 1,04 0,52 0,52 0,56 0,56
Ladang 0,674 0,96 0,45 0,96 0,96 0,48 0,48 0,52 0,52
Sawah Tadah Hujan 0,794 1,13 0,53 1,13 1,13 0,57 0,57 0,61 0,61
Permukiman 0,386 0,55 0,26 0,55 0,55 0,28 0,28 0,30 0,30
Lahan Terbuka 0,338 0,48 0,23 0,48 0,48 0,24 0,24 0,26 0,26
Sungai 0,738 1,05 0,49 1,05 1,05 0,53 0,53 0,57 0,57
Danau/Waduk 0,717 1,02 0,48 1,02 1,02 0,51 0,51 0,55 0,55
Rawa Pedalaman 0,896 1,27 0,60 1,27 1,27 0,64 0,64 0,69 0,69
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,23 – 0,41 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,23
Kelas II 0,41 – 0,74 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,42
Kelas III 0,74 – 1,34 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,34 – 2,44 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,81
Kelas V 2,44 – 4,42 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.37. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pendukung Pembentukkan Lapisan Tanah Kabupaten Merangin
Gambar 3.38. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem pendukung siklus hara di Kabupaten Merangin,
diketahui bahwa tutupan lahan berupa hutan lahan kering primer pada ekoregion
Kaki Gunung Api, memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi dengan
nilai KJE maksimum. Penilaian matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion
dengan nilai Koefisien Jasa Ekosistem (KJE) untuk jasa pendukung siklus hara
selengkapnya disajikan pada Tabel 3.48.
Pada ekoregion Kaki Gunung Api terdapat beberapa jenis tutupan lahan yang
memiliki jasa pendukung siklus hara dengan klasifikasi sangat tinggi yaitu
perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, perkebunan kopi, danau/waduk dan
rawa pedalaman. Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
jasa pendukung siklus hara di Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 3.39.
Tabel 3.48. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Siklus Hara (S2) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,7545 0,4990 1,6003 1,6003 0,7313 0,6789 0,8279 0,7584
Hutan Lahan Kering Primer 2,669 4,68 1,33 4,27 4,27 1,95 1,81 2,21 2,02
Hutan Lahan Kering Sekunder 0,802 1,41 0,40 1,28 1,28 0,59 0,54 0,66 0,61
Perkebunan Karet 1,230 2,16 0,61 1,97 1,97 0,90 0,84 1,02 0,93
Perkebunan Kelapa Sawit 1,230 2,16 0,61 1,97 1,97 0,90 0,84 1,02 0,93
Perkebunan Kopi 1,230 2,16 0,61 1,97 1,97 0,90 0,84 1,02 0,93
Perkebunan Campuran 0,802 1,41 0,40 1,28 1,28 0,59 0,54 0,66 0,61
Semak Belukar 0,527 0,93 0,26 0,84 0,84 0,39 0,36 0,44 0,40
Ladang 0,527 0,93 0,26 0,84 0,84 0,39 0,36 0,44 0,40
Sawah Tadah Hujan 0,356 0,63 0,18 0,57 0,57 0,26 0,24 0,30 0,27
Permukiman 0,356 0,63 0,18 0,57 0,57 0,26 0,24 0,30 0,27
Lahan Terbuka 0,189 0,33 0,09 0,30 0,30 0,14 0,13 0,16 0,14
Sungai 0,189 0,33 0,09 0,30 0,30 0,14 0,13 0,16 0,14
Danau/Waduk 1,848 3,24 0,92 2,96 2,96 1,35 1,25 1,53 1,40
Rawa Pedalaman 1,848 3,24 0,92 2,96 2,96 1,35 1,25 1,53 1,40
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,09 – 0,21 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,09
Kelas II 0,21 – 0,45 Rendah Orange Nilai Maksimum 4,68
Kelas III 0,45 – 0,98 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 0,98 – 2,14 Tinggi Hijau Muda Nilai X 2,18
Kelas V 2,14 – 4,68 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.39. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pendukung Siklus Hara Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Gambar 3.40. Grafik Indeks Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jasa ekosistem yang diperoleh dari
perhitungan perkalian matrik pairwise penutup lahan dan matrik pairwise
ekoregion untuk jasa ekosistem pendukung produksi primer di Kabupaten
Merangin, diketahui bahwa tutupan lahan berupa hutan lahan kering primer pada
ekoregion Kaki Gunung Api, memiliki daya dukung dengan klasifikasi sangat tinggi
dengan nilai KJE maksimum. Indeks Jasa Ekosistem tertinggi untuk produksi
primer terdapat di Kecamatan Pangkalan Jambu. Kecamatan Muara Siau dan
Kecamatan Jangkat juga memiliki IJE tinggi dibandingkan kecamatan lain. Penilaian
matrik pairwise penutupan lahan dengan ekoregion dengan nilai Koefisien Jasa
Ekosistem (KJE) untuk jasa pendukung produksi primer selengkapnya disajikan
pada Tabel 3.49.
Tutupan hutan lahan kering primer memiliki daya dukung dengan klasifikasi
sangat tinggi pada seluruh ekoregion. Sebaliknya, lahan terbuka terklasifikasi
sangat rendah di seluruh ekoregion. Peta daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk jasa pendukung produksi primer di Kabupaten Merangin
disajikan pada Gambar 3.41.
Tabel 3.49. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Produksi Primer (S3) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 1,8059 1,0493 1,1131 1,1131 1,1605 1,0508 1,0320 1,0320
Hutan Lahan Kering Primer 2,896 5,23 3,04 3,22 3,22 3,36 3,04 2,99 2,99
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,674 3,02 1,76 1,86 1,86 1,94 1,76 1,73 1,73
Perkebunan Karet 1,015 1,83 1,06 1,13 1,13 1,18 1,07 1,05 1,05
Perkebunan Kelapa Sawit 0,554 1,00 0,58 0,62 0,62 0,64 0,58 0,57 0,57
Perkebunan Kopi 0,908 1,64 0,95 1,01 1,01 1,05 0,95 0,94 0,94
Perkebunan Campuran 1,137 2,05 1,19 1,27 1,27 1,32 1,19 1,17 1,17
Semak Belukar 0,677 1,22 0,71 0,75 0,75 0,79 0,71 0,70 0,70
Ladang 0,611 1,10 0,64 0,68 0,68 0,71 0,64 0,63 0,63
Sawah Tadah Hujan 0,755 1,36 0,79 0,84 0,84 0,88 0,79 0,78 0,78
Permukiman 0,280 0,51 0,29 0,31 0,31 0,33 0,29 0,29 0,29
Lahan Terbuka 0,223 0,40 0,23 0,25 0,25 0,26 0,23 0,23 0,23
Sungai 0,990 1,79 1,04 1,10 1,10 1,15 1,04 1,02 1,02
Danau/Waduk 1,067 1,93 1,12 1,19 1,19 1,24 1,12 1,10 1,10
Rawa Pedalaman 1,211 2,19 1,27 1,35 1,35 1,41 1,27 1,25 1,25
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,23 – 0,43 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,23
Kelas II 0,43 – 0,80 Rendah Orange Nilai Maksimum 5,23
Kelas III 0,80 – 1,50 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,50 – 2,80 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,87
Kelas V 2,80 – 5,23 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.41. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pendukung Produksi Primer Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
D. Pendukung Biodiversitas
Nilai keanekaragaman hayati mencakup tingkat keragamanan dan kelimpahan,
sehingga dapat menjadi acuan dalam pengelolaan kawasan untuk mendukung
konservasi keanekaragaman hayati yang ada di dalam wilayah kelola suatu unit
pengelolaan atau unit usaha.
Ekosistem telah memberikan jasa keanekaragaman hayati (biodiversity) diantara
makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian
dari keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara
spesies dan ekosistem yang menjadi habitat perkembangbiakan flora fauna.
Semakin tinggi karakter biodiversitas maka semakin tinggi fungsi dukungan
ekosistem terhadap perikehidupan. Ekoregion yang terdapat di Kabupaten
Merangin ada yang dapat memberikan manfaat berupa pendukung biodiversitas.
Tabel 3.50. Nilai Koefisien Jasa Ekosistem untuk Jasa Pendukung Biodiversitas (S4) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Lembah antar Lembah antar
Ekoregion Kaki Kerucut dan
Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Gunung Lereng
Pegunungan Pegunungan Lipatan Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Api Gunung Api
Penutupan Lahan patahan (Terban) (Intermountain Basin)
Koefisien Matrik Pairwise 2,2082 2,0109 1,1552 1,1552 1,0460 0,9454 1,0347 0,9351
Hutan Lahan Kering Primer 3,007 6,64 6,05 3,47 3,47 3,15 2,84 3,11 2,81
Hutan Lahan Kering Sekunder 1,570 3,47 3,16 1,81 1,81 1,64 1,48 1,62 1,47
Perkebunan Karet 0,694 1,53 1,40 0,80 0,80 0,73 0,66 0,72 0,65
Perkebunan Kelapa Sawit 0,451 1,00 0,91 0,52 0,52 0,47 0,43 0,47 0,42
Perkebunan Kopi 0,584 1,29 1,17 0,67 0,67 0,61 0,55 0,60 0,55
Perkebunan Campuran 1,087 2,40 2,19 1,26 1,26 1,14 1,03 1,12 1,02
Semak Belukar 0,825 1,82 1,66 0,95 0,95 0,86 0,78 0,85 0,77
Ladang 0,551 1,22 1,11 0,64 0,64 0,58 0,52 0,57 0,51
Sawah Tadah Hujan 0,474 1,05 0,95 0,55 0,55 0,50 0,45 0,49 0,44
Permukiman 0,232 0,51 0,47 0,27 0,27 0,24 0,22 0,24 0,22
Lahan Terbuka 0,267 0,59 0,54 0,31 0,31 0,28 0,25 0,28 0,25
Sungai 1,616 3,57 3,25 1,87 1,87 1,69 1,53 1,67 1,51
Danau/Waduk 1,498 3,31 3,01 1,73 1,73 1,57 1,42 1,55 1,40
Rawa Pedalaman 1,739 3,84 3,50 2,01 2,01 1,82 1,64 1,80 1,63
Keterangan:
Klasifikasi Interval Keterangan Kelas Warna
Kelas I 0,22 – 0,43 Sangat Rendah Merah Tua Nilai Minimum 0,22
Kelas II 0,43 – 0,85 Rendah Orange Nilai Maksimum 6,64
Kelas III 0,85 – 1,69 Sedang Kuning Jumlah n 5
Kelas IV 1,69 – 3,35 Tinggi Hijau Muda Nilai X 1,98
Kelas V 3,35 – 6,64 Sangat Tinggi Hijau Tua
Sumber: Olah Data 2018
Gambar 3.43. Peta Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Jasa Pendukung Biodiversitas Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Jangkat dengan luas 967,23
km² atau 12,60% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Merangin, sedangkan
kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Renah Pamenang yaitu
seluas 107,58 km² atau 5,18% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Merangin. Peta
wilayah administrasi Kabupaten Merangin dapat dilihat pada Gambar 3.44.
Jarak dapat menggambarkan kedekatan antara wilayah satu dengan yang lain.
Kecamatan yang ada di Kabupaten Merangin mempunyai jarak antara Ibu kota
Kabupaten Merangin ke daerah Kecamatan selengkapnya disajikan pada Tabel
3.52 berikut ini.
Tabel 3.52. Jarak antara Ibukota Kabupaten Merangin ke Daerah Kecamatan
No Nama Ibukota Kabupaten dan Daerah Kecamatan Jarak (km)
3.2.4.2. Topografi
Kabupaten Merangin memiliki kelerengan yang didominasi sangat curam. Seluas
268.435,04 ha atau sebesar 34,96% berada pada kelerengan >40%. Variasi
kelerengan ini menyebabkan wilayah Kabupaten Merangin kaya akan lansekap
yang unik yang menjadi ciri khas morfologi wilayah kabupaten yang memiliki
wilayah luas yang berstatus kawasan hutan dan taman nasional.
Wilayah dengan kelerengan sangat curam terdapat di bagian selatan Kecamatan
Jangkat dan Kecamatan Sungai Tenang. Selain itu, terdapat juga di bagian tengah
wilayah Kabupaten Merangin mulai dari arah barat laut di Kecamatan Tabir Barat
hingga ke arah tenggara di Kecamatan Tiang Pumpung.
Tabel 3.53. Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
No Kemiringan (%) Klasifikasi Luas Wilayah (ha) Persentase (%)
1 0–8 Datar 158.947,81 20,70
2 >8 – 15 Landai 209.601,36 27,30
3 >15 – 25 Agak Curam - -
4 >25 – 40 Curam 130.915,79 17,05
5 >40 Sangat Curam 268.435,04 34,96
Jumlah 767.900,00 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2017; Olah data, 2018.
3.2.4.3. Geologi
Satuan formasi geologi di Kabupaten Merangin terdiri dari 32 (tiga puluh dua)
jenis. Sebesar 23,04% dari total luas wilayah Kabupaten Merangin atau seluas
176.934,52 ha terdiri dari Formasi Kasai (QTk). Formasi Kasai terdiri atas tufa
batuapung bersifat asam, batupasir tufaan, dengan sisipan bentonit dan sedikit
lignit. Kayu yang tersilisifikasi biasa diketemukan. Berumur Plio-Plistosen dengan
tebal maksimum 700 meter. Selain itu, beberapa formasi geologi seperti Batuan
Gunungapi Rhio-Andesit (Qtv), Formasi Asai (Ja) dan Palau Sebesi (Qhv) juga
merpakan formasi yang cukup mendominasi dengan persentase di atas 10% dari
total luas wilayah Kabupaten Merangin. Selengkapnya disajikan pada Tabel 3.54
sebagai berikut.
Tabel 3.54. Jenis Formasi Geologi di Kabupaten Merangin
Kode Luas Wilayah
No Jenis Formasi Geologi Persentase (%)
Formasi (ha)
1 Aluvium Qa 7.335,19 0,96%
2 Andesit dan Basal pTab 378,04 0,05%
3 Anggota batugamping meta formasi Ngaol PCnl 491,80 0,06%
4 Batuan Gunung Api Asam Tak Terpisahkan Qou 6.522,83 0,85%
5 Batuan Gunung Api Tak Terpisahkan Qyu 3.833,74 0,50%
6 Batuan Gunungapi Muda Qv 7.146,65 0,93%
7 Batuan Gunungapi Rhio-Andesit Qtv 91.745,74 11,95%
8 Batuan Intrusi Tm 5.195,48 0,68%
9 Diabas pTdb 414,63 0,05%
10 Diorit Jd 2.070,18 0,27%
11 Endapan Aluvium Qh 6.477,53 0,84%
12 Endapan Aluvium dan Endapan Pantai Qal 82,23 0,01%
13 Formasi Air Benakat dan Andesit Tma 30.607,24 3,99%
14 Formasi Asai Ja 88.356,87 11,51%
15 Formasi Bandan Tb 736,09 0,10%
16 Formasi Kasai QTk 176.934,52 23,04%
17 Formasi Mengkarang Pm 14.452,90 1,88%
18 Formasi Mersip KJpm 965,58 0,13%
19 Formasi Muaraenim Tmpm 9.608,10 1,25%
20 Formasi Ngaol PCn 4.658,50 0,61%
21 Formasi Palepat Pp 39.175,52 5,10%
22 Formasi Peneta KJp 33.770,94 4,40%
23 Formasi Tabir Jt 6.264,22 0,82%
24 Formasi Talangakar Tomt 1.877,72 0,24%
25 Granit Jgr 24.281,87 3,16%
26 Granit Tpgde 156,59 0,02%
27 Granit Arai Kgr 37,06 0,00%
28 Granodiorit Langkup Tpgdl 2.587,31 0,34%
29 Granodiorit Nagan Tpegd 8.888,53 1,16%
30 Granodiorit Tantan TRJgd 12.953,15 1,69%
31 Hulu Simpang Tomh 30.380,65 3,96%
32 Palau Sebesi Qhv 149.512,60 19,47%
Jumlah 767.900,00 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2017; Olah data, 2018; dan berbagai sumber.
Gambar 3.46. Peta Formasi Geologi di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
3.2.4.4. Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Merangin terdiri dari 5 (lima) jenis. Seluas 5.228,22 km2
atau sebesar 68,08% wilayah Kabupaten Merangin didominasi oleh jenis tanah
podsolik.
Tanah podsolik terbentuk di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu
udara rendah yang umumnya terdapat di daerah pegunungan. Selain itu, tanah ini
selalu berada di daerah yang memiliki iklim basah dengan curah hujan lebih dari
2.500 mm per tahun. Tanah podsolik memiliki karakteristik kesuburan sedang dan
berwarna merah atau kuning, memiliki tekstur yang lempung atau berpasir,
memiliki pH rendah, serta memiliki kandungan unsur aluminum dan besi yang
tinggi. Karena karakteristik tanah podsolik yang memiliki daya simpan unsur hara
yang sangat rendah karena sifat lempungnya yang beraktivitas rendah dan juga
kejenuhan unsur basa seperti K, Ca, dan Mg-nya juga rendah sehingga jenis tanah
ini tidak memadai untuk tanaman semusim. Selain itu, tanah podsolik juga
memiliki kadar bahan-bahan organik yang rendah dan hanya terdapat di
permukaan tanah. Disamping itu, daya simpan terhadap air juga sangat rendah
sehingga mudah mengalami kekeringan.
Luas dan persentase wilayah Kabupaten Merangin berdasarkan jenis tanahnya
selengkapnya disajikan pada Tabel 3.55 berikut.
Tabel 3.55. Jenis Tanah beserta Luas Wilayah dan Persentasenya di Wilayah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
No Jenis Tanah Luas Wilayah (ha) Persentase (%)
1 Andosol 183.297,98 23,87
2 Hidromorfik 20.285,15 2,64
3 Kompleks Podsolik Latosol 20.929,05 2,73
4 Organosol 20.565,87 2,68
5 Podsolik 522.821,95 68,08
Total 767.900,00 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2017
Sebesar 23,87% wilayah Kabupaten Merangin atau seluas 1.832,98 km2 berjenis
tanah andosol. Jenis tanah andosol didapati di wilayah Kabupaten Merangin
bagian selatan, khususnya di 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Lembah
Masurai, Kecamatan Sungai Tenang dan Kecamatan Jangkat yang berbatasan
dengan Provinsi Bengkulu.
Andosol merupakan jenis tanah yang berasal dari material erupsi gunung berapi,
sehingga tak heran jika penyebarannya terkonsentrasi di dataran tinggi mulai dari
ketinggian 600 meter hingga 2.000 meter dpl, namun ada pula tanah andosol
pada dataran rendah di beberapa wilayah dengan ketinggian hingga 500 meter.
Karena bersifat subur, tanah ini banyak dimanfaatkan oleh orang untuk budidaya
pertanian, itulah kenapa mata pencaharian utama penduduk di daerah yang
banyak terdapat andosol umumnya petani sayur, palawija ataupun produk
holtikultura lainnya.
Gambar 3.47. Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
3.2.4.5. Iklim
Iklim di Kabupaten Merangin, berdasarkan data dari Stasiun Rantau Panjang yang
berada di ketinggian 103 mdpl adalah iklim tropis. Hujan didapati sepanjang tahun
2017 dengan curah hujan bulanan tidak kurang dari 60 mm (2,4 in) pada setiap
bulan. Sehingga, iklim ini diklasifikasikan sebagai Af oleh sistem Köppen-Geiger.
Suhu udara rata-rata berada di kisaran 26.5 °C dengan suhu minimum tercatat
sebesar 21,8 °C yang dialami pada Bulan Juli dan Agustus serta suhu maksimum
tercatat sebesar 31,6 °C yang terjadi di Bulan Mei.
Curah hujan tertinggi didapati pada bulan April sebesar 327 mm, sementara curah
hujan terendah terjadi pada pertengahan tahun yaitu pada bulan Agustus dengan
intensitas sebesar 125 mm. Sehingga curah hujan setahun sebesar 2801 mm.
Gambar 3.48. Grafik Curah Hujan sepanjang Tahun 2017 Berdasarkan Pencatatan
Curah Hujan di Rantau Panjang Kabupaten Merangin
3.2.4.6. Hidrologi
Kabupaten Merangin termasuk ke dalam 6 wilayah Daerah Aliran Sungai, yaitu
DAS Dikit, DAS Ipuh, DAS Bantal, DAS Seblat, DAS Majunto Selagan dan DAS
Batanghari. Sebagian besar wilayahnya termasuk ke dalam pemangkuan BPDAS
Ketahun dengan mayoritas wilayah berada dalam wilayah DAS Majunto Selagan
dengan luas 247.757,11 ha atau sebesar 32,36% dari total luas wilayah Kabupaten
Merangin. Informasi selengkapnya disajikan pada Tabel 3.56 sebagai berikut.
Tabel 3.56. Wilayah Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
No Nama DAS Pemangku Wilayah DAS Luas Wilayah (ha) Persentase (%)
1 Dikit 166.913,85 21,74
2 Ipuh 121.454,73 15,82
3 Bantal BPDAS Ketahun 64.866,98 8,45
4 Seblat 166.907,32 21,74
5 Manjunto Selagan 247.757,11 32,26
6 Batanghari BPDAS Batanghari - -
Jumlah 767.900,00 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2017; Olah data, 2018.
Tabel 3.58. Distribusi dan Luas Penutupan Lahan Tahun 2015 Menurut Kecamatan di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Penutupan Lahan
Hutan Hutan Perkeb- Perkeb-
Perkeb- Sawah Rawa
No Kecamatan Lahan Lahan Perkebunan unan unan Semak Permu- Lahan Danau/
unan Ladang Tadah Sungai Peda-
Kering Kering Karet Kelapa Camp- Belukar kiman Terbuka Waduk
Kopi Hujan laman
Primer Sekunder Sawit uran
1 Jangkat 77.714,01 8.203,43 - - 5.174,76 3.067,62 821,59 544,25 93,43 12,52 65,17 333,88 -
2 Sungai Tenang 42.894,12 8.775,96 - - 980,06 3.133,16 6.173,00 3.683,54 152,80 91,15 - 42,99 - -
3 Muara Siau 26.153,29 27.320,22 164,65 - - 2,10 7.658,73 2.118,80 - 65,39 - 145,57 - -
4 Lembah Masurai 27.134,94 16.086,88 - - - 1.800,35 4.390,85 17.516,75 - 131,41 - 220,12 0,75 -
5 Tiang Pumpung 11.512,21 11.113,77 1.224,12 16,41 - - 4.044,55 7,75 - 29,22 - 48,27 - -
6 Pamenang - 27,16 - 26.347,63 - - 5.153,48 625,65 - 828,82 5,17 369,29 14,27 7,29
7 Pamenang Barat - - 1.274,62 11.471,25 - - 5.592,39 131,57 - 331,88 73,08 154,34 16,15 7,06
8 Renah Pamenang - 306,55 16,32 7.898,00 - - 1.501,18 109,40 - 395,39 - - 0,41 -
Pamenang
9 2.408,15 7.475,38 782,80 6.696,34 - - 183,03 69,44 - 265,66 2,70 76,55 0,60 -
Selatan
10 Bangko - 658,51 1.584,81 7.428,74 - - 5.388,06 1.091,48 - 597,21 14,14 220,87 0,17 0,61
11 Bangko Barat - 2.463,82 1.475,69 3.968,85 - - 9.252,74 1.972,83 - 161,79 - 105,07 - -
12 Nalo Tantan - 8.081,09 3.490,50 - - - 7.771,91 45,01 - 104,77 91,83 47,11 1,94 -
13 Batang Mesumai - 2.698,23 1.286,05 - - - 1.924,30 4.271,99 - 85,43 - 90,16 - -
14 Sungai Manau 13.194,51 12.964,53 436,24 - - - 287,49 629,02 613,95 78,79 0,41 75,01 2,19 -
15 Renah Pembarap 236,69 10.204,28 2.397,31 - - - 5.779,11 7.591,87 - 78,13 - 140,46 2,02 -
16 Pangkalan Jambu 37.452,00 3.767,49 77,29 - - - 44,91 67,93 396,47 47,51 0,19 67,93 0,76 -
17 Tabir - 12.435,30 3.687,21 4.101,13 - - 14.135,03 267,61 550,00 610,72 22,18 209,90 7,47 608,34
18 Tabir Ulu - 11.928,60 1.920,13 - - 5.610,80 1.113,77 307,55 77,77 18,33 160,76 5,93
19 Tabir Selatan - 0,90 79,11 14.550,81 - - 2.807,96 33,96 499,94 - 4,54 4,50
20 Tabir Ilir - - 11.089,27 - - - 6.850,96 35,28 28,27 233,68 - 134,43 3,81 252,43
21 Tabir Timur - 822,66 8.885,62 - - - 68,55 33,58 56,19 267,12 - 170,84 5,23 50,32
22 Tabir Lintas - 55,95 2.442,60 33,68 - - 8.463,17 73,90 42,42 152,63 - 8,28 105,17 56,81
23 Margo Tabir - 73,20 2.357,25 153,74 - - 9.221,69 40,44 2,27 330,75 - 0,87 20,61 86,60
24 Tabir Barat 35.600,84 34.967,42 2.056,07 - - 1.800,59 267,60 76,10 13,95 - 152,20 0,73 0,31
Jumlah 274.300,75 180.431,33 46.727,65 82.666,58 6.154,81 4.935,61 117.172,10 42.620,73 2.770,29 5.572,51 240,55 2.710,73 520,65 1.075,70
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018; Olah Data, 2018
Gambar 3.51. Peta Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
3.2.4.7.2. Ekoregion
Ekoregion adalah adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim,
tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang
menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Berdasarkan data
dari Bappeda Kabupaten Merangin, jenis ekoregion di Kabupaten Merangin terdiri
dari 8 jenis saja. Jenis ekoregion berupa Lembah antar Perbukitan atau
Pegunungan Patahan (terban) merupakan yang paling luas yakni sebesar 32,92%
atau seluas 252.809,16 ha yang tersebar di hampir seluruh kecamatan kecuali di
Kecamatan Jangkat, Kecamatan Sungai Tenang, Kecamatan Lembah Masurai dan
Kecamatan Pangkalan Jambu. Sedangkan ekoregion yang paling sempit adalah
Perbukitan Patahan dengan persentase 0,50% atau seluas 3.858,93 ha. Data
luasan ekoregion di Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada Tabel 3.59.
Tabel 3.59. Jenis Ekoregion Beserta Luasan di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
No Jenis Ekoregion Luas (ha) (%)
1 Kaki Gunungapi 118.328,01 15,41
2 Kerucut dan Lereng Gunungapi 34.666,11 4,51
3 Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan patahan (Terban) 252.809,16 32,92
4 Lembah antar perbukitan/ Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 26.761,13 3,48
5 Pegunungan Lipatan 163.575,35 21,30
6 Pegunungan Patahan 103.887,90 13,53
7 Perbukitan Lipatan 64.013,41 8,34
8 Perbukitan Patahan 3.858,93 0,50
Jumlah 767.900,00 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018
Tabel 3.60. Distribusi dan Luas Ekoregion Menurut Kecamatan di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Jenis Ekoregion
Lembah antar Lembah antar
No Kecamatan Kerucut dan
Kaki Perbukitan/ perbukitan/ Pegunungan Pegunungan Pegunungan Perbukitan Perbukitan
Lereng
Gunungapi Pegunungan patahan Lipatan (Intermountain Lipatan Patahan Lipatan Patahan
Gunungapi
(Terban) Basin)
1 Jangkat 9.820,34 8.707,52 - 576,29 - 56.194,50 19.600,93 1.131,05
2 Sungai Tenang 17.320,04 11.666,42 - 476,24 4.955,54 24.890,72 6.617,81 -
3 Muara Siau 36.694,38 - 102,51 7.454,27 15.703,69 69,37 3.009,17 595,37
4 Lembah Masurai 46.640,94 14.292,17 - 4.482,26 1.831,23 - 35,43 -
5 Tiang Pumpung - - 9.722,73 1.262,11 - 14.776,40 2.235,05 -
6 Pamenang - - 33.378,75 - - - - -
7 Pamenang Barat - - 19.052,34 - - - - -
8 Renah Pamenang - - 10.227,25 - - - - -
9 Pamenang Selatan - - 13.619,89 - 2.942,88 - 1.397,88 -
10 Bangko - - 16.984,61 - - - - -
11 Bangko Barat - - 19.400,80 - - - - -
12 Nalo Tantan - - 13.509,69 - 2.164,04 - 3.960,43 -
13 Batang Mesumai - - 8.270,80 - 341,83 - 1.743,53 -
14 Sungai Manau - - 709,58 - 24.909,18 - 1.746,83 916,55
15 Renah Pembarap - - 6.732,74 - 11.965,89 - 7.450,98 280,25
16 Pangkalan Jambu 7.852,30 - - 989,48 31.719,53 - 425,47 935,70
17 Tabir - - 27.011,68 3.636,55 - 249,17 5.737,48 -
18 Tabir Ulu - - 7.907,60 2.755,39 - 3.473,39 7.007,27 -
19 Tabir Selatan - - 16.543,51 1.438,21 - - - -
20 Tabir Ilir - - 16.966,77 1.315,65 - - 345,69 -
21 Tabir Timur - - 8.250,72 2.109,40 - - - -
22 Tabir Lintas - - 11.227,17 207,43 - - - -
23 Margo Tabir - - 12.240,41 46,99 - - - -
24 Tabir Barat - - 949,62 10,86 67.041,55 4.234,34 2.699,44 -
Jumlah 118.328,01 34.666,11 252.809,16 26.761,13 163.575,35 103.887,90 64.013,41 3.858,93
Sumber: Bappeda Kabupaten Merangin, 2018; Olah Data, 2018
Gambar 3.52. Peta Kawasan Rawan Bencana di Wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Sungai Manau Kabupaten Merangin. Status kawasan dari Hutan Adat Desa Guguk
adalah Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 602 ha dan Areal Penggunaan Lain (APL)
seluas 88 ha. Beberapa dokumen pendukung antara lain:
- Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Desa Guguk
Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin;
- Surat Kepala Badan Planologi Kehutanan Nomor: 518/VII-PW/2003 tanggal 15
Agustus 2003 perihal Permohonan Persetujuan Pengelolaan Kawasan Hutan
Produksi Tetap oleh Masyarakat Hukum Adat Desa Guguk;
- Keputusan Bersama Lembaga Adat, Badan Perwakilan Desa dan Kepala Desa
Guguk Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin Nomor
01/KB/VIII/2003 tentang Penetapan Kelompok Pengelola Hutan Adat;
- Keputusan Kepala Desa Guguk Kecamatan Sungai Manau Kabupaten
Merangin Nomor 56 Tahun 2003 tentang Penetapan Kawasan Bukit
Tapanggang sebagai Hutan Adat Desa Guguk; dan
- Keputusan Lembaga Adat Desa Guguk Kecamatan Sungai Manau Kabupaten
Merangin Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pengakuan Kawasan Bukit
Tapanggang sebagai Hutan Adat Desa Guguk.
4. Hutan Adat Imbo Pasoko dan Imbo Parobokalo
Hutan adat ini terletak di Desa Batang Kibul Kecamatan Tabir Ulu dengan luas 528
ha yang ditetapkan pada tanggal 21 Februari 2006 berdasarkan Keputusan Bupati
Merangin Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pengukuhan Hutan Adat Imbo Pasoko
dan Imbo Parobokalo Desa Batang Kibul Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten
Merangin. Status kawasan dari Hutan Adat Desa Guguk adalah Areal Penggunaan
Lain (APL). Beberapa dokumen pendukung antara lain:
- Undang Adat Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pelestarian Imbo Pasoko dan
Imbo Parobokalo Masyarakat Hukum Adat Dusun Padang Lendir dan Dusun
Lubuk Resam Desa Batang Kibul Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten Merangin;
- Nota kesepakatan tentang batas wilayah dan batas Imbo Pasoko dan Imbo
Parobokalo Masyarakat Desa Rantau Kerbau dan Batang Kibul;
- Keputusan Bersama Lembaga Adat, Badan Perwakilan Desa dan Kepala Desa
Batang Kibul Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten Merangin Nomor 01/SKB/2004
tentang Penetapan Kelompok Pengelola Imbo Pasoko dan Imbo Parobokalo;
- Keputusan Lembaga Adat Desa Batang Kibul Nomor 03 Tahun 2004 tentang
Pengakuan Kawasan Imbo Pasoko dan Imbo Parobokalo Dusun Padang Lendir
dan Dusun Lubuk Resam Masyarakat Hukum Adat Desa Batang Kibul
Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten Merangin; dan
- Keputusan Kepala Desa Batang Kibul Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Penepatan Kawasan Imbo Pasoko dan Imbo Parobokalo Dusun Padang Lendir
dan Dusun Lubuk Resam Masyarakat Hukum Adat Desa Batang Kibul
Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten Merangin.
3.2.5.2. Kesehatan
Sarana kesehatan yang memadai di suatu daerah dapat menjadi indikator
keberhasilan suatu daerah dalam pembangunan di bidang kesehatan. Disamping
jumlah sarana dan prasarana kesehatan, program kesehatan yang dijalankan
daerah merupakan upaya untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang
memadai yang salah satunya adalah dengan penyediaan tenaga kesehatan yang
kompeten.
Pada tahun 2016 Kabupaten Merangin memiliki 1 unit Rumah Sakit Umum
Daerah, 23 unit Puskesmas, 95 unit Puskesmas Pembantu dan 409 unit
posyandu. Informasi selengkapnya disajikan dalam Tabel 3.67. Selain itu, pada
Tabel 3.68 disajikan jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga dokter,
tenaga keperawatan, bidan, tenaga kefarmasian, teknisi medis, tenaga gizi dan
tenaga kesehatan masyarakat.
Tabel 3.67. Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu di Kabupaten
Merangin Tahun 2016
Jumlah (unit)
No Nama Kecamatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu
1 Kecamatan Jangkat 1 6 15
2 Kecamatan Sungai tenang 1 6 16
3 Kecamatan Muara Siau 1 1 23
4 Lembah Masurai 1 4 19
5 Tiang Pumpung 1 3 6
6 Pamenang 1 8 30
7 Pamenang Barat 1 4 20
8 Renah Pamenang 1 3 30
9 Pamenang Selatan 0 4 0
10 Bangko 2 3 44
11 Bangko Barat 0 4 0
12 Nalo Tantan 1 6 7
13 Batang Mesumai 1 3 10
14 Sungai Manau 1 2 21
15 Renah Pembarap 1 3 19
16 Pangkalan Jambu 1 4 12
17 Tabir 2 2 30
18 Tabir Ulu 1 2 14
19 TAbir Selatan 1 7 34
20 Tabir Ilir 1 5 14
21 Tabir Timur 1 2 18
22 Tabir Lintas 0 4 0
23 Margo Tabir 1 1 11
24 Tabir Barat 1 8 16
Kabupaten Merangin 2016 23 95 409
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
Apoteker
Spesialis
Farmasi
Perawat
Teknisi
No Unit Kerja
Dokter
Dokter
Umum
Bidan
Perawat Gigi
Dokter Gigi
Apoteker
Spesialis
Farmasi
Perawat
Teknisi
No Unit Kerja
Dokter
Dokter
Umum
Bidan
8 Puskesmas Meranti - 4 1 13 14 1 2 -
9 Puskesmas Bangko - 4 3 18 18 - 4 -
10 Puskesmas Pematang Kandis - - - 20 21 3 1 -
11 Puskesmas Aur Berduri - 2 - 1 11 - 1 -
12 Puskesmas Kederasan Panjang - - 1 2 7 - - -
13 Puskesmas Sungai Manau - 1 - 4 13 - 3 -
14 Puskesmas Simpang Parit - 1 - 5 10 - 3 -
15 Puskesmas Sungai Jering - 1 - 1 7 - - -
16 Puskesmas Pasar Baru - 1 - 4 14 - 1 -
17 Puskesmas Rantau Panjang - 1 - 10 42 1 1 -
18 Puskesmas Muara Delang - 2 - 14 20 1 3 -
19 Puskesmas Rantau Limau Manis - 1 - 3 10 - - -
20 Puskesmas Sungai Bulian - 1 - 2 19 1 1 -
21 Puskesmas Muara Jernih - 1 1 6 22 - - -
22 Puskesmas Sumber Agung - 1 - 4 26 - - -
23 Puskesmas Muara Kibul - 1 - 1 31 - - -
Rumah Sakit (mencakup RS
24 Pemerintah, RS Swasta dan 11 13 4 31 180 6 17 5
Rumah Bersalin)
Jumlah 11 44 14 174 586 13 38 5
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
3.2.5.3. Keagamaan
Keberadaan sarana peribadatan masing-masing agama di suatu daerah menjadi
salah satu indikator untuk mengukur sejauh mana kepedulian masyarakat
terhadap aspek spiritual. Pembangunan aspek spiritual sangat penting mengingat
semakin meningkatnya krisis sosial di masyarakat.
Tabel 3.69. Jumlah Sarana Ibadah di Kabupaten Merangin Tahun 2016
No Kecamatan Mesjid Mushala Gereja Katedral
1 Kecamatan Jangkat 18 26 - -
2 Kecamatan Sungai tenang 18 26 - -
3 Kecamatan Muara Siau 25 17 - -
4 Lembah Masurai 20 36 - -
5 Tiang Pumpung 9 17 - -
6 Pamenang 16 51 4 -
7 Pamenang Barat 13 16 2 -
8 Renah Pamenang 16 51 3 -
9 Pamenang Selatan 9 51 - -
10 Bangko 40 16 5 2
11 Bangko Barat 17 32 - -
12 Nalo Tantan 14 28 2 -
13 Batang Mesumai 14 16 1 -
14 Sungai Manau 17 32 - -
15 Renah Pembarap 14 30 - -
16 Pangkalan Jambu 8 30 - -
Gambar 3.54. Peta Kepadatan Penduduk di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Tahun 2011
Secara umum tingkat ketersediaan pangan nasional ditinjau dari kecukupan gizi
seperti yang disyarakatkan Widyakarya Pangan dan Gizi ke VIII (2004) telah
mencukupi kebutuhan rata-rata penduduk. Angka kecukupan energi (kalori) rata-
rata yang harus dicapai pada tingkat konsumsi sebesar 2.100 kkal/orang/hari.
Sementara angka kecukupan protein rata-rata sebesar 52 gram/orang/hari pada
tingkat konsumsi dengan tingkat ketersediaan sebesar 57 gram/orang/hari.
Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan tahun 2016 (diolah dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional Kor, Maret 2016) untuk kelompok makanan Rp 432 886.
Tabel 3.73. Pengeluaran Rata-rata per Kapita/bulan Menurut Kelompok
Pengeluaran Penduduk di Kabupaten Merangin Menurut Survei Sosial
Ekonomi Nasional Kor Bulan Maret 2016
Kelompok Pengeluaran Rata-rata
No Jenis Pengeluaran
Pengeluaran Perkapita Sebulan
1 Padi-padian Rp 81.861
2 Umbi-umbian Rp 5.085
3 Ikan Rp 35.024
4 Daging Rp 16.617
5 Telur dan susu Rp 19.624
6 Sayur-sayuran Rp 54.894
Kelompok 7 Kacang-kacangan Rp 6.811
Makanan 8 Buah-buahan Rp 17.310
9 Minyak dan lemak Rp 15.857
10 Bahan minuman Rp 14.506
11 Bumbu-bumbuan Rp 6.274
12 Konsumsi lainnya Rp 6.305
13 Makanan dan minuman jadi Rp 77.486
14 Tembakau dan sirih Rp 75.233
Jumlah Rp 432.887
Kelompok Bukan 1 Perumahan dan fasilitas rumah tangga Rp 215.769
Berikut ini IPM Kabupaten Merangin tahun 2013 sampai dengan 2017.
71
70 69.99
69.62
69
68.69
68.24 68.3
68 67.86
67.76
67.4
67 Merangin
66.21 Jambi
66 65.82
65
64
63
2013 2014 2015 2016 2017
Dari grafik di atas, bisa dilihat bahwa IPM Kabupaten Merangin kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir termasuk kategori sedang (60 ≤ IPM < 70). Meskipun
IPM Kabupaten Merangin mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun masih
lebih rendah dibandingkan IPM Provinsi Jambi. Berikut akan dibahas masing-
masing dimensi atau kompone penyusun IPM Kab. Merangin.
a. Dimensi Kesehatan
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu. Untuk
menghitung AHH (e0), idealnya dihitung berdasarkan Angka Kematian
Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh
dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga
dimungkinkan dibuat tabel kematian. Tetapi karena sistem registrasi
penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk
menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan
program Mortpak Lite. Metode ini mengharuskan ketersediaan data
jumlah rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup.
AHH merupakan indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan yang
dipengaruhi oleh kualitas lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan, pola
hidup dan gaya hidup individu. Dari tabel ..... terlihat bahwa AHH
Kabupaten Merangin kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami
peningkatan, tetapi masih berada di bawah AHH Provinsi Jambi.
b. Dimensi Pendidikan
Adapun indikator yang menunjukkan kualitas pendidikan masyarakat
antara lain rata-rata lama sekolah dan rata-rata harapan lama sekolah.
Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk usia 15
tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak
termasuk tahun yang mengulang). Tingginya angka Rata-rata Lama Sekolah
menunjukkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki oleh
seseorang. Semakin tinggi angka rata-rata lama sekolah maka semakin
lama/tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya. Rata-rata lama
sekolah Kabupaten Merangin dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
mengalami peningkatan yaitu berkisar pada posisi kelas 1 atau 2 SMP.
Kondisi ini masih berada di bawah rata-rata lama sekolah Provinsi Jambi.
2016 di Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada Tabel 3.76 dan Tabel
3.77 sebagai berikut.
Tabel 3.74. Luas Panen (ha) dan Jumlah Produksi (ton) Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin (ha) Tahun 2016
Komoditi Padi Sawah Padi Ladang Jumlah
No
Kecamatan Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton)
1 Jangkat 2.015 12.065 1.552 6.670 3.567 18.736
2 Sungai Tenang 2.021 12.061 1.417 5.915 3.438 17.975
3 Muara Siau 178 766 582 2.090 760 2.856
4 Lembah Masurai 165 855 1.034 4.228 1.199 5.083
5 Tiang Pumpung 3 12 314 1.031 317 1.043
6 Pamenang 957 4.753 778 2.949 1.735 7.702
7 Pamenang Barat 109 539 684 2.696 793 3.235
8 Renah Pamenang 72 0 111 354 183 354
9 Pamenang Selatan 193 840 368 1.281 561 2.121
10 Bangko 7 0 28 92 35 92
11 Bangko Barat 28 108 69 219 97 328
12 Nalo Tantan 0 0 213 741 213 741
13 Batang Masumai 144 637 156 514 300 1.151
14 Sungai Manau 1.327 7.095 0 0 1.327 7.095
15 Renah Pembarap 453 2.115 538 2.038 991 4.153
16 Pangkalan Jambu 683 3.333 4 13 687 3.346
17 Tabir 3.449 20.316 1.627 6.647 5.076 26.962
18 Tabir Ulu 1.653 9.085 434 1.355 2.087 10.440
19 Tabir Selatan 204 872 586 2.098 790 2.970
20 Tabir Ilir 138 610 655 2.411 793 3.021
21 Tabir Timur 206 926 514 1.789 720 2.715
22 Tabir Lintas 192 773 515 1.849 707 2.622
23 Margo Tabir 1.376 6.661 359 1.146 1.735 7.807
24 Tabir Barat 327 1.374 750 2.768 1.077 4.142
Kabupaten Merangin 15.900 85.796 13.288 50.894 29.188 136.691
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
Tabel 3.75. Luas Panen (ha) dan Jumlah Produksi (ton) Hortikultura Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin (ha) Tahun 2016
Komoditi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
No
Kecamatan (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)
1 Jangkat 146 868 12 14 18 23 0 0 28 608 278 5.984
2 Sungai Tenang 119 721 0 0 9 12 0 0 9 191 15 320
3 Muara Siau 80 463 2 23 0 0 0 0 5 108 0 0
4 Lembah Masurai 110 668 1 1 8 10 0 0 9 195 15 320
5 Tiang Pumpung 30 207 60 72 0 0 0 0 8 175 0 0
6 Pamenang 101 611 36 42 21 28 0 0 21 457 26 558
7 Pamenang Barat 108 649 3 4 20 276 2 2 19 416 25 534
8 Renah Pamenang 173 1.039 27 31 5 4 0 0 3 65 0 0
9 Pamenang Selatan 182 1.074 22 26 3 14 0 0 2 43 0 0
10 Bangko 41 239 11 13 11 21 13 14 38 826 10 213
11 Bangko Barat 67 391 7 8 15 0 16 17 28 609 9 191
12 Nalo Tantan 95 537 0 0 0 8 0 0 5 108 0 0
13 Batang Masumai 98 554 0 0 6 0 1 1 1 22 0 0
14 Sungai Manau 15 87 2 2 4 6 0 0 1 22 0 0
15 Renah Pembarap 45 262 0 0 11 15 0 0 14 303 2 42
16 Pangkalan Jambu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Tabir 168 1.025 108 127 18 25 0 0 24 519 17 363
18 Tabir Ulu 3 14 0 0 2 3 1 1 14 304 0 0
19 Tabir Selatan 306 1.811 42 49 25 35 0 0 73 1585 31 666
20 Tabir Ilir 59 319 25 29 7 10 0 0 13 282 10 213
21 Tabir Timur 202 1.208 0 0 32 36 0 0 66 1433 40 859
22 Tabir Lintas 339 2.016 134 158 18 26 2 0 39 848 22 473
23 Margo Tabir 303 1.798 144 170 11 14 6 0 43 934 14 300
24 Tabir Barat 17 84 0 0 0 0 0 0 5 109 0 0
Kabupaten Merangin 2.807 16.647 654 772 244 323 33 36 468 10.160 541 11.035
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
Tabel 3.76. Luas Panen dan Jumlah Produksi Komoditi Sayuran Semusim Menurut
Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2016
Komoditi dan Jumlah Produksi (ton)
Kacang
No Kecamatan Kentang Ketimun Terung
Panjang
(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)
1 Jangkat 364 7.730 21 79 31 232 2 12
2 Sungai Tenang 71 1.984 - - 4 30 4 25
3 Muara Siau - - 6 3 9 67 13 81
4 Lembah Masurai 42 1.297 8 18 6 45 8 50
5 Tiang Pumpung - - 4 1 7 52 16 100
6 Pamenang - - 20 16 22 164 30 187
7 Pamenang Barat - - 20 16 26 194 28 175
8 Renah Pamenang - - - - 4 30 11 69
9 Pamenang Selatan - - - - 5 37 15 94
10 Bangko - - 43 744 31 232 30 187
11 Bangko Barat - - 32 518 29 217 39 243
12 Nalo Tantan - - 5 3 - - 9 56
13 Batang Masumai - - 1 4 1 7 7 44
14 Sungai Manau - - 3 7 3 22 2 12
15 Renah Pembarap - - 9 11 4 30 10 62
16 Pangkalan Jambu - - - - - - 1 6
17 Tabir - - 10 167 12 90 21 131
18 Tabir Ulu - - 5 12 6 45 14 87
19 Tabir Selatan - - 38 115 35 261 32 200
20 Tabir Ilir - - 12 50 14 105 21 131
21 Tabir Timur - - 35 100 30 224 30 187
22 Tabir Lintas - - 15 59 29 217 44 275
23 Margo Tabir - - 19 79 18 134 42 262
24 Tabir Barat - - 3 29 2 15 10 62
Kabupaten Merangin 477 11.010 309 2.028 328 2.450 439 2.740
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
Pisang
Durian
No Kecamatan
Nanas
Jeruk
Duku
Rambutan
Mangga
Alpukat
Pisang
Durian
No Kecamatan
Nanas
Jeruk
Duku
13 Batang Masumai - - - - 25 - 87 7
14 Sungai Manau - 2 3 9 2.300 3 21 -
15 Renah Pembarap 4 5 5 8 80 26 24 11
16 Pangkalan Jambu 1 - 3 9 420 1.510 23 -
17 Tabir 17 16 43 100 44 191 99 54
18 Tabir Ulu - 12 - 71 9 41 176 14
19 Tabir Selatan 31 - - - - - 811 48
20 Tabir Ilir 5 17 16 10 22 24 29 88
21 Tabir Timur - 246 - - - - 96 75
22 Tabir Lintas 4 23 13 5 257 30 37 7
23 Margo Tabir 5 48 29 8 114 165 56 2
24 Tabir Barat 1 - - 37 - - 61 1
Kabupaten Merangin 827 1.102 295 597 3.993 2.427 3.016 396
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
3.2.7.1.3. Perkebunan
Perkebunan di Kabupaten Merangin pada umumnya didominasi oleh perkebunan
rakyat. Komoditi yang paling banyak diusahakan adalah karet dan kelapa sawit.
Produksi karet pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,70% dibandingkan
tahun 2015. Begitu juga dengan komoditi kelapa sawit yang mengalami kenaikan
produksi sebesar 0,77% di bandingkan tahun sebelumnya.
Produksi karet pada tahun 2016 sebesar 62.233 ton getah. Sedangkan kelapa
sawit sebesar 195.771 ton. Disamping itu, komoditi kopi juga paling banyak
diusahakan dengan angka produksi sebesar 6.716 ton. Data produksi perkebunan
rakyat di Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada Tabel 3.78.
Tabel 3.78. Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2016
Komoditi dan Jumlah Produksi (ton)
No Kecamatan Kelapa Kelapa Kopi
Karet Kelapa Kopi Kulit Manis Aren Pinang Kemiri Nilam
Hibrida Sawit Arabika
1 Jangkat - - - - 1.538 65 777 24 17 - 210
2 Sungai Tenang 1.602 39 - 7 1.737 10 950 12 6 - 901
3 Muara Siau 10.777 140 15 223 97 - 155 - 6 - -
4 Lembah Masurai 4.544 57 - 145 7.023 - 1.264 2 28 - 264
5 Tiang Pumpung 4.234 34 16 126 36 - 70 - - - -
6 Pamenang 4.462 178 75 11.766 7 - 24 5 3 - -
7 Pamenang Barat 4.248 65 - 1.189 2 - 15 - - - -
8 Renah Pamenang 1.138 71 12 7.347 1 - 7 - 8 - -
9 Pamenang Selatan 3.881 55 - 4.283 - - 2 - - - -
10 Bangko 4.948 78 11 5.008 18 - 7 - 28 - -
11 Bangko Barat 5.147 50 - 845 12 - 11 5 8 - -
12 Nalo Tantan 4.324 50 - 726 26 - - 7 9 - -
13 Batang Masumai 4.901 68 - 639 7 - 4 7 8 - -
14 Sungai Manau 6.643 95 - 152 48 - 277 - 10 - -
15 Renah Pembarap 8.346 35 5 599 134 - 218 - - - -
16 Pangkalan Jambu 3.232 100 12 101 92 - 260 - - - -
17 Tabir 6.944 159 24 2.182 80 - - 8 - - -
18 Tabir Ulu 6.829 52 20 493 2 - 41 - 4 - -
19 Tabir Selatan 579 41 35 10.819 - - - - 13 - -
20 Tabir Ilir 15.826 5 - 3.016 - - - 7 - - -
21 Tabir Timur 6.829 3 - 2.344 - - - - 1 - -
22 Tabir Lintas 2.997 80 9 531 - - - 1 - - -
23 Margo Tabir 5.582 90 - 785 - - - - 19 - -
24 Tabir Barat 14.293 150 - 466 - - - - 15 - -
Kabupaten Merangin 132.306 1.695 234 53.792 10.860 75 4.082 78 183 34 1.375
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
3.2.7.1.4. Peternakan
Populasi ternak di Kabupaten Merangin akhir tahun 2016 adalah sebagai berikut:
sapi 16.794 ekor, kerbau 4.832 ekor, kambing 30.697 ekor dan domba 9.058 ekor.
Tabel 3.80. Populasi Ternak dan Unggas Menurut Jenis Ternak di Kabupaten
Merangin Tahun 2012-2016
Jumlah Populasi Ternak dan Tahun (ekor)
No Jenis Ternak
2012 2013 2014 2015 2016
1 Sapi 16.096 14.322 15.431 16.836 16.794
2 Kerbau 5.303 4.435 5.038 4.869 4.832
3 Kambing 32.329 33.332 34.127 29.984 30.697
4 Domba 9.381 9.382 12.111 10.056 9.058
5 Ayam Buras 656.422 677.786 862.480 821.566 978.151
6 Ayam Ras 269.888 303.097 1.257.706 480.203 651.582
7 Ayam Petelur - - - - -
8 Itik 29.103 32.408 28.055 26.903 26.007
Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
Tabel 3.81. Populasi Daging dan Telur di Kabupaten Merangin Tahun 2012-2016
Jumlah Populasi Ternak dan Tahun (ekor)
No Jenis Ternak
2012 2013 2014 2015 2016
A. Daging (kg)
1 Sapi 669.188 552.735 642.949 642.727 649.892
2 Kerbau 215.791 211.840 97.937 105.344 65.675
3 Kambing 39.090 39.423 41.036 108.871 153.988
4 Domba 10.513 01.613 8.012 22.360 24.354
5 Ayam Buras 219.865 429.793 395.550 466.784 627.455
6 Ayam Ras 406.825 176.109 1.184.835 253.343 284.800
7 Ayam Petelur - - 624.747 569.629 579.755
8 Itik 13.741 10.697 52.637 12.578 12.625
B. Telur (kg)
Tabel 3.83. Daftar Lokasi Objek Wisata di Kabupaten Merangin Tahun 2016
No Nama Objek Wisata Lokasi Keterangan
Rumah Tuo ini telah berusia 683 tahun. Rumahnya tidak terlalu lebar, hanya 7,5 meter dan panjang 13 meter. Rumah
Desa Kampung Baruh Kecamatan
1 Rumah Kajang Lako kajang lako ini unik, dimana tiangnya yang berjulah 24 dialaskan batu, masyarakat setempat menyebutnya ‘sendi’.
Tabir
Kegunaannya sendiri untuk menghindari dari gempa.
Memiliki luas yang mencapai 100 hektar, Dam Betuk sejatinya dibangun untuk keperluan irigasi sawah dan kebun
2 Dam Betuk Kecamatan Tabir Lintas
disekitarnya. Namun kini waduk ini juga menjadi tempat wisata karena memiliki panorama yang mempesona.
Desa Karang Berahi Kecamatan Batu bertulis ini menggunakan tulisan Sanskerta berbahasa Melayu Kuno dan dibuat sekitar tahun 686 Masehi. Prasasti
3 Batu Bertulis Karang Berahi
Pamenang yang berbahasa Melayu ini berisikan kutukan terhadap siapa yang berani merusak satu prasasti.
Di dalam kawasan objek wisata ini terdapat kawasan hutan dengan jenis-jenis pohon langka, air terjun Sungai Piul, kolam
4 TWA Arboretum Rio Alif Desa Langling, Kecamatan Bangko
tempat penangkaran Buaya dan tempat penangkaran Rusa Tutul
5 Taman Wisata Sungai Misang Kecamatan Bangko -
Saat ini Jam Gento memiliki 3 tingkat, sehingga pengunjung bisa naik ke tingkat 3. Dari sini kita dapat menikmati suasan
6 Jam Gento Pasar Bangko, Kecamatan Bangko
kota bangko dan keindahanya.
7 Ujung Tanjung Muaro Masumai Kecamatan Batang Masumai -
8 Bukit Tiung Kecamatan Batang Masumai -
9 Teluk Wang Sakti Kecamatan Bangko Barat -
10 Merangin Garden Bangko -
Diperkirakan berumur 300 juta tahun dengan luas keseluruhan mencapai 20.360 km2. Geopark Merangin Terdiri atas 4
11 Geopark Merangin Kecamatan Renah Pembarap bagian yaitu Paleobotani Park Merangin, Highland Park Kerinci, Geo-Cultural Park Sarolangun, dan Godwana Park
Pegunungan Bukit Tiga Puluh yang masuk wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat di Jambi.
Desa Sungai Pinang, Kecamatan Memiliki luas sekitar 10.000 ha yang merupakan daerah perbukitan dan termasuk ke dalam kawasan penyangga (buffer
12 Goa Sengayau
Sungai Manau zone) Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).
13 Goa Senggering Kecamatan Sungai Manau -
Dusun Tiangko Panjang, Desa pusat Gua ini sendiri memiliki luas sekitar 200 m2 dengan lebar 10 m dan kedalaman 23 m. Untuk luas wilayah secara
14 Goa Tiangko
Tiangko, Kecamatan Sungai Manau keseluruhan sekitar 1,5 ha.
15 Air Terjun Telun Perentak Kecamatan Pangkalan Jambu Memiliki ketinggian sekitar 198 m.
16 Batu Larung Kecamatan Lembah Masurai -
Dusun Tuo Kecamatan Lembah Tinggi air terjun mencapai 62 m. Percikan air terjun ini berembun seperti asap warna putih yang mencapai ketinggian 50 m.
17 Air Terjun Sigerincing
Masurai Sedangkan di dasar air terjun ada pelataran tempat mandi yang dapat dicapai melalui tangga beton sepanjang 150 m.
Danau ini berada di ketinggian 1200 mdpl dengan luas 271 ha. Selain dikelilingi hutan yang lebat, air jernih, dan aneka
18 Danau Depati Empat TNKS, Kecamatan Jangkat
ragam jenis ikan, danau ini juga dihiasi dua gunung kembar, yaitu bukit Pandan dan bukit Pandan Bungsu.
Desa Pulau Tengah, Kecamatan Danau berbentuk bulat dengan luas sekitar 30 ha. Kedalaman danau diperkirakan mencapai 20-50 m. Berada di ketinggian
19 Danau Pauh
Jangkat 1.200 mdpl.
20 Taman Nasional Kerinci Seblat Kecamatan Jangkat -
Selanjutnya untuk melihat Kemandirian Daerah dan APBD, bisa diukur dengan
formula :
Tabel 3.86. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Merangin Tahun 2014 - 2016
PRDB (juta rupiah)
No Lapangan Usaha
2014 2015* 2016**
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4.795.014,02 5.086.148,27 5.847.282,18
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 4.623.354,40 4.894.767,26 5.636.327,63
a. Tanaman Pangan 344.559,10 382.730,17 433.879,06
b. Tanaman Hortikultura 444.715,25 475.003,59 555.968,43
c. Tanaman Perkebunan 3.693.111,21 3.884.562,67 4.479.514,74
d. Peternakan 124.328,18 134.181,66 145.807,55
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 16.640,66 18.289,16 21.157,85
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 122.791,65 137.373,83 152.454,59
3 Perikanan 48.867,97 54.007,19 58.499,96
B. Pertambangan dan Penggalian 251.235,03 265.716,95 295.853,60
C. Industri Pengolahan 709.400,10 787.519,61 873.205,54
D. Pengadaan Listrik dan Gas 5.601,29 6.778,07 8.566,70
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 17.676,27 20.211,68 22.526,03
F. Konstruksi 699.069,73 773.591,05 846.609,72
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 948.876,38 1.212.380,27 1 484.340,91
H. Transportasi dan Pergudangan 176.811,78 202.331,34 222.487,30
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 193.883,77 225.527,35 258.933,89
J. Informasi dan Komunikasi 358.429,45 428.139,66 508.417,49
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 160.987,47 170.857,89 187.601,58
L. Real Estate 221.819,96 244.978,42 268.609,14
M,N. Jasa Perusahaan 12.488,41 14.059,53 16.069,27
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 405.871,00 507.062,26 567.859,76
P. Jasa Pendidikan 350.982,70 374.178,35 417.526,92
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 122.363,61 137.422,64 156.053,83
R,S,T,U. Jasa Lainnya 115.897,16 131.920,16 148.035,25
Produk Domestik Regional Bruto 9.546.408,12 10.588.823,50 12.129.979,11
Keterangan:
*)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Sumber: Kabupaten Merangin Dalam Angka 2017
Tabel 3.87. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Merangin Tahun 2014 -
2016
PRDB (juta rupiah)
No Lapangan Usaha
2014 2015* 2016**
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.785.110,08 3.956.445,79 4.089.648,15
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 3.648.628,12 3.813.281,55 4.041.049,00
a. Tanaman Pangan 254.949,34 258.672,71 280.372,50
b. Tanaman Hortikultura 318.461,58 319.387,02 344,384,31
c. Tanaman Perkebunan 2.960.986,32 3.118.239,17 3.294.813,57
d. Peternakan 101.007,78 103.830,31 107.739,34
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 13.223,10 13.152,33 13.739,29
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 101.366,51 107.415,47 111.677,10
3 Perikanan 35.115,46 35.748,77 36.922,05
B. Pertambangan dan Penggalian 175.521,27 186.698,34 195.004,34
C. Industri Pengolahan 589.810,83 622.827,22 660.311,92
D. Pengadaan Listrik dan Gas 4.624,50 5.034,66 5.492,42
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 14.010,42 14.807,42 15.601,09
F. Konstruksi 545.569,03 582.436,93 615.822,11
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 778.891,43 838.942,82 908.702,28
H. Transportasi dan Pergudangan 142.357,96 154.865,76 162.483,21
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 142.187,03 154.651,27 168.443,59
J. Informasi dan Komunikasi 313.705,36 338.902,63 368.039,06
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 121.082,06 124.970,11 131.551,25
L. Real Estate 181.339,96 184.787,85 188.643,84
M,N. Jasa Perusahaan 10.775,46 11.113,84 11.737,81
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 281.351,69 297.555,00 314.967,13
P. Jasa Pendidikan 289.826,19 297.172,44 314.843,42
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 102.045,98 106.954,31 115.004,73
R,S,T,U. Jasa Lainnya 105.475,41 114.834,71 123.403,45
Produk Domestik Regional Bruto 7.583.684,66 7.993.001,11 8.489.699,92
Keterangan:
*)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Tabel 3.88. Tujuan dan Indikator Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7 Tahun 2018 dan Trend Capaian serta
Target Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Merangin 2019-2023
TARGET SASARAN NASIONAL
TREND CAPAIAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MERANGIN
TPB RPJMN 2015-2019
TARGET INDIKATOR
(Lampiran Perpres No 59
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2019 - 2023
Tahun 2017)
Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Pada tahun 2030, mengentaskan
kemiskinan ekstrim bagi semua
Tingkat kemiskinan ekstrim.
1.1.1.
1.1.
orang yang saat ini 5.052 N/A N/A N/A 5.283 N/A N/A 4.683
(satuan: Kepala Keluarga = KK)
berpendapatan kurang dari 1,25
dolar Amerika per hari
Persentase penduduk yang hidup Menurunnya tingkat
1.2.1.*
semua dimensi, sesuai dengan 28,40 28,20 33,13 33,90 35,77 36,89 36,89 27,80
definisi nasional. dalam berbagai dimensi, sesuai
dengan definisi nasional.
(satuan: %)
Proporsi penduduk yang menerima
Menerapkan secara nasional
program perlindungan sosial,
sistem dan upaya perlindungan
menurut jenis kelamin, untuk
sosial yang tepat bagi semua,
kategori kelompok anak
termasuk kelompok yang paling
1.3.1.
1.3.
berkebutuhan khusus, 16.727 16.727 13.567 13.567 13.567 14.924 14.924 13.913
miskin, dan pada tahun 2030
pengangguran, lansia, penyandang
mencapai cakupan substansial
difabilitas, ibu hamil/melahirkan,
bagi kelompok miskin dan
korban kecelakaan kerja, kelompok
rentan.
miskin dan rentan (satuan: RTS)
1.3.1. (a)
peserta jaminan kesehatan
kesehatan melalui SJSN Bidang - - - - 95,17 95,17 92,93 98,00
melalui SJSN Bidang
Kesehatan. (satuan: %)
Kesehatan menjadi minimal
95% pada tahun 2019
Meningkatnya persentase
penyandang difabilitas
Persentase penyandang disabilitas miskin dan rentan yang
1.3.1. (c)
1.3.1. (g)
Jumlah anak terlantar yang dibina
- - - - - - 80 100
(anak)
1.3.1. (h)
Jumlah penyandang cacat dan
- - - 30 60 - - 24
1.3.1. (i) trauma yang dibina (orang)
sumber daya alam, teknologi sumber air minum layak dan - - - - - - 64,79 80,00 penduduk berpendapatan
baru, dan jasa keuangan yang berkelanjutan. terbawah pada tahun 2019
tepat, termasuk keuangan mikro. (satuan: %) menjadi 100%
1.4.1. (g)
SD/MI/ sederajat. 92,69 92,84 98,26 98,84 96,03 98,29 99,64 94,78 Sederajat pada tahun 2019
(satuan: %) menjadi 94,78% (2015:
91,23%).
Meningkatnya Angka
1.4.1. (h) Angka Partisipasi Murni (APM) Partisipasi Murni SMP/MTs/
SMP/MTs/sederajat. 58,53 81,22 65,22 66,51 78,82 77,47 78,42 82,20 Sederajat pada tahun 2019
(satuan: %) menjadi 82,2% (2015:
79,97%)
Meningkatnya Angka
Angka Partisipasi Murni (APM) Partisipasi Kasar
1.4.1. (i)
SMA/MA/sederajat. 37,99 66,80 44,50 50,57 49,71 44,71 46,09 91,63 SMA/SMK/MA/Sederajat
(satuan: %) pada tahun 2019 menjadi
91,63% (2015: 82,42%)
Meningkatnya jumlah lokasi
Jumlah lokasi penguatan
penguatan pengurangan
1.5.1. (a)
2.1.1. (a)
2.1.
dan mereka yang berada dalam (underweight) pada anak balita. 1,70 1,30 1,00 0,77 0,70 0,89 0,58 0,20 pada anak balita pada tahun
kondisi rentan, termasuk bayi, (satuan: %) 2019 menjadi 17% (2013:
terhadap makanan yang aman, 19,6 %)
bergizi, dan cukup sepanjang
tahun.
Prevalensi stunting (pendek dan
2.2.1.*
tahun, dan memenuhi Prevalensi anemia pada ibu hamil. anemia pada ibu hamil pada
kebutuhan gizi remaja 0,40 5,60 - 10,93 13,49 29,07 19,93 10,00
(satuan: %) tahun 2019 menjadi 28%
perempuan, ibu hamil dan (2013: 37,1%)
menyusui, serta manula.
Persentase bayi usia kurang
Persentase bayi usia kurang dari 6
2.2.2. (b)
Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) - - - 96,01 98,91 94,51 96,92 100,68
2.d
2.d.2
pertanian dan perikanan di - - - 94,55 98,64 98,87 92,92 95,85
(NTPH)
Kabupaten Merangin
Nilai Tukar Petani Peternakan
2.d.3
- - - 98,27 100,69 99,75 99,10 110,00
(NTPT)
Produksi Perikanan
2.d.5
Produksi Padi (satuan: ton) 86,587 61,377 71.070 71,442 55.527 136.691 143,783 149.415
Produksi Jagung
2.d.7
Produksi Kedelai
2.d.8
2.d.12
1.552 1.575 1.431 3.048 2.182 2.399 1.932 2.241
(satuan: ton)
2.d.13
Produksi Telur (satuan: ton) 182 265 316 403 561 439 621 721
Produksi Karet (satuan: ton) 50.789 59.926 60.772 61.360 61,758 62,233 70.431 81.678
2.d.17
Produksi Kopi (satuan: ton) 5.870 6.415 6.498 6.577 6,66 6,716 7.556 8.763
2.d.21
buahan semusim (SBS) (satuan: 78,78 76,01 95,64 56,71 56,39 75,50 65,86 86,52
kuintal/ha)
Produktivitas sayuran dan buah-
2.d.22
buahan tahunan (SBT) (satuan: 41,66 223,42 217,11 123,27 51,18 163,63 150,67 154,48
kuintal/ha)
melahirkan terakhirnya ditolong 77,6 81,1 85,1 85,6 76,8 90,2 91,3 100 kesehatan terampil pada
kurang dari 70 per 100.000
oleh tenaga kesehatan terlatih. tahun 2019 menjadi 95 %
kelahiran hidup.
(satuan: %) (2015: 91,51%)
Persentase perempuan pernah Meningkatnya persentase
kawin umur 15-49 tahun yang persalinan di fasilitas
3.1.2. (a)
proses melahirkan terakhirnya di 18,8 33,6 38,0 36,9 36,2 48,1 55,7 70,0 pelayanan kesehatan pada
fasilitas kesehatan. tahun 2019 menjadi 85 %
(satuan: %) (2015: 75%)
3.2.1*
Pada tahun 2030, mengakhiri 0 0,05 0 0,02 0 0 0 0
kematian bayi baru lahir dan 1000 kelahiran hidup.
balita yang dapat dicegah,
dengan seluruh negara Angka Kematian Neonatal (AKN)
3.2.2*
10,4 8,6 7,7 3,8 4,7 4,8 5,3 0
3.2.
menular lainnya. Insiden Tuberkulosis (ITB) per Tuberculosis (TB) per 100.000
- - - - 165,19 164,96 140,57 0
100.000 penduduk. penduduk pada tahun 2019
menjadi 245 (2013: 297)
3.3.3*
Kejadian Malaria per 1000 orang. 3,8 5,22 2,63 1,47 1,05 0,9 1,2 0
3.3.5*
9 3 2 1 0 0 0 0
yang terabaikan (Filariasis dan
Kusta).
Menurunnya prevalensi
3.4.1. (b) Prevalensi tekanan darah tinggi. tekanan darah tinggi pada
- - - - - - 65,00 24,30
(satuan: %) tahun 2019 menjadi 24,3%
(2013: 25,8%)
Pada tahun 2030, mengurangi Tidak meningkatnya
hingga sepertiga angka Prevalensi obesitas pada prevalensi obesitas pada
3.4.1. (c)
kematian dini akibat penyakit penduduk umur ≥18 tahun. - - - - - - 39,00 15,40 penduduk usia 18 tahun ke
3.4.
puskesmas yang
menyelenggarakan upaya 0 0 0 0 0 0 6 11
menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa.
kesehatan jiwa pada tahun
(satuan: kecamatan)
2019 menjadi 280 (2015: 80)
Pada tahun 2030, menjamin Proporsi perempuan usia
akses universal terhadap reproduksi (15-49 tahun) atau
layanan kesehatan seksual dan pasangannya yang memiliki
3.7.1.
3.7.
reproduksi, termasuk keluarga kebutuhan keluarga berencana dan 30,00 31,90 4,20 14,40 82,15 83,60 81,70 84,00
berencana, informasi dan menggunakan alat kontrasepsi
pendidikan, dan integrasi metode modern.
kesehatan reproduksi ke dalam (satuan: %)
3.7.1. (a)
cara pada Pasangan Usia Subur
80,20 82,40 85,00 85,40 82,40 83,60 81,70 84,00 kontrasepsi suatu cara pada
(PUS) usia 15-49 tahun yang
tahun 2019 menjadi 66%
berstatus kawin.
(2012-2013:61,9%).
(satuan: %)
Meningkatnya angka
3.7.1. (b) Angka penggunaan metode penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontrasepsi jangka panjang
2,02 2,02 4,34 0,67 6,58 7,65 7,98 10,00
cara modern. (MKJP) cara modern pada
(satuan: %) tahun 2019 menjadi 23,5%
(2012-2013:18,3%).
Menurunnya angka kelahiran
Angka kelahiran pada perempuan pada remaja usia 15-19 tahun
3.7.2*
umur 15-19 tahun (Age Specific 2,00 2,04 2,11 0,91 1,11 0,83 0,02 0,00 (age specific fertility
Fertility Rate/ASFR). (satuan: %) rate/ASFR) pada tahun 2019
menjadi 38 (2012-2013: 48)
Total Fertility Rate (TFR). 7.636 7.636 7.511 7.531 7.812 7.761 7.348 6.789 Rate (TFR) pada tahun 2019
menjadi 2,28 (2012:2,6)
kesehatan dasar yang baik, dan Nasional (JKN). 28,50 29,00 29,50 29,80 30,00 32,00 33,00 95,00
(JKN) pada tahun 2019
akses terhadap obat- obatan (satuan: %)
minimal 95% (2015:60%)
dan vaksin dasar yang aman,
efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.
vaksin di Puskesmas. 45,00 50,00 55,00 60,00 73,00 85,00 88,00 100
menegaskan hak negara
(satuan: %)
berkembang untuk
menggunakan secara penuh
ketentuan dalam Kesepakatan
atas Aspek-Aspek Perdagangan
dari Hak Kekayaan Intelektual
terkait keleluasaan untuk
melindungi kesehatan
masyarakat, dan khususnya,
menyediakan akses obat bagi
semua.
Meningkatkan secara signifikan
pembiayaan kesehatan dan
rekrutmen, pengembangan,
Kepadatan dan distribusi tenaga
pelatihan, dan retensi tenaga
3.c.1*
3.c.
3.e.1
perbekalan kesehatan. - - 85,00 90,00 92,00 94,00 96,00 100
(satuan: %)
Persentase anak usia pendidikan
dasar yang mendapatkan skrining
3.e.2
- - 68,00 70,00 73,00 82,00 86,00 100
kesehatan.
(satuan: %)
Cakupan persalinan yang ditolong
oleh nakes dengan kompetensi
3.e.3
3.e.10
- - 88,00 92,00 94,00 96,00 98,00 100
mendapat perawatan (satuan: %)
3.e.11
- - 75,00 75,00 77,00 80,00 30,00 100
tablet tambah darah (satuan: %)
3.e.12 Persentase remaja putri yang
mendapat tablet tambah darah - - 8,00 - - 8,00 10,00 100
(satuan: %)
Persentase anak usia 0-59 bulan
yang mendapatkan pelayanan
3.e.13
- - 4 4 6 6 8 27
terakreditasi (unit)
3.e.17
3.e.19
memiliki puskesmas sesuai standar - - 77,00 84,00 88,00 90,00 95,00 100
(satuan: %)
3.e.20
- - C C C C C+ B+
Kol. Abundjani Bangko (type)
(kasus/100.000 kelahiran) - - 18 17 11 10 9 0
(satuan: kasus)
Jumlah Kematian Bayi (AKB)
3.e.25
(kasus/1.000 kelahiran) - - 85 85 40 50 53 0
(satuan: kasus)
Jumlah masyarakat miskin
3.e.26
3.e.28
tidak menular - - 87,00 95,00 90.50 95.50 95,00 100
(satuan: %)
3.e.29
- - 10 10 13 13 13 24
(satuan: unit)
- - 11 11 13 13 13 15
Inap (satuan: unit)
4.1.1*
SMP/kelas 9 yang mencapai 84,75 85,95 86,30 87,25 88,95 89,00 89,35 100
standar kemampuan minimum
dalam: (i) membaca, (ii)
matematika. (satuan: %)
Meningkatnya persentase
Persentase SD/MI berakreditasi
4.1.1. (a)
SD/MI/sederajat. 106,19 122,02 113,81 111,68 113,03 114,64 116,23 119,23 SD/MI/sederajat pada tahun
(satuan: %) 2019 menjadi 114,09% (2015:
108%)
Meningkatnya APK
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.1.1. (e)
SMP/MTs/sederajat pada
SMP/MTs/sederajat. 80,77 97,70 72,09 74,42 93,07 94,23 96,45 98,67
tahun 2019 menjadi 106,94%
(satuan: %)
(2015: 100,7%)
4.1.1. (f)
SMA/SMK/MA/sederajat pada
SMA/ SMK/ MA/ sederajat. (satuan: 57,19 78,99 53,57 71,41 61,06 61,54 67,44 91,63
tahun 2019 menjadi 91,63%
%)
(2015: 76,4%)
Meningkatnya rata-rata lama
Rata-rata lama sekolah penduduk sekolah penduduk usia di atas
4.1.1. (g)
umur ≥15 tahun. 8,6 8,6 8,6 8,6 8,6 8,9 8,9 8,9 15 tahun pada tahun 2019
(satuan: tahun) menjadi 8,8 tahun (2015:8,25
tahun)
Pada tahun 2030, menjamin
bahwa semua anak perempuan
dan laki-laki memiliki akses
Meningkatnya APK anak yang
terhadap perkembangan dan
Angka Partisipasi Kasar (APK) mengikuti Pendidikan Anak
4.2.2. (a)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 51,98 54,29 55,65 60,83 65,10 65,15 65,46 69,30 Usia Dini (PAUD) pada tahun
pengasuhan, pendidikan
(satuan: %) 2019 menjadi 77,2% (2015:
prasekolah dasar yang
70,06%)
berkualitas, sehingga mereka
siap untuk menempuh
pendidikan dasar.
Tingkat partisipasi remaja dan
Pada tahun 2030, menjamin dewasa dalam pendidikan dan
4.3.1
akses yang sama bagi semua pelatihan formal dan non formal - - - - - - 25,43 30,00
perempuan dan laki-laki, dalam 12 bulan terakhir, menurut
4.3.
4.6.1. (a)
Pada tahun 2030, menjamin
bahwa semua remaja dan penduduk umur ≥15 tahun. 98,20 98,40 98,50 99,14 99,17 99,25 98,20 101,75 di atas 15 tahun pada tahun
proporsi kelompok dewasa (satuan: %) 2019 menjadi 96,1%
(2015:95,2%)
4.6.
dan gender, serta menyediakan 60,65 65,75 70,15 73,20 76,25 80,60 85,39 89,00
4.a
internasional dalam pelatihan SMA, SMK, dan PLB yang 19,08 27,83 27,46 30,36 33,26 48,81 51,19 55,10
4.c
4.d.1
pendidikan PAUD 51,98 54,29 10.10 7,06 11,40 12,60 22,60 33,50
(satuan: %)
Angka rata-rata lama sekolah
4.d.2
7,00 7,02 7,65 7,04 7,08 7,44 7,74 10,00
(satuan: tahun)
di Kabupaten Merangin
Persentase tenaga pendidik yang
4.d.5
terakreditasi (A/B/C) 24,00 25,00 25,17 22,96 26,92 31,17 39,58 63,70
(satuan: %)
Jumlah masyarakat tidak mampu
yang mendapatkan bantuan
4.d.7
5.1.1*
0 0 0 0 0 0 1 3
perempuan. pemberdayaan perempuan
(satuan: kebijakan) pada tahun 2019 bertambah
sebanyak 16 (2015:19).
5.1.1.a. IPG (Indeks Pembangunan
- - 87,54 87,93 87,12 87,31 87,47 88,35
Gender) (satuan: %)
(satuan: %)
5.1.1.c
orang)
Persentase perempuan dan anak
5.1.1.e
(satuan: %)
Jumlah jejaring kelembagaan
5.1.1.f.
5.2.1*
seksual, atau emosional) oleh - - - 0,01 0,06 0,03 0,03 0,01
pasangan atau mantan pasangan
dalam 12 bulan terakhir.
(satuan: %)
Menurunnya prevalensi kasus
Prevalensi kekerasan terhadap
5.2.1.(a)
kekerasan terhadap anak
anak perempuan. - - - 0,04 0,21 0,11 0,09 0,01
perempuan pada tahun 2019
(satuan: %)
Menghapuskan segala bentuk (2013: 20,48 %)
kekerasan terhadap kaum Proporsi perempuan dewasa dan
perempuan di ruang publik dan anak perempuan (umur 15-64
5.2.
3,30 3,30 3,30 0,00 0,00 0,00 0,00 17,14 perempuan di DPR (Hasil
sama bagi perempuan untuk pusat, parlemen daerah dan
Pemilu 2014:16,6%)
memimpin di semua tingkat pemerintah daerah. (satuan: %)
5.5.2*
- - - 47,99 46,08 - - 48,00 lembaga eksekutif (Eselon I
di posisi managerial. (satuan: %)
dan II) (2014: Eselon I =
20,66% dan Eselon II =
16,39%)
Menjamin akses universal Menurunnya unmeet need
Unmet need KB (Kebutuhan
5.6.1. (a)
terhadap kesehatan seksual dan kebutuhan ber-KB pada tahun
Keluarga Berencana/KB yang tidak 31,23 30,21 29,17 28,08 27,12 25,67 24,84 20,31
reproduksi, dan hak reproduksi 2019 menjadi 9,9% (2012-
terpenuhi). (satuan: %)
seperti yang telah disepakati 2013: 11,4 %)
sesuai dengan Programme of Meningkatnya pengetahuan
5.6. Action of the International dan pemahaman Pasangan
Conference on Population and Pengetahuan dan pemahaman
Usia Subur (PUS) tentang
5.6.1. (b)
akses universal dan merata memiliki akses terhadap layanan layanan air minum layak pada
6.1.
6.1.1. (d)
yang mendapat pelayanan air
minum
- - 59,00 38,64 43,21 46,19 49,00 79,00
(satuan: %)
Persentase tersedianya
6.1.1. (e)
infrastruktur pelayanan
dasar/umum
- - 60,00 - - - 52,87 80,00
(satuan: %)
akses terhadap sanitasi dan melaksanakan Sanitasi Total melaksanakan Sanitasi Total
kebersihan yang memadai dan 8 9 10 11 12 20 33 100
Berbasis Masyarakat (STBM). Berbasis Masyarakat (STBM)
merata bagi semua, dan (satuan: unit desa) menjadi 45.000 pada tahun
menghentikan praktik buang air 2019 (2015: 25.000).
6.2.
6.2.1. (f)
terlayani sistem pengelolaan air 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 5,00 6,00 16,00
limbah terpusat. (satuan: %)
6.2.1. (g)
terlayani sistem air limbah yang 8,00 9,00 10,00 10,00 12,00 14,00 12,00 22,00
6.2.1. (h) memadai (satuan: %)
8.1.1. (a)
PDB per kapita. (satuan: juta
8.1.
khususnya, setidaknya 7 persen - - 7,4 8,6 9,8 10,9 11,8 15,0 kapita per tahun menjadi lebih
rupiah)
pertumbuhan produk domestik dari Rp 50 juta pada tahun
bruto per tahun di negara 2019 (2015: Rp 45,2 juta)
kurang berkembang.
Pada tahun 2030, mencapai 5.874 6.529 7.483 8.585 9.776 10.895 11.793 18.839
(satuan: Rp/jam)
pekerjaan tetap dan produktif
dan pekerjaan yang layak bagi Tingkat pengangguran terbuka
8.5.2*
semua perempuan dan laki-laki, berdasarkan jenis kelamin dan 5.412 6.314 7.216 8.118 9.020 9.922 10.824 8.000
8.5.
jenis kelamin, sektor pekerjaan dan - - 0,40 0,40 0,30 0,20 0,40 0,10
kerja yang aman dan terjamin yang aman dan sehat.
status migran.
bagi semua pekerja, termasuk
8.8.
(satuan: %)
pekerja migran, khususnya
pekerja migran perempuan, dan Jumlah perusahaan yang
8.8.1.(a)
mereka yang bekerja dalam menerapkan norma K3. 100 100 112 137 141 146 183 228
pekerjaan berbahaya. (satuan: unit perusahaan)
Pada tahun 2030, menyusun Meningkatnya kontribusi
dan melaksanakan kebijakan Proporsi kontribusi pariwisata pariwisata menjadi 8%
8.9.1*
8.9.
8.9.1. (a)
produk lokal. Jumlah wisatawan mancanegara. wisatawan mancanegara
149 167 185 220 259 632 728 1.832
(satuan: wisatawan) menjadi 20 juta pada tahun
2019 (2014: 9 juta).
8.c.3
8.c.6
Pertumbuhan Industri (satuan: %) - - 3,14 1,35 1,45 1,55 0,15 15,00
8.c.7
- - 30,77 42,77 54,77 61,77 68,77 100
(satuan: %)
kabupaten baik dan sedang - - 53,93 58,33 61,5 63,78 67,54 80,00
(satuan: %)
Meningkatkan dukungan sarana
Persentase tersedianya air irigasi
8.d.
irigasi yang sudah ada sesuai - - 33,00 41,53 51,13 59,45 64,60 100
dengan kewenangannya
(satuan: %)
(Lampiran Perpres No 59
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2019 - 2023
Tahun 2017)
Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan Akses Keadilan Untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan
Tujuan 16.
yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan
Proporsi anak umur di bawah 5
16.9.1*
tahun yang kelahirannya dicatat
5,32 5,40 6,35 6,75 6,83 6,84 6,86 10,35
oleh lembaga pencatatan sipil,
menurut umur. (satuan: %)
Meningkatnya cakupan
pelayanan dasar kepemilikan
16.9.1. (a)
Pada tahun 2030, memberikan Persentase kepemilikan akta lahir
akte lahir untuk penduduk
16.9
Dewan Pengarah diketuai oleh Presiden dengan susunan sebagai berikut: Wakil
Presiden (Wakil Ketua); Menko Perekonomian (Wakil Ketua I); Menko PMK (Wakil
Ketua II); Menko Kemaritiman (Wakil Ketua III); Menko Polhukam (Wakil Ketua IV),
dengan Anggota: Menteri PPN/Kepala Bappenas (merangkap Koordinator
Pelaksana), Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan,
Menteri BUMN, Sekretaris Kabinet, dan Kepala Staf Kepresidenan.
Selanjutnya, dalam mencapai sasaran TPB Daerah, Gubernur menyusun RAD TPD
5 (lima) tahunan bersama Bupati/Walikota di wilayah masing-masing.
Sasaran dan Indikator TPB Nasional dapat dilakukan kaji ulang (dikoordinasikan
oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas) berdasarkan evaluasi dan rekomendasi
Dewan Pengarah atas masukan dari Tim Pelaksana dan/atau pertimbangan Tim
Pakar. Lebih lanjut, Perpres ini mengamanatkan ditetapkannya: 1. Peta Jalan TPB
tahun 2016-2030 (paling lama 12 (dua belas) bulan); 2. RAN TPB tahun 2016-2019
(paling lama 6 (enam) bulan); dan 3. RAD TPB 2016-2019 (paling lama 12 (dua
belas) bulan).
3.2.10.1.1. Pemerintah Provinsi Jambi
Salah satu peran pemerintah Provinsi Jambi dalam pelaksanaan pencapaian
tujuan berkelanjutan di Kabupaten Merangin adalah melalui dokumen Perubahan
RPJMD Provinsi Jambi Tahun 2016-2021 yang menunjukkan tingkat keterkaitan
yang erat dengan rancangan RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023, khususnya
dalam peningkatan SDM dan tata kelola pemerintahan yang baik.
3.2.10.1.2. Pemerintah Kabupaten Merangin
Perangkat daerah di Kabupaten Merangin terdiri dari 2 Sekretariat Daerah, 1
Inspektorat Daerah, 21 unit Dinas Kabupaten dan 5 unit Badan Daerah.
Sekretariat Daerah kabupaten merupakan unsur staf yang dipimpin oleh sekretaris
Daerah kabupaten dan bertanggung jawab kepada bupati. Sekretariat Daerah
kabupaten mempunyai tugas membantu bupati dalam penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah
serta pelayanan administratif. Sedangkan sekretariat DPRD kabupaten merupakan
unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi
DPRD kabupaten. Sekretariat DPRD kabupaten dipimpin oleh sekretaris DPRD
kabupaten yang dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD kabupaten dan secara
administratif bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris Daerah
kabupaten.
Inspektorat Daerah kabupaten merupakan unsur pengawas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh inspektur. Inspektur Daerah kabupaten
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada bupati melalui
sekretaris Daerah kabupaten. Inspektorat Daerah kabupaten mempunyai tugas
membantu bupati membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.
Nama Organisasi
No Tipe Tugas
Perangkat Daerah
Dinas Pekerjaan
Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Pekerjaan Umum dan
15 Umum dan Penataan A
Penataan Ruang
Ruang
Dinas Pemberdayaan Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan
16 B
Masyarakat dan Desa Masyarakat dan Desa
Dinas Sosial,
Pemberdayaan Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Sosial dan Urusan
17 A
Perempuan dan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Perlindungan Anak
Dinas Pengendalian
Menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk
18 Penduduk dan B
dan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
Dinas Penanaman
Modal, Pelayanan Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Penanaman Modal,
19 A
Terpadu Satu Pintu Pelayanan perizinan dan non perizinan, Tenaga Kerja serta Transmigrasi.
dan Tenaga Kerja
Dinas Pendidikan dan Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Pendidikan dan Bidang
20 A
Kebudayaan Kebudayaan
21 Dinas Perhubungan C Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Perhubungan
Dinas Peternakan dan Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Pertanian sub urusan
22 A
Perkebunan peternakan dan sub urusan perkebunan
Dinas Tanaman
Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Pertanian sub urusan
23 Pangan dan A
tanaman pangan dan hortikultura
Hortikultura
Dinas Perumahan dan Menyelenggarakan urusan Pemerintahan bidang Perumahan dan
24 B
Kawasan Permukiman Kawasan Pemukiman dan Bidang Pertanahan
Badan Kepegawaian
dan Pengembangan
25 C Melaksanakan fungsi penunjang Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Manusia
Daerah
Badan Pengelolaan
26 Keuangan dan Aset A Melaksanakan fungsi penunjang Keuangan
Daerah
Badan Pengelola Pajak
27 Daerah dan Retribusi B Melaksanakan fungsi penunjang Pengelola Pendapatan
Daerah
Badan Penelitian dan
28 C Melaksanakan fungsi penunjang Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan
Badan Perencanaan
29 B Melaksanakan fungsi penunjang Perencanaan
Pembangunan Daerah
Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Merangin No. 10 Tahun 2016
Tim KLHS melakukan penilaian dalam pemberian bobot terkait tiga hal yakni, 1)
tingkat pengaruh terhadap penyusunan RPJMD, 2) tingkat pemahaman terhadap
pembangunan berkelanjutan dan 3) tingkat kepedulian terhadap pembangunan
berkelanjutan di Kabupaten Merangin. Skor bobot terdiri dari 4 untuk tingkat
“tinggi”, skor 3 untuk tingkat “sedang”, skor 2 untuk tingkat “rendah”, dan skor 1
untuk tingkat “sangat rendah”.
Pembobotan difokuskan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja yang
memiliki bobot sedang ke atas untuk mempersempit ruang lingkup. Hasil
pembobotan OPD yang dinilai berpengaruh dan dipengaruhi oleh isu
pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada
Tabel 3.90 sebagai berikut.
Secara umum, OPD di Kabupaten Merangin sebagian besar memiliki bobot nilai di
atas 9. Hal ini menunjukkan bawa OPD yang dinilai berpengaruh dan dipengaruhi
oleh isu pembangunan berkelanjutan mempunyai pengaruh dan kepentingan
dengan porsi yang cukup besar dalam pelaksanaan KLHS RPJMD Kabupaten
Merangin 2019-2023.
Permasalahan Pembangunan
No Isu Strategis OPD yang Berperan
Berkelanjutan
Masih rendahnya pelestarian • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
dan inovasi dalam • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
pengembangan seni dan • Bappeda; dan
budaya daerah • Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
• Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura;
Masih rendahnya produksi,
• Dinas Peternakan dan Perkebunan; dan
Kedaulatan produktivitas, nilai tambah dan
8 • Dinas Perikanan
Pangan akses pemasaran hasil
pertanian dan perikanan • Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Perdagangan dan Perindustrian
Belum optimalnya pengelolaan • Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; dan
potensi wisata • Bappeda
• Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan
Daya Saing dan Perindustrian;
9 Ekonomi dan Masih rendahnya produksi, • Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura;
Wisata daya saing dan akses • Dinas Peternakan dan Perkebunan;
pemasaran produk UKM • Bappeda; dan
• Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja
• Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
• Dinas Kesehatan;
• Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
• Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Kesetaraan Belum tercapainya kesetaraan • Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
10
Gender gender • Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja;
• Badan Pusat Statistik;
• Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana; dan
• Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Sumber: Diskusi Internal Tim KLHS, 2018
3.2.10.3. Filantropi
Filantropi adalah pihak yang berbagi dukungan dan sumber daya secara sukarela
kepada sesama dan bertujuan untuk mengatasi masalah sosial kemanusiaan serta
memajukan kepentingan umum dan berkelanjutan.
Ide tentang Filantropi (Modern) menjadi wacana serius seiring dengan
mengemukanya konsep Civil Society, karena kemunculannya terutama berkaitan
dengan topik kemandirian Civil Society Kebutuhan kemandirian Civil Society ini
sesuai dengan perannya untuk membatasi pemerintahan yang otoriter,
meningkatkan keberdayaan masyarakat, mengurangi dampak negatif dari
kekuatan pasar dan menuntut akuntabilitas publik serta meningkatkan mutu dan
sifat inklusif dari tata pemerintahan.
Istilah Filantropi (Philanthropy) berasal dari bahasa Yunani, Philos (berarti Cinta),
dan Anthropos (berarti Manusia), sehingga secara harfiah Filantropi adalah
konseptualisasi dari praktek memberi (giving), pelayanan (services) dan asosiasi
(association) secara sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan
sebagai ekspresi rasa cinta. Istilah ini juga merujuk kepada pengalaman Barat pada
abad XVIII ketika negara dan individu mulai merasa bertanggung jawab untuk
peduli terhadap kaum lemah. Meski berbeda dalam konsep maupun prakteknya,
Selain itu WWF RIMBA MCA-I juga melakukan beberapa pemulihan kawasan yang
telah berperan dalam mengatasi isu strategis Degradasi dan Deforestasi di
Kabupaten Merangin antara lain:
1. Memulihkan deforestasi di daerah aliran sungai dataran tinggi yang kritis
melalui investasi pada mikro hidro dalam perubahan transformasional untuk
pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Merangin dan Kerinci;
tapi Berpengaruh
Kurang Penting
Kurang Penting
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Penting dan
Penting tapi
dan Kurang
No
Stakeholders / Pemangku Singkatan/ Kurang
Kepentingan (PK) Akronim
tapi Berpengaruh
Kurang Penting
Kurang Penting
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Penting dan
Penting tapi
dan Kurang
Kurang
Stakeholders / Pemangku Singkatan/
No
Kepentingan (PK) Akronim
yang menjadi perhatian di wilayah tersebut dan untuk menjadi bahan kajian
pengaruh RPJMD;
• Membahas isu secara terfokus dan signifikan;
• Membantu menentukan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan sebagai
acuan bagi penentuan dan/atau penilaian substansi RPJMD.
Formulasi atau perumusan isu-isu pembangunan berkelanjutan dilakukan melalui
5 (lima) tahap sebagai berikut:
a) Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan berdasarkan masukan dan
kesepakatan pemangku kepentingan;
b) Pengelompokan isu-isu pembangunan berkelanjutan dalam kluster-kluster
isu;
c) Konfirmasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dengan data dan informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah yang tersedia;
d) Jika diperlukan dan disepakati, dilakukan kajian khusus untuk isu-isu
tertentu yang dianggap penting atau diperdebatkan;
e) Penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang akan dijadikan dasar
bagi kajian pengaruh RPJMD.
Isu-isu pembangunan berkelanjutan yang diidentifikasi difokuskan pada isu-isu
yang relevan dan signifikan sehingga kajian pengaruh RPJMD dapat dilakukan
lebih tajam. Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dilakukan
berdasarkan masukan pakar atau data dan informasi yang tersedia. Pemangku
kepentingan yang dilibatkan memberikan informasi dan konfirmasi atas isu-isu
pembangunan berkelanjutan yang menjadi perhatian utama.
Berdasarkan hasil rapat internal Tim KLHS, teridentifikasi sebanyak sembilan isu
strategis pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Merangin seperti yang
disajikan pada gambar berikut.
Cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Merangin pada tahun 2016
terdiri dari On-Site dan Off-Site. Akses layak on-site terdiri dari tangki septik
individual, tangki septik komunal kurang dari 10 KK dan MCK. Sedangkan akses
layak off-site hanya tersedia IPAL Komunal yang baru tersedia di Kecamatan
Bangko Barat untuk 77 KK. Sedangkan tangki septik komunal untuk lebih dari 10
KK, IPAL Kawasan dan IPAL Kota belum tersedia. Sementara untuk akses dasar
terdiri dari tangki septik individual belum aman dan cubluk. Disamping itu, masih
terdapat yang BAB sembarangan.
Tabel 3.103. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Menurut Kecamatan di
Kabupaten Merangin Tahun 2016
Akses Layak (KK)
Akses Dasar (KK)
On-Site Off-Site
Jumlah
Tangki Tangki BABS
No Kecamatan Penduduk Tangki Septik
(KK) Septik IPAL (KK)
Septik MCK Individual Cubluk
Individual Komunal Komunal
Belum
(<10 KK) Aman
1 Jangkat 2.409 1.458 10 20 - 479 108 116
2 Sungai Tenang 2.517 1.525 - 15 - 464 113 111
3 Muara Siau 2.840 1.694 5 10 - 565 127 136
Lembah
4 4.162 1.821 - 10 - 810 187 685
Masurai
5 Tiang Pumpung 1.400 902 5 10 - 279 63 67
6 Pamenang 8.517 3.689 5 5 - 2.512 383 1.284
Pamenang
7 4.505 2.709 10 10 - 901 202 222
Barat
Renah
8 4.216 2.936 15 15 - 998 189 106
Pamenang
Pamenang
9 2.892 2.097 15 15 - 176 130 489
Selatan
10 Bangko 11.412 8.821 70 40 - 734 513 438
11 Bangko Barat 3.084 1.569 - 25 77 794 138 109
12 Nalo Tantan 2.515 1.533 - 25 - 500 113 108
Batang
13 3.017 1.090 5 5 - 243 135 712
Masumai
14 Sungai Manau 3.009 2.308 - 10 - 299 135 287
15 Renah 3.223 1.739 - 30 - 1.272 145 54
aktivitas tersebut telah merambah kecamatan Muara Siau, Lembah Masurai dan Tiang
Pumpung.
Warga yang tinggal disepanjang aliran sungai batang Tembesi kini mengeluhkan
kondisi air sungai Tembesi yang diduga tercemar limbah Penambangan Emas Tanpa
Izin (PETI). Suardi, Camat Muara Siau mengungkapkan, biasanya Batang Tembesi
airnya jernih. Namun sejak sebulan yang lalu kondisinya keruh. Kondisi itu membuat
masyarakat tidak bisa lagi menggunakan air sungai Tembesi untuk keperluan sehari-
hari.”
Sungai Tabir
Gambar 3.67. Beberapa sungai yang mengalami pencemaran akibat aktivitas PETI
di Kabupaten Merangin
Total luas baku sawah di Kabupaten Merangin pada tahun 2017 adalah seluas
14.684 ha. Sedangkan luas sawah yang terdampak PETI adalah seluas 804 ha.
Upaya reklamasi yang telah diusahakan sampai dengan tahun 2017 di wilayah
yang terdampak PETI di Kecamatan Pangkalan Jambu seluas 160 ha. Sedangkan
wilayah terdampak di Kecamatan Tabir Barat seluas 757 ha dan di Kecamatan
Sungai Manau seluas 804 ha belum ada yang direklamasi. Dampak PETI di
Kecamatan Pangkalan Jambu selengkapnya disajikan pada Tabel 3.104 sebagai
berikut.
Tabel 3.104. Dampak Pertambangan Emas Tanpa Izin di Wilayah Kecamatan
Pangkalan Jambu Tahun 2017
Luas Kondisi Persawahan (ha)
Baku
No Desa Dampak Sawah Sudah Belum
Sawah Produktif
(ha) PETI Produktif Direklamasi Direklamasi
1 Tanjung Mudo 165 20 145 5 15 150
2 Kampung Limo 186 123 63 18 105 81
3 Sungai Jering 137 136 1 17 119 18
4 Bungo Tanjung 165 120 45 13,5 106,5 59
5 Tigo Alur 175 157 18 16 141 34
6 Bukit Perentak 182 106 76 37,5 68,5 114
7 Baru Pangkalan Jambu 177 67 50 41 26 91
8 Birun 75 75 0 12 63 12
Jumlah 1.262 804 398 160 644 558
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Merangin, 2018
Hasil pengujian sampel air Sungai Pangkalan Jambu di Kabupaten Merangin oleh
laboratorium Balai Besar Air Tawar tahun 2016 menunjukkan adanya kandungan
logam berat. Kandungan merkuri di Sungai Pangkalan Jambu yang merupakan
wilayah terparah aktivitas tambang emas liar mencapai angka 5,045 ppb
(0,005045 ppm). Nilai ambang batas merkuri dalam air 0,005 ppm. Warga di tepi
Sungai Tabir, Desa Tuo, Kecamatan Rantau Panjang, Kabupaten Merangin,
Iskandar mengatakan, sejak maraknya aktivitas tambang emas liar di bagian hulu
sungai, warga tidak bisa lagi memanfaatkan air sungai untuk memenuhi
kebutuhan air minum dan memasak. ”Sekarang kami terpaksa membeli air isi
ulang untuk air minum dan memasak”, katanya (Kompas, 2017).
3.3.1.2.5. Infrastruktur Penunjang
Isu strategis infrastruktur penunjang dirumuskan dari penajaman isu masih
rendahnya dukungan sarana dan prasarana pertanian dan ekonomi. Isu ini
diangkat berdasarkan skoring dengan nilai tinggi pada daftar isu panjang yang
terpilih sebanyak 4 isu, yakni:
1. Belum maksimalnya kondisi jalan kabupaten baik dan sedang;
2. Belum maksimalnya pembangunan jalan poros desa;
3. Pengembangan kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan baru masih
lambat; dan
4. Belum optimalnya sarana dan prasarana lalu lintas dan jaringan jalan.
Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan perekonomian dan
mendukung usaha pembangunan. Peningkatan pembangunan jalan dapat
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar perdagangan antar daerah.
Kondisi jalan yang mulus dan baik dapat memberikan efek signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi karena transportasi dari frekuensi perpindahan barang
dan jasa mendorong pada tinggi rendahnya tingkat efisiensi dalam perekonomian
masyarakat. Panjang jalan di Kabupaten Merangin pada tahun 2016 terdiri dari
jalan kabupaten sepanjang 1.184,41 km. Jalan kabupaten terdiri dari jalan baik
sepanjang 653,80 km; jalan sedang sepanjang 156,02 km; dan jalan rusak
sepanjang 301,49 km; serta jalan rusak berat sepanjang 73,09 km. Sementara
untuk persentase tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi
yang sudah ada sesuai dengan kewenangannya baru sebesar 64,60% dan
persentase tingkat kondisi jalan kabupaten baik dan sedang baru sebesar 69,85%.
Tabel 3.105. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Merangin
Panjang Jalan (km)
No Jenis Permukaan
2013 2014 2015 2016
1 Aspal 909,46 535,06 316,30 600.182
2 Kerikil 415,43 565,21 388,82 464.269
3 Tanah 24,32 248,59 643,74 103.590
4 Rabat Beton 0 0 0 16.366
Jumlah 1.349,21 1.348,86 1.348,86 1.184.407
Sumber: Kabupaten Merangin Dalam Angka, 2017
Tabel 3.107. Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Merangin Tahun 2015
Jenis Sumber Air Minum (km)
No Kecamatan Air Kemasan Leding Sumur Bor/ Sumur Sumur Tak Mata Air Mata Air Tak Air
Air Isi Ulang Jumlah
Bermerk Meteran Pompa Terlindung Terlindungi Terlindungi Terlindungi Permukaan
1 Jangkat 105 981 201 136 3.280 3.274 164 61 1.394 9.596
2 Sungai Tenang 105 984 201 137 3.291 3.285 165 62 1.399 9.629
3 Muara Siau 106 990 202 138 3.311 3.305 166 62 1.407 9.686
4 Lembah Masurai 267 2.504 512 348 8.374 8.359 419 157 3.560 24.499
5 Tiang Pumpung 51 479 98 67 1.602 1.599 80 30 681 4.687
6 Pamenang 232 2.174 445 302 7.270 7.258 364 136 3.091 21.271
7 Pamenang Barat 187 1.758 359 244 5.878 5.868 294 110 2.499 17.198
8 Renah Pamenang 157 1.472 301 205 4.924 4.915 246 92 2.093 14.405
9 Pamenang Selatan 115 1.075 220 149 3.594 3.588 180 67 1.528 10.516
10 Bangko 559 5.245 1.073 729 17.510 17.510 878 328 7.457 51.318
11 Bangko Barat 125 1.175 240 163 3.923 3.923 197 74 1.671 11.499
12 Nalo Tantan 114 1.072 219 149 3.580 3.580 179 67 1.524 10.491
13 Batang Masumai 220 2.066 422 287 6.897 6.897 346 129 2.937 20.214
14 Sungai Manau 109 1.023 209 142 3.416 3.416 171 64 1.455 10.011
15 Renah Pembarap 135 1.262 258 175 4.213 4.213 211 79 1.794 12.349
16 Pangkalan Jambu 71 667 136 93 2.228 2.228 112 42 949 6.530
17 Tabir 321 3.009 615 418 10.047 10.047 504 188 4.278 29.445
18 Tabir Ulu 98 922 189 128 3.079 3.079 154 58 1.311 9.025
19 Tabir Selatan 310 2.910 595 404 9.715 9.715 487 182 4.137 28.474
20 Tabir Ilir 114 1.073 219 149 3.583 3.583 180 67 1.526 10.502
21 Tabir Timur 86 806 165 112 2.690 2.690 135 50 1.145 7.883
22 Tabir Lintas 90 845 173 117 2.822 2.822 141 53 1.202 8.271
23 Margo Tabir 149 1.401 287 195 4.678 4.678 234 88 1.992 13.709
24 Tabir Barat 96 903 185 125 3.015 3.015 151 57 1.284 8.835
Kabupaten Merangin 3.924 36.796 7.525 5.113 123.063 122.847 6.157 2.304 52.314 360.043
Persentase (%) 1,09 10,22 2,09 1,42 34,18 34,12 1,71 0,64 14,53 100,00
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Merangin, 2016
rawa lebak seluas 433 ha. Data penggunaan lahan untuk lahan pertanian di
Kabupaten Merangin selengkapnya disajikan pada Tabel 3.111 sebagai berikut.
Tabel 3.111. Data Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Merangin Tahun
2016
Frekuensi Ditanami Padi dalam
Tidak Ditanami Padi
Satu Tahun
Jenis Penggunaan
No Ditanami Jumlah
Lahan Sawah Tidak
Satu Kali Dua Kali Tiga Kali Tanaman
Ditanami
Lainnya
1 Irigasi 3.221 3.023 288 583 1.069 8.184
2 Tadah Hujan 3.288 1.541 10 291 930 6.060
3 Rawa Pasang Surut 7 - - - - 7
4 Rawa Lebak 158 100 - 20 155 433
Jumlah Lahan Sawah 6.674 4.664 298 894 2.154 14.684
Sumber: Dinas Holtikultura dan Tanaman Pangan Kabupaten Merangin, 2017
Isu belum optimalnya pengelolaan potensi wisata ini diangkat berdasarkan skoring
dengan nilai tinggi pada daftar isu panjang yang terpilih sebanyak 2 isu, yakni:
1. Masih rendahnya daya saing destinasi wisata dan jumlah kunjungan wisata;
dan
2. Masih rendahnya pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata.
Sedangkan isu masih rendahnya produksi, daya saing dan akses pemasaran
produk UKM diangkat berdasarkan skoring dengan nilai tinggi pada daftar isu
panjang yang terpilih sebanyak 3 isu, yakni:
1. Rendahnya kualitas SDM terkait dengan perindustrian;
2. Terbatasnya akses industri kecil dan menengah terhadap pemasaran produk;
dan
3. Masih rendahnya daya saing produk industri lokal.
Kontribusi sektor industri terhadap PRDB Daerah menjadi indikator utama dari
perkembangan sektor industri. Selain itu, pertumbuhan industri di Kabupaten
Merangin hanya tumbuh sebesar 3,38% di tahun 2017.
3.3.1.2.10. Kesetaraan Gender
Isu strategis kesetaraan gender dirumuskan dari penajaman isu Belum tercapainya
kesetaraan gender. Isu ini merupakan hasil skoring dengan nilai tinggi pada daftar
isu panjang yang terpilih sebanyak 1 isu, yakni isu masih rendahnya kesetaraan
gender. Isu ini pun diangkat sebagai isu strategis pada RPJMD Provinsi Jambi
2016-2021.
Tabel 3.113. Perbandingan Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 2010-2015
IPG (%)
No Provinsi/ Kabupaten
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Kabupaten Merangin 79,91 80,83 86,73 87,54 87,93 87,12
2 Provinsi Jambi 83,04 83,94 85,91 87,69 87,88 88,44
3 Indonesia 89,42 89,52 90,07 90,19 90,34 91,03
Sumber: Susenas, 2016
rencana (pola, system jaringan dan kawasan prioritas), pangaturan zonasi serta
program.
3.3.1.3.1. Pengertian RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya
berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah,
dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Selain itu, juga memperhatikan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Merangin dan Peraturan Daerah Provinsi Jambi dan Rencana Tata Ruang Nasional.
Oleh karena itu, RPJMD Kabupaten Merangin tahun 2018 – 2023 menjadi
pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Merangin dalam penyusunan RENSTRA SKPD tahun 2018 – 2023.
3.3.1.3.2. Visi Kabupaten Merangin 2019-2023
Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pilkada. Visi
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
dicapai dalam masa jabatan selama lima tahun ke depan. Visi Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin Tahun 2019-2023 adalah:
“Melanjutkan Pembangunan Merangin Emas Menuju Merangin MANTAP
Unggul Bidang Pertanian dan Pariwisata 2023”
Berdasarkan visi tersebut, kata MANTAP merupakan singkatan dari Maju, Aman,
Nyaman, Tertib, Amanah, dan Profesional. Penjelasan dari masing-masing arti
singkatan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Maju: Suatu kondisi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Merangin yang
dinamis, produktif, kreatif, inovatif dan berdaya saing berdasarkan
kemampuan, keterampilan, keunggulan dan ketangguhan yang didukung oleh
potensi dan ketersediaan Sumber Daya Manusia yang berorientasi pada
pencapaian hasil kinerja yang lebih baik serta terwujudnya pembangunan
berkelanjutan yang mampu menyesuaikan perkembangan zaman;
2) Aman: Tercipta dan terpeliharanya keamanan dalam masyarakat Kabupaten
Merangin, baik dari gangguan manusia maupun dari gangguan alam. tingkat
kriminalitas dan gangguan keamanan menurun, meningkatnya penegakan
supremasi hukum, meningkatnya adaptasi terhadap resiko terjadinya bencana
alam, serta terwujudnya ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat;
3) Nyaman: Sikap dan kondisi masyarakat kabupaten merangin yang memiliki
harkat kemanusiaan dan harga diri, sehingga berada pada tatanan keselarasan
aspek sosial budaya, ekonomi, lingkungan hidup dan tata ruang wilayah.
diukur dari kondisi yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat,
terciptanya hubungan yang kondusif antara pemerintah dengan pelaku usaha
awal untuk digunakan dalam proses pengkajian pengaruh. Data dan Informasi
yang harus dipersiapkan berupa: Data sosial; Data fisik alami; Data ekonomi; Data
wilayah (spasial/ruang) yang bersumber dari:
a) Data dan informasi instansional (daerah dan pusat) yang telah dimiliki Tim
Penyusun KRP
b) Dokumen perencanaan terkait
c) Hasil-hasil studi/kajian tematik yang telah ada
d) Narasumber kunci
Analisis data yang dilakukan adalah analisis kecenderungan (baseline trend
analysis), khususnya untuk lima tahun ke depan yang didasarkan pada data time
series. Untuk memudahkan analisis spasial maka digunakan alat bantu (tools) SIG.
Langkah-Langkah untuk analisis kecenderungan adalah sebagai berikut:
a) Mengumpulkan data time series untuk menganalisis kecenderungan isu-isu
strategis tertentu pada lokasi tertentu baik data tabel maupun spasial;
b) Melakukan analisis kecenderungan dengan berbagai macam pilihan metode
dan teknik analisis;
c) Melakukan pemeriksaan (verifikasi) data time series bersama pemangku
kepentingan;
d) Memperbaiki analisis kecenderungan berdasarkan masukan dari pemangku
kepentingan; dan
e) Menyajikan hasil analisis kecenderungan di dalam Laporan Pelingkupan.
Data dan informasi yang digunakan dalam KLHS RPJMD Kabupaten Merangin
adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumentasi data
institusional. Kebutuhan data dalam penerapan KLHS RPJMD Kabupaten Merangin
ini disesuaikan dengan isu strategis yang menjadi fokus kajian. Data dan informasi
yang dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian dianalisis dan disajikan dalam
bentuk:
a) Narasi, yaitu penyajian data dalam bentuk narasi ke dalam sebuah paragraf,
digunakan untuk menyajikan data kualitatif;
b) Tabulasi, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel; dan
c) Diagram, menyajikan data dalam bentuk diagram agar mudah untuk dipahami.
Informasi baseline dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif, dan terkadang
sangat berguna jika mengkombinasikan kedua jenis informasi tersebut. Apabila
yang tersaji hanya informasi kualitatif, maka harus berdasarkan bukti-bukti yang
valid. Baseline data untuk isu-isu strategis KLHS RPJM Kabupaten Merangin 2019-
2023 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.115.
Tabel 3.115. Baseline Data Isu-isu Strategis KLHS RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023
No Isu Strategis Jenis Data Sumber Data
• Data luasan lahan kritis;
• Data luas kawasan terganggu; • Dinas Lingkungan Hidup;
• Data jumlah HPHD (Hak Pengelolaan Hutan Desa); • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Degradasi dan
1 • Data jumlah kawasan HTI yang beroperasi; • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
Deforestasi
• Data jumlah Hutan Adat; • Bappeda;
• Data jumlah Hutan Tanaman Rakyat; • KPHP Merangin
• Data jumlah kelembagaan petani hutan (Kelompok Tani Hutan)
• Badan Pusat Statistik;
• Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
• Data persentase penduduk miskin; • Dinas Kesehatan;
• Data Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni; • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
• Data persentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan pelayanan dasar; • Dinas Pekerjaan Umum;
2 Kemiskinan • Data Jumlah PMKS Penerima Bantuan Sosial; • Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
• Data jumlah anak terlantar yang dibina; • Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
• Data jumlah penyandang cacat dan trauma yang dibina; • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
• Data jumlah panti asuhan/panti jompo yang dibina • Badan Pusat Statistik;
• Rumah Sakit Kol. Abundjani; dan
• Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
• Data ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan;
• Data persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan;
• Data cakupan persalinan yang ditolong oleh nakes dengan kompetensi kebidanan;
• Data persentase pelaksanaan pemeriksaan dan surveylan jamaah haji;
• Data persentase ketersediaan biaya operasional UPTD;
• Data persentase pengembangan obat asli indonesia; • Badan Pusat Statistik;
• Data persentase rumah tangga ber-PHBS; • Dinas Kesehatan;
• Data cakupan Desa Siaga aktif strata mandiri; • RSUD Kol. Abundjani;
3 Layanan Kesehatan • Datapersentase posyandu dengan strata mandiri; • Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
• Data persentase Balita Gizi buruk mendapat perawatan; • Dinas Ketahanan Pangan
• Data persentase bumil yang mendapat tablet tambah darah; • Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
• Data persentase remaja putri yang mendapat tablet tambah darah;
• Data persentase anak usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita
sesuai standar;
• Data persentase desa/kelurahan yang melaksanakan STBM;
• Data cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular;
• Data Jumlah puskesmas yang terakreditasi;
Data dan informasi yang ada dalam analisis ini dikembangkan berdasarkan hasil
verifikasi dan klarifikasi dalam tahap pelingkupan dan wawancara dengan
narasumber. Dalam proses mendeskripsikan analysis data baseline, tim penyusun
mengalami kendala untuk mendapatkan data time series dengan validitas yang
tinggi, sehingga beberapa informasi didasarkan kepada pendapat pemangku
kepentingan, narasumber dan informasi publik yang berasal dari internet.
Hingga akhir proses KLHS, tim penyusun telah berusaha untuk meningkatkan hasil
analysis data baseline yang sebagian besar bersifat kualitatif dengan data yang
lebih baik, namun belum dapat dilaksanakan dengan maksimal karena adanya
keterbatasan data dan informasi time series yang terkait isu. Kekurangan ini
menjadi catatan tersendiri bagi Pemerintah Daerah terkait data dan informasi
yang memadai untuk proses perencanaan. Hasil analysis data baseline ini menjadi
salah satu dasar tahap pengkajian untuk melakukan perumusan mitigasi/alternatif
dan rekomendasi.
Tahap identifikasi dan analisis data atau analysis data baseline dilakukan terhadap
isu-isu strategis KLHS. Analysis data baseline dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran kecenderungan dari isu-isu strategis yang telah disepakati apakah
cenderung membaik atau memburuk. Analisis ini menjadi salah satu dasar untuk
merumuskan langkah-langkah mitigasi/alternatif.
3.3.2. Tahap Pengkajian
Tujuan telaahan pengaruh RPJMD terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah adalah mengetahui kemungkinan dampak RPJMD terhadap isu - isu
pembangunan berkelanjutan di satu wilayah. Pada tahap ini, dilakukan telaahan
RPJMD terhadap isu pembangunan berkelanjutan dan atau kondisi lingkungan di
suatu wilayah yang sudah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya. Telaah
pengaruh ini diawali dengan mengidentifikasikan dan memahami apa saja
komponen dalam RPJMD yang potensial berpengaruh terhadap isu pembangunan
berkelanjutan. Telaahan pengaruh dapat mengarah pada:
• Uji konsistensi RPJMD sebagai suatu dokumen perencanaan;
• Uji spasial RPJMD terutama untuk mengamati dari sisi pemetaan dan visual;
• Uji tertentu lainnya seperti misalnya mengenai status lahan, persoalan
lingkungan hidup yang harus diselesaikan karena konflik pemanfaatan ruang
atau data prediksi yang jelas arahannya.
Sesuai UUPPLH Pasal 16, apabila dimungkinkan, kajian pengaruh dapat dilakukan
secara lebih detil dengan menggunakan antara lain salah satu atau kombinasi dari
kajian – kajian berikut ini:
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem;
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Tabel 3.116. Hasil Kajian Prinsip Keterkaitan RPJMD Kabupaten Merangin dengan RPJMD Provinsi Jambi
RPJMD Provinsi Jambi 2016-2021 Tingkat Konsisten/Keterkaitan Keterangan
No RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 No
Ya Kurang Tidak
VISI VISI
Sama-sama
menunjukkan
keunggulan daerah,
“MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MERANGIN
“TERTIB, UNGGUL, NYAMAN TANGGUH, ADIL DAN SEJAHTERA JAMBI TUNTAS namun Kabupaten
EMAS MENUJU MERANGIN MANTAP UNGGUL
2021 Merangin lebih
BIDANG PERTANIAN DAN PARIWISATA 2023”
spesifik dalam
bidang Pertanian
dan Pariwisata.
MISI MISI
Mengembangkan SDM dan Sumberdaya
Meningkatkan daya saing daerah melalui optimalisasi pembangunan
Bidang Pertanian, Peternakan, Perkebunan
1
dan Perikanan, guna meningkatkan
4 ekonomi kerakyatan yang didukung oleh penerapan Ilmu Pengetahuan,
teknologi, dan inovasi (IPTEKIN) berwawasan lingkungan
kesejahteraan masyarakat.
Tujuan: Tujuan:
Mewujudkan peningkatan sektor ekonomi yang
berbasis bidang Pertanian, Peternakan,
1 Meningkatkan daya saing daerah berbasis IPTEKIN
Perikanan dan Perkebunan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Sasaran: Sasaran:
Terwujudnya peningkatan
pengembangan sektor Pertanian,
Meningkatnya Total Factor
a. Peternakan, Perikanan dan
Productivity
Perkebunan yang berbasis potensi
unggulan
Terwujudnya peningkatan Tujuan:
produktivitas hasil Pertanian, 2 Meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian
b.
Peternakan, Perikanan dan
Perkebunan. Sasaran:
Terwujudnya peningkatan SDM
bidang Pertanian, Peternakan,
Meningkatnya kemandirian pangan
c. Perikanan dan Perkebunan melalui a.
berbasis sumber pangan lokal
peningkatan pembinaan,
pendidikan dan pelatihan
Meningkatnya Penerapan
b.
Tekhnologi Pertanian
3 Stabilitas makroekonomi yang
Sasaran:
Sasaran: Meningkatnya kemandirian pangan
a.
berbasis sumber pangan lokal
Meningkatnya Penerapan Tekhnologi
b.
Pertanian
Stabilitas makroekonomi yang terjaga untuk
Terwujudnya Kabupaten Merangin sebagai daerah 3 mencapai perubahan struktur ekonomi yang kuat dan
a. seimbang
tujuan wisata berbasis keunikan alam dan budaya.
Sasaran:
Perubahan struktur ekonomi yang mampu
Terwujudnya peningkatan kunjungan wisatawan ke
b. a. memberikan nilai tambah dengan
Kabupaten Merangin.
memanfaatkan IPTEK
Terwujudnya peningkatan pengembangan dan
c.
keragaman objek wisata.
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
infrastruktur umum, pengelolaan energi dan
5.
sumber daya alam yang berkeadilan dan
berkelanjutan
Tujuan:
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas infrastruktur
1.
umum
Sasaran:
Akselerasi pembangunan infrastruktur transportasi
yang menyentuh terhadap akses dan sentra
Terwujudnya peningkatan infrastruktur dan amenitas perekonomian
d.
pariwisata di kabupaten Merangin. Meningkatkan kualitas pengelolaan energi dan
2. sumberdaya alam yang berkeadilan dan berwawasan
lingkungan
Sasaran:
Meningkatnya tata kelola energi dan sumberdaya alam
a.
yang berkelanjutan
Meningkatnya pengelolaan SDA dan bahan tambang
yang memberi manfaat ekonomi untuk pendapatan
b.
daerah dan masyarakat sekitar dengan dampak
lingkungan yang minimal
c. Meningkatnya kualitas pengelolaan kawasan hutan
Lingkungan
RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 Ekonomi Sosial Catatan Perbaikan
Hidup
Aspek lingkungan hidup telah termuat di
dalam visi mengingat sebagian besar potensi
“MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MERANGIN EMAS MENUJU MERANGIN MANTAP UNGGUL BIDANG PERTANIAN pariwisata di Kabupaten Merangin
DAN PARIWISATA 2023” -
merupakan wisata alam dan budaya yang
tentunya menitikberatkan dalam bidang
lingkungan hidup.
MISI
Mengembangkan SDM dan Sumberdaya Bidang Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan, guna
1
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. -
Tujuan:
Mewujudkan peningkatan sektor ekonomi yang berbasis bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
untuk kesejahteraan masyarakat.
Sasaran:
Terwujudnya peningkatan pengembangan sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
a.
yang berbasis potensi unggulan
b. Terwujudnya peningkatan produktivitas hasil Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan.
Terwujudnya peningkatan SDM bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan melalui
c.
peningkatan pembinaan, pendidikan dan pelatihan
Tidak terdapat aspek sosial yang disebutkan
2 Mengembangkan SDM dan sumberdaya pariwisata yang maju, unik & kompetitif. - baik dalam tujuan maupun sasaran pada misi
ini.
Tujuan:
Mewujudkan peningkatan ekonomi yang berbasis pengelolaan sumberdaya & pendayagunaan potensi pariwisata
dan ekonomi kreatif untuk peningkatan pendapatan masyarakat.
Sasaran:
a. Terwujudnya Kabupaten Merangin sebagai daerah tujuan wisata berbasis keunikan alam dan budaya.
b. Terwujudnya peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Merangin.
c. Terwujudnya peningkatan pengembangan dan keragaman objek wisata.
d. Terwujudnya peningkatan infrastruktur dan amenitas pariwisata di kabupaten Merangin.
e. Terwujudnya peningkatan usaha ekonomi kreatif.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata ruang, pembangunan infrastruktur pelayanan dasar berbasis
3
kearifan lokal dan berwawasan lingkungan. -
Tujuan:
Mewujudkan peningkatkan pembangunan infrastruktur pelayanan dasar yang merata & berkualitas.
Lingkungan
RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 Ekonomi Sosial Catatan Perbaikan
Hidup
Sasaran:
a. Terwujudnya Peningkatan kualitas jalan dan jembatan
Peningkatan kualitas dan ketersediaan insfrastruktur pengairan guna mendorong peningkatan produksi
b.
dan produktifitas pertanian dalam arti luas.
c. Peningkatan ketersedian dan cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi untuk masyarakat.
d. Peningkatan infrastruktur pelayanan pendidikan.
e. Peningkatan infrastruktur pelayanan kesehatan
f. Peningkatan pemukiman layak huni.
Tidak terdapat aspek ekonomi yang
Mengembangkan Sumberdaya Manusia yang terampil dan berdaya saing dengan menjunjung tinggi
4
identitas budaya dan kearifan lokal.
- disebutkan baik dalam tujuan maupun
sasaran pada misi ini.
Tujuan:
Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Hidup berkelanjutan berdasarkan kearifan lokal.
Sasaran:
a. Terwujudnya peningkatan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang.
Mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang
b.
berbasis adat dan kearifan lokal.
Terwujudnya pengelolan lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam yang berkelanjutan dan
c.
handal.
Tujuan:
Mewujudkan peningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berbasis pada pendidikan dan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Sasaran:
Terwujudnya peningkatan paritisipasi dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang
a.
berkualitas pada semua jenjang pendidikan.
b. Terwujudnya peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Terwujudnya peningkatan kualitas, intensitas dan jangkauan layanan keluarga berencana (KB)
Substansi yang terdapat dalam misi ini
Memantapkan tatakelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani menuju pemerintahan kelas dunia
5 - - - secara spesifik hanya menargetkan pada tata
(world class Government). kelola pemerintahan secara kelembagaan.
Tujuan:
Mewujudkan penguatan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik dengan menerapkan delapan area perubahan
reformasi birokrasi.
Lingkungan
RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 Ekonomi Sosial Catatan Perbaikan
Hidup
Sasaran:
a. Terwujudnya peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Merangin.
b. Terwujudnya pengelolaan keuangan dan asset daerah yang akuntabel dan professional.
c. Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas.
d. Terwujudnya pelayanan publik yang responsive dan prima.
e. Terwujudnya peningkatan indeks reformasi birokrasi
Sumber: Hasil Rapat Internal Tim KLHS, 2018
MISI
Mengembangkan SDM dan Sumberdaya Bidang Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan, guna meningkatkan
1
kesejahteraan masyarakat.
-
Tujuan:
Mewujudkan peningkatan sektor ekonomi yang berbasis bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Sasaran:
Terwujudnya peningkatan pengembangan sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan yang berbasis
a.
potensi unggulan
b. Terwujudnya peningkatan produktivitas hasil Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan.
Terwujudnya peningkatan SDM bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan melalui peningkatan
c.
pembinaan, pendidikan dan pelatihan
2 Mengembangkan SDM dan sumberdaya pariwisata yang maju, unik & kompetitif. -
Tujuan:
Mewujudkan peningkatan ekonomi yang berbasis pengelolaan sumberdaya & pendayagunaan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif
untuk peningkatan pendapatan masyarakat.
Sasaran:
a. Terwujudnya Kabupaten Merangin sebagai daerah tujuan wisata berbasis keunikan alam dan budaya.
b. Terwujudnya peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Merangin.
c. Terwujudnya peningkatan pengembangan dan keragaman objek wisata.
Antar Kelompok
No RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 Antar Generasi Catatan Perbaikan
Masyarakat
d. Terwujudnya peningkatan infrastruktur dan amenitas pariwisata di kabupaten Merangin.
e. Terwujudnya peningkatan usaha ekonomi kreatif.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata ruang, pembangunan infrastruktur pelayanan dasar berbasis kearifan lokal dan
3
berwawasan lingkungan.
-
Tujuan:
Mewujudkan peningkatkan pembangunan infrastruktur pelayanan dasar yang merata & berkualitas.
Sasaran:
a. Terwujudnya Peningkatan kualitas jalan dan jembatan
Peningkatan kualitas dan ketersediaan insfrastruktur pengairan guna mendorong peningkatan produksi dan produktifitas
b.
pertanian dalam arti luas.
c. Peningkatan ketersedian dan cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi untuk masyarakat.
d. Peningkatan infrastruktur pelayanan pendidikan.
e. Peningkatan infrastruktur pelayanan kesehatan
f. Peningkatan pemukiman layak huni.
Mengembangkan Sumberdaya Manusia yang terampil dan berdaya saing dengan menjunjung tinggi identitas budaya dan
4
kearifan lokal.
-
Tujuan:
Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Hidup berkelanjutan berdasarkan kearifan lokal.
Sasaran:
a. Terwujudnya peningkatan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang.
Mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang berbasis adat dan
b.
kearifan lokal.
c. Terwujudnya pengelolan lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam yang berkelanjutan dan handal.
Tujuan:
Mewujudkan peningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berbasis pada pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran:
Terwujudnya peningkatan paritisipasi dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas pada semua
a.
jenjang pendidikan.
b. Terwujudnya peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Terwujudnya peningkatan kualitas, intensitas dan jangkauan layanan keluarga berencana (KB)
Memantapkan tatakelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani menuju pemerintahan kelas dunia (world class
5
Government).
-
Tujuan:
Mewujudkan penguatan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik dengan menerapkan delapan area perubahan reformasi birokrasi.
Sasaran:
Antar Kelompok
No RPJMD Kabupaten Merangin 2019-2023 Antar Generasi Catatan Perbaikan
Masyarakat
a. Terwujudnya peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Merangin.
b. Terwujudnya pengelolaan keuangan dan asset daerah yang akuntabel dan professional.
c. Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas.
d. Terwujudnya pelayanan publik yang responsive dan prima.
e. Terwujudnya peningkatan indeks reformasi birokrasi
Sumber: Hasil Rapat Internal Tim KLHS, 2018
Tabel 3.119. Pengkajian Keterkaitan Isu Strategis KLHS 2019-2023 dengan Isu Strategis RPJMD Kabupaten Merangin 2014-2018
Isu Strategis Isu Strategis RPJMD Kabupaten Merangin
Penjelasan Penjelasan
KLHS RPJMD 2019-2023 2014-2018
1. Meningkatnya penguasaan hutan negara secara
illegal
2. Meningkatnya pembukaan aksesibilitas di dalam
Luas lahan kritis seluas 83.586,97 ha; Luas kawasan
kawasan hutan negara
terganggu mencapai 65.776,54 ha; Luas HPHD seluas
3. Maraknya aktifitas PETI di sepanjang aliran sungai
Degradasi dan Deforestasi - 44.128 ha; Luas Hutan Adat seluas 3.121,30 ha; Luas
dan lahan pertanian
HTR seluas 1.340 ha dan terdapat 26 Kelompok Tani
4. Tingginya kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Hutan di Kabupaten Merangin.
5. Kawasan hutan lindung semakin terancam
keberadaannya
6. Meningkatnya kawasan berpotensi kebakaran
Tabel 3.120. Keterkaitan Target dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7 Tahun 2018 terhadap Isu-isu
Strategis di Kabupaten Merangin
ISU-ISU STRATEGIS DI KABUPATEN MERANGIN
Sanitasi
Kualitas Daya
Degradasi Kemiskin- dan
TARGET INDIKATOR Infrastruk- Pendidik- Saing
dan an dan Pence- Kebutuhan Kedaulat- Kesetara-
tur an dan Ekonomi
Defores- Layanan maran Air Bersih an Pangan an Gender
Penunjang Pelestari- dan
tasi Kesehatan Lingkung-
an Budaya Wisata
an
Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Pada tahun 2030,
mengentaskan kemiskinan
ekstrim bagi semua orang
1.1.1.
1.1.
1.3.
- - - - - - - -
paling miskin, dan pada khusus, pengangguran, lansia,
tahun 2030 mencapai penyandang difabilitas, ibu
cakupan substansial bagi hamil/melahirkan, korban
kelompok miskin dan kecelakaan kerja, kelompok
rentan. miskin dan rentan.
terpenuhi kebutuhan
pelayanan dasar.
- - - - - - - -
(satuan: %)
1.3.1. (f)
1.3.1. (i)
Jumlah panti asuhan/panti
jompo yang dibina (panti)
- - - - - - - -
Prevalensi penggunaan
metode kontrasepsi (CPR)
1.4.1. (c)
1.4.1. (g)
mengurangi kerentanan
mereka terhadap kejadian Jumlah daerah bencana
1.5.1. (d)
1.b.
(NTPP)
dan akses pemasaran
(NTPT)
- - - - - - - -
(NTPR)
- - - - - - - -
Produksi Perikanan
2.d.5
(satuan: ton)
- - - - - - - -
2.d.6
Produksi Jagung
2.d.7
(satuan: ton)
- - - - - - - -
2.d.8
Buahan tahunan - - - - - - - -
(satuan: ton)
(satuan: ekor)
- - - - - - - -
(satuan: ekor)
- - - - - - - -
(satuan: ton)
- - - - - - - -
2.d.16
Produktivitas Padi
2.d.18
(satuan: kuintal/ha)
- - - - - - - -
Produktivitas Jagung
2.d.19
(satuan: kuintal/ha)
- - - - - - - -
Produktivitas Kedelai
2.d.20
(satuan: kuintal/ha)
- - - - - - - -
menurunkan Angka
Kematian Neonatal hidup.
setidaknya hingga 12 per
3.2.2. (a)
3.3.
orang.
- - - - - - - -
terhadap layanan - - - - - - -
kesehatan seksual dan kebutuhan keluarga berencana
reproduksi, termasuk dan menggunakan alat
kontrasepsi metode modern.
3.7.
keluarga berencana,
informasi dan pendidikan, Angka prevalensi penggunaan
dan integrasi kesehatan metode kontrasepsi (CPR)
3.7.1. (a)
Mencapai cakupan
kesehatan universal,
termasuk perlindungan
risiko keuangan, akses
terhadap pelayanan
3.8.2. (b)
3.c.
- - - - - - - -
kesehatan di negara tenaga kesehatan.
berkembang, khususnya
negara kurang
berkembang, dan negara
berkembang pulau kecil.
Ketersediaan obat dan
3.e.1
perbekalan kesehatan. - - - - - - - -
(satuan: %)
Persentase anak usia
pendidikan dasar yang
3.e.2
mendapatkan skrining
- - - - - - - -
kesehatan. (satuan: %)
Cakupan persalinan yang
Meningkatkan kondisi dan
ditolong oleh nakes dengan
3.e.3
pelayanan kesehatan - - - - - - - -
3.e.
kompetensi kebidanan
masyarakat di Kabupaten
(satuan: %)
Merangin
Persentase pelaksanaan
3.e.4
- - - - - - - -
5
- - - - - - - -
6
- - - - - - - -
8
strata mandiri (%)
Persentase posyandu dengan
3.e.
- - - - - - - -
9
mendapat perawatan - - - - - - - -
(satuan: %)
Persentase bumil yang
3.e.11
Persentase desa/kelurahan
3.e.14
penduduk miskin - - - - - - - -
(satuan: %)
Persentase kecamatan yang
3.e.19
pembinaan keamanan - - - - - - - -
makanan. (satuan: %)
(kasus/1.000 kelahiran) - - - - - - - -
(satuan: kasus)
Jumlah masyarakat miskin
3.e.26
jaminan kesehatan
- - - - - - - -
(satuan: %)
Cakupan penanganan penyakit
3.e.28
tidak menular - - - - - - - -
(satuan: %)
Cakujpan pelayanan
3.e.31
kesehatan rujukan - - - - - - - -
(satuan: %)
terhadap pendidikan
teknik, kejuruan dan
4.3.1. (a)
- - - - - - - -
2
(satuan: tahun)
Persentase kelulusan
4.d.3
SMA/Sederajat - - - - - - - -
(satuan: %)
Meningkatkan kualitas Persentase kelulusan
4.d.4
terakreditasi (A/B/C) - - - - - - - -
(satuan: %)
Jumlah masyarakat tidak
mampu yang mendapatkan
4.d.7
bantuan pendidikan
- - - - - - - -
(satuan: orang)
Sanitasi
Kualitas Daya
Degradasi Kemiskin- dan
Infrastruk- Pendidik- Saing
dan an dan Pence- Kebutuhan Kedaulat- Kesetara-
tur an dan Ekonomi
Defores- Layanan maran Air Bersih an Pangan an Gender
Penunjang Pelestari- dan
tasi Kesehatan Lingkung-
an Budaya Wisata
an
Tujuan 5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
- - - - - - - -
a
Gender) (satuan: %)
tertangani (satuan: %)
Jumlah jejaring kelembagaan
5.1.1.f.
(satuan: %)
termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi Proporsi perempuan dewasa
seksual, serta berbagai dan anak perempuan (umur
jenis eksploitasi lainnya. 15-64 tahun) mengalami
5.2.2*
5.5.
- - - - - - - -
kesempatan yang sama pusat, parlemen daerah dan
bagi perempuan untuk pemerintah daerah.
terhadap kesehatan
seksual dan reproduksi,
Keluarga Berencana/KB yang - - - - - - -
tidak terpenuhi).
dan hak reproduksi seperti
yang telah disepakati
sesuai dengan Programme
of Action of the
5.6.
Rata-rata persentase
6.1.1. (d)
Persentase penduduk
6.1.1. (f)
menghentikan praktik
6.2.
Tersedianya fasilitas
6.2.1. (h)
pengurangan sampah di - - - - - - -
perkotaan (satuan: %)
Panjang sistem jaringan
6.2.1. (i)
6.3.
8.1.
terhadap PDB.
- - - - - - - -
8.9.1. (a)
Jumlah wisatawan
mancanegara.
- - - - - - - -
Pada tahun 2030,
menyusun dan
melaksanakan kebijakan
8.9.1. (b)
pariwisata berkelanjutan
yang menciptakan
lapangan kerja dan Jumlah Objek Daya Tarik
Wisata unggulan dan yang
8.9.1. (d)
mempromosikan budaya
dan produk lokal. sedang dikembangkan di - - - - - - - -
Kabupaten Merangin.
(satuan: lokasi)
Jumlah mitra usaha di daerah
8.9.3.
8.c.
(satuan: unit)
- - - - - - -
(satuan: %)
- - - - - - -
%)
- - - - - - - -
pengrajin (satuan: %)
- - - - - - -
(satuan: unit)
- - - - - - -
5. Penilaian: Pengkajian
Kriteria Penilaian Keterangan
Muatan pengkajian KLHS RPJMD mencakup
subtansi:
Tertuang dalam
Kondisi umum daerah berupa Daya Dukung
pengkajian pembangunan
dan Daya Tampung lingkungan, kondisi ...
berkelanjutan laporan
geografis, demografis, dan keuangan daerah.
induk KLHS RPJMD
Tertuang dalam
Capaian indikator Tujuan Pembangunan pengkajian pembangunan
...
Berkelanjutan yang relevan. berkelanjutan laporan
induk KLHS RPJMD
Pembagian peran antara pemerintah, Tertuang dalam
pemerintah daerah, ormas, filantropi, pelaku pengkajian pembangunan
...
usaha, serta akademisi dan pihak terkait berkelanjutan laporan
lainnya. induk KLHS RPJMD
Alternatif proyeksi kondisi pencapaian Tujuan Tertuang dalam
Pembangunan Berkelanjutan berupa target perumusan skenario
...
pencapaian tanpa upaya tambahan dan laporan induk KLHS
dengan upaya tambahan. RPJMD
Tertuang dalam
perumusan
Rumusan isu strategis, permasalahan, dan
... skenario/rekomendasi
sasaran strategis daerah.
laporan induk KLHS
RPJMD
BUPATI MERANGIN
AL HARIS
*Penilaian:
contoh:
𝟓𝟑
𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = = 𝟏 maka memperoleh kategori nilai A
𝟓𝟑
BAB IV
ALTERNATIF PENYEMPURNAAN
KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU
PROGRAM: PERUMUSAN SKENARIO
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan RPJMD adalah untuk
mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan RPJMD dan menjamin
pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian pengaruh RPJMD terhadap
isu – isu pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah, dan disepakati bahwa
RPJMD yang dikaji ternyata potensial memberikan dampak negatif pada
pembangunan berkelanjutan, maka dilakukan pengembangan beberapa alternatif
untuk menyempurnakan RPJMD yang ada atau yang sedang dalam proses
penyusunan. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan RPJMD ini
dikembangkan dengan mempertimbangkan antara lain :
b) Memberikan arahan atau rambu – rambu mitigasi terkait dengan RPJMD
yang diprakirakan akan menimbulkan dampak lingkungan hidup atau
bertentangan dengan kaidah – kaidah pembangunan berkelanjutan;
c) Menyesuaikan ukuran, skala dan lokasi usulan perbaikan substansi RPJMD;
d) Menunda, memperbaiki urutan atau waktu, atau mengubah prioritas
pelaksanaan RPJMD;
e) Mengubah muatan RPJMD.
Bentuk alternatif penyempurnaan tersebut antara lain sebagai berikut :
a) Kebutuhan pembangunan: mengecek kembali atau membuat skenario
pengembangan tata ruang yang baru (misalnya target – target dalam
perekonomian wilayah atau kebutuhan ruang);
b) Lokasi: mengusulkan lokasi baru bagi suatu pemanfaatan ruang yang
dianggap lebih aman, atau mengusulkan pengurangan luas suatu
pemanfaatan ruang;
c) Proses, metode dan teknologi : mengusulkan alternatif proses dan/atau
metode dan/atau teknologi pembangunan yang lebih baik, seperti misalnya
peningkatan pendapatan rakyat melalui pengembangan ekonomi kreatif,
bukan pembangunan ekonomi konvensional yang menguras sumber daya
alam, seperti misalnya pembuatan jembatan untuk melintasi kawasan
lindung;
d) Jangka waktu dan tahapan pembangunan : mengusulkan perubahan jangka
waktu pembangunan, baik awal kegiatan pembangunan, urutan, maupun
kemungkinan penundaan satu program pembangunan;
dengan upaya yang sudah dilakukan, hasil yang diperoleh masih berada dalam
garis trend historis pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Merangin. Sehingga
untuk mencapai target yang dikehendaki, maka selain daripada program-program
pembangunan yang telah dilakukan, masih diperlukan beberapa upaya tambahan.
Tabel 4.1 sesungguhnya menjelaskan bahwa apabila upaya yang dilakukan oleh
setiap OPD terkait di tahun 2019-2023 masih sama dengan upaya yang dilakukan
di periode sebelumnya (periode 2014-2018), maka pencapaian hasil dari setiap
tujuan pembangunan berkelanjutan kemungkinan besar hanya akan bergerak
sesuai dengan trend historis capaian pembangunan daerah yang hasilnya tidak
signifikan. Dengan demikian, tidak akan tercapainya target yang direncanakan
menyebabkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Merangin akan
memakan waktu yang lebih lama untuk sampai pada target yang dikehendaki.
Capaian dari setiap indikator pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Merangin
berdasarkan Permendagri No 7 tahun 2018 yang ditambah dengan indikator
daerah yang terkait dengan tujuan dan target pembangunan berkelanjutan
disajikan pada kolom pencapaian di tahun 2017 pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Skenario Pembangunan Berkelanjutan di Kabupten Merangin TANPA Upaya Tambahan Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7
Tahun 2018
CAPAIAN ISU STATEGIS
TARGET INDIKATOR OPD TERKAIT PROGRAM (2014-2018)
(2017) TERKAIT
Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat
Dinas Sosial dan Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Pemberdayaan Sosial (PMKS) Lainnya
Perempuan dan Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Perlindungan Anak Program Pembinaan Anak Terlantar
Program Pelayanan Rehabilitas Kesejahteraan Sosial
Dinas Tanaman Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
Pangan dan
Holtikultura Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
Pada tahun 2030, Dinas Peternakan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
mengentaskan kemiskinan Perkebunan
ekstrim bagi semua orang Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Tingkat kemiskinan ekstrim.
1.1.1.
1.1.
yang saat ini 5.283 Kemiskinan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
(satuan: Kepala Keluarga = KK)
berpendapatan kurang Program Pengembangan Perumahan
dari 1,25 dolar Amerika Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
per hari
Ketenagalistrikan
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Program Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya
Perikanan
Dinas Perikanan Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau
dan Air Tawar
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Hasil
Produksi Perikanan
Dinas Penanaman Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
Modal Pelayanan Kerja
Terpadu Satu Pintu Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
14.924 Kemiskinan
paling miskin, dan pada pengangguran, lansia, Perempuan dan Program Pelayanan Rehabilitas Kesejahteraan Sosial
tahun 2030 mencapai penyandang difabilitas, ibu Perlindungan Anak Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
cakupan substansial bagi hamil/melahirkan, korban dan Anak
kelompok miskin dan kecelakaan kerja, kelompok miskin
Program Pembinaan Anak Terlantar
rentan. dan rentan (satuan: RTS)
Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender
dalam Pembangunan
Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma
disabilitas yang miskin dan rentan Pemberdayaan Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
36,54 Kemiskinan
yang terpenuhi hak dasarnya dan Perempuan dan Program Pembinaan eks Penyandang Penyakit Sosial (eks
inklusivitas. (satuan: %) Perlindungan Anak narapidana,PSK,narkoba,dll)
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Program Pelayanan Rehabilitas Kesejahteraan Sosial
Dinas Sosial dan
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat
Pemberdayaan
Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Perempuan dan
Sosial (PMKS) Lainnya
Perlindungan Anak
Dinas Tanaman
Pangan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Jumlah rumah tangga yang Holtikultura
1.3.1. (d)
Dinas Sosial dan Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Trauma
1.3.1. (h)
c
(
)
.
Kebutuhan Air Dinas Perumahan dan Program Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan
kontrol atas tanah dan sumber air minum layak dan 64,79
Bersih Kawasan Permukiman Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
bentuk kepemilikan lain, berkelanjutan.
warisan, sumber daya PDAM Tirta Merangin -
(satuan: %)
alam, teknologi baru, dan Badan Lingkungan
jasa keuangan yang tepat, Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Hidup
termasuk keuangan mikro.
Kualitas
Angka Partisipasi Murni (APM)
1.4.1. (g)
Kualitas
Angka Partisipasi Murni (APM)
1.4.1. (h)
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan Program Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah
SMP/MTs/sederajat. 78,42
Pelestarian Kebudayaan Pertama
(satuan: %)
Budaya
Kualitas
Angka Partisipasi Murni (APM)
1.4.1. (i)
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan Program Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah
SMA/MA/sederajat. 46,09
Pelestarian Kebudayaan SMK-SPP Negeri Merangin
(satuan: %)
Budaya
2 Bencana Daerah
masyarakat miskin dan daerah. Penunjang
mereka yang berada (satuan: lokasi) Dinas Perumahan dan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
menyediakan sarana yang Dinas Tanaman Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
1.a.
2.2.
menghilangkan segala sangat pendek) pada anak di Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Layanan
(enam) bulan yang mendapatkan 85,30 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kesehatan
ASI eksklusif. (satuan: %) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Makanan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Meningkatkan produksi,
produktivitas, nilai tambah Dinas Tanaman Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Kedaulatan
2.d.1
dan akses pemasaran Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) 96,92 Pangan dan Pertanian/Perkebunan
Pangan
2.d
2
.
1.215,00 Dinas Perikanan Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau
(satuan: ton) Pangan
dan Air Tawar
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Hasil
Produksi Perikanan
Produksi Telur (satuan: kg) 621.385 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pangan Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Kelahiran anak sapi hasil IB Kedaulatan Dinas Peternakan dan
2.d.14
Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Non Fisik
3.1.1.*
Angka Kematian Ibu (AKI) Layanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
9 Dinas Kesehatan
(satuan: kasus). Kesehatan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Jaminan Kesehatan Nasional
Pada tahun 2030, Proporsi perempuan pernah kawin
mengurangi rasio angka - Layanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
umur 15-49 tahun yang proses
3.1.2.*
Kesehatan;
3.1.
kematian ibu hingga melahirkan terakhirnya ditolong 91,3 Dinas Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
kurang dari 70 per - Kesetaraan
oleh tenaga kesehatan terlatih. Program Merangin Sehat
100.000 kelahiran hidup. Gender
(satuan: %)
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Persentase perempuan pernah Program Jaminan Kesehatan Nasional
- Layanan
kawin umur 15-49 tahun yang Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
3.1.2. (a)
Kesehatan;
proses melahirkan terakhirnya di 55,7 Dinas Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
- Kesetaraan
fasilitas kesehatan. Program Merangin Sehat
Gender
(satuan: %) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Farmasi
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Pada tahun 2030, Menular
Angka Kematian Balita (AKBa) per Layanan Program Perbaikan Gizi masyarakat
3.2.1*
3.2.2. (a)
Angka Kematian Bayi (AKB) per Layanan
6,4 Dinas Kesehatan Menular
1000 kelahiran hidup. Kesehatan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular (PTM)
Program Obat Asli Indonesia
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Farmasi
Angka infeksi baru HIV per 1000 Layanan
3.3.1.
Kejadian TB per 1000 orang. 536 Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
memerangi hepatitis, Kesehatan
Menular
penyakit bersumber air,
serta penyakit menular Program Upaya Kesehatan Masyarakat
lainnya. Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Farmasi
3.3.2. (a)
3.3.5*
0 Dinas Kesehatan
yang terabaikan (Filariasis dan Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Kusta). Menular
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Farmasi
3.4.1. (b)
Layanan
Prevalensi tekanan darah tinggi. 65% Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Kesehatan
Menular (PTM)
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Pada tahun 2030, Farmasi
3.4.1. (c)
menular, melalui
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
pencegahan dan
Non Fisik
pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
mental dan kesejahteraan. Jumlah kabupaten/kota yang Farmasi
3.4.2. (a)
memiliki puskesmas yang Layanan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
6 Dinas Kesehatan
menyelenggarakan upaya Kesehatan Pelayanan Dasar
kesehatan jiwa. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana
dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya
Pada tahun 2030, Proporsi perempuan usia
menjamin akses universal reproduksi (15-49 tahun) atau Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
terhadap layanan pasangannya yang memiliki Non Fisik
Layanan
3.7.1.
3.7.
kesehatan seksual dan kebutuhan keluarga berencana 81,70 Dinas Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Kesehatan
reproduksi, termasuk dan menggunakan alat Pelayanan Dasar
keluarga berencana, kontrasepsi metode modern.
informasi dan pendidikan, (satuan: %) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
3.7.1. (a)
strategi dan program cara pada Pasangan Usia Subur Layanan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
81,7 Dinas Kesehatan
nasional. (PUS) usia 15-49 tahun yang Kesehatan Pelayanan Dasar
berstatus kawin.
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
(satuan: %)
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Angka penggunaan metode
Non Fisik
3.7.1. (b)
kontrasepsi jangka panjang Layanan
7,98 Dinas Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
(MKJP) cara modern. Kesehatan
Pelayanan Dasar
(satuan: %)
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Angka kelahiran pada perempuan Non Fisik
Layanan
3.7.2*
umur 15-19 tahun (Age Specific 0,02% Dinas Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Kesehatan Pelayanan Dasar
Fertility Rate/ASFR).
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Non Fisik
3.7.2. (a)
vaksin di Puskesmas. 88 Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Public Health, yang Kesehatan Menular (PTM)
(satuan: %)
menegaskan hak negara
berkembang untuk
menggunakan secara
penuh ketentuan dalam
Kesepakatan atas Aspek- Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Aspek Perdagangan dari
Hak Kekayaan Intelektual
terkait keleluasaan untuk
melindungi kesehatan
masyarakat, dan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
khususnya, menyediakan
akses obat bagi semua.
Meningkatkan secara
Kepadatan dan distribusi tenaga
signifikan pembiayaan Layanan
3.c.1*
3.c.
kesehatan. 16,4 Dinas Kesehatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
kesehatan dan rekrutmen, Kesehatan
(satuan: %)
pengembangan, pelatihan,
pelayanan kesehatan pemeriksaan dan surveylan 100 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3.e.
Kesehatan
masyarakat di Kabupaten jamaah haji. (satuan: %)
Merangin Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Persentase ketersediaan biaya Layanan
3.e.5
27 Dinas Kesehatan
PHBS (satuan: %) Kesehatan Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Cakupan Desa Siaga aktif strata Layanan
3.e.8
3.e.9
12 Dinas Kesehatan Jaringannya
strata mandiri (%) Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Persentase Balita Gizi buruk
Layanan
3.e.10 mendapat perawatan 98,00 Dinas Kesehatan Program Perbaikan Gizi masyarakat
Kesehatan Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
(satuan: %)
Makanan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Persentase bumil yang mendapat Layanan
3.e.11
Persentase remaja putri yang Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Layanan
3.e.12
Indeks Kepuasan Masyarakat B (Baik) Dinas Kesehatan Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
3.e.18
67,00 Dinas Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional
penduduk miskin (satuan: %) Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Pelayanan Dasar
Persentase kecamatan yang
Layanan Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana
3.e.19
memiliki puskesmas sesuai 95,00 Dinas Kesehatan
Kesehatan dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
standar (satuan: %)
Jaringannya
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Klasifikasi Rumah Sakit Daerah Layanan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
C+ Dinas Kesehatan
20
3.
e.
mendapat pelayanan kesehatan 83,00 - Layanan Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
(satuan: %) Kesehatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Persentase lansia mendapatkan - Kemiskinan Program Jaminan Kesehatan Nasional
3.e.22
pembinaan keamanan makanan. 65,00 Dinas Kesehatan Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Kesehatan
(satuan: %) Makanan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Jumlah Kematian Ibu (AKI) Non Fisik
Layanan
3.e.24
(kasus/100.000 kelahiran) 9 Dinas Kesehatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kesehatan
(satuan: kasus) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Jumlah Kematian Bayi (AKB) Farmasi
Layanan
3.e.25
(kasus/1.000 kelahiran) 53 Dinas Kesehatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kesehatan
(satuan: kasus) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
Cakujpan pelayanan kesehatan Layanan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3.e.31
Persentase ketersediaan biaya Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Layanan
3.e.32
4.1.1*
SMP/kelas 9 yang mencapai 89,35 Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan –
Pelestarian Kebudayaan Sekolah Dasar (SD)
standar kemampuan minimum
Budaya Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan –
dalam: (i) membaca, (ii)
matematika. (satuan: %) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kualitas
Persentase SD/MI berakreditasi
4.1.1. (a)
4.1.1. (f)
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
SMA/ SMK/ MA/ sederajat. (satuan: 67,44 Program Pendidikan Menengah
Pelestarian Kebudayaan
%)
Budaya
Kualitas Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Rata-rata lama sekolah penduduk
4.1.1. (g)
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
umur ≥15 tahun. 8,9 Program Pendidikan Menengah
Pelestarian Kebudayaan
(satuan: tahun) Program Pendidikan Menengah
Budaya
Pada tahun 2030,
menjamin bahwa semua
anak perempuan dan laki-
laki memiliki akses
terhadap perkembangan Kualitas
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.2.2. (a)
sama bagi semua pelatihan formal dan non formal 25,43 Program Pendidikan Non-Formal
perempuan dan laki-laki, Pelestarian Kebudayaan
dalam 12 bulan terakhir, menurut
terhadap pendidikan Budaya
jenis kelamin.
4.3.
Pada tahun 2030, Persentase angka melek aksara Kualitas Dinas Pendidikan dan
4.6.1.
4.6.
menjamin bahwa semua penduduk umur ≥15 tahun. Pendidikan dan Kebudayaan
4.6.1. (b)
memiliki kemampuan Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
literasi dan numerasi. penduduk umur 15-24 tahun dan 98,20 Program Pendidikan Non-Formal
Pelestarian Kebudayaan
umur 15-59 tahun. (satuan: %)
Budaya
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan –
- Kemiskinan Sekolah Dasar (SD)
- Layanan Dinas Pendidikan dan
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan –
Proporsi sekolah dengan akses ke: Kesehatan; Kebudayaan
Membangun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(a) listrik (b) internet untuk tujuan - Sanitasi dan Program Pendidikan Menengah
meningkatkan fasilitas
pengajaran, (c) komputer untuk Pencemaran
pendidikan yang ramah Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
tujuan pengajaran, (d) infrastruktur Lingkungan;
anak, ramah penyandang Sanitasi
dan materi memadai bagi siswa - Infrastruktur Dinas Pekerjaan
4.a.1*
SMA, SMK, dan PLB yang 51,19 Program Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
4.c
4.d.1
pendidikan PAUD 22,60
Pelestarian Kebudayaan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Non
(satuan: %)
Budaya Fisik – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Kualitas
Angka rata-rata lama sekolah Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
4.d.2
7,74 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
(satuan: tahun) Pelestarian Kebudayaan
Budaya
Kualitas
Persentase kelulusan
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
4.d.3
5.1.1*
1
pemberdayaan perempuan. Gender Perempuan dan Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender
(satuan: kebijakan) Perlindungan Anak dalam Pembangunan
Dinas Sosial
5.1.1.a
IPG (Indeks Pembangunan Kesetaraan Pemberdayaan Program Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan Gender
87,47
Gender) (satuan: %) Gender Perempuan dan dalam Pembangunan
Perlindungan Anak
Persentase Perangkat Daerah
5.1.1.b
Kesetaraan
yang melaksanakan PPRG 0,00 - -
Gender
(satuan: %)
Presentase Perempuan di
5.1.1.c
Kesetaraan
Lembaga Legeslatif 0,00 - -
Gender
Mengakhiri segala bentuk (satuan: %)
5.1.
5.2.1*
(fisik, seksual, atau emosional) 0.031 Sosialisasi Perlindungan Anak
Gender Perempuan dan
oleh pasangan atau mantan
Perlindungan Anak
pasangan dalam 12 bulan terakhir.
(satuan: %)
Dinas Sosial,
Prevalensi kekerasan terhadap
5.2.1.(a)
terhadap perempuan yang Kesetaraan Pemberdayaan Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
0,03
mendapat layanan komprehensif. Gender Perempuan dan dan Anak
(satuan: %) Perlindungan Anak
Dinas Sosial, Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
5.2.2. (b)
0,00 - -
kesempatan yang sama pusat, parlemen daerah dan Gender
bagi perempuan untuk pemerintah daerah. (satuan: %)
5.5.2*
dalam kehidupan politik, 46,08
di posisi managerial. (satuan: %) Gender Perempuan dan dalam Pembangunan
ekonomi, dan masyarakat. Perlindungan Anak
Menjamin akses universal Unmet need KB (Kebutuhan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
5.6.1. Layanan Farmasi
Keluarga Berencana/KB yang 24,84 Dinas Kesehatan
(a)
terhadap kesehatan Kesehatan
seksual dan reproduksi, tidak terpenuhi). (satuan: %) Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
dan hak reproduksi seperti
yang telah disepakati Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
sesuai dengan Programme
of Action of the
5.6.
on Population and Pasangan Usia Subur (PUS) Layanan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
78,06 Dinas Kesehatan
Development and the tentang metode kontrasepsi Kesehatan
Beijing Platform serta modern. (satuan: %)
dokumen-dokumen hasil
reviu dari konferensi- Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
konferensi tersebut.
Persentase rumah tangga yang - Infrastruktur Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Air
Dinas Pekerjaan
6.1.1. (a)
dan merata terhadap air (satuan: %) Bersih Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
minum yang aman dan
terjangkau bagi semua. Rata-rata persentase penduduk - Infrastruktur Dinas Pekerjaan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Air
6.1.1
. (d)
49,00
yang mendapat pelayanan air Penunjang; Umum dan Penataan Minum
Irigasi
infrastruktur pelayanan 52,87 - Kebutuhan Air Umum dan Penataan
dasar/umum (satuan: %) Bersih; Ruang Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
- Kualitas Jalan
Pendidikan dan
Pelestarian Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
Budaya;
- Kedaulatan Program Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan
Pangan Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Air
Minum
- Infrastruktur
Dinas Pekerjaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
6.1.1. (f)
sanitasi dan kebersihan memiliki akses terhadap layanan 77,00 Lingkungan; Umum dan Penataan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
6.2.
33
1.
6.
2.
75 Pencemaran
(h)
sampah di perkotaan (satuan: unit) Kawasan Permukiman Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan; Lingkungan Hidup
PDB per kapita. (satuan: juta Modal dan Pelayanan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
8.1.
8.8.1.
mempromosikan jenis kelamin, sektor pekerjaan dan 0,40 Ekonomi dan Program Perlindungan dan Pengembangan Ketenagakerjaan
lingkungan kerja yang Terpadu Satu Pintu
status migran. Wisata
aman dan terjamin bagi dan Tenaga Kerja
(satuan: %)
8.8.
daya saing dan akses 11.899 Menengah, Kompetitif Usaha Kecil Menengah
(satuan: unit) Ekonomi dan
8.c.
pemasaran produk UKM Perdagangan dan Program Pengembangan Sistem Pendukung bagi Usaha
Wisata
di Kabupaten Merangin Perindustrian Mikro Kecil Menengah
Dinas Koperasi,
- Kemiskinan;
Usaha Kecil
Persentase Koperasi Aktif (satuan: - Daya Saing
8.c.4
6
c
.
kabupaten baik dan sedang 67,54 - Daya Saing Umum dan Penataan Jalan
pertanian dan ekonomi di
(satuan: %) Ekonomi dan Ruang
Kabupaten Merangin Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Wisata
8.d.4
irigasi yang sudah ada sesuai 64,60 Pangan; Umum dan Penataan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
dengan kewenangannya (satuan: - Daya Saing Ruang Irigasi
%) Ekonomi dan
Wisata Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Pada tahun 2030, Persentase kepemilikan akta lahir Program Dokumen Kependudukan (DAK)
16.9.1. (a)
Tabel 4.2. Skenario Pembangunan Berkelanjutan di Kabupten Merangin DENGAN Upaya Tambahan Berdasarkan Lampiran Permendagri No 7
Tahun 2018
TARGET ISU STATEGIS
TARGET INDIKATOR OPD TERKAIT PROGRAM YANG AKAN DIJALANKAN (2019 – 2023)
(2019 – 2023) TERKAIT
Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang
Dinas Sosial dan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
Pemberdayaan Program Pembinaan, Pemberdayaan, Rehabilitasi, Bantuan
Perempuan dan Perlindungan dan Jaminan Sosial bagi Penyandang Masalah
Perlindungan Anak Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Dinas Tanaman Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
Pangan dan
Holtikultura Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
Dinas Peternakan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Pada tahun 2030, Dikurangi Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
mengentaskan kemiskinan sebanyak 600 KK Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
ekstrim bagi semua orang menjadi 4.683 KK
Tingkat kemiskinan ekstrim.
1.1.1.
Kemiskinan
dalam berbagai dimensi, sesuai Perempuan dan Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
dengan definisi nasional. (satuan: [ Tahun 2017: Perlindungan Anak Sosial
%) 36,89% ] Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
dan Anak
Menerapkan secara Proporsi penduduk yang Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang
Diturunkan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
nasional sistem dan upaya menerima program perlindungan sebanyak 1.011
perlindungan sosial yang sosial, menurut jenis kelamin, Dinas Sosial dan Program Perlindungan, Pelayanan, Pemberdayaan
RTS menjadi
tepat bagi semua, untuk kategori kelompok anak Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
1.3.1.
13.913 RTS
1.3.
Kemiskinan
termasuk kelompok yang berkebutuhan khusus, Perempuan dan Program Pembinaan, Pemberdayaan, Rehabilitasi,
paling miskin, dan pada pengangguran, lansia, Perlindungan Anak Bantuan Perlindungan dan Jaminan Sosial bagi
[ Tahun 2017:
tahun 2030 mencapai penyandang difabilitas, ibu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
14.924 RTS ]
cakupan substansial bagi hamil/melahirkan, korban Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
disabilitas yang miskin dan rentan menjadi 100% Pemberdayaan Program Pembinaan, Pemberdayaan, Rehabilitasi,
Layanan
yang terpenuhi hak dasarnya dan Perempuan dan Bantuan Perlindungan dan Jaminan Sosial bagi
Kesehatan
inklusivitas. (satuan: %) [ Tahun 2017: Perlindungan Anak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
36,54% ] Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang
Perempuan dan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Ditingkatkan Perlindungan Anak
sebanyak 4.800
Dinas Tanaman
rumah tangga
Jumlah rumah tangga yang Pangan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
menjadi 10.600
1.3.1. (d)
1.3.1. (e)
menjadi 30,00% Pemberdayaan Program Pembinaan, Pemberdayaan, Rehabilitasi,
kebutuhan pelayanan dasar. Layanan
Perempuan dan Bantuan Perlindungan dan Jaminan Sosial bagi
(satuan: %) Kesehatan
[ Tahun 2017: Perlindungan Anak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
24,00% ] Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Diturunkan
sebanyak 1.764
jiwa menjadi 2.400 Dinas Sosial dan
1.3.1. (f)
Jumlah PMKS Penerima Bantuan jiwa Pemberdayaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang
Kemiskinan
Sosial (jiwa) Perempuan dan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Perlindungan Anak
[ Tahun 2017:
4.164 jiwa ]
Ditingkatkan
sebanyak 20 anak Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas
Dinas Sosial dan
Anak dan Perempuan
1.3.1. (g)
Ditingkatkan
Prevalensi penggunaan metode Program Jaminan Kesehatan Nasional
sebesar 4,30%
1.4.1. (c) kontrasepsi (CPR) semua cara
menjadi 85,00%
pada Pasangan Usia Subur (PUS) Kemiskinan Dinas Kesehatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
usia 15-49 tahun yang berstatus Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
kawin. (satuan: %) [ Tahun 2017:
Pada tahun 2030, 81,70% ] Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
menjamin bahwa semua Program Pelayanan Kesehatan dan Rujukan
laki-laki dan perempuan,
Program Pelayanan Kesehatan Primer
khususnya masyarakat
miskin dan rentan, Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
memiliki hak yang sama Program Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Air Minum
terhadap sumber daya Ditingkatkan Dinas Pekerjaan
Persentase rumah tangga yang Umum dan Penataan Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
ekonomi, serta akses sebesar 15,21%
1.4.
termasuk keuangan mikro. menjadi 94,78% Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
SD/MI/ sederajat. Program Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar
Pelestarian Kebudayaan
(satuan: %) [ Tahun 2017:
Budaya
99,64% ]
Ditingkatkan
sebesar 3,78% Kualitas
Angka Partisipasi Murni (APM)
1.4.1. (h)
menjadi 82,20% Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan Program Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah
SMP/MTs/sederajat.
Pelestarian Kebudayaan Pertama
(satuan: %) [ Tahun 2017: Budaya
78,42% ]
Ditingkatkan
sebesar 45,54% Kualitas
Angka Partisipasi Murni (APM)
1.4.1. (i)
menjadi 91,63% Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan Program Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah
SMA/MA/sederajat.
Pelestarian Kebudayaan SMK-SPP Negeri Merangin
(satuan: %) [ Tahun 2017: Budaya
46,09% ]
Badan Program Pencegahan Dini Bencana Alam
Penanggulangan
Bencana Daerah Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Ditingkatkan Dinas Perumahan dan Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pada tahun 2030, Jumlah lokasi penguatan sebanyak 8 lokasi Kawasan Permukiman Permukiman
1.5.1. (a)
membangun ketahanan pengurangan risiko bencana menjadi 10 lokasi Infrastruktur Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
masyarakat miskin dan daerah. Penunjang Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
mereka yang berada (satuan: lokasi) [ Tahun 2017: 2 Dinas Pekerjaan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
dalam kondisi rentan, dan lokasi ] Umum dan Penataan Jalan
1.5.
Dinas Sosial,
1.a.
kerjasama pembangunan secara langsung untuk program 2 Miliar Kemiskinan Program Perlindungan, Pelayanan, Pemberdayaan
Pemberdayaan
yang lebih baik, untuk pemberantasan kemiskinan. Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Perempuan dan
menyediakan sarana yang (satuan: Miliar Rupiah) [ Tahun 2017: Rp Program Pembinaan, Pemberdayaan, Rehabilitasi,
Perlindungan Anak
memadai dan terjangkau 0,82 Miliar ] Bantuan Perlindungan dan Jaminan Sosial bagi
bagi negara berkembang, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
(pendidikan, kesehatan dan pada angka 100% - Layanan Fisik - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
*
Kebudayaan
perlindungan sosial) sebagai Kesehatan; Program Pendidikan PAUD
Keterangan:
Program Baru, sebagai UPAYA TAMBAHAN untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Merangin
orang miskin dan mereka menjadi 0,20% Layanan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2.1.
Layanan
remaja perempuan, ibu badan/tinggi badan) anak pada sebesar 0,02% Dinas Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kesehatan
hamil dan menyusui, serta usia kurang dari 5 (lima) tahun, menjadi 0,00% Program Upaya Kesehatan Masyarakat
hasil pertanian dan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
perikanan di Kabupaten Ditingkatkan
sebesar 2,93% Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan
Merangin Dinas Tanaman
Nilai Tukar Petani Hortikultura menjadi 95,85% Kedaulatan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
2.d.2
Pangan dan
(NTPH) Pangan Program Penerapan Teknologi Pertanian
Holtikultura
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Produksi Pertanian
92,92% ]
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
2.d.3
(NTPT) Pangan Perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
[ Tahun 2017: Program Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan
99,10% ] Baku
Diturunkan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
sebesar 0,19% Perkebunan
Nilai Tukar Petani Perkebunan menjadi 105,00% Kedaulatan Dinas Peternakan dan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
2.d.4
Produksi Padi (satuan: ton) 149.415 ton Pangan dan Program Penerapan Teknologi Pertanian
Pangan
Holtikultura
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Produksi Pertanian
143.783 ton ] Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
Dinas Tanaman Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan
Produksi Jagung sebanyak 419 ton Kedaulatan
2.d.7
Pangan dan
(satuan: ton) menjadi 17.004 Pangan Program Penerapan Teknologi Pertanian
Holtikultura
ton Program Peningkatan Produksi Pertanian
210.554 ton
(satuan: ton) Pangan Perkebunan
Program Pemberdayaan Penyuluh Perkebunan Lapangan
[ Tahun 2017:
181.560 ton ] Program Peningkatan Produksi Perkebunan
Ditingkatkan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
sebanyak 11.247 Perkebunan
ton menjadi
Kedaulatan Dinas Peternakan dan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian
2.d.16
buahan tahunan (SBT) sebanyak 3,81 Pangan Pangan dan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan
baru lahir dan balita yang 1000 kelahiran hidup. Dinas Kesehatan
Kesehatan
dapat dicegah, dengan (satuan: kasus) [ Tahun 2017: 0 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
seluruh negara berusaha kasus ] Menular
Dinas Kesehatan
per 1000 kelahiran hidup. Kesehatan Menular
[ Tahun 2017: 5,3
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
kasus ]
Menular (PTM)
Program Pelayanan Kesehatan Primer
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Farmasi
Diturunkan ke
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
angka 0 kasus
3.2.2. (a)
Angka Kematian Bayi (AKB) per Layanan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Dinas Kesehatan
1000 kelahiran hidup. Kesehatan Menular
[ Tahun 2017: 6,4
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
kasus ]
Menular (PTM)
Program Pelayanan Kesehatan Primer
Diturunkan ke Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
angka 0 kasus Farmasi
Angka infeksi baru HIV per 1000 Layanan
3.3.1.
Pada tahun 2030, Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
populasi tidak terinfeksi HIV. Kesehatan
mengakhiri epidemi AIDS, [ Tahun 2017: Menular
tuberkulosis, malaria, dan 0,004 kasus ] Program Upaya Kesehatan Masyarakat
penyakit tropis yang Diturunkan ke Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
angka 0 kasus Farmasi
3.3.
3.3.1. (a)
3.3.2. (a)
Insiden Tuberkulosis (ITB) per Layanan
Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
100.000 penduduk. Kesehatan
[ Tahun 2017: Menular
140,57 kasus ] Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Diturunkan ke Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
angka 0 kasus Farmasi
Layanan
3.3.3*
Kejadian Malaria per 1000 orang. Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Kesehatan
[ Tahun 2017: 1,2 Menular
kasus ] Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Diturunkan ke Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Jumlah orang yang memerlukan
angka 0 kasus Farmasi
intervensi terhadap penyakit tropis Layanan
3.3.5*
Prevalensi obesitas pada 39% Layanan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
3.4.
reproduksi ke dalam kontrasepsi jangka panjang menjadi 10,00% Layanan Pelayanan Dasar
Dinas Kesehatan
strategi dan program (MKJP) cara modern. Kesehatan
[ Tahun 2017: Program Pelayanan Kesehatan Primer
nasional. (satuan: %)
7,98% ] Program Pelayanan Kesehatan Rujukan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan -
Diturunkan ke Non Fisik
Angka kelahiran pada perempuan angka 0,00% Layanan
3.7.2*
umur 15-19 tahun (Age Specific Dinas Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan -
[ Tahun 2017: Kesehatan Pelayanan Dasar
Fertility Rate/ASFR).
0,02% ] Program Pelayanan Kesehatan Primer
Program Pelayanan Kesehatan Rujukan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
3.7.2. (a)
menjadi 6.789 jiwa Layanan Pelayanan Dasar
Total Fertility Rate (TFR). Dinas Kesehatan
Kesehatan
[ Tahun 2017: Program Pelayanan Kesehatan Primer
7.348 jiwa ] Program Pelayanan Kesehatan Rujukan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Mencapai cakupan
kesehatan universal, Program Jaminan Kesehatan Nasional
termasuk perlindungan
risiko keuangan, akses Ditingkatkan
terhadap pelayanan sebesar 62% Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Cakupan Jaminan Kesehatan Kemiskinan dan
3.8.2. (b)
menyediakan akses menjadi 100% Layanan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
3.b.
Dinas Kesehatan
kesehatan. (satuan: %) Kesehatan
[ Tahun 2017: Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
96,00% ]
Meningkatkan kondisi dan Ditingkatkan
pelayanan kesehatan sebesar 14% Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Persentase anak usia pendidikan
3.e.
Dinas Kesehatan
kebidanan menjadi 100% Kesehatan
(satuan: %) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
3.e.4
pemeriksaan dan surveylan Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kesehatan
jamaah haji. (satuan: %) [ Tahun 2017:
100% ]
Dipertahankan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan -
100% Non Fisik
Persentase ketersediaan biaya Layanan
3.e.5
Dinas Kesehatan
tablet tambah darah (satuan: %) Kesehatan
[ Tahun 2017: Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
30,00% ]
Ditingkatkan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
sebesar 90%
Persentase remaja putri yang
menjadi 100% Layanan
3.e.12
mendapat tablet tambah darah Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kesehatan
(satuan: %)
[ Tahun 2017:
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
10,00% ]
Ditingkatkan Program Perbaikan Gizi masyarakat
Persentase anak usia 0-59 bulan sebesar 22%
yang mendapatkan pelayanan menjadi 100% Layanan
3.e.13
Dinas Kesehatan
melaksanakan STBM Kesehatan
[ Tahun 2017: Program Pelayanan Kesehatan Primer
79,00% ]
3.e.15
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
penanganan penyakit menular Dinas Kesehatan
Kesehatan Menular
(satuan: %)
[ Tahun 2017:
Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
96,00% ]
Program Pelayanan Kesehatan Primer
Ditingkatkan Program Pelayanan Kesehatan Primer
sebanyak 19 unit Program Penyediaan Operasional Pelayanan Kesehatan
Jumlah puskesmas yang menjadi 27 unit Layanan
3.e.16
memiliki puskesmas sesuai Layanan Dinas Kesehatan Program Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
standar (satuan: %) Kesehatan
[ Tahun 2017:
95,00% ] Program Peningkatan Sumberdaya Kesehatan
3.e.20
Dinas Kesehatan
Kol. Abundjani Bangko (type) Kesehatan Non Fisik
[ Tahun 2017: C+ ]
Ditingkatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional
sebesar 17%
Persentase Keluarga Miskin yang Kemiskinan dan
3.e.21 menjadi 100% Program Upaya Kesehatan Masyarakat
mendapat pelayanan kesehatan Layanan Dinas Kesehatan
(satuan: %) Kesehatan
[ Tahun 2017:
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
83,00% ]
Ditingkatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional
sebesar 50%
Persentase lansia mendapatkan
menjadi 100% Layanan
3.e.22
(kasus/100.000 kelahiran) Dinas Kesehatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kesehatan
(satuan: kasus) [ Tahun 2017: 9 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
kasus ] Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan –
Farmasi
Diturunkan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Jumlah Kematian Bayi (AKB) menjadi 0 kasus
Layanan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
3.e.25
3.e.26
mendapat jaminan kesehatan Layanan Dinas Kesehatan
jiwa
(satuan: jiwa) Kesehatan
Program Pembiayaan Bidang Kesehatan
[ Tahun 2017:
3.085 jiwa ]
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan -
Persentase pelayanan kesehatan sebesar 5% Non Fisik
yang mendapatkan jaminan menjadi 100% Layanan
3.e.27
Dinas Kesehatan
tidak menular (satuan: %) Kesehatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
[ Tahun 2017: Menular (PTM)
95,00% ]
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan -
jumlah unitnya Pelayanan Dasar
sebanyak 11 unit Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Jumlah Puskesmas Rawat Inap Layanan
3.e.29
3
1
.
Ditingkatkan
sebesar 10,00% Kualitas
4.1.1. (b)
Persentase SMP/MTs berakreditasi menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
35,00% Program Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
minimal B. (satuan: %) Pelestarian Kebudayaan
[ Tahun 2017: Budaya
25,00% ]
Ditingkatkan
sebesar 11,00% Kualitas
4.1.1. (c)
Persentase SMA/MA berakreditasi menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
50,00% -
minimal B. (satuan: %) Pelestarian Kebudayaan
[ Tahun 2017: Budaya
39,00% ]
Ditingkatkan
sebesar 3,00% Kualitas
4.1.1. (d)
Angka Partisipasi Kasar (APK) menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
119,23% Program Pendidikan Sekolah Dasar
SD/MI/sederajat. (satuan: %) Pelestarian Kebudayaan
[ Tahun 2017: Budaya
116,23% ]
Ditingkatkan
sebesar 2,22% Kualitas
4.1.1. (e)
Angka Partisipasi Kasar (APK) menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
98,67% Program Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
SMP/MTs/sederajat. (satuan: %) Pelestarian Kebudayaan
[ Tahun 2017: Budaya
96,45% ]
Ditingkatkan
sebesar 24,19% Kualitas
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.1.1. (f)
menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
SMA/ SMK/ MA/ sederajat. 91,63% -
Pelestarian Kebudayaan
(satuan: %)
[ Tahun 2017: Budaya
67,44% ]
Ditargetkan tetap
di angka 8,9 Kualitas
Rata-rata lama sekolah penduduk
4.1.1. (g)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 69,30% Program Pendidikan Anak Usia Dini
usia dini, pengasuhan, Pelestarian Kebudayaan
(satuan: %)
pendidikan prasekolah Budaya
[ Tahun 2017:
dasar yang berkualitas,
65,46% ]
sehingga mereka siap
untuk menempuh
pendidikan dasar.
Pada tahun 2030, Ditingkatkan
menjamin akses yang Tingkat partisipasi remaja dan sebesar 4,57% Kualitas
sama bagi semua dewasa dalam pendidikan dan menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
4.3.1
4.3.
perempuan dan laki-laki, pelatihan formal dan non formal 30,00% Program Pendidikan Non-Formal
Pelestarian Kebudayaan
terhadap pendidikan dalam 12 bulan terakhir, menurut
[ Tahun 2017: Budaya
teknik, kejuruan dan jenis kelamin.
pendidikan tinggi, 25,43% ]
4.3.1. (a)
menjadi sebesar Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
SMA/ SMK/ MA/ sederajat. (satuan: 91,63% -
Pelestarian Kebudayaan
%)
[ Tahun 2017: Budaya
67,44% ]
Ditingkatkan
sebesar 3,55%
Kualitas
Persentase angka melek aksara menjadi sebesar
4.6.1. (a)
10,00 tahun -
Meningkatkan kualitas (satuan: tahun) Pelestarian Kebudayaan
pelayanan dan mutu Budaya
4.d
[ Tahun 2017:
pendidikan di Kabupaten
7,74 tahun ]
Merangin
Dipertahankan di
Kualitas
Persentase kelulusan angka 100%
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
4.d.3
SMA/Sederajat -
Pelestarian Kebudayaan
(satuan: %) [ Tahun 2017:
Budaya
100% ]
Dipertahankan di Program Pendidikan Anak Usia Dini
Kualitas
angka 100% Program Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Persentase kelulusan pendidikan Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
4.d.4
dan kesetaraan (satuan: %) Pelestarian Kebudayaan Program Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
[ Tahun 2017:
Budaya Program Pendidikan Non-Formal
100% ]
4.d.5
Program Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
bersertifikat pendidik (satuan: %) Pelestarian Kebudayaan
[ Tahun 2017: Budaya
49,35% ]
Ditingkatkan
sebesar 24,12% Program Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Kualitas
Persentase sekolah yang menjadi sebesar
Pendidikan dan Dinas Pendidikan dan
4.d.6
5.1.1.a
IPG (Indeks Pembangunan 88,35% Kesetaraan Pemberdayaan
Gender) (satuan: %) Gender Perempuan dan
Perlindungan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
[ Tahun 2017: Perempuan dan Anak
87,47% ]
Ditingkatkan
sebesar 9,00%
Persentase Perangkat Daerah menjadi sebesar
5.1.1.b
termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi Diturunkan
seksual, serta berbagai sebesar 0,08% Dinas Sosial,
Prevalensi kekerasan terhadap
5.2.1.(a)
jenis eksploitasi lainnya. menjadi sebesar Kesetaraan Pemberdayaan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
anak perempuan. 0,01% Gender Perempuan dan Perempuan dan Anak
(satuan: %)
[ Tahun 2017: Perlindungan Anak
0,09% ]
5.2.2*
seksual oleh orang lain selain [ Tahun 2017: Gender Perempuan dan
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
pasangan dalam 12 bulan terakhir. 0,01% ] Perlindungan Anak
Perempuan dan Anak
(satuan: %)
Diturunkan Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
Persentase korban kekerasan sebesar 0,02% Dinas Sosial, dan Anak
5.2.2. (a)
Ditingkatkan
sebesar 9,00% Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender
menjadi sebesar Dinas Sosial, dan Anak
5.2.2. (b)
17,14% - -
Menjamin partisipasi penuh pusat, parlemen daerah dan Gender
dan efektif, dan pemerintah daerah. (satuan: %) [ Tahun 2017:
kesempatan yang sama 0,00% ]
bagi perempuan untuk
5.5.
5.6.1. (a)
seksual dan reproduksi, Layanan
dan hak reproduksi seperti Keluarga Berencana/KB yang 20,31% Dinas Kesehatan Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kesehatan
yang telah disepakati tidak terpenuhi). (satuan: %)
sesuai dengan Programme [ Tahun 2017: Program Pelayanan Kesehatan dan Rujukan
of Action of the 24,84% ]
5.6.
memiliki akses terhadap layanan Penunjang; Program Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan
100% Umum dan Penataan
sumber air minum layak. - Kebutuhan Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
Pada tahun 2030, Ruang
(satuan: %) Air Bersih Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
mencapai akses universal [ Tahun 2017:
87,00% ]
6.1.
Jalan
infrastruktur pelayanan 80,00% - Kebutuhan Umum dan Penataan Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
dasar/umum (satuan: %) Air Bersih; Ruang Program Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan
[ Tahun 2017: - Kualitas Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
52,87% ] Pendidikan Program Pembangunan Infrastruktur Permukiman
dan Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air
Pelestarian Limbah
Budaya; Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
- Kedaulatan
Pangan Program Pengelolaan dan Pengembangan SPAM
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur Air
sebesar 30% Minum
- Infrastruktur
menjadi sebesar Dinas Pekerjaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
6.1.1. (f)
kebutuhan kaum melaksanakan Sanitasi Total sebanyak 67 unit Umum dan Penataan Sanitasi
Stop Buang Air Besar unit desa Lingkungan; Umum dan Penataan Program Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan
Sembarangan (SBS). (satuan: unit - Infrastruktur Ruang Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
[ Tahun 2017: 5
desa) Penunjang
unit desa ] Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air
Limbah
terlayani sistem pengelolaan air 16% Lingkungan; Umum dan Penataan Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
limbah terpusat. (satuan: %) - Infrastruktur Ruang
Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air
[ Tahun 2017: Penunjang
Limbah
6,00% ]
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
sebesar 10% - Sanitasi dan Sanitasi
Persentase penduduk yang menjadi sebesar Pencemaran Dinas Pekerjaan Program Pembangunan dan Pemeliharaan Bangunan
6.2.1. (g)
terlayani sistem air limbah yang 22% Lingkungan; Umum dan Penataan Gedung dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ Umum
memadai (satuan: %) - Infrastruktur Ruang
Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air
[ Tahun 2017: Penunjang
Limbah
12,00% ]
6.2.1. (h)
Tersedianya fasilitas pengurangan Kawasan Permukiman Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
211 unit Lingkungan; Lingkungan Hidup
sampah di perkotaan (satuan: unit)
- Infrastruktur
[ Tahun 2017: 75 Penunjang Badan Lingkungan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
unit] Hidup
Ditingkatkan Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
sepanjang 5.980
- Sanitasi dan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
meter menjadi
Panjang sistem jaringan drainase Pencemaran Dinas Pekerjaan
6.2.1. (i)
Tujuan 8. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, Serta Pekerjaan yang Layak Untuk Semua
Dinas Tanaman
Program Peningkatan Produksi Pertanian
Pangan Holrikultura
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Dinas Peternakan dan Program Peningkatan Produksi Hasil Perkebunan
Perkebunan Program Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan
Baku
Mempertahankan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Hasil
Dinas Perikanan
pertumbuhan ekonomi per Ditingkatkan Produksi Perikanan
kapita sesuai dengan sebesar Rp3,2 Dinas Penanaman
kondisi nasional dan, juta menjadi Daya Saing
8.1.1. (a)
PDB per kapita. (satuan: juta Modal dan Pelayanan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
8.1.
khususnya, setidaknya 7 sebesar Rp15 juta Ekonomi dan Terpadu Satu Pintu Kerja
rupiah)
persen pertumbuhan Wisata dan Tenaga Kerja
produk domestik bruto per [ Tahun 2017: Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
tahun di negara kurang Rp11,8 juta ] Dinas Koperasi, Kompetitif Usaha Kecil dan Menengah
berkembang. Usaha Kecil
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Menengah,
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Industri
Perdagangan dan
Kecil dan Menengah
Perindustrian
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pasar
Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Ketahanan
Dinas Ketahanan
Pangan
Pangan
Program Peningkatan Diversifikasi Pangan
Ditingkatkan
sebesar
Rp7.046,-/jam Dinas Penanaman
Pada tahun 2030, Daya Saing
Upah rata-rata per jam pekerja. menjadi Modal dan Pelayanan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
8.5.1*
Rp11.793,-/jam ]
laki-laki, termasuk bagi
Diturunkan
pemuda dan penyandang Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
sebanyak 2.824
difabilitas, dan upah yang Dinas Penanaman
Tingkat pengangguran terbuka jiwa menjadi Daya Saing
sama untuk pekerjaan Modal dan Pelayanan
8.5.2*
8.5.2. (a)
Tingkat setengah pengangguran. sebesar 1.467 Modal dan Pelayanan
Ekonomi dan
(satuan: jiwa) jiwa Terpadu Satu Pintu
Wisata
dan Tenaga Kerja
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1.358 jiwa ]
Diturunkan
Tingkat frekuensi kecelakaan kerja sebesar 0,3%
Dinas Penanaman
fatal dan non-fatal, berdasarkan menjadi sebesar Daya Saing
Melindungi hak-hak Modal dan Pelayanan
8.8.1.
jenis kelamin, sektor pekerjaan dan 0,1% Ekonomi dan Program Perlindungan dan Pengembangan Ketenagakerjaan
tenaga kerja dan Terpadu Satu Pintu
status migran. Wisata
mempromosikan dan Tenaga Kerja
(satuan: %) [ Tahun 2017:
lingkungan kerja yang
0,40% ]
aman dan terjamin bagi
Ditingkatkan
8.8.
wisata di Kabupaten Merangin. menjadi sebanyak Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Ekonomi dan Usaha Kecil
(satuan: unit mitra usaha) 149 mitra usaha Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Wisata Menengah,
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
[ Tahun 2017: Perdagangan dan
Perindustrian Program Pengembangan Sistem Pendukung bagi Usaha
139 mitra usaha ]
Mikro Kecil Menengah
Meningkatkan produksi, Kontribusi Sektor Perdagangan Daya Saing Dinas Koperasi,
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
8.c
8.c
.1
Ditingkatkan
.
daya saing dan akses terhadap PDRB (satuan: %) Ekonomi dan Usaha Kecil
Pertumbuhan Industri (satuan: %) sebesar14,85% Ekonomi dan Usaha Kecil Program Pengembangan Sistem Pendukung bagi Usaha
menjadi 15,00% Wisata Menengah, Mikro Kecil Menengah
Menengah,
(satuan: unit) Ekonomi dan
Perdagangan dan
[ Tahun 2017: 27 Wisata Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pasar
Perindustrian
unit ]
Ditingkatkan
sebesar 2,65% - Kedaulatan
menjadi sebesar Pangan; Dinas Tanaman
Kontribusi Sektor pertanian Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
8.c.9
8.c.11
terhadap PDRB Pertanian (satuan: 51,95% - Daya Saing
Perkebunan Perkebunan
%) Ekonomi dan
[ Tahun 2017: Wisata
49,30% ]
Ditingkatkan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
sebesar 12,46% - Infrastruktur Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
Persentase tingkat kondisi jalan menjadi sebesar Penunjang; Dinas Pekerjaan Jalan
8.d.2
kabupaten baik dan sedang 80,00% - Daya Saing Umum dan Penataan
(satuan: %) Ekonomi dan Ruang
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Meningkatkan dukungan [ Tahun 2017: Wisata
sarana dan prasarana 67,54% ]
8.d.
irigasi yang sudah ada sesuai 100,00% Pangan; Umum dan Penataan Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur
dengan kewenangannya - Daya Saing Ruang Irigasi
(satuan: %) [ Tahun 2017: Ekonomi dan
64,60% ] Wisata Program Pengembangan Kawasan Strategis
Keterangan:
Program Baru, sebagai UPAYA TAMBAHAN untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Merangin
Persentase kepemilikan akta lahir Dibuat sebesar Program Dokumen Kependudukan (DAK)
16.9.1. (a)
untuk penduduk 40% 50,00% Dinas Kependudukan dan
-
berpendapatan bawah. (satuan: Pencatatan Sipil
%) [ Tahun 2017: 0% ] Program Penerbitan Dokumen Kependudukan
BAB V
REKOMENDASI
Tabel 5.1. Rekomendasi Skenario Pembangunan Berkelanjutan di Kabupten Merangin Pasca Integrasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis
TARGET MITIGASI / PROGRAM YANG SUDAH PROGRAM YANG AKAN
INDIKATOR REKOMENDASI OPD TERKAIT
(2019 – 2023) ALTERNATIF DILAKUKAN (2014-2018) DILAKUKAN (2019-2023)
Tujuan 1. Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target 1.1. Pada tahun 2030, mengentaskan kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang saat ini berpendapatan kurang dari 1,25 dolar Amerika per hari
Program Pemberdayaan Fakir
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil
Miskin dan Penyandang Masalah
(KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
lainnya
Lainnya
Program Pembinaan,
Dinas Sosial dan Pemberdayaan, Rehabilitasi,
Program Pemberdayaan
Pemberdayaan Bantuan Perlindungan dan
Kelembagaan Kesejahteraan
Perempuan dan Jaminan Sosial bagi Penyandang
Sosial
Perlindungan Anak Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
Program Pemberdayaan
Program Pembinaan Anak
Diperlukan upaya-upaya Kelembagaan Kesejahteraan
Terlantar
Dikurangi baru untuk menurunkan Sosial
sebanyak 600 KK jumlah rumah tangga miskin. Program Pelayanan Rehabilitas
Tingkat kemiskinan menjadi 4.683 KK -
Kesejahteraan Sosial
1.1.1.
anak dari semua usia, menjadi 27,80% Alternatif kemiskinan dari Perempuan Perempuan
Perempuan dan
yang hidup dalam berbagai dimensi. Program Pemberdayaan Fakir
Perlindungan Anak -
kemiskinan dalam [ Tahun 2017: Miskin dan Penyandang Masalah
kesehatan melalui SJSN menjadi 98,00% Program Jaminan Kesehatan Program Jaminan Kesehatan
Alternatif Diperlukan adanya Dinas Kesehatan
Bidang Kesehatan. Nasional Nasional
(satuan: %) peningkatan kapasitas
[ Tahun 2017:
dari kegiatan yang
92,93% ]
sudah dijalankan.
Jumlah PMKS Penerima 2.400 jiwa Perlu ada upaya kuat Pemberdayaan Miskin dan Penyandang Masalah
Mitigasi (KAT) dan Penyandang Masalah
Bantuan Sosial (jiwa) untuk mencapai target. Perempuan dan Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Perlindungan Anak Lainnya
[ Tahun 2017: Lainnya
4.164 jiwa ]
Ditingkatkan Program Keserasian Kebijakan
Program Pembinaan Anak
sebanyak 20 anak Dinas Sosial dan Peningkatan Kualitas Anak dan
Terlantar
1.3.1. (g)
Jumlah anak terlantar menjadi 100 anak Target diturunkan sesuai Pemberdayaan Perempuan
Alternatif
yang dibina (anak) dengan kemampuan. Perempuan dan Program Peningkatan Kualitas
[ Tahun 2017: 80 Perlindungan Anak Sosialisasi Perlindungan Anak Hidup dan Perlindungan
anak] Perempuan dan Anak
Program Pemberdayaan Fakir
Program Pembinaan para Miskin dan Penyandang Masalah
Ditambah
Penyandang Cacat dan Trauma Kesejahteraan Sosial (PMKS)
sebanyak 24
Perlu ada peningkatan Dinas Sosial dan lainnya
Jumlah penyandang orang menjadi 24
1.3.1. (h)
menjadi 85,00% Ibu Melahirkan dan Anak Ibu Melahirkan dan Anak
Pasangan Usia Subur Mitigasi penggunaan metode Dinas Kesehatan
(PUS) usia 15-49 tahun kontrasepsi untuk Program Pengembangan Sistem
yang berstatus kawin. [ Tahun 2017: mencapai target. -
Informasi Kesehatan
(satuan: %) 81,70% ]
Program Pelayanan Kesehatan
-
dan Rujukan
Program Pelayanan Kesehatan
-
Primer
Program Pelayanan Kesehatan
-
Penduduk Miskin
terhadap layanan sumber menjadi 80,00% peningkatan akses Program Pembangunan dan
Mitigasi
air minum layak dan layanan air minum yang Dinas Perumahan dan Pemeliharaan Bangunan Gedung
berkelanjutan. [ Tahun 2017: layak dan berkelanjutan. Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
(satuan: %) 64,79% ] Umum
PDAM Tirta Merangin - -
Badan Lingkungan Program Perlindungan dan
Hidup Konservasi Sumber Daya Alam
Diturunkan
Upaya untuk
sebesar 4,86%
Angka Partisipasi Murni mempertahankan APM.
1.4.1. (g)
ton Mitigasi Dinas Perikanan Budidaya Air Payau dan Air Tawar
(satuan: ton) yang sudah dilakukan Tawar
Program Optimalisasi Pengelolaan Program Optimalisasi Pengelolaan
[ Tahun 2017: dan Pemasaran Hasil Produksi dan Pemasaran Hasil Produksi
1.215,00 ton ] Perikanan Perikanan
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Kelautan dan (DAK) Bidang Kelautan dan
Perikanan Perikanan
Produksi Padi (satuan: Ditingkatkan Target diturunkan sesuai Dinas Tanaman Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
2.d.6
Alternatif
ton) sebanyak 5.632 dengan kemampuan Pangan dan (DAK) Bidang Pertanian (DAK) Bidang Pertanian
ton Alternatif peningkatan upaya dari Pangan dan Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi
(satuan: ton)
program yang sudah Holtikultura Pertanian/Perkebunan Pertanian
[ Tahun 2017: dijalankan untuk Program Peningkatan Ketahanan Program Peningkatan Ketahanan
16.585 ton ] mencapai target. Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Pangan Pertanian
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Gulma,Hama dan -
Penyakit Tanaman
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
sebanyak 23 ton (DAK) Bidang Pertanian (DAK) Bidang Pertanian
menjadi 946 ton Dinas Tanaman
Produksi Kedelai (satuan: Meningkatkan upaya Program Pemberdayaan Penyuluh Program Pemberdayaan Penyuluh
2.d.8
Buahan semusim (satuan: 37.543 ton Mitigasi Pangan dan Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi
yang sudah dilakukan
ton) Holtikultura Pertanian/Perkebunan Pertanian
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Ketahanan Program Peningkatan Ketahanan
35.721 ton ] Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Pangan Pertanian
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Gulma,Hama dan -
Penyakit Tanaman
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Pertanian (DAK) Bidang Pertanian
Ditingkatkan Program Pemberdayaan Penyuluh Program Pemberdayaan Penyuluh
sebanyak 1.027 Pertanian/ Perkebunan Lapangan Pertanian Lapangan
Produksi sayuran Buah- ton menjadi Dinas Tanaman
Meningkatkan upaya Program Penerapan Teknologi Program Penerapan Teknologi
2.d.10
48,92 kuintal/ha Mitigasi Pangan dan Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi
(satuan: kuintal/ha) yang sudah dilakukan
Holtikultura Pertanian/Perkebunan Pertanian
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Ketahanan Program Peningkatan Ketahanan
44,22 kuintal/ha ] Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Pangan Pertanian
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Gulma,Hama dan -
Penyakit Tanaman
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Pertanian (DAK) Bidang Pertanian
Program Pemberdayaan Penyuluh Program Pemberdayaan Penyuluh
Ditingkatkan Pertanian/ Perkebunan Lapangan Pertanian Lapangan
sebanyak 3,13 Program Penerapan Teknologi Program Penerapan Teknologi
kuintal/ha menjadi Dinas Tanaman Pertanian/Perkebunan Pertanian
Produktivitas Jagung Meningkatkan upaya
2.d.19
64,49 kuintal/ha Mitigasi Pangan dan Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi
(satuan: kuintal/ha) yang sudah dilakukan
Holtikultura Pertanian/Perkebunan Pertanian
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Ketahanan Program Peningkatan Ketahanan
61,36 kuintal/ha ] Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Pangan Pertanian
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Gulma,Hama dan -
Penyakit Tanaman
Meningkatkan upaya Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
2.d.20
86,52 kuintal/ha Mitigasi Pangan dan Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi
(SBS) yang sudah dilakukan
Holtikultura Pertanian/Perkebunan Pertanian
(satuan: kuintal/ha)
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Ketahanan Program Peningkatan Ketahanan
65,86 kuintal/ha ] Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Pangan Pertanian
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Gulma,Hama dan -
Penyakit Tanaman
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Produktivitas sayuran dan sebanyak 3,81 (DAK) Bidang Pertanian (DAK) Bidang Pertanian
Dinas Tanaman
buah-buahan tahunan kuintal/ha menjadi Meningkatkan upaya Program Pemberdayaan Penyuluh Program Pemberdayaan Penyuluh
2.d.22
menjadi 100% Meningkatkan upaya Ibu Melahirkan dan Anak Ibu Melahirkan dan Anak
melahirkan terakhirnya Mitigasi Dinas Kesehatan
yang sudah dilakukan. Program Pelayanan Kesehatan
ditolong oleh tenaga -
[ Tahun 2017: Masyarakat
kesehatan terlatih.
91,3% ]
(satuan: %) Program Merangin Sehat -
Meningkatkan upaya
(AKB) per 1000 kelahiran Mitigasi Dinas Kesehatan
yang sudah dilakukan. Program Peningkatan Keselamatan Program Peningkatan Keselamatan
hidup. [ Tahun 2017: 6,4
kasus ] Ibu Melahirkan dan Anak Ibu Melahirkan dan Anak
Program Pencegahan dan Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular
per 1000 populasi tidak Mitigasi Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan
yang sudah dilakukan.
terinfeksi HIV. [ Tahun 2017: Penanggulangan Penyakit Menular
0,004 kasus ] Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Diturunkan ke (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
angka 0 kasus Farmasi Farmasi
3.3.1. (a)
angka 0 kasus Alternatif untuk menurunkan Dinas Kesehatan (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
orang.
jumlah kasus TB per Farmasi Farmasi
untuk menurunkan
(ITB) per 100.000 Alternatif Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Program Pencegahan dan
jumlah kasus TB per
penduduk. [ Tahun 2017: Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular
100.000 penduduk.
140,57 kasus ] Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Diturunkan ke (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
Meningkatkan target
angka 0 kasus Farmasi Farmasi
Kejadian Malaria per untuk menurunkan
3.3.3*
terhadap penyakit tropis Mitigasi Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan Program Pencegahan dan
yang sudah dilakukan
yang terabaikan [ Tahun 2017: 0 Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular
(Filariasis dan Kusta). kasus ] Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Prevalensi tekanan darah menjadi 24,3% Target disesuiakan Program Pencegahan dan Program Pencegahan dan
Alternatif Dinas Kesehatan
tinggi. dengan kemampuan Penanggulangan Penyakit Tidak Penanggulangan Penyakit Tidak
[ Tahun 2017: Menular (PTM) Menular (PTM)
65% ] Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Dturunkan (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
sebesar 23,6% Farmasi Farmasi
Prevalensi obesitas pada
3.4.1. (c)
menjadi 39% Meningkatkan upaya Program Pencegahan dan Program Pencegahan dan
penduduk umur ≥18 Mitigasi Dinas Kesehatan
yang sudah dilakukan Penanggulangan Penyakit Tidak Penanggulangan Penyakit Tidak
tahun.
[ Tahun 2017: Menular (PTM) Menular (PTM)
39% ] Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Kesehatan – Non (DAK) Bidang Kesehatan – Non
Fisik Fisik
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
Ditingkatkan Farmasi Farmasi
sebanyak 5 Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Jumlah kabupaten/kota kecamatan Perlu ada upaya (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
3.4.2. (a)
yang memiliki puskesmas menjadi 11 tambahan selain Pelayanan Dasar Pelayanan Dasar
Mitigasi Dinas Kesehatan
yang menyelenggarakan kecamatan meningkatkan upaya Program Obat dan Perbekalan Program Obat dan Perbekalan
upaya kesehatan jiwa. yang sudah dilakukan Kesehatan Kesehatan
[ Tahun 2017: 6 Program Pengadaan, Peningkatan
kecamatan ] dan Perbaikan Sarana dan
-
Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
Program Penyediaan
- Operasional Pelayanan
Kesehatan
kontrasepsi (CPR) semua sebesar 2,3% Menurunkan target dan Fisik Fisik
Alternatif Dinas Kesehatan
cara pada Pasangan Usia menjadi 84% meningkatkan upaya Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Subur (PUS) usia 15-49 (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
tahun yang berstatus [ Tahun 2017:
Pelayanan Dasar Pelayanan Dasar
Kesehatan Nasional
menjadi 95% Alternatif meningkatkan upaya Dinas Kesehatan Program Kemitraan Peningkatan Program Kemitraan Peningkatan
(JKN).
yang sudah dilakukan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
(satuan: %)
[ Tahun 2017: Program Merangin Sehat -
obat dan vaksin di menjadi 100% Program Pencegahan dan Program Pencegahan dan
Alternatif meningkatkan upaya Dinas Kesehatan
Puskesmas. Penanggulangan Penyakit Tidak Penanggulangan Penyakit Tidak
yang sudah dilakukan
(satuan: %) [ Tahun 2017: Menular (PTM) Menular (PTM)
88% ] Program Obat dan Perbekalan Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Target 3.c. Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang, dan
negara berkembang pulau kecil.
Program Promosi Kesehatan dan
-
Ditingkatkan Pemberdayaan Masyarakat
sebesar 8,6% Program Peningkatan Keselamatan
Kepadatan dan distribusi -
menjadi 25% Meningkatkan upaya Ibu Melahirkan dan Anak
3.c.1*
biaya operasional UPTD Mitigasi dan upaya yang sudah Dinas Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
(satuan: %) [ Tahun 2017: dilakukan
Program Penyediaan
100% ]
- Operasional Pelayanan
Kesehatan
Ditingkatkan
sebesar 10% Program Obat Asli Indonesia -
Persentase
menjadi 100% Meningkatkan upaya
3.e.6
penanganan penyakit Mitigasi Dinas Kesehatan Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular
yang sudah dilakukan.
menular (satuan: %) Program Pengembangan Sistem
[ Tahun 2017: -
Informasi Kesehatan
96,00% ]
Program Pelayanan Kesehatan
-
Primer
kesehatan penduduk Mitigasi Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
meningkatkan upaya
miskin (satuan: %) Masyarakat Masyarakat
[ Tahun 2017: yang sudah dilakukan.
Program Pelayanan Kesehatan
67,00% ] -
Masyarakat
Program Pelayanan Kesehatan
-
Penduduk Miskin
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
Pelayanan Dasar Pelayanan Dasar
Program Pengadaan, Peningkatan
Ditingkatkan
dan Perbaikan Sarana dan
Persentase kecamatan sebesar 5% -
Prasarana Puskesmas/Puskesmas
yang memiliki puskesmas menjadi 100% Meningkatkan upaya
3.e.19
Daerah Kol. Abundjani Mitigasi Dinas Kesehatan (DAK) Bidang Kesehatan – Non (DAK) Bidang Kesehatan – Non
meningkatkan upaya
Bangko (type) [ Tahun 2017: C+ Fisik Fisik
yang sudah dilakukan.
]
Persentase Keluarga Ditingkatkan Perlu ada upaya Program Jaminan Kesehatan Program Jaminan Kesehatan
Miskin yang mendapat sebesar 17% tambahan dan Nasional Nasional
3.e.21
Mitigasi Dinas Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak Ibu Melahirkan dan Anak
kelahiran) yang sudah dilakukan.
[ Tahun 2017: 9 Program Perbaikan Gizi Program Perbaikan Gizi
(satuan: kasus)
kasus ] Masyarakat Masyarakat
Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
Diturunkan (DAK) Bidang Kesehatan – (DAK) Bidang Kesehatan –
Jumlah Kematian Bayi
menjadi 0 kasus Farmasi Farmasi
(AKB) (kasus/1.000 Meningkatkan upaya
3.e.25
Informasi Kesehatan
menjadi 15 unit Mitigasi Dinas Kesehatan
Rawat Inap (satuan: unit) yang sudah dilakukan. Program Penyediaan
- Operasional Pelayanan
[ Tahun 2017: 13
Kesehatan
unit ]
Progam Penyediaan Fasilitas
-
Pelayanan Kesehatan
Program Peningkatan
-
Sumberdaya Kesehatan
Ditingkatkan
sebesar 11,00%
Persentase SMA/MA
4.1.1. (c)
(APK) menjadi sebesar Meningkatkan upaya Dinas Pendidikan dan Program Merangin Pintar -
Mitigasi
SMP/MTs/sederajat. 98,67% yang sudah dilakukan Kebudayaan
(satuan: %) Program Pendidikan Sekolah
[ Tahun 2017: -
Menengah Pertama (SMP)
96,45% ]
Ditingkatkan
sebesar 24,19%
Angka Partisipasi Kasar Menurunkan target dan
4.1.1. (f)
Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat Untuk Semua
Target 4.2. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan prasekolah dasar yang
berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
Ditingkatkan
sebesar 3,84%
Angka Partisipasi Kasar
menjadi sebesar
4.2.2. (a)
(APK) Pendidikan Anak Meningkatkan upaya Dinas Pendidikan dan Program Pendidikan Anak Usia Program Pendidikan Anak Usia
69,30% Mitigasi
Usia Dini (PAUD). yang sudah dilakukan Kebudayaan Dini Dini
(satuan: %)
[ Tahun 2017:
65,46% ]
Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat Untuk Semua
Target 4.6. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Ditingkatkan
sebesar 3,55% Program Pendidikan Non-Formal Program Pendidikan Non-Formal
Persentase angka melek menjadi sebesar
4.6.1. (a)
Ditingkatkan
Persentase guru TK, SD,
sebesar 3,91%
SMP, SMA, SMK, dan Meningkatkan upaya Dinas Pendidikan dan Program Pendidikan Mutu Pendidik Program Pendidikan Mutu Pendidik
4.c.1*
Alternatif
1*
responsif gender Ditingkatkan Menurunkan target dan Dinas Sosial Pengarustamaan Gender dan Anak Pengarustamaan Gender dan Anak
Tingkat partisipasi Ditingkatkan Meningkatkan upaya Dinas Sosial, Program Penguatan Kelembagaan Program Penguatan Kelembagaan
Mitigasi
angkatan kerja perempuan sebanyak 250 yang sudah dilakukan Pemberdayaan Pengarustamaan Gender dan Anak Pengarustamaan Gender dan Anak
Pemberdayaan
perempuan di bidang menjadi sebesar Mitigasi meningkatkan upaya dan Kesetaraan Gender dalam dan Kesetaraan Gender dalam
Perempuan dan
formal (satuan: %) 25% yang sudah dilakukan Pembangunan Pembangunan
Perlindungan Anak
Alternatif
atau emosional) oleh meningkatkan upaya Perempuan dan
pasangan atau mantan [ Tahun 2017: Perlindungan Anak Program Peningkatan Kualitas
pasangan dalam 12 bulan 0.031% ] - Hidup dan Perlindungan
terakhir. Perempuan dan Anak
(satuan: %)
Diturunkan
sebesar 0,08% Sosialisasi Perlindungan Anak -
Prevalensi kekerasan Dinas Sosial,
menjadi sebesar
5.2.1.(a)
Alternatif
kekerasan seksual oleh meningkatkan upaya Perempuan dan
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Kualitas
orang lain selain pasangan Perlindungan Anak
0,01% ] - Hidup dan Perlindungan
dalam 12 bulan terakhir.
(satuan: %) Perempuan dan Anak
Diturunkan
Persentase korban sebesar 0,02% Program Penguatan Kelembagaan Program Penguatan Kelembagaan
Dinas Sosial, Pengarustamaan Gender dan Anak Pengarustamaan Gender dan Anak
kekerasan terhadap menjadi sebesar
5.2.2. (a)
59,00% Pemberdayaan
dan anak korban Mitigasi Meningkatkan upaya
Perempuan dan Sosialisasi Perlindungan Anak -
kekerasan yang tertangani
Perlindungan Anak
[ Tahun 2017: Program Peningkatan Kualitas
50,00% ] - Hidup dan Perlindungan
Perempuan dan Anak
Mitigasi - - -
parlemen daerah dan 17,14% kuat.
pemerintah daerah.
(satuan: %) [ Tahun 2017:
0,00% ]
pemahaman Pasangan Ditingkatkan Target tetap namun Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
sebesar 5,20% Mitigasi perlu ada peningkatan Dinas Kesehatan
Usia Subur (PUS) tentang Program Upaya Kesehatan Program Upaya Kesehatan
metode kontrasepsi menjadi sebesar upaya untuk mencapai Masyarakat Masyarakat
terhadap layanan sumber 100% Alternatif diimbangi dengan Umum dan Penataan dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
air minum layak. peningkatan upaya. Ruang Umum Umum
(satuan: %) [ Tahun 2017: Program Penyediaan dan
-
87,00% ] Pengolahan Air Baku
Program Pengelolaan dan
-
Pengembangan SPAM
Ditingkatkan Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
sebesar 30% Target diturunkan sesuai (DAK) Bidang Infrastruktur Air (DAK) Bidang Infrastruktur Air
Rata-rata persentase
menjadi sebesar dengan kemampuan. Dinas Pekerjaan Minum Minum
6.1.1. (d)
berakses air minum menjadi sebesar Alternatif diimbangi dengan Umum dan Penataan Minum Minum
(satuan: %) 100% peningkatan upaya. Ruang Program Pembangunan Program Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan Infrastruktur Perdesaan
yang memiliki akses perlu ada peningkatan Program Pembangunan dan Program Pembangunan dan
100% Mitigasi Umum dan Penataan
terhadap layanan sanitasi upaya untuk mencapai Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemeliharaan Bangunan Gedung
Ruang
layak. (satuan: %) target dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
[ Tahun 2017:
Umum Umum
77,00% ]
Program Pengelolaan dan
- Pengembangan Sistem Air
Limbah
Jumlah desa/kelurahan Ditingkatkan Dinas Pekerjaan Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
6.2.1.
Alternatif
(c)
yang melaksanakan sebanyak 67 unit Target diturunkan Umum dan Penataan (DAK) Bidang Infrastruktur Sanitasi (DAK) Bidang Infrastruktur Sanitasi
Target disesuaikan
Free (ODF)/ Stop Buang unit desa Alternatif Umum dan Penataan Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemeliharaan Bangunan Gedung
dengan kemampuan.
Air Besar Sembarangan Ruang dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
(SBS). (satuan: unit desa) [ Tahun 2017: 5 Umum Umum
unit desa ] Program Pengelolaan dan
- Pengembangan Sistem Air
Limbah
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Infrastruktur Sanitasi (DAK) Bidang Infrastruktur Sanitasi
Ditingkatkan Program Pembangunan Saluran Program Pembangunan Saluran
Jumlah kabupaten/kota
sebesar 28% Drainase/Gorong-gorong Drainase/Gorong-gorong
yang terbangun
menjadi sebesar Dinas Pekerjaan Program Pengembangan Kinerja
6.2.1. (e)
yang terlayani sistem perlu ada peningkatan Program Pembangunan dan Program Pembangunan dan
16% Mitigasi Umum dan Penataan
pengelolaan air limbah upaya untuk mencapai Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemeliharaan Bangunan Gedung
Ruang
terpusat. (satuan: %) target dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
[ Tahun 2017:
Umum Umum
6,00% ]
Program Pengelolaan dan
- Pengembangan Sistem Air
Limbah
Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Infrastruktur Sanitasi (DAK) Bidang Infrastruktur Sanitasi
Ditingkatkan Program Pengembangan Kinerja
sebesar 10% Pengelolaan Air Minum dan Air -
Persentase penduduk Target tetap namun
menjadi sebesar Dinas Pekerjaan
6.2.1. (g)
drainase skala kota sepanjang 9.000 perlu ada peningkatan Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemeliharaan Bangunan Gedung
Mitigasi
sehingga tidak terjadi meter upaya untuk mencapai dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
genangan (satuan: meter) target Umum Umum
[ Tahun 2017: Program Pembangunan Saluran
-
3.020 meter ] Drainase/Gorong-gorong
Dinas Perumahan dan
Program Pengendalian
Kawasan Permukiman
Pencemaran dan Perusakan -
Lingkungan Hidup
yang terlayani sistem menjadi sebesar Target disesuaikan Program Pembangunan dan Program Pembangunan dan
Alternatif Umum dan Penataan
pengelolaan lumpur tinja. 90% dengan kemampuan. Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemeliharaan Bangunan Gedung
Ruang
(satuan: %) dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/ dan Infrastruktur Pelayanan Dasar/
[ Tahun 2017: Umum Umum
PDB per kapita. (satuan: perlu ada peningkatan Program Penanganan Panen dan
sebesar Rp15 juta Mitigasi -
juta rupiah) upaya untuk mencapai Pasca Panen Bahan Baku
target Program Optimalisasi Pengelolaan Program Optimalisasi Pengelolaan
[ Tahun 2017: Dinas Perikanan dan Pemasaran Hasil Produksi dan Pemasaran Hasil Produksi
Rp11,8 juta ] Perikanan Perikanan
Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Program Peningkatan Kualitas dan Program Peningkatan Kualitas dan
Terpadu Satu Pintu Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas Tenaga Kerja
dan Tenaga Kerja
Mitigasi
pekerja. (satuan: Rp/jam) Rp18.839,-/jam upaya untuk mencapai Terpadu Satu Pintu Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas Tenaga Kerja
target dan Tenaga Kerja
[ Tahun 2017:
Rp11.793,-/jam ]
Diturunkan
sebanyak 2.824 Program Peningkatan Promosi dan Program Peningkatan Promosi dan
Tingkat pengangguran Target tetap namun Dinas Penanaman Kerjasama Investasi Kerjasama Investasi
jiwa menjadi
terbuka berdasarkan jenis perlu ada peningkatan Modal dan Pelayanan
8.5.2*
Target 8.8. Melindungi hak-hak tenaga kerja dan mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan terjamin bagi semua pekerja, termasuk pekerja migran, khususnya pekerja migran perempuan, dan mereka
yang bekerja dalam pekerjaan berbahaya.
Tingkat frekuensi Diturunkan
kecelakaan kerja fatal dan sebesar 0,3%
Target tetap namun Dinas Penanaman
non-fatal, berdasarkan menjadi sebesar
perlu ada peningkatan Modal dan Pelayanan Program Perlindungan dan Program Perlindungan dan
8.8.1.
perlu ada peningkatan Modal dan Pelayanan Program Peningkatan Kesempatan Program Peningkatan Kesempatan
menerapkan norma K3. 149 unit Mitigasi
upaya untuk mencapai Terpadu Satu Pintu Kerja Kerja
(satuan: unit perusahaan) perusahaan
target dan Tenaga Kerja
[ Tahun 2017: 183
unit perusahaan ]
Alternatif
(a)
mancanegara. Ditingkatkan Target diturunkan sesuai Dinas Pariwisata, Pemasaran Pariwisata Pemasaran Pariwisata
menjadi sebanyak
wisatawan nusantara. Mitigasi peningkatan jumlah Pemuda dan
98.895 wisatawan Program Pengembangan Destinasi Program Pengembangan Destinasi
(satuan: wisatawan) kunjungan wisatawan Olahraga
Pariwisata Pariwisata
[ Tahun 2017: domestik.
65.385 wisatawan
]
Ditingkatkan Program Pengembangan Program Pengembangan
Jumlah Objek Daya Tarik sebanyak 17 Pemasaran Pariwisata Pemasaran Pariwisata
Wisata unggulan dan lokasi menjadi Target tetap namun
Dinas Pariwisata,
8.9.1. (d)
Perdagangan terhadap Mitigasi upaya yang sudah Menengah, Program Dana Alokasi Khusus
13,00%
PDRB (satuan: %) dijalankan Perdagangan dan - (DAK) Bidang Industri Kecil dan
[ Tahun 2017: Perindustrian Menengah
12,97% ] Program Dana Alokasi Khusus
-
(DAK) Bidang Pasar
Ditingkatkan
sebanyak 7 unit Dinas Koperasi,
menjadi sebanyak Perlu ada peningkatan Usaha Kecil Program Pengembangan Sistem Program Pengembangan Sistem
Jumlah BPR/LKM aktif
8.c.2
8 unit Mitigasi upaya yang sudah Menengah, Pendukung bagi Usaha Mikro Kecil Pendukung bagi Usaha Mikro Kecil
(unit)
dijalankan Perdagangan dan Menengah Menengah
[ Tahun 2017: 1 Perindustrian
unit ]
Alternatif
(satuan: %) sebesar 14,85% disesuaikan dengan Usaha Kecil Kecil dan Menengah Kecil dan Menengah
3,50% Mitigasi
PDRB pertanian (satuan: yang sudah dijalankan Perkebunan Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi
%) Hasil Peternakan Hasil Peternakan
[ Tahun 2017:
2,67% ]
Ditingkatkan Program Peningkatan Pemasaran
sebesar 2,65% Hasil Produksi -
Kontribusi Sektor
menjadi sebesar Pertanian/Perkebunan
perkebunan terhadap Meningkatkan upaya Dinas Peternakan dan
8.c.11
51,95% Mitigasi
PDRB Pertanian (satuan: yang sudah dijalankan Perkebunan Program Peningkatan
%) - Pemasaran Hasil Produksi
[ Tahun 2017:
49,30% ] Perkebunan
80,00% Mitigasi tambahan untuk Umum dan Penataan Program Dana Alokasi Khusus Program Dana Alokasi Khusus
baik dan sedang (satuan:
mencapai target. Ruang (DAK) Bidang Infrastruktur Jalan (DAK) Bidang Infrastruktur Jalan
%)
[ Tahun 2017: Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan
67,54% ] Jalan dan Jembatan Jalan dan Jembatan
100,00% Alternatif Umum dan Penataan (DAK) Bidang Infrastruktur Irigasi (DAK) Bidang Infrastruktur Irigasi
yang sudah ada sesuai kemampuan.
Ruang Program Pembangunan
dengan kewenangannya -
[ Tahun 2017: Infrastruktur Perdesaan
(satuan: %)
64,60% ] Program Pengembangan
-
Kawasan Strategis
Persentase kepemilikan Dibuat sebesar Minimum 50% jumlah Program Dokumen Kependudukan Program Dokumen Kependudukan
16.9.1. (a)
akta lahir untuk penduduk 50,00% anak yang lahir dari Dinas Kependudukan (DAK) (DAK)
Alternatif
40% berpendapatan penduduk miskin dan Pencatatan Sipil Program Penerbitan Dokumen Program Penerbitan Dokumen
bawah. (satuan: %) [ Tahun 2017: 0% memiliki akta kelahiran.
] Kependudukan Kependudukan
DAFTAR PUSTAKA
Alaudin. (2015, 12 01). Peta Geologi Regional Pulau Sumatera. Diambil kembali
dari AMUZIGI | Sumber Informasi Geologi dan Ilmu Bumi:
https://www.amuzigi.com/2015/11/peta-geologi-regional-lembar-pulau-
sumatera.html
Alaudin. (2016, Juni 02). Geologi Regional Lembar Painan dan Bagian Timurlaut
Lembar Muarasiberut, Sumatera. Diambil kembali dari AMUZIGI | Sumber
Informasi Geologi dan Ilmu Bumi:
https://www.amuzigi.com/2016/03/geologi-regional-lembar-painan-
sumatera.html
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan, Pemerintah Kabupaten Grobogan.
(2016). Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016-
2021. Grobogan: BLH Kabupaten Grobogan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Merangin. (2017). Kabupaten Merangin Dalam
Angka 2017. Bangko: BPS Kabupaten Merangin.
Bappeda Kabupaten Merangin. (2017). Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Merangin 2014-2018. Bangko: Bappeda
Merangin.
Defrijulka, W. (2017, Desember 12 ). 8 Rekomendasi Tempat Wisata di Bangko.
Diambil kembali dari Putramapa.com:
https://www.putramapa.com/2017/12/rekomendasi-tempat-wisata-di-
bangko.html
Hasibuan, M. (2016, Juni 02). Telaga Biru. Diambil kembali dari Dongan Group
Tour and Travel: https://mytraveeler.blogspot.co.id/2016/06/telaga-
biru_25.html
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia.
Kompas. (2017, Oktober 19). Sungai di Merangin Tercemar Tambang Emas.
Diambil kembali dari Pressreader:
https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20171019/2821750613
51755
Maulana, A. (2016, April 09). Peta Geologi Painan dan Muara Siberut. Diambil
kembali dari Ilmu Kebumian: http://www.majalahbatu.com/2016/04/peta-
geologi-painan-dan-muara-siberut.html
Negara Republik Indonesia. (2017). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan
Hidup Daerah KLHS-RPJMD Kabupaten Merangin Tahun 2019-
2023.
TARGET PENYELESAIAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI PENANGGUNG KETERANGAN/
NO URAIAN
MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- JAWAB OUTPUT
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Tahapan Persiapan Penyusunan
KLHS: Teridentifikasinya
a. Mengidentifikasi dan menganalisis pemangku kepentingan
pemangku kepentingan yang terlibat Bidang yang terlibat penyusunan
10
dalam penyusunan KLHS; Ekopraswil KLHS dan terkumpulnya
b. Mengumpulkan data data pendukung/
pendukung/sekunder terkait KLHS sekunder terkait KLHS
Kabupaten Merangin.
Tersusunnya daftar isu-
Tahapan Pra Pelingkupan
isu pembangunan
Penyusunan KLHS: Melaksanakan
berkelanjutan.
identifikasi isu-isu pembangunan POKJA TEKNIS,
Terkumpulnya data
berkelanjutan (daftar panjang) SEKRETARIAT
11 pendukung dari OPD
kemudian diolah dan dideskripsikan KLHS DAN
terkait program dan
dengan menggunakan data dan TENAGA AHLI
kegiatan yang
informasi dari dokumen-dokumen
berdampak terhadap
OPD
lingkungan.
Terlaksananya
Sosiliasi dan Bimtek Penyusunan
Bidang sosialisasi dan BIMTEK
Daya Dukung dan Daya Tampung
12 Ekopraswil dan DDDT Jasa Ekosistem
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
P3ES Kab. Merangin. PETA
Ekosistem Kabupaten Merangin
DDDT Kab. Merangin
Konsultasi Publik Tahap I:
Mengumpulkan seluruh stakeholder
terkait guna mengumpulkan informasi Terkumpulnya informasi
selengkap-lengkapnya, sekaligus POKJA TEKNIS, lengkap dan
penyampaian isu-isu pembangunan SEKRETARIAT tersampaikannya isu-isu
13
berkelanjutan dan kemudian KLHS DAN pembangunan
mengkerucutkan menjadi isu-isu TENAGA AHLI berkelanjutan kepada
strategis yang akan dikaji oleh stakeholder terkait
Tenaga Ahli, Pokja Teknis KLHS dan
Sekretariat Pokja KLHS
Focus Group Discussion (FGD)
Tahap Pelingkupan: Melakukan
POKJA TEKNIS, Dokumen awal KLHS
analisis dan kajian hasil dari
SEKRETARIAT yang sudah mencakup
14 klarifikasi dan verifikasi mengenai
KLHS DAN hasil kajian tahapan pra
daftar panjang serta data dan
TENAGA AHLI pelingkupan
informasi yang telah diidentifikasi
pada tahap pra pelingkupan.
TARGET PENYELESAIAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI PENANGGUNG KETERANGAN/
NO URAIAN
MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- JAWAB OUTPUT
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Focus Group Discussion (FGD)
Tahap Identifikasi dan Analisa
Baseline Data:
Melakukan kajian dan Analisa secara
mendalam terkait isu-isu strategis POKJA TEKNIS, Dokumen lanjutan KLHS
KLHS RPJMD Kabupaten Merangin SEKRETARIAT yang memuat kajian
15
yang telah ditetapkan serta KLHS DAN terhadap DDDT Jasa
menentukan permodelan TENAGA AHLI ekosistem Kab. Merangin
pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan berbasiskan
kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan
Focus Group Discussion (FGD)
Tahap Pengkajian dengan rincian:
Dokumen KLHS yang
a. melaksanakan Identifikasi dan
memuat isu
perumusan isu Pembangunan
pembangunan
Berkelanjutan b. Melaksanakan
POKJA TEKNIS, berkelajutan, hasil
Identifikasi materi muatan Kebijakan,
SEKRETARIAT identifikasi Kebijakan,
16 Rencana, dan/atau Program yang
KLHS DAN Rencana dan/atau
berpotensi menimbulkan pengaruh
TENAGA AHLI Program yang berpotensi
terhadap kondisi Lingkungan Hidup;
menimbulkan pengaruh
dan c. menganalisis pengaruh hasil
terhadap kondisi
identifikasi dan perumusan
lingkungan
sebagaimana dimaksud pada a dan
huruf b.
Tahapan Penjaminan Kualitas
KLHS melalui Penilaian Mandiri oleh
Pokja Teknis KLHS, Sekretariat
POKJA TEKNIS,
Pokja KLHS dan Tenaga Ahli.
SEKRETARIAT Terjaminnya kualitas
17 Tujuan: Memastikan kualitas dan
KLHS DAN KLHS yang disusun
proses pembuatan dan pelaksanaan
TENAGA AHLI
KLHS dilaksakan sesuai
sebagaimana ketentuan yang
berlaku.
POKJA TEKNIS, Dokumen KLHS yang
Pendokumentasian KLHS memuat SEKRETARIAT siap untuk divalidasi ke
18
tentang : KLHS DAN Dinas Lingkungan Hidup
TENAGA AHLI Provinsi
a. dasar pertimbangan kebijakan,
sda sda
rencana dan/atau program
TARGET PENYELESAIAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI PENANGGUNG KETERANGAN/
NO URAIAN
MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- JAWAB OUTPUT
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
b. metode, teknis, rangkaian langkah-
langkah dan hasil pengkajian
pengaruh kebijakan, rencana, sda sda
dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup
c. metode, teknik, rangkaian langkah-
langkah dan hasil perumusan
sda sda
altenatif memuat Kebijakan,
Rencana, dan/atau program;
d. Pertimbangan, muatan, dan
konsekuensi rekomendasi perbaikan
untuk pengambangilan keputusan
sda sda
Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program yang mengintegrasikan
prinsip Pembangunan Berkelanjutan
e. gambaran pengintegrasian hasil
KLHS dalam Kebijakan, Rencana, sda sda
dan/atau Program
f. Pelaksanaan partisipasi
masyarakat dan keterbukaan sda sda
informasi KLHS
g. hasil penjaminan kualitas KLHS sda sda
POKJA TEKNIS,
Validasi Kajian Lingkungan Hidup SEKRETARIAT Terbitnya Persetujuan
19
Strategis KLHS DAN Validasi KLHS
TENAGA AHLI
Konsultasi Publik Tahap II dan
POKJA TEKNIS,
penyampaian rekomendasi hasil Disepakatinya dokumen
SEKRETARIAT
20 kajian Tenaga Ahli, Pokja Teknis KLHS oleh stakeholder
KLHS DAN
KLHS dan Sekretariat POKJA terkait
TENAGA AHLI
KLHS
POKJA TEKNIS, Dokumen lengkap
SEKRETARIAT diarsipkan dan ditelaah
21 Penyerahan Dokumen KLHS
KLHS DAN untuk penyusunan
TENAGA AHLI RPJMD
Monitoring, Evaluasi dan
22
Pelaporan