7190-Article Text-13732-1-10-20180531
7190-Article Text-13732-1-10-20180531
08
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
Abstract: The objective of this research was to determine: the correlation between creative thinking
and ability of reading comprehension with the ability of writing short stories through both separately
and simultaneously. The study was conducted on SD Strada Bhakti Nusa Tangerang in 2015 with 40
samples taken by using simple total sampling. The technique used to analyze the data was the
statistical technique of regression and correlation. The results of this research showed that there was a
positive correlation between: (1) creative thinking with ability of reading comprehension, (2) ability
of reading comprehension with ability of writing short stories, (3) creative thinking, ability of reading
comprehension with ability of writing short stories. Based on the research results, it could be
concluded that the ability of reading comprehension had a greater contribution to the ability of writing
short stories compared with creative thinking. However, creative thinking and the ability of reading
comprehension have contribution jointly to the ability to write short stories
Keywords: Creative thinking, ability of reading comprehension, ability of writing short Stories
Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berpikir kreatif dan kemampuan
membaca pemahaman dengan kemampuan menulis cerpen terpisah dan simultan. Penelitian dilakukan
pada siswa Sekolah Dasar Strada Bhakti Nusa Tangerang pada tahun 2015 dengan 40 sampel diambil
dengan menggunakan simple total sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik statistik regresi dan korelasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara: (1) berpikir kreatif dengan kemampuan
membaca pemahaman, (2) kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis cerpen,
(3) berpikir kreatif dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama dengan kemampuan
menulis cerpen. Dengan demikian kemampuan membaca pemahaman memiliki kontribusi lebih besar
terhadap kemampuan menulis cerpen dibandingkan dengan berpikir kreatif. Akan tetapi, berpikir
kreatif dan kemampuan membaca pemahaman memiliki kontribusi secara bersama-sama terhadap
kemampuan menulis cerpen.
Kata kunci : Berpikir kreatif, kemampuan membaca pemahaman, dan kemampuan menulis cerpen
98
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
99
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
100
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
proses berpikir membaca mencakup Begitu juga dari hal-hal yang global
aktivitas pengenalan kata, pemahaman ke hal-hal yang rinci. Menurut Rubin dalam
literal, interpretasi, kritis, dan pemahaman Sumadyo (2011) membaca pemahaman
kreatif. Mengingat pentingnya pengajaran adalah proses intelektual yang kompleks
dalam proses belajar mengajar, maka yang mencakup dua kemampuan berpikir
sebaiknya seorang guru lebih mengetahui tentang konsep verbal sedangkan menurut
semua hal tentang materi membaca. Dengan Kundharu (2012) membaca pemahaman
demikian siswa akan tertarik dan memiliki adalah membaca dengan penuh penghayatan
minat yang tinggi untuk mempelajarinya. untuk menyerap apa yang harus dikuasai
Apabila siswa telah memiliki minat yang siswa atau pembaca. Membaca pemahaman
tinggi untuk membaca, maka setiap adalah roses pemahaman dan terjadi saat-
pelajaran, terutama pelajaran Bahasa saat ketika individu membaca (Mcnamara &
Indonesia akan terasa menyenangkan. Kendeou, 2011).
Membaca di Sekolah Dasar Jadi membaca pemahaman adalah
merupakan landasan bagi tingkat pendidikan aktivitas membaca yang ditempuh dengan
yang lebih tinggi. Membaca yang dimaksud sangat teliti, biasanya agak lambat, dengan
disini adalah bukan hanya sekadar membaca tujuan memahami keseluruhan isi bacaan
saja tetapi peserta didik di tuntut untuk dapat kedalam-dalamnya agar pesan yang
benar – benar mengerti isi dari bacaan disampaikan lebih merasuk ke otak dan hati,
tersebut. Jenis membaca ini adalah membaca baik itu berupa pokok-pokok pikiran dalam
pemahaman. Membaca pemahaman paragraf maupun pikiran penjelas yang
dianggap sebagai salah satu kunci terdapat dalam bacaan baik bacaan fiksi
pemerolehan ilmu karena titik tekannya maupun bacaan yang lain.
adalah persoalan pemahaman yang Pada dasarnya peserta didik belum
mendalam, pemahaman ide-ide naskah dari sepenuhnya menyadari bahwa kegiatan
ide-ide pokok sampai ide penjelas. menulis adalah salah satu kegiatan yang
Membaca Pemahaman adalah salah satu penting dalam pembelajaran. Hal ini terlihat
keterampilan dasar yang harus diajarkan karena peserta didik tidak jarang mendapat
kepada anak-anak di tahun-tahun pertama nilai rendah pada mata pelajaran yang terkait
sekolah dasar (Papatga & Ersoy, 2016). dengan menulis. Faktor yang menyebabkan
peserta didik mendapatkan nilai rendah pada
101
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
mata pelajaran yang terkait dengan menulis skor terendah 0 dan skor tertinggi 85.
adalah peserta didik kurang dapat berpikir Rentang skor teoritik terendah responden
dengan kreatif dalam menyampaikan ide adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran skor
yang ingin disampaikan serta kurang variabel kemampuan menulis cerpen dalam
mampunya siswa dalam memahami bacaan bentuk tabel distribusi frekuensi tampak
dengan baik yang berkaitan dengan pada Tabel 1 berikut
permasalahan atau kondisi yang akan ditulis
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Skor
oleh peserta didik Kemampuan Menulis Cerpen
Kelas Frek. Frek.Relatif Frek.
METODE Interval Absolut (%) Kumulatif
Pendekatan yang digunakan dalam (%)
63-66 2 5 5
pendekatan kuantitatif dengan metode
67-70 7 17.5 22.5
survey (studi korelasional) yang 71-74 4 10 32.5
menggambarkan tentang variabel-variabel 75-78 14 35 67.5
yang diteliti, sekaligus menyelidiki 79-82 8 20 87.5
83-86 5 12.5 100
hubungan antar variabel. Penelitian ini untuk
40 100
mengetahui hubungan antara variabel
kemampuan menulis cerpen sebagai variabel
Jumlah sampel berpikir kreatif
terikat (Y) yang dimiliki siswa dengan
yaitu 40 orang dengan skor total 3555.
variabel bebas berpikir kreatif sebagai (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
dan kemampuan membaca pemahaman
nilai rata-rata skor variabel berpikir kreatif =
sebagai (X2) yang diteliti.
88,875 dan standar deviasi = 13,48,
HASIL selanjutnya modus = 98,23 dan median =
101,27. Dilihat secara empirik skor terendah
Jumlah sampel tes kemampuan menulis
63 dan skor tertinggi 110. Rentang skor
cerpen berjumlah 40 orang dengan skor total
teoritik terendah responden adalah 61 dan
3040 Berdasarkan hasil perhitungan,
tertinggi 120. Sebaran skor variabel berpikir
diperoleh nilai rata-rata skor variabel
kreatif dalam bentuk distribusi tampak pada
kemampuan menulis cerpen = 76, standar
tabel berikut ini
deviasi = 5,354. Selanjutnya modus= 75,9
dan median = 80,5. Dilihat secara empirik
102
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
103
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
dengan kemampuan menulis cerpen yaitu berbeda dari yang sudah ada. Kemampuan
(ry1)=0.456. Artinya 20,79% variasi yang berpikir kreatif memberikan sumbangan
terjadi pada kemampuan menulis cerpen terhadap kemampuan menulis cerpen. Hal
dapat dijelaskan oleh variasi berpikir kreatif. ini dapat berupa sumbangan gagasan yang
dapat membantu menulis cerpen.
Hasil pengujian analisis statistik
tersebut menunjukkan bahwa berpikir kreatif Hipotesis kedua yang diajukan dalam
memberikan kontribusi yang signifikan penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
terhadap kemampuan menulis cerpen, positif antara kemampuan membaca
dimana semakin tinggi berpikir kreatif maka pemahaman (X2) dengan kemampuan
semakin tinggi pula kemampuan menulis menulis cerpen (Y). Perhitungan analisis
cerpen siswa. Sebaliknya semakin rendah regresi sederhana berdasarkan data variabel
berpikir kreatif maka semakin rendah pula kemampuan menulis cerpen atas
kemampuan menulis cerpen. Dengan kemampuan membaca pemahaman
demikian dapat dijelaskan bahwa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,594
kemampuan menulis cerpen pada siswa akan dan konstanta b sebesar 92,676. Dengan
sangat ditentukan oleh berpikir kreatif. Hasil demikian bentuk hubungan antara kedua
penelitian ini juga didukung oleh penelitian variabel tersebut dapat digambarkan melalui
yang pernah dilakukan oleh Atika Wulan persamaan regresi Ŷ=92,676+0,594x2.
Diniarti dengan judul hubungan antara
Model regresi tersebut mengandung
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
arti bahwa apabila kemampuan membaca
memahami gambar berseri dengan hasil
pemahaman ditingkatkan satu poin, maka
belajar mengarang siswa kelas 5 SDN ceger
kemampuan menulis cerpen cenderung
bogor. Kesimpulan dari penelitian yang
meningkat sebesar 0,594 poin pada
dilakukan adalah kemampuan berpikir
konstanta 92,676. Kekuatan hubungan
kreatif memiliki hubungan positif dan
antara variabel kemampuan membaca
signifikan dengan hasil belajar mengarang.
pemahaman (X2) dengan kemampuan
Hal ini didukung oleh pendapat Shaleh menulis cerpen (Y) ditujukan oleh koefesien
(2004: 209) yang mendefinisikan korelasi (ry2) sebesar 0,359. Koefesien
kemampuan berpikir kreatif sebagai berpikir determinasi merupakan kuadrat dari
untuk menciptakan sesuatu yang baru koefesien korelasi antara kemampuan
104
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
membaca pemahaman dengan kemampuan memaknai apa yang ada dalam bacaan
menulis cerpen yaitu (ry2)2 = 0,359. Artinya seperti yang dimaksud oleh penulis tidak
12,89% variasi yang terjadi pada hanya berdasarkan persepsinya sendiri.
kemampuan menulis cerpen dapat dijelaskan Cerita pendek dapat membantu siswa
oleh kemampuan membaca pemahaman. mengembangkan keterampilan menulis
Jadi, kontribusi terbanyak adalah berpikir mereka (Ibnian, 2010). Dengan demikian
kreatif terhadap kemampuan menulis cerpen membaca pemahaman memiliki kontribusi
pada siswa kelas V SD. terhadap kemampuan menulis cerpen,
karena dengan membaca pemahaman siswa
Hasil pengujian analisis statistik
mampu menyerap dan menafsirkan bacaan
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
sehingga dapat memudahkan siswa dalam
membaca pemahaman memberikan
menulis cerpen.
kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan menulis cerpen, dimana Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
semakin tinggi kemampuan membaca penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
pemahaman maka semakin tinggi pula positif antara berpikir kreatif (X1),
kemampuan menulis cerpen. Sebaliknya kemampuan membaca pemahaman (X2)
semakin rendah kemampuan membaca secara bersama-sama dengan kemampuan
pemahaman maka semakin rendah pula menulis cerpen (Y). Hasil analisis regresi
kemampuan menulis cerpen. Dengan ganda antara berpikir kreatif (X1) dan
demikian dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca pemahaman (X2) dan
kemampuan menulis cerpen pada siswa akan kemampuan menulis cerpen (Y) atas
sangat ditentukan oleh kemampuan kemampuan membaca pemahaman
membaca pemahamannya. diperoleh harga koefesien arah regresi ganda
dengan konstanta a0 sebesar 73,642 koesien
Menurut Kundharu (2012:84)
arah regresinya b1 sebesar 0,1512 untuk
membaca pemahaman adalah membaca
berpikir kreatif ,dan b2 sebesar -0,394 untuk
dengan penuh penghayatan untuk menyerap
kemampuan membaca pemahaman. Dengan
apa yang harus dikuasai siswa atau pembaca.
demikian bentuk hubungan antara kedua
Pemahaman merupakan aktivitas dialog
variabel bebas secara bersama-sama dengan
antara pembaca dan penulis sehingga
variabel terikat tersebut dapat digambarkan
pembaca harus dapat menafsirkan atau
105
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
106
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
107
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
108