Anda di halaman 1dari 11

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.091.

08
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

HUBUNGAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA


PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA
KELAS V SEKOLAH DASAR STRADA BHAKTI NUSA

Francine Avanti Samino


Universitas Atmajaya Jakarta
cello.francine@gmail.com

Abstract: The objective of this research was to determine: the correlation between creative thinking
and ability of reading comprehension with the ability of writing short stories through both separately
and simultaneously. The study was conducted on SD Strada Bhakti Nusa Tangerang in 2015 with 40
samples taken by using simple total sampling. The technique used to analyze the data was the
statistical technique of regression and correlation. The results of this research showed that there was a
positive correlation between: (1) creative thinking with ability of reading comprehension, (2) ability
of reading comprehension with ability of writing short stories, (3) creative thinking, ability of reading
comprehension with ability of writing short stories. Based on the research results, it could be
concluded that the ability of reading comprehension had a greater contribution to the ability of writing
short stories compared with creative thinking. However, creative thinking and the ability of reading
comprehension have contribution jointly to the ability to write short stories

Keywords: Creative thinking, ability of reading comprehension, ability of writing short Stories

Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berpikir kreatif dan kemampuan
membaca pemahaman dengan kemampuan menulis cerpen terpisah dan simultan. Penelitian dilakukan
pada siswa Sekolah Dasar Strada Bhakti Nusa Tangerang pada tahun 2015 dengan 40 sampel diambil
dengan menggunakan simple total sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik statistik regresi dan korelasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara: (1) berpikir kreatif dengan kemampuan
membaca pemahaman, (2) kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis cerpen,
(3) berpikir kreatif dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama dengan kemampuan
menulis cerpen. Dengan demikian kemampuan membaca pemahaman memiliki kontribusi lebih besar
terhadap kemampuan menulis cerpen dibandingkan dengan berpikir kreatif. Akan tetapi, berpikir
kreatif dan kemampuan membaca pemahaman memiliki kontribusi secara bersama-sama terhadap
kemampuan menulis cerpen.

Kata kunci : Berpikir kreatif, kemampuan membaca pemahaman, dan kemampuan menulis cerpen

98
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PENDAHULUAN Penelitian yang telah dilakukan


menempatkan kreativitas sebagai komposisi
Bahasa Indonesia digunakan sebagai
dan komponen penting dalam menulis
bahasa pengantar pendidikan di setiap jenis
(Flower and Hayes; 1981, Peter Elbow;
jenjang pendidikan. Bahasa memiliki peran
1983, Carey and Flower ;1989)
sentral dalam perkembangan intelektual,
Dalam hal ini yang merupakan
sosial dan emosional, serta memegang
belahan otak kiri adalah perencanaan
peranan penting dalam upaya meningkatkan
outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan
mutu pendidikan dasar khususnya di
kembali, penelitian dan tanda baca.
Sekolah Dasar (SD), yaitu mempercepat
Sementara itu yang termasuk belahan otak
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
kanan adalah semangat, spontanitas, emosi,
karena bahasa Indonesia merupakan sarana
warna, imajinasi, gairah dan kegembiraan.
berpikir untuk menumbuh kembangkan cara
Sementara Tarigan (2008) berpendapat
berpikir logis, sistematis, kritis, dan kreatif.
bahwa menulis adalah menurunkan atau
Keterampilan membaca diperlukan
melukiskan lambang-lambang grafik yang
dalam membuka cakrawala wawasan dan
menggambarkan suatu bahasa yang
menambah ilmu pengetahuan, sedangkan
dipahami oleh seseorang sehingga orang-
keterampilan menulis diperlukan dalam
orang lain dapat membaca lambang-lambang
mengungkapkan dan mempublikasikan
grafik tersebut. Menulis merupakan suatu
gagasan - gagasan serta ide pikiran dalam
keterampilan berbahasa yang besar
bentuk tulisan. Begitu juga halnya dengan
pengaruhnya dalam meningkatkan
keterampilan menyimak dan keterampilan
kemampuan intelektual peserta didik karena
berbicara sangat diperlukan dalam membina
dengan menulis peserta didik akan mampu
komunikasi lisan dengan orang lain.
mengungkapkan gagasan dan pemikirannya
Keterampilan menulis merupakan
dalam suatu kerangka berpikir yang logis
bagian penting dalam proses belajar yang
dan sistematis serta membantu peserta didik
dialami oleh peserta didik selama di sekolah.
untuk berpikir secara kritis dan logis serta
Menurut De Porter dan Hernacki (2003)
dapat mengungkapkan pendapat yang utuh.
menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas
Pembelajaran keterampilan menulis
seluruh otak menggunakan belahan otak
memiliki berbagai macam bentuk. Salah
kanan (emosional) dan otak kiri (logika).
satunya adalah keterampilan menulis cerita

99
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

pendek atau cerpen. Pembelajaran menulis pengetahuan sebagaimana dimiliki oleh


cerita pendek (cerpen) penting bagi peserta orang-orang dan membuat lompatan yang
didik sekolah dasar karena cerpen dapat memungkinkan mereka memandang segala
dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi sesuatu dengan cara-cara baru. Pemikiran
dan menuangkan pikiran. Menurut Edgar kreatif memiliki tempat penting dalam hidup
Allan Poe dalam Djojosuroto (2006) kita. Individu harus tahu cara berpikir kreatif
menjelaskan bahwa cerpen adalah sebuah untuk meningkatkan diri dan bermanfaat
cerita yang selasai dibaca dalam sekali bagi orang lain, karena kreativitas
duduk, kira–kira berkisar antara setengah ditemukan di setiap individu dan yang
sampai dua jam. Sedangkan Sumardjo penting adalah untuk mengungkapkannya
menjelaskan cerpen adalah cerita yang (Aldig & Arseven, 2017)
membatasi diri dalam membahas salah satu Selanjutnya Good and Brophy
unsur dalam aspek yang terkecil. Cerpen (1990) menjelaskan bahwa tes kemampuan
sebagai salah satu karya sastra pada berpikir kreatif biasa menggunakan tes
dasarnya merupakan bentuk pencitraan model Guilford dimana tes tersebut mengacu
kehidupan manusia. pada empat ciri kreativitas yaitu kelancaran
Peserta didik akan mampu (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian
mengungkapkan idenya dan pemikirannya (originality), dan elaborasi (elaboration).
dalam suatu tulisan bila ia memiliki daya Hal ini juga didukukung oleh pendapat
imajinasi dan cara berpikir kreatif yang Rakhmad (2007) berpikir kreatif dengan
tinggi. Kemampuan berpikir peserta didik konsep berpikir konvergen dan divergen
yang kreatif ini harus terus dirangsang agar yang dapat diukur dengan fluency,
peserta didik mempunyai kemampuan flexibilitas dan originality.
memecahkan masalah sendiri dari berbagai Tulisan yang dihasilkan oleh peserta
sudut pandang dengan menggunakan ide dan didik harus mencerminkan gagasan peserta
keterampilan yang mereka miliki. Shaleh didik dari pengalamannya sehari – hari,
(2004) mendefinisikan kemampuan berpikir maka peserta didik juga harus memiliki
kreatif sebagai berpikir untuk menciptakan keterampilan membaca yang baik. Membaca
sesuatu yang baru berbeda dari yang sudah bukan suatu hal yang dapat dianggap sepele.
ada sedangkan menurut De Potter dan Menurut Safi`ie dalam Somadayo (2011)
Hernacki (2000) orang kreatif menggunakan menyampaikan membaca sebagai suatu

100
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

proses berpikir membaca mencakup Begitu juga dari hal-hal yang global
aktivitas pengenalan kata, pemahaman ke hal-hal yang rinci. Menurut Rubin dalam
literal, interpretasi, kritis, dan pemahaman Sumadyo (2011) membaca pemahaman
kreatif. Mengingat pentingnya pengajaran adalah proses intelektual yang kompleks
dalam proses belajar mengajar, maka yang mencakup dua kemampuan berpikir
sebaiknya seorang guru lebih mengetahui tentang konsep verbal sedangkan menurut
semua hal tentang materi membaca. Dengan Kundharu (2012) membaca pemahaman
demikian siswa akan tertarik dan memiliki adalah membaca dengan penuh penghayatan
minat yang tinggi untuk mempelajarinya. untuk menyerap apa yang harus dikuasai
Apabila siswa telah memiliki minat yang siswa atau pembaca. Membaca pemahaman
tinggi untuk membaca, maka setiap adalah roses pemahaman dan terjadi saat-
pelajaran, terutama pelajaran Bahasa saat ketika individu membaca (Mcnamara &
Indonesia akan terasa menyenangkan. Kendeou, 2011).
Membaca di Sekolah Dasar Jadi membaca pemahaman adalah
merupakan landasan bagi tingkat pendidikan aktivitas membaca yang ditempuh dengan
yang lebih tinggi. Membaca yang dimaksud sangat teliti, biasanya agak lambat, dengan
disini adalah bukan hanya sekadar membaca tujuan memahami keseluruhan isi bacaan
saja tetapi peserta didik di tuntut untuk dapat kedalam-dalamnya agar pesan yang
benar – benar mengerti isi dari bacaan disampaikan lebih merasuk ke otak dan hati,
tersebut. Jenis membaca ini adalah membaca baik itu berupa pokok-pokok pikiran dalam
pemahaman. Membaca pemahaman paragraf maupun pikiran penjelas yang
dianggap sebagai salah satu kunci terdapat dalam bacaan baik bacaan fiksi
pemerolehan ilmu karena titik tekannya maupun bacaan yang lain.
adalah persoalan pemahaman yang Pada dasarnya peserta didik belum
mendalam, pemahaman ide-ide naskah dari sepenuhnya menyadari bahwa kegiatan
ide-ide pokok sampai ide penjelas. menulis adalah salah satu kegiatan yang
Membaca Pemahaman adalah salah satu penting dalam pembelajaran. Hal ini terlihat
keterampilan dasar yang harus diajarkan karena peserta didik tidak jarang mendapat
kepada anak-anak di tahun-tahun pertama nilai rendah pada mata pelajaran yang terkait
sekolah dasar (Papatga & Ersoy, 2016). dengan menulis. Faktor yang menyebabkan
peserta didik mendapatkan nilai rendah pada

101
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

mata pelajaran yang terkait dengan menulis skor terendah 0 dan skor tertinggi 85.
adalah peserta didik kurang dapat berpikir Rentang skor teoritik terendah responden
dengan kreatif dalam menyampaikan ide adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran skor
yang ingin disampaikan serta kurang variabel kemampuan menulis cerpen dalam
mampunya siswa dalam memahami bacaan bentuk tabel distribusi frekuensi tampak
dengan baik yang berkaitan dengan pada Tabel 1 berikut
permasalahan atau kondisi yang akan ditulis
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Skor
oleh peserta didik Kemampuan Menulis Cerpen
Kelas Frek. Frek.Relatif Frek.
METODE Interval Absolut (%) Kumulatif
Pendekatan yang digunakan dalam (%)
63-66 2 5 5
pendekatan kuantitatif dengan metode
67-70 7 17.5 22.5
survey (studi korelasional) yang 71-74 4 10 32.5
menggambarkan tentang variabel-variabel 75-78 14 35 67.5
yang diteliti, sekaligus menyelidiki 79-82 8 20 87.5
83-86 5 12.5 100
hubungan antar variabel. Penelitian ini untuk
40 100
mengetahui hubungan antara variabel
kemampuan menulis cerpen sebagai variabel
Jumlah sampel berpikir kreatif
terikat (Y) yang dimiliki siswa dengan
yaitu 40 orang dengan skor total 3555.
variabel bebas berpikir kreatif sebagai (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
dan kemampuan membaca pemahaman
nilai rata-rata skor variabel berpikir kreatif =
sebagai (X2) yang diteliti.
88,875 dan standar deviasi = 13,48,
HASIL selanjutnya modus = 98,23 dan median =
101,27. Dilihat secara empirik skor terendah
Jumlah sampel tes kemampuan menulis
63 dan skor tertinggi 110. Rentang skor
cerpen berjumlah 40 orang dengan skor total
teoritik terendah responden adalah 61 dan
3040 Berdasarkan hasil perhitungan,
tertinggi 120. Sebaran skor variabel berpikir
diperoleh nilai rata-rata skor variabel
kreatif dalam bentuk distribusi tampak pada
kemampuan menulis cerpen = 76, standar
tabel berikut ini
deviasi = 5,354. Selanjutnya modus= 75,9
dan median = 80,5. Dilihat secara empirik

102
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tes


berpikir kreatif Kemampuan Membaca Pemahaman

Kelas Frek. Frek. Frek. Frek. Frek.


Interval Absolut Relatif Kumulatif Kelas Frek.
Relatif Kumulatif
(%) (%) Interval Absolut
63-70 4 10 10 (%) (%)
71-78 6 15 25 22-23 3 7,5 7,5
79-86 6 15 40
24-25 6 15 22,5
87-94 6 15 55
95-102 13 32.5 87.5 26-27 8 20 42,5
103-110 5 12.5 100 28-29 6 15 57,5
40 100 30-31 12 30 87,5
32-33 5 12,5 100
Tabel 2 di atas memperlihatkan
40 100
responden yang memperoleh kelompok skor
tertinggi (103-110) berjumlah 5 orang
(12.5%), responden yang memperoleh
PEMBAHASAN
kelompok skor terendah berjumlah 4 orang
Hipotesis pertama yang diajukan
(10%).
dalam penelitian ini menyatakan terdapat
Jumlah sampel yang mengikuti tes
menyatakan terdapat hubungan positif
kemampuan membaca pemahaman
berpikir kreatif (X1) dengan kemampuan
berjumlah 40 orang dengan skor total 1123.
menulis cerpen (Y). Perhitungan analisis
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
regresi sederhana berdasarkan data variabel
nilai rata-rata skor variabel kemampuan
kemampuan menulis cerpen atas berpikir
membaca pemahaman = 28,075 dan standar
kreatif menghasilkan regresi b sebesar 0,181
deviasi = 3.237. Selanjutnya modus = 30,58
dan konstanta a sebesar 59,889.
dan median = 32. Dilihat secara empirik
skor terendah 22 dan skor tertinggi 33. Kekuatan hubungan antara variabel
Rentang skor teoritik terendah responden berpikir kreatif (X1) dengan kemampuan
adalah 0 dan tertinggi 100. Sebaran skor menulis cerpen (Y) ditunjukkan oleh
variabel kemampuan membaca pemahaman koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,456. Uji
dalam bentuk distribusi tampak pada tabel Koefisien determinasi merupakan kuadrat
berikut ini : dari koefisien korelasi antara berpikir kreatif

103
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dengan kemampuan menulis cerpen yaitu berbeda dari yang sudah ada. Kemampuan
(ry1)=0.456. Artinya 20,79% variasi yang berpikir kreatif memberikan sumbangan
terjadi pada kemampuan menulis cerpen terhadap kemampuan menulis cerpen. Hal
dapat dijelaskan oleh variasi berpikir kreatif. ini dapat berupa sumbangan gagasan yang
dapat membantu menulis cerpen.
Hasil pengujian analisis statistik
tersebut menunjukkan bahwa berpikir kreatif Hipotesis kedua yang diajukan dalam
memberikan kontribusi yang signifikan penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
terhadap kemampuan menulis cerpen, positif antara kemampuan membaca
dimana semakin tinggi berpikir kreatif maka pemahaman (X2) dengan kemampuan
semakin tinggi pula kemampuan menulis menulis cerpen (Y). Perhitungan analisis
cerpen siswa. Sebaliknya semakin rendah regresi sederhana berdasarkan data variabel
berpikir kreatif maka semakin rendah pula kemampuan menulis cerpen atas
kemampuan menulis cerpen. Dengan kemampuan membaca pemahaman
demikian dapat dijelaskan bahwa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,594
kemampuan menulis cerpen pada siswa akan dan konstanta b sebesar 92,676. Dengan
sangat ditentukan oleh berpikir kreatif. Hasil demikian bentuk hubungan antara kedua
penelitian ini juga didukung oleh penelitian variabel tersebut dapat digambarkan melalui
yang pernah dilakukan oleh Atika Wulan persamaan regresi Ŷ=92,676+0,594x2.
Diniarti dengan judul hubungan antara
Model regresi tersebut mengandung
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
arti bahwa apabila kemampuan membaca
memahami gambar berseri dengan hasil
pemahaman ditingkatkan satu poin, maka
belajar mengarang siswa kelas 5 SDN ceger
kemampuan menulis cerpen cenderung
bogor. Kesimpulan dari penelitian yang
meningkat sebesar 0,594 poin pada
dilakukan adalah kemampuan berpikir
konstanta 92,676. Kekuatan hubungan
kreatif memiliki hubungan positif dan
antara variabel kemampuan membaca
signifikan dengan hasil belajar mengarang.
pemahaman (X2) dengan kemampuan
Hal ini didukung oleh pendapat Shaleh menulis cerpen (Y) ditujukan oleh koefesien
(2004: 209) yang mendefinisikan korelasi (ry2) sebesar 0,359. Koefesien
kemampuan berpikir kreatif sebagai berpikir determinasi merupakan kuadrat dari
untuk menciptakan sesuatu yang baru koefesien korelasi antara kemampuan

104
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

membaca pemahaman dengan kemampuan memaknai apa yang ada dalam bacaan
menulis cerpen yaitu (ry2)2 = 0,359. Artinya seperti yang dimaksud oleh penulis tidak
12,89% variasi yang terjadi pada hanya berdasarkan persepsinya sendiri.
kemampuan menulis cerpen dapat dijelaskan Cerita pendek dapat membantu siswa
oleh kemampuan membaca pemahaman. mengembangkan keterampilan menulis
Jadi, kontribusi terbanyak adalah berpikir mereka (Ibnian, 2010). Dengan demikian
kreatif terhadap kemampuan menulis cerpen membaca pemahaman memiliki kontribusi
pada siswa kelas V SD. terhadap kemampuan menulis cerpen,
karena dengan membaca pemahaman siswa
Hasil pengujian analisis statistik
mampu menyerap dan menafsirkan bacaan
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
sehingga dapat memudahkan siswa dalam
membaca pemahaman memberikan
menulis cerpen.
kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan menulis cerpen, dimana Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
semakin tinggi kemampuan membaca penelitian ini menyatakan terdapat hubungan
pemahaman maka semakin tinggi pula positif antara berpikir kreatif (X1),
kemampuan menulis cerpen. Sebaliknya kemampuan membaca pemahaman (X2)
semakin rendah kemampuan membaca secara bersama-sama dengan kemampuan
pemahaman maka semakin rendah pula menulis cerpen (Y). Hasil analisis regresi
kemampuan menulis cerpen. Dengan ganda antara berpikir kreatif (X1) dan
demikian dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca pemahaman (X2) dan
kemampuan menulis cerpen pada siswa akan kemampuan menulis cerpen (Y) atas
sangat ditentukan oleh kemampuan kemampuan membaca pemahaman
membaca pemahamannya. diperoleh harga koefesien arah regresi ganda
dengan konstanta a0 sebesar 73,642 koesien
Menurut Kundharu (2012:84)
arah regresinya b1 sebesar 0,1512 untuk
membaca pemahaman adalah membaca
berpikir kreatif ,dan b2 sebesar -0,394 untuk
dengan penuh penghayatan untuk menyerap
kemampuan membaca pemahaman. Dengan
apa yang harus dikuasai siswa atau pembaca.
demikian bentuk hubungan antara kedua
Pemahaman merupakan aktivitas dialog
variabel bebas secara bersama-sama dengan
antara pembaca dan penulis sehingga
variabel terikat tersebut dapat digambarkan
pembaca harus dapat menafsirkan atau

105
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

melalui persamaan regresi Ŷ = 20,79 % yang dijelaskan melalui persamaan


73,642+0,1512X1-0,394X2. regresi Ŷ=59,889+ 0,181x1. Temuan ini
memberikan makna bahwa semakin tinggi
Kekuatan koefesien korelasi ganda
berpikir kreatif, makin tinggi pula
antara variabel X1 dan variabel X2 dengan
kemampuan menulis cerpen.
variabel menghasilkan koefesien korelasi
ganda r=0,509. Temuan ini membuktikan Hipotesis kedua menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif antara terdapat hubungan positif antara
berpikir kreatif dan kemampuan membaca kemampuan membaca pemahaman (X2)
pemahaman dengan kemampuan menulis dengan kemampuan menulis cerpen (Y)
cerpen. Koefesien determinasi (ry.12) adalah pada siswa kelas V SD Strada Bhakti Nusa.
sebesar (ry.12)2 = (0,509)2 Artinya 25,90% Dengan koefisien korelasi 0,359 dengan
variasi yang terjadi pada kemampuan kontribusi 12,89% yang dijelaskan melalui
menulis cerpen dapat dijelaskan oleh variasi persamaan regresi Ŷ =92,676+0,594x2.
berpikir kreatif dan kemampuan membaca Temuan ini memberikan makna bahwa
pemahaman. Melihat koefisien determinasi semakin tinggi kemampuan membaca
yang cukup besar yaitu 25,90 % merupakan pemahaman, makin tinggi pula kemampuan
nilai presentasi sumbangan berpikir kreatif menulis cerpen.
dan kemampuan membaca pemahaman
Hipotesis ketiga menunjukkan
dengan kemampuan menulis cerpen berarti
terdapat hubungan positif antara variabel
selebihnya merupakan sumbangan varabel
berpikir kreatif dan kemampuan membaca
lain. Dengan demikian hipotesis alternatif
pemahaman secara bersama-sama dengan
ketiga diterima karena teruji.
variabel kemampuan menulis cerpen pada
KESIMPULAN siswa kelas V SD Strada Bhakti Nusa.
Dengan nilai koefisien korelasi 0,509
Berdasarkan paparan temuan di atas,
dengan kontribusi 25,90 % yang dijelaskan
maka disimpulkan bahwa hipotesis pertama
melalui persamaan regresi
menunjukkan terdapat hubungan positif
Ŷ=73,642+0,1512X1-0,394X2. Temuan ini
antara berpikir kreatif (X1) dengan
memberikan makna bahwa semakin tinggi
kemampuan menulis cerpen (Y) pada siswa
berpikir kreatif dan kemampuan membaca
kelas V SD Strada Bhakti Nusa. Dengan
pemahaman, maka semakin tinggi pula
koefisien korelasi 0,456 dengan kontribusi

106
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

kemampuan menulis cerpen. Hasil ini Learning; Vol. 6, No. 3;


2017.pp.41-53
menunjukkan bahwa berpikir kreatif dan
kemampuan membaca pemahaman adalah
De Porter, Bobby dan Mike Hernacki.
faktor yang mempunyai hubungan dengan Quantum Learning. Jakarta: Kalfa.
kemampuan menulis cerpen. 2003.
Djojosuroto,Kinayati. Analisis teks sastra
Sesuai dengan temuan penelitian,
dan pengajarannya. Yogyakarta:
saran yang dapat diberikan oleh peneliti Penerbit Pustaka. 2006.
adalah pertama, guru hendaknya cermat Elbow, Peter. (1983). Teaching thinking by
dalam memilih teks yang akan dijadikan teaching writing. Change, 15(6),
37-40.
sebagai media latihan bagi siswa. Kedua,
Erdal Papatga & Ali Ersoy. 2016. Improving
untuk kegiatan sebelum membaca guru
Reading Comprehension Skills
mengarahkan siswa untuk fokus pada teks Through the SCRATCH Program.
bacaan yang akan diajarkan dengan cara International Electronic Journal of
Elementary Education, September,
menyampaikan pendapat atau pertanyaan 9(1), 124-150.
terhadap teks yang dibacanya. Ketiga, dalam
Flower, Linda, & Hayes, John R. (1981). A
proses pembelajaran guru hendaknya cognitive process theory of writing.
mengasah kemampuan berpikir siswa agar College Composition and
Communication, 32(4), 365-387.
kemampuan berpikir kreatif siswa dapat
Good, Thomas L. dan Jere E Brophy.
terus terasah..
Education Psychology: A Realistic
Approach. New York: Longman.
Keempat, dalam pembelajaran
1990.
Bahasa Indonesia guru harus melakukan
Mcnamara, Danielle S, Panayiota
pembelajaran yang bervariasi dan bermakna KENDEOU. 2011. Translating
sehingga siswa memiliki kecintaan untuk Advances In Reading
Comprehension Research To
menulis sebagai sarana mengungkapkan
Educational Practice .
idenya. International Electronic Journal
of Elementary Education, 4(1),
DAFTAR PUSTAKA 33-46
Aldig , Ebru & Ayla Arseven. 2017. The Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi.
Contribution of Learning Outcomes Bandung; Remaja Rosdakarya.
for Listening to Creative Thinking 2007.
Skills. Journal of Education and

107
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Saddhono, Kundharu dan St.Y.Slamet. Technique on Developing Tenth


Meningkatkan Keterampilan Grade Students’ Short Story
Berbahasa Indonesia. Bandung: Writing Skills in EFL . English
CV Karya Putra Darwati. 2012. Language Teaching Vol. 3, No. 4.
pp 181.194.
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi suatu
pengantar dalam perspektif Islam.
Jakarta; Prenada Media. 2004.

Somadayo, Samsu. Strategi dan Teknik


Pembelajaran Membaca,
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.

Tarigan, Henry G,.2008. Menulis Sebagai


Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung. PT. Angkasa

Ibnian, Salem Saleh Khalaf. 2010. The


Effect of Using the Story- Mapping

108

Anda mungkin juga menyukai