Kabupaten Malang, dengan ketinggian pada umur 60 hari setelah tanam. Bunga
tempat ±330 mdpl, suhu rata-rata 24-36°C akan muncul berurutan satu pada tiap
dan curah hujan rata-rata 315 mm per nodenya, dimulai dari bagian bawah
bulan selama penelitian. Penelitian kemudian bergerak naik. Setiap buku
dilaksanakan pada Bulan 18 Desember menghasilkan satu daun dengan satu
2018 sampai bulan 15 Maret 2019. Alat bunga. Menurut Takeno et al.,(1995) pola
yang digunakan pada penelitian ini yaitu, pertumbuhan ini disebut tanaman
cangkul, penggaris, meteran, timbangan indeterminate, tanaman akan tetap tumbuh
analitik, jangka sorong, mikroskop cahaya, walaupun berbunga sampai waktu tertentu,
dan termometer. Bahan yang digunakan ini terjadi karena perkembangan bunga dari
dalam penelitian ini ialah 20 aksesi okra meristim aksila sedangkan meristem apikal
(Abelmoschus esculentus L. Moench). apikal melanjutkan untuk memproduksi
Pupuk yang digunakan ialah pupuk daun-daun baru dan posisi aksila baru.
kandang ayam, NPK(16-16-16), ZA dan Waktu mekar bunga hanya satu hari, dari
pestisida untuk mengatasi serangan pagi hingga siang hari. Setelah bunga
Spodoptera litura. Pengamatan stomata mekar, buah akan dengan sangat pesat
menggunakan bahan kuteks dan selotip. mengalami pertumbuhan, pada hari ke-
Penelitan ini merupakan penelitian non enam dilakukan pemanenan. Berdasarkan
percobaan. Tujuh belas aksesi tanaman hasil penelitian Maurya et al.,(2013)
yang diuji tidak dilakukan pengulangan, perbedaan interval waktu pemanenan buah
sedangkan 3 aksesi cek/kontrol dilakukan berpengaruh berkorelasi positif
pengulangan sebanyak tiga kali. Aksesi cek berpengaruh terhadap jumlah buah yang
disisipkan diantara aksesi yang diuji. dihasilkan.
Pemilihan aksesi kontrol atau cek Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan karakter-karakter yang sudah total luas daun berpengaruh berkorelasi
lebih stabil. Pada penelitian data yang positif dengan jumlah buah, ini mungkin
didapatkan dari pengamatan selama disebabkan oleh meningkatnya total luas
penelitian, dilakukan pencatatan. Seleksi daun sangat berpengaruh dengan
dilakukan dengan menggunakan seleksi meningkatnya jumlah daun, buah muncul
massa dari paramater total berat buah pada tiap daunnya, sehingga semakin
dengan menggunakan rumus rata- banyak daun atau semakin luas daun maka
rata+standar deviasi, yang memiliki nilai jumlah buah semakin meningkat. Namun
lebih tinggi dari rata-rata+standar deviasi pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa
menjadi aksesi terbaik. Menurut Lee et al., total luas daun berkorelasi positif namun
(2015) perhitungan Rata-rata ± Standar tidak berpengaruh terhadap berat buah, ini
deviasi biasanya digunakan untuk bisa disebabkan apabila daun terlalu luas
meringkas data numerik pada statistik dapat menyebabkan hasil fotosintesis
deskriptif dan menentukan interval atau digunakan tanaman tidak terpusat kepada
rentang semacamnya. buah tapi kepada organ lain. Ini sesuai
dengan hasil penelitian Srinivasan et
HASIL DAN PEMBAHASAN al.,(2017) bahwa buah tidak bertambah
ukurannya sebanding dengan peningkatan
Aksesi okra yang ditanam memiliki luas daun. Berdasarkan Ritchie et
susunan daun alternate, yang berarti al.,(2007) bahwa kapasitas fotosintesis
menurut Mauseth(2016) satu daun tiap daun pada keluarga kapas-kapasan ini
nodenya. Aksesi okra yang ditanam menurun setelah berumur 20 hari setelah
memiliki kisaran tinggi 71-146 cm, diameter daun membuka. Sehingga defoliasi dapat
batangnya 17-29 cm, jumlah node berkisar menjadi solusi untuk meningkatkan total
23-29 node, jumlah daun pertanaman berat buah, pada aksesi yang memiliki
berkisar 13-23 helai, dan luas daun 5147- daun yang terlalu banyak.
8844 cm2tanaman-1. Hasil okra berupa buah okra
Aksesi okra yang ditanam memasuki dipanen setiap enam hari setelah bunga
fase generatif pada node 6-9, rata-rata mekar dengan panjang buah okra masuk
1976
dalam kategori choise. Namun empat perbedaan hasil pada tanaman okra.
aksesi yang terseleksi tersebut belum Berdasarkan Okabe(2011) bahwa filotaksis
termasuk kategori “A” untuk kualitas tidak ditentukan sifat dari setiap spesies,
ekspor berdasarkan (2016), untuk sebenarnya bisa beragam dari satu
kategori A memiliki syarat panjang 4,01- bagian tanaman dengan lainnya. Menurut
6,50 cm, kategori B memiliki panjang 6,51-9 Traas (2013) awal tumbuh daun berada di
cm, kategori C memiliki panjang 9,01- meristem apikal, pertumbuhan meristem
11,50cm dan kategori D kisaran panjang apikal erat hubungannya dengan hormon
lebih dari 11,5 cm. Empat aksesi terseleksi auksin, hormon auksin membutuhkan
berada pada kategori panjang C eksporter yaitu PIN protein untuk dapat
(Aesc[BW]-02-01-02-5-4, Aesc[BW]-02-05 bergerak bebas antar sel. Menurut
dan Aesc[BW]-5-5-2) dan D (Aesc[BW]-02- Grunewald(2010), PIN protein merupakan
03). Untuk meningkatkan kategori ukuran spesifik transmembran protein yang
buah okra menjadi “A” maka pemanenan berperan sebagai transporter auksin.
sebaiknya dilakukan saat lima hari setelah Sistem transport auksin dapat melakukam
bunga mekar. Karena pemanenan yang mengatur diri sendiri (self-organising)
dianjurkan pada buah okra menurut mengarah pada pola yang tepat dari
Department Agriculture(2012) pada lima distibusi hormon. Dengan mempengaruhi
atau enam hari. Sehingga sebaiknya komponen dinding sel lokal, distribusi
dilakukan lebih awal, yaitu pada hari kelima hormon ini diartikan menuju tingkat
setelah bunga mekar. pertumbuhan dan arah. Hormon auksin
Filotaksis yang ditemukan pada 20 yang berperan dalam menentukan arah
aksesi okra yang diseleksi beragam (Tabel pertumbuhan daun menyebabkan tidak
1), yaitu 1/3, 2/5 dan 3/8. Ini menunjukkan hanya gen yang menyebabkan susunan
bahwa filotaksis tidak menentukan daun namun ada faktor lain seperti
1977
hormon dan lingkungan. Sehingga filotaksis hasil yang tinggi, dari 20 aksesi yang
tidak dapat menjadi dasar untuk diseleksi. Dan filotaksis pada dua puluh -
menentukan hasil pada tanaman okra. aksesi okra yang ditemukan ada tiga
Namun filotaksis yang beragam ini filotaksis yaitu 1/3, 2/5, dan 3/8, dan pada
tidak sembarangan filotaksisnya yang empat aksesi terbaik memiliki filotaksis
terbentuk, di lapang ditemukan bahwa yang berbeda-beda juga. Sehingga aksesi
untuk melewati satu lingkaran dibutuhkan tanaman okra yang terbaik tidak bisa
tiga daun, pada daun ke-empat menjadi ditentukan oleh filotaksis daunnya, karena
satu lingkaran. Pada semua aksesi aksesi terbaik yang terseleksi memiliki
ditemukan hal serupa, sehingga filotaksis filotaksis yang berbeda-beda. Serta
yang terbentuk nilai filotaksisnya tidak kerapatan stomata tidak berkorelasi dengan
sembarangan. Berdasarkan hasil report semua parameter vegetatif maupun
Okabe(2011), filotaksis yang terbentuk generatif. Sehingga tidak berdampak pada
menghasilkan deret fibonacci seperti total berat buah okra.
contohnya 1/3, 2/5 dan 3/8, yang
merupakan filotaksis yang paling UCAPAN TERIMA KASIH
mendominasi.
Berdasarkan hasil pengamatan Ucapan terima kasih ditujukan
kerapatan stomata setelah dikorelasikan kepada pihak institusi Seed BANK yang
dengan parameter generatif didapatkan besar perannya dalam pelaksanaan
hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2, bahwa penelitian.
kerapatan stomata tidak berpengaruh
terhadap semua paramater yang diuji. Ini DAFTAR PUSTAKA
kemungkinan terjadi karena aksesi
merupakan spesies yang sama dan Chabrand, S.V., dan O.Brendel. 2014.
ditanam dilingkungan yang sama sehingga Automatic measurement of stomata
kerapatan stomata memiliki kerapatan yang density from microphotographs.
sama. Menurut Rodríguez et al., (2017) Trees. 28(6):1859-1865.
kerapatan stomata sangat adaptif oleh Department Agriculture, F.& F. 2012.
kondisi lingkungan yang berbeda. Okra (Hibiscus esculentus).
Sehingga filotaksis dan kerapatan stomata Department of Agricultre, Forestry
tidak bisa dijadikan kriteria tanaman okra and Fisheries. Republic of South
yang terbaik. Indikator yang paling utama Africa.
untuk menentukan aksesi okra terbaik dari Gemede, H.F., N. Ratta, G.D. Haki, A.Z.
segi agronomis yaitu berat buah dan Woldegiorgis, dan F. Beyene.
panjang buah. 2015. Nutritional quality and health
benefits of “ Okra ” (Abelmoschus
esculentus ): A review. International
KESIMPULAN
Journal Nutrions Food Science.
4(2):208–215.
Aksesi terbaik didapatkan Aesc[BW]-
Grunewald, W. 2010. The march of the
02-01-02-5-4, Aesc[BW]-02-05, Aesc[BW]-
PINs: developmental plasticity by
5-5-2, Aesc[BW]-02-03 karena memiliki
dynamic polar targeting in plant cells.
1978