Anda di halaman 1dari 166

STRATEGI KOPERASI PESANTREN (KOPONTREN)

MIFTAHUL HUDA CIAMIS DALAM UPAYA


MEMBANGUN USAHA MIKRO DI LINGKUNGAN
PESANTREN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)

Oleh:
ARIS RUSYDAN ALIM
1112053000009

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/1439 H
ABSTRAK

Aris Rusydan Alim, NIM 1112053000009, Strategi Kopontren


Miftahul Huda Ciamis dalam upaya membangun usaha
mikro di Lingkungan Pesantren, Di bawah bimbingan: Drs.
Sugiharto, MA.

Perkembangan koperasi di Indonesia dewasa ini telah


menunjukan peningkatan yang baik, koperasi yang mulanya
berkembang di kalangan pegawai pemerintah, kemudian
berkembang hingga ke wilayah pedesaan. Pada akhirnya saat ini
koperasi ini sudah meluas ke berbagai lapisan masyarakat seperti
petani, pedagang, pegawai negeri, nelayan, guru, ustadz/santri,
dan sebagainya. Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda
Ciamis sebagai salah satu roda pengggerak ekonomi di
lingkungan pesantren mencoba usaha untuk mensejahterakan
anggotanya terutama di lingkungan pesantren dengan cara
membangun usaha mikro. Berbagai strategi dilakukan oleh
kopontren ini agar usaha mikro di lingkungan pesanten bisa
tumbuh dan bisa memberdayakan ekonomi para anggotanya yang
merupakan warga komunitas pesantren seperti santri dan para
ustadz/ustadzah.
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan penelitian ini yaitu
Untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan Kopontren
Miftahul Huda dalam membangun usaha mikro di lingkungan
pesantren. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu usaha
mikro apa saja yang di jalankan di Kopontren Miftahul Huda
Ciamis dan strategi apa saja yang diterapkan di Kopontren
Miftahul Huda Ciamis dalam upaya membangun usaha mikro di
lingkungan pesantren sehingga dapat menggerakan roda
perekonomian di lingkungan pesantren.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang mengorganisir suatu data
melalui observasi dan wawancara langsung dengan pihak
pengurus Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis serta
mencari referensi dari buku-buku dan jurnal ilmiah. Pendekatan
kualitatif deskriptif digunakan untuk menjelaskan data-data yang
di dapat di lapangan kemudian dianalisis dan mengambil
kemudaian mengambil kesimpulan dari hasil penelitian.

i
Hasil penelitian menunjukan bahwa unit usaha mikro
Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis semakin tumbuh dari
tahun ke tahun, dari mulanya pada tahun 2008 hanya ada 1 unit
usaha mikro, pada tahun 2017 sudah bertambah menjadi 6 unit
usaha mikro. Adapun strategi yang diterapkan dalam membangun
usaha mikro oleh Kopontren Miftahul Huda yaitu dengan
menjalin kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah lain dan
kemitraan dengan Pemerintah & Institusi terkati, memanfaatkan
SDM intrenal Koperasi, melakukan penyuluhan-penyuluhan
tentang kewirausahaan di lingkungan pesantren, dan dengan
meningkatkan kualitas SDM Pegawai Koperasi dengan
melakukan pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan Koperasi
yang profesional.

Kata kunci: Koperasi, Strategi, Usaha Mikro, Pesantren

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT


atas kehendak-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad
SAW, nabi terakhir sebagai panutan umat.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari banyak pihak, tiada kata yang dapat penulis
ungkapkan kecuali ucapan terimakasih sedalam-dalamnya kepada
mereka semua terutama kepada mereka:
1. Dr.Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Bapak Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Suparto, M. Ed,
Ibu Wakil Dekan Bidang Administrasi Dr. Hj. Roudhonah
MA, dan Bapak Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr. H.
Suhaimi MA.
2. Drs. Cecep Castrawijaya MA, sebagai Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah dan Drs. Sugiharto MA, sebagai
Sekretatis Jurusan Manajemen Dakwah
3. Dosen Pembimbing Akademik Manajemen Dakwah Bapak
Drs. Study Rizal LK, M.Ag
4. Drs. Sugiharto MA, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan semangat dan telah meluangkan banyak
waktunya untuk memberikan arahan serta masukan dalam
penulisan skripsi ini.
5. Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya demi
kesempurnaan skripsi ini

iii
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh Staf TU dan
Akademik yang telah memberikan informasi dan bantuannya
demi kelancaran skripsi ini.
7. Kepada orang tuaku tercinta yaitu ayahanda Iim Ibrahim dan
Ibunda tercinta Ati Sunarti yang tek henti-hentinya
memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tanpa
dukungan dan doa dari mereka penulis tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi ini sebagai mana mestinya.
8. Seluruh staf karyawan dan pengurus Koperasi Pondok
Pesantren Miftahul Huda Ciamis yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan
memberikan data dan informasi koperasi penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Seluruh teman-teman penulis kelas Manajemen Dakwah
angkatan 2012, terutama untuk kelas konsentrasi Manajemen
Lembaga Keuangan Islam yang selalu memberikan
dukungan dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini

Jakarta 12 Maret 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK………….....................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................1
B. Identifikasi Masalah………………............................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................6
D. Metodelogi Penelitian................................................7
E. Teknik Analisis Data..................................................9
F. Pedoman Penulisan.....................................................9
G. Tinjauan Pustak.........................................................10
H. Sistematika Penulisan...............................................11
BAB II KAJIAN TEORI
A. STRATEGI
1. Pengertian Strategi...............................................13
2. Bentuk-Bentuk Strategi........................................14
3. Proses Strategi......................................................16
4. Faktor-Faktor Strategi..........................................20
5. Manajemen Strategi.............................................21
6. Tahapan-Tahapan Strategi….....………………..26
7. Tujuan dan Manfaat Strategi................................28

v
B. USAHA MIKRO
1. Definisi Usaha Mikro...........................................31
2. Jenis-Jenis Usaha Mikro......................................33
3. Hambatan yang dihadapi Usaha Mikro………....35
C. KOPERASI
1. Pengertian Koperasi.............................................38
2. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperas......................41
3. Jenis-jenis Usaha Koperasi..................................44
4. Manajemen Koperasi ..........................................50
D. KOPERASI SYARIAH
1. Pengertian Koperasi Syariah................................53
2. Tujuan Koperasi Syariah......................................55
3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah.....................56
4. Nilai-nilai Koperasi Syariah................................60
5. Usaha-usaha Koperasi Syariah............................60
5. Penghimpunan Dana Koperasi Syariah…………61
6. Penyaluran Dana Koperasi Syariah…………..…63
7. Distribusi Bagi Hasil
Pendapatan Koperasi Syariah.…………………..66
8. Perbedaan Koperasi Syariah & Konvensional….70
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah berdirinya Koperasi Pondok Pesantren
Miftahul Huda Ciamis…..........................................72
B. Visi, misi, dan Tujuan Kopontren
Miftahul Huda Ciamis…..........................................73
C. Permodalan Koperasi Pondok Pesantren
Miftahul Huda Ciamis..............................................75

vi
D. Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren
Miftahul Huda Ciamis…….....................................76
E. Struktur Organisasi Kopontren
Miftahul Huda Ciamsi..............................................78
F. Susunan Pengurus Kopontren
Miftahul Huda Ciamis..............................................79
G. Program Kerja Koperasi Pesantren
Miftahul Huda Ciamis..............................................80
H. Gambaran Umum Lingkungan
Pesantren Miftahul Huda Ciamis..............................82
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Bentuk Usaha Mikro yang dibangun
Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis….........84
B. Strategi Koperasi Pesantren Miftahul Huda
Ciamis dalam Membangun Usaha Mikro
di lingkungan Pesantren...........................................95
C. Analisis SWOT Koperasi Pesantren
Miftahul Huda Ciamis............................................101

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................115
B. Saran.......................................................................116

DAFTAR PUSTAKA……………………………………...…118
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Kopontren Miftahul Huda..........78


Tabel 3.2 Susunan Pengurus Kopontren Miftahul......................79
Table 3.3 Data Pengurus & Santri Pesantren Miftahul Huda.....83
Tabel 4.1 Data Unit Usaha Mikro Kopontren Miftahul Huda…94
Tabel 4.2 Skor Kekuatan Kopontren Miftahul Huda………….105
Tabel 4.3 Skor Kelemahan Kopontren Miftahul Huda………..106
Tabel 4.4 Skor Peluang Kopontren Miftahul Huda…………...107
Tabel 4.5 Skor Ancaman Kopontren Miftahul Huda………….108
Tabel 4.6 Bagan Matrik Analisis SWOT
Kopontren Miftahul Huda.........................................111

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kuadran SWOT Kopontren Miftahul Huda...........109

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan koperasi di Indonesia dewasa ini telah
menunjukan peningkatan yang baik, koperasi yang mulanya
berkembang di kalangan pegawai pemerintah, kemudian
berkembang hingga ke wilayah pedesaan. Pada akhirnya saat ini
koperasi ini sudah meluas ke berbagai lapisan masyarakat seperti
petani, pedagang, pegawai negeri, nelayan, guru, ustadz/santri,
dan sebagainya, menurut Badan Pusat Statistik, Jumlah Koperasi
di Indonesia sampai tahun 2016 berjumlah lebih dari 152.000.1
Koperasi didirikan dengan tujuan untuk membantu dalam hal
pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, prinsip ini harus dijalankan oleh
organisasi yang menamakan dirinya koperasi. dan manfaat
koperasi yaitu memberi keuntungan kepada anggota pemilik
saham, membuka lapangan kerja, memberi bantuan keuangan
untuk modal usaha dan sebagainya. Maka jelaslah dalam koperasi
ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan, pengelolaannya
demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian
kepada anggota sesuai dengan peraturan yang berlaku2
Dalam UU No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian pasal 4
menyebutkan bahwa koperasi bertujuan meningkatkan
1
www.bps.go.id/statictable/2014/01/15/1314/jumlah-koperasi-aktif-
menurut-provinsi-2006-2016.html, diakses pada 30 Maret 2018.
2
H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Bandung: Gunung Djati Press,
1997), h. 297.
2

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada


umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tatanan perokonomian nasional yang demokratis dan
berkeadilan.3
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan koperasi belakangan
ini dengan segala jenisnya di Indonesia, merupakan tanda dari
fenomena meningkatnya animo dan pengertian masyarakat akan
peranan koperasi di lingkungan mereka. Ikatan yang dapat
mempersatukan kepentingan anggota-anggota dalam jenis
koperasi seperti kesamaan lingkungan kerja, misalnya pegawai
negeri, karyawan perusahaan swasta, TNI, wartawan,
guru/ustadz, dan sebagainya. Kesamaan tempat tinggal misalnya
kampung, desa, kecamatan, pondok pesantren, dan sebagainya.4
Dari ikatan yang mempersatukan kepentingan-kepentingan,
mereka berkumpul, bersatu, dan membentuk koperasi yang sesuai
dengan kepentingan masing-masing kelompok. Hal ini yang
mendasari terbentuknya sebuah koperasi di pondok pesantren,
dan biasa juga disebut kopontren.
Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini,
pendidikan ini merupakan pendidikan agama islam sejak
munculnya masyarakat islam pada abad ke-13. Beberapa abad
kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur

3
Undang-undang Perkoperasian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(Bandung: Fokusindo Mandiri, 2013), h.5.
4
Sudarsono dan Edilius, Koperasi: Dalam Teori dan
Praktik(Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2005),h.178.
3

dengan munculnya tempat-tempat penginapan bagi para santri.5


Kelahiran pondok pesantren salah satunya dapat meningkatkan
perekonomian melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan,
seperti salah satunya mendirikan kopontren.
Di dalam ajaran islam sendiri sangat dianjurkan untuk tolong
menolong dalam berbagai hal diantaranya dalam bidang ekonomi
dengan mendirikan koperasi pesantren sebagaimana tercantum
dalam Al Qur’an:

ۚ‫ٱۡ ۡۡ ِِ َو ۡٱنع ُۡد َوٲ ِن‬ َ ‫َوََ َعو َووُىْ ََهًَ ۡٱنبِ ِّس َوٱنتَّ ۡق َىيۖ َو ََ ََ َع‬
ِ ۡ ًَ‫وووُىْ ََه‬
ِ ‫ٱَّلَ ََ ِدد ُد ۡٱن ِعقَو‬
ِ َّ ‫ٱَّلَ ِِ َّن‬
ۖ َّ ْ‫َوٱََّقُى‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran, dan bertaqwalah kepada allah, allah amat berat
siksanya”. (QS Al Maidah ayat 2)

Didalam ayat yang lain Allah SWT juga memuji orang-orang


yang jujur dalam berserikat:

ْ‫ض ِِ ََّ ٱنَّ ِردهَ َءْ َمىُى‬ ً۬ ِ‫َوِِ َّن َكث‬


ُ ‫يسْ ِّمهَ ۡٱن ُخهَطَوٓ ِء نَ َي ۡب ِغً َب ۡع‬
ٍ ‫ضہُِۡ ََهًَ َب ۡع‬
ً۬ ِ‫ت َوقَه‬
ُِۡ‫يم َّمو ه‬ ِ ‫َو ََ ِمهُىْ ٱنصَّـهِ َحـ‬
“Dan Sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang berseriktat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan
amat sedikitlah mereka itu”. ( QS Shad ayat 24)

5
M. Sulthon Masyhud dan Muh Khusnurdilo, Manajemen Pondok
Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka. 2005), h. 1.
4

Di dalam Hadist Nabi Muhammad SAW junga mendorong


umatnya untuk bermitra dalam bidang ekonomi, seperti
disebutkan dalam hadis qudsi:

‫ص ُّي َح َّدَۡىَو ُم َح َّم ُد ب ُه ْن ِّزب ِسقَو ِن‬


ِ ‫َح َّدَۡىَو ُم َح َّم ُد ب ُه ُسهَي َمونَ ْن ِمصِّي‬
َ َّ ‫ََه أَبِي َحيَّونَ ْنتَّي ِم ِّي ََه أَبِي ِه َعه أَبِي هُ َسد َسةَ َزفَ َعهُ قَو َل ِِ َّن‬
‫َّللا‬
ُ‫وحبَهُ فَإ ِ َذْ َخووَه‬
ِ ‫ص‬َ ‫ث ْن َّش ِسد َكي ِه َمو نَِ دَ ُخه أَ َح ُدهُ َمو‬
ُ ِ‫دَقُى ُل أَوَو َۡون‬
ُ ‫َخ َسج‬
‫ت ِمه بَيىِ ِه َمو‬
“Aku (Allah SWT) merupakan pihak ketiga yang menyertai
(untuk menolong dan memberkati) kemitraan antara dua pihak,
selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak lainnya, jika
salah satu pihak telah melakukan pengkhianatan terhadap
mitranya, maka aku keluar dari kemitraan tersebut.” (HR. Abu
Daud & Hakim)

Dari ayat dan hadis diatas Islam sangat menganjurkan


penganutnya untuk berserikat/bermitra dalam bidang ekonomi
selama didalamnya tidak terdapat hal-hal yang diharamkan oleh
Allah SWT.6
Kehadiran koperasi dilingkungan pondok pesantren pada
dewasa ini bukan merupakan barang baru. Populer dengan
sebutan Kopontren, sebagai singkatan dari Koperasi Pondok
Pesantren. Kopontren bukan saja menandai memasyarakatnya
koperasi di Indonesia, melainkan juga menandai pengembangan
peran fungsi dan dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak

6
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 47.
5

serta potensinya sebagai detonaor bagi pengembangan koperasi


selanjutnya di lingkungan masyarakat.7
Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN) Miftahul Huda
Ciamis adalah salah satu dari bentuk kopontren-kopontren yang
sekarang ini sedang berkembang di tengeh-tengah masyarakat
Indonesia. Seluruh anggotanya adalah para guru (ustadz), santri,
dan maysarakat sekitar pesantren telah banyak dibantu dengan
kehadiran koperasi tersebut kerena mereka bisa menabung,
membeli barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dan yang
lainnya.
Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis sebagai
salah satu roda pengggerak ekonomi di lingkungan pesantren
mencoba usaha untuk mensejahterakan anggotanya terutama di
lingkungan pesantren dengan cara membangun usaha mikro.
Berbagai strategi dilakukan oleh kopontren ini agar usaha mikro
di lingkungan pesanten bisa tumbuh dan bisa memberdayakan
ekonomi para anggotanya yang merupakan warga komunitas
pesantren seperti santri dan para ustadz/ustadzah.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian skripsi dengan judul “Strategi Koperasi
Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis dalam upaya
membangun usaha Mikro di lingkungan pesantren”

7
Ahmad Dimyati. Dkk, Islam dan Koperasi (Jakarta: Koperasi Jasa
Informasi, 1989), h. 145.
6

B. Identifikasi Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih fokus dan mendalam
penulis akan membatasi pada penerapan strategi membangun
usaha mikro oleh Kopontren Miftahul Huda Ciamis dalam
upaya membangun usaha mikro di lingkungan pesantren.
Penulis membatasi periode kepengurusan Kopontren Miftahul
Huda hanya dari tahun 2014 sampai tahun 2018,dan penulis
membatasi penelitian hanya pada Usaha Mikro yang dibangun
Kopontren Miftahul Huda Ciamis.
2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan terfokus, maka penulis
perlu membuat perumusan masalah pada penulisan penelitian
ini untuk menjawab permasalahan-permasalahan sebagai
berikut:
a. Apa saja usaha mikro yang dijalankan oleh Kopontren
Miftahul Huda Ciamis
b. Bagaimana penerapan strategi Kopontren Miftahul Huda
Ciamis dalam membangun usaha mikro di lingkungan
pesantren

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan
penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui usaha mikro apa saja yang di jalankan di
Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis
7

b. Untuk mengetahui bagaimana strategi di Koperasi


Pesantren Miftahul Huda Ciamis dijalankan dalam upaya
membangun usaha mikro di lingkungan pesantren.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat secara Praktisi
Bagi Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dalam masalah ini, di samping sebagai pembanding antara
teori yang didapatkan dari bangku kuliah dengan praktek
yang terjadi di lapangan, serta bagi pihak pengurus
Kopontren Miftahul Huda Ciamis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih
baik.
b. Manfaat secara Akademis
Bagi jurusan Manajemen Dakwah, hasil penelitian ini di
harapkan menjadi informasi perihal cara membangun usaha
mikro Kopontren Miftahul Huda Ciamis

D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam pembahasan penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mengumpulkan data-data, dan kemudian data-
data yang diperoleh disusun dan dikemukakan dengen
8

subjektif untuk kemudian dianalisis, dengan menggunakan


pendekatan kualitatif.8
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu tempat memperoleh keterangan.
Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pimpinan
dan pengurus/pengelola Kopontren Miftahul Huda Ciamis,
dimana terdapat 5 orang yang dijadikan acuan untuk penelitian
ini. Sedangkan yang menjadi objek penelitian yaitu unit usaha
mikro di Kopontren Miftahul Huda Ciamis.
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Sekiranya penulis melakukan penelitian dan pengamatan
langsusng sesuai dengan batasan waktu dari Oktober 2017
sampai Maret 2018. Adapun tempat penelitiannya di
Jl.Pahlawan, No.30 Dusun Wetan, Desa Bayasari, Kec.
Jatinagara Kab. Ciamis.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diinginkan penulis melakukan
penelitian lapangan yang nantinya akan diperoleh data-data
primer dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara:
a. Observasi
Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek
yang akan diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan untuk
observasi ini adalah alat perekam, kamera, buku catatan
yang akan digunakan selama observasi berlangsung.
b. Wawancara (Interview)

8
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset,
2000), Cet. Ke-25, h.136.
9

Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi


langsung terhadap beberapa jenis data.9 Dalam penelitian
ini penulis langsung mewawancarai pengurus Kopontren
Miftahul Huda Ciamis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis maupun
data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa
catatan formal organisasi itu sendiri.
d. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder
dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur, dan
referensi dari sumber lainnya yang dapat dipertanggung
jawabkan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data


Dari data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan, adapun dalam analisis data, penulis
menggunakan metode analisis deskriptif, maksudnya adalah cara
melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran
menganai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian
data tersebut disimpulkan.

F. Pedoman Penulisan
Dari teknik penelitian skripsi ini, penulis berpedoman pada
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507

9
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Cet. Ke-25, h. 49.
10

Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,


Tesis, dan Desertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah membaca
dan menganalisis serta melakukan tinjauan pustaka beberapa
karya ilmiah mahasiswa sebelumnya dan ada beberapa karya
ilmiah yang masalahnya hampir sama, tapi dalam hal
pembahasan dan objek penelitian sangat jauh berbeda. Oleh
karena itu untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti plagiat hasil karya orang lain, maka penulis perlu
mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan
masalah yang sedang dibahas sebagai berikut:
1. Winda Satriana, dengn judul skripsi: “Peranan Koperasi
Visiana Bakti TVRI dalam membangun ekonomi karyawan
TVRI”. Skripsi yang disusun tahun 2007 ini membatasi
permasalahannya pada pengembangan ekonomi karyawan
TVRI tidak sampai model pengembangan SDM yang
dilakukan Koperasi Visiana Bakti. Perbedaannya dengan
skripsi Penulis yaitu Penulis membatasi penelitian hanya pada
usaha mikro koperasi, tidak sampai pada membangun ekonomi
karyawan.
2. Ikhwanul Hakim, dengan judul skripsi: “Strategi
Penggalangan Dana Zakat Profesi BAZDA Kabupaten Serang
Banten”. Skripsi ini membatasi permasalahannya pada usaha
penggalangan dana zakat profesi di daerah banten.
Perbedaannya dengan skripsi Penulis yaitu penulis hanya
11

fokus pada strategi dalam membangun usaha mikro di


Lingkungan Pesantren.
3. Fachruroji, dengan judul skripsi: “Peranan Pelatihan
Keterampilan dan Koperasi dalam membangun ekonomi Umat
di Pondok Pesantren Buntet Cirebon”. Skripsi yang disusun
pada tahun 2002 ini menurut penulis pembahasannya hanya
berkisar pada peranan pelatihannya saja terhadap ekonomi
umat. Perbedaanya dengan skripsi Penulis yaitu penelitian
skripsi Penulis mencakup seluruh strategi Kopontren Miftahul
Huda, tidak hanya pada peranan pelatihan saja.

H. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, penulis telah
menyusun penulisan ini dengan lima bab. Masing-masing bab
terdiri dari beberapa sub-bab, diawali dengan pendahuluan dan
diakhiri dengen kesimpulan serta saran-saran. Adapun
sistematika penulisan ini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, dibagi menjadi Latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan
pustaka, sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori, yang meliputi, pengertian strategi,
pengertian usaha mikro, tujuan dan manfaat usaha
mikro, pengertian koperasi konvensional, pengertian
koperasi syariah, perbedaan antara koperasi
konvensional dengan syariah.
12

Bab III : Temuan penelitian membahas Sejarah berdirinya, visi,


misi, tujuan didirikan, organisasi kepengurusan, progra
kerjam dan bentuk kegiatan kopontren Miftahul Huda
Ciamis.
Bab IV: Dalam bab ini dijelaskan tentang tahapan strategi
Kopontren Miftahul Huda Ciamis dalam Upaya
membangun Usaha mikro di lingkungan pesantren
serta evaluasi strategi strategi Kopontren Miftahul
Huda Ciamis dalam Upaya membangun Usaha mikro
di lingkungan pesantren.
Bab V : Berisi tentang Kesimpulan dari penulis dan saran
13

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. STRATEGI
1. Pengertian Strategi
Ditinjau dari segi etimologi kata strategi berasal dari
bahasa Yunani yaitu strategos yang diambil dari kata strator yang
berarti militer dan juga berarti memimpin. Pada awalnya, strategi
diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh
para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh
dan memenangkan perang.10
Menurut kamus webstar dalam buku David R.Fred, strategi
adalah seni tentang perencanaan dan pengelolaan operasi militer
skala besar, tentang pengarahan kekuatan ke posisi yang paling
menguntungkan sebelum pertemuan sesungguhnya dengan
musuh. 11
Menurut stephani K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat tercapai.12
Sedangkan menurut George Stainer dan Jhon Minner
adalah pempatan misi, penempatan sasaran organisasi, dengan

10
Setiawan Hari Purnomo, Zulkifliansyah, Manajemen Strategi:
Sebuah Konsep Pengantar (Jakarta: LPEEE UI, 1999), h. 8.
11
Fred R. David, Manajemen Strategi. Penerjemah Paulin Sulistio
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), Cet. Ke-10, hal. 33
12
Husain Umar, Strategi Manajemen in Action (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 31.
14

mengingat kekuatan eksternal dan internal dalam perumusan


kebijakan tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan sasaran utama
organisasi akan tercapai.13
Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
strategi adalah seni dalam menggunakan kecakapan dalam
menyusun suatu rencana untuk mencapai sasaran dan tujuan
tujuan sesuai dengan peluang peluang dan ancaman-ancaman
yang berfokus pada tujuan jangka panjang. Selain itu, dapat juga
disimpulkan sebagai rencana kerja yang memaksimalkan
kekuatan dengan mengaitkan secara efektif sasaran dan sumber
daya organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Sumber
daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan
penting dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah
organisasi.

2. Bentuk-Bentuk Strategi
Menurut George Stainer pada prinsipnya strategi dapat
dikelompokan berdasarkan tiga bentuk strategi, yaitu strategi
manajemen, strategi investasi, dan trategi bisnis. 14
a. Strategi manajemen
Strategi manajemen meliputi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan srategi secara
makro, misalnya, strategi pengembangan produk, strategi

13
George Stainer, Jhon Minner, Manajemen Stratejik. Penerjemah
Agus Dharma (Jakarta: Erkangga, 2002), h.20.
14
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 1997), cet. 14, h. 12.
15

penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan


pasar, strategi mengenai keuangan.
b. Strategi investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan
strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan
penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan
kembali suatu devisi baru atau strategi divestasi, dan
sebagainya.
c. Strategi bisnis
Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi
atau oprasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan
strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Selain itu, salusu, dalam bukunya menambahkan, bahwa
kotten membagi bentuk-bentuk strategi menjadi 4 bagian, yaitu:15
a. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-
nilai, dan inisiatif-inisiatif strategi.
b. Program Strategy (Strategi Program)
Strategi ini memberi perhatian pada implikasi-implikasi
strategi dari program tertentu.
c. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)

15
Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik
dan Organisasi Nonprofit (Yogyakarta: Pustaka Ilmu), h. 54.
16

Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada


memaksimalkan pemamfaatan sumber-sumber daya esensial
yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
Sumber daya ini dapat berupa tenaga keuangan, teknologi dan
sebagainya.
d. Institusional Strategi (Strategi Kelembagaan)
Fokus dari strategi institusional ini ialah mengembangkan
kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif
strategi.
Keempat tipe-tipe strategi diatas dapat dipergunakan
sesuai dengan keadaan dan situasi tertentu. Kotten menyebutkan
salah satu tipe strategi yait tipe strategi pendukng sumber daya
yang mencakup salah satunya tenaga sumber daya manusia.
Sumber daya manusia ini harusdiperhatikan dan ditingkatkan
guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi atau perusahaan.16

3. Proses Strategi
Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa ada
kemudinya, bergerak berputus pada lingkaran. Organisasi yang
dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan tertentu.17
Adapun proses strategi menuru Joel Ross dan Michael terdiri dari
tiga tahapan:
a. Perumusan Strategi

16
Fred. R. David, Manajemen Strategi Konsep, h. 7.
17
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 12.
17

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah


pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman
eksternal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan
strategi altematif memilih strategi untuk dilaksanakan.18
Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk
memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu
keputusan dalam suatu proses kegiatan. Teknik perumusan
strategi yang penting dapat dipadukan mcnjadi kerangka kerja,
diantaranya:
1) Tahap Input (masukan)
Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas
informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan
untuk merumuskan strategi.
2) Tahap Pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada
menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan
memadukan faktor-faktor eksternal dan internal.19
3) Tahap Keputusan.
Menggunakan semacam teknik, di peroleh dari input
sasaran dalam mengevaluasi strategi altematif yang telah di
identiflkasikan dalam tahap kedua.20
b. Implementasi Strategi
Implementasi Strategi termasuk pengembangan budaya dalam
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang

18
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 15.
19
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 183.
20
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 198.
18

efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran,


mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang
masuk.21 Implementasi strategi sering pula disebut sebagai
tindakan dalan strategi, karena implementasi berarti juga
memobilisasi untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan
menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan,
mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya
yang mendukung strategi merupakan usaha yang dilakukan
dalam mengimplementasikan strategi. ImSplementasi yang
sukses membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan kerja
keras.
c. Evaluasi Strategi
Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi
strategi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk melakukan
evaluasi strategi yaitu:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan
ancaman) dan faktor-faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi.
Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang
harus dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu
hambatan dalam mencapai tujuan, begitu pula dengan
faktor internal yang diantaranya strategi yang tidak efektif
atau aktifltas implementasi yang buruk dapat berakibat
buruk pula pada hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur Prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan
dengan kenyataan yang didapat). Menyelidiki
21
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 200.
19

penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individu


dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian
sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi
strategi harus dapat di ukur dan dibuktikan, kriteria yang
meramalkan hasil yang lebih penting dari pada kriteria yang
mengungkapkan dengan apa yang telah terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa
prestasi sesuai dengan rencana. Dalam mengambil tindakan
korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada
akan ditinggalkan atau bahkan starategi baru dirumuskan.
“... Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil
tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula untuk
pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan
korektif diperlukan.”22
Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih
baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal,
menghindari, mengurangi, dan meringankan ancaman ekstemal
serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan
korektif harus konsisten secara internal dan bertanggung jawab
secara sosial.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan di masa
depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks
dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi
akan merugikan suatu hasil yang dicapai. Evaluasi strategi sangat
panting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah
tercapai. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari
22
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 104.
20

semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial,


harus memicu tinjauan dan nilai-nilai yang merangsang
kreatifitas.

4. Faktor-faktor Strategi
Kesadaran bagi setiap orang, baik sebagai individu atau
kelompok organisasi, baik organisasi sosial atau organisasi bisnis
tentang tujuan yang hendak dicapai akan berubah. Suatu usaha
untuk mencapai tujuan tersebut dan sebuah usaha-usaha yang
mengarahkan pada penyampaian tujuan disebut strategi.
Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan
organisasi kepada tujuannya, untuk itu konsep suatu strategi
harus memperhatikan faktor-faktor strategi, diantaranya:
a. Lingkungan
Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi dan selalu
berubah. Perubahan yang teljadi berpengaruh sangat luas
kepada segala sendi kehidupan manusia. Sebagai individu
masyarakat, tidak hanya kepada cara berfikir tetapi juga
tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan pandangan kehidupan.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan
kebijakan organisasi yang ada.
c. Kepemimpinan
S. P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan
yakni seorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam
mengambil keputusan. Oleh karena itu, setiap pemimpin
21

dalam menilai perkembangan yang ada dalam lingkungan baik


ekstenal atau internal berbeda.23

5. Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan
ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevalusai
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat
mencapai tujuannya.24 Hadiri Nawawi mengatakan bahwa
manajemen strategi adalah perencanaan bersekala besar
(perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh (visi), yang ditetapkan sebagai keputusan
manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan
prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara
efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan
operasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan)
yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan (tujuan strategi dan berbagai saran tujuan operasional
organisasi).25
Pengertian yang cukup luas ini menunjukan bahwa
manajemen srategi merupakan suatu sistem sebagai suatu
kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-
sama) kearah yang sama pula.

23
S. P. Siagian, Manajemen Modern (Jakarta: Masagung Media,
1994), Cet ke-2, hal. 65.
24
Freed R David, Manajemen Strategi Konsep, h. 80.
25
George, Stainer dan Jhon Miller, Manajemen Strategi Organisasi
Non Profit Bidang Pemerintahan. Penerjemah Agus Dharma (Yogyakarta:
Gajah Mada University Presss, 2003), h.151.
22

Dari pengertian yang diuraikan diatas dapat disimpulkan


beberapa karakteristiknya sebagai berikut:
a. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan
bersekala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di
lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk
rencana strategi (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi
perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan
pula dalam program kerja dan proyek tahunan.
b. Rencana strategis berorientasi pada jangkauan masa depan
untuk organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun
mendatang, sedang untuk organisasi non profit khususnya di
bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebiih untuk
25-30 tahun.
c. Visi, misi, pemilihan strategi yang yang menghasilkan strategi
induk, dan tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang
merupakan acuan dan merumuskan rencana strategi. Namun
dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen
puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat
didalamnya.
d. Rencana strategi dijabarkan menjadi rencana operasional yang
antara lain berisi program-program operasional, termasuk
proyek-proyek, dengan sararan jangka sedang masing-masing,
juga sebagai keputusan manajemen puncak.
e. Penetapan rencana strategi dan rencana operasional harus
melibatkan manajemen puncak karena sifatnya sangat
mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi,
23

untuk mewujudkan, mempertaankan dan mengembangkan


eksistensi jangka sedang termasuk juga jangka panjangnya.
f. Pengimplementasian strategi dalam program program
termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-
masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen yang
mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating),
penganggaran dan kontrol.

6. Tahapan-Tahapan Strategi
Dalam manajemen straegi terdapat beberapa tahapan
sebagai suatu proses yang harus secara sistematis dijalankan,
yaitu :26
1) Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan meupakan proses awal menetapkan
strategi yang bertujuan untuk mengidentiflkasi berbagai
masalah yang mempengaruhi kinerja lingkungan atau
organisasi. Analisis lingkungan tempat organisasi ii berada,
secara garis besar terbagi dalam dua komponen pokok, yaitu
analis lingkungan internal dan analisis lingkungan ekstenal,
proses analisis ini biasa di kenal dengan sebutan analisis
27
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Tujuan
utama dilakukannya analisis lingkungan internal darn eksternal
suatu organisasi adalah untuk mengidentifikasi peluang
(Opportunity) yang harus scgera mendapat perhatian serius

26
William Gluek, Manajemen Strategis & kebijakan Perusahaan,
Penerjemah Hariyadin Mahardika (Jakarta: Erlangga. 1989), h.12.
27
Mulia Nasution, Pengantar Manajemen (Jakarta: Djambatan, 1996),
h. 120.
24

dan pada saat yang sama, organisesi menentukan beberapa


ancaman (Threats) yang perlu diantisipasi. Proses dari analisis
lingkungan eksternal organisasi akan memberikan gambaran
tentang peluang dan ancaman, sedangkan analisis internal
organisasi akan mengetahui keunggulan dan kelemahan
organisasi. Langkah ini akan memberikan dampak terhapa
strategi pengembangan yang merupakan regenerisasi dalam
organisasi DSN dan DPS.
2) Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah
langkah kedepan yang dimaksud untuk membangun visi, misi
perusahaan, menetapkan tujuan strategis dan keuangan
perusahaan atau organisasi serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer
value terbaik. Dalam melakukan perumusan atau formalisasi
strategi juga ada beberapa hal yang patut untuk
dipertimbangkan, diantaranya: harus dipahami benar visi, misi
dan objektif suatu organisasi sehingga kita akan mengetahui ke
arah mana organisasi itu dibawa serta bagaimana caranya
untuk menuju kearah tersebut, memahami tentang posisi
organisasi ini, kemampuan mengidentifikasi lingkungan
(internal dan eksteral) yang sedang dihadapi, mencari alternatif
solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
secara lebih efisien di masa yang akan datang. Setiap
organisasi yang ingin meningkatkan kualitas dan mutunya
memang sudah seharusnya dalam perencanaan dan perumusan
strategi itu harus mengetahui bagaimana Iangkah-langkah
25

dalam penyusunan strategi dan juga bisa mempertimbangkan


apabila terdapat kemungkinan-kemungkinan yang dapat
menghambat dalam pencapaian tujuan. Karena tidak ada
organisasi yang memiliki sumber daya tak terbatas, peyusunan
strategi harus memutuskan alternatif strategi mana yang akan
memberikan keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi
strategi mengikat organisai terhadap produk, pasar, sumber
daya dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang
panjang.28
3) Implementasi Strategi
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi
karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi
yang telah di formulasikan dapat dijalankan. implementasi
strategi bermaksud mengembangkan budaya yang mendukung
strategi, mcnciptakan, struktur organisasi yang efektif dan
mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran,
mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan
menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan
dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti
memobilisasi karyawan dan manajer unutk menempatkan
strategi yang telah di formulasikan menjadi tindakan. Sering
kali dianggap sebagai tahap yang paling rumit dalam
manajemen strategis, implementasi strategi membutuhkan

28
Fandy Tciptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Andi Press,
2000), h. 87.
26

disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan. Suksesnya


implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer dalam
memotivasi karyawannya, yang lebih tepat disebut seni dari
pada ilmu. Kemampuan interpersonal sangatlah penting dalam
implementasi strategi. Aktivitas implementasi strategi
memengaruhi semua karyawan dan manajer dalam organisasi.
4) Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen
strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak
dapat berjalan seperti diharapkan, evaluasi strategi adalah alat
utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifkasi di masa datang karena faktor intemal dan
eksternal secara konstan berubah. Tiga aktifitas dasar evaluasi
strategi adaIah:29
a) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi saat ini.
b) Mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.
Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak
menjamin kesuksesan di hari esok.

7. Prinsip-Prinsip Strategi
Para eksekutif perlu menjamin bahwa strategi yang mereka
susun dapat berhasil dengan meyakinkan. Bukan saja dipercaya
oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan. Untuk itu,
mengutip dari Hatten dan Hatten (1988). Salusu, memberi

29
William Gluek, Manajemen Strategis & kebijakan Perusahaan, h.12.
27

beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi dibuat sehingga ia


bisa sukses.30
1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. Jangan
membuat strategi yang melawan arus. Ikutilah arus
perkembangan dalam masyarakat, dalam lingkungan yang
memberi peluang untuk bergerak maju.
2) Setiap organisasi tidak hanya mebuat satu strategi. Tergantung
pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi
yang dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan
strategi yang lain.
3) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan
menyatukan semua sumber daya dan tidak mencerai beraikan
satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antar berbagai
unit kerja dalam suatu organisasi sering kali mengklaim
sumber dayanya, membiarkan terpisah dari unit kerja lainnya
sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu justru
merugikan organisasi.
4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang
mempakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru
adalah kelemahannya. Selain itu, hendaknya juga
memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-
langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang
lebih kuat.
5) Sumber daya adalah suatu yang kritis

30
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik
dan Organisasi Nonprofit, h. 106.
28

6) Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu


besar. Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi
haruslah behati-hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi
ke dalam lobang yang besar.
7) Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang
telah dicapai. Jangan menyusun strategi di atas kegagalan.
8) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakan dengan
adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dan terutama
dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja

8. Tujuan dan Manfaat Strategi


Sebagai sebuah organisasi yang menginginkan
perkembangan baik, maka diperlukan sbuah rumusan
perencanaan yang sangat matang untuk meralisasikan tujuan yang
telah ditetapkan. Rumusan tersebut biasanya dibuat dalam sebuah
rancangan yang disatukan dalam sebuah Anggaran Dasar dan
Runnah Tangga serta dilebur kembali ke dalam program program
penunjang yang disusun secara sistematik hingga mencapai hal
yang diinginkan tersebut.
Selain hal di atas, perlu diperhatikan pula beberapa
kondisi yang terjadi ketika berjalannya program-program
tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan prakiraan (forcasting)
keadaan masa depan dalam sebuah organisasi. Hal ini dibutuhkan
agar ketika hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan tidak
menjadi masalah yang berdampak besar karena pada awal
pelaksanaan sudah diperkirakan hasil yang akan diterima, baik
ataupun buruk.
29

Setelah memperkirakan beberapa kemungkinan hasil yang


di dapat, organisasi sebaiknya juga membuat beberapa langkah
strategis untuk menyikapi hasil yang akan di dapat. Sehingga
apapun hasil yang dihasilkan sudah terdapat solusi atau cara
untuk melangkah terus menggapai tujuan tersebut. Beberapa
penjelasan di atas merupakan sebuah perencanaan yang perlu
dilakukan oleh setiap organisasi. Sering disebut hal tersebut
dengan sebuah strategi organisasi. Oleh karena itu, tujuan dan
manfat dari sebuah strategi adalah: 31
1. Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sehingga
dapat digunaknn untuk mengarahkan organisasi tersebut
kearah yang baik.Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam
organisasi sangatlah panting. Karena informasi tersebut akan
digunakan untuk membuat sebuah formula sasaran, strateginya
hingga program penunjang tujuan yang akan dijalankan.
2. Mengetahui langkah strategis yang akan digunakan oleh
organisasi tersebut dalam merealisasikan tujuan yang di
inginkan. Langkah strategis yang telah disusun akan
digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses
terwujudnya tujuan-tujuan yang diinginkan organisasi. oleh
karena itu, tujuan dengan formulasi strategi harus berhubungan
agar sinergitas yang di jalin juga mambantu proses percepatan
tersebut.
3. Memprediksi keadaan yang akan terjadi pada organisasi di
waktu yang akan datang, setelah persaingan dengan

31
Khotler Philip, Manajemen Pemasaran. Penerjemah Benyamin Polan
(Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia, 2005), h. 88.
30

organnisasi lain dimulai. Prediksi dalam sebuah organisasi


sangat penting dilakukan untuk dijadikan bahan persiapan
terhadap setiap hal-hal yang terjadi pada masa yang akan
datang. Selain itu, prediksi juga akan dijadikan sebuah
sandaran dalam mengambil keputusan dalam organisasi.
4. Mengetahui hambatan-hambatan yang kcmungkinan akan
dilalui oleh organisasi dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan. Hambatan merupakan sebuah kerikil tajam yang
dapat menghambat laju perkembangan dari sebuah organisasi.
Apabila ia tidak dibersihkan ia akan menjadi tembok besar
dalam merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkan oleh para
pendiri dari organisasi tersebut. Jadi untuk memperlancar
proses realisasi tujuan, maka hambatan harus dihilangkan dari
organisasi.
Itulah beberapa tujuan yang bisa di dapat ketika sebuah
organisasi memiliki sebuah strategi dalam mengaplikasikan
tujuan mereka. Apabila strategi tidak dimiliki oleh sebuah
organisasi, maka eksistensi organisasi tersebut akan terancam
oleh yang lain. Karena persaingan akan terus berjalan.
31

B. USAHA MIKRO
1. Pengertian Usaha Mikro
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa definisi Usaha
Mikro dari pemerintah atau institusi yang lainnya. Definisi sektor
usaha.mikro.menurut.SK.Menteri.Keuangan.No.40/KMK.06/200
3 adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI
dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.
100.000.000,(seratus juta rupiah) per tahun serta dapat
mengajukan kredit ke bank paling banyak Rp; 50.000.000, (lima
puluh juta rupiah). Berdasarkan UU No. 9/1995 tentang usaha
kecil, yang dimaksud dengan Usaha Mikro adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha yang
memenuhi kriteria adalah sebagai berikut: 32
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,
(dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
l.000.000.000,-(satu milyar rupiah)
c. Milik Warga Negara Indonesia (WNI)
d. Berdiri scndiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang pcrusahaan yang dimiliki, dikuasai atau beraflliasi baik

32
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam ekonomi Islam Penguatan
LKM dan UKM di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
42.
32

langsung, maupun tidak langsung dengan usaha menengah


atau besar
e. Terbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi.33
Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan
b, nilai nominalnya, dapat diubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Departemen keuangan memberi kriteria khusus mengenai usaha
kecil yang termuat dalam Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor 316/KMK.616/ 1994 Tentang Pedoman Pembinaan Usaha
Mikro dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian Iaba
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan tersebut
membahas apa yang dimaksud dengan usaha kecil dan kemudian
didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah
melakukan kegiatan usaha dengan omzet per tahun setinggi-
tingginya Rp. 600.000.000, (enam ratus juta rupiah).34
Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2008 yang
lalu dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) bersama pemerintah membuat Undang-Undang baru yaitu
UU No. 20 Tahun 2008. Berdasarkan UU No.20 tahun 2008
definisi dari usaha mikro, kecil dan menengah. Yang dimaksud
usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan

33
Sri Adiningsih, “Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan
Menengah Di Indonesia”, dari http:www.lfip.org.
34
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam ekonomi Islam Penguatan
LKM dan UKM di Indonesia, h.43.
33

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha


mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini yaitu:
1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Jadi kesimpulannya Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik perorangan atau badan perusahaan yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah).

2. Jenis-Jenis Usaha Mikro


Ada salah satu sub kecil Usaha Mikro yang memiliki
enterpreneurship (kewirausahaan), tetapi adapula yangt tidak
menunjuken sifat tersebut. Dengan menggunakan kriteria
tersebut, maka kita dapat membedakan Usaha Mikro dalam
empat kelompok/jenis sebagai berikut: 35
a. Livelihood Activities, Usaha Mikro yang masuk kategori ini
pada umumnya bertujuan mencari kesempatan kerja untuk
mencari nafkah. Para pelaku di kelompok ini tidak memiliki
jiwa kewirausahaan. Kelompok ini disebut sebagai sektor
informal.

35
Titik Sartika Partomo M.S dan Abdul Rahman Soejono, Ekonimi
Skala Kecil, Menengah dan Koperasi (Jakarta: Bina Putra Aksara, 2007), h.
26.
34

b. Micro Enterprises, Usaha Mikro ini lebih bersifat pengrajin


dan tidak bersifat wirausaha.
c. Small Dyinamic Enterprises, Usaha Mikro jenis ini cukup
memiliki kewirausahaan.
d. Fast Moving Interprises, ini adalah Usaha Mikro asli yang
mempunyai jiwa kewirausahaan. Kelompok ini akan
menghasilkan pengusaha skala menengah dan besar.
Sedangkan berdasarka laporan kelompok pakar Usaha
Mikro, APEC dimana indonesia mempunyai motor yang telah di
identiflkasi empat Usaha Mikro dilingkungan APEC, yaitu:36
a. Kelompok A
Usaha Mikro yang telah memiliki pasar global. Kelompok ini
telah menjadi sub-kontrak dari perusahaan multinasional
terutama disektor otomotif dan elektronik. Jumlah mereka
sekitar 3-4%.
b. Kelompok B
Usaha Mikro yang telah memasuki pasar internasional.
Kelompok ini sudah mengekspor, tetapi atas dasar pesanan
luar negeri dan bukan atas pemasaran yang agresif, berbeda
dengan Kelompok A, Kelompok B tidak continue. Di
indonesia kelompok ini banyak terdapat di bali dimana para
Importer asing (yang datang sebagai turis) telah melaksanakan
order bisnis yang cukup lumayan. Bahkan produk yang
diekspomya bukan dari jawa tengah dan jawa barat. Jumlah
mereka 5-7%

36
Hasan Amin AA.D, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan (Jakarta:
Pradya Utama, 1976), h. 17.
35

c. Kelompok C
Usaha Mikro yang belum pernah melakukan transaksi luar
negeri, tetapi memiliki potensial yang besar. Jumlah mereka
sekitar 30%
d. Kelompok D
Usaha Mikro yang tidak orientasi ke pasar luar negeri.
Mayoritas Usaha Mikro Indonesia berada di kelompok ini dan
jumlah mereka sekitar 60%

3. Permasalahan/Hambatan yang Dihadapi Usaha Mikro


Dalam perkembangan di indonesia, Usaha Mikro
menjumpai banyak hambatan/kendala yangt terjadi dalam
beberapa aspek yang berkaitan langsung dengan kegiatan
usahanya. Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain:
a. Keterbatasan Pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang
kritis bagi perlembagaan Usaha Mikro. Salah satu yangt terkait
dengan pemasaran yang umum dihadapi oleh Usaha Mikro
adalah tekanan-tekanan persaingan, baik di pasar besar (UB)
maupun pasar ekspor. Selain informasi terbatas, banyak
Usaha Mikro, khususnya mereka yang kekurangan modal dan
SDM serta mereka yang berlokasi didaerah-daerah pedalaman
yang relatif terisolasi dari pusat pusat informasi. Komunikasi
dan transportasi, juga mengalami kesulitan untuk memenuhi
36

standar-standar internasional yang terkait dengan produksi dan


perdagangan.37
b. Keterbatasan Finansial
Usaha Mikro di indonsia menghadapi 2 masalah utama aspek
finansial. Mobilitas modal awal (Starup Capital) dan akses ke
modal kerja dan finansial jangka panjang untuk investasi yang
sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang.
Hal ini disebabkan lokasi bank relatif terisolasi, persyaratan
terlalu berat, urusan administrasi terlalu bertele-tele, dan
kurang infomlasi mengenai skim-skim pengkreditan yang ada
dan prosedurnya.38
c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) juga merupakan
salah satu kendala yang serius bagi banyak usaha kecil dan
menengah di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek
entrepreneurship, manajemen, teknik produksi,
pengembangan produk, engineering desaign, quality control,
organisasi bisnis akutansi, data processing, teknik pemasaran
dan penelitian pasar. Keterbatasan-Keterbarasan Sumber
Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu ancaman bagi
usaha kecil dan menengah di indonesia untuk dapat bersaing
baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.39
d. Keterbatasan bahan baku

37
Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia,
Beberapa Isu Penting (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 73.
38
Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia,
Beberapa Isu Penting, h. 74.
39
Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia,
Beberapa Isu Penting, h. 79.
37

Keterbatasan bahan baku (dan input-input lainnya) juga


menjadi kendala serius bagi pertumbuhan output atau
kelangsungan produksi bagi banyak usaha keci dan menengah
d Indonesia.40
e. Keterbatasan Teknologi
Produksi yang sifatnya manual, Keterbatasan teknologi tidak
hanya membuat total faktor rendah, produktivitas dan
eflsiensi di dalam proses produkai, tetapi juga kualitas produk
yang dibuat rendah. Keterbatasnn teknologi ini disebabkan
oleh banyak faktor diantaranya keterbatasan modal investasi,
informasi mengenai teknologi atau mesin-mesin atau alat-alat
produksi baru serta Ketertbatasan Sumber Daya Manusia
(SDM).
Itulah berbagai macam masalah yang dihadapi oleh Usaha
Mikro di Idonesia dalam perkembangannya yang tingkat
intensitas dan sifatnya berbeda, namun masalah yang sering
disebut adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam
pemasaran.41

40
Tulus T.H. Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia,
Beberapa Isu Penting, h. 80.
41
G.Kartasaputra, Koperasi Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
UUD 1945 (Jakarta: Rineke Cipta, 2001), cet. 5, h. 1.
38

C. KOPERASI
1. Pengertian Koperasi
Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal
dari kata-kata latin yaitu “cum” yang berarti dengan, dan
“aperari” yang berarti bekerja. Dari dua kata ini dalam bahasa
inggris dikenal dengan kata “co” dan “operation”, yang dalam
bahasa belanda disebut istilah cooverative vereneging yang
berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.42
Koperasi berasal dari kata cooperation yang berarti
kerjasama. Secara umum yang dimaksud koperasi adalah suatu
badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,
beranggotakan mereka yang berekonomi lemah dan bergabung
secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban
melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
Koperasi merupakan suatu budun usaha bersama yang
bertujuan dalam bidang ekonomi dengan menempuh julan yang
tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para
anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya
diderita oleh manusia.43

42
R.T Sutantya Rahardja Hadikusuma, Hukum Koperasi Indonesia
(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 5, h. 1.
43
G.Kartasaputra, Koperasi Indonesia yang berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 (Jakarta: Rineke Cipta, 2001), cet. 5, h. 1.
39

Menurut kamus bahasa indonesia, pengertian koperasi


disebutkan sebagai “Perkumpulan yang berusaha di lapangan
ekonomi, tetapi tidak bermaksud mencari keuntungan “. 44
Adapun yang dimaksud dengan tidak mencari keuntungan
disini, mereka bekerja berdasarkan semangat kekeluargaan, tidak
mementingkan untung dan rugi bagi dirinya sendiri, melainkan
bekerja demi kesejahteraan bersama. Apa yang dikejar dalam
koperasi adalah tidak hanya kesejahteraan ekonomi, namun
kesejahteraan sosial. Kesejahteraan ekonomi berarti koperasi
berkewajiban melayani kebutuhan anggotanya dengan harga
relatif murah. Apabila dalam usaha itu mendapatkan keuntungan,
maka masing-masing anggota menerima bagian keuntungan
secara adil sesuai dengan kadar kerjanya. Adapun kesejahteraan
sosial yang dimaksud dalam koperasi adalah semua anggota
mempunyai hak dan kewajiban yang sama (equal treatment),
yang merupakan prinsip dasar dalam demokrasi.
Menurut Undang-Undang No. 25, Tahun 1992 pasal 1
tentang perkoperasian, “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
scbagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas-asas
kekeluargaan".
Jadi, Koperasi indonesia adalah kumpulan orang-orang
yang sccara bersama-sama bergotong royong, bekerja untuk
mewujudkan kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan
disekitarnya.
44
W.J.S Poerwadaminta, Kamus umum Bahasa Indonesia, h. 522.
40

Menurut hasil Kongres dan Rapat Anggota International


Cooperative Alliance (ICA). Hans, H. Munker juga memberikan
definisi koperasi sebagai berikut : “Koperasi adalah perkumpulan
otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
mereka yang melalui perusahaan yang memiliki dan diawasi
secara demokratis”.45
Sedangkan pengertian Koperasi dalam fiqih islam dikenal
dengan Syirkah atau semakna dengan kata al-Syirkah yaitu
perserikatan. Adapun dilihat dari segi istilah, koperasi adalah
akad antara orang-orang untuk berserikat modal dan
keuntungan.46
Al-Syirkah atau al-Musyarakah adalah akad kerjasama
antara dua atau lebih dua pihak atau lebih usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau (amal
expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.47
Jadi kesimpulannya Koperasi adalah suatu badan usaha
bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, memiliki
anggota dan bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan
hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggotanya, dimana masing-

45
Hans, H.Munker, Masa Depan Koperasi (Jakarta: Pustaka Jaya,
2005), h. 259.
46
Junadi B. SM, Islam dan Interprenealisme: Suatu Studi Fiqih
Ekonomi Bisnis Modern (Jakarta, Kalam Mulia, 1993), h. 147.
47
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid. Penerjemah
Imam Ghozali Said & Ahmad Zaidan (Beirut: Darul Qalam, 1998), h. 253.
41

masing pihak memberikan kontribusi dana atau dengan


kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.

2. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi


Didalam pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No.
25 tahun 1992 tentang perkoperasian diuraikan fungsi dan peran
koperasi. Fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut:48
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangan
perekonomian nasional yang bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Berdasarkan defmisi-defmisi yang dikemukakan diatas,
maka banyak versi juga yang berkenaan dengan prinsip-prinsip
koperasi, namun prinsip koperasi yang dijelaskan dalam ICA
(International Co-operative Alliance) dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 25 tahu 1992 tentang perkoperasian,
cukup respensif yaitu dikemukakan dalam forum ICA

48
E.D Damanik. Dkk, Pengantar Perkoperasian (Jakarta: Dwi Sagara,
1986), h. 102.
42

(International Co-operative Allience) yang menghasilkan


Cooperative Indentity Statement (Pernyataan Identitas Koperasi),
Manchester September 23, 1995 yang terdiri dari tujuh prinsip,
yaitu:49
1) Keanggotaan Sukarela dan Terbuka
Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan
dan dapat memanfaatkan jasa-jasa koperasi. Tidak ada
diskriminasi terhadap agama, jender, suku, dan apapun. Dan
tidak ada paksaan, baik sebelum ataupun sesudah menjadi
anggota. Setipa anggota boleh keluar setiap waktu.
2) Pengendalian Anggota-anggota secara demokratis.
Anggota sebagai pemilik koperasi, mempunyai hak yang sama
dalam forum bersama, yang sering disebut Rapat Anggota
Tahunan (RAT). Dalam forum tersebut, anggota berhak
menentukan kebijakan strategis dari koperasi, bahkan sampai
membubarkan koperasi, pada saat itu sah untuk diajukan dan
diputuskan. Setiap anggota berhak untuk memilih dan dipilih.
3) Partisipasi ekonomi Anggota
Modal koperasi yang paling utama adalah dari anggota (modal
pernyataan). Namun, jumlah simpanan yang ditanam di
koperasi tidak menjadikan seorang anggota mempunyai hak
istemewa dibanding yang lainnya yang menanam uangnya
lebih sedikit. Surplus usaha yang didapat koperasi
dibandingkan kepada anggota sebagian, sesuai aktivitas
anggota di koperasinya. Dan sebagian keuntungan yang lain

49
D. Danoewikarsa, Tanya Jawab Tentang Koperasi (Jakarta: Orba
Sakti, 1978), h. 21.
43

ditanam kembali untuk modal usaha koperasi. Presentase


pembagian keuntungan seutuhnya menjadi wewenang anggota.
4) Otonomi dan Kemerdekaan
Anggota sebagai anggota pemilik dari koperasi, menjadikan
koperasi memiliki independensi. Kekuasaan tertinggi ada di
tangan anggota yaitu dalam rapat anggota.
5) Pendidikan, Latihan, dan Informasi
Koperasi merupakan organisasi/badan usaha. Memerlukan
yang tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai
anggota. Setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih dan memilih, menjadi pengurus atau pengawas.
Sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk menyiapkan
dana pendidikan untuk anggotanya sebagai upaya
mengusahakan kontinuitas estapeta kepemimpinan di dalam
tubuh koperasi. Anggota juga berhak menerima informasi
tentang segala informasi tentang segala sesuatu yang
berkenaan dengan koperasinya.
6) Kerjasama antar Koperasi
Kerjasama antar koperasi merupaka kekuatan tersendiri bagi
koperasi yang akan menaikan bargain position (Posisi Tawar)
di kalangan pelaku ekonomi lainnya, dan koperasi mampu
memberikan pelayanan yang efektif kepada anggotanya.
7) Kepedulian terhadap Lingkungan
Koperasi memberikan kontribusi langsung dalam
pembangunan komunitas yang berkesinambungan, sesuai
dengan persetujuan anggota.
44

Undang-undang RI Nomor 25 tahun 1992 tentang


perkoperasian menyebutkan bahwa prinsip koperasi itu ada tujuh,
yaitu:50
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya usaha masing-masing anggota
4) Pemberian balas jasa terhadap modal
5) Kemandirian
6) Pendidikan koperasian
7) Kerjasama antrar koperasi

3. Jenis-jenis Usaha Koperasi


Koperasi merupakan organisasi rakyat yang berwatak sosial
yang mempunyai tujuan utama yaitu pemenuhan kebutuhan
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan
koperasi tersebut dilihat nyata bila koperasi menjalankan usaha.
Cara berusaha dalam koperasi adalah cara berusaha organisasi
ekonomi dengan watak sosial. Watak sosial tercermin pada
manfaat yang dipancarkan yaitu: usaha memberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan anggota dan masyarakat, dan usaha
memberikan keringanan harga/penambahan pendapatan kepada
anggota dan masyarakat.51
Tidak ada keterbatasan koperasi dalam menentukan jenis
kegiatan usaha. Seluruh bidang dapat dijalankan, terlebih dahulu

50
E.D Damanik. Dkk, Pengantar Perkoperasian, h. 110.
51
E.D Damanik. Dkk, Pengantar Perkoperasian, h. 113.
45

dipilih menurut kesepakatan dan kepentingan bersama. Di antara


jenis usaha yang dijalankan koperasi adalah simpan pinjam,
konsumsi, produksi, jasa, dan koperasi serba usaha:52
a. Koperasi Simpan Pinjam
Pengertian Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi
yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal
melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan
terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para
anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk
tujuan produktif dan kesejahteraan.
Pengumpulan modal pada usaha Simpan pinjam berasal dari
permodalan intern, berasal dari anggota berupa simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan cadangan dari
sisa hasil ussaha koperasi. permodalan ekstern, berupa
pinjaman-pinjaman atau simpanan dari luar anggota. Uang
terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk persediaan anggota
yang meminjam. Dengan kata lain koperasi meyediakan kredit
untuk anggota. Pengertian kredit menurut Winardi adalah
setiap persetujuan dimana prestasi dan kontra prestasi dipisah
oleh waktu. Perbedaan pokok antara Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) Konvensional dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Syari’ah adalah adanya larangan untuk membayar dan
menerima bunga pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Syari’ah atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dalam
menanggung resiko, perbedaan keduanya yaitu jika pada

52
Panji Anoraga, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek (Jakarta:
Pustaka Jaya, 1995), h. 33.
46

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Konvensional menerapkan


resiko dalam menjalankan usaha berbeda pada anggota, dan
tidak ikut menanggung kerugian jika usahanya merugi, maka
pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syariah ikut
menanggung dan berbagi kerugian kepada anggotanya yang
usahanya mengalami kerugian, secara profesional.53
b. Koperasi Konsumsi
Pengertian koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-
anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam bidang konsumsi. Koperasi ini
berfungsi :
1) Sebagai penyalur tunggul barang-barang kebutuhan rakyat
sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen dan
konsumen.
2) Harga barang di tangan konsumen menjadi lebih murah.
3) Biaya penjualan maupun biaya pembelian dapat ditekan.
Bentuk usaha dari koperasi ini adalah menyelenggarakan toko
konsumsi, yang melayani masyarakat secara terbuka. Berbeda
dengan usaha simpan pinjam yang ditujukan untuk anggota,
maka toko konsumsi seperti itu jsukustru harus ma dalam
lingkungan masyarakat luas untuk melayani anggota dan
bukan anggota. Penjualan kepada bukan anggota akan
memperbesar nilai penjualan dan nilai keuntungan.
Komunikasi dan transportasi yang baik membantu ula
tercapainya stabilitasi harga, dalam arti tidak banyak bedanya
antara daerah satu dengan daerah lainnya. Oleh sebab itu
53
Panji Anoraga, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, h. 35.
47

penumbuhan toko-toko koperasi konsumsi tidak mungkin


hanya dengan semboyan “Harga lebih murah” tetapi harus
dengan daya tarik yang lain yang diperlukan oleh konsumen.
Disamping itu masalah pelayanan dan suasana yang
menyenangkan bagi pembeli dan keluarganya merupakan daya
tarik yang perlu dikembangkan. Dalam pengembangan toko
koperasi konsumsi, kerjasama dengan Yayasan Lembaga
Konsumen perlu diadakan. Kedua organisasi ini mempunyai
kesamaan kepentingan yaitu bekerja untuk konsumen.
Konsumen memang harus dididik untuk dapat menggunakan
hak-haknya guna memperoleh keperluannya dengan baik, dan
kedua organisasi tersebut memang berusaha untuk membidik
konsumen. Jadi koperasi konsunsi menggunakan modal untuk
membeli barang untuk melayani kebutuhan/kepentingan para
anggotanya, terutama kebutuhan sehari-hari dengan menitik
beratkan pada pemuasan para anggota.54
c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah Koperasi yang bergerak dalam
bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-
barang baik yang dilakukan oleh koperasi maupun anggota-
anggota koperasi. contohnya koperasi peternak sapi perah,
koperasi tahu tempe, koperasi pertanian dan sebagainya.
Anggota Koperasi Produksi terdiri dari orang-orang yang
mampu menghasilkan suatu barang atau jasa. Koperasi
produksi dibedakan menjadi dua macam yaitu:55

54
Panji Anoraga, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, h. 38
55
Panji Anoraga, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, h. 41
48

1) Koperasi produksi yang anggota-anggotanya adalah para


produsen, misalnya petani, pengrajin, dan nelayan.
2) Koperasi produksi sebagai Badan hukum yang memiliki
unit produksi.
Koperasi produksi jenis pertama akan lebih menekankan
fungsinya untuk melayani anggota sebagaai produsen. Jadi
fungsi utama koperasi adalah melayani anggota-anggotanya,
misalnya untuk memasarkan hasil-hasil produksi para
anggotanya, mengusahakan pengadaan bahan-bahan baku, dan
penyediaan informasi pasar. Untuk koperasi jenis kedua,
fungsi utamanya adalah bagaimana dapat menghasilkan barang
atau jasa seefisien mungkin sehingga kegiatan produksi
tersebut dapat menguntungkan koperasi, anggota koperasi dan
masyarakat.
d. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dalam bidang
penyediaan barang tertentu bagi para anggota dan bagi
masyarakat umum, contohnya adalah koperasi angkutan,
perumahan, asuransi, pelistrikan, dan lain-lain. Mereka ini
biasanya terdiri dari orang-orang yang tidak mampu bahkan
miskin atau lemah ekonominya, Kemudian bersatu dan
berkerja sama dalam sebuuh koperasi angkutan. Hal ini akan
menghindarkan persaingan dan memecah permusuhan di
antara mereka. Di dalam koperasi mereka bekerja sama untuk
49

memperoleh alat-alat dan barang-barang kebutuhan profesi


mereka dengan mudah dan murah.56
Ada beberapa macam koperasi jasa, antara lain:
l) Koperasi pengangkutan, memberikan jasa angkutan barang
atau orang. Modal yang dikumpulkan dibelikan angkutan
seperti truk yang mengangkut burang-barang dari anggota
dengan tarif lebih murah dibanding dengan tarif umum.
Ada juga koperasi pengangkutan yang secara bersama-sama
memberikan jasa kepada anggotanya dan kepada
musyarakat umum seperti koperasi taksi
1) Koperasi perumahun memberikan jasa dengan cara
menyewakan rumah-rumah sehat dengan sewa yang cukup
rendah atau menjual rumah dengan harga rendah.
2) Koperasi Asuransi memberikan jaminan kepada
anggotanya, misalnya asuransi jiwa dan asuransi kebakaran.
4) Koperasi Perlistrikan memberikan jasa aliran listrik kepada
anggotanya.
Ada dua macam koperasi perlistrikan yaitu:
a) Membeli bersama tenaga listrik dalam kekuatan yang
besar dan kemudian dibagikan kepada para anggotanya.
Dialirkan ke rumah-rumah anggota dengan tarif ringan
b) Menghasilkan tenaga listrik sendiri dengan mesin
pembangkit tenaga listrik dengan menyalurkan kerumah
para anggota dengan tarif ringan.57

56
Panji Anoraga, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, h. 44
57
Ninik Widianti, Teori Perkoperasian (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),
h. 35.
50

4. Manajemen Koperasi
Sebagai organisasi ekonomi, Koperasi pun tidak bisa luput
dari pengaruh lingkungannya seperti ligkungan konsumen.
Situasi persaingan dan perubahan harga-harga. Karena itu
Koperasi pun harus menghayati lingkungannya dengan
mengidentifikasikan struktur pasar, tanggapan anggota terhadap
usaha Koperasi, kebutuhan dan keinginan anggota. Hal ini berarti
bahwa dalam mengendalikan usaha Koperasi efektivitas dan
efesiensi kerja harus menjadi prinsip kerja koperasi. Sekalipun
ukuran efesiensi dan efektivitas usaha Koperasi bukan di ukur
dari besarnya laba atau sisa usaha yang diperoleh.
Manajemen Koperasi berlandaskan kekeluargaan dan
kegotong royongan yang lebih terkenal dengan landasan
pancasila. Landasn yang demikian diwujudkan pada sifat
manajemen Koperasi, yaitu bersifat demokrasi yaitu: 58
a. Kekuasaan Tertinggi Semua kebijakan dan keputusan-
keputusan yang akan dilaksanakan di dalam suatu Koperasi
ditentukan dalam forum Rapat Anggota berdasarkan hikmah
kebijaksanaan permusyawaratan; di mana setiap orang dengan
tidak memandang umur, besarnya simpanan di dalam Koperasi
serta golongan mempunyai hak yang sama yaitu sau orang satu
suara. Pengurus dalam hal ini hanyalah melaksanakan
kebijaksanaan kebijaksanaan yang telah di tetapkan dalam
Rapat anggota yang telah dituangkan dalam bentuk Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah tangga. Pengurus berhak hanya dalam

58
P. Hasibuan, Manajemen Koperasi (Jakarta: Yayasan Pembinaan
Keluarga UPN Veteran, 1986), h. 197.
51

merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan keputusan-keputusan


Rapat Anggota.59 Yang disebut Rapat Anggota Tahunan,
disingkat RAT dimana pengurus memeberi pertanggung
jawaban atas kebijakan yang telah dilakukannya selama tahun
buku yang lampau. Ada juga yang mengadakan dua kali rapat
anggota dalam satu tahun yaitu satu kali untuk menyusun
anggaran biaya dan pendapatan (rencana usaha) untuk tahun
yang akan datang dan yang kedua kali rapat anggota tahunan
untuk memebicarakan kebijakan pengurus selama tahun yang
lampau, Yang pertama diadakan menjelang akhir tahun buku
(Septembrr-desember), Sedangkan yang kedua diadakan
beberapa bulan akhir tahun buku.60
Rapat Anggota Tahunan Koperasi membicarakan antara lain
hal-hal sebagai berikut:
1) Penilaian kebijakan pengurus dalam memeimpin koperasi
selama tahun buku yang lampau.
2) Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi.
3) Penilaian laporan Badan Pemeriksa.
4) Menetapkan pembagian sisa hasil usaha Koperasi.
5) Rencana Anggaran tahun berikutnya.
6) Pemilihan pengurus dan Badan pemeriksa (jika masing-
masing sudah berakhir masa jabatannya).
7) Masalah yang timbul dalam rapat (pertanyaan keliling).61
b. Pengurus dan Badan Pemeriksa

59
P. Hasibuan, Manajemen Koperasi, h. 200.
60
P. Hasibuan, Manajemen Koperasi, h. 201.
61
P. Hasibuan, Manajemen Koperasi, h. 203.
52

Pengurus dan Badan Pemeriksa adalah anggota yang


dilaksanakan oleh anggota untuk menggunakan kekayaan
anggota yang telah dikumpulkan guna menjalankan usaha
bersama itu . Badan pemeriksa mewakili anggota untuk
mengawasi Pengurus agar bekerja menurut kebijakan-
kebijakan sebagaimana telah dituangkan di dalam Anggaran
Dasar Rmah Tangga Koperasi. Ini mengandung arti bahwa
usaha dan organisasi Koperasi diurus scara bersama-sama oleh
anggota untuk kepentingan itu sendiri.62

62
P. Hasibuan, Manajemen Koperasi, h. 205.
53

D. KOPERASI SYARIAH
1. Pengertian Koperasi Syariah
Koperasi Syariah adalah usaha ekonomi yang teroganisir
secara mantap, demokratis, otonom partisipatif dan berwatak
sosial yang operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip yang
mengusung etika moral dengan memperhatikan halal atau
haramnya sebuah usaha yang dijalankan sebagaimana dianjurkan
dalam agama islam.63
Menurut keputusan Nomor 90/Kep/M.KUKM/IX/2004,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi jasa
keuangan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya
bererak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai
pola bagi hasil (syariah).64
Koperasi disebut juga syirkah, syirkah menurut bahasa
berarti percampuran (al-Ikhtilath), dalam litelatur bahasa inggris
syirkah disebut juga dengan partnership, lembaga-lembaga
keuangan menerjemahkannya “participation Financing”.
Secara terminoligo ada beberapa definisi syirkah yang
dikemukakan oleh ulama fiqih, pertama, menurut ulama
malikiyah, syirkah adalah suatu keizinan bertindak secara hukum

63
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah (Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka, 2009), h. 12.
64
Muhammad Sholahudin & Lukman Hakim, Lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syariah Kontemporer (Surakarta: Muhammadiyah University Press,
2008), h. 179.
54

bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta mereka. Kedua,


definisi yang dikemukakan oleh ulama syafiiyah dan hanbaliyah,
menurut mereka syirkah adalah hak bertindak hukum bagi dua
orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. Ketiga,
definisi yang dikemukakan ulama hanafiyah menurut mereka as-
syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang orang yang
bekerjasama dalam modal dan keuntungan. Jadi, pada dasarnya
definisi yang dikemukakan oleh para ulama hanya berbeda secara
redaksional, sedangkan esensi esensi yang terkandung
didalamnya sama.65
Konsep utama koperasi syariah adalah menggunakan akad
syirkah muwafadah yakni sebuah usaha yang didirikan bersama-
sama oleh dua orang atau lebih, masing masing memberikan
kontribusi dana dalam porsi yang sama besar berpartisipasi dalam
kerja dengan bobot yang sama pula. Masing masing partner,
saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. dan
tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih
besar dan keuntungan yang lebih besar pula dibanding partner
lainnya.66
Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat ada
umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang
erkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Membentuk
koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan

65
Ah.Azharudin Lathif, Fiqih Muamalat (Jakarta:UIN Jakarta Press,
2005), h. 129.
66
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, h. 15.
55

misi dalam intern pendiri. Mendirikan koperasi syariah akan


memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti
di tengah jalan.
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha
yang baik dan halal, dan bermanfaat serta menguntungkan
dengan sistem bagi hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir), dan
ketidak jelasan (gharar), untuk menjalankan fungsi perannya,
koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam
sertifikasi usaha koperasi, usaha usaha yang diselenggarakan
koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa dan
ketentuan dewan syariah naional Majelis Ulama Indonesia. Usaha
usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan
peraturan perungang-undangan yang berlaku.67

2. Landasan Hukum Koperasi Syariah


Sebagian ulama menganggap koperasi (Syirkah
Ta’awuniyah) sebagai akad mudhorobah yakni suatu perjanjian
kerjasama antara dua orang atau lebih, di satu pihak menyediakan
modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar
profit sharing (membagi keuntungan) menurut perjanjian.68
Pada tahun 2004 operasional Koperasi Syariah diresmikan
dengan dikeluarkannya landasan hukum tersendiri berupa
keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia No. 91 tahun 2004 tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan KJKS. Kemudian pada tahun 2007

67
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, h. 16.
68
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, h. 40.
56

diterbitkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil


Menengah Republik Indonesia No. 6 tahun 2007 tentang petunjuk
teknis program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro
(P3KUM) pola syariah, yang mengatur tentang Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah.
Sejak diterbitkannya payung hukum tersebut maka
terdapat payung hukum yang jelas bagi KJKS maupun UJKS di
Indonesia. Setelah itu beberapa peraturan terkait dengan KJKS
dan UJKS diterbitkan pada tahun yang sama, yaitu tahun 2007
yang membahasa tentang standar operasional prosedur,
pengawas, sampai dengan penilaian kesehatan bagi KJKS dan
UJKS. Sejak saat itu pula penyebutan koperasi dengan prinsip
dasar syariah secara resmi disebut sebagai KJKS, dan UJKS bagi
koperasi konvensional yang memiliki unit layanan syariah pada
operasionalnya.69

3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah


Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan
mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan
cara tunai atau membungakan uang yang ada pada anggotanya.
Pada anggota yang meminjam tidak dilihat dari sudut pandang
penggunaanya hanya melihat pada uang pinjaman kembali
ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan pada kondisi hasil
usaha atas penggunaan uang tadi, bahkan bisa terjadi jika ada
anggota yang meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan
minum), maka pihak koperasi memberlakukannya sama dengan
69
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, h. 45.
57

peminjam lainnya yang penggunaannya untuk usaha yang


produktif dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi.
Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena
setiap transaksi (tasharuf) di dasarkan pada penggunaan yang
efektif apakah untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari,
kedua hal tersebut diperlukan secara berbeda, untuk usaha
produktif, misalnya, anggota akan berdagang maka dapat
menggunakan prinsip bagi hasil (musyarakah dan mudharabah),
sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat alat lainnya
dapat menggunakan prinsip jual beli (murabahah).
Berdasarkan peran dan fungsinya maka koperasi syariah
memiliki fungsi dian taranya: 70
a. Sebagai manajer investasi
Manajer investasi yang dimaksud adalah koperasi syariah
dapat memainkan peranan sebagai agen atau sebagai
penghubung bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan
menyalurkan kepada calon atau anggota yang berhak
mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota
yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana. Umumnya, apabila
pemilihan penerima dana (anggota atau calon anggota)
didasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana, maka
koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa
agennya. Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima
dana, atau biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau
biaya monitoring termasuk reporting.ckemudian apabila terjadi

70
Muhammad Sholahudin & Lukman Hakim, Lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syariah Kontemporer, h. 84.
58

wanprestasi yang bersifat force major yakni bukan kesalahan


koperasi atau bukan kesalahan anggota, maka sumber dana
tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi.
Akad yang tepat untuk hal seperti ini adalah mudarabah
muqayadah.
b. Sebagai investor
Peran sebagai investor (shahibul maal) bagi koperasi syariah
adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun
pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara
profesional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pihak
pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka
dikelolanya berdasarkan program-program yang dimilikinya.
Prinsip pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai
mudharabah mutlaqah, yaitu investasi dana yang dihimpun
dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang
sesuai dengan syariah.
c. Fungsi Sosial
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan
pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkannya
maupun kepada masyarakat dhuafa. Kepada anggota yang
membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat
diberikan pinjaman kebijakan dengan pengembalian pokok (al
qord) yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba
yang dihimpun, dimana anggota tidak dibebankan bunga da
sebagainya seperti koperasi konvensional. Sementara bagi
anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman
kebijakan dengan atau tanpa pengembalian pokok (qordul
59

hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS (zakat, infaq,


shodaqoh). Pinjaman qordul hasan ini diutamakan sebagai
modal usaha bagi masyarakat miskin agar usahanya menjadi
besar. Jika usahanya mengalami kemacetan, ia tidak perlu
dibebani dengan pengembalian pokoknya. Fungsi ini juga
membedakan antara koperasi konvensional dengan koperasi
syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya
sesua dengan ajaran islam.
Fungsi dan peran koperasi syariah lainnya diantaranya: 71
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya,
guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.
b. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar
menjadi lebih amanah, professional (fathonah), konsisten, dan
konsekuen (istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam.
c. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
d. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan
dana, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta.
e. Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu
bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara
efektif
f. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja

71
Muhammad Sholahudin & Lukman Hakim, Lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syariah Kontemporer, h. 88.
60

g. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota

4. Nilai-nilai koperasi syariah


Pemerintah dan swasta, meliputi individu maupun
masyarakat, wajib mentransformasikan nilai-nilai syari’ah dalam
nilai-nilai koperasi, dengan mengadopsi 7 nilai syariah dalam
bisnis yaitu: 72
a. Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi dan
akuntabilitas.
b. Istiqamah yang mencerminkan konsistensi, komitmen dan
loyalitas.
c. Tabligh yang mencerminkan transparansi, kontrol, edukatif,
dan komunikatif
d. Amanah yang mencerminkan kepercayaan, integritas, reputasi,
dan kredibelitas.
e. Fathanah yang mencerminkan etos profesional, kompeten,
kreatif, inovatif.
f. Ri’ayah yang mencerminkan semangat solidaritas, empati,
kepedulian.
g. Mas’uliyah yang mencerminkan responsibilitas.73

5. Usaha-usaha koperasi syariah


a. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang
halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan

72
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, h. 47.
73
Muhammad Sholahudin & Lukman Hakim, Lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syariah Kontemporer, h. 175.
61

dengan sistem bagi hasil dan tanpa riba, judi atau pun
ketidakjelasan (ghoro).
b. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah
menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi
usaha koperasi.
c. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus
sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia.
d. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.74

5. Penghimpunan Dana Koperasi Syariah


Untuk mengembangkan usaha Koperasi Syariah, maka para
pengurus harus memiliki strategi pencarian dana, sumber dana
dapat diperoleh dari anggota, pinjaman atau dana-dana yang
bersifat hibah atau sumbangan. Semua jenis sumber dana tersebut
dapat di klasifikasikan sifatnya saja yang komersial, hibah atau
sumbangan sekedar titipan saja. Secara umum, sumber dana
koperasi diklasifikasikan sebgai berikut:75
1) Simpana pokok
Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang
disetorkan dimana besar simpanan pokok tersebut sama dan
tidak boleh dibedakan antara anggota. Akad syariah simpanan

74
Muhammad Sholahudin & Lukman Hakim, Lembaga Ekonomi dan
Keuangan Syariah Kontemporer, h. 177.
75
M. Arifin Hamid, Membumikan koperasi Syariah di Indonesia
(Jakarta: Elsas, 2007), h. 130.
62

pokok tersebut masuk katagori akad Musyarakah. Tepatnya


Syirkah Mufawadhah yakni sebuah usaha yang didirikan
secara bersama-sama dua orang atau lebih, masing-masing
memberikan dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi
dalam kerja dengan bobot yang sama pula.
2) Simpanan wajib
Simpanan wajib masuk dalam katagori modal koperasi
sebagaimana simpanan pokok dimana besar kewajibannya
diputuskan berdasarkan hasil Musyawarah anggota serta
penyetorannya dilakukan secara kontinyu setiap bulannya
sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi
Syariah.
3) Simpanan sukarela
Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota
atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian
menyimpannya di Koperasi Syariah.
Bentuk simpanan sukarela ini memiliki dua jenis karakter
antara lain:
a) Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut
(Wadi’ah) dan diambil setiap saat. Titipan (wadi’ah)
terbagi atas dua macam yaitu titipan (wadi’ah) Amanah dan
titipan (wadi’ah) Yad dhomamah.
b) Karakter kedua bersifat Investasi, yang memang ditujukan
untuk kepentingan usaha dengan mekanisme bagi hasil
(Mudharabah) baik Revenue Sharing, Profit Sharing
maupun profit and loss sharing.
63

4) Investasi pihak lain


Dalam melakukan operasionalnya lembaga Koperasi syariah
sebagaimana Koperasi konvensional pada ummnya, biasanya
selalu membutuhkan suntikan dana segar agar dapat
mengembangkan usahanya secara maksimal, prospek pasar
koperasi syariah teramat besar sementara simpanan
anggotanya masih sedikit dan terbatas. Oleh karenanya,
diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti
Bank Syariah maupun program-program pemerintah. Investasi
pihak lain ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip
Mudharabah maupun prinsip Musyarakah.

6. Penyaluran Dana Koperasi Syariah


Ada beberapa macam tipe penyaluran dana dalam koperasi
syariah diantaranya:76
1) Bagi Hasil (Mudharabah atau Musyarakah)
Sesuai dengan sifat koperasi dan fungsinya, maka sumber dana
yang diperoleh haruslah disalurkan kepada anggota maupun
calon anggota. Dengan menggunakan bagi hasil (Mudharabah
atau Musyarakah) dan juga dengan jual beli (Piutang
Mudharabah, Piutang salam, piutang Istishna dan sejenisnya),
bahkan ada juga yang bersifat jasa umum, misalnya
pengalihan piutang (Hiwalah), sewa menyewa barang (ijarah)
atau pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya

76
M. Arifin Hamid, Membumikan koperasi Syariah di Indonesia, h. 140.
64

2) Investasi/Kerjasama
Kerjasama dapat dilakukan dalam bentuk Mudharabah dan
Musyarakah. Dalam penyaluran dana dalam bentuk
Mudharabah dan Musyarakah Koperasi syariah berlaku
sebagai pemilik dana (Shahibul Maal) sedangkan pengguna
dana adalah pengusaha (Mudharib), kerja sama dapat
dilakukan dengan mendanai sebuah usaha yang dinyatakan
layak untuk dikasi modal. Contohnya: untuk pendirian klinik,
kantin, toserba dan usaha lainnya.
3) Jual Beli (Al Bai’)
Pembiayaan jual beli dalam UJKS pada Koperasi syariah
memiliki beragam jenis yang dapat dilakukan antara lain
seperti:
Pertama: Jual beli secara tangguh antara penjual dan pembeli
dimana kesepakatan harga sipenjual menyatakan harga belinya
dan si pembeli mengetahui keuntungan penjual, transaksi ini
disebut Bai Al Mudharabah.
Kedua: Jual beli secara pararel yang dilakukan oleh 3 pihak,
sebagai contoh pihak 1 memesan pakaian seragam sebanyak
100 setel kepada Koperasi syariah dan Koperasi Syariah
memesan dari Konveksi untuk dibuatkan 100 setel seragam
yang dimaksud dan Koperasi membayarnya dengan uang
muka dan dibayar setelah jadi, setelah selesai diserahkan ke
pihak 1 dan pihak 1 membayarnya baik secara tunai maupun
diangsur.
4) Jasa-jasa
65

Disamping itu produk kerjasama dan Jual beli Koperasi


Syariah juga dapat melakukan kegiatan jasa layanan antara
lain:
a. Jasa Al Ijarah (Sewa)
Jasa Al Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat
barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa
pemindahan hak milik atas barang itu sendiri, contoh:
penyewaan tenda, Sound sistem dan lain-lain.
b. Jasa Wadiah (Titipan)
Jasa Wadiah dapat dilakukan pula dalam bentuk barang
seperti jasa penitipan barang dalam Loker Karyawan atau
penitipan sepeda motor, mobil, pesawat dan lain-lain.
c. Hawalah (Anjak Piutang)
Pembiayaan ini ada karena adanya peralihan peralihan
kewajiban dari seseorang terhadap pihak lain dan dialihkan
kewajibannya kepada Koperasi Syariah. Contoh kasus
anggota yang terbelit utang dan pihak Koperasi
menyelesaikan/membayarkan kewajiban hutang tersebut
dan anggota tadi membayarnya kepada Koperasi.
d. Rahn (Gadai)
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Yang
mana dalam Koperasi Syariah Gadai ini tidak menggunakan
Bunga akan tetapi mengenakan tarif sewa penyimpanan
barang yang digadaikan tersebut, seperti gadai emas.
66

e. Wakalah (Perwakilan)
Jasa ini adalah mewakilkan urusan yang dibutuhkan
anggota kepada pihak Koperasi seperti pengurusan SIM,
STNK, pembelian barang tertentu disuatu tempat, dan lain-
lain. Wakalah berarti juga penyerahan pendelegasian atau
pemberian mandat.
f. Kafalah (Penjamin)
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh Kopersai
(Penanggung) pada pihak Ketiga untuk memenuhi
kewajiban angotanya. Kafalah ada karena adanya transaksi
anggota dengan pihak lain dan pihak lain tersebut
membutukan jaminan dari Koperasi yang anggotanya
berhubungan dengannya. Contoh kasus bila para anggota
mengajukan pembiayaan dari Bank Syariah dimana
Koperasi sebagai penjamin atas kelancaran angsurannya.
g. Qardh (pinjaman Lunak)
Jasa ini termasuk katagori pinjaman lunak, dimana
pinjaman yang harus dikembalikan sejumlah dana yang
diterima tanpa adanya tambahan. Kecuali anggota
mengembalikan lebih tanpa persyaratan dimuka maka
kelebihan dana tersebut diperbolehkan diterima Koperasi
dan dikelompokkan kedalam Qardh (atau Baitulmaal ZIS).
Umumnya dana ini diambil dari simpanan pokok.

7. Distribusi Bagi Hasil Pendapatan Koperasi Syariah


Distribusi pendapatan yang dimaksud di sini adalah
pembagian pendapatan atas pengelolaan dana yang diterima
67

Koperasi Syariah dibagi kepada para anggota yang memiliki jenis


simpanan atau kepada para pemilik modal yang telah
memberikan kepada Koperasi dalam Bentuk Mudharabah dan
Musyarakah. Sedangkan pembagian yang bersifat tahunan
(periode khusus) makan distribusi pendapatan tersebut termasuk
katagori SHU (sisa hasil usaha) dalam aturan koperasi. 77
Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang
memiliki jenis simpanan atau pemberi pinjaman adalah
didasarkan kepada hasil usaha yang riil yang diterima Koperasi
pada saat bulan berjalan. Umumnya ditentukan berdasarkan
nisbah yaitu rasio keuntungan antara koperasi Syariah dan
anggota atau pemberi pinjaman terhadap hasil riil usahanya.
Misalnya nisbah 30:70, yaitu jenis simpanan Qurban anggota
adalah 30 sedangkan untuk Koperasi 70 terhadap keuntungan
bersih Koperasi (laba bulan berjalan). Lain halnya dengan
Konvensional pendapatan dari jasa pinjaman koperasi disebut
jasa pinjaman (bunga) tanpa melihat hasil keuntungan riil
melainkan dari saldo jenis simpanan. Maka dengan demikian
pendapatan bagi hasil dari Koperasi syariah bisa bisa naik turun
sedangkan untuk konvensional bersifat stabil alias tetap dari saldo
tanpa melihat jenis payah usaha Koperasi Syariah. Selanjutnya
apabila Koperasi syariah menerima pinjaman khusus (Restricted
Investment atau Mudharabah Muqayyadah), maka pendapatan
bagi hasil usaha tersebut hanya dibagikan kepada pemberi
pinjaman dan Koperasi syariah. Bagi Koperasi pendapatan

77
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi Islam (Yogyakarta, BP
press:2000), h. 263.
68

tersebut dianggap pendapatan jasa atas Mudharabah


Muqayyadah.
Begitu pula selanjutnya untuk pendapatan yang bersumber
dari jasa-jasa seperti wakalah, Hawalah, dan Kafalah disebut Fee
Koperasi Syariah dan pendapatan sewa (ijarah). Pendapatan yang
bersumber dari jual beli (piutang dagang) Mudharabah, Salam,
dan Istishna disebut Margin sedangkan pendapatan hasil investasi
ataupun kerjasama (Mudharabah dan Musyarakah) disebut
pendapatan Bagi Hasil.
Dalam rangka untuk menjaga Liquiditas, Koperasi
diperbolehkan menempatkan dananya kepada lembaga keuangan
Syariah diantaranya Bank Syaria, BPRS maupun Koperasi
Syariah lainnhya. Dalam penempatan dana tersebut umumnya
mendapatkan bagi hasil juga.
Untuk pembagian SHU tetap mengacu kepada peraturan
Koperasi yaitu diputuskan oleh Rapat Anggota. Pembagian SHU
tersebut setelah dikurangi dana cadangan yang dipergunakan
sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. 78

8. Perbedaan koperasi syariah dan koperasi konvensional


Koperasi syari’ah memiliki pengertian yang sama yang
kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan
simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah), atau lebih dikenal
dengan koperasi jasa keuangan syariah.Sebagai contoh produk
jual beli dalam koperasi umum diganti namanya dengan istilah
murabahah, produk simpan pinjam dalam koperasi umum diganti
78
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi Islam, h. 266.
69

namanya dengan mudharabah. Tidak hanya perubahan nama,


sistem operasional yang digunakan juga berubah, dari sistem
konvesional (biasa) ke sistem syariah yang sesuai dengan aturan
Islam, Perbedaan disini bisa dilihat dari koperasi konvensional
yaitu segi pengertian, konsep, aliran koperasi, dan prinsip. 79
Koperasi syariah adalah koperasi yang berdasarkan
melalui landasan-landasan pada prinsip syariah atau prinsip
agama islam, yang membawa visi dan misi yang ditentukan oleh
dasar-dasar agama, dengan kesetaraan voice dan keadilan dalam
menentukan bagi hasil. Dalam hal ini tidak terfokus pada jumlah
pembiayaan atau modal yang dikeluarkan, namun disini akan
berpacu dari hasil yang didapat dari modal tersebut, hingga
disinilah koprasi syariah menyebutkan bagi hasil (membagi
penghasilan). Pada prinsip ini melarang adanya system bunga (
riba ) yang memberatkan nasabah. Yang mana bunga tersebut
diakumulasikan dari persentase modal/pembiyaan yang
dikeluarkan dari koprasi konvensional. Maka, koperasi syariah
berdiri berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas atas dasar
kesetaraan dan keadilan yang telah ditentukan oleh agama islam.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai
aspek, diantaranya:80
a. Pembiayaan
Koperasi konvensional memberikan bunga pada setiap
nasabah sebagai keuntungan koperasi, sedangkan pada

79
Hadikusuma Raharja, Hukum koperasi Indonesia (Jakarta:
Grafindo, 2009), h. 100.
80
Hadikusuma Raharja, Hukum koperasi Indonesia, h. 100.
70

koperasi syariah, bagi hasil adalah cara yang diambil untuk


melayani para nasabahnya.
b. Pengawasan
Pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional
adalah pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi
kinerjanya oleh pengurus dalam mengelola koperasi. berbeda
dengan koperasi syariah, selain diawasi pada pengawasan
kinerjanya, tetapi juga pada pengawasan syariah. Prinsip-
prinsip syariah sangat dijungjung tinggi, maka dari itu
kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan pada
pengawasan ini, bukan hanya pengurus, tetapi aliran dana serta
pembagian hasil tidak luput dari pengawasan.
c. Penyarulan produk
Koperasi konvensinal memberlakukan system kredit barang
atau uang pada penyaluran produknya, maksudnya adalah
koperasi konvensional tidak tahu menahu apakah uang
(barang) yang digunakan para nasabah untuk melakukan usaha
mengalami rugi atau tidak, nasabah harus tetap
mengembalikan uang sebesar yang dipinjam ditambah bunga
yang telah ditetapkan pada RAT. Aktivitas ini berbeda di
koperasi syariah, koperasi ini tidak mengkreditkan barang-
barangnya, melainkan menjualn secara tunai maka transaksi
jual beli atau yang dikenal dengan murabahah terjadi pada
koperasi syariah, uang / baramg yang dipinjamkan kepada para
nasabahpun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil,
artinya jika nasabah mengalami kerugian, koperasipun
mendapatkan pengurangan pengembalian uang, dan
71

sebaliknya. Ini merupakan salah satu bagi hasil yang sesuai


dengan syariat dalam agama islam sebagai mana diatur al
quran.
d. Fungsi sebagai lembaga zakat
Koperasi konvesional tidak menjadikan usahanya sebagai
penerima dan penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah,
zakat dianjurkan bagi para nasabahnya, karena kopersai ini
juga berfungsi sebagai institusi Ziswaf.
72

BAB III
GAMBARAN UMUM
KOPERASI PONDOK PESANTREN
MIFTAHUL HUDA CIAMIS

A. Sejarah berdirinya koperasi pondok pesantren Miftahul


Huda Ciamis
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Miftahul Huda
Ciamis didirikan pada tanggal 1 Februari 2008. dengan
didirikannya koperasi ini diharapkan dapat mensejahterakan
seluruh aktivitas akademika di lingkungan Pondok Pesantren
Miftahul Huda Ciamis, baik pengguna jasa atau pemodal yang
bersifat kebersamaan dan tolong menolong, sehingga keberadaan
Kopontren adalah merupakan satu rangkaian penyelenggaraan
Pondok di desa Bayasari kecamatan Jatinagara kabupaten
Ciamis.81
Seiring dengan perkembangannya Koperasi Pondok
Pesantren Miftahul Huda Ciamis (KOMIDA), sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian
dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, maka pada tahun 2008
tepatnya pada tanggal 19 april 2008 Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia, telah

81
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis (Ciamis: Komida, 2010), h. 1.
73

menetapkan dan mengesahkan Akte Pendirian Koperasi Pondok


Pesantren Miftahul Huda Ciamis sebagai lembaga yang berbadan
hukum dengan Akta Pendirian Kopontren nomor
12579/BH/KWK.11/XII/2008. Kopontren Miftahul Huda sebagai
lembaga berbadan hukum tentunya Kopontren juga harus
mengikuti tata aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga
pada tahun 2009 Kopontren Miftahul Huda telah melakukan
pembaharuan dokumen-dokumen (surat-surat berharga) lainnya
yaitu :
1. Surat Keterangan terdaftar dari Departemen Keuangan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak dengan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) 01.897.153.1-525.000 tanggal 24
September 2009.
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Koperasi dari Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal
Kabupaten Ciamis Nomor: 113525200068 tanggal 9 Oktober
2009.
3. Surat Ijin Usaha Perdragangan (SIUP) Kecil dari Dinas
Perindustrian, Perdagangan, DUP/XII/1998/P.I tanggal 9
Oktober 2009.82

B. Visi, misi, dan Tujuan Koppontren Miftahul Huda Ciamis


Sebagai salah satu organisasi yang bergerak dibidang
perekonomian maka, keberadaan dan tujuan koperasi tidak lepas
dari visi dan misi yang diembannya yakni:83

82
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.3.
74

Visi:
“Terwujudnya kesejahteraan bersama dengan system ekonomi
syariah”
Misi:
1. Menerapkan prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi.
2. Menyediakan produk yang inovatif dan kompetitif.
3. Menjadi mitra bisnis yang saling menguntungkan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan guna mencapai kepuasaan
konsumen.
5. Membangun sumber daya insani yang professional.
Tujuan:
1. Menjadikan Kopontren Miftahul Huda Ciamis sebagai sumber
dana bagi lembaga.
2. Menjadikan Koppontren Miftahul Huda Ciamis sebagai badan
usaha yang kompetetif, inovatif dan kreatif.
3. Mengoptimalkan usaha ekonomi di lingkungan Pondok
Pesantren Miftahul Huda Ciamis
4. Membangun sinergi dan komitmen stakeholder untuk
pengembangan usaha ekonomi di lingkungan Miftahul Huda
Ciamis di Desa Bayasari, Kec. Jatinagara, Kab. Ciamis
5. Menselaraskan kegiatan ekonomi dengan kegiatan pendidikan.
6. Melakukan standarisasi mutu produk dan layanan.
7. Membangun system ekonomi syariah sesuai kaidah akuntansi.
8. Mengembangkan usaha ekonomi untuk ekspansi usaha baru.

83
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.5.
75

Dari Visi, Misi dan Tujuan yang dimiliki oleh Koperasi


Miftahul Huda Ciamis maka dapat dilihat bahwa Koperasi
tersebut mempunyai suatu program yang jelas dalam
menjalankan peranannya di dalam Pondok Pesantren Miftahul
Huda Ciamis itu sendiri maupun di dalam masyarakat. Komitmen
tesebut diciptakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk
meningkatkan kinerjanya untuk memajukan Koperasi tersebut
dalam meningkatkan ksejahteraan masyarakat baik anggota
maupun bukan anggota.

C. Permodalan Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda


Ciamis
Walaupun bukan merupakan bentuk perkumpulan modal
tetapi sebagai suatu badan usaha, koperasi dalam menjalankan
usahanya harus tetap memiliki modal. Modal sebagaimana
diketahui adalah merupakan salah satu faktor produksi yang
sangat penting. Salah satu untuk membantu permodalan Koperasi
Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis dari simpanan SHU
anggota. Data pembagian SHU anggota Koperasi Pondok
Pesantren Miftahul Huda Ciamis adalah sebagai berikut: Menurut
UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian Pasal 31 dijelaskan
bahwa modal koperasi terdiri dari: 84
1. Modal sendiri, terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,
dana cadangan, dan hibah.

84
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.7
76

2. Modal pinjaman, terdiri dari pinjaman anggota, pinjaman dari


koperasi lain, bank, penerbitan obligasi, dan sumber lain yang
sah.
3. Modal penyertaan adalah modal yang bersumber dari
pemerintah atau masyarakat dalam bentuk investasi.

D. Perkembangan koperasi pondok pesantren Miftahul Huda


Ciamis
Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis dari
tahun ke tahun berusaha melakukan perubahan secara perlahan-
lahan dalam rangka memperbaiki perekonomian nasional yang
bertujuan untuk mensejahterakan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Semakin banyaknya santri di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Ciamis, maka kebutuhan mereka
semakin beragam dan banyak. Dengan melihat kondisi tersebut,
maka Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis
(KOMIDA) dari tahun ke tahun berusaha untuk mengembangkan
usahanya. Saat ini Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda
sudah mempunyai berbagai unit usah yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat di dalam pondok pesantren dan
masyarakat sekitar yang mengelola kegiatan-kegiatan
kewirausahaan di Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda
Ciamis. Pengembangan usaha merupakan salah satu
peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat di pondok
pesantren dengan menambah kegiatan usaha di Koperasi Pondok
Pesantren Miftahul Huda Ciamis. Melalui kegiatan Koperasi
Pondok Pesantren ini masyarakat di dalam pondok pesantren
77

tidak merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-


harinya tanpa mereka keluar dari area pondok pesantren.
Pengembangan usaha Koperasi Pondok Pesantren Miftahul Huda
Ciamis ini juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar dalam
pemanfaatan lapangan kerja. Koperasi ini memberikan
kesempatan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan
pekerjaan.85

85
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.8
78

E. Struktur Organisasi Kopontren Miftahul Huda Ciamis


Tabel 3.1 Struktur Organisasi Kopontren Miftahul Huda Ciamis86

86
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.9
79

F. Susunan Pengurus Kopontren Miftahul Huda Ciamis


Tabel 3.2 Susunan Pengurus Kopontren Miftahul Huda Ciamis87
Keterangan Nama
PENGURUS
1. Ketua K.H. Nonop Hanafi
2. Wakil Ketua K.H. Agus Nawawi
2. Sekretaris Ustadz Iwan Nugeraha
3. Bendahara Ustadzah Dais Nurhayati
Penasihat H. Emil Abbas
PENGAWAS
1. Ketua Marfuddin
2. Anggota H. Ahmad Sadili
3. Anggota Ustadz Muchlis Hadi

PENGELOLA
1. Simpan Pinjam Ustadz Zanan
2. Agribisnis Ustadz Rudi
Jasa Rizal Afandi
Perdagangan Asep Saiful Millah
J

87
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.10.
80

G. Program Kerja Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis


Pengurus Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis
dalam menyusun program kerja tahun 2017, menetapkan
kebijakan, arah, sasaran serta target yang ingin dicapai sebagai
berikut:88
Bidang Organisasi dan Manajemen:
1. Meningkatkan pembinaan kepada anggota, melalui kunjungan,
konsultasi/penyuluhan dan pertemuan anggota dan pengurus.
2. Menyempurnakan SOP dan mengembangkan Sistem Informasi
Teknologi untuk mendukung pengadministrasian data yang
lebih baik.
3. Meningkatkan dan menjaga citra baik Koperasi Pesantren
Miftahul Huda Ciamis.
4. Meningkatkan pembinaan dan pelatihan bagi pengurus.
5. Melengkapi sarana dan prasarana kerja sesuai dengan
kebutuhan dan keuangan koperasi.
6. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan instansi
pembina terkait dan koperasi, serta badan usaha lainnya.
7. Menambah jumlah karyawan sesuai dengan kebutuhan untuk
pengembangan koperasi.
8. Meningkatkan kinerja pengurus agar dapat mencapai target
yang sudah ditetapkan dengan hasil yang maksimal.
9. Membuat profil usaha koperasi dan menyebarluaskan berbagai
informasi tentang fasilitas dan aktivitas koperasi

88
Tim Divisi SDM Koperasi Miftahul Huda, Company Profile
Kopoontren Miftahul Huda Ciamis, h.12.
81

Bidang Usaha:
1. Meningkatkan dan menambah jaringan usaha dengan
membuka usaha baru.
2. Mengembangkan produk baru pembiayaan, jasa pelayanan
dan perdagangan umum.
3. Meningkatkan kerjasama dengan Lembaga Keuangan,
Pemerintah Daerah dan lembaga lainnya.
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan, agar dapat berjalan
dengan baik, lancar, dan dapat memperkecil resiko.
5. Meningkatkan pelayanan pembiayaan.

Bidang Keuangan dan Permodalan:


1. Menggiatkan simpanan sukarela dari anggota yang dapat
memberikan keuntungan bagi semua pihak.
2. Menginventarisir asset, piutang dan hutang koperasi.
3. Menjaga & merawat aset koperasi
4. Mencari pinjaman dari Program Pemerintah, Bank, dan
Lembaga Keuangan lainnya.
5. Meningkatkan pengelolaan keuangan agar terjaga dengan baik.
6. Menyusun data-data perkembangan usaha untuk bahan
evaluasi.
7. Menyusun laporan keuangan berupa Posisi Laporan
Keuangan dan SHU secara periodik bulanan, triwulan,
semester, dan tahunan secara tepat waktu.
82

H. Gambaran Umum Lingkungan Pondok Pesantren Miftahul


Huda Ciamis
Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis didirikan pada
tahun 1985 oleh K.H. Umar Nawai dan istri beliau yaitu Ustadzah
Ummu Mudrikah berlokasi di Jalan Pahlawan, RT/RW 05/01,
Dusun Wetan, Desa Bayasari, Kec. Jatinagara, Kab. Ciamis, Jawa
Barat. Berdiri di tanah seluas 1 hektar ada mula awal berdiri
pesantren ini hanya terdiri dari 2 gedung yang diperuntukan
untuk asrama santri, dan mesjid tempat belajar mengajar. Para
santri yang mondok di pesantren berdatangan dari berbagai
daerah untuk mempelajari ilmu-ilmu agama islam berupa Al
Qur’an, Hadist, Sirah, Fiqih, Tasawuf, dan lainnya. Hingga
kemudian pesantren ini terus mengalami perkembang dari tahun
ke tahun dan pada saat ini Pesantren Miftahul Huda Ciamis
bertransformasi menjadi pesantren terbesar di Kabupaten Ciamis
dengan jumlah santri sekitar 2000 orang. 89
Pada saat ini pesantren mimiliki puluhan gedung asrama
untuk para santri dan beberapa Mushola/mesjid dan ruangan
belajar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Selain itu
Pesantren Miftahul Huda Ciamis saat ini juga mendirikan SMP
dan SMK Miftahul Huda guna mengakomodir para santri yang
ingin belajar ilmu agama sambil mengikuti sekolah umum.
Sistem pelajaran yang diterapkan di Pesantren Miftahul Huda
Ciamis yaitu dengan menggunakan metode salaf dengan
mengkaji berbagai kitab kuning (arab) baik dalam bidang fiqih,

89
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, Sekretaris
Kopontren Miftahul Huda. Ciamis, 19 November 2017
83

tafsir, maupun tasawuf dan aqidah. Jenjang kelas di pesantren


Miftahul Huda Ciamis di bagi kedalam tiga kelompok
berdasarkan usia, yang pertama kelompok usia 7-12 tahun, kedua
13-18 tahun, dan ketiga 18 tahun ke atas, masing masing
kelompok usia berbeda-beda di dalam mata pelajaran dan metode
belajar yang dijalankannya. Pesantren Miftahul Huda saat ini
telah memiliki ribuan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia,
himpunan alumni pesantren di wadahi dalam sebuah organisasi
yang diberi nama HAMIDU yaitu merupakan singkatan dari
Himpunan Almuni Pesantren Miftahul Huda.
Berikut ini data jumlah murid dan pengurus Pondok
pesantren Miftahul Huda dalam 8 tahun terakhir:90
Tabel 3.3 Data Jumlah Santri Miftahul Huda Ciamis
Tahun Jumlah Santri Jumlah Pengurus
2010 1475 58
2011 1548 61
2012 1632 65
2013 1780 71
2014 1910 74
2015 1950 80
2016 2044 88
2017 2360 95

90
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha. Ciamis, 19
November 2017
84

BAB IV
STRATEGI KOPERASI PESANTREN MIFTAHUL HUDA
CIAMIS DALAM UPAYA MEMBANGUN USAHA MIKRO
DI LINGKUNGAN PESANTREN

A. Usaha Mikro yang dijalankan oleh Koperasi Pesantren


Miftahul Huda Ciamis
Kopontren Miftahul Huda mempunyai beberapa unit
usaha yang telah berhasil di bangun dan terus berjalan sampai
saat ini, dibangunnya berbagai unit usaha mikro ini diantranya
bertujuan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi di
lingkungan pesantren khususnya bagi para anggota koperasi.
berikut beberapa unit usaha yang dibangun oleh Kopontren
Miftahul Huda Ciamis:91
1. Mini Market Sirri Mart
Siri Mart merupakan sebuah toko minimarket yang berada
di dalam lingkungan pondok pesantren miftahul huda ciamis,
sirri mart dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari para santri, mulai dibangun pada tahun 2010. Di
Sirri Mart disediakan berbagai macam produk makanan,
minuman, obat-obatan, alat mandi/kosmetik, aksesoris, jilbab,
baju muslim/muslimah dan berbagai produk kebutuhan sehari-
hari.
Latar belakang didirikannya minimarket ini bermula dari
para santri yang harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk

91
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Pengelola
Kopontren Miftahul Huda bidang Perdagangan. Ciamis, 19 November 2017.
85

membeli kebutuhan sehari-hari karena dilingkungan pesantren


tidak ada sebuah minimarket yang menjual barang-barang
kebutuhan sehari hari untuk para santri, atas dasar itu para
pengurus koperasi pesantren miftahul huda berinisiatif untuk
membuka minimarket didalam lingkungan pesantren, dengan
modal awal 150 juta rupiah, para pengurus koperasi beinisiatif
merenovasi bangunan tua yang ada di dalam pesantren untuk
dijadikan minimarket dan membeli produk produk kebutuhan
sehari-hari untuk dijual kepada sekitar 2000 santri pesantren
Miftahul Huda Ciamis baik laki laki dan perempuan maupun
para ustad/ustadzah yang mengajar.
Minimarket sirri mart mempunyai 4 orang pegawai
dengan rincian 3 orang sebagai kasir yang bergantian menjaga
toko dan 1 orang sebagai admin gudang yang bertugas untuk
membeli barang ke pasar induk/agen dan menjamin
ketersediaan barang-barang yang akan dijual di minimarket,
pegawainya sendiri merupakan para santri yang bermukim di
pesantren miftahul huda ciamis. Minimarket sirimart mulai
buka dari pukul 7 pagi sampai jam 8 malam setiap harinya,
saat ini omset penjualan per bulan bisa mencapai lebih dari
100 juta rupiah.
Di Sirri Mart sendiri cara pengelolaan tokonya meniru
seperti minimarket modern, dengan tata letak barang yang
rapih, kebersihan ruangan yang terjaga, dan pelayanan kasir
yang cepat dan ramah, membuat para santri pesantren yang
86

berbelanja menjadi nyaman layaknya berbelanja di minimarket


modern.92
2. Peternakan Pesantren Koperasi Miftahul Huda
(PETERPEN KOMIDA)
Peterpen merupakan kepanjangan dari Peternakan
Pesantren yaitu sebuah usaha peternakan dan penggemukan
sapi dan kambing milik Koperasi Pesanatren Miftahul Huda
Ciamis, awal mula dibangun pada tahun 2011 dengan tujuan
untuk memberdayakan dan membangun keterampilan beternak
para santri yang menuntut ilmu di pesantren.
Peternakan ini sendiri terletak di sebuah lahan di belakang
pesantren miftahul huda ciamis, para pegawai peternakan
sendiri merupakan para santri yang bermukim di pesantren
miftahul huda, setiap harinya kegiatan peternakan ini yaitu
memberi makan kambing dan sapi dan juga
mengembangbiakannya. Para pegawai mencari rumput liar
setiap hari ke kebun/hutan menggunakan mobil bak milik
pesantren untuk bahan pakan ternak. Di peternakan pesantren
ini sendiri sekarang terdapat sekitar 10 ekor sapi limosin dan
50 ekor kambing.
Setiap harinya sapi dan kambing di rawat dengan diberi
makan rumput dan pakan ternak lainnya setiap pagi dan sore,
dan juga diberi munuman air yang bersih ditambah dengan
vitamin untuk membuat ternak tidak mudah terserang penyakit
dan bisa tumbuh dengan sehat dan normal. Untuk menghindari

92
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
87

penyebaran penyakit pada ternak, setiap harinya pegawai


peternakan selalu membersihkan dan merawat kandang dari
kotoran sapi/kambing dan dari sisa sisa pakan yang tidak habis
dimakan ternak.
Cara pengelolaan peternakan koperasi pesantren sendiri
yaitu dengan melakukan pengembangbiakan untuk
memperbanyak jumlah ternak, dan penggemukan ternak
untuk meningkatkan nilai jual ternak itu sendiri. Kambing
yang sudah berusia 1-2 tahun nantinya akan dijual ke pasar
kambing, sementara untuk sapi yang siap dijual ke pasaran
berusoa 2-4 tahun. Untuk harga pasaran kambing di
peternakan pesantren ini harganya berkisar 2-3 juta rupiah,
sementara untuk sapi harga jualnya berkisar antara 10-20 juta
rupiah. Biasanya sapi dan kambing dijual ke pasaran pada
saat sepekan sebelum masuk hari-hari besar Islam seperti
pada hari raya Idul adha dan hari raya Idul fitri, karena pada
saat tersebut harga sapi/kambing sedang naik di pasaran
karena banyaknya peminat yang akan membeli.93
3. Kedai Bakso Cincin 212
Kedai Bakso 212 merupakan usaha mikro milik koperasi
pesantren miftahul huda ciamis mulai didirikan pada akhir
tahun 2016. Kedai bakso ini terletak di depan Pasar Desa
Rancah tepatnya terletak di pertigaan Jalan Raya Rancah-
Ciamis No.33. latar belakang didirikannya kedai bakso ini
yaitu untuk mengembangkan unit bisnis koperasi pesantren

93
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
88

miftahul huda terutama di dalam bidang kulier. Kedai bakso


212 berada di depan komplek pasar raya Rancah, tepatnya
disebuah unit ruko berukuran sekitar 8x10 meter, unit rukonya
sendiri merupakan unit sewaan dengan biaya sewa sekitar 10
juta rupiah per tahun. Kedai bakso 212 sendiri mempunyai 2
orang pegawai yang bertugas untuk membuat adonan bakso,
membeli bahan-bahan adonan bakso, memasak, dan melayanai
konsumen yang akan membeli bakso, dan mengelola usaha
kedai bakso supaya terus bisa berjalan lancar. Modal awal
untuk mendirikan unit bisnis kedai bakso 212 sendiri sekitar
22 juta rupiah, dengan rincian 10 juta rupiah untuk sewa
tempat, 4 juta rupiah untuk membeli gerobak/tempat memasak
bakso, 2 juta rupiah untuk membeli peralatan makan/minum, 3
juta rupiah untuk furniture (kursi/meja), 2 juta rupiah untuk
membeli alat masak, & 1 juta rupiah untuk membeli bahan-
bahan untuk membuat bakso dll.
Resep bakso cincin 212 sendiri mengadaptasi dari resep
bakso cincin bandung, yang terletak di daerah wisata lembang,
dengan melakukan penjajakan kerja sama antara bakso cincin
212 koperasi pesantren miftahul huda dan kedai bakso cincin
bandung, sebelum mendirikan kedai bakso cincin 212, 1 orang
pegawai di kirim ke kedai bakso cincin bandung untuk
mengikuti pelatihan cara membuat bakso dan mengelola kedai
selama 1 bulan sampai bisa membuat sendiri bakso persis
rasanya seperti di kedai bakso cincin bandung.
Selain menjual bakso sebagai menu utama, kedai bakso
212 juga menyediakan menu sampingan pilihan, diantaranya
89

yaitu mie ayam, kerupuk, sop buah, aneka jus buah, dan aneka
minuman seperti teh botol, fruit tea, es jeruk, dll. Omset
penjualan kedai bakso 212 sendiri berkisar antara 500 ribu
rupiah sampai 1 juta rupiah per hari, tergantung ramai tidaknya
pengunjung yang datang ke kedai bakso 212 itu sendiri.94
4. Toko Buku & Alat Tulis KOMIDA
Toko alat tulis dan buku Koperasi miftahul Huda
(KOMIDA) didirikan pada tahun 2008, toko ini sendiri
merupakan unit usaha pertama yang dibangun oleh Koperasi
Pesantren Miftahul Huda Ciamis, Toko ini berlokasi di depan
komplek pesantren miftahul Huda Ciamis, latar belakang
didirikannya Toko buku & alat tulis Komida ini yaitu untuk
memudahkan para santri/ustadz dan warga sekitar lingkungan
pesantren untuk membeli alat tulis, buku, kitab-kitab islam
(kitab kuning), dan peralatan/aksesoris untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar terutama di pesantren miftahul
huda sendiri. Toko buku ini sendiri mulai buka pada jam
07.00 pagi sampai jam 20.00 malam setiap harinya. Toko ini
dikelola oleh 3 orang pegawai yang bertugas secara
bergantian untuk melayani pembeli, mengelola stok barang,
dan mengelola kelangsungan operasional Toko Buku supaya
dapat berjalan lancar.
Produk produk yang dijual Toko Buku & alat Tulis ini
diantaranya, buku tulis, alat tulis kantor, buku-buku pelajaran

94
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
90

umum, buku kajian islam berbahasa indonesia dan buku


kajian islam/kitab kuning berbahasa arab, dan lainnya.
Modal awal untuk mendirikan toko ini pada tahun 2008
berkisar antara 10 juta rupiah, dengan rincian diugunakan
untuk membeli alat tulis/buku, kitab, dll. Sementara bangunan
tokonya sendiri merupakan wakaf/hibah dari pihak pendiri
pesantren Miftahul Huda Ciamis.
Kegiatan operasional toko buku ini sendiri sehari-harinya
yaitu melayani para pembeli dari kalangan santri/ustadz
dilingkungan pesantren yang membutuhkan alat tulis, buku,
dan alat pendukung pembelajaran lainya dalam proses
menimba ilmu di pesantren maupun untuk mendukung para
santri yang menimba ilmu di sekolah umum seperti MI, SMP,
& SMK. Omset penjualan toko buku ini berkisar antara 10
juta rupiah sampai 15 juta rupiah per bulannya.95
5. Pengisian Ulang Galon Huda Qua
Unit usaha Pengisian ulang Galon Huda Qua merupakan
unit bisnis yang dibangun oleh koperasi pesantren Miftahul
Huda Cimais, awal mula didirikan pada tahun 2012.
Bertempat di depan Komplek Pesantren Miftahul Huda
Ciamis.
Unit usaha ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan para
santri/ustadz dan warga sekitar pesantren yang ingin membeli
air galon isi ulang yang bersih, sehat, dan higenis, Mengingat
di pesantren Miftahul huda sendiri terdapat sekitar 2000

95
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
91

santri/pengurus baik laki-laki maupun perempuan yang


dibagi-bagi setiap ruangan asrama santri (kobong) terdiri dari
sekitar 20 rang, dimana di setiap ruangan kamar asrama
tersebut dibutuhkan air galon untuk minum yang bersih dan
higenis, ruang asrama santri sendiri berjumlah sekiar 80
kamar asrama (kobong), yang dibagi unutk laki-laki 40
ruangan, dan peremouan 40 rauangan. Dengan adanya tempat
pengisian air galon ini para santri dan warga sekitar pesantren
bisa lebih mudah dan hemat dalam mendapat akses air bersih
dan higenis untuk minum & memasak sehari-hari.
Harga air galon isi ulang Huda Qua sendiri yaitu 5 ribu
rupiah untuk 1 buah galon isi ulang, sementara jika ingin
membeli galon baru plus air minum harganya sekitar 50 ribu
rupiah. Jam operasional Huda Qua yaitu buka setiap hari dari
pukul 07.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. Di Huda Qua
sendiri dipekerjakan 1 orang pegawai yang bertugas untuk
melayani pembeli, menjaga kebersihan tempat, merawat
mesin pengisian dan penyulingan air minum supaya tidak
rusak, dan mengelola tempat isi ulang air galon supaya
berjalan lancar.
Modal awal untuk membuka unit usaha Huda Qua sendiri
yaitu sekitar 30 juta rupiah, dengan rincian 20 juta untuk
membeli mesin pengisian air galon, 2 juta untuk membeli
galon kosong, 1 juta untuk membeli tutup galon isi ulang dan
tisu pembersih galon, dan 7 juta untuk membeli motor yang
digunakan sebagai alat operasional untuk melayani jasa antar
jemput pengisian galon, dan untuk kegiatan operasional
92

lainnya. Omset penjualan Huda Qua berkisar antara 200 ribu


sampai 400 ribu per harinya, atau per bulan sekitar 5-10 juta
rupiah.96
6. Toko Meubel/Furniture KOMIDA
Toko Meubel /Furniture KOMIDA merupakan unit Usaha
Koperasi Pesantren Miftahul Huda yang dibangun pada tahun
2009. Unit usaha ini berlokasi di dalam lingkungan Pesantren
Miftahul Huda. Latar belakang didirikan Toko Meubel ini
yaitu untuk memenuhi kebutuhan para santri dan warga
sekitar pesantren dalam memenuhi kebutuhan alat furniture
seperti meja belajar, lemari baju, dan lainnya.
Kegiatan operasional Toko meubel KOMIDA sendiri
mulai buka pukul 07.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Pegawai
Toko Meubel ini berjumlah 3 orang, dengan rincian 1 orang
sebagai kasir penjaga toko, dan 2 orang pengrajin yang
memproduksi Furniture, Produk-produk Furniture di Toko
Meubel KOMIDA merupakan produk buatan sendiri. Proses
produksinya sendiri dimulai dengan membeli bahan berupa
kayu dan bahan lainnya untuk nantinya diolah oleh para
pengrajin (tukang/pembuat furniture) kemudian setelah jadi
dijual ke pasaran.
Di Toko Meubel KOMIDA sendiri para pembeli bisa
membeli langsung produk furniture atau bisa juga memesan
terlebih dahulu sesuai keinginan dari konsumen. Produk yang
dijual oleh toko meubel ini diantaranya meja belajar, ranjang,

96
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
93

kursi, lemari baju, dan lain-lain. Harga harga produk furniture


yang ditawarkan bervariasi harganya mulai dari 100 ribu
sampai 1 juta rupiah. Biasanya toko Meubel ini ramai pembeli
pada saat masuk tahun ajaran baru dan pertengahan semester,
serta sehabis lebaran, dimana banyak murid baru di pesantren
yang masuk, dan membutuhkan alat furniture untuk
menunjang kegiatan belajarnya di pesantren seperti meja
belajar, ranjang, dan lemari baju.
Modal awal untuk membuat Toko Meubel KOMIDA yaitu
sekitar 40 juta rupiah, dengan rincian 20 juta untuk membeli
alat produksi seperti mesin bobok, mesin amplas, bor, mesin
cat kompresor, dan lainnya, serta 10 juta rupiah untuk
membeli bahan baku furniture, dan 10 juta rupiah untuk biaya
operasional berupa tempat, listrik, dll. Omset penjualan Toko
Meubel KOMIDA sendiri berkisar antara 15-30 juta rupiah
per bulannya.97

97
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
94

Berikut ini adalah tabel data jumlah unit usaha mikro


yang di bangun dari mulai tahun 2008 sampai 2016 dan data
jumlah pegawai yang bekerja di unit usaha mikro Kopontren
Miftahul Huda Ciamis:98

Tabel 4.1 data unit usaha mikro Kopontren Miftahul Huda Ciamis
Jumlah unit Jumlah Pegawai
Tahun
usaha mikro unit usaha mikro
2008 1 3
2009 2 5
2010 3 9
2011 4 13
2012 5 19
2013 5 19
2014 5 19
2015 5 19
2016 6 21

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa unit usaha


mikro yang di bangun oleh Kopontren Miftahul Huda Ciamis
mengalami perkembangan baik dari jumlah unit usaha mikro
maupun dari jumlah karyawan dari tahun ke tahun, pengecualian
terjadi pada tahun 2013 sampai tahun 2015 tidak ada penambahan
pada unit usaha mikro yang di bangun oleh Kopontren Muftahul
Huda Ciamis.

98
Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Ciamis, 19
November 2017.
95

B. Strategi Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis Dalam


Upaya Membangun Usaha Mikro di lingkungan Pesantren
Penerapan strategi merupakan hal yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu organisasi/perusahaan. Berikut ini beberapa
strategi yang diterapkan Koperasi Pesantren Miftahul Huda
dalam upaya membangun usaha mikro di lingkungan pesantren:
1. Membangun unit usaha yang sesuai dengan kebutuhan/minat
calon Konsumen (cermat dalam berinvestasi)
Dalam membangun unit usaha di lingkungan pesantren
Kopontren Miftahul Huda selalu melakukan riset terlebih
dahulu mengenai produk atau jasa apa yang kira-kira cocok
dan akan banyak peminat di lingkungan yang akan di bangun
unit usaha. Sebelum mengeluarkan uang investasi untuk
membangun unit usaha di lingkungan pesantren pihak
pengurus koperasi terlebih dahulu melakukan
perhitungan/kalkulasi bisnis supaya usaha yang dijalankan bisa
mendapat banyak profit dan tidak gulung tikar. Berikut
beberapa contoh unit usaha yang dibangun berdasarkan
perhitungan bisnis untuk menjaring calon konsumen:99
a. Membangun toko buku dan alat tulis KOMIDA
dilingkungan pesantren dimana terdapat pasar yang
potensial karena terdapat sekitar 2000 santri yang
membutuhkan alat tulis maupun buku baik buku pelajaran
umum ataupun buku kitab-kitab islam untuk kegiatan
belajar mengajar.

99
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, 19 November
2017.
96

b. Membangun Pengisian ulang air galon Hudaqua dimana


terdapat puluhan asrama di lingkungan pesantren yang
disetiap asrama tersebut membutuhkan air minum untuk
para santri, dimana hal tersebut menjadikan pasar yang
potensial bagi unit usaha Hudaqua.
c. Membangun mini market Sirri Mart di lingkungan
pesantren untuk memenuhi kebutuhan berbelanja para
santri yang berjumlah lebih dari 2000 orang.
2. Menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan Bank Syariah
Mandiri cabang Ciamis.
Koperasi pesantren Miftahul Huda merasa sangat perlu untuk
bekerja sama dengan perusahaan maju seperti Bank Syariah
Mandiri dalam upaya membangun dan mengembangkan usaha
mikro di lingkungan pesantren. Dalam hal ini, Bank Syariah
Mandiri memberikan dana operasional dan dana bergulir untuk
peminjaman Qardul Hasan, yaitu program yang memberikan
pinjaman tanpa margin kepada Kopontren Miftahul Huda yang
ingin membentuk usaha baru.100
3. Membangun kemitraan dengan pemerintah dan Dinas terkait.
Koperasi Pesantren Miftahul Huda berusaha untuk selalu
membangun kemitraan dengan pemerintah dan dinas terkait,
supaya nantinya jika ada program-program bantuan dari
pemerintah untuk pengembangan koperasi di Indonesa,
Kopontren Miftahul Huda bisa mendapat bantuan tersebut,

100
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, Ciamis, 19
November 2017.
97

berikut beberapa kemitraan yang dibangun dengan pemerintah


oleh Kopontren Miftahul Huda:101
a. Pada tahun 2012 Koperasi Pesantren Miftahuh Huda
mendapatkan Bantuan dari dinas peternakan berupa 5 ekor
bibit sapi limosin, dan 20 ekor kambing etawa untuk
mengembangkan usaha peternakan di lingkungan
pesantren.
b. Pada tahun 2014 Koperasi Pesantren Miftahul Huda
mendapat bantuan 1 unit Mobil angkutan barang dari
Pemprov Jawa barat untuk kegiatan usaha koperasi.
4. Memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Internal
Koperasi.
Kopontren Miftahul Huda mencoba memanfaatkan SDM
Intrernal dengan mempekerjakan Pegawai Koperasi Pesantren
dari dalam Lingkungan Pesantren itu sendir, dimana para
pegawai yang bekerja di unit usaha Kopontren Miftahul Huda
hampir semuanya berasal dari kalangan santri/santriwati dan
pengurus Pesantren Miftahul Huda.102
5. Memberikan pengembangan dan pelatihan seputar koperasi
syariah dan ekonomi islam kepada pegawai Koperasi.
Koperasi Pesantren Miftahul Huda bekerja sama dengan
berbagai lembaga keuangan Syariah lainnya di daerah
Kabupaten Ciamis untuk mengadakan pelatihan dan
pengembangan kepada para pegawai dalam meningkatkan

101
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, Ciamis, 19
November 2017.
102
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha. Ciamis, 19
November 2017.
98

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai dalam


mengelola dan menjalankan Koperasi berbasis syariah.
Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan yang spesifik. Selain itu
pengembangan lebih ditekankan untuk melakukan pekerjaan
dimasa yang akan datang, dengan melakukan pendekatan
terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku
kerja ke arah yang lebih profesional serta meningkatkan
kualitas SDM Koperasi Pesantren Miftahul Huda. Beberapa
pelatihan yang dilakukan oleh Kopontren Miftahul Huda
diantaranya:103
a. Pegawai Kopontren Miftahul Huda mengikuti program
pelatihan tentang tata kelola koperasi yang profesional
yang diadakan Dinas Koperasi & UKM Kabupaten
Ciamis.
b. Pegawai Kopontren Miftahul Huda Mengikuti seminar
tentang Koperasi Berbasis Syariah yang diadakan oleh
Lembaga Keuangan Syariah Al Uswah Rancah.
6. Mendorong para Pengurus di Lingkungan Pesantren untuk
berwirausaha.
Kopontren Miftahul Huda kepada pengurus Pesantren dan
mempunyai beberapa program untuk mendorong Para
Pengurus di lingkungan pesantren untuk berwirausaha
diantaranya dengan cara:

103
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, Ciamis, 19
November 2017.
99

a. memberikan modal pinjaman dengan sistem Qardul Hasan


dengan tanpa bunga dan pengembalian dicicil secara
bertahap bagi yang ingin mulai membuka usaha baik
perrdagangan ataupun jasa.
b. Mengadakan penyuluhan budidaya ikan lele di lingkungan
pesantren Miftahul Huda bekerjasama dengan Dinas
Pertanian & Peternakan Kabupaten Ciamis
c. Mengadakan kegiatan Santripreneur di Lingkungan
Pesantren Miftahul Huda bekerjasama dengan Pemprov
Jawa Barat melalui Dinas Koperasi dan UMKM Jawa
Barat.
7. Meningkatkan kualitas daya saing unit usaha Koperasi baik
dari segi harga maupun kualitas produk/jasa untuk
membangun kepercayaan konsumen.
Unit usaha yang dikelola Kopontren Miftahul Huda berusaha
untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan dan produk yang
dijual kepada konsumen untuk menjaga kepercayaan
konsumen dan meningkatkan daya saing usaha, diantaranya
dengan cara:104
a. Mini Market Sirri Mart berusaha meniru mini market
modern seperti Alfamart dalam produk yang dijual, seperti
makanan & minuman, serta kebutuhan sehari-hari lainnya.
b. Peternakan KOMIDA selalu menjaga kesehatan hewan
ternak supaya siap untuk dijual kepasaran dengan cara

104
Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, Ciamis, 19
November 2017.
100

membersihkan kandang dari kotoran setiap hari dan


memberikan vaksin dan vitamin pada ternak secara berkala.
c. Toko Meubel KOMIDA memiloh bahan baku kayu yang
berkualitas untuk dijadikan kursi, meja belajar, dll serta
memilih cat yang berkualitas dari merek ternaa yang tidak
cepat pudar.
101

C. Analisis SWOT Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis


Siapa pun yang sudah biasa berkecimpung dalam kegiatan
perumusan strategi perusahaan dan menjadi pelaku dalam proses
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti mengetahui
bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis
yang ampuh apabila digunakan dengan tepat.105
Untuk membuat/mementukan tujuan, sasaran dan strategi
yang akan diambil diperlukan suatu analisis mendalam serta
menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada,
lingkungan tersebut dapat dibagi dua yaitu:
1. Lingkungan Eksternal (lingkungan luar perusahaan)
2. Lingkungan Internal (lingkungan dalam perusahaan)106
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan
Weakness (kelemahan) intrernal dari perusahaan serta
Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman) lingkungan yang
dihadapinya. Analisis SWOT merupakan teknis historis yang
terkenal dimana para manejer menciptakan gambaran umum
secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan.107
Dengan melakukan analisis SWOT diharapkan suatu lembaga
dapat:
1. Mengembangkan metode-metode pengggalangan dana yang
dibangun diatas kekuatan lembaga

105
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, h. 66
106
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Stratejik; Pengantar Proses
Berpikir Strategik (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1996), h. 47.
107
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. Penerjemah Yanivi Bachtiar (Jakarta:
Salemba Empat, 2008), h. 200.
102

2. Menghindari kelemahan-kelemahan atau mencari untuk cara


mengimbangi kelemahan-kelemahan itu.
3. Meraih peluang-peluang yang terbuka
4. Mengembangkan cara-cara untuk mengatasi ancaman-
ancaman yang muncul.108
a. Strength (kekuatan)
Kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang
dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang
membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan
pesaingnya, dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang
dilayaninya.109 Dalam hal ini Koperasi Pesantren Miftahul
Huda memiliki Strength (kekuatan) dalam membangun usaha
mikro sebagai berikut:
a. Memiliki tempat yang cukup strategis
b. Mempunyai pangsa pasar yang cukup bagus di lingkungan
pesantren.
c. Membangun kemitraan dengan pemerintah dan dinas terkait
d. Menjalin kerjasama dengan Lembaga Keuangan Bank
Syariah Mandiri dalam hal pinjaman dana bergulir
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan
dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu
perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi
hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara

108
Micheal Norton, Menggalang Dana, h. 70.
109
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian, h. 201.
103

efektif.110 Melalui kelemahan ini diharapkan Koperasi


Pesantren Miftahul Huda memiliki motivasi untuk dapat
mengatasi masalah yang sedang dihadapi dengan tujuan
tercapainya visi dan misi untuk membangun usaha mikro di
lingkungan pesantren. Kelemahan Koperasi Pesantren
Miftahul Huda diantaranya:
a. Kualitas SDM pegawai yang terbatas dan masih
memerlukan pelatihan serta pengembangan.
b. Masih lemahnya Brand Image (promosi) dan keterbatasan
modal
c. Opportunity (peluang)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan
dalam lingkungan suatu perusahaan.111 Koperasi Pesantren
Miftahul Huda memilik potensi yang cukup bagus dalam
mengembangkan unit usaha di lingkungan pesantren, berikut
beberapa peluang dari koperasi ini, diantaranya:
1. Memiliki potensi untung mengembangkan unit usaha lainya
2. Memiliki anggota yang mempunyai potensi untuk di
berdayakan.
3. Memiliki Potensi untuk membangun kemitraan yang lebih
luas dengan lembaga lainnya.
4. Memiliki potensi untuk terus menambah anggota baru
koperasi dengan banyaknya alumni yang di miliki
Pesantren Miftahul Huda

110
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian, h. 202.
111
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalia, h. 204.
104

d. Threath (ancaman)
Ancaman merupakan situasi utama yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan dalam
mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan.112 Ancaman
yang mungkin akan datang terhadap Koperasi Pesantren
Miftahul Huda dalam upaya membangun usaha mikro di
lingkungan pesantren diantaranya:
1. Banyaknya pesaing yang bermunculan dan memiliki modal
yang lebih banyak
2. Menurunnya kualitas pelayanan karena terbatasnya SDM
Koperasi
3. Ancaman gulung tikar unit usaha jika tidak dikelola dengan
baik

112
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian, h.206.
105

Langkah selanjutnya yaitu membuat tabel bobot dan skor


analisis SWOT sebagai alat ukur analisis, dimana pengukuran
nilai bobot dan skor SWOT tersebut dilakukan oleh
Pengurus/Pengelola Kopontren Miftahul Huda Ciamis. Berikut
ini uraiannya:
Kekuatan (Strenght)
Tabel 4.2 Bobot & Skor Kekuatan Kopontren Miftahul Huda
No KEKUATAN BOBOT SKOR BxS
1 Memiliki tempat yang 0,5 5 2.5
cukup strategis
2 Membangun kemitraan 0,5 5 2.5
dengan pemerintah dan
dinas terkait
3 Mempunyai pangsa pasar 0,5 5 2.5
yang cukup bagus di
lingkungan pesantren.
4 Menjalin kerjasama 0,5 5 2.5
dengan Lembaga
Keuangan Bank Syariah
Mandiri dalam hal
pinjaman dana bergulir
TOTAL 10
106

Kelemahan (Weakness)
Tabel 4.3 Bobot & Skor Kelemahan Kopontren Miftahul Huda
No KELEMAHAN BOBOT SKOR BxS
1 Kualitas SDM pegawai 0,5 4 2
yang terbatas dan masih
memerlukan pelatihan
serta pengembangan.
2 Masih lemahnya Brand 0,5 4 2
Image (promosi) dan
keterbatasan modal
TOTAL 4
107

Peluang (Opportunities)
Tabel 4.4 Bobot & Skor Peluang Kopontren Miftahul Huda
No PELUANG BOBOT SKOR BxS
1 Memiliki potensi untung 0,5 4 2
mengembangkan unit
usaha lainya
2 Memiliki anggota yang 0,5 4 2
mempunyai potensi untuk
di berdayakan.
3 Memiliki Potensi untuk 0,5 4 2
membangun kemitraan
yang lebih luas dengan
lembaga lainnya.
4 Memiliki potensi untuk 0,5 4 2
terus menambah anggota
baru koperasi dengan
banyaknya alumni yang
di miliki Pesantren
Miftahul Huda
TOTAL 8
108

Ancaman (Threat)
Tabel 4.5 Bobot & Skor Ancaman Kopontren Miftahul Huda
No ANCAMAN BOBOT SKOR BxS
1 Banyaknya pesaing yang 0,7 3 2
bermunculan dan
memiliki modal yang
lebih banyak
2 Menurunnya kualitas 0,3 3 1
pelayanan karena
terbatasnya SDM
Koperasi
3 Ancaman gulung tikar 0,7 3 2
unit usaha jika tidak
dikelola dengan baik
TOTAL 5
109

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total bobot dari


kekuatan adalah 10 dan kelemahan adalah 4, kemudian dapat
dikalkulasikan dengan cara kekuatan dikurangi kelemahan yaitu
10 - 4 = 6, artinya disini kekuatan lebih besar dari kelemahan.
Sementara untuk total bobot dari peluang adalah 8 dan ancaman
adalah 5, kemudian dapat dikalkulasikan dengan cara peluang
dikurangi ancaman yaitu 8 - 5 = 3, artinya disini peluang lebih
besar dari ancaman. Berikut ini adalah Kuadran SWOT
Kopontren Miftahul Huda dari hasil analisis tabel SWOT diatas
dimana Kekuatan bernila 6 dan Peluang bernilai 3:

Gambar 4.1 Kuadran SWOT Kopontren Miftahul Huda Ciamis


110

Langkah selanjutnya yaitu membuat bagan matriks


analisis SWOT untuk mendapatkan rekomendasi strategi dari
kekuatan & kelemahan maupun peluang & ancaman yang
dimiliki oleh Kopontren Miftahul Huda Ciamis. Rekomendasi
strategi yang akan dibuat yaitu dengan cara:
1. SO yaitu dengan menggunakan Strenght dalam memanfaatkan
Opportunity.
2. ST yaitu dengan menggunakan Strenght dalam meredam
Threat.
3. WO yaitu memperbaiki Weakness untuk memaksimalkan
Opportunity.
4. WT yaitu meminimalisasikan dan memperbaiki Weakness
yang ada demi mengurangi Threats.113
Beikut ini adalah hasil rekomendasi strategi dari bagan
matriks analisis SWOT Kopontren Miftahul Huda:

113
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian, h.210.
111

Tabel 4.6 Bagan Matrik SWOT Kopontren Miftahul Huda


PELUANG ANCAMAN
-Potensi mengembangkan -Pesaing bermunculan
EKSTERNAL unit usaha memiliki modal lebih
-potensi anggota untuk di banyak
berdayakan. -Menurunnya kualitas
-Potensi membangun pelayanan karena
kemitraan yang lebih luas terbatasnya SDM
-potensi untuk menambah -Ancaman gulung tikar
INTERNAL anggota baru unit usaha jika tidak
dikelola dengan baik

KEKUATAN
-Tempat yang strategis -Menambah unit usaha -Peningkatkan
-Pangsa pasar luas di mikro untuk kualitas pelayanan
lingkungan pesantren. meningkatkan dan produk usaha
-Membangun kemitraan pendapatan Kopontren mikro untuk
dengan pemerintah dan meningkatkan daya
dinas terkait saing
-Kerjasama dengan
Lembaga Keuangan lain.
Rekomendasi Strategi
KELEMAHAN
-Kualitas SDM pegawai
yang terbatas -Merekrut anggota baru -Pengelolaan unit
-Masih lemahnya Brand Kopontren untuk usaha secara
Image (promosi) dan meningkatkan kekuatan profesional dan
keterbatasan modal. Kopontren dan menjalin lebih
meningkatkan kualitas banyak kerjasama
SDM Kopontren dan kemitraan
dengan lembaga
pemerintah maupun
swasta
112

Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis SWOT,


yaitu dengan melakukan evaluasi. Evaluasi diperlukan untuk
mengukur kinerja sebuah perusahaan apakah kinerja perusahaan
sesuai atau tidaknya dengan target yang ingin dicapai. Berikut
beberapa langkah dalam proses evaluasi yang harus dilakukan
oleh Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis dalam upaya
membangun usaha mikro di lingkungan Pesantren:
1. Meninjau kembali faktor Internal dan Eksternal dalam
penerapan strategi Koperasi.
Kopontren Miftahul Huda perlu untuk meninjau kembali
faktor-faktor pendukung dan fakor penghambatnya dimulai
dari pengukuran kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
sebagai tolak ukur dalam mengembangkan strategi yang akan
digunakan nantinya. Setelah mengetahui faktor pendukung dan
penghambat, Koperasi Pesantren Miftahul Huda dapat
mengambil langkah yang tepat untuk mempertahankan faktor
pendukung tersebut dan pemperabiki faktor penghambat
menjadi peluang. Dengan demikian Koperasi Pesantren
Miftahul Huda mampu bersaing dengan penerapan Strategi
Yang lebh baik.
2. Mengukur target Koperasi dan membandingkan dengan
capaian kinerja.
Pengukuran kinerja dapat dlihat dari program-program yang
dilakukan Kopontren Miftahul Huda dalam membangun usaha
mikro di lingkungan pesantren. Kopontren miftahul huda
memiliki kinerja yang cukup baik dalam membangun usaha
mikro di lingkungan pesantren dengan berhasil menambah unit
113

usaha baru setiap tahunnya. Hal ini tidak terlepas dari strategi
yang tepat yang diteraplan oleh Kopontren Miftahul Huda,
diantaranya:
a. Cermat dalam berinvestasi atau membuka unit usaha baru
b. Membangun kepercayaan publik terhadap koperasi
c. Menjalin kerja sama dan kemitraan dengan pihak
pemerintah maupun lembaga swasta.
3. Melakukan pengawasan untuk memastikan program berjalan
sesuai rencana.
Pengawasan diperlukan untuk memastika strategi yang
diterapkan sesuai dengan rencana awal, dengan adanya
pengawasan kinerja Kopontren Miftahul Huda dapat selalu
dievaluasi dan diperbaiki setiap saat apabila ada hal-hal yang
tidak berjalan sesuai rencana.
Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa
usaha mikro yang di bangun oleh Kopontren Miftahul Huda
Ciamis mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Dengan
menerapkan strategi yang tepat dalam membangun usaha mikro
di lingkungan Pesantren, dan memanfaatkan kekuatan (strenght)
dan peluang (opportunity), serta memperbaik kelemahan
(weakness) dan meminimalisir ancaman (threath), maka
pertumbuhan tersebut akan terus terjaga dan bisa meningkat
kedepannya. Adapun rekomendasi strategi yang perlu untuk di
terapkan ke depannya oleh Kopontren Miftahul Huda Ciamis
diantaranya dengan menambah unit usaha mikro untuk
meningkatkan pendapatan Kopontren, merekrut anggota baru
Kopontren untuk meningkatkan kekuatan Kopontren,
114

meningkatkan kualitas SDM Kopontren, melakukan pengelolaan


unit usaha secara profesional dan meeningkatkan kualitas
pelayanan dan produk usaha mikro untuk meningkatkan daya
saing, serta dengan menjalin lebih banyak kerjasama dan
kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun swasta.
115

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Koperasi Pesantren Miftahul Huda Ciamis berhasil
mengembangkan usaha Mikro di lingkungan pesantren dengan
memberdayakan SDM internal pesantren baik para
ustdaz/ustadah, pengurus, dan para santri. Usaha Mikro
dilingkungan pesantren yang dibangun Kopontren Miftahul Huda
mengalami perkembangan yang cukup bagus dari tahun ke tahun.
Unit usaha mikro yang dibangun Kopontren Miftahul Huda
diantaranya Mini Market Sirri Mart, Toko Buku & Alat Tulis
KOMIDA, Pengisian Ulang Air Galon Hudaqua, Peternakan
KOMIDA, Kedai Bakso Cincin 212, dan Toko Furniture
KOMIDA.
Hal ini merupakan dampak dari strategi yang diterapkan
oleh Kopontren Miftahul Huda dalam membangun usaha mikro
di lingkungan pesantren, dengan penerapan strategi yang tepat
Kopontren Miftahul Huda dapat mengembangkan Usaha mikro di
lingkungan Pesantren. Beberapa strategi yang diterapkan oleh
Kopontren Miftahul Huda diantaranya dengan menjalin kerja
sama dengan berbagai lembaga keuangan syariah, menjalin
kemitraan dengan pemerintah dan instansi terkait, membangun
usaha mikro yang bisa bersaing di pasaran, mengembangkan
SDM Kopontren untuk terus maju menghadapi tantangan, dan
melakukan pelatihan kewirausahaan di lingkungan Pesantren.
116

Dengan dibangunnya usaha Mikro di lingkungan Pesantren Oleh


Kopontren Miftahul Huda, maka kegiatan ekonomi di pesantren
mengalami peningkatan dan dapat menaikan taraf kesejahteraan
para anggota koperaso, para Ustad/Ustadzah, Pengurus Pesantren,
dan Santri/Santriwati yang sedang menimba ilmu di Pesantren
Miftahul Huda Ciamis.

B. SARAN
Dalam upaya membangun usaha mikro di lingkungan
pesantren, Kopontren Miftahul Huda memiliki kelemahan dalam
beberahapa hal, berikut ini saran-saran untuk menyempurnakan
langkah-langkah Kopontren Miftahul Huda dalam membangun
usaha mikro di lingkungan Pesantren:
1. Kopontren Miftahul Huda perlu meningkatkan kualitas
layanan dalam unit usaha yang dibangunnya baik dari segi
kualitas produk, jasa, dan harga, supaya bisa bersaing dengan
usaha mikro lainnya.
2. Kopontren Miftahul Huda perlu meningkatka pelatihan-
pelatihan, seminar, dan kegiatan lainnya tentang Perkoprasoan
berbasis syariah dalam upaya meningkatkan kualitas SDM
para pegawai Kopontren, dan meningkatkan kualitas
pelayanan Kopontren.
3. Kopontren Miftahul Huda perlu meningkatkan Promosi yang
lebih baik lagi dalam upaya meningkatkan pendapatan/profit
Kopontren, dengan memaksimalkan Promosi menggunakan
media Intrenet untuk menyesuaikan diri dengan persaingan di
era Globalisasi dan keterbukaan Informasi.
117

4. Kopontren Miftahul Huda Perlu meningkatkan jalinan


Kerjasama dan Kemitraan yang lebih luas baik dengan pihak
swasta ataupun pemerintah untuk meningkatkan anggaran
Dana pengeluaran Koperasi dan menjaring Investor.
118

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset,


2000.

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam ekonomi Islam


Penguatan LKM dan UKM di Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009.

Amin, Hasan. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan. Jakarta:


Pradya Utama, 1976.

Buchori, Nur. Koperasi Syariah. Sidoarjo: Masmedia Buana


Pustaka, 2009.

Dimyati, Ahmad. Dkk. Islam dan Koperasi. Jakarta: Koperasi


Jasa Informasi, 1989.

Direktorat Jendral Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam.


Himpunan Skim Kredit Program Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah. Jakarta: TPN, 1999.

Fred, David. Manajemen Strategi. Diterjemahkan oleh: Paulin


Sulistio. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Gluek, William. Manajemen Strategis dan kebijakan


Perusahaan. Diterjemahkan oleh: Hariyadin Mahardika.
Jakarta: Erlangga, 1989.

Hadikusuma, Raharja. Hukum koperasi Indonesia. Jakarta:


Grafindo,2009.

Husain, Umar. Strategi Manajemen in Action. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Junadi. Islam dan Interprenealisme: Suatu Studi Fiqih Ekonomi


Bisnis Modern. Jakarta: Kalam Mulia, 1993.
119

Lathif, Azharudin. Fiqih Muamalat. Jakarta:UIN Jakarta Press,


2005.

Masyhud, Sulthon dan Muh Khusnurdilo. Manajemen Pondok


Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2005.

Mubyarto. Membangun Sistem Ekonomi Islam. Yogyakarta: BP


press, 2000.

Nasution, Mulia. Pengantar Manajemen. Jakarta: Djambatan,


1996.

Norton, Micheal. Menggalang Dana. Diterjemahkan oleh: Geni


Akhnas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.

Partomo, Titik Sartika dan Abdul Rahman Soejono. Ekonimi


Skala Kecil, Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002.

Patha, Anjar. Hukum Koperasi dan Regulasi di Indonesia.


Jakarta: Kencana, 2007.

Philip, Khotler. Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh:


Benyamin Molan. New Jersey: Indeks Kelompok
Gramedia, 2005.

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkifliansyah. Manajemen


Strategi; Sebuah Konsep Penganta. Jakarta: LPEEE UI,
1999

Rahardja, Hadikusuma. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta:


PT.Raja Grafindo Persada, 2002.

Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus


Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid.


Diterjemahkan oleh: Imam Ghazali Said & Achmad
Zaidan. Beirut: Darul Qalam, 1998.
120

Sagimun. Koperasi Sokoguru Ekonomi Nasional Indonesia.


Jakarta: CV.Haji Masagung, 1989.

Saputra, Karta. Koperasi Indonesia yang berdasarkan pancasila


dan UUD 1945. Jakarta: Rineke Cipta, 2001.

Sholahudin, Muhammad dan Lukman Hakim. Lembaga Ekonomi


dan Keuangan Syariah Kontemporer. Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2008.

Siagian, Sondang. Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2004.

Stainer, George dan Jhon Minner. Manajemen Stratejik.


Diterjemahkan oleh: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga,
2002.

Suhendi , H. Hendi. Fiqih Muamalah. Bandung: Gunung Djati


Press, 1997.

Tambunan, Tulus. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia,


Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Tciptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press,


2000.

Wawancara pribadi dengan Ustadz Iwan Nugeraha, Sekretaris


Kopontren Miftahul Huda. Ciamis, 19 November 2017.

Wawancara pribadi dengan Asep Saiful Millah, Pengelola unit


Perdagangan Kopontren Miftahul Huda. Ciamis, 19
November 2017.
121

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Ustadz Iwan Nugeraha


Jabatan : Sekretaris Kopontren Miftahul Huda Ciamis
Tempat : Kantor Kopontren Miftahul Huda Ciamis
Tanggal : 19 November 2017
Waktu : Pukul 10.00 WIB

Pertanyaan: Kapan Koperasi ini mulai di bangun dan


bagaimana latar belakang didirikannya Koperasi
ini?
Jawaban: Koperasi ini didirikan pada tahun 2006, latar
belakang didirikanya koperasi yaitu pada mulanya
ingin membuat kegiatan ekonomi di lingkungan
pesantren bisa berjalan dan berkembang, sehingga
bisa meningkatkan taraf kesejahteraan ekonomi
para pengurus dan santri di pesantren

Pertanyaan: Bagaimana sejarah wal mula proses terbentuknya


koperasi ini?
Jawaban: Awal mulanya koperasi ini berdiri yaitu pertama-
tama Alm. K.H Umar Nawawi mengumpulkan
para pengurus pesantren Miftahul Huda untuk
mengadakan musyawarah tentang ide beliau yang
ingin membuat koperasi di lingkungan pesantren,
setelah itu para pengurus sepakat untuk membuat
122

koperasi di pesantren dengan diberinama


KOMIDA yang merupakan kepanjangan dari
Koperasi Pesantren Miftahul Huda, awal mulanya
kantor koperasi hanya berupa satu ruangan
berukuran sedang, dan didalamnya didirikan
sebuah toko buku/kitab dan alat tulis, serta
makanan/minuman untuk dijual ke santri di
lingkungan pesantren, hingga kemudian bisa
berkembang sedikit demi sedikit sampai saat ini
koperasi bisa berjalan sesuai rencana.

Pertanyaan: Apa yang ingin di capai dari Koperasi ini sendiri?


Jawaban: kami menginginkan koperasi pesantren ini bisa
berkembang dan terus maju sehingga bisa
mengangkat terag ekonomi para anggota dan
pengurus koperasi ini. Dan juga kami ingin terus
mengembangkan unit usaha Koperasi.
Pertanyaan: Kendala apa yang dihadapi dalam membangun
usaha mikro di lingkungan pesantren?
Jawaban: Kendala yang dihadapi banyak sekali, diantaranta
yang paling pokok yaitu kendala dalam
pendaanaan/modal, kemudian kendala lainnya
adalah keterbatasan dari SDM di koperasi ini.

Pertanyaan: Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut:


Jawaban: Untuk keterbatasan modal kita berupaya sebisa
mungkin mengelola keuangan sehemat mungkin,
123

selain itu kita berupaya untuk mendatangkan


investor yang ingin berinvestasi di koperasi ini,
dan juga kita berupaya mengajukan dana
bantuan/hibah baik dari pemerintah maupun
suasta. Sementara untuk keterbatasan SDM kita
upayakan dengan banyak melakukan pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan SDM yang kita
punya.

Pertanyaan: Usaha apa saja yang dijalankan Koperasi ini?


Jawaban: Saat ini kami mempunyai beberala unit usaha
diantaranya ada peternakan, ada usaha meubel, ada
mini market, toko buku, ada pengisian galon, dan
ada kedai bakso, dan lainnya.

Pertanyaan: Pegawainya sendiri merupakan pengurus dan santri


di pesantren ini atau ada dari luar?
Jawaban: Untuk pegawainya hampir semuanya merupakan
dari pengurus dan santri di lingkungan pesantren
ini, kami tidak merekrut pegawai dari luar karena
ingin melatih para santri supaya bisa berwirausaha
dan memanfaatkan SDM internal di lingkungan
pesantren.

Pertanyaan: Bagaimana strategi yang di terapkan koperasi ini


dalam membangun unit usaha di lingkungan
pesantren?
124

Jawaban: Strategi yang kami gunakan yaitu pertama kami


mencoba membaca kebutuhan konsumen/pasar,
apa saja yang dibutuhkan oleh para santri dan
orang-orang di lingkungan pesantren, setelah itu
kami mencoba untuk membuat unit usahanya,
sebagai contoh para santri tentunya membutuhkan
alat tulis dan buku untuk keperluan belajar, maka
kami mencoba membangun toko buku dan alat
tulis di lingkungan pesantren.
Pertanyaan: strategi lainnya apa saja selain membaca kebutuhan
konsumen?
Jawaban: strategi lainnya diantaranya kami melakukan hitung-
hitungan yang matang terlebih dahulu sebelum
membuka unit usaha jika sekiranya akan
menguntungkan maka kami akan lanjutkan, kami
tidak ingin uang investasi kami hangus begitu saja
karena unit usaha kami bangkrut karena tidak
cermat dalam mengelolanya. Kami juga mencoba
untuk terus menambah unit usaha kami supaya
omset koperasi bisa semakin besar dengan
mencoba menarik investor untuk menyimpan
uangnya di Koperasi pesantren ini. Kami juga
bekerjasama dengan lembaga lain baik swasta
maupun pemerintah untuk meningkatkan kinerja
Koperasi Pesantren ini. Kami juga melakukan
pelatihan - pelatihan untuk meningkatkan
125
126

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Asep Saiful Millah


Jabatan : Pengelola Kopontren Miftahul Huda Ciamis
Tempat : Kantor Kopontren Miftahul Huda Ciamis
Tanggal : 19 November 2017
Waktu : Pukul 10.00 WIB

Pertanyaan: Apa saja Usaha Mikro yg dibangun kopontren?


Jawaban: Unit usaha yang kami bangun diantaranya yaitu
Mini Market Sirri Mart, Toko Buku & Alat Tulis
KOMIDA, Peternakan Kambing & Sapi
KOMIDA, pengisian ulang galon Hudaqua, kedai
bakso cincin 212, dan Toko Furniture KOMIDA.

Pertanyaan: darimana Karyawan Unit Usaha tersebut Berasal?


Jawaban: Para Karyawannya hampir semuanya berasal dari
Lingkungan Pesantren Miftahul Huda, baik dari
santri maupun dari pengurus Pesantren Miftahul
Huda.

Pertanyaan: Bagaimana awal mula mendirikan Mini Market


Sirri Mart dan bagaimana cara mengelolanya?
Jawaban: Siri Mart mulai dibangun pada tahun 2010. Di
Sirrimart disediakan berbagai macam produk
makanan, minuman, obat-obatan, alat
127

mandi/kosmetik, aksesoris, jilbab, baju


muslim/muslimah dan berbagai produk
kebutuhan sehari-hari. dengan modal awal 150
juta rupiah, para pengurus koperasi beinisiatif
merenovasi bangunan tua yang ada di dalam
pesantren untuk dijadikan minimarket dan
membeli produk produk kebutuhan sehari-hari
untuk dijual kepada sekitar 2000 santri pesantren
Miftahul Huda Ciamis baik laki laki dan
perempuan maupun para ustad/ustadzah yang
mengajar. Minimarket sirri mart mempunyai 4
orang pegawai dengan rincian 3 orang sebagai
kasir yang bergantian menjaga toko dan 1 orang
sebagai admin gudang yang bertugas untuk
membeli barang ke pasar induk/agen dan
menjamin ketersediaan barang-barang yang akan
dijual di minimarket, pegawainya sendiri
merupakan para santri yang bermukim di
pesantren miftahul huda ciamis. Minimarket
sirimart mulai buka dari pukul 7 pagi sampai jam
8 malam setiap harinya, saat ini omset penjualan
per bulan bisa mencapai lebih dari 100 juta
rupiah.

Pertanyaan: Bagaimana awal mula mendirikan Toko Buku &


Alat Tulis KOMIDA dan bagaimana cara
mengelolanya?
128

Jawaban: Toko alat tulis dan buku Koperasi miftahul Huda


(KOMIDA) didirikan pada tahun 2008, toko ini
sendiri merupakan unit usaha pertama yang
dibangun oleh Koperasi Pesantren Miftahul Huda
Ciamis, Toko ini berlokasi di depan komplek
pesantren miftahul Huda Ciamis. Toko buku ini
sendiri mulai buka pada jam 07.00 pagi sampai
jam 20.00 malam setiap harinya. Toko ini
dikelola oleh 3 orang pegawai yang bertugas
secara bergantian untuk melayani pembeli,
mengelola stok barang, dan mengelola
kelangsungan operasional Toko Buku supaya
dapat berjalan lancar. Produk produk yang dijual
Toko Buku & alat Tulis ini diantaranya, buku
tulis, alat tulis kantor, buku-buku pelajaran
umum, buku kajian islam berbahasa indonesia
dan buku kajian islam/kitab kuning berbahasa
arab, dan lainnya. Modal awal untuk mendirikan
toko ini pada tahun 2008 berkisar antara 10 juta
rupiah, dengan rincian diugunakan untuk
membeli alat tulis/buku, kitab, dll. Sementara
bangunan tokonya sendiri merupakan
wakaf/hibah dari pihak pendiri pesantren
Miftahul Huda Ciamis. Omset penjualan toko
buku ini berkisar antara 10 juta rupiah sampai 15
juta rupiah per bulannya.
129

Pertanyaan: Bagaimana awal mula mendirikan Sapi &


KambingKOMIDA dan bagaimana cara
mengelolanya?
Jawaban: awal mula dibangun pada tahun 2011, Peternakan
ini sendiri terletak di sebuah lahan di belakang
pesantren miftahul huda ciamis, para pegawai
peternakan sendiri merupakan para santri yang
bermukim di pesantren miftahul huda, setiap
harinya kegiatan peternakan ini yaitu memberi
makan kambing dan sapi dan juga
mengembangbiakannya. Para pegawai mencari
rumput liar setiap hari ke kebun/hutan
menggunakan mobil bak milik pesantren untuk
bahan pakan ternak. Di peternakan pesantren ini
sendiri sekarang terdapat sekitar 10 ekor sapi
limosin dan 50 ekor kambing. Cara pengelolaan
peternakan koperasi pesantren sendiri yaitu
dengan melakukan pengembangbiakan untuk
memperbanyak jumlah ternak, dan penggemukan
ternak untuk meningkatkan nilai jual ternak itu
sendiri. Kambing yang sudah berusia 1-2 tahun
nantinya akan dijual ke pasar kambing,
sementara untuk sapi yang siap dijual ke pasaran
berusoa 2-4 tahun. Untuk harga pasaran kambing
di peternakan pesantren ini harganya berkisar 2-3
juta rupiah, sementara untuk sapi harga jualnya
berkisar antara 10-20 juta rupiah.
130

Pertanyaan: Bagaimana awal mula mendirikan Pengisian ulang


galon Hudaqua dan bagaimana cara
mengelolanya?
Jawaban: Awal mula didirikan pada tahun 2012. Bertempat
di depan Komplek Pesantren Miftahul Huda
Ciamis. Harga air galon isi ulang Huda Qua
sendiri yaitu 5 ribu rupiah untuk 1 buah galon isi
ulang, sementara jika ingin membeli galon baru
plus air minum harganya sekitar 50 ribu rupiah.
Jam operasional Huda Qua yaitu buka setiap hari
dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 17.00 sore.
Di Huda Qua sendiri dipekerjakan 1 orang
pegawai yang bertugas untuk melayani pembeli,
menjaga kebersihan tempat, merawat mesin
pengisian dan penyulingan air minum supaya
tidak rusak, dan mengelola tempat isi ulang air
galon supaya berjalan lancar. Modal awal untuk
membuka unit usaha Huda Qua sendiri yaitu
sekitar 30 juta rupiah, dengan rincian 20 juta
untuk membeli mesin pengisian air galon, 2 juta
untuk membeli galon kosong, 1 juta untuk
membeli tutup galon isi ulang dan tisu pembersih
galon, dan 7 juta untuk membeli motor yang
digunakan sebagai alat operasional untuk
melayani jasa antar jemput pengisian galon, dan
untuk kegiatan operasional lainnya. Omset
penjualan Huda Qua berkisar antara 200 ribu
131

sampai 400 ribu per harinya, atau per bulan


sekitar 5-10 juta rupiah.

Pertanyaan: Bagaimana awal mula mendirikan Kedai Bakso


Cincin 212 dan bagaimana cara mengelolanya?
Jawaban:: Kedai Bakso 212 merupakan usaha mikro milik
koperasi pesantren miftahul huda ciamis mulai
didirikan pada akhir tahun 2016. Kedai bakso ini
terletak di depan Pasar Desa Rancah tepatnya
terletak di pertigaan Jalan Raya Rancah-Ciamis
No.33. berada di depan komplek pasar raya
Rancah, tepatnya disebuah unit ruko berukuran
sekitar 8x10 meter, unit rukonya sendiri
merupakan unit sewaan dengan biaya sewa
sekitar 10 juta rupiah per tahun. Kedai bakso 212
sendiri mempunyai 2 orang pegawai yang
bertugas untuk membuat adonan bakso, membeli
bahan-bahan adonan bakso, memasak, dan
melayanai konsumen yang akan membeli bakso,
dan mengelola usaha kedai bakso supaya terus
bisa berjalan lancar. Modal awal untuk
mendirikan unit bisnis kedai bakso 212 sendiri
sekitar 22 juta rupiah, dengan rincian 10 juta
rupiah untuk sewa tempat, 4 juta rupiah untuk
membeli gerobak/tempat memasak bakso, 2 juta
rupiah untuk membeli peralatan makan/minum, 3
juta rupiah untuk furniture (kursi/meja), 2 juta
132

rupiah untuk membeli alat masak, & 1 juta rupiah


untuk membeli bahan-bahan untuk membuat
bakso dll. Omset penjualan kedai bakso 212
sendiri berkisar antara 500 ribu rupiah sampai 1
juta rupiah per hari, tergantung ramai tidaknya
pengunjung yang datang ke kedai bakso 212 itu
sendiri.

Pertanyaan: Bagaimana awal mula mendirikan Toko Furniture


KOMIDA dan bagaimana cara mengelolanya?
Jawaban: Toko Meubel /Furniture KOMIDA merupakan
unit Usaha Koperasi Pesantren Miftahul Huda
yang dibangun pada tahun 2009. Unit usaha ini
berlokasi di dalam lingkungan Pesantren
Miftahul Huda. Kegiatan operasional Toko
meubel KOMIDA sendiri mulai buka pukul
07.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Pegawai Toko
Meubel ini berjumlah 3 orang, dengan rincian 1
orang sebagai kasir penjaga toko, dan 2 orang
pengrajin yang memproduksi Furniture, Produk-
produk Furniture di Toko Meubel KOMIDA
merupakan produk buatan sendiri. Modal awal
untuk membuat Toko Meubel KOMIDA yaitu
sekitar 40 juta rupiah, dengan rincian 20 juta
untuk membeli alat produksi seperti mesin
bobok, mesin amplas, bor, mesin cat kompresor,
dan lainnya, serta 10 juta rupiah untuk membeli
133
134
135
136
137
138
139

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Unit Usaha Mini Market Sirri Mart

Foto bersama Pegawai Mini Market Sirri Mart

Foto tampak depan Mini Market Sirri Mart


140

Foto produk makanan ringan Mini Market Sirri Mart

Foto produk kebersihan Mini Market Sirri Mart


141

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Unit Usaha Peternakan KOMIDA

Foto tampak depan peternakan KOMIDA

Foto ternak kambing peternakan KOMIDA


142

Foto ternak Sapi peternakan KOMIDA

Mobil operasional peternakan KOMIDA


143

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Unit Usaha Kedai Bakso Cincin 212

Foto bersama pegawai Kedai Bakso Cincin 212

Foto tampak depan Kedai Bakso Cincin 212


144

Foto tempat ruang makan Kedai Bakso Cincin 212

Daftar menu Kedai Bakso Cincin 212


145

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Unit Usaha Toko buku & alat tulus KOMIDA

Foto tampak depan Toko Buku & Alat Tulis Komida

Produk-produk Toko Buku & Alat Tulis Komida


146

Suasana di dalam Toko Buku & Alat Tulis Komida para santri
berbelanja

Foto tampak samping Toko Buku & Alat Tulis Komida


147

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Unit Usaha Pengisian Ulang Air Galon Hudaqua

Foto tampak depan pengisian ulang air galon Hudaqua

Foto Galon para santri yang siap di isi di pengisian ulang air
galon Hudaqua
148

Foto Galon Para santri yang telah di isi air di pengisian ulang air
galon Hudaqua

Mesin pengisian ulang air galon Hudaqua


149

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


Unit Usaha Toko Meubel/Furniture KOMIDA

Foto bersama pegawai Toko Meubel/Furniture KOMIDA

Foto para pegawai Toko Meubel/Furniture KOMIDA sedang


membuat lemari
150

Foto proses penghalusan kayu di Toko Meubel/Furniture


KOMIDA

Foto proses perakitan Furniture Toko Meubel/Furniture


KOMIDA
151
152
153

Anda mungkin juga menyukai