Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NURUL AZIZA OKTOBERIYANI RAHMAN

NIM : 14120190074

TUGAS INDIVIDU 2 EPTM

Kriteria Kausalitas Austin Bradford Hill (Hills

Criteria Of Causation)

Austin Bradford Hill

(1867-1991)

Sir Austin Bradford Hill (1867-1991) merupakan salah satu pelopor dalam

statistik kesehatan dan epidemiologi. Tulisannya berjudul " The environment and

disease: Association or causation " (1) memiliki dampak yang luar biasa bagi

epidemiologis dan peneliti medis. Bradford Hill bersama Richard Doll meneliti
hubungan antara merokok dan kanker paru-paru. Hill kemudian dikenal sebagai

pelopor kriteria kausalitas ( Causality Criteria). 

Berikut ini adalah Kriteria Kausalitas menurut Bradford Hill.

1. Strength of Association (Kekuatan Asosiasi)

Semakin Kuat hubungan paparan dan penyakit semakin kuat pula

keyakinan bahwa hubungan tersebut bersifat sebab akibat ( Kausal ). Ukuran

menilai hubungan paparan dengan penyakit adalah Resiko Relatif (RR) atau

Rasio odds (OR). Misalnya resiko penderita kanker paru meningkat pada

perokok dibanding yang tidak merokok. Sebuah penelitian membuktikan

bahwa perokok mempunyai risiko 35 % menderita kanker paru-paru

dibanding orang yang tidak merokok. 

2. Consistency (Konsistensi)

Temuan studi yang direplikasi pada berbagai populasi yaqang berbeda

dan oleh berbagai peneliti yang berbeda memberikan bukti lebih kuat daripada

studi tunggal. Makin konsisten dengan riset-riset yang lain yang dilakukan

pada populasi dan lingkungan yang berbeda, makin kuat pula keyakinan

hubungan kausal.
contohnya: penelitian dengan metode yang berbeda (prospective dan

retrospective) membuktikan hal yang sama, hasilnya juga sama meskipun

berbeda populasinya (perempuan dan laki-laki).

3. Specificity (Spesifitas)

Faktor kausal menghasilkan hanya sebuah penyakit dan bahwa

penyakit itu dihasilkan dari hanya sebuah kausa tunggal. Makin spesifik efek

paparan,makin kuat hubungan kausal. Misal: pada kanker paru,merokok

diprediksi sebagai penyebab kanker paru

4. Temporal Relationship (Hubungan Temporal / Kronologi Waktu)

Untuk mengetahui sebuah faktor merupakan kausa penyakit , maka

harus dipastikan bahwa paparan terhadap faktor itu berlangsung sebelum

terjadinya penyakit.

Misal: pada kasus kanker paru-paru sebagian besar didahului oleh

merokok

Kelemahan :    

 Sekuens Temporal Sulit dipastikan untuk penyakit yang

memiliki periode  laten     panjang atau onset klinis samar-

samar.  
 Masing-masing desain riset epidemiologi mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam memastikan sekuans

temporal kausalitas.

5. Biological Gradient / Dose Response Relationship (Efek Dosis Respons)

Perubahan intensitas paparan yang selalu diikuti oleh perubahan

frekuensi penyakit menguatkan kesimpulan hubungan kausal.

Misal: data menunjukkan bahwa jumlah rokok yang dihisap penderita

berbanding lurus dengan risiko terjadinya kanker paru. Semakin banyak rokok

yang dihisap semakin besar risiko kanker paru.

6. Theoritical plausibility ( Kredibilitas Biologi Suatu Hipotesis )

Keyakinan hubungan kausal makin kuat apabila dapat dijelaskan

dengan rasional dan berdasarkan teori / konseptual.

contoh: teori biologi menyatakan bahwa merokok dapat membuat

jaringan tubuh rusak yang jika terus menerus dapat menyebabkan terjadinya

kanker.

7. Coherence (Koherensi)

Berbagai bukti yang tersedia tentang riwayat alamiah, biologi, dan

epidemiologi penyakit harus koheren satu sama lain sehingga membentuk

pemahaman yang serupa.


contoh: kesimpulan merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru

berdasarkan teori biologi dan proses perjalanan penyakit.

8. Experimental Evidence (Bukti Eksperimen)

Eksperimen terandomisasi dengan Double Blinding (Pembutaan pada

subyek penelitian dan pemberi perlakuan agar tidak mengetahui status

perlakuan) memberikan bukti kuat hubungan kausa.

misal : pada percobaan lab, tar yang dioleskan pada telinga kelinci dari

waktu ke waktu akan menyebabkan timbulnya kanker. Tar pada tembakau

merupakan bahan karsinogen (penyebab kanker).

9. Analogy (Analogi)

Tidak semua situasi dapat menggunakan kriteria analogi sebagai

pendukung hubungan kausal. Kriteria analogi kurang tepat karena tidak

spesifik mengingat mampu mencetuskan banyak gagasan analogis, sehingga

menyebabkan analogi menjadi tidak spesifik lagi.

misal : pemberian tar pada percobaan lab dengan menggunakan tikus

menunjukkan adanya hubungan kausal (sebab akibat) namun demikian hal ini

tidak dapat diujicobakan pada manusia secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai