Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Makalah Sosiologi Hukum

Disusun Oleh :

Verryananda Thereza SBKA

A1 / 2111010037

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “MAKALAH
SOSIOLOGI HUKUM” dapat terselesaikan dengan lancar. Penyusunan makalah, bertujuan
untuk memahami apa itu Sosiologi Hukum..

Kami selaku penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebaik – baiknya sebagai
bahan referensi atau dapat digunakan sebagai bahan tambahan pembelajaran. Masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, hal ini terjadi karena keterbatasan
penulis dan kurangnya pengalaman serta ilmu yang dimiliki oleh penulis sendiri. Dan dalam
hal ini saran dan kritik yang membangun khususnya untuk pengembangan ilmu serta
pengalaman penulis, sangat penulis nantikan sebagai acuan untuk menghasilkan suatu
makalah yang lebih baik karena kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Madiun, 13 Januari 2022

Penulis
Daftar Isi
BAB I

Pendahuluan

1.1. Pengertian Sosiologi Hukum


Pengertian Sosiologi Hukum terdapat 4 pendapat. Hal itu diungkapkan sebgai berukut.

1. Soerjono Soekanto
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris
menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala – gejala
social lainnya.
2. Satjipto rahardjo
Sosiologi hukum (sociology of law ) adalah pengetahuan hukum terhadap pola perilaku
masyarakat dalam konteks sosialnya.
3. R. Otje Salman
Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatar hukum dengan
gejala – gejala social lainnya secara empiris dan analitis.
4. H.L.A. Hart
H.L.A. Hart tidak mengemukakan definisi tentang sosiologi hukum. Namun, definisi yang
dikemukakan mempunyai aspek sosiologi hukum. Hart mengungkapkan bahwa suatu konsep
tentang hukum mengandung unsur – unsur kekuasaan yang terpusatkan kepada kewajiban
tertentu didalam gejala hukum yang tampak daari kehidupan bermasyarakat. Menurut Hart,
inti dari suatu system hukum terletak pada kesatuan antara aturan utama (primary rules)
dan aturan

1.2. Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum


Orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi hukum adalah Anzilotti pada tahun 1882.
Dapat dikatakan bahwa sejak itu mulai diperkenalkan ruag lingkup dan objek kajian sosiologi hukum.
Sosiologi dipegaruhi oleh disiplin ilmu seperti filsafat hukum, ilmu hukum, dan sosiologi yang
kajiannya berorientasi pada hukum. Ketiga hal tsb dapat diuraikan sebgai berikut.

1. Filsafat Hukum
Dalam kajian filsafat hukum, pokok Bahasa adalah aliran - aliran filsafat hukum. Aliran
positivisme menjadi penyebab lahirnya sosiologi hukum. Hal ini dikemukaka oleh Hans
Kelsen. Menurut Mans Kelsen “hukum itu bersifat hirarki”. Stratifikasi drajat hukum yag palig
bawah adalah putusan badan pengadilan, atasnya adalah Undang – Undang dan kebiasaan.
Atasnya lagi Konstitusi, yang paling atas adalah Grundorm. Grundorm adalah dasar atau
basis social hukum yang merupakan salah satu objek pembahasan disalam sosiologi hukum.
Aliran – aliran filsafat hukum yang mendorong berkembangnya sosiologi hukum adalah
a. Mazhab Sejarah yang dipelopori oleh Carl Von Savigny.
b. Aliran Utility yang diungkapkan oleh Jeremy Betham.
c. Aliran Sociological dikemukakan oleh Eugen Ehrlich.
d. Aliran Pragmatic Legal Realism dikemukaka oleh Roscoe Pound.
2. Ilmu hukum
Kajian ilmu hukum menganggap “hukum sebgai gejala social” banyak mendorong
pertumbuhan sosiologi hukum. Ilmu hukum bertetangan dengan teori yang disampaikan
Hans Kelsen.
3. Sosiologi yang Berorientasi pada Hukum
Emile Durkheim mengatakan setiap masyarakat selalu ada solidaritas. Solidaritas mekanis
terdapat dalam masyarakat sederhana yang memiliki hukum bersifat respretif yang
termasuk dalam hukum pidana. Solidaritas Organis terdapat dalam masyarakat modern yag
memiliki hukum bersifat restitutive yang termasuk hukum perdata.

1.3. Ruang Lingkup Sosiologi Hukum


Ruang lingkup sosiologi hukum bertitik tolah dengan disiplin ilmu, yang meliputu disiplin
analitis dan disipli hukum. Disiplin analitis meliputi sosiologis, psikologis, atropologis, sejarah
dan sebagainya. Disiplin hukum meliputi: 1) Ilmu – ilmu hukum; 2) politik hukum; 3) filsafat
hukum. Letak ruang lingkup sosiologi hukum dibagi menjadi dua hal, yaitu:
a. Dasar – dasar social dari hukum atau basis social dari hukum.
b. Efek – efek hukum terhadap gejala social lainnya.

Para sarjana sosiologi memberika batasan – Batasan. Secara umum pembatasan dapat
dikelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Pendekatan Istrumetal
Adam Podgorecki menyatakan bahwa sosiologi hukum merupakan suatu disiplin ilmu
teoretis yag umumnya mempelajari keteraturan da berfugsiya hukum. Tujuan dari
disiplin ilmu adalah untuk medapatkan prinsip hukum da ketertiban yang didasari secara
rasional dan didasarkan pada dogmatisme, yang mempunyai dasar yang akurat.
Sedangkan tujuan utama dari sosiologi hukum adalah untuk menyajikan sebanyak
mungkin kondisi – kondisi yang diperlukan agar hukum dapat berlaku secara efisien.
Studi terhadap hukum difokuskan pada efektivitas hukum serta akibat yang tidak
diperhitungkan dalam proses legislasi. Karena itu stidi instrumental terhadap hukum dan
perilaku harus dapat membantu pembentuk hukum agar dapat mengadaka prediksi
terhadap akibat diberlakukanya hukum tertentu. Roscoe Pound perah berpedapat agar
dipergunakan pendekatan instrumental.
2. Pendekatan Hukum Alam dan Kritikan Terhadap Pendekatan Positivistik
Menurut Philip Seznick, legelitas merupakan pembetasan dari kekuasaan resmi oleh
prinsip – prinsip rasional dari ketertiban sipil. Tidak ada sesuatu kekuasaan yang kebal
kritik dan pembatasan kewenangan. Legalitas menimbulkan syarat – syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai suatu tujuan. Titik sentral dari legalitas adalah pengurangan
kewenangan – kewenangan penguasa. Pengurangan kewenangan – kewenangan tidap
dapat disamakan dengan pelaksanaan peraturan – peraturan formal dan tata cara.
Keadilan formal mempersamakan kedudukan para pihak dan memungkinkan terjadinya
prediksi terhadap keputusan – keputusan. Ketaatan yang terlampau kaku pada
pelaksanaan peraturan secara mekanis, menghalangi keluwesan system hukum untuk
menyesuaikan diri dengan kepentingan dan keadaan baru, atau untuk menyesuaikan diri
dengan ketidaksamaan social yang terjadi.
Selznick menjelaskan bahwa studi sosiologis mengenai legalitas, menduga bahwa
potensi hukum untuk mengkonkretkan nilai – nilai akan dapat dilaksanakan secara
lengkap. Keputusan – keputusan hukum dilaksanakan diberbagai Lembaga, yang
mengalami tekanan eksternal dan halangan serta segala masalah batiniah yang
mengakibatkan kekecewaan. Terdapat empat factor yang menjadi topik dalam kerangka
penelitian dari legalitas; 1) transisi dari keadaan sah ke legalitas; 2) consensus rasional
dan kewenangan pribadi; 3) kritisiem yang melembaga; 4) penahanan diri dari yang telah
melembaga. Dari 4 faktor diatas dapat diuraikan bahwa transisi dari keadaan sah ke
legalitas. Adanya legalitas menimbulkan dugaan bahwa kekuasaan yang dilaksanakan
oleh pejabat merupakan kekuasaan yang sah. Untuk mencapai cita – cita legalitas Kritik
yang berdasarkan pada penalaran terhadap suatu peraturan harus dimasukan dalam
mekanisme pembentukan hukum.
3.

Anda mungkin juga menyukai