PENDAHULUAN
1
adanya kepercayaan dari masyarakat maka suatu bank tidak akan mampu
menjalankan kegiatan usahanya.
2
Namun pada kenyataannya yang terjadi di dalam masyarakat saat ini
seperti kasus-kasus pembobolan bank, salah satu pelakunya berasal dari oknum
atau pegawai bank itu sendiri yang membantu para pelaku untuk melakukan
tindak kejahatan tersebut, dan yang mengkhawatirkan adalah semakin
berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Tentu saja hal
semacam ini akan sangat “membahayakan” terhadap eksistensi dunia perbankan
yang notabenenya adalah Lembaga Kepercayaan dimana pada prinsipnya
keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank semata-mata
dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada
waktunya dan disertai dengan jaminan keamanan dari segala bentuk.
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan nasabah debitur adalah nasabah yang
memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan.
5
dilakukan oleh Bank Indonesia. Secara teoritis bank yang dinyatakan sehat,
tampaknya cukup aman untuk menyimpan dana di bank tersebut. Hal ini dapat
diketahui dari ketentuan Pasal 37b Undang-Undang Perbankan yang
mengemukakan:
a. Setiap bank menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang
bersangkutan.
b. Untuk menjamin simpanan masyarakat pada bank sebagai mana dimaksud
dalam ayat (1) dibentuk lembaga penjamin simpanan.
c. Lembaga penjamin simpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
berbentuk badan hukum Indonesia.
d. Ketentuan mengenai penjaminan dana masyarakat dan lembaga penjamin
simpanan, diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
6
4. Memelihara tingkat kesehatan bank,
5. Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian,
6. Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan
nasabah, dan
7. Menyediakan informasi risiko pada nasabah.
b. Perlindungan secara eksplisit (explicit deposit protection), yaitu perlindungan
melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan masyarakat,
sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang akan
mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut.
Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin
simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden RI No.
26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Bank Umum. Setiap
bank wajib memegang teguh prinsip rahasia bank. Adapun salah satu bentuk
upaya yang dapat dilakukan bank di dalam menjaga keamanan rahasia bank
adalah apabila ada orang yang menanyakan identitas dari nasabah, atau
aktivitasnya di bank selain dari ketiga pihak yang berwenang yaitu Kejaksaan,
Kepolisian dan Pengadilan, maka bank tidak dapat memberikan informasi
apapun. Dengan melakukan upaya menjaga keamanan rahasia bank berarti
secara tidak langsung juga menjaga keamanan keuangan nasabah karena
rahasia bank mencakup perlindungan terhadap nasabah dan simpanannya.
Disamping itu, upaya lain yang dilakukan oleh bank untuk menjaga
keamanan rahasia bank tersebut adalah melalui :
3. Hukum Kerahasiaan
7
2.3 Macam-Macam Perlindungan Hukum terhadap Nasabah Penyimpan
Dana
Mengenai perlindungan ini dapat dikemukakan dalam dua hal, yaitu : hak
prefen nasabah penyimpan dana dan lembaga asuransi deposito.
8
2.4 Bentuk dan Penerapan Prinsip Hubungan Hukum Antara Nasabah dan
Bank
Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada 2 (dua) unsur yang
saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa melakukan
kegiatan dan mengembangkan banknya apabila masyarakat menaruh kepercayaan
untuk menempatkan uangnya melalui produk perbankan yang ditawarkan oleh
bank tersebut. Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat
memobilisir dana dari masyarakat untuk ditempatkan di banknya, dan bank akan
dapat memberikan jasa-jasa perbankan.
9
harus disesuaikan dengan produk perbankan yang ada, karena syarat dari suatu
produk perbankan tidak akan sama dengan syarat dari produk perbankan
lainnya. Dalam produk perbankan seperti tabungan dan deposito, maka
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat umum yang berlaku adalah ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat umum hubungan rekening deposito dan rekening
tabungan.
2. Hubungan Hukum Antara Bank Dengan Nasabah Debitur
Artinya bank sebagai lembaga penyedia dana bagi para debiturnya.
Bentuknya dapat berupa kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi atau
kredit usaha kecil.
Pada dasarnya, hubungan hukum antara nasabah dengan bank adalah hubungan
kontraktual. Begitu seorang nasabah menjalin kontraktual dengan pihak bank,
maka perikatan yang timbul adalah perikatan atas dasar kontrak atau
perjanjian. Dalam wilayah hukum perjanjian, pengertian hubungan hukum
merupakan hubungan antara pihak-pihak yang kedudukannya seimbang atau
sejajar. Hubungan nasabah dengan bank adalah hubungan hukum karena
adanya perjanjian antara kedua belah pihak.
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, hubungan hukum adalah
hubungan yang terhadapnya hukum melekatkan hak pada salah satu pihak dan
melekatkan kewajiban pada pihak lainnya. Jika salah satu pihak tidak
mengindahkan atau melanggar hubungan tadi maka hukum dapat memaksakan
agar hubungan hukum tadi dipenuhi atau dipulihkan kembali . Dalam hal ini
hukum dapat bersifat memaksa kepada salah satu pihak bila terjadi
pengingkaran atau wanprestasi terhadap hubungan hukum yang terjadi
tersebut.
Hubungan hukum nasabah dengan bank yang berkaitan dengan
perjanjian kedua pihak merupakan masalah keperdataan yang berpotensi
menimbulkan sengketa apabila salah satu pihak ingkar janji atau wanprestasi.
Sengketa keperdataan antara bank nasabah timbul dari transaksi keuangan yang
dilakukan oleh kedua pihak. Secara umum sengketa keperdataan ialah sengketa
yang terjadi dalam wilayah hukum kebendaan dan perorangan yang disebabkan
oleh salah satu pihak melanggar asas kepentingan publik. Sengketa ini
10
biasanya muncul akibat tidak terpenuhinya asas-asas hukum perikatan. Selama
ini jika timbul sengketa perdata maka penyelesaiannya dilakukan melalui
proses hukum perdata materiil melalui tuntutan hukum oleh salah satu pihak
yang merasa dirugikan ke lembaga yang berwenang yaitu pengadilan.
Akibat hukum dari hubungan yang timbul antara bank dan nasabah
penyimpan dana didasarkan pada perjanjian penyimpanan. Bank berkedudukan
sebagai penerima simpanan dan nasabah penyimpan sebagai pemberi
simpanan. Pengertian menyimpan oleh bank menurut UU Perbankan adalah
untuk dimanfaatkan oleh bank dalam melakukan kegiatan perbankan. Ini
berarti bahwa dana masyarakat penyimpan akan digunakan atas kepercayaan
pemilik dana, kedudukan pihak bank sebagai pihak yang berhutang atau
debitur terhadap pemilik dana, sedangkan kreditur adalah pihak nasabah
penyimpan dana yang berhak pada waktu tertentu untuk menagih kembali
dananya beserta bunga.
Ini berarti masyarakat penyimpanan dana menyerahkan penguasaan hak
milik atas dananya kepada bank. Nasabah penyimpan dana menyerahkan
dananya untuk disimpan oleh bank dengan tujuan untuk dapat dipergunakan
atau dimanfaatkan lebih lanjut oleh masyarakat pengguna dana guna
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Prinsip simpanan nasabah tersebut
bukan karena paksaan, melainkan atas kesepakatan kedua belah pihak.
Nasabah penyimpan dana yang telah menyerahkan dana kepada bank akan
memperoleh imbalan bunga untuk jangka waktu tertentu dan pihak bank
berkewajiban melaksanakan kepercayaan menyimpan dana nasabah. Kedua
belah pihak telah membuat perjanjian simpanan atau perjanjian penyimpanan
dana dan perjanjian tersebut tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata.
Karena perjanjian tersebut mengandung unsur menyimpan, menitip,
memberi kuasa atau kepercayaan (fiduciary relationship) dan unsur meminjam
yang berarti perjanjian yang mempunyai ciri khastersendiri. Hubungan hukum
yang terjadi antara bank dengan nasabah penyimpan dana berdasarkan
perjanjian penyimpanan. Bank berkedudukan sebagai penerima simpanan dan
nasabah penyimpan dana sebagai pemberi kepercayaan kepada lembaga
11
perbankan. Oleh karena itu kepercayaan yang diberikan pada lembaga
perbankan tidak boleh disalahgunakan.
Bank dalam menjalankan usahanya agar dapat bertahan lama dan tetap
mendapat kepercayaan dari masyarakat harus memerhatikan asas-asas khusus
dari hubungan bank dan nasabah yang terdiri dari hubungan kepercayaan,
hubungan kerahasiaan dan prinsip kehati-hatian.
12
Memperketat pemberian izin untuk suatu pendirian bank baru adalah salah
satu cara agar bank tersebut kuat dan kualified sehingga dapat memberikan
keamanan bagi nasabahnya.
5. Memperketat pengaturan di bidang kegiatan bank
Ketentuan-ketentuan yang menyangkut dengan kegiatan bank banyak juga
yang bertujuan secara langsung atau tidak langsung bertujuan untuk
melindungi pihak nasabah. Pengaturan-pengaturan tersebut khususnya yang
menyangkut dengan kegiatan bank mengatur tentang hal-hal sebagai berikut:
a. Ketentuan mengenai permodalan. Antara lain mengenai kecukupan modal
atau yang disebut juga dengan Capital Adequate Ratio (CAR) yang diukur
dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR).
b. Ketentuan mengenai manajemen, yang dalam hal ini merupakan penilaian
kualitatif mengenai manajemen terhadap manajemen permodalan,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas,
dan manajemen likuiditas.
c. Ketentuan mengenai kualitas aktiva produktif, yang dalam hal ini diukur
tingkat kemampuan pengembaliannya dengan kategori lancar, kurang
lancar, diragukan dan macet.
d. Ketentuan mengenai likuiditas. Dalam hal ini seringkali dilakukan
pengukuran lewat Cash Ratio atau Minimum Reserve Requirement. Juga
harus dihindari adanya kesulitan likuiditas yang biasanya terjadi karena
adanya tindakan yang disebut mismatch.
e. Ketentuan mengenai rentabilitas. Dalam hal ini sering diukur dengan cara
penilaian kuantitatif melalui rasio perbandingan laba selama 12 (dua belas)
bulan terakhir terhadap volume usaha dalam periode yang sama (Return on
Assets atau ROA), dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional dalam periode satu tahun.
f. Ketentuan mengenai solvabilitas.
g. Ketentuan mengenai kesehatan bank.
6. Memperketat pengawasan bank
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
perlindungan terhadap nasabah penyimpan dana, dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu:
a. Perlindungan secara implisit (implisit deposit protection), yaitu
perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang
efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank.
b. Perlindungan secara eksplisit (explicit deposit protection), yaitu
perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin
simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan,
lembaga tersebut yang akan mengganti dana masyarakat yang disimpan
pada bank yang gagal tersebut.
3. Macam-Macam Perlindungan Hukum terhadap Nasabah Penyimpan Dana
Berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana
terdapat dua macam, yaitu perlindungan hukum secara tidak langsung dan
perlindungan hukum secara langsung.
1. Perlindungan Tidak Langsung
Perlindungan secara tidak langsung oleh dunia perbankan terhadap
kepentingan nasabah penyimpan dana adalah suatu perlindungan hukum
yang diberikan kepaa nasabah penyimpan dana terhadap resiko kerugian
yang timbul dari suatu kebijaksanaan atau timbul dari kegiatan usaha yang
dilakukan oleh bank. Hal ini adalah suatu upaya dan tindakan pencegahan
yang bersifat internal oleh bank yang bersangkutan dengan melalui hal-hal
sebagai berikut :
a. Prinsip Kehati-hatian
b. Batas maksimum pemberian kredit
c. Kewajiban Mengumumkan Neraca dan penghitungan laba rugi
d. Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank
2. Perlindungan Langsung
Perlindungan secara langsung oleh dunia perbankan terhadap kepentingan
nasabah penyimpan dana adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
nasabah penyimpan dana secara langsung terhadap kemungkinan timbulnya
resiko kerugian dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank.
15
Mengenai perlindungan ini dapat dikemukakan dalam dua hal, yaitu : hak
prefen nasabah penyimpan dana dan lembaga asuransi deposito.
a. Hak Preferen Nasabah Penyimpan Dana
b. Lembaga Asuransi Deposito
4. Bentuk dan Penerapan Prinsip Hubungan Hukum Antara Nasabah dan Bank
Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada 2 (dua) unsur yang
saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa melakukan
kegiatan dan mengembangkan banknya apabila masyarakat menaruh
kepercayaan untuk menempatkan uangnya melalui produk perbankan yang
ditawarkan oleh bank tersebut. Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut,
bank dapat memobilisir dana dari masyarakat untuk ditempatkan di banknya,
dan bank akan dapat memberikan jasa-jasa perbankan.
Berdasarkan dua fungsi utama bank, yaitu fungsi pengerahan dana dan
fungsi penyaluran dana, maka terdapat dua hubungan hukum antara bank dan
nasabah yaitu :
a. Hubungan Hukum Antara Bank Dengan Nasabah Penyimpan Dana
b. Hubungan Hukum Antara Bank Dengan Nasabah Debitur
5. Cara Yang digunakan dalam Rangka Perlindungan Terhadap Nasabah Bank
Beberapa macam hal yang dipergunakan dalam rangka perlindungan
nasabah bank adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan peraturan baru
b. Pelaksanaan peraturan yang ada
c. Perlindungan nasabah deposan lewat lembaga asuransi deposito
d. Memperketat perizinan bank
e. Memperketat pengaturan di bidang kegiatan bank
f. Memperketat pengawasan bank
16
3.2 Saran
1. Kepada pihak bank agar lebih memperhatikan apa yang menjadi kewajiban
agar tidak melanggar dari ketentuan yang telah ditentukan, dan menuntut
bila menjadi haknya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Kepada pihak nasabah agar lebih mengetahui lagi apa sebenarnya yang
menjadi hak dan kewajibannya sebagai nasabah bank, agar tidak dipersulit
dengan segala peraturan yang berlaku.
3. Bank harus lebih tegas dalam segala peraturan dan pengawasan terhadap
upaya perlindungan hukum terhadap bank dan nasabah agar benar-benar
bank maupun nasabah merasa terlindungi dengan setiap peraturan yang ada
atau dikeluarkan nantinya
17
DAFTAR PUSTAKA
Ibid.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/download/10068/9654
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/download/
11507/11110
http://zriefmaronie.blogspot.co.id/2014/05/perlindungan-hukum-baginasabah.html
18