Anda di halaman 1dari 6

BIOMA, Juni 2015 ISSN: 1410-8801

Vol. 17, No. 1, Hal. 16-20

Inventarisasi Jenis Capung (Odonata) Pada Areal Persawahan Di Desa Pundenarum


Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak

Samsul Rizal1 dan Mochamad Hadi2


Jurusan Biologi Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Tembalang, Semarang 50275
rizalz1092@gmail.com
hadi_tamid@yahoo.co.id

Abstract

Paddy fields is one of the important ecosystem that support human life because here produced rice that is the
main food to the human. Besides, paddy field ecosystem also have many diversity of insect, including dragonfly
(Odonata). Dragonfly (Odonata) is one of the insect that used to be a predators to the pests in the paddy fields, such
as Chilo sp and Nilaparvata lugen. The study on dragonfly was conducted in Pundenarum village, Karangawen,
Demak. The objectives of this study is to identify the odonata specieses that lived in paddy field. Inventory of
odonata specieses done with field by field method and direct catch using insect net. The result of this study is that 5
specieses of odonata were identified in paddy field, i.e: Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala
flavescens, Agriocnemis femina dan Agriocnemis pygmea. The odonata specieses that identified is part of 2 family,
i.e: Libellulidae and Coenagrionidae. It is also found that all species is part of the suborder Anisoptera (dragonfly)
and Zygoptera (damselflies).

Key word : dragonfly, Odonata, inventory, paddy field.

Abstrak

Sawah merupakan salah satu ekosistem yang penting untuk menunjang kehidupan manusia karena
menghasilkan padi yang merupakan bahan makanan pokok bagi manusia.Selain sebagai produsen bahan makanan
pokok, ekosistem persawahan juga menyimpan berbagai macam keanekaragaman serangga didalamya, termasuk
capung (Odonata). Capung (Odonata) termasuk serangga predator yang merupakan musuh alami bagi berbagai hama
tanaman padi, salah satunya adalah hama wereng. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis
capung yang berada di areal persawahan pada fase vegetatif dan reproduktif tanaman padi di Desa Pundenarum,
Kec. Karangawen, Demak. Inventarisasi jenis capung dilakukan dengan metode jelajah (field by field method) dan
tangkap langsung dengan jaring serangga (insect net).Jenis-jenis capung (odonata) yang teramati pada areal
penelitian sebanyak 5 jenis yaitu Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens, Agriocnemis femina
dan Agriocnemis pygmea.Seluruh jenis capung yang teramati tersebut terdiri dari 2 famili yaitu Libellulidae dan
Coenagrionidae. Lima jenis capung yang dijumpai tersebut juga merupakan anggota 2 kelompok besar subordo yaitu
Anisoptera (capung) dan Zygoptera (capung jarum).

Kata kunci : capung, Odonata, inventarisasi, areal persawahan.

PENDAHULUAN bahan makanan pokok bagi manusia.Selain itu,


Ekosistem merupakan unit fungsional pada ekosistem persawahan juga terdapat
lingkungan yang dibangun oleh komponen hidup beranekaragam jenis serangga, termasuk
(biotik), dan komponen nonhidup (abiotik) pada capung.Capung dimasukkan kedalam ordo
lingkungan tersebut.Sawah merupakan salah satu Odonata, karena mempunyai rahang yang bergigi.
ekosistem yang penting untuk menunjang Di bagian labium (bibir bawah) terdapat tonjolan-
kehidupan manusia, sebab sawah menghasilkan tonjolan (spina) tajam menyerupai gigi (Amir dan
Kahono, 2003). Odonata adalah kelompok perkawinan, capung betina akan meletakkan telur-
serangga yang berukuran sedang sampai besar dan telurnya dengan berbagai cara sesuai dengan
seringkali berwarna menarik.Serangga ini jenisnya, ada yang menyimpannya di sela-sela
menggunakan sebagian besar hidupnya untuk batang tanaman, ada pula yang menyelam untuk
terbang.Capung juga memiliki tubuh yang meletakkan telur-telurnya. Oleh karena itu hidup
langsing dengan dua pasang sayap, dan memiliki capung sangat berikatan dengan keberadaan air
pembuluh darah jala.Selain itu capung juga disekitarnya (Susanti, 1998).
memiliki antenna pendek yang berbentuk rambut, Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, pH,
kaki yang berkembang baik, alat mulut tipe kelembaban udara, serta ketersediaan air dan
pengunyah, mata majemuk yang besar, abdomen makanan yang sesuai pada suatu habitat/ekosistem
panjang dan langsing (Borror et al, 1992).Capung sangat diperlukan oleh capung untuk dapat
merupakan serangga dengan penyebaran luas, menunjang kehidupannya. Menurut Corbet (1980,
mulai dari hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dalam Ansori 2009), menyatakan bahwa
danau, dan lain-lain.Capung ditemukan mulai dari perbedaan jumlah individu odonata pada suatu
tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m daerah disebabkan oleh pengaruh kualitas
dpl.Pada beberapa jenis capung, memiliki lingkungan suatu habitat, seperti: pH, suhu,
kemampuan terbang yang baik dan memiliki daya kelembaban udara, kondisi faktor kimia dan
jelajah wilayah yang luas, dan beberapa jenis ketersediaan makanan. Berdasarkan hal tersebut,
lainnya merupakan penerbang yang lemah dan maka tentu terdapat perbedaan faktor lingkungan
daya jelajahnya sempit. pada ekosistem sawah dengan ekosistem-
Capung (Odonata) mempunyai peranan ekosistem lainnya, yang memungkinkan terdapat
penting pada ekosistem persawahan (Shepard et al, perbedaan jenis capung yang hidup didalamnya,
1992). Capung berfungsi sebagai serangga oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
predator, baik dalam bentuk nimfa maupun mengenai inventarisasi jenis-jenis capung yang
dewasa, dan memangsa berbagai jenis serangga terdapat pada ekosistem sawah.
serta organisme lain termasuk serangga hama Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
tanaman padi, seperti: penggerek batang padi jenis-jenis capung yang hidup pada areal
(Chilo sp), wereng coklat (Nilaparvata lugens), ekosistem persawahan dan mengetahui perbedaan
dan walang sangit (Leptocorisa acuta) (Borror et jenis capung yang dijumpai pada fase vegetatif dan
al., 1992; Shepard et al, 1992). Selain itu, capung fase
juga dapat dijadikan sebagai indikator kualitas
ekosistem (Jhon, 2001).Hal ini dikarenakan BAHAN DAN METODE
capung memiliki 2 habitat yaitu air dan Penelitian ini telah dilakukan pada bulan
udara.Odonata betina dalam melakukan oviposisi Maret-Mei 2014. Lokasi penelitian pada areal
memilih habitat perairan yang jernih dan bersih, persawahan yang terletak di Desa Pundenarum,
dikarenakan stadium nimfanya rentan terhadap Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak,
kualitas air terpolusi (Borror et al., 1992; Jhon, sampel capung didentifikasi di fakultas ekologi
2001). dan biosistematik jurusan biologi fakultas Sains
Capung mampu berkembang biak pada dan Matematika Universitas Diponegoro
hampir di semua perairan tawar yang tidak terlalu Semarang.
panas, asam atau asin, dari perairan yang berada di Alat dan bahan yang digunakan dalam
dataran tinggi hingga yang berada di dataran penelitian ini diantaranya yaitu jaring serangga
rendah (Paulsen, 2011). Capung menghabiskan (insect net), alat tulis, alat petunjuk waktu, buku
sebagian hidupnya sebagai nimfa yang sangat panduan lapangan capung, alat pengukur suhu,
bergantung pada habitat perairan seperti sungai, kecepatan angin dan pengukur kelembaban udara
sawah, danau, rawa atau kolam. Capung hidup di serta kamera DSLR (Nikon D3100) dengan lensa
perairan tawar, namun ada beberapa yang AF-S Nikkor (55-300mm f/4.5-5.6G ED VR).
beradaptasi untuk tahan terhadap kadar garam Pengambilan data dilakukan dengan
(Susanti, 1998). Sesaat setelah melakukan menggunakan metode jelajah (field by field
method) pada lokasi yang telah ditentukan dan Tabel 1. Jenis-jenis capung yang teramati di areal
pendataan jenis capung dilakukan dengan metode persawahan desa Pundenarum
tangkap langsung capung yang dijumpai, diamati
ciri-ciri morfologinya dan di identifikasi secara No Famili Genus Nama ilmiah
langsung.Pengambilan data dilakukan 2x selama
masa tanam padi, yaitu pada fase vegetatif dan 1 Orthetrum Orthetrum sabina
fase reproduktif padi. Pengambilan data capung 2 Libellulidae Crocothemis Crocothemis servilia
dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00-10.00 3 Pantala Pantala flavescens
WIB dan sore hari pada pukul 15.30-17.30 WIB. 4 Agriocnemis femina
Pengambilan gambar menggunakan kamera digital Coenagrionidae Agriocnemis
5 Agriocnemis pygmea
dilakukan pada semua capung yang dijumpai di
lokasi penelitian agar lebih memudahkan dalam
Kelima jenis odonata yang dijumpai
mengidentifikasi apabila terdapat capung yang
merupakan jenis odonata yang lazim dijumpai di
belum diketahui nama jenisnya. Identifikasi jenis
areal persawahan, sebagaimana dijelaskan oleh
capung dilakukan dengan memperhatikan warna,
Ansori (2009) yang menemukan 3 jenis odonata
bentuk tubuh, bentuk dan posisi sayap, serta
pada penelitiannya pada areal persawahan di
perilaku terbang (Sigit et al, 2013).Identifikasi
Bandung. Saputri et al, (2013) juga
dilakukan dengan menggunakan bantuan buku
mengemukakan ada 4 jenis odonata yang
panduan lapangan capung dan buku-buku lain
merupakan anggota dari famili Libellulidae dan
yang mendukung identifikasi.Pendataan faktor-
Coenagrionidae yang terdapat di sawah pada
faktor lingkungan juga dilakukan pada lokasi
penelitiannya tentang jenis-jenis capung di
penelitian. Faktor lingkungan yang dicatat antara
persawahan masyarakat Rimbo Tarok Kelurahan
lain suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin.
Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang. Famili
Suhu dan kecepatan anginnya diukur dengan
Libellulidae merupakan anggota dari subordo
menggunakan GEOS, dan kelembaban udara
Anisoptera (capung) dan Coenagrionidae
diukur dengan menggunakan hygrometer.
merupakan anggota subordo Zygoptera (capung
jarum).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada fase vegetatif dan
Hasil penelitian yang dilakukan di areal
fase reproduktif padi. Frekuensi perjumpaan
persawahan desa Pundenarum kecamatan
odonata pada lokasi penelitian mencapai 48 kali
Karangawen kabupaten Demak menunjukkan
perjumpaan, dimana frekuensi perjumpaan
bahwa terdapat 5 spesies capung yaitu Orthetrum
Orthetrum sabina sebanyak 15 kali perjumpaan,
sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens,
Crocothemis servillia sebanyak 23 kali
Agriocnemis femina dan Agriocnemis pygmea,
perjumpaan, Pantala flavescens sebanyak 2 kali
yang terdiri dari 2 famili yaitu famili Libellulidae
perjumpaan, Agriocnemis femina sebanyak 6 kali
dan Coenagrionidae. Adapun spesies yang teramati
perjumpaan dan Agriocnemis pygmea sebanyak 2
disajikan dalam Tabel 4.1., dimana dapat diketahui
kali perjumpaan (Tabel 4.2). Berdasarkan Tabel
bahwa jenis-jenis odonata yang terdapat di
4.2., dapat diketahui bahwa Crocothemis servillia
ekosistem sawah merupakan anggota dari 2
merupakan jenis capung yang paling sering
kelompok besar odonata yaitu termasuk pada
dijumpai pada lokasi penelitian.Hal tersebut sesuai
subordo Anisoptera (capung) dan Zygoptera
dengan penelitian Ansori (2009) yang menjelaskan
(capung jarum).
bahwa dari empat lokasi penelitiannya,
Crocothrmis servillia merupakan jenis yang paling
mendominasi pada areal persawahan.
Tabel 2 Frekuensi perjumpaan capung di areal memiliki rentang sayap 3.8 cm. Ciri-ciri lain yang
persawahan pada fase vegetatif dan dimiliki C. servillia yaitu memiliki warna yang
reproduktif padi mencolok, yaitu kuning atau merah di seluruh
Frekuensi perjumpaan bagian tubuh kecuali sayapnya yang berwarna
No Nama jenis Jml
Vegetatif Reproduktif transparan dengan garis berwarna hitam pada
1 Libellulidae sepanjang ruas-ruas ekor bagian atas. Jika dilihat
1. Orthetrum sabina 9 6 15 dari atas, maka tubuh dan abdomen C.
2. Crocothemis servillia 13 10 23 servilliaakan terlihat melebar. Sayap capung jenis
3. Pantala flavescens 2 0 2
2 Coenagrionidae
ini transparan dengan bagian pangkal yang
1. Agriocnemis femina 4 2 6 memiliki corak berwarna kuning dan bagian
2. Agriocnemis pygmea 2 0 2 stigma berwarna kuning kecoklatan. Menurut Sigit
Jumlah 30 18 48 et al., (2013, bahwaC. servillia jantan memiliki
warna merah hingga jingga di seluruh bagian
Dalam penelitian yang telah dilakukan, tubuhnya dengan bagian pangkal sayap
terdapat perbedaan jenis dan frekuensi perjumpaan belakangnya berwarna kuning dan pterostigma
capung pada fase vegetatif dan fase reproduktif kedua sayap berwarna cokelat kekuningan, betina
padi. Perbedaan banyak dan sedikitnya frekuensi memiliki warana cokelat kekuningan pada seluruh
perjumpaan capung pada masing-masing fase bagian tubuhnya dan sisi atas abdomennya tampak
pertumbuhan padi tersebut dapat disebabkan oleh lebih terang dengan garis hitam.
beberapa hal, salah satunya yaitu karena capung Pantala flavescens merupakan jenis capung
merupakan kelompok serangga predator yang anggota kelompok Anisoptera. Capung jenis ini
memangsa serangga-serangga kecil lainnya, dan memiliki tubuh berukuran besar dengan panjang
pada saat padi dalam fase reproduktif, jumlah abdomen antara 29-35 mm. Ciri lain P. flavescens
wereng dan hama lainnya kemungkinan telah adalah memiliki tubuh dengan warna dominan
berkurang bila dibandingkan dengan saat padi kuning pada seluruh tubuhnya dengan corak-corak
dalam fase vegetatif, sehingga capung lebih keputihan pada seluruh tubuh, kaki berwarna
banyak dijumpai pada saat padi dalam fase hitam dan memiliki corak berwarna hitam pada
vegetatif. ruas-ruas ekornya. Ciri spesifik yang menjadi ciri
Orthetrum sabina adalah jenis capung yang khas dari P. flavescens adalah sayap belakangnya
termasuk ke dalam kelompok Anisoptera.Ciri-ciri yang berlekuk pada bagian pangkalnya dan
O. sabina yaitu memiliki toraks berwarna hijau memiliki ukuran yang lebih lebar dari pada sayap
dengan garis corak berwarna hitam, ekor yang depannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sigit
berwarna hitam dengan corak warna putih, et al., (2013) yang menyatakan bahwa Pantala
abdomennya ramping, kaki berwarna hitam dan flavescens memiliki warna tubuh dominan kuning
sayapnya yang berwarna hitam dan memiliki corak kemerahan dan terdapat garis berwarna hitam dan
berwarna kuning pada bagian synthoraks. panjang melebar membentuk bercak di ruas 8-9, memiliki
keseluruhan tubuhnya dari ujung kepala hingga sayap transparan dengan pterostigma merah
ujung ekor adalah 5.5 cm dan memiliki rentang kecoklatan, warna tubuh merah pada jantan dan
sayap 4 cm. Hal ini didukung oleh Watson et al., kuning pada betinanya. Capung ini memiliki
(1991, dalam Saputri et al., 2013) yang kebiasaan terbang yang lebih tinggi daripada
menyatakan bahwa ciri umum dari Orthetrum anggota famili Libellulidae lainnya.
sabina adalah mempunyai abdomen yang ramping, Agriocnemis pygmea merupakan jenis
tubuh berwarna hijau kekuningan dan hitam, pada capung yang masuk dalam anggota kelompok
bagian samping synthoraks memiliki warna hitam Zygopera. Ciri-ciri yang dimiliki oleh A. pygmea
dan kuning. adalah ukuran tubuh yang kecil, warna tubuh hijau
Crocothemis servillia memiliki ukuran muda dengan warna hitam pada bagian atas
tubuh yang tergolong besar, yaitu memiliki abdomennya, memiliki garis hitam pada ruas-ruas
panjang keseluruhan tubuhnya adalah 4.8 cm dan ekornya, kaki yang berwarna putih, bagian
embelannya berwarna oranye dan memiliki mata
yang menonjol besar pada bagian depan Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak
kepalanya, sepintas terlihat lebih besar daripada sebanyak 5 jenis yang merupakan anggota dari 2
tubuhnya. Sigit et al., (2013) menyatakan bahwa famili yaitu famili Libellulidae dan famili
A. pygmea merupakan anggota famili Coenagrionidae. Kelima jenis capung yang
Coenagrionidae yang memiliki warna hijau pucat dijumpai pada lokasi penelitian adalah Orthetrum
dengan garis-garis hitam tebal di sisi atas, panjang sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens,
abdomen 17,5 mm dan panjang sayap belakang Agriocnemis femina dan Agriocnemispygmea.Jenis
17,5 mm, sering ditemukan hinggap diantara capung yang dijumpai pada fase vegetatif padi
tanaman-tanaman seperti kangkungan dan padi. sebanyak 5 jenis dan capung yang dijumpai pada
Ciri-ciri Agriocnemis femina yaitu ukuran fase reproduktif padi sebanyak 3 jenis.Frekuensi
tubuh yang kecil, memiliki mata yang besar dan perjumpaan yang paling sering adalah
terdapat pada bagian kepalanya yang berwarna Crocothemis servillia pada fase vegetatif padi.
hitam kecoklatan, hijau pada bagian pinggirnya
dan terdapat warna merah pada bagian DAFTAR PUSTAKA
pangkalnya. Tubuh A. femina berwarna merah Amir, M dan Kahono, S. 2003. Serangga Taman
pada seluruh bagiannya dengan garis hitam tebal Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian
pada bagian atas abdomen, garis kehitaman pada Barat.Biodiversity Conservation
bagian atas ruas-ruas ekor dan menebal pada ruas Project.LIPI.
terahir, memiliki kaki yang berwarna keputihan, Ansori. 2009. Kelimpahan dan Dinamika Populasi
sayap transparan dengan venasi berwarna hitam Odonata Berdasarkan Hubungannya Dengan
dan corak warna hitam pada bagian ujung sayap. Fenologi Padi di Beberapa Persawahan
Agriocnemis femina memiliki tubuh berwarna Sekitar Bandung, Jawa Barat. Jurnal
hijau dan hitam pada jantannya dengan bagian atas Exacta. Vol. VII. No. 2.Desember 2009.
abdomen yang terselimuti dengan serbuk, begitu Borror, D. J., Triplehorn. C. A dan Johnson, N. F.
pula dengan kaki bagian pangkalnya, panjang 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga,
sayap belakang 10 mm dengan pterostigma kedua Edisi ke-enam. Terjemahan oleh
sayap hitam. Betina dari jenis ini memiliki warna Partosoedjono.UGM Press.Yogyakarta.
tubuh hijau kekuningan pada sisi bawah dan hitam Paulson, D. 2011. Dragonflies and Demselflies of
pada bagian atas, dan akan berubah warna menjadi The East. Princeton University Press. New
merah cerah saat memasuki fase dewasa. Jersey.
Sigit et al., (2013) menjelaskan bahwa ciri- Saputri, D., Dahelmi dan Elza, S. 2013.Jenis-Jenis
ciri yang dimiliki Agriocnemis femina mempunyai Capung (Odonata) di Persawahan
kemiripan dengan Agriocnemis pygmea. Letak Masyarakat Rimbo Tarok Kelurahan
perbedaannya adalah pada pterostigma kedua Gunung Sarik Kecamatan Kuranji
sayap A. femina berwarna sama, sedangkan pada Padang.Jurnal mahasiswa pendidikan
A. pygmea berwarna kuning pucat di sayap depan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.Vol.
dan hitam pada sayap belakang; embelan atas pada 2.No. 2. 2013.
A. femina jantan lebih pendek daripada embelan Sigit, W., Feriwibisono, B., Nugrahani, M. P.,
bawah, sedangkan pada A. pygmea lebih panjang; Putri, B. dan Makitan, T. 2013. Naga
betina A. femina mempunyai cuping berbentuk Terbang Wendit : Keanekaragaman Capung
persegi di protoraks, sedangkan pada A. pygmea Perairan Wendit, Malang. Indonesia
tidak ada. Dragonfly Society. Malang.
Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Puslitbang
KESIMPULAN DAN SARAN Biologi-LIPI. Bogor.
Jenis-jenis capung yang dijumpai pada
lokasi penelitian di areal sawah Desa Pundenarum,
BIOMA, Juni 2015 ISSN: 1410-8801
Vol. 17, No. 1, Hal. 16-20

Anda mungkin juga menyukai