Anda di halaman 1dari 8

PRODUCTIVITY MANAGEMENT

Oleh :

Della Tria Monica (01031482023048)


M. Agung Cholis (01031482023026)
Kelas: S1 asal D3 / Akuntansi

Dosen Pengampu :

Hj. Ermadiani, S.E, MM, Ak


Dwirini, SE, M.SI, Ak
Iwan Efriandy, SE, M.SI, Ak

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
2021
1. Pengertian Manajemen Persediaan JIT

Perusahaan asing menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan berharga


lebih rendah fitur khusus sehingga menviptakan tekanan berat pada perusahaan
domestic yang memiliki batch besar dan biaya persiapan yang tinggi untuk
meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk sambil mengurangi total biaya
secara simultan. Tekanan persaingan ini telah menyebabkan perusahaan meninggalkan
model EOQ dan beralih ke pendekatan just- in-time untuk proses manufaktur dan
pembelian.

Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan


tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan
yang ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan
permintaan yang diantisipasi.Jit adalah pendekatan manufaktur yang memproduksi
barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya berproduksi dengan
jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan. Dalam pull system, permintaan
pelanggan menarik bahan baku untuk masuk proses produksi. Prinsip yang sama
digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi hanya dilakukan jika diperlukan
untuk memenuhi permintaan aktivitas berikutnya. Bahan baku atau suku cadang
tersedia hanya pada waktu dibutuhkan untuk aktivitas produksi sehingga permintaan
tetap dapat dipenuhi.

JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:

a. Untuk meningkatkan laba, dan

b. memperbaiki posisi bersaing perusahaan.

2. Karakteristik Dasar JIT

a. Tata letak pabrik

Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel
manufaktur. Sel manufaktur (manufacturing cell) terdiri dari mesin-mesin yang
dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.Mesin-
mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi
secara berurutan.Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan
produk tertentu.Produk dipindah dari satu mesin ke yang lainnya dari awal hingga
selesai.Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua
mesin dalam sel.

b. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan

Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh
pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi
langsung, para pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang
setengah jadi dari bagian ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan pencegahan
dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan.
Kemampuan multitugas ini secara langsung berhubungan pada pendekatan tarikan
melalui produksi.

c. Total quality control

Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada pengelolaan
kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk
suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses
manufaktur tanpa cacat.

d. Ketelusuran biaya overhead

Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya


pada produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi.
Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan,
sehingga, lebih disukai daripada dua metode lainnya.

e. Pengaruh persediaan

Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat
rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan adalah vital
bagi kesuksesan Just In Time.Just In Time (JIT) menolak untuk menggunakan
persediaan sebagai solusi dari masalah-masalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya
dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu yang langsung berhubungan
dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.
Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional.

3. Biaya persiapan dan penyimpanan : pendekatan JIT

JIT merupkan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya
persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional mengakui
keberadaan biaya persiapan, kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan
perimbangan terbaik dari dua kategori biaya. Di lain pihak, JIT tidak menerima biaya
persiapan (atau pemesanan). Justru sebaliknya, JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai
nol. Jika biaya persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan, maka biaya yang
tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi
persediaan sampai ketigkat yang sangat rendah.Pendekatan ini yang menjelaskan dorongan
untuk persediaan nol dalam system JIT.

4. Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran


Data Elektronik dan JIT II.

Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi


manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa
banyak persediaan yang harus dipesan kembali.

Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang
pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke
komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang
dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak
membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
5. Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT

Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi


kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan
menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.

6. Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan JIT

Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan :
kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku
atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah
tersebut.

a. Pemeliharaan Pencegahan Total.

Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total. Dengan


memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar
kegagalan mesin dapat dihindari.

b. Pengendalian Kualitas Total

Masalah komponen yang cacat dipecahkan dengan berusaha mencapai tingkat


kerusakan nol.

c. Sistem Kanban.

Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika dibutuhkan,
digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem
informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu.
Kanban penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari
proses sebelumnya. Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh
proses sebelumnya. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok
agar menyerahkan lebih banyak komponen; dan juga merinci komponen tersebut
dibutuhkan.

7. Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan

Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil


keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang
atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem
JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah
menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang
berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan membangun keterbatasan
pemasok secara lebih intensif.

8. Keterbatasan JIT

JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil
segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini
dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun
ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan. Pekerja juga dapat
terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat bahwa pengurangan dan peyangga
persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress
yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT
adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang
mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
REFERENSI

Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne M. 2017. Akuntansi Manajerial: Managerial


Accounting. Jakarta: salemba Empat.

7
8

Anda mungkin juga menyukai