KARAKTERISASI MATERIAL
NIM : 21050117130109
Dan persamaan,
Dari data yang ada pada soal, akan diperoleh data sebagai berikut :
Load (lb) L (in) L0 (in) Ao (in2) delta l (in) e. stress (psi) e strain
0 2 2 0,2002 0 0 0
3000 2,00167 2 0,2002 0,00167 14985,42 0,000835
6000 2,00383 2 0,2002 0,00383 29970,83 0,001915
7500 2,00617 2 0,2002 0,00617 37463,54 0,003085
9000 2,009 2 0,2002 0,009 44956,25 0,0045
10500 2,04 2 0,2002 0,04 52448,96 0,02
12000 2,26 2 0,2002 0,26 59941,67 0,13
12400 2,5 2 0,2002 0,5 61939,72 0,25
11400 3,02 2 0,2002 1,02 56944,59 0,51
50000
44956,25
Engineering Stress (S)
37463,54
40000
29970,83
30000
20000
14985,42
10000
0
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Engineering Strain (e)
b. Modulus elastisitas
(29970,83 − 0)
𝐸=
(0,001915 − 0)
E = 15650563,97 psi
E = 15,6595 kpsi
c. Yield strength pada strain offset 0,002
60000
52448,96061
50000 44956,25195
Engineering Stress (S)
37463,54329
40000
29970,83463 Yield strength saat strain
30000 off set 0,002
20000
14985,41732
10000
0
0
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025
Engineering Strain (e)
d. Tensile Strength
70000
59941,67 61939,72
56944,59
60000
52448,96
Engineering Stress (S)
44956,25
50000 Ultimate Tensile Strength
37463,54
40000
29970,83
30000
14985,42
20000
10000
0
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Engineering Strain (e)
𝑙𝑓 − 𝑙𝑜
%𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 𝑥100%
𝑙𝑜
3,014 − 2
%𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 𝑥100%
2
%𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 50,7%
Jadi nilai %elongationnya ialah 50,7%
f. Modulus of Resilience
Modulus of resilience dapat ditentukan apabila kita mengetahui yielding
strength dan strain at yielding nya. Untuk menentukan kedua nilai tersebut, kita
harus melihat pada grafik dibawah
60000
52448,96061
50000 44956,25195
Engineering Stress (S)
37463,54329
40000
29970,83463 Yield strength saat strain
30000 off set 0,002
Yielding point
20000
14985,41732
10000
0
0
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025
Engineering Strain (e)
1
𝐸𝑟 = (2)(37463,54)(0,003085)
𝐸𝑟 = 57,787 𝑝𝑠𝑖
Nilai modulus of resilience nya ialah 57,787 psi
g. grafik true stress vs true strain
Sebelum itu kita harus menentukan nilai 𝜎 dan ε. Dari nilai S dan e yang
diperoleh diawal, kita dapat menentukannya dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut
s( 1 e)
ε ln ( 1 e)
100000
90000
80000
True Stress (𝜎)
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45
True Strain (ε)
h. Tentukan nilai n dan K
Nilai k dapat ditentukan apabila ε =1 pada grafik log 𝜎 vs ε. Oleh karena itu, kita
membutuhkan nilai 𝜎 saat ε =1. Lalu menggunakan persamaan
k n
𝜎 ε log 𝜎
0 0 0
14997,93014 0,000834652 4,175803
30028,22878 0,001913169 4,477193
37579,11832 0,003080251 4,574285
45158,55508 0,004489905 4,654512
53497,93982 0,019802627 4,728109
67734,08627 0,122217633 4,830579
77424,65613 0,223143551 4,888651
85986,32456 0,412109651 4,934201
𝑥 − 77424,65613 = 35197,78063
𝑥 = 112622,4368 𝑝𝑠𝑖
Nilai 𝜎 saat ε =1 ialah 112622,4368 𝑝𝑠𝑖
Lalu, untuk nilai n ialah slope dari grafik log 𝜎 vs ε. Maka nilai n adalah
𝑦2 − 𝑦1 4,934201 − 4,888651
=
𝑥2 − 𝑥1 0,412109651 − 0,223143551
𝒏 = 𝟎, 𝟐𝟒𝟏
Maka nilai n = 0,241
Hitung nilai k dengan persamaan
k n
Dimensi dari spesimen uji yang digunakan ialah spesimen 3 karena diameter
dari logam yang mau diuji ialah 8mm yang dimana tidak lebih kecil dari spesifikasi
dimensi dari spesimen 3. Setelah semua dimensi telah sesuai dengan spesifikasi
yang ada di ASTM, kita dapat langsung melakukan pengujian tarik terhadap logam
tersebut.
Gambar Uji Tarik
Langkah yang dilakukan dalam pengujian pada mesin uji tarik adalah:
– Catat data mesin pada lembar kerja.
– Ambil kertas milimeter dan pasang pada tempatnya.
– Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat.
– Setting beban dan pencatat grafik pada mesin tarik.
– Berikan beban secara kontinyu sampai spesimen patah.
– Catat besarnya beban pada saat yield, ultimate dan ketika patah yang nilainya
tampak pada monitor beban.
– Setelah patah, ambil spesimen dan ukur panjang dan luasan penampang yang
patah .
Dari pengujian tarik, kita akan memperoleh grafik yang dapat dilihat pada
gambar dibawah
Material Properties
No Spesimen Uji Yield Tensile Reduction of Modulus
Elongation
Strength Strength Area Elastisitas
1 Spesimen 1
2 Spesimen 2
3 Spesimen 3
4 Spesimen 4
Setelah mendapatkan data pada tabel, kita dapat menentukan material mana
yang sekiranya cocok untuk desain berdasarkan beban tarik yang akan diterima
material tersebut. Untuk penentuan material mana yang cocok, dapat ditentukan
dengan melihat nilai tegangan tarik material tersebut. Agar bisa dapat digunakan,
Tegangan tarik yang diterima harus lebih kecil dari nilai yield strength-nya.
Tegangan tarik yang dapat diterima sebuah material dapat ditentukan melalu rumus
:
Yang mana,
F : Gaya Tarik yang diterima material,
A : Luas penampang material.
3. Baja karbon lingkungan kerja -10 C
Hal yang dapat dilakukan ialah melakukan pengujian impak dengan
menggunakan metode charpy. Metode charpy digunakan karena dinilai lebih akurat
dibandingkan dengan metode izod. Selain itu, metode charpy juga dapat dilakukan
dengan temperature bahan uji yang tinggi ataupun rendah. Tujuan dari pengujian
pada berbagai macam temperature ini ialah agar memperoleh temperature transisi
dari sifat getas ke ulet yang didapat dari diagram ductile to brittle temperature
transisition. Cara yang digunakan ialah :
a. temperature dingin diperoleh dengan cara benda uji dimasukkan ke dalam wadh
berisi dry ice + alcohol 70% atau nitrogen cair.
b. temperature panas diperoleh dengan memasukkan benda uji ke dalam dapur
pemanas (furnace).
Untuk cara pengujian impak charpy dapat dilakukan dengan menyiapkan
specimen uji terlebih dahulu. Baja karbon dibentuk sesuai dengan dimensi yang ada
pada ASTM E23. Untuk metode charpy, bentuk specimen dan dimensinya dapat
dilihat pada gambar dibawah.
Sesuaikan temperatur dari specimen dengan cara :
a. temperature dingin diperoleh dengan cara benda uji dimasukkan ke dalam wadh
berisi dry ice + alcohol 70% atau nitrogen cair.
b. temperature panas diperoleh dengan memasukkan benda uji ke dalam dapur
pemanas (furnace).
Setelah memiliki specimen uji yang dimensi dan suhu pengujiannya telah
sesuai, siapkan mesin uji impak. Dibawah merupakan gambar alat uji impak.
Keterangan :
1. Dudukan benda uji
2. Batang pendulum
3. Indikator : Terdapat dua jarum, yang pertama sebagai penunjuk sudut pendulum
sebelum diayunkan, dan yang kedua membaca sudut pendulum setelah
mematahkan specimen.
4. Pendulum
Setelah alat dan bahan siap, letakkan specimen uji pada dudukan benda uji.
Karena menggunakan metode charpy, specimen diletakkan seperti pada gambar
dibawah.
Agar memudahkan pendataan, tabel yang akan diisi adalah sebagai berikut.
No Spesimen Uji Temperatur sudut awal sudut akhir m pendulum (kg) l tangkai (m) E (joule)
1
1 2
3
1
2 2
3
1
3 2
3
1
4 2
3
Untuk E atau energy yang diserap specimen saat patah, dapat dihitung
menggunakan persamaan,
Keterangan :
m : massa pendulum
g : gravitasi
r : panjang tangkai pendulum
β : sudut akhir
α : sudut awal
Setelah data pada tabel lengkap, kita dapat menyelesaikan diagram ductile to brittle
transition temperature. Grafik yang dibuat ialah grafik E vs Temperatur specimen.
Dari kurva diatas dapat disimpulkan bahwa semakin rendah temperature specimen,
maka akan semakin getas materialnya. Dan apabila temperaturnya tinggi, material
akan bersifat ulet.
Lalu juga terdapat grafik yang menampilkan perubahan transisi impak pada
baja karbon yang dapat dilihat pada gambar dibawah.
Pada jurnal ini, penulis tidak membahas tentang tata cara ataupun tahapan
dari setiap pengujian yang dilakukan. Penulis langsung memaparkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Penulis hanya mencantumkan dimensi specimen
uji tarik pada ASTM A370-12a dan karena menggunakan kekerasan Vickers,
asumsi saya penulis menggunakan acuan dari ASTM E92 untuk pengujian
kekerasan Vickers berbahan logam.
Dari hasil pengujian yang diperoleh, dapat dilihat bahwa apa yang telah
dilakukan oleh penulis memiliki kemungkinan telah sesuai dengan kaidah ataupun
acuan yang digunakan. Selain itu, penulis juga hanya melakukan pengujian tarik
satu kali untuk tiap temperature. Karena penulis telah menggunakan uji kekerasan
Vickers, tidak ada yang perlu dirubah untuk pengujian kekerasannya karena
pengujian Vickers adalah yang paling akurat dibandingkan dengan pengujian yang
lain walaupun memakan waktu yang lebih panjang. Menurut saya, hasil penelitian
akan lebih terpercaya apabila telah dilakukan pengujian lebih dari satu kali.