Anda di halaman 1dari 4

MENANAM KEMBALI FUNGSI KHALIFAH, PROFETIK, DAN KERAHMATAN

PADA TIAP DIRI MANUSIA MENUJU INSAN KAMIIL

Assalamu’alaiykum Warahmatullahi wa Barakatuh


Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd
Alhamdulillah, Alhamdulillahilladzii hadānā lihādā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an
hadānallāh, laqad jā`at rusulu rabbinā bil-ḥaqq, wa nụdū an tilkumul-jannatu ụriṡtumụhā bimā
kuntum ta'malụn.
Allahumma Sholli Aalaa Muhammad, wa ‘alaa Aalii Muhammad, kamaa shollayta ‘alaa
Ibraahiim, wa’alaa Aalii Ibraahiim. Wa Baarik ‘alaa Muhammad, wa Aalii Muhammad, kamaa
barakta ‘alaa Ibraahiim wa Aalii Ibraahiim. Innaka hamiidum majiid.
Qallahu ta’ala fii kitabihil kariim, A’udzubillahi minasyyaithoonirrajiim. Wallahu Yad’uu ila
daarissalaam, wa yahdi mayyasyaaa u ilaa shirootim mustaqiim.
Hadiriin jamaah sholat idul fitri yang dirahmati Allah, pada hari yang mulia ini patut kita
panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta kesehatan
kepada kita untuk menggemakan kalimat Allah di hari kemenangan ini. Tak lupa sholawat serta
salaam senantiasa kita tujukan kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah
menuntun kita, yang telah membimbing kita, dari zaman yang penuh kebodohan menuju jalan
cahaya yang diridhoi oleh Allah SWT.
Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Hadirin jamaah sholat idul fitri rahimakumullah, seringkali kita sebagai manusia lupa
akan tugas kita di dunia, lupa akan fungsi kita di dunia, lupa akan misi kita di dunia sehingga kita
menjadi manusia yang angkuh, sombong, serta tidak mau menerima kebenaran. Di dalam Al
Qur’an, Allah telah banyak menceritakan kepada kita kisah ummat-ummat terdahulu, sebagai
contoh Fir’aun yaitu tokoh besar serta penguasa di zamannya (mesir), Allah lebihkan kekayaan
atas mereka, Allah lebihkan kekuasaan atas mereka namun pada akhirnya mereka dilaknat oleh
Allah SWT akibat lupa menjalankan misi, fungsi, tugasnya di dunia lalu merubah mereka
menjadi individu yang sombong, menolak kebenaran. Tentunya kisah tersebut termaktub di
dalam Al Quran pada surat Al Baqarah ayat 50.

ُ ‫َوا ِْذ َف َر ْق َنا ِب ُك ُم ْال َبحْ َر َفا َ ْن َجي ْٰن ُك ْم َواَ ْغ َر ْق َنٓا ٰا َل ِفرْ َع ْو َن َواَ ْن ُت ْم َت ْن‬
‫ظر ُْو َن‬
“Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu sehingga kamu dapat Kami selamatkan
dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu menyaksikan”
Lalu, apa sebenarnya tugas, misi, fungsi manusia di dunia terlebih lagi sebagai seorang muslim
agar kita senantiasa ingat, senantiasa menjalankan tugas, misi, fungsi tersebut sehingga pada
akhirnya menjadikan kita sebagai Insan Kamiil atau manusia yang berbudi luhur, senantiasa
bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa
Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Para hadirin jamaah sholat idul fitri rahimakumullah, misi yang pertama adalah misi
khalifah, atau misi kepemimpinan. Sebagai manusia, terlebih lagi sebagai seorang muslim
memiliki jiwa kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak, mengapa?
karena itu adalah perintah dari Allah SWT. Di dalam Surat Al Baqarah Ayat 30 Allah berfirman:
ٰۤ ْ
َ َ ٓ ُ َ ً َ
‫ض خلِ ْيفة ۗ قال ْوا اتجْ َع ُل ِف ْي َها‬ َ َ ‫اْل‬ ٌ ِّ
ِ ْ‫ُّك لِل َمل ِٕىك ِة ِانيْ َجاعِ ل فِى ا ر‬ َ َ ‫َوا ِْذ َقا َل َرب‬
‫ِك َو ُن َق ِّدسُ َل َك ۗ َقا َل ِا ِّن ْٓي‬َ ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َحمْ د‬9ُ ‫َمنْ ُّي ْفسِ ُد ِف ْي َها َو َيسْ ِف‬
‫اَعْ َل ُم َما اَل َتعْ َلم ُْو َن‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-
Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Oleh karena itu bila setiap muslim wajib memiliki jiwa kepemimpinan, maka setiap muslim
tersebut harus memiliki kompetensi yang mumpuni agar bisa melaksanakan misi
kepemimpinannya secara utuh. Kompetensi yang dimaksud 1) Ilmu agama yang cukup
(cakupannya banyak), yang utama adalah pemahaman terhadap aqidah dan ibadah yang lurus,
tidak melenceng dari yang diajarkan oleh Nabiyullah Muhammad SAW, termasuk juga di
dalamnya kemampuan membaca Al Quran yang baik, kemampuan menghafal Al Quran yang
baik, menguasai ilmu hadist, serta kemampuan menyelasaikan masalah ummat dengan Al Quran
dan Sunnah sebagai referensi utamanya. Lalu yang berikutnya adalah 2) Ilmu/keahlian lain yang
diampu atau ditekuni oleh tiap individu muslim. Ilmu atau keahlian lain juga perlu, karena ilmu
agama saja belum cukup untuk menjawab tantangan zaman yang semakin rumit.
Tentunya 2 hal tersebut merupakan proses yang panjang, tidak instan atau sekali jadi. Mengingat
khalifah/pemimpin itu adalah hasil tempaan, tidak serta merta ujug2 jadi seorang pemimpin
melainkan sebuah proses kehidupan dimana nantinya seorang muslim tersebut siap terjun
menjadi pemimpin sesungguhnya di dalam masyarakat baik skala kecil maupun besar serta
membawa dampak yang positif ketika dia memimpin lalu menjadikan lingkungan yang dia
pimpin semakin dekat dengan Allah SWT.
Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Para hadirin rahimakumullah, misi kedua yang wajib kita laksanakan adalah misi
profetik, atau misi kerosulan, atau misi dakwah. Loh mas, Rasululloh Muhammad itu kan sudah
wafat 14 abad yang lalu. Memang benar hadirin sekalian, Rasulullah Muhammad sudah wafat 14
abad yang lalu, namun misi dakwah Rasulullah tidak berhenti disitu, dan kita sebagai ummatnya
Rasulullah wajib untuk melanjutkan misi tersebut. Perlu diingat bahwa dakwah itu bukan hanya
tugas para Kyai, Ulama, Alim, Ustadz, namun juga menjadi tugas kita sebagai ummat rasulullah.
Dakwah tidak harus melalui ceramah.
Dakwah dalam artian paling sederhana adalah menebar kebaikan, kebaikan yang
terkandung di dalam ajaran Islam. Nilai-nilai kebaikan tersebut bisa kita tebarkan melalui profesi
kita, melalui kebiasaan kita, melalui aktivitas kita sehari-hari. Sebagai contoh 1) seorang
pedagang ingin melaksanakan misi dakwahnya, langkah sederhana yang bisa beliau ambil adalah
berdagang dengan jujur, tanpa menutup nutupi kekurangan barang dagangannya lalu
menyampaikan apa adanya kelebihan dari dagangannya, serta menimbang dengan adil bila
barang dagangannya tersebut perlu ditimbang untuk diberikan kepada konsumen.; 2) lalu
bilamana seorang pelajar ingin melaksanakan misi dakwahnya, langkah sederhana yang bisa dia
lakukan adalah belajar dengan sebaik-baiknya, ajak teman-teman sebaya atau sepantaran untuk
belajar bersama, bantu mereka ketika kesulitan mengerjakan tugas dari bapak ibu guru; 3) lalu
bilama seorang guru di sekolah ingin melaksankan misi dakwahnya, langkah sederhana yang
bisa beliau lakukan adalah menyisipkan pesan-pesan kebaikan, nilai-nilai Islam pada mata
pelajaran yang diampu; dan 3) apabila ada orang yang kaya ingin melaksanakan misi dakwanya,
langkah sederhana yang bisa beliau lakukan adalah bederma ke sesama. Terlebih lagi membantu
sanak saudara yang sedang kekurangan.
Namun, perlu diingat bahwa kita sebagai agen dakwah harus senantasa belajar atau
mengupgrade diri dan selalu bermuhasabah karena pesan kebaikan yang kita sampaikan harus
juga memberikan dampak yang positif terhadap kita sebagai penyampainya. Seperti firman Allah
pada surat Ali Imran ayat 134:

َ ‫ن فِى الس َّۤرَّ ا ِء َوالض َّۤرَّ ا ِء َو ْال َكاظِ ِمي َْن ْال َغي‬9َ ‫الَّ ِذي َْن ُي ْن ِفقُ ْو‬
‫ْظ َو ْال َعا ِفي َْن َع ِن‬
‫ َْن‬9ۚ ‫اس َوهّٰللا ُ ُيحِبُّ ْالمُحْ سِ ِني‬
ِ ۗ ‫ال َّن‬
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang
berbuat kebaikan”.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd


Hadirin jamaah sholat idul fitri rahimakumullah, adapun misi ketiga sekaligus misi yang
terakhir adalah misi rahmatan lil ‘Aalamiin. Berarti bahwa, sejauh mana tiap individu muslim itu
dirindukan oleh lingkungannya. Sejauh mana manusia itu memberikan maanfaat bagi lingkungan
sekitarnya. Rindu dalam konteks ini adalah rindu akan kebaikan yang individu itu tularkan dan
rindu akan perubahan positif akibat aktivitas bermanfaat yang dilakukan oleh individu itu.
Sebagai contoh anak yang dirindukan oleh orangtuanya karena anak tersebut selalu mengajak
orangtuanya untuk ke masjid, orangtua yang dirindukan oleh anaknya karena orangtua tersebut
selalu mengajak anaknya untuk mengaji bersama keluarga, suami yang dirindukan oleh istrinya
karena suami tersebut selalu memprioritaskan istri dan keluarganya sebagai orang yang sangat
istimewa, istri yang dirindukan oleh suaminya. Guru yang dirindukan oleh murid-muridnya,
murid-murid yang dirindukan oleh gurunya. Serta imam dan muadzin yang dirindukan oleh
masjid-masjidnya.
Lalu dalam subjek yang lebih luas, maka sejauhmana sebuah kelompok itu memberikan
manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Memberikan semangat Islam berkemajuan agar saudara-
saudara muslim lainnya di lingkungan itu tidak tertinggal akibat kurangnya pemahaman terhadap
Islam maupun terhadap ilmu-ilmu yang lain. Semangat inilah yang digunakan oleh
Muhammadiyah dalam rangka menjalankan misi rahmatan lil’aalamiin. Melalui berbagai
lembaga mulai dari lembaga pendidikan dan keagamaan, lembaga kesehatan, serta lembaga
pelayanan sosial. Itu tidak lain adalah wujud nyata dari organisasi muhammadiyah untuk
memberikan solusi ditengah hiruk pikuknya ummat tentunya dalam rangka menjalankan misi
sebagai organisasi Islam yang rahmatan lil ‘Aalamiin. Sesuai dengan firman Allah di dalam surat
Al Anbiya ayat 107:

‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن َك ِااَّل َرحْ َم ًة لِّ ْل ٰع َل ِمي َْن‬


“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam”

Jangan sampai kehadiran manusia di tengah-tengah lingkungan itu malah menjadi


la’natan lil ‘’aalamiin, menjadikan petaka bagi lingkungannya, menjadikan aib bagi
lingkungannya serta kehadirannya tidak dirindukan oleh lingkungannya akibat kemaksiatan dan
kedholiman yang diperbuat. Naudzubillahi min dzaalik.

Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd


Hadirin rahimakullah, di akhir khutbah ini mari kita jadikan rahmat kemenangan ini
sebagai langkah untuk menanam kembali fungsi kita sebagai manusia, terutama menjadi individu
muslim yang siap menjalankan misinya sebagai khalifah, menjadi agen dakwah, menjadi sosok
yang memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Inilah yang membedakan kita dengan apa
yang dilakukan oleh Firaun. Firaun juga seolah khalifah (pemimpin) namun di bawah
kepemimpinannya rakyat banyak yang sengsara, Firaun juga seorang agen dakwah, namun
dakwahnya sangat melenceng jauh yakni menganggap dirinya sebagai tuhan dan memaksa para
penduduknya untuk mengakuinya sebagai tuhan. Dan tentunya adanya firaun pada waktu itu
bukan menjadi rahmat bagi lingkungannya namun menjadi laknat bagi lingkungannya.
Akhirul kalam marilah kita tundukkan hati, tundukkan fikiran lalu bermunajat kepada
Allah. Agar Allah senantiasa menjaga ke istiqomahan kita untuk menjalankan misi kita sebagai
seorang muslim.

Anda mungkin juga menyukai