Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rusli Gustiana

Nim : 13016019

“TUGAS REKAYASA PENYEHATAN LINGKUNGAN”

1. Permasalahan : Sanitasi

Sanitasi (sanitation) adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup


bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Secara umum, pengertian
sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan
dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air,
dan udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Sanitasi merupakan suatu
kondisi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, terutama penyediaan air
minum bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Sanitasi bisa
membantu mencegah timbulnya penyakit dengan cara pengendalian faktor
lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Atau
bisa dikatakan bahwa sanitasi merupakan perilaku manusia yang disengaja
untuk membudayakan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk mencegah
manusia terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya
dengan harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.
 Tujuan Sanitasi
Secara umum, tujuan sanitasi yaitu untuk menjamin kebersihan lingkungan
manusia sehingga terwujud suatu kondisi yang sesuai dengan persyarakat
kesehatan serta untuk mengembalikan, memperbaiki, dan mempertahankan
kesehatan manusia.
 Manfaat Sanitasi
Adapun manfaat sanitasi bagi lingkungan manusia, diantaranya yaitu:
 Terciptanya kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi
manusia.
 Mencegah timbulnya penyakit-penyakit menular.
 Mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan.
 Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya polusi udara,
misalnya bau tidak sedap.
 Menghindari pencemaran lingkungan.
 Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah.
 Ruang Lingkup Sanitasi
Sanitasi berhubungan dengan sarana dan pelayanan pembuangan limbah
kotoran manusia dan juga pemeliharaan kondisi higienis melalui
pengelolaan sampah dan limbah cair. Berikut ini ruang lingkup sanitasi
diantaranya yaitu:
 Penyediaan air bersih/air minum (water supply), meliputi pengawasan
terhadap kualitas, kuantitas, dan pemanfaatan air.
 sampah (refuse disposal), meliputi cara pembuangan sampah, peralatan
pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
 Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation), meliputi
pengadaan, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan.
 Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and
rodent control), meliputi cara pengendalian serangan dan binatang
pengerat.
 Kesehatan dan keselamatan kerja dengan melakukan kegiatan K3
meliputi ruang kerja (seperti dapur), pekerjaan, cara kerja, dan tenaga
kerja.

2. Permasalahan : pembuangan air limbah serta bagaimana upaya agar air limbah
dapat dipergunakan kembali

Limbah cair adalah jenis limbah yang banyak dihasilkan dari kegiatan proses
produksi sebuah industri sehingga limbah cair sangat identik dengan limbah
industri. Banyak kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kurang
tepatnya penanganan limbah cair sehingga mencemari sumur warga. 10 Cara
menangani limbah cair dibawah ini bisa membantu kita dalam melakukan
penanganan limbah cair yang mungkin sangat mengganggu hidup kita.
Penanganan limbah air :
 PENYARINGAN
Limbah cair bisa di saring / difiltrsi unt memisahkan partikel
tersusensi dari air
 FLOTASI
Flotasi merupakan proses penanganan limbah dengan cara  membuang
dan memisahkan partikel yang mengapung diatas permukaan air
 ABSORBSI/ PENYERAPAN
Proses absorbsi ini dilakukan dengan menggunakan karbon sehngga
partikel yang tidak dibutuhkn bisa terserap dan terpisah dari air
 PENGENDAPAN
diakukan dengan tujan supaya bahan yangtidak mudah larut bisa
terpisah dari air. Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan
elektrolit
 PENYISIHAN
Penyisihan dapat dilakuan dengan cara mengoksidsi limbah cair
sehingga zatorganis beracun bisa terpisah dari air
 MENGHILANGKAN MATERIAL ORGANIK
Pada cara penanganan limbah cair ini dilakukan dengan cara
memberikan mikroorganisme supaya material organik dalam air
hancur atau  hilang
 MENGHILANGKAN ORGANISME PENYEBAB PENYAKIT
Pada proses ini, kita bisa menggunakan sinar ltravioletataupun
menambahkan khlorin
 PENGHANCURAN PARTIKEL PERUSAK
Ini perlu dilakukan untuk melindungi alat dari partiel – partikel yanng
bersifat merusak
 PENGGUNAAN KOLAM OKSIDASI
Ini merupakan metode penanganan limbah cair secara Biologi
 PENGURANGAN LIMBAH CAIR
Jumlah limbah cair bisa dikurangi dengan cara mengefisienkan proses
produksi sehingga jumlah limbah cair yang dihasilkan bisa
diminimalisir

1. Pengolahan air limbah


Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
metode Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif
dibandingkan dengan metode Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah
dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan
mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang
terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain
menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan
material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode
pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses
pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme
tersebut. Dewasa ini metode lumpur aktif merupakan metode pengolahan
air limbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di Indonesia, hal
ini mengingat metode lumpur aktif dapat dipergunakan untuk mengolah
air limbah dari berbagai jenis industri seperti industri pangan, pulp, kertas,
tekstil, bahan kimia dan obat-obatan. Namun, dalam pelaksanaannya
metode lumpur aktif banyak mengalami kendala, di antaranya, (1)
diperlukan areal instalasi pengolahan limbah yang luas, mengingat proses
lumpur aktif berlangsung dalam waktu yang lama, bisa berhari-hari, (2)
timbulnya limbah baru, di mana terjadi kelebihan endapan lumpur dari
pertumbuhan mikroorganisme yang kemudian menjadi limbah baru yang
memerlukan proses lanjutan. Areal instalasi yang luas berarti dana
investasi cukup besar, akibatnya pemanfaatan teknologi lumpur aktif
menjadi tidak efisien di Indonesia, ditambah lagi dengan proses
operasional yang rumit mengingat proses lumpur aktif memerlukan
pengawasan yang cukup ketat seperti kondisi suhu dan bulking control
proses endapan. Limbah baru merupakan masalah utama dari penerapan
metode lumpur aktif ini. Limbah yang berasal dari kelebihan endapan
lumpur hasil proses lumpur aktif memerlukan penanganan khusus.
Limbah ini selain mengandung berbagai jenis mikroorganisme juga
mengandung berbagai jenis senyawa organik yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme. Pengolahan limbah endapan lumpur ini sendiri
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sedikitnya 50 persen dari biaya
pengolahan air limbah dapat tersedot untuk mengatasi limbah endapan
lumpur yang terjadi. Akibatnya, kebanyakan di Indonesia limbah endapan
lumpur ini biasanya langsung dibuang ke sungai atau ditimbun di TPA
(tempat pembuangan akhir) bersama dengan sampah lainnya.

2. Daur ulang air limbah


Pada tahun 1994 dalam sebuah jurnal international water science technology,
Hidenari yasui dari Kurita Co, Jepang, memperkenalkan sebuah proses
inovasi pengolahan air limbah dengan mereduksi jumlah endapan lumpur
yang dihasilkan dari proses pengolahan lumpur aktif. Proses inovasi tersebut
kemudian dikenal dengan proses pengolahan air limbah emisi zero (zero
emission). Hidenari yasui berhasil mereduksi hampir 100 persen dari limbah
endapan lumpur dengan menerapkan teknologi ozon pada proses pengolahan
air limbah lumpur aktif. Bagan pengolahan air limbah lumpur aktif dengan
penerapan sistem ozon. Pada sistem ini sebagian endapan lumpur diambil
untuk melalui proses ozonisasi dalam chamber ozon proses. Selanjutnya
endapan lumpur tadi dikembalikan pada chamber lumpur aktif. Melalui proses
ozonisasi endapan lumpur tadi menjadi material yang mudah untuk diuraikan
dan direduksi oleh mikroorganisme. Dalam chamber lumpur aktif bersamaan
dengan proses penguraian air limbah material oleh mikroorganisme, terjadi
pula proses penguraian endapan lumpur hasil proses tersebut, sehingga
tercipta sistem praktis pengolahan air limbah. Ozon yang merupakan spesis
aktif dari oksigen memiliki oksidasi potential 2.07V, lebih tinggi
dibandingkan chlorine yang hanya memiliki oksidasi potential 1.36V. Dengan
oksidasi potential yang tinggi ozon dapat dimanfaatkan untuk membunuh
bakteri (strilization), menghilangkan warna (decoloration), menghilangkan
bau (deodoration), menguraikan senyawa organik (degradation). Dengan
kemampuan multifungsi yang dimilikinya ozon dapat menguraikan endapan
lumpur yang sebagian besar kandungannya adalah bakteri dan senyawa-
senyawa organik seperti phenol, benzene, atrazine, dioxin, dan berbagai zat
pewarna organik yang tidak dapat teruraikan dalam proses lumpur aktif. Ozon
membunuh bakteri dengan cara merusak dinding sel bakteri sekaligus
menguraikan bakteri tersebut (Collignon, 1994). Hal ini berbeda dengan
chlorine yang hanya mampu membunuh bakteri saja. Ozon juga mampu
membunuh bakteri tipe filamen seperti bakteri S Natans, M Parvicella,
Thiotrix I dan II penyebab bulking di mana zat padat dan zat cair sulit
terpisahkan pada kolam pengendapan. Dengan menerapkan teknologi ozon
pada pengolahan air limbah lumpur aktif didapatkan sistem praktis
pengolahan air limbah. Beberapa keuntungan penerapan sistem ini adalah
lumpur endapan dapat dihilangkan sehingga pengolahan lanjutan dan/atau
pencemaran sungai dapat dihindarkan, bulking dapat dihilangkan sehingga
sistem proses lumpur aktif berjalan stabil, dan air limbah dapat didaur ulang.
Dengan menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang tidak lagi
mengandung senyawa organik beracun dan bakteri yang berbahaya bagi
kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk
kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur ulang air
limbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah
demi kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.

Anda mungkin juga menyukai