Mita Usnawati1), Julian Vivan Nurrahman2), Rosma Nur Azizah3), Tata Romansah4) dan Alifrulloh
Harpandega 5)
Universitas Siliwangi
e-mail: mitausnawati23@gmail.com1, 213507034@student.unsil.ac.id2, rosmanurazizah6@gmail.com3,
romansahtata950@gmail.com4, 213507034@student.unsil.ac.id5
Abstrak
Media sosial saat ini sangat berpengaruh dan memiliki peranan cukup penting dalam komunikasi dan
pertukaran informasi politik di Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar
didunia. Interaksi dan partisipasi pengaruh media sosial terhadap kehidupan masyarakat semakin besar, hal
tersebut dapat membuat media sosial memainkan peranan penting sebagai alat kampanye. Kampanye media
sosial merupakan alat cerdas politik yang efektif dan efisien untuk mencalonkan kandidat, karena dapat
memengaruhi pandangan dan pemikiran pemilih. Selain itu, jejaring media sosial memiliki jaringan yang luas,
mudah diakses dan cepat. Namun disamping itu, penggunaan media sosial sebagai alat kampanye dapat
menjadi boomerang bagi para calon kandidat, karena dikhawatirkan adanya oknum yang mengambil
kesempatan hal tersebut untuk menjatuhkan lawan dengan menyebarkan informasi atau isu yang tidak benar,
Maka masyarakat Sebagai pengguna media sosial, harus bisa menyaring informasi yang di dapat dengan
mencari insight atau kebenaran informasi terlebih dahulu.
Abstract
Social media is currently very influential and has an important role in the communication and exchange of
political information in Indonesia, as one of the countries with the largest social media users in the world. The
interaction and participation of the influence of social media on people's lives are getting bigger, this can
make social media play an important role as a campaign tool. Social media campaigns are an effective and
efficient political intelligent tool to nominate candidates because they can influence the views and thoughts of
voters. In addition, social media networks have a wide network, are easily accessible and fast. But besides
that, the use of social media as a campaign tool can be a boomerang for potential candidates, because it is
feared that there are people who take this opportunity to bring down opponents by spreading information or
issues that are not true. which can be obtained by seeking insight or the truth of the information first.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan Dilansir dari artikel yang kami baca, detik.com
pendekatan kualitatif, dengan menjelaskan melaporkan bahwa berdasarkan penelitian yang
penggunaan media sosial sebagai sarana kampanye dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama
Pemilihan Presiden dan dampaknya terhadap dengan Hootsuite, menyebutkan bahwa ada 130 juta
demokrasi di Indonesia. penelitian ini menggunakan orang Indonesia yang terbilang aktif di media sosial
metode library research (kajian kepustakaan) dengan (medsos) dengan penetrasi 49%. Dengan kata lain
menggunakan analisis deskriptif. Metode ini dapat hampir setengah populasi masyarakat di negeri ini
menyajikan berbagai macam informasi beserta data sudah akrab dengan media sosial. Dari penelitian
yang faktual mengenai topik bahasan dengan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para
berbagai sumber berasal dari artikel, buku, berita dan pejabat yang ingin mendalang suara dalam pemilihan
jurnal dari website yang dapat dipercaya dan menjadi umum.
posisi netral tidak memihak pejabat manapun.
Pejabat dapat menggunakan media sosial untuk
berbagai aktivitas serta berinteraksi dengan rakyat
melalu media sosial, dengan begitu para pejabat
mendekatkan dirinya dengan masyarakat meskipun
melalui dunia maya dan mengetahui apa yang Banyak masyarakat yang terpecah karena
masyarakat keluhkan. Penggunaan media sosial juga termakan oleh berita atau informasi hoax. Kemajuan
dirasa lebih menguntungkan karena dapat teknologi seperti media sosial memang sangat
memangkas anggaran politik pejabat ataupun partai bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia tetapi
politik yang mengusungnya. Indonesia sangat disayangkan budaya literasinya
masih rendah bahkan menjadi yang nomor dua di
dunia, sehingga budaya sharing sebuah informasi
A. Sisi Pisitif tanpa dilakukan dengan membacanya dan memahami
Penggunaan media sosial oleh para calon serta mencari kebenarannya.
presiden beserta tim suksesnya dapat memangkas
anggaran yang mereka keluarkan untuk Selain itu, para pejabat ataupun calon presiden
berkampanye, terlebih menarik perhatian para kaum masih banyak yang hanya membagikan sebuah
milenial dan mereka yang baru pertama kali postingan kegiatan seremonial ketimbang
berkesempatan memilih. Para calon presiden dapat berinteraksi dengan para pengikutnya yang sangat
memamerkan kelebihan-kelebihannya serta berguna sekali dalam mengerti apa yang diinginkan
berinteraksi dengan para pendukung maupun mereka masyarakat.
yang melihat postingan calon presiden itu. Saat ini banyak oknum yang menggunakan akun-
Bagi para calon disarankan untuk akun palsu hanya untuk berkata buruk pada komentar
memamerkan hasil-hasil kinerja yang telah mereka postingan si calon maupun secara langsung
lakukan selama ini bagi Indonesia, dengan hal mengunggah keburukan-keburukan salah satu calon
tersebut dapat membuat elektabilitasnya meningkat presiden. Hal ini menandai bukan hanya masyarakat
karena masyarakat akan dapat menilai mana dari yang dapat terkena dampaknya melainkan si calon
para calon tersebut yang memang niat untuk juga dapat terganggung komentar yang buruk
membangun negeri ini dimasa depan. tersebut.
Sementara itu KPU mengatakan
bahwasannya kampanye pilpres yang bersifat SARA Maka dari hal tersebut para masyarakat diminta
atau memicu kegaduhan dan konflik antar golongan berhati-hati dan tidak mudah percaya terhadap suatu
tertuang dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 artikel terlebih yang menunjukan keburukan-
tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE). keburukan salah satu calon pejabat. Terlebih pada
Tetapi sangat disayangkan belum ada yang mengatur para pemilih yang baru dan kalangan muda lainnya
lebih dalam mengenai berkampanye menggunakan sangat rentan terhadap sebuah isu tertentu dan ini
media sosial. harus diwaspadai agar tidak terhasut mempercayai
informasi yang salah karena dengan pilihan mereka
B. Sisi Negatif lah yang dapat memperbaiki sistem perpolitikan di
negeri ini.
Dilansir dari artikel yang kami telah baca, media
sosial merupakan tempat dimana manusia
C. Kondisi disaat pandemic Covid-19
berinteraksi dan bebas menjadi seperti apapun tanpa
adanya Batasan tertentu, hal ini akan berdampak pada Pengaruh kampanye melalui media daring ini
menyebarnnya informasi palsu atau hoax. Dalam dirasa sangat efektif di tengah pandemi Covid-19
kampanye hal ini sering digunakan untuk mengadu yang melanda dunia khususnya Indonesia, "Ini 80
domba lawan main dalam pertarungan pemilu. persen, bukan hanya 50 persen ya, orang sudah
dipengaruhi dengan media sosial. Mereka punya
facebook, instagram, twitter jadi kehidupan mereka
itu dipengaruhi itu, jadi tim IT paslon bisa melakukan
digital kampanye melalui itu," kata Ketua Umum
Surabaya Digital City (SDC) Aldy Lazuardy, pada
rri.co.id, Rabu (14/10/2020).
KESIMPULAN DAN SARAN Hermawan, B. (14 Okt 2020). Sisi Positif dan Negatif
Kampanye Melalui Medsos. KBRN,
Peran dan penggunaan media sosial dalam kancah Surabaya: rri.co.id. Retrieved from
politik dapat dilihat dari banyaknya politisi Indonesia
https://rri.co.id/nasional/pilkada-
yang membuat akun pribadi yang membahas
pandangan dan kritik terhadap isu-isu yang sedang 2020/912733/sisi-positif-dan-negatif-
diperdebatkan. Media sosial juga dijadikan ajang kampanye-melalui-medsos
kampanye oleh para politikus.
Nurrahman, J. V. (2021). HUBUNGAN MEDIA SOSIAL
Selain mempunyai dampak positif media sosial DENGAN POLITIK. Program Studi Ilmu Politik
juga mempunyai dampak negative. Adapaun dampak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
negative dari media sosial seperti ujaran kebencian,
fitnah, saling mencemooh, hal ini dapat menimbulkan Universitas Siliwangi.
perpecahan antar golongan masyarakat. Kita sebagai Perdana, A. d. (2019). Narasi Kampanye dan Media
pengguna haruslah memanfaatkan dengan bijak
Sosial dalam Pemilu Presiden dan Wakil
media sosial, sebuah dimensi dimana tanpa batasan
dan berisi orang-orang dari dunia nyata. jika kita Presiden Tahun 2019. DKI Jakarta: Bawaslu
pintar memanfaatkan media sosial ini dapat DKI Jakarta. 19-37.
mempermudah hidupnya, Jika tidak kita akan
Rafi S. Rustian, N. (Maret 1, 2012). Apa itu Sosial
mendapati kerugian seperti kecanduan, sulit bergaul
di dunia nyata, hingga tidak bisa mengontrol tubuh. Media. http://www.unpas.ac.id/apa-itu-
sosial-media/.
DAFTAR PUSTAKA
Sabandar, S. (16 Jan 2017, 11:32 WIB). Penyebab
Anjarwati, J. (February 2, 2020). Media Sosial:
Orang Indonesia Rentan Percaya Hoax di
Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contoh.
Medsos Terkuak. Yogyakarta :
https://tekno.foresteract.com/media-
Liputan6.com. Retrieved from
sosial/.
https://www.liputan6.com/regional/read/2
Ardipandanto, A. (Oktober 2018). KPU DAN 828281/penyebab-orang-indonesia-rentan-
KAMPANYE PILPRES 2019 DI MEDIA SOSIAL. percaya-hoax-di-medsos-terkuak
Vol. X, No. 19/I/Puslit.
Susanto, E. (2017). Media Sosial sebagai Pendukung
Azizah, R. N. (2021). PARTISIPASI MILENIAL DALAM Jaringan Komunikasi Politik. ASPIKOM 3, 3.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI
Usnawati, M. (2021). PERAN TWITTER DALAM
ERA DIGITAL. Universitas Siliwangi, 1.
MEMPENGARUHI POLITIK INDONESIA.
Harahap, I. H. (Maret 2020). KAMPANYE PILPRES
Widianti, Y. (2018, December 1). ANALISA
2019 MELALUI MEDIA SOSIAL DAN
PENGARUH KAMPANYE MELALUI MEDIA
PENGARUHNYA TERHADAP DEMOKRASI
SOSIAL. Retrieved from
INDONESIA. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi,
https://osf.io/preprints/inarxiv/jpmws/
Komunikologi tfolume 17 Nomor 1(ISSN:
1970-8870).