Anda di halaman 1dari 1

THEOLOGI ISLAM

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


APIPUDIN, S.Th.I.,MA.Hum

Theologi Islam dapat diartikan juga filsafat ke-Tuhan-nan. Dikatakan demikian, karena
dalam mengenal Tuhan dibutuhkan logika dan pemikiran yang mendalam. Bahkan dalam
Theologi Islam membangun argumen dengan logika (aqli) satu keharusan. Sementara argumen
yang dibangun dengan al-Qur'an (naqli), hanya sebagai pelengkap.
Tatkala Usman bin Afan terbunuh oleh putra angkat Ali bin Abi Thalib, maka pengikut setia
Usman bin Afan menuntut Ali untuk membunuhnya, yang ketika itu Ali sebagai khalifah.
Namun Permhonan mereka terhadap Ali tidak dapat diwujudkan. Hal ini menggiring pengikut
setia Usman bin Afan menyusun kekuatan dengan mendirikan Daulah Islamiyah yang disebut
Bani Umayah.
Bani Uyamah yang sejak awal kecewa terhadap Ali berusaha untuk mengulingkan Ali dari
kursi kepemimpinan. Hanya saja hal ini tidak bisa diwujudkan, sekalipun merekan mengerahkan
satuan militer. Akhirnya mereka memutuskan genjatajan senjata, dengan syarat ada pemilihan
kepemimpinan, siapa yang terpilih maka itulah pemimpin yang sah.
Ternyata pemilihan pemimpin berdampak pada tidak terpilihnya Ali. Pemimpin yang
terpilih pada saat itu lahir dari Bani Umayah. Kondisi ini membawa kekecewaan berat pada
sebagain pengikut Ali bin Abi Thalib. Siekalipun hal ini tidak menyeluruh, karena sebagian
masih tetap setia.
Pengikut Ali yang kecewa, berusaha memisahkan diri dari Ali. Kelompok kecewa ini
dinamapakan khawarij. Khawarij bermakna kelmpok yang keluar dari Ali bin Abi Thalib.
Sementara kelompok yang setia bersama Ali dinamakan Syiah.
Ternyata perpecahan ini berdampak tidak hanya pada kehidupan sosial dan politik, juga
berdampak pada Thelogi Islam. Orang-orang khawarij menganggap Ali bin Abi Thalib rang
kafir, dan rang berbuat dosa besar juga kafir yang halal darahnya, boleh dibunuh.
Khawarij yang lahir dari kekecewaan begitu ekstrim. Tidak hanya orang yang berbuat dosa
besar dianggap kafir. Orang yang tidak sepahampun dianggap kafir. Hal ini berdampak khawarij
terpecah. Dari khawarij lahirlah aliran Mu'tazilah. Aliran ini bersilang dengan khawarij. Menurut
menurut aliran ini, orang yang berbuat dosa besar, termasuk Ali dia tidak kafir juga tidak
mu'min. Dia akan berada di antara sorga dan neraka tatkala sudah meninggal. Dari mu'tazilah
juga lahir aliran baru yang dinamakan murjiah. Aliran ini tidak mengenal kafir. orang yang
berbuat dosa besar termasuk Ali difahami orang mu'min hanya berdosa.
Selanjutnya lahirlah jabariah. Aliran ini memahami, bahwa manusia tidak bisa menentukan
srga dan neraka. urusan sorga dan neraka urusan Allah swt. Manusia masuk sorga dan nekara itu
bukan pilihan tetapi kehendak Tuhan. Namun aliran ini dibantah leh aliran baru, yakni aliran
qadariah. Aliran ini memahami bahwa Tuhan telah membekali akal kepada manusia. Maka
dengan akalnya manusia dapat memilih berbuat dosa atau pahala. Demikian juga masuk srga
atau neraka itu pilihan manusia.
Terakhir pada masa Abasiyah, dipadukanlah dua aliran tersebut, yakni aliran jabariah dan
qadariah, yang disebut Ahli Sunah wal Jamaah. Airan ini menggap, bahwa manusia wajib
berusaha, namun tidak wajib untuk berhasil. Pada aliran ini, jika seseorang melakukan dosa dan
dia mengakui itu dosa, tidak difahami orang kafir, difahami mu'min hanya berdosa. Sementara
jika perbuatan dosa tidak diakui, dan menentang maka difahami kafir.

Anda mungkin juga menyukai