19059178
Penerapan manajemen risiko yang tepat dan sesuai dengan masing-masing kodisi
objeknya tentu akan membuahkan hasil seperti yang diinginan. Penerapan manajemen risiko
dalam perusahaan, tentunya akan disesuaikan dengan tata kelola perusahaan. Menurut Henry
Fayola da 6 fungsi dasar dari kegiatan pengelolaan suatu perusahaan yaitu kegiatan teknis,
komersial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial. Apabila dicermati, 6 kegiatan
pengelolaan perusahaan di atas, penerapan manajemen risiko berkaitan dengan kegiatan
pegamanan dalam perusahaan. Adapun yang akan dijaga adalah segala sesuatu yang menjadi
aset bagi suatu perusahaan. Aset tersebut dapat berupa harta benda maupun personil
(karyawan). Dengan adanya penerapan manajemen risiko, harta benda dijaga dari kerusakan,
kebakaran, pencurian, banjir, dan sebagainya. Sementara untuk personil, dijaga dari
kecelakaan, ancaman, pemogokan, kejahatan, gangguan sosial, dan gangguan lainnya yang
akan mengancam kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Perbedaannya :
a) Manajemen Risiko:
Lebih menekankan kegiatannya pada menemukan dan menganalisa risiko murni.
Tugasnya hakekatnya hanya memberikan penilaian belaka terhadap semua teknik
penanggulangan risiko (termasuk asuransi).
Pelaksanaan programnya menghendaki adanya kerjasama dengan sejumlah
individu dan bagian-bagian dari perusahaan.
Keputusan manajemen risiko mempunyai pengaruh yang lebih luas / besar
terhadap operasi perusahaan.
b) Asuransi:
Merupakan salah satu cara menanggulangi risiko murni tertentu.
Tugasnya menangani seluruh proses pengalihan risiko.
Melibatkan jumlah orang dan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Keputusan di bidang asuransi mempunyai pengaruh yang lebih terbatas.
b. Bagian Keuangan :
Terutama berkaitan dengan upaya untuk mendapatkan informasi tentang :
kerugian, gangguan terhadap cash-flow dan sebagainya. Misalnya :Menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh turunnya keuntungan dan cash-flow.
Menganalisis risiko murni terhadap pembelian alat-alat produksi tahan lama (yang mahal)
atau investasi baru.
c. Bagian Marketing :
Terutama yang berkaitan dengan risiko tanggung-gugat, artinya risiko adanya
tuntutan dari pihak luar / pelanggan, karena perusahaan melakukan sesuatu yang tidak
memuaskan mereka. Misalnya :
1. Kerusakan barang akibat pembungkusan yang kurang baik.
2. Penyerahan barang yang tidak tepat waktu.
Juga upaya-upaya melakukan distribusi barang-barang dengan memperhatikan
keselamatan, dalam rangka mengurangi kecelakaan.
d. Bagian Produksi :
Mencakup upaya-upaya yang berkaitan dengan :
1. Pencegahan terhadap adanya produk-produk yang cacad, yang tidak memenuhi
syarat kualitas.
2. Pencegahan terhadap pemborosan pemakaian bahan baku, bahan pembantu maupun
peralatan.
3. Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, dengan penerapan aturan-aturan dari
Undang-undang Kecelakaan Kerja dan sebagainya.