Anda di halaman 1dari 10

1.

Analisis zona pada tapak digunakan untuk memudahkan dalam proses perancangan

bangunan. Hal ini dikarenakan ruang-ruang yang ada pada tapak sudah direncanakan

(lihat tabel analisis ruang), penempatan bangunan dan penempatan ruang terbuka

pada tapak, juga peletakan antar ruang yang diletakan dekat dengan entrance

maupun ruang yang jauh dari entrance.

Berdasarkan kebutuhan, tapak dizonifikasikan menjadi:

Analisis legalitas suatu tapak mencakup alasan dan pertimbangan pemilihan


site secara makro, berdasarkan data dan isu yang berkembang.
Tujuan: Mendapatkan kawasan secara makro sebagai
lokasi perencanaan Kampung Vertikal Kalianyar
Dasar Pertimbangan:
Data adalah fakta dan sesuai dengan isu yang sedang
berkembang di Jakarta
 Lokasi merupakan lokasi padat penduduk yang dinilai
sudah tidak layak lagi menjadi hunian yang mengandung
kehidupan bermukim dan lainnya di dalamnya.

Lokasi merupakan lokasi yang tercatat sebagai lokasi kumuh

dan rawan bencana seperti keba k a ra n


c o m m

Pada proses analisis ini, pemilihan lokasi Kelurahan Kalianyar


dilatarbelakangi oleh fakta yang ditemukan terkait kepadatan penduduk di Jakarta.
Proses analisis legalitas melalui proses pengamatan terhadap pemetaan yang telah
dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dalam Rencana Tata Ruang Wilayah 2010
terkait dengan peta kepadatan penduduk Jakarta. Setelah itu menggunakan rencana
Pemerintah DKI Jakarta yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah 2030
terkait dengan perencanaan peruntukkan kawasan untuk menentukan lokasi
perencanaan Kampung Vertikal di Jakarta.

2. Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang
jelas, berikut kondisi permukaan dan ciri-ciri istimewa yang di miliki oleh lahan
tersebut. Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya tetapi merupakan sekumpulan
jaringan yang sangat aktif yang terus berkembang yang jalin menjalin dalam
perhubungan-perhubungan. Perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak
untuk meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak. Perencanaan
tapak dilakukan dengan memperhatikan kondisi tapak dan kemungkinan
dampak yang muncul akibat perubahan fisik di atasnya. Tujuan dari
perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruangdankebutuhan-
kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi,
lingkungan alam, lingkungan fisik buatan dan lingkungan social disekitarnya.

Tanah

-Kecocokan bagi landasan struktur, bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang


menunjang

-Tipe dan kondisi : tanah lempung, pasir, lumpur, berat atau ringan, kompak
atau berpori
-Perubahan-perubahan pada tipe tanah diseluruh tapak

-Keasaman ataukebasaan

-Lapisan humus padatapak

-Kemampuan tanah untuk menyerap air

-Kemampuan tanah untuk mencegah erosi

Untuk menentukan karakter tapak, banyak yang harus analisis, agar


bangunan yang akan di dirikan di tapak tersebut dapat memenuhi kenyamanan
dan keamanan bangunan dan penghuninya. Secara holistic halhal yang harus di
perhatikan adalah menyangkut kondisi fisik, sosial, ekonomi dan manajemen
pengelolaan lingkungan.Faktor pertama yang di analisis adalah :

•Banjir

Sehubungan dengan kenyamanan dan keamanan bangunan.Apabila


tapak terletak pada kawasan banjir, harus di cermati terlebih dahulu apakah di
mungkinkan adanya peninggian permukaan tanah.Apabila tidak di mungkinkan
dan tetap harus di bangun di kawasan banjir kita tidak perlu malu untuk meniru
kearifan nenek moyang kita membangun dengan sistem rumah panggung. Kalau
tidak kita mengetahui resiko yang memang harus di tanggung dan harus siap
menghadapi banjir yang masuk ke dalam bangunan tiap tahun pada musim
penghujan.
3.

Pada perencanaan lingkungan perumahan dan permukiman,


definisi Lynch tentang ilmu mengolah struktur ruang dan ruang antara
bangunan, menjadi jelas dan terbayang. Struktur ruang adalah komposisi
ruang yang terbentuk antara jaringan jalan, blok-blok fungsional
(hunian, komersial, ruang terbuka hijau) dan pusat-pusat kegiatan di
dalam tapak. Komposisi tersebut yang membentuk karakter tapak
internal (misalnya: neighborhood dengan jaringan jalan grid dan blok
fasilitas kegiatan yang terpusat atau lingkungan permukiman yang
didominasi fungsi komersial sepanjang jalan utama).

Selain hal tersebut, beberapa tahun terakhir, makin menguat


tuntutan integrasi perencanaan lingkungan permukiman (neighborhood
planning) dengan simpul-simpul transportasi umum. Perencanaan tapak
tidak lagi berlandaskan pada budaya kendaraan bermotor, di mana
seluruh penghuni dan pekerja di sebuah lingkungan permukiman tidak
tergantung pada transportasi publik, tetapi perencanaan yang mendorong
dan memfasilitasi penghuninya menggunakan kendaraan umum.
Perencana harus mengembangkan hubungan antara titik publik transpor
dengan struktur ruangnya, misalnya menempatkan pusat lingkungan di
area yang masih terjangkau pejalan kaki (walk-able) dari halte bus atau
sebaliknya. Demikian juga jaringan jalan di dalam tapak harus saling
berhubungan dan dilengkapi fasilitas dan elemen pendukung yang
memadai (trotoar yang nyaman dan teduh, jalur dan penitipan sepeda,
halte yang aman dan nyaman). Dengan demikian diharapkan lebih
banyak penghuni yang mau menggunakan transportasi publik.

4. Di dalam pembangunan kota dikenal dengan analisis infrastruktur abu-


abu seperti jalan raya, jaringan drainase, jaringan listrik, dan infrastruktur sosial.
Kini di masa pemanasan global untuk konsep pembangunan yang berkelanjutan
membutuhkan infrastruktur hijau. Infrastruktur hijau merupakan jaringan
terpadu dari berbagai jenis RTH, terdiri atas area (hub) dan jalur (link).
Infrastruktur hijau juga dapat digunakan sebagai pengendali perkembangan kota
agar tidak terjadi peluberan kota karena kawasan ataupun jalur yang telah
ditetapkaan sebagai RTH tidak dapat dikonversi untuk fungsi lain. Dalam
penerapannya, infrastruktur hijau dijabarkan dalam pola pemanfaatan ruang.
Prinsip dasar dari pola pemanfaatan ruang terdiri atas pola pengamanan
ekologis, pola pengamanan air dan banjir, pola pengamanan udara, pola
pengaman bencana geologis, pola pengamanan keanekaragaman hayati, pola
pengamanan warisan budaya, dan pola pengamanan rekreasi.

5. Analisis aksesibilitas adalah sebuah konsep yang mengkombinasi antara


kondisi geografis yang mempengaruhi penggunaan lahan dengan transportasi
yang melayani penggunaan lahan tersebut. Aksesibilitas menggambarkan
tingkat kemudahan penggunaan lahan (land use) berada dan hubungan antar
masing -masing penggunaan lahan, juga seberapa mudah atau sulit orang–orang
menjangkau penggunaan lahan dengan jaringan transportasi.
Ketika aktivitas dalam penggunaan lahan saling berdekatan dan jaringan
transportasi sudah terhubung dengan baik, maka wilayah tersebut memiliki
aksesibilitas yang baik. Contohnya, perumahan cenderung memiliki
aksesibilitas yang baik dengan perkantoran, kawasan pendidikan, pertokoan
dikarenakan lokasinya yang berdekatan dan adanya transportasi umum dalam
kota untuk mencapai tempat – tempat tersebut. Contoh lainnya adalah kawasan
industri yang berada dekat dengan tempat penjualan atau tempat tersedianya
bahan baku.

6. Kolom

Kolom dapat diibaratkan sebagai kerangka manusia. Jika terdapat bagian yang rusak, maka
akan mempengaruhi seluruh ketahanan tubuh. Fungsi kolom sangat krusial sebagai penerus
beban langsung ke pondasi. Kolom mempertahankan rumah dari tiupan angin kencang, beban
dalam bangunan seperti manusia dan barang-barang, serta pengokoh bangunan agar tak
mudah roboh. Struktur kolom yang kuat tersebut menggunakan bahan besi dan beton, dimana
gabungan kedua material tersebut tahan akan tarikan dan dorongan.

- Balok

Jika kolom digunakan dengan posisi vertikal ke atas, maka balok diletakkan dengan posisi
tidur. Balok merupakan penguat horizontal yang berfungsi sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas.

- Atap

Bagian paling atas bangunan ini tentu wajib ada sebagai pelindung penghuninya. Pembuatan
atap biasanya menyesuaikan dengan daerah tempat tinggal. Pembuatan atap harus
merencanakan beberapa hal seperti luas area yang harus diberi atap, bentuk dan konstruksi
yang diinginkan, serta lapisan penutupnya. Sementara di area atap terdapat rangka atap dan
penopang rangka atap. Rangka ini berfungsi sebagai penahan beban dari bahan penutup
(atap). Sementara bagian yang digunakan untuk penopang rangka atap ialah balok kayu atau
baja.

- Plat Lantai
Plat lantai biasa disebut dengan lantai tingkat yang letaknya tidak berada di atas tanah
langsung. Plat lantai biasanya disusun dari balok-balok yang bertumpu pada kolom struktur
bangunan. Bahan plat lantai pun bermacam-macam mulai dari kayu, beton, dan kayu semen.
Sementara sistem plat lantai ada dua yakni plat satu sistem dan plat dua arah.

- Tangga

Tangga merupakan penghubung antara lantai satu dengan lainnya. Tangga biasanya terdiri
dari komponen berupa plat, borders, dan anak tangga. Tangga juga memiliki beberapa tipe
yakni tangga membentang horizontal, tangga spiral, tangga melayang, dan tangga terjepit
sebelah yang bertumpuk pada balok tengah.  

- Pondasi

Pondasi hampir diketahui oleh masyarakat umum. Bagian yang langsung bertumpu dengan
tanah ini jadi penyangga struktur bangunan di atasnya. Pondasi memang dibuat untuk
menahan dari gempa, tekanan angin, dan kegiatan metafisik lain yang mampu menyebabkan
kerusakan pada bangunan. Pondasi sendiri terbagi menjadi tiga jenis yakni pondasi dalam,
pondasi dangkal, dan sumuran.

- Galian Tanah

Galian tanah nantinya akan terhubung langsung dengan bagian-bagian yang penting di tanah
seperti adanya bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon. Jika pada galian terdapat
saluran air, pipa pembuangan, kabel listrik, telepon, maka secepatnya dilaporkan pada pihak
yang berwenang. Pengerjaan bagian ini biasanya diserahkan ke bagian kontraktor karena
segala kerusakan yang terjadi pada pengerjaan galian tanah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.

- Struktur Basement

Komponen ini biasanya digunakan pada lahan yang terbatas. Sangat penting untuk
merencanakan beban dan metode galian untuk menghindari masalah yang timbul saat
pelaksanaan pembuatan seperti penurunan permukaan tanah.
7. Kelebihan Batu Bata Merah: Salah satu alasan utama kepopuleran bata merah terletak
pada harganya yang sangat ekonomis. Batu bata merah hanya memerlukan bahan
perekat yang simple, seperti pasir dan semen instan.Ukuran batu bata merah yang
kecil membuatnya mudah diangkut atau dianggap lebih portabel. Tidak perlu tukang
khusus, jasa kontraktor umum juga sudah memadai untuk menyusun bata merah
dengan baik. Berbeda spesifikasi maka berbeda pula harga satuan dari batu batanya,
misalnya batu bata merah biasa harganya sekitar Rp. 600 perak per buah dan batu bata
merah oven Rp. 850 perak per buah.

Kekurangan Batu Bata Merah: Dalam pemasangannya, bata merah terlihat sulit tertata
rapi sehingga memakan waktu lebih lama dalam pengerjaan. Tidak hanya itu,
membangun dinding bata merah memerlukan material perekat yang banyak sehingga
membuat pengeluaran lebih boros.Apabila ingin memiliki bangunan yang tahan cuaca,
sebaiknya hindari menggunakan material bata merah karena dapat membuat suhu ruangan
tidak stabil.Tidak hanya mudah menyerap panas saat musim panas,  batu bata merah juga
dikenal mudah menyerap dingin saat musim dingin.

Kelebihan Batako: Kelebihan dari batako press adalah tidak perlu menggunakan cat
anti bocor, batako press tahan air. Meskipun memiliki ukuran lebih besar dibandingkan
dengan bata merah, ukuran setiap batako seragam sehingga tampak rapi saat ditumpuk
menjadi dinding. Ukuran batako juga memiliki ukuran yang lebih besar dari bata merah
berarti ia memerlukan material perekat yang lebih sedikit sehingga dapat menghemat
waktu saat pembangunan. Bahan bangunan batako press yang satu ini bisa didapatkan per
kubik atau satuan sesuai mereknya masing-masing dengan harga yang bervariasi.Untuk
harga batako press biasa bisa dapatkan dengan harga mulai dari Rp. 1000 per buah 
hingga Rp. 4500 per buahnya.

Kekurangan Batako: Tidak seperti bata merah, batako press memiliki rongga di
tengah balok sehingga mudah retak. Ia pun mudah menyerap panas sehingga kurang
cocok untuk digunakn dalam interior hunian tropis. Batako memiliki kelemahan yaitu
kekuatannya lebih rendah dari dari batu bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan
dinding, terutama jika bagian kosongnya tidak diisi dengan adukan spesi.

8. Beton kolom merupakan struktur bangunan berupa balok beton yang berdiri tegak
lurus terhadap permukaan tanah. Beton kolom diletakkan pada setiap pertemuan dari
dinding (batu bata, batoko, hebel,dll). Beton kolom pada rumah 1 lantai memiliki
ukuran penaampang yang sama dengan ketebalan dinding yang digunakan. Jika
menggunakan material bangunan bata merah sebagai dinding maka ukuran
penampang beton kolomnya adalah 10x15cm atau 10x20cm, dimana tebal bata merah
adalah 10cm. Pada beton kolom rumah 1 lantai, tulangan utama yang digunakan
adalah 4 buah besi beton berdiameter 10 – 12 mm. Kemudian, untuk ukuran besi ring
yang digunakan adalah besi dengan diameter 6 – 8 mm dengan jarak ring 15 – 20 cm.
Agar kekuatan beton kolom bertambah maka gunakan besi beton dengan diameter
paling besar dengan jarak antar ring yang paling kecil. Untuk adukan beton kolom
menggunakan adukan beton dengan mutu K-175 atau K-225. Adukan K-175 dengan
campuran 1 semen :  2 pasir : 3 koral beton uk.2/3 cm.

Beton kolom pada rumah 1 lantai hanya memikul beban dari atap saja. Beda dengan
beton kolom rumah 2 lantai, beton kolom memukul beban dari atap, dinding dan lantai.
Semakin berat atap yang dipikul maka beton yang digunakan semakin kuat (diameter besi
beton semakin bedar dan jarak ring semakin kecil). Jika beton semakin kuat, maka biaya
yang dikeluarkan akan semakin mahal. Sehingga dalam memilih material atap harus
dipertimbangkan secara matanng agar sesuai dengan kekuatan beton dan budget yang kita
alokasikan.

9. • Real Estat dirumuskan sebagai tanah secara fisik dan benda yang dibangun
olehmanusia yang menjadi satu kesatuan dengan tanahnya. Real Estat adalah benda
fisik berwujud yang dapat dilihat dan disentuh, bersama-sama dengan segala
sesuatuyang didirikan pada tanah yang bersangkutan, di atas atau di bawah tanah.

- Real Properti merupakan penguasaan yuridis atas tanah yang mencakup semua hak
atas tanah (hubungan hukum dengan bidang tanah tertentu), semua
kepentingan(interest), dan manfaat (benefit) yang berkaitan dengan kepemilikan real
estat.

10. Analisis Penggunaan Tertinggi dan Terbaik adalah Penggunaan Tertinggi dan


Terbaik Komprehensif berupa tanah atau tanah berikut bangunan dengan penggunaan
yang paling mungkin dan optimal yang memenuhi persyaratan diizinkan secara
hukum, dimungkinkan secara fisik, layak secara keuangan, dan memberikan
produktivitas tertinggi.
Analisis HBU adalah analisis terhadap kegunaaan terbaik dan tertinggi dari
suatu bidang tanah kosong (vacant land) ataupun tanah yang dianggap kosong (land as
vacant). Sebuah aset memenuhi kriteria HBU bilamana secara fisik dimungkinkan,
diijinkan secara peraturan, layak secara finansial, dan dapat memberikan hasil yang
paling maksimal.

Anda mungkin juga menyukai