Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“KONTEKS HISTORIS SENI PERTUNJUKAN TRADISI SALUANG


ORGEN DI KABUPATEN SOLOK (EKSISTENSI DENDANG CUPAK
YANG TERGANTIKAN SALUANG ORGEN)”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. ZAINAL WARHAT, M. Pd
AWERMAN S.Sn., M. Hum., P.Hd

OLEH:
VIOLA RATU KIRANI
03101920

PROGRAM STUDI SENI MUSIK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG
2021
PENDAHULUAN
Setiap budaya masyarakat lambat laun akan mengalami pergeseran konsep dalam bentuk
yang berbeda-beda, baik disebabkan oleh terjadinya persentuhan dengan budaya luar, ataupun
karena wajah produksi budaya itu tidak lagi mampu menampung aspirasi estetis masyarakat
pendukungnya, sehingga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Suatu
sistem budaya atau produksi seni budaya yang tidak memiliki figure-figur kreatif untuk menatap
masa depannya, secara berangsur-angsur akan mengalami kemandengan dari kehidupannya yang
ideal masyarakat pendukungnya.

Salah satu jenis kesenian yang mengalami dampak tersebut adalah musik vokal tradisional
dendang-dendang Cupak di daerah Solok yang telah mengalami kemundurannya. Kehidupan
Dendang-dendang Cupak mengalami masa kejayaannya hingga tahun 1900-an. Hal ini terbukti
dengan banyaknya Tukang Dendang-dendang Cupak yang aktif pada waktu itu, dan mayoritas
masyarakat Talang, Cupak dan sekitarnya menggunakan musik vokal Dendang-dendang Cupak
sebagai media hiburan utama dalam pesta perkawinan, dan upacara adatnya.

Sebenarnya musik vokal tradisional Dendang-dendang Cupak ini telah menjadi ikon
kebudayaan musik daerah Kubuang Tigo Baleh, dan daerah Solok umumnya. Sayang sekali,
sewaktu memasuki era 1900-an ke atas terjadi kemunduran Dendang-dendang Cupak dari segi
jumlah pertunjukan pada konteksnya, karena telah bergeser ragam hiburan musik masyarakat
Kubuang Tigo Baleh tersebut kepada musik tradisional Rabab Pasisia, Orgen Tunggal, Saluang
Dangdut,sampai Saluang Orgen yang sekarang banyak dipakai di berbagai pesta perkawinan dan
acara sosial.

 TUJUAN
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk melengkapi nilai Matakuliah Etnomusikologi dan
untuk membahas dan mengetahui Asal-usul munculnya kesenian Saluang Orgen di
daerah Kabupaten Solok.

 RUMUSAN MASALAH
 Asal-usul berbagai genre, stilistika musik
 Pengaruh percampuran budaya
PEMBAHASAN

A. Asal-usul berbagai genre, stilistika musik

Pertunjukan saluang orgen merupakan sebuah pertunjukan dendang tradisi yang


diiringi dengan alat musik tradisi yaitu saluang dan menggunakan alat musik modern
sebagai instrument pengiring yaitu disebut dengan keyboard atau seperangkat orgen.
Pertunjukan Saluang Orgen mulai tumbuh dan berkembang di daerah Solok dan
sekitarnya pada tahun 1997 sampai sekarang. Pertama kali, pertunjukan Saluang Orgen
ditampilkan dalam acara pemuda atau acara pengumpulan dana sosial di pasar Talang
Babungo Kabupaten Solok, oleh group saluang “Junita Group” yang berasal dari Nagari
Kuncir Kecamatan X Koto Di Atas Kabupaten Solok, dan diiringi dengan group orgen
tunggal “Ool Musik” dari Sulit Air Kabupaten Solok. Di Kabupaten Solok, pertunjukan
Saluang Orgen pernah ditampilkan pada beberapa acara perayaan seperti acara politik,
acara sosial, dan dalam upacara-upacara adat seperti sunat rasul, pengangkatan penghulu
dan Baralek Kawin. Saat ini pertunjukan Saluang Orgen sangat marak dihadirkan yaitu
dalam upacara Baralek Kawin di Kabupaten Solok, salah satunya yaitu di Nagari Selayo.

Sebelum adanya kesenian tradisi Saluang Orgen ini, ada kesenian tradisi yang
saat ini sudah terkikis arus globalisasi, yaitu Dendang-dendang Cupak. Dendang-
dendang Cupak sejenis dendang yang berkembang didaerah Cupak dan sekitarnya dalam
kecamatan Kubuang Tigo Baleh, Solok, seperti daerah Koto Baru, Salayo, Talang,
Cupak, Gantung Ciri, dan lainnya. Pada masa sebelum tahun 1980-an, Dendang-dendang
Cupak sangat fungsional sebagai media hiburan dalam berbagai upacara adat, dan acara-
acara sosial yang dimiliki masyarakat daerah Kubuang Tigo Baleh dan sebagai daerah
Solok.

Sekarang, Dendang-dendang Cupak tidak dikenal masyarakat Minangkabau di


daerah Luhak karena tergugat derasnya pengaruh globalisasi, dan kalah bersaing dengan
perkembangan seni pertunjukan yang menawarkan banyak aspek antara lain hiburan.
Keistimewaan eksistensinya menawarkan “interval melodi” ke modus pentatonik China
dan slendro Jawa. Modus ini yang memberi hiasan pada dendang. Karakternya pun
berbeda dengan Dendang-dendang Darek. Musik vokal ini menjadi ikon daerah Kubuang
Tigo Baleh, dan Solok.
Pertunjukan musik Orgen Tunggal membawakan materi repertoar lagu-lagu pop
yang bervariasi sekali, seperti lagu pop Indonesia, pop Barat, pop dangdut, dan pop
Minang. Jenis-jenis lagu pop ini hanya memiliki penggemar dari kalangan pemuda yang
telah terkontaminasi oleh gaya kehidupan kota yang modern.
Mayoritas pemain pendukung musik Saluang Orgen (tukang saluang, pemain
orgen, dan pendendang) adalah seniman-seniman muda yang menggandrungi lagu-lagu
dangdut, dan telah menjadi pendukung ataupun sebagai pelaku Saluang Dangdut itu
sendiri, bahkan sebagiannya berprofesi sebagai penyanyi musik Orgen Tunggal.
Untuk menghadirkan pertunjukan saluang orgen sangat marak dihadirkan yaitu
dalam upacara Baralek kawin, tuan rumah harus mengundang dua group kesenian yaitu
group saluang dan group orgen tunggal tanpa penyanyi, karena dalam pertunjukan
saluang orgen ini mengggunakan seperangkat orgen sebagai instrument pengiring dan
beberapa orang wanita dari group saluang sebagai penyanyi atau pendendang.
Boleh dikatakan hampir semua golongan masyarakat dapat menikmati
pertunjukan saluang orgen ini, yaitu masyarakat kalangan remaja dapat terhibur dengan
adanya musik-musik dangdut dari keyboard, dan kalangan orang tua pun dapat meminta
dendang-dendang klasik atau dendang ratok.
Mengadakan upacara baralek kawin di Kabupaten Solok sudah lazim dilakukan,
bahkan masyarakat berlomba-lomba untuk memperlihatkan kepada masyarakat lain
disekitar mereka betapa meriahnya acara yang diadakan dalam perayaan perkawinan.
Suatu keluarga yang menghadirkan pertunjukan saluang orgen dalam acara pesta
perkawinan tersebut, hal ini merupakan suatu kebangggaan bagi keluarga tersebut karena
tidak semua masyarakat yang mampu menghadirkan pertunjukan ini dalam upacara
perkawinan tersebut.
Pada saat upacara perkawinan di siang harinya, pertunjukan saluang orgen tampil
pada malam setelah pesta tersebut, kadang pertunjukan ini diadakan pada malam sebelum
pesta saat kedua mempelai bersanding di esok hari, atua disebut dengan Malam Bainai.
Dari kenyataan ini musik hiburan sangat melekat pada pertunjukan saluang orgen.
Terlihat pada pertunjukan saluang orgen dalam acara baralek kawin, pihak
penyelenggara ingin berbagi kebahagiaan bersama masyarakat sekitar, baik masyarakat
tua ataupun masyarakat muda dengan adanya dua tipe umum dalam pertunjukan tersebut,
yaitu tipe modern dan tipe tradisi. Tipe modern dihasilkan oleh seperangkat orgen, dan
tipe tradisi diperoleh alat saluang dan dendang tradisi yang dibawakan. Pada pertunjukan
orgen tunggal, masyarakat tua terpaksa mengalah kepada masyarakat muda yang selalu
ingin bergembira dengan musik-musik dangdut dan house music. Sebaliknya, bila yang
dihadirkan adalah saluang dendang, masyarakat muda apalagi remaja yang bisa
dikatakan secara umum tidak mengerti dengan pertunjukan tradisi ini, maka mereka tidak
akan menghiraukan pertunjukan yang diadakan tersebut, walaupun sebenarnya diadakan
untuk hiburan dan mengungkapkan kegembiraan secara bersama-sama.

B. Pengaruh percampuran budaya


Pengaruh budaya global dan sistem komunikasi yang modern telah masuk ke
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di kampung-kampung. Pada satu sisi, aspek
teknologi modern telah membawa kemudahan bagi gerak kehidupan masyarakat di
kampung sekalipun, seperti televisi, handphone, komputer, internet, dan sebagainya.
Namun, disisi lain telah berakibat serius menggugat kemapanan sistem sosial
yang dianut masyarakat kampung selama ini, bahkan memicu kepunahan terhadap
beberapa aspek seni budaya yang dimiliki masyarakat tersebut.
‘Saluang’ dan ‘Orgen’ merupakan dua instrument musik yang memiliki latar
belakang diantara keduanya. Alat musik tiup tradisional saluang terintegrasi dalam genre
musik tradisional ‘Saluang Dendang’ yang populer sebagai hiburan tradisional dalam
aneka konteks sosial masyarakat darek. Sedangkan alat musik modern orgen terintegrasi
dalam genre musik pop ‘Orgen Tunggal’ (sebagai pengganti musik band) yang populer
sebagai hiburan modern dalam aneka konteks sosial masyarakat diseluruh wilayah
Minangkabau dewasa ini.
Konsep musikal pertunjukan Saluang Orgen adalah perpaduan antara pertunjukan
Saluang Dangdut dengan pertunjukan Orgen Tunggal. Pertunjukan Saluang Orgen yang
spesifik ialah menyajikan lagu-lagu dangdut dan house music, serta tari-tarian erotis
dengan pakaian seksi yang dilengkapi dengan lampu yang remang-remang.
Jadi, unsur kesenian tradisional yang masih tersisa pada pertunjukan Saluang
Orgen yaitu penggunaan instrument Saluang, penyajian dendang tradisional [Dendang
Ratok], tata pentas dengan pemakaian lampu terang biasa, dan susunan duduk
pendendang yang bersaf dari kiri ke kanan. Sedangkan materi Saluang Orgen yang
terbawa dari pertunjukan Orgen Tunggal adalah penyajian lagu-lagu dangdut dan house
music serta cara berpakaian dan tarian yang semi erotis. Tentu saja hal ini sangat
bertentangan dengan budaya minang yang sangat menjunjung tinggi norma-norma
kesopanan dan adat istiadat dimana perempuan harus menggunakan pakaian yang sopan
dan tertutup. Apalagi bergoyang erotis di depan umum. Hal ini tentu saja tidak sesuai
dengan adat dan budaya kita, yaitu “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.”
Namun, ada juga dampak positifnya, kegarangan kaum muda yang sering lupa
diri begitu menikmati dentuman musik triping dari hiburan Orgen Tunggal bisa
diminimalisir secara bertahap. Kaum muda pun mulai terbiasa dengan hiburan saluang.
Generasi tua dan generasi muda pun mulai berbaur dalam meinkmati hiburan, sehingga
suasananya lebih terkendali.
PENUTUP

Kesimpulan

Saluang orgen merupakan salah satu kesenian tradisi Minangkabau yang mengalami Akulturasi
sehingga menjadi sebuah kesenian baru yang berkembang di Kabupaten Solok. Pengaruh ini
didapatkan dari musik modern yang lebih disukai oleh masyarakat saat ini dibandingkan dengan
musik-musik tradisi. Dalam hal ini, pada pertunjukan saluang orgen yang berkembang di
Kabupaten Solok, dalam penyajiannya terdiri dari dua buah instrument pengiring yaitu saluang
dan keyboard atau orgen. Walaupun kebanyakan etika pertunjukan Orgen Tunggal sangat jauh
dari falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, tetapi pertunjukan Orgen Tunggal
menjadi sangat dominan di tengah kehidupan pesta dan resepsi upacara yang dimiliki masyarakat
daerah Talang, Cupak dan sekitarnya. Musik modern Orgen Tunggal dipadukan dengan alunan
suara saluang yang sangat kental dengan musik tradisionalnya. Hasilnya ternyata ‘kadam’. Yang
muda yang tua pun jadi sama-sama suka dengan suguhan perpaduan musik tersebut. Salah satu
dampak positifnya, kegarangan kaum muda yang sering lupa diri begitu menikmati dentuman
musik triping dari hiburan Orgen Tunggal bisa diminimalisir secara bertahap. Kaum muda pun
mulai terbiasa dengan hiburan saluang. Generasi tua dan generasi muda pun mulai berbaur dalam
menikmati hiburan, sehingga suasananya lebih terkendali.
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/zgdjwm2z-bentuk-pertunjukan-saluang-orgen-dalam-acara-baralek-
kabupaten.html

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=781158&val=12829&title=TERGUGAT
%20EKSISTENSI%20DENDANG-DENDANG%20%20CUPAKSOLOK%20DI%20ERA
%20GLOBALISASI

Anda mungkin juga menyukai