Tubuh porifera tersusun atas dua lapisan. Lapisan luar disusun oleh sel epitel pipih
selapis, sedangkan lapisan dalam disusun oleh koanosit. Koanosit berfungsi untuk
menangkap dan mencerna partikel makanan, contohnya plankton.
Kerangka tubuh Porifera dilengkapi oleh spikula yang terbuat dari kalsium karbonat
atau silika.
Habitat Porifera
Klasifikasi Porifera
2. Cnidaria
Cnidaria atau yang disebut ubur ubur adalah sebuah filum yang terdiri dari 10.000
spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan
lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata cnidarian berasal dari bahasa yunani
“cnidos” yang berarti jarum penyengat.
Reproduksi Cnidaria
Cnidaria dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
Cnidaria sebagian besar dilakukan dengan bertunas (budding).
Sedangkan reproduksi seksual terjadi pada bentuk medusa dewasa.
3. Filum Ctenophora
Berasal dari bahasa yunani ( kteno = sisir, phore = pembawa) dapat diartikan
sebagai hewan yang menyerupai sisir.
Habitat Ctenophora
Sama seperti Cnidaria ctenophora juga merupakan animalia yang hidup di perairan,
Khususnya lautan.
Klasifikasi Ctenophora
4. Filum Platyhelminthes
Berasal dari bahasa yunani (platy = pipih dan helminth = cacing). Jadi Platyhelminthes
disebut juga cacing pipih.
Klasifikasi Platyhelminthes
Filum Platyhelminthes terbagi menjadi tiga kelas:
a. Kelas Turbellaria
Turbellaria termasuk hewan predator atau pemakan bangkai . Biasanya hidup bebas
di air tawar atau menempel pada batu dan dedaunan. Contohnya, Planaria.
b. Kelas Trematoda
Trematoda disebut juga cacing isap. Sebagian besar cacing dewasa bersifat
endoparasit pada vertebrata. Contohnya, Cacing darah(Schystosoma mansoni),
cacing hati (fasciola hepatica), Clonorchis sinensis, cacing paru paru (paragonimus
whestermani), dan fasciolopsis buski.
c. Kelas cestoda
Kelas Cestoda disebut juga cacing pita. Cestoda termasuk ke dalam endoparasit
pada system pencernaan hewan vertebrata. Tubuh cestoda terbagi menjadi tiga
bagian. Pada bagian kepalanya terdapat skoleks yang berfungsi mengisap makanan.
Bagian kedua, yaitu leher, dan bagian terakhir, yaitu strobila yang berfungsi
membentuk proglotid. Contohnya, Taenia saginata, Taenia solium, dan
Diphyllobothrium latum.
Refroduksi Platyhelminthes
a. Kelas Bdelloidea
Mempunyai jumlah spesies kurang lebih 350 spesies. Tubuhnya tidak dilindungi oleh
kutikula. Kelas Bdelloidea biasanya hidup bersimbiosis dengan lumut. Ketika mengalami
keadaan lingkungan yang tidak dapat diprediksi, mereka dapat hidup dalam keadaan
kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami peristiwa yang dinamakan
anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan keadaan dormansi yang disebabkan oleh
kurangnya air pada habitat yang mereka tinggali. Mereka akan m engubah bentuk
tubuhnya yang dinamakan tun. Dengan mengecilnya jaringan dan sel yang ada didalam
tubuhnya, kepala dan ekor mereka akan masuk kedalam tubuhnya untuk mengurangi
keluarnya air.
b. Kelas Monogonata
Mempuyai spesies yang paling banyak, sekitar 1500 spesies. Mereka hidup sebagai
parasit pada bryophyte (alga hijau). Mempunyai reproduksi seksual dan aseksual,
ukuran jantan lebih kecil dibandingan dengan betina. Betina memproduksi telur yang
tidak dapat dibuahi yang nanti akan menjadi betina (reproduksi aseksual). Pada
reproduksi seksual terjadi k etika pada lingkungan yang tidak menguntungkan (terlalu
kering atau terlalu basah). Ketika betina memproduksi telurnya pada fase seksual,
apabila telurnya dapat dibuahi, maka akan menjadi betina dan sebaliknya apabila tidak
dapat dbuahi, telur tersebut akan menjadi jantan.
Contoh : Notommata copeus, Notommata werneckii, Branchionus sp., Keratella
quadrata.
c. Kelas Seisonidea
Merupakan kelas yang mempunyai spesies primitif. Habitatnya di laut atau hidup pada
ingsang Crustaceans. Semua anggotanya parthenogenetic, , mereka hanya mempunyai
satu betina yang bereproduksi secara aseksual, untuk menghasilkan lebih banyak
keturunan betina. Telurnya tidak dapat dibuahi oleh sel sperma, ketika telurnya dewasa,
semuanya akan menjadi betina. Setiap induk biasanya hanya menghasilkan 10 hingga 50
telur saja. Contoh: Hydratina senta.
6. Filum Lophophorata
Kelompok ini terdiri atas tiga subfilum, yaitu Phoronida, Bryozoa, dan Brachiopoda.
Ketiga subfilum itu memiliki Lophophore dan rongga tubuh (selom).
1. Sistem Saraf
Lingkaran yang berbentuk cincin saraf mengelilingi kerongkongan adalah otak dan
terhubung ke enam benang saraf depan pendek dan enam benang saraf belakang. Organ
sensorik dalam nematoda adalah papillae, setae dan amfid. Setaeter dapat ditemukan di
kepala dan di seluruh permukaan tubuh. Amphid terjadi pada nematoda yang hidup
bebas, terutama pada spesies laut.
2. Sistem Pencernaan
Sebagian besar nematoda yang hidup tanpa karnivora dan makan metazoa kecil,
termasuk jenis nematoda lainnya. Jenis lain dari air tawar dan laut adalah fitofag yang
memakan diatom, ganggang dan jamur.
Spesies darat adalah parasit tanaman komersial. Ada juga spesies laut, air tawar dan
endapan terestrial yang memakan lumpur dan menggunakan bakteri dan zat organik
yang terkandung dalam lumpur. Beberapa spesies memakan sampah organik seperti
kotoran hewan, bangkai dan tanaman busuk.
3. Sistem Ekskresi
Alat untuk mengeluarkan nematoda bukanlah proton ephrid, tetapi sistem sel-sel
kelenjar dengan atau tanpa saluran anterior. Pseudecoeloma diisi dengan Emolimpha
yang mengandung berbagai zat yang larut di dalamnya, bahkan mungkin hasil ekskresi.
Hasil Axcresi termasuk nitrogen seperti amonia, asam urat, dan urea yang dikeluarkan
dari tubuh oleh porus excretorius.
4. Sistem Gerak
Gerakan nematoda disebabkan oleh otot-otot dinding tubuh. Otot-otot terletak di
antara untaian epidermis dan memanjang di sepanjang tubuh. Otot-otot dibagi menjadi
empat kuadran, dua kuadran di sisi punggung dan yang lainnya di sisi perut.
5. Sistem Otot
Otot-otot dinding tubuh memanjang dan bertanggung jawab untuk pergerakan cacing
seperti ular. Banyak area berserat di setiap ujung serat otot terhubung ke hypoderm,
sedangkan ujung serat lainnya yang kurang berserat dari sel otot dihubungkan oleh
batang saraf dorsal atau ventral yang merangsang otot-otot ini dengan motor.
6. Sistem Pernapasan
Nematoda tidak memiliki sistem pernapasan khusus. Bernafas bisa juga disebut
anaerob. Energi diperoleh dengan mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemak
yang diekskresikan melalui kutikula.
Hemoglobin terjadi dalam cairan perivisceral dari banyak nematoda parasit. Ini sangat
baik dibentuk oleh organisme, asalkan berbeda dari host hemoglobin dan hemoglobin
dengan sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi di dinding tubuh dan dalam cairan
periviscent.
7. Sistem Reproduksi
Dalam reproduksi, strain nematoda selalu dibuat menjadi s3ksual. Umumnya dioecious
dan jantan dengan ekor berbentuk kait, lebih kecil dari betina. Alat reproduksi pria
terdiri dari testis, rongga kandung kemih, air mani dan lubang genital.
8. Filum Annelida (cacing gelang/cacing bersegmen)
Annelida adalah cacing berbentuk cincin (Latin, annulus = cincin). Ciri utama Annelida
adalah memiliki rongga tubuh sejati dan tubuhnya bersegmen. Setiap segmen dinamkan
somit. Struktur somit – somit pada cacing disebut metamari yang dilapisi kutikula.
Annelida memiliki peredaran darah tertutup yang dilengkapi pembuluh darah. System
saraf terdiri atas ganglion (simpul saraf) dan tali saraf yang disebut system saraf tangga
tali. Annelida terdiri atas tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut.
Ciri-Ciri Annelida
Annelida memiliki ciri-ciri/karakteristik antara lain sebagai berikut:
Memiliki tubuh bersegmen ( beruas-ruas yang mirip dengan cincin ) dan memiliki
otot.
Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral dan metameri.
Memiliki sistem pencernaan sempurna ( mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok,
usus dan anus ).
Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab.
Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi.
Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
Sistem peredaran darah annelid ialah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah
yang memiliki hemoglobin.
Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom.
Sifat kelamin annelid ialah hermaprodit jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi dan secara vegetatif dengan fragmentasi/generasi ( memiliki daya
regenerasi yang tinggi ).
Struktur Tubuh
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati
(hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling
sederhana.
- Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan dan betina) dalam
satu tubuh.
- Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang berkembang beragam
menurut kelasnya. Kaki yang beradapatasi untuk bertahan di substrat, menggali dan
membor substrat, berang atau melakukan pergerakan.
Artropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga,
laba-laba, udang, lipan, dan hewan sejenis lainnya. Artropoda biasa ditemukan di laut,
air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
Ciri – ciri Filum Arthropoda
Berikut merupakan ciri-cirinya secara umum.
Merupakan hewan triploblastik selomata, yaitu memiliki tiga lapisan tubuh dan
rongga tubuh yang sejati.
Merupakan hewan eksoskeleton yang terbuat dari senyawa protein dan kitin untuk
melindungi dan membentuk kerangka tubuhnya.
Struktur tubuh terdiri dari kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
Sudah memiliki sistem tubuh seperti saraf, pencernaan, ekskresi, peredaran darah,
dan indera.
Hewan berumah dua, yaitu alat kelamin terpisah antara jantan dan betina pada
suatu individunya.
Mempunyai alat-alat tubuh yang sudah lengkap meliputi alat pencernaan, yaitu
mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan insang, trakea, permukaan
tubuh, atau dengan paru-paru buku. Hewan ini sudah mempunyai sistem saraf,
peredaran darah, ekskresi, serta indra. Filum ini dianggap berkerabat dekat dengan
Annelida sebab banyak memiliki sifat-sifat yang sama.
6. Bergerak dengan ambulakral yaitu kaki tabung dengan lubang-lubang kecil yang
berfungsi untuk menghisap.