Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Lembaga Pembiayaan
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen Pengampu : Dean Subhan Saleh, S.E., M.M

Disusun Oleh :

1) Nasya Alfiyah (030119112)


2) Aprillia Rahmawati (030119108)
3) Femmy Chania (030119117)
4) Sri Mulyati (030119100)

Kelas Akuntansi Pagi

Fakultas Ekonomi
STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN
Purwakarta
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT saya panjatkan puji dan syukur atas rahmat-NYA
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Lembaga Pembiayaan”. Semoga
makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi kami maupun yang membacanya. Sebelumnya
kami memohon maaf apabila ada kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Kami juga
meminta kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan.

Purwakarta, 26 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................... 1

1.3 TUJUAN.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2

2.1 PENGERTIAN LEMBAGA PEMBIAYAAN..................................... 2

2.2 FUNGSI LEMBAGA PEMBIAYAAN................................................ 3

2.3 PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN................................................. 3

2.4 PRINSIP LEMBAGA PEMBIAYAAN............................................... 4

2.5 JENIS JENIS LEMBAGA PEMBIAYAAN......................................... 4

BAB III PENUTUP........................................................................................ 14

3.1 KESIMPULAN.................................................................................. 14

3.2 SARAN.............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara,
salah satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui kegiatan itu
manusia dapat memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin komplek.
Kehidupan manusia di jaman modern ini begitu cepat berputar. Setiap hari manusia
bekerja demi mempertahankan hidupnya. Kehidupan yang serba cepat memacu manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan
hidup secara cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk
melakukan kegiatan bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai bentuk
hubungan bisnis atau kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan
bisnis atau kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang
bisnis apa yang sedang dijalankan. Dengan semakin berkembangnya aktivitas bisnis
sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha juga semakin
meningkat. Oleh karena itu, sarana penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha
atau masyarakat perlu diperluas. Umumnya dana yang dibutuhkan tersebut dapat
disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas kredit. Namun, fasilitas kredit dari
perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya akses untuk mendapatkan
bantuan pendanaan dari bank. Selain itu lembaga perbankan ini juga memerlukan
jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan,
maka perlu suatu upaya lain yaitu tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya. Upaya lain
tersebut dapat dilakukan melalui suatu jenis badan usaha yaitu melalui Lembaga
Pembiayaan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang di maksud dengan Lembaga Pembiayaan?
b. Apa saja fungsi dari lembaga Pembiayaan?
c. Bagaimanakah peran dari Lembaga Pembiyaan?
d. Apa saja jenis-jenis Lembaga Pembiyaan?
e. Apa prinsip kegiatan Lembaga Pembiyaan?

1.3 Tujuan
Sebagai bentuk pemenuhan tugas dari dosen, dan untuk mengetahui apa yang di maksud
dengan lembaga pembiayaa, serta fungsi, peran, jenis jenis dari lembaga pembiayaan dan
kegiatan dari perusahaan pembiyaan tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan

Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan


Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk
pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh
konsumen.

Menurut kepres No.61 tahun 1988 dijelaskan bahwa lembaga pembiayaan adalah badan
usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

Lembaga pembiayaan merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan


dalam bentuk penyediaan dana, baik dalam bentuk uang maupun barang modal. Berbeda
dengan bank atau lembaga keuangan bukan bank, lembaga pembiayaan tidak
diperbolehkan untuk menghimpun dana secara langsung dari masyarakat.

Dari pengertian tersebut di atas terdapat beberapa unsur-unsur :


a. Badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan
kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.
b. Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan kegiatan atau aktivitas dengan cara
membiayai pada pihak-pihak atau sektor usaha yang membutuhkan.
c. Penyediaan dana, yaitu perbuatan menyediakan dana untuk suatu keperluan.
d. Barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu.
e. Tidak menarik dana secara langsung.
f. Masyarakat, Yaitu sejumlah orang yang hidup bersama di suatu tempat.
           
 Selain itu juga Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang
Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.

2
2.2 Fungsi Lembaga Pembiayaan

Sebagaimana lembaga keuangan yang lain, lembaga pembiayaan juga memiliki


beberapa fungsi. Lembaga pembiayaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan juga kesempatan kerja. Oleh karena itu, pembiayaan yang
tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pengusaha diberbagai bidang.
Lembaga lembiayaan juga mempunyai fungsi penting dalam perekonomian. Berikut ini
adalah beberapa fungsi lembaga pembiayaan :
-       Bagi masyarakat : fungsi lembaga pembiayaan yang paling utama ialah membantu
masyarakat dengan ekonomi lemah agar terbebas dari jeratan rentenir yang memberikan
pinjaman dengan bunga tinggi. Dengan adanya lembaga pembiayaan, pengusaha kecil
dengan modal terbatas bisa mendapatkan kredit dengan syarat mudah dan bunga yang
ringan.
-       Bagi pembangunan infrastruktur : fungsi lembaga pembiayaan tidak hanya berguna
untuk masyarakat dengan ekonomi lemah, dalam dunia bisnis termasuk pengembangan
infrastruktur,  keberadaan lembaga pembiayaan juga sangat diperlukan. Hal ini
dikarenakan tidak semua pengembang infrastruktur dan pelkau bisnis juga memiliki
biaya besar untuk tujuan mereka. Melalui lembaga pembiayaan, mereka bisa
mendapatkan berbagai dana pinjaman seperti pinjaman dana talangan, dana proyek, dan
lain-lain. Sehingga ketersediaan dana bagi para pelaku bisnis sudah bukan menjadi
masalah lagi. Karena fungsinya yang menyediakan dana, lembaga pembiayaan memiliki
fungsi yang hampir mirip dengan bank umum

2.3. Peran Lembaga Pembiayaan


Lembaga pembiayaan memiliki peran yang tidak kalah penting dengan lembaga
keuangan lainnya yaitu:
a) Sebagai salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian nasional.
b) Dalam hal pembangunan yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat
masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan.
c) Lembaga pembiayaan juga ikut serta dalam pembangunan dimana para pelaku
usaha dan masyarakat umum menharapkan lembaga ini bisa mengatasi masalah
yang vital yaitu masalah keuangan dan permodalan

3
2.4 Prinsip Lembaga Pembiayaan

Menurut kepres No.61 TAHUN 1988 dijelaskan bahwa lembaga pembiayaan


adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

2.5 Jenis Jenis Lembaga Pembiayaan

A. Perusahaan Pembiayaan

Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar Bank dan Lembaga


Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan (Pasal 1.b Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan).

a. Sewa Guna Usaha (Leasing)


 Pengertian
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian
antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di mana
pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan
imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu kurun tertentu.
Istilah lain dari Sewa Guna Usaha yaitu “leasing”, dimana leasing itu berasal
dari kata lease (inggris) yang berarti menyewakan. Menurut Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa
Guna Usaha (Leasing), leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Perusahaan leasing dapat diselenggarakan oleh atau badan usaha yang berdiri
sendiri. Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang
dilakukan oleh bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang.
Oleh karena itu, perusahaan leasing harus pandai-pandai dalam memberikan atau
memilih sasarannya jangan sampai bertentangan dengan jasa yang diberikan oleh
lembaga keuangan bank

4
 Pihak Pihak Yang Terlibat
a. Lessor, merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para
nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.
b. Lessee, adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing
kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.
c. Supplier, yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan akan di
leasing sesuai perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam hal ini
suplier juga dapat bertindak sebagai lessor.
d. Asuransi, merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap
perjanjian antara lessor  dengan lessee.

 Jenis-Jenis Perusahaan Leasing


a. Independent Leasing, merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri
dapat sekaligus sebagai supplier atau membeli barang-barang modal dari
supplier lain untuk di leasekan.
b. Captive Lessor, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan
yang mereka leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan
utamanya adalah untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga
mengurangi penumpukkan barang di gudang/toko.
c. Lease Broker, kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee untuk
memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan.

 Perjanjian Leasing
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut “Lease
Agrement”, dimana di dalam perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat
antara kedua belah pihak, yakni lessor dan lessee.

Isi kontrak yang dibuat secara umum memuat antara lain:


1. Nama dan alamat lessee
2. Jenis barang modal yang diinginkan
3. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan
4. Syarat-syarat pembayaran
5. Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya
6. Biaya-biaya yang dikenakan
7. Sanksi –sanki apabila lessee ingkar janji, dll.

 Sanksi-Sanksi
Sanksi-sanksi yang diberikan pihak lessor kepada kepada pihak lesse apabila
lesse ingkar janji atau tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak lessor sesuai
perjanjian yang telah disepakati adalah sebagai berikut:

1.      Berupa teguran lisan supaya segera melunasi


2.      Jika teguran lisan tidak di gubris, maka akan diberi teguran tertulis
3.      Dikenakan denda sesua perjanjian
4.      Penyitaan barang yang dipegang oleh lessee.

5
b. Anjak Piutang (Factoring)
Factoring atau Anjak Piutang menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 adalah
Anjak kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Menurut
Kasmir dalam "Bank dan Lembaga Keuangan lainnya" (2002) menjelaskan bahwa
anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilalihan atau
pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran
tertentu dari perusahaan (klien)..
Dari definisi diatas, setidaknya dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Dalam kegiatan factoring ada tiga pihak yang terkait, yaitu:
 Perusahaan Factoring (factoring company), atau disebut dengan factor
sebagai suatu badan usaha yang melakukan kegiatan lembaga pembiayaan
dengan bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek perusahaan;
 Perusahaan penjual piutang atau disebut klien (client), adalah perusahaan
yang menjual atau mengalihkan piutang atau tagihannya kepada factor;
 Nasabah (customer), sebagai pihak yang berutang (debitur) kepada klien,
dan piutang tersebut oleh klien dijual atau dialihkan kepada factoring.
Istilah klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak
piutang memiliki pengertian yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank
yang memiliki nasabah atau customer, sedangkan perusahaan anjak piutang
hanya memiliki klien dalam hal ini supplier. Selanjutnya, klien yang
memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini sebenamya
diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang
pembayarannya secara kredit.
b) Kegiatan factoring hanya berupa suatu kegiatan jual beli atau pengurusan
piutang.
c) Piutang atau tagihan itu merupakan tagihan jangka pendek dan berasal dari
transaksi perdagangan, dan umumnya mempunyai ciri-ciri di antaranya:
 Piutang yang terdiri dari seluruh tagihan berdasarkan faktur-faktur dari
perusahaan yang belum jatuh tempo;
 Piutang yang timbul dari surat-surat berharga yang belum jatuh tempo;

6
 Piutang yang timbul dari suatu proses pengiriman barang.

 Manfaat anjak piutang dalam peningkatan kemampuan usaha sebagai berikut :


1. Menurunkan biaya produksi perusahaan.
2. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau
advanced payment sehingga meningkatkan credit standing perusahaan
klien.
3. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat
mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik
perdagangan dalam maupun luar negeri.
4. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.
5. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko
kredit macet dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
6. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

 Keuntungan Anjak Piutang


1. Keuntungan Bagi Perusahaan Anjak Piutang
a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.
b. Membantu menyelesaikan pertikaian di antara kreditor dan debitur.
c. Membantu manajemen pihak kreditor dalam penyelenggaraan kredit.

2. Keuntungan Bagi Kreditor (klien)


a. Mengurangi risiko kerugian dengan tertagih piutangnya.
b. Memperbaiki sistem administrasi yang semrawut.
c. Memperlancar kegiatan usaha.
d. Dengan ditagihnya piutangoleh perusahaan anjak piutang, kreditor dapat
berkonsentrasi ke usaha lainnya.

3. Keuntungan Bagi Debitur


Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya,
karena ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar
dengan berbagai cara.

7
c. Usaha Kartu Kredit (Kartu plastik)
Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Usaha Kartu Kredit adalah
kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan
kartu kredit, Sedangkan pengertian kartu kredit sendiri menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005, Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan
Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi
pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban
pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit,
dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran
tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun
secara angsuran.

 Manfaat Kartu Plastik


a. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi
transaksi berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai.
b. Terdapat berbagai  penawaran menarik dari penerbit Kartu Kredit, antara
lain  point rewards, diskon di pedagang (merchant), dan pembelian barang
dengan bunga cicilan 0%.

 Resiko Kartu Kredit


Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Kartu Kredit, tetapi di sisi
lain terdapat resiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para
penggunanya, seperti :
a. Resiko kartu digunakan oleh pihak lain, karena pengguna yang sah
melakukan kelalaian dalam penyimpanan kartu dan PIN. Apalagi untuk saat
ini transaksi belanja dengan menggunakan Kartu Kredit hanya memerlukan
tanda tangan yang dapat saja dipalsukan oleh pihak lain.
b. Resiko dikenakan biaya keterlambatan dan biaya bunga yang relatif tinggi
karena pemegang kartu tidak mampu membayar kewajibannya pada saat
jatuh tempo, sehingga pembayaran kewajiban baru dapat dilakukan sesudah
jatuh tempo.

d. Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance)

8
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang
dilakukan suatu perusahaan financial (consumer finance company). Perusahaan
pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistm
pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Target pasar dari model
pembiayaan ini sudah jelas yaitu konsumen. Barang yang menjadi obyek
pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang seperti alat elektronik,
computer dan alat-alat rumah tangga yang menjadi kebutuhan konsumen . besarnya
pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relative kecil, sehingga
risiko yang dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relative kecil.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan konsumen


adalah kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan bagi
konsumen dan ditunjukkan untuk pembelian barang-barang yang bersifat
konsumtif bukan untuk keperluan produktif. Aktivitas pembiayaan konsumen
dilakukan karena tidak semua konsumen mampu membeli barang konsumsi dengan
cara pembayaran tunai. Sebagian besar masyarakat saat ini terutama yang memiliki
pendapatan menengah ke bawah dapat membeli barang yang diinginkan dengan
cara mengangsur. Perusaaan pembiayaan konsumen akan menangani atau
melakukan pembayaran dengan cara tunai kepada pihak penjual. Selanjutnya,
konsumen membayar barang tersebut dengan cara mengangsur selama jangka
waktu tertentu kepada perusahaan pembiayaan konsumen.

e. Perusahaan Modal Ventura

Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Perusahaan Modal Ventura


(Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan/ penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (Investee Company) / Sebagai pasangan usahanya untuk jangka waktu
tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi
konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Investasi
modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi, meskipun resiko
yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu keuntungan yang
tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa capital gain atau deviden. Kapitalis
ventura atau dalam bahasa asing disebut venture capitalist (VC), adalah seorang

9
investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura, dan Perusahaan yang
pembiayaannya dari modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau
investee company. Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga
(investor) yang tujuan utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang
memiliki resiko tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan standar sebagai
perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal pinjaman dari perbankan.
Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan manajerial
dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari sekelompok investor
yang mapan keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan lainnya yang
melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan
terhadap perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memiliki suatu
riwayat operasionil yang dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman.
Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik modal ventura biasanya memiliki hak
suara sebagai penentu arah kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham
yang dimilikinya.

Dasar Hukum Modal Ventura

 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober


1995 Tentang Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura.
 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan bagi
Perusahaan Modal Ventura.
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994 tanggal 9 Juni 1994
Tentang Sektor-sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan
Modal Ventura.
 Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1992 tentang sektor-sektor usaha
Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) Perusahaan Modal Ventura.
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988 Tentang ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan.
 Kepres Nomor 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
 Perpres Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.

10
 PMK Nomor 18/PMK.010/2012 tanggal 1 Februari 2012 tentang Perusahaan
Modal Ventura.

Tujuan Pendirian Modal Ventura

 Untuk pengembangan suatu proyek tertentu, misalnya proyek penelitian, dimana


proyek ini biasanya tanpa memikirkan keuntungan semata, akan tetapi lebih bersifat
pengembangan ilmu pengetahuan.
 Pengembangan suatu teknologi baru atau pengembangan produk baru. Pembiayaan
untuk usaha ini baru memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.
 Pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan. Tujuan pembiayaan dengan
mengambilalihkan kepemilikan usaha perusahaan lain lebih banyak diarahkan untuk
mencari keuntungan.
 Kemitraan dalam rangka pengentasan kemiskinan dengan tujuan untuk membantu
para pengusaha lemah yang kekurangan modal , tetapi tidak punya jaminan materil
sehingga sulit memperoleh jaminan.
 Ahli teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih menggunakan teknologi
lama sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mutu produknya.
 Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas.
 Membantu pendirian perusahaan baru dimana tingkat resiko kerugiannya sangat besar.

B. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun


2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 100/PMK.010/2009 tentang Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.
Peraturan tersebut mengatur tentang kegiatan usaha, tata cara pendirian (perizinan dan
permodalan), kepemilikan dan kepengurusan, kantor cabang, pinjaman, penyertaan dan
penempatan dana, pembatasan, perubahan nama, pelaporan, pembinaan dan pengawasan,
pencabutan izin usaha, serta sanksi atas Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan

11
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur. Infrastruktur adalah
prasarana yang dapat memperlancar mobilitas arus barang dan jasa.

Setiap pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan


Infrastruktur, wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan.
Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha bagi Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur diberikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima
secara lengkap. Izin usaha berlaku sejak tanggal ditetapkan. Kegiatan usaha Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur meliputi pemberian pinjaman langsung (direct lending) untuk
pembiayaan Infrastruktur, refinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai oleh pihak lain,
dan pemberian pinjaman subordinasi (subordinated loans) yang berkaitan dengan pembiayaan
infrastruktur. Selain itu, untuk mendukung kegiatan usaha, perusahaan pembiayaan juga
dapat melakukan pemberian dukungan kredit (credit enhancement), termasuk penjaminan
untuk pembiayaan infrastruktur, pemberian jasa konsultasi (advisory services), penyertaan
modal (equity investment), upaya mencarikan swap market yang berkaitan dengan
pembiayaan infrastruktur, serta kegiatan atau pemberian fasilitas lain yang terkait dengan
pembiayaan infrastruktur setelah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan.
Untuk membiayai kegiatannya, Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dapat
memperoleh dana antara lain dengan penerbitan surat-surat berharga, pinjaman jangka
menengah dan atau jangka panjang yang bersumber dari Pemerintah Republik Indonesia,
pemerintah asing, organisasi multilateral, bank dan/atau lembaga keuangan baik dalam
maupun luar negeri, serta hibah (grant). Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur dapat
menempatkan dana dalam bentuk Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia dan/atau
instrumen keuangan lainnya yang mempunyai peringkat investasi. Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk Giro,
Deposito, dan atau Tabungan. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur wajib menyampaikan
kepada Menteri Keuangan berupa Laporan Keuangan triwulanan (setiap 31 Maret, 30 Juni,
30 September, 31 Desember), Laporan Kegiatan Usaha semesteran (setiap 30 Juni dan 31
Desember), dan Laporan Keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. Dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasan, Menteri Keuangan melakukan pemeriksaan
perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan
dilakukan oleh Menteri Keuangan apabila Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur bubar,
dikenakan sanksi sesuai dengan PMK, tidak lagi menjadi Perusahaan Pembiayaan

12
Infrastruktur, atau melakukan penggabungan atau peleburan ke dalam Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur lain.
Perusahaan pembiayaan infrastruktur yang ada di Indonesia salah satunya adalah PT Sarana
Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI), perusahaan ini merupakan BUMN dengan
kepemilikan saham 100% milik Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Keuangan
Republik Indonesia. PT SMI ini telah didirikan sejak 26 Februari 2009.

PT SMI memainkan peranan aktif dalam memfasilitasi pembiayaan infrastruktur di


Indonesia, diantaranya melakukan kegiatan pengembangan proyek dan melayani jasa
konsultasi untuk seluruh proyek yang tersebar di seluruh Indonesia. PT SMI membawa tugas
guna mendukung agenda pembangunan infrastruktur pemerintah Indonesia melalui
kemintraan dengan lembaga-lembaga  keuangan swasta dan/atau multilateral. Dengan
demikian PT SMI ini berfungsi sebagai katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur
di Indonesia.

13
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari
lembaga pembiayaan merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana, baik dalam bentuk uang maupun barang modal.Yang
berperan sebagai  sumber pembiayaan alternatif yang menunjang perekonomian
masyarakat. Bermanfaat bagi masyarakat juga pembangunan infrastruktur.

Peranan lembaga pembiayaan yakni sebagi salah satu lembaga sumber pembiayaan
alternatif yang potensial untuk menunjang pertumbuhan perekonomian nasional serta
menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam
pembangunan dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku usaha
dapat mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor permodalan.
Perusahaan Pembiayaan diantaranya adalah:
a. Sewa Guna Usaha (Leasing)
b. Anjak Piutang (Factoring)
c. Usaha Kartu Kredit
d. Pembiayaan Konsumen
e. Perusahaan Modal Ventura

B. Saran
a. Lembaga pembiayaan yang bersifat mengakumulasikan denda bagi nasabah
merupakan denda yang berlebihan.
b. Menghilangkan sistem kredit macet.
c. Lebih melayani nasabah dengan baik terutama bagi yang susah membayar dan
menimalisirkan penalti atau pelanggaran kepada nasabah.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-Pembiayaan.aspx
https://ajaib.co.id/lembaga-pembiayaan/
https://www.cekaja.com/info/mengenal-lembaga-pembiayaan-jenis-kredit-dan-
fungsi
https://www.akuntansilengkap.com/keuangan/fungsi-lembaga-pembiayaan/

15

Anda mungkin juga menyukai