Anda di halaman 1dari 2

Nama kelompok

1. Oky Novianto

2. Antonius Deka

jawab :

1. Kelangkaan minyak goreng disebabkan karena ada kenaikan dari sisi permintaan (demand)
dan penurunan dari sisi penawaran (supply). Beberapa faktor berikut menjadi penyebab
penurunan supply, utamanya produsen mengalami penurunan dalam memasarkan minyak
goreng di dalam negeri. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Penyebab Kelangkaan Minyak Gorengdi Indonesia:
1. Naiknya Harga Minyak Nabati

CPO (Crude Palm Oil) merupakan salah satu jenis minyak nabati yang paling banyak diminati
oleh masyarakat dunia. Saat ini harga CPO di pasar dunia sedang mengalami kenaikan harga.
Kenaikan itu dari USD 1100 menjadi USD 1340.

Akibat kenaikan CPO, produsen lebih memilih menjual minyak goreng ke luar negeri
dibandingkan ke dalam negeri. "Produsen akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar
apabila menjual minyak goreng ke luar negeri," jelas Rossanto.

2. Pemerintah Mencanangkan Program B30


Penyebab kedua yang terjadi adalah kewajiban pemerintah terkait dengan program B30.
Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30 persen diesel
dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar. "Ada peralihan menuju ke produksi
biodiesel," terangnya.

Menurut penjelasan Rossanto, saat ini konsumsi yang seharusnya digunakan untuk minyak
goreng digunakan untuk produksi biodiesel. Hal itu karena ada kewajiban untuk pengusaha
CPO agar memenuhi market produksi biodiesel sebesar 30 persen.
3. Pandemi Covid-19 Belum Usai

Selanjutnya kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai juga menjadi salah satu penyebab
kelangkaan minyak goreng.

Terlebih ada beberapa negara di belahan dunia lain yang sedang mengalami gelombang ketiga
Covid-19. Konsumen luar negeri yang selama ini menggunakan minyak nabati juga mulai
beralih ke CPO. "Sehingga ada kenaikan permintaan di luar negeri terkait ekspor CPO,"
jelasnya.
4. Proses Distribusi dan Logistik
Hal penting juga tak lepas dari produsen minyak goreng yang hanya ada di beberapa daerah
saja. Sedangkan proses distribusi minyak goreng dilakukan ke berbagai daerah di
Indonesia.Menurut Rossanto hal tersebut menyebabkan kenaikan harga distribusi.

Sementara berkaitan dengan logistik, harga kontainer saat ini lebih mahal dari sebelumnya.
Shipping atau perkapalan juga mengalami kenaikan harga. Faktor itu mendorong harga
kebutuhan minyak goreng mengalami kenaikan. Rossanto mengungkapkan, naiknya harga
minyak goreng ini juga akan mendorong inflasi secara umum. Dampak yang ditimbulkan dapat
memengaruhi beberapa sektor, di antaranya sektor industri makanan, rumah tangga, dan semua
produksi yang menggunakan bahan baku minyak goreng.

2. Adapun Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke


Nurwan, menjelaskan faktor kenaikan harga kedelai dunia. Ia menilai kondisi kedelai saat ini
terjadi karena gangguan suplai.
"Saya melihat di Brasil terjadi penurunan produksi kedelai. Awalnya diprediksi mampu
memproduksi 140 juta ton pada Januari, menurun menjadi 125 juta ton. Penurunan produksi
ini berdampak pada kenaikan harga kedelai dunia," ujar Oke.
Faktor lainnya yakni lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 7 persen.
Kenaikan biaya sewa lahan dan ketidakpastian cuaca di negara produsen kedelai turut
mendorong petani kedelai di AS menaikkan harga.
"Dari data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu pertama Februari
2022 mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau sekitar Rp 11.240 per kilogram (kg) kalau di
tingkat importir dalam negeri," kata Oke.
Oke mengatakan, pemerintah tetap menjaga ketersediaan kedelai walaupun harganya tengah
melonjak. "Kami paham kedelai ini menjadi salah satu barang pokok yang menjadi
kebutuhan utama masyarakat Indonesia dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia
yang mengonsumsi tahu dan tempe," kata Oke.
Sebenarnya, masalah harga kedelai tidak akan menjadi kendala jika pemerintah menjalankan
program swasembada kedelai yang dicanangkan beberapa tahun lalu. Sayangnya,
swasembada kedelai hanya pepesan kosong.

Anda mungkin juga menyukai