Anda di halaman 1dari 19

PAPER STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN

 Review mengenai Inti Bangunan sebagai Struktur dan Sistem Servis Bangunan.

DISUSUN OLEH:

RAODATUL JANNAH (F221 19 023)


KELAS A

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1. TEORI MENGENAI INTI BANGUNAN
Core atau inti bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk
meletakan transportasi vertikal dan distribusi energi ( seperti lift, tangga, wc
dan shaft mekanis ). Dari sumber modul perkulihan teknologi bangunan 5, inti adalah
tempat untuk memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal serta menambah
kekakuan bangunan.
Inti bangunan (core) adalah bagian dari bangunan bertingkat yang merupakan area
atau tempat berkumpulnya fungsi-fungsi ruang tertentu, jaringan, instalasi, sirkulasi
bangunan, dan lain-lain, atas tuntutan persyaratan teknis dan efisiensi.

Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan
mempunyai beberapa ciri khas yaitu : (Schueller ,1989)
1.      Bentuk inti :

         Inti terbuka (N)


         Inti tertutup (B)
         Inti tunggal dengan kombinasi inti linier (A)

2.       Jumlah inti :
         Inti tunggal
         Inti jamak

3.      Letak inti :
         Inti di dalam (C)
          Inti di sekeliling (J)
          Inti di luar (M)

4.      Susunan inti :
         Inti asimetris (J)
         Inti simetris (F)
         Inti asimetris (J)

5.      Geometri bangunan sebagai penentu bentuk bangunan :


         Langsung (K)
         Tidak langsung (P)

Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara
(tower) berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :

1.      Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar

Bentuk bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran dengan


koridor mengelilingi inti bangunan. 
Contoh : Gedung Blok „G‟ DKI, Gedung Indosat, Wisma Bumi Putera di Jakarta
dan One Park Plaza di Los Angleles Amerika Serikat.

2. Inti pada bangunan bentuk segitiga 

Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel Mandarin di
Jakarta, Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di
Brisbane Australia dan Central Plaza di Hongkong.

3. Inti pada bangunan bentuk lingkaran

Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian (apartemen


dan hotel) dengan koridor berada di sekeliling inti bangunan sebagai akses ke unit-
unit hunian. Contoh dari inti bangunan dengan bentuk lingkaran adalah Shin-
Yokohama Hotel di Jepang, Marina City di Chicago Amerika Serikat dan Gedung
Tabung Haji di Kuala Lumpur Malaysia.
4. Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang

Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk fungsi hotel,


apartemen atau perkantoran. Seperti Gedung Central plaza di Jakarta, Gedung Inland
Steel di Chicago Amerika Serikat merupakan bangunan memanjang dengan inti di
luar bangunan.
Adapula inti bangunan yang terletak di sisi bangunan contohnya adalah Hotel Atlet
Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta.

Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya digunakan untuk
fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta, Connaught
Center(Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank
di New York Amerika Serikat.

Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya digunakan untuk
fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta, Connaught
Center(Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank
di New York Amerika Serikat.
Selain itu, inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki banyak pola.
Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) di Jakarta dan
Gedung Phoenix-Rheinrohr di Dusseldorf Jerman .

5. Inti pada bangunan dengan bentuk silang

Bangunan dengan bentuk „silang‟ dan „Y‟,‟T‟,‟H‟ atau „V‟, merupakan variasi
dari bangunan bentuk memanjang. Bentuk seperti ini dimaksudkan untuk
mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas tetapi bangunan tetap dapat
memanfaatkan paencahayaan alamiah. Bangunan dengan bentuk ini banyak
digunakan untuk fungsi hotel, apartemen dan perkantoran. Salah satu contohnya
adalah Gedung Patra Jasa di Jakarta.

6. Inti pada bangunan bentuk Y


Contoh dari inti bangunan dengan bentuk Y adalah Gedung Unilever di Hamburg 

jerman, Gedung Unesco di Paris dan Hotel Duta Merlin di Jakarta.  


7. Inti pada banguanan dengan bentuk acak

Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat massa bangunan
dan ditempatkan secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan
tahan gempa. Contoh bangunan yang menggunakan bentuk inti tersebut adalah
Gedung MBf Tower di Penang Malaysia dan Conrad International Centennial di
Singapura.

Perbedaan fungsi bangunan akan mempengaruhi pola penempatan inti bangunan. Pada
bangunan tingi, luas lantai bersih, sirkulasi dan jaringan utilitas. 

      C. Inti Bahan Pembuatan Core

Inti dari bahan pembuatannya dapat menggunakan bata, beton, ataupun  gabungan


keduanya (beton bertulang) yang disebut sebaigai inti structural lateral.  
Berikut kelebihan dan kekurangan pada penggunaan material sebagai penyusun inti
structural menurut Schueller 1989) yaitu :
Untuk inti dari rangka baja bisa manggunakan kuda-kuda Vierendeel untuk mencapai
kestabilan lateral. Sistem Vierendeel  ini cukup fleksibel sehingga hanya digunakan
untuk bangunan bertingkat relatif sedikit. Rangka V i e r e n d e e l digunakan untuk
mencapai kekakuan inti yang diperlukan untuk bangunan yang lebih tinggi. keuntungan
inti rangka baja adalah karena relative cepatnya perakitan batang-batang prefab.

      D.  Utilitas Didalam Core

Perancangan utilitas di dalam inti bangunan (core) terdiri dari :


1. Perancangan lif.
2. Perancangan tangga darurat.
3. Perancangan sistem plambing
4. Perancangan pengolah udara..  
5.  Perancangan instalasi listrik.
6. Perancangan telepon.
7. Perancangan CCTV dan sekuriti sistem. 
8. Perancangan tata suara.
9. Perancangan pembuangan sampah
2. TEORI MENGENAI SISTEM SERVIS BANGUNAN TINGGI

Utilitas bangunan merupakan hal yang wajib diperhatikan sejak awal tahap
perencanaan dan perancangan bangunan, terutama bangunan gedung bertingkat.
Pasalnya jika utilitas bangunan pada suatu bangunan tidak lengkap, maka bangunan
tidak akan beroperasi dengan baik. Selain itu, ketidak lengkapan utilitas bangunan
juga bisa membahayakan keselamatan penghuni bangunan. 
Menurut Yoyok Rahayu Basuki, pengertian utilitas bangunan adalah suatu
kelengkapan fasilitas bangunan. Kelengkapan tersebut digunakan untuk menunjang
tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, kemudahan, komunikasi, dan
mobilitas dalam bangunan.
Sistem utilitas bangunan untuk setiap bangunan memang berbeda-beda
sehingga memerlukan pengkajian khusus. pengkajian khusus tersebut sangat
tergantung kepada jenis dan fungsi masing-masing bangunan yang sedang
direncanakan. Contohnya sistem utilitas bangunan untuk gedung rumah sakit, tentu
saja berbeda dengan sistem utilitas bangunan untuk gedung hotel, apartemen, atau
perkantoran.
Berikut adalah penjabaran sistem utilitas bangunan yang lazim ditemukan pada
bangunan-bangunan bertingkat.
Sistem Plambing dan Sanitasi
Plambing dan sanitasi merupakan bagian dari sistem utilitas bangunan yang
harus ada di setiap bangunan, baik itu bangunan bertingkat maupun horizontal. Sistem
ini wajib dirancang untuk mencukupi kebutuhan penghuni bangunan akan transportasi
dan suplai air bersih. Selain itu, sistem utilitas bangunan yang satu ini juga mengatur
pengeluaran air ke tempat-tempat yang dilaluinya tanpa pencemaran. Kebutuhan
transportasi dan suplai air bersih penghuni bangunan dapat diperoleh dari beberapa
sumber air bersih.
Sumber air bersih tersebut di antaranya mata air, sungai, hujan, dan air dalam
tanah yang dikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Adapun yang dimaksud
dengan air buangan dalam pengeluaran air, yaitu air bekas buangan, air limbah, air
hujan, dan air limbah khusus. Sistem plambing dan sanitasi yang ideal harus bebas
dari kerusakan dan minimal memiliki daya tahan untuk 30 tahun ke depan. Selain itu,
permukaan sistem ini juga harus halus dan tahan air, serta tidak ada bagian-bagian
yang bisa menyebabkan kotoran mengendap. Sistem plambing dan sanitasi yang baik
akan memberi perlindungan kesehatan kepada penghuni bangunan maupun
lingkungan sekitarnya.
Sistem Pencegah Kebakaran
Bangunan-bangunan tinggi wajib memiliki sistem pencegah kebakaran untuk
menghindari korban jiwa dan kerugian harta benda. Selain itu, juga untuk
menghindari terganggunya proses produksi barang dan jasa, serta kerusakan
lingkungan gedung.
Terkait dengan sistem pencegah kebakaran ini, jenis-jenis bangunan
setidaknya harus memenuhi kriteria struktur utama. Pada bangunan kelas A struktur
bangunan harus tahan terhadap gempuran api minimal selama tiga jam.
Adapun yang termasuk dalam bangunan kelas A, yaitu gedung hotel, pusat
perbelanjaan, tempat hiburan, rumah sakit, dan lain-lain. Sementara pada bangunan
kelas B struktur utama bangunannya harus tahan minimal selama dua jam terhadap
kebakaran. Bangunan kelas B meliputi perumahan bertingkat, asrama, serta fasilitas
sosial seperti sekolah dan tempat ibadah.
Ada juga klasifikasi bangunan kelas C yang harus mampu bertahan selama
satu jam apabila terjadi kebakaran, yaitu bangunan satu lantai dan sederhana. Lalu
bangunan-bangunan yang tidak termasuk klasifikasi bangunan di atas, maka masuk
dalam daftar bangunan kelas D.
Sistem Tata Udara dan Ventilasi
Perancangan sistem tata udara berkaitan dengan pengkondisian lingkungan
melalui pengendalian suhu, kelembaban dan arah pergerakan udara. Selain itu, juga
termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan di udara seperti vapors
dan fumes. Sistem tata udara dan ventilasi terdiri dari beberapa alat dan mesin yang
masing-masing memiliki fungsi berbeda-beda.
Contoh penerapan sistem ini, yaitu pada pemasangan air conditioner (AC)
sebagai alat pendingin ruangan dalam ruangan tertutup. Seperti yang kita rasakan, AC
berfungsi untuk memberikan rasa nyaman dan kesejukan kepada orang-orang di
dalam bangunan. Selain AC, bangunan kelas A biasanya memiliki penghisap asap
atau exhaust untuk menjaga sirkulasi udara dalam ruangan agar tetap stabil dan sehat.
Namun perancangan sistem tata udara pada suatu bangunan tidak hanya bergantung
kepada penggunaan AC dan exhaust saja. Ada juga perancangan sistem ventilasi yang
dilakukan dengan cara merekayasa arsitektur bangunan untuk melancarkan udara
yang keluar masuk ruangan dalam bangunan. Sistem ventilasi yang baik bisa
mengurangi penggunaan AC sehingga energi listrik lebih hemat dan biaya operasional
berkurang.
Sistem Pencahayaan dan Elektrikal
Sistem utilitas bangunan selanjutnya yang harus dirancang dengan cermat,
yaitu perancangan daya listrik atau pencahayaan. Perancang bangunan perlu
menentukan peletakan titik-titik pencahayaan, elektrikal, dan mekanikal yang tepat
sesuai dengan kebutuhan penghuni gedung.
Definisi tepat yang dimaksud, yaitu cahaya yang dihasilkan harus menyebar
secara efektif dan efisien ke setiap sudut ruangan. Sistem ini tidak hanya bergantung
kepada keberadaan lampu saja, tetapi juga kepada pengaturan masuk cahaya alami
seperti sinar matahari. Dengan adanya pengaturan masuk cahaya alami, bangunan
yang memerlukan banyak lampu bisa lebih hemat energi listrik pada siang hari.
Alhasil biaya operasional bangunan bisa ditekan sedemikian rupa sehingga
pengeluaran lebih efektif dan efisien.
Selain itu, sistem daya listrik ini juga meliputi instalasi pemasangan stop
kontak, saklar lampu, sekring listrik, ground penangkal petir dan sebagainya. Adapun
sumber daya listriknya biasanya menggunakan generator untuk menghindari
pemadaman yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Generator yang
digunakan tentunya harus sesuai dengan daya listrik yang dibutuhkan oleh penghuni
bangunan.
Sistem Transportasi dalam Bangunan
Pada bangunan bertingkat seperti gedung perkantoran, hotel, dan apartemen
sistem transportasi yang memadai mutlak diperlukan. Sistem utilitas bangunan yang
satu ini diperlukan untuk mengangkut penghuni bangunan ke tingkat yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Contoh implementasi dalam sistem transportasi adalah pemasangan
alat transportasi vertikal seperti elevator atau lift. Sementara di gedung-gedung pusat
perbelanjaan, alat transportasi yang biasa digunakan adalah eskalator atau disebut
juga tangga berjalan.
Alat-alat transportasi dalam bangunan harus diperhatikan dan dirawat secara
berkala karena terkait aspek keselamatan nyawa manusia. Budaya penggunaan sistem
transportasi dalam bangunan harus mengutamakan safety meskipun terlihat seperti hal
yang sepele. Perawatan alat-alat sistem transportasi meliputi pengecekan mesin,
rantai, dan sistem elektrikal pada elevator atau lift. Perawatan pada eskalator di
gedung-gedung pusat perbelanjaan juga tidak jauh berbeda, yaitu meliputi pengecekan
mesin, rantai, dan sistem elektrikal.
Sistem Keamanan
Sistem utilitas bangunan yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan
adalah perancangan sistem keamanan atau security. Sistem yang satu ini berguna
untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi penghuni gedung dari hal-hal
yang berkaitan dengan kriminalitas dan terorisme. Fungsi lain sistem keamanan
bangunan yaitu untuk memaksimalkan pengawasan di sekitar area bangunan.
Dengan adanya pengawasan yang maksimal, berbagai ancaman bahaya pun
bisa dihindari seperti kebakaran dan lain-lain. Contoh implementasi sistem keamanan
bangunan meliputi pemasangan kamera CCTV, hydrant, dan tabung pemadam
kebakaran. Selain itu, implementasinya juga termasuk pemasangan smoke detector,
extinguisher, sensor detector gate, door emergency dan lain sebagainya.
contoh implementasi sistem keamanan yang disebutkan di atas berkaitan
dengan alat-alat keamanan yang canggih. Ada juga sistem keamanan yang diwujudkan
dengan pengawasan manual yang dilakukan oleh aparat keamanan dan resepsionis di
lobi bangunan. Sistem keamanan ganda diterapkan oleh bangunan yang
memaksimalkan fungsi alat-alat keamanan cangging dan pengawasan manual.
Sistem Komunikasi
Terakhir di sini adalah perancangan sistem komunikasi yang diwujudkan
dengan pemasangan perangkat informasi dan jaringan. Perangkat informasi dan
jaringan tersebut di antaranya telepon, jaringan WIFI internet, TV cable, instalasi fax,
sound system/loudspeaker, dan lain sebagainya. Sistem komunikasi berguna untuk
mengakses informasi yang bersifat lokal, yaitu antar sesama penghuni gedung, serta
informasi yang bersifat global. Itulah tujuh sistem utilitas bangunan yang patut
diketahui.
Aktivitas manusia dalam bangunan bertingkat bisa dibilang sangat kompleks
sehingga seluruh sistem utilitas bangunan harus terintegrasi. Integrasi seluruh sistem
tersebut dapat dicapai apabila bangunan dirancang dengan perencanaan yang matang
sejak awal.

3. STUDI KASUS PENGGUNAAN INTI BANGUNAN SEBAGAI STRUKTUR DAN


SEBAGAI SISTEM SERVIS BANGUNAN

1) Gama Tower

merupakan gedung perkantoran tipe Grade A untuk disewakan yang


beralamat di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Gama Tower merupakan gedung
tertinggi di Indonesia saat ini dan terdapat Hotel Westin Jakarta di sepetiga atas
gedung. Selain Hotel Westin, gedung Gama Tower merupakan perkantoran
komersial yang tersedia untuk disewakan. Gama Tower di desain oleh perusahaan
Australia ternama, Taylor Thomson Whitting yang menawarkan berbagai fasilitas
yang dapat digunakan bersama dengan Hotel Westin Jakarta.
Cemindo Tower atau Gama Tower adalah sebuah bangunan yang
termasuk supertall building yang terletak di Jakarta. Bangunan ini merupakan Mix
Used building yang di fungsikan sebagai kantor dan Hotel. Bangunan ini adalah
sebuah menara kantor mewah yang menerapkan konsep dan pengembangan
bangunan hijau. Bangunan yang selesai dibangun pada tahun 2015 ini terdiri dari
69 lantai dan memiliki tinggi 310 meter dan menjadikannya bangunan tertinggi di
Indonesia untuk saat ini.
Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti kekokohannya
bangunan di ataspermukaan tanah. Sistem struktur ini berfungsi menahan dan
menyalurkan beban gayahorizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem
struktur inti dan struktur pendukung,sehingga bangunan dapat memikul beban
horizontal dan vertikal maupun gaya lateral.

Bangunan Cemindo Tower ini menggunakan system struktur Core Wall.


Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan mengelilingi
sebuah strukturinti. Hal ini memungkinkan ruang interior terbuka yang
bergantung pada kemampuan bentangandari struktur lantai. Sistem ini memuat
sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
Pada Supertall Building, struktur Core Wall biasanya harus memakai material
beton High Strength Concrete atau beton bermutu ultra/sangat tinggi. Karena
tekanannya saja sudah sangat berat. Sehingga bila pakai beton biasa resiko
keretakannya sangat tinggi. Selain itu alasan kedua adalah agar pada bagian dalam
Core Wall harus aman dari serangan pesawat. Hal ini bertujuan agar kasus seperti
runtuhnya gedung World Trade Center di New York tidak terulang.
Jika dilihat pada gambar denah bangunan gama tower menggunakan
system cord bangunan nya sebagai system servis pada bangunan hal ini terlihat
dari adanya lift toilet dan juga system pumbling pada cord bangunan tersebut.

2) Burj khalifa
William Baker (Head Structural Engineer In SOM) memperkenalkan
teknik dan pendekatan yang sama sekali baru untuk membangun gedung pencakar
langit burj khalifah, yang dikenal sebagai sistem struktur inti ditopang (The
Buttressed Core Structural System). Inti (Core) dari sistem struktur Buttressed
Core adalah desain tripod yang berbentuk, menampilkan inti pusat kokoh
dikelilingi oleh tiga sayap bangunan. Dalam sistem ini, sayap kodependen dan
masing-masing didukung (ditopang) oleh dua lainnya. Tahanan torsi untuk
bangunan disuport dengan kuat oleh inti pusat (Core) Enam Sisi (Heksagonal).
Tiga sayap menahan resistensi geser dan meningkatkan momen inersia, dan
masing-masing menetapkan kembali dalam pola searah jarum jam. Tapering
sebagai kenaikan bangunan diperlukan untuk "meminimalkan efek angin "dan
mencegah pusaran angin terkelompok selama berada di menara.
Give-and-Take antara inti (Core) dari bangunan dan sayapnya adalah
kunci untuk sistem struktur dan memungkinkan untuk lebih tinggi, lebih stabil
pada gedung pencakar langit. Inti pusat ini memberikan perlawanan torsi dari
struktur, mirip dengan pipa tertutup atau poros. Dinding koridor memperpanjang
dari inti pusat mendekati akhir setiap sayap, mengakhiri di kepala palu
menebal dinding. Dinding koridor ini dan dinding martil berperilaku
mirip dengan jaring dan flensa balok untuk menahan angin dan gunting saat.
Perimeter kolom dan pelat datar konstruksi lantai lengkap sistem. Pada lantai
mekanik, dinding cadik disediakan untuk menghubungkan kolom perimeter
kesistem dinding interior, memungkinkan kolom perimeter untuk berpartisipasi
dalam resistansi beban lateral struktur, maka, semua beton vertikal digunakan
untuk mendukung kedua gravitasi dan beban lateral. Itu Hasilnya adalah
sebuah menara yang sangat kaku lateral dan torsionally. Ini juga
merupakan struktur yang sangat efisien karena gravitasi beban-menolak
sistem telah digunakan untuk memaksimalkan penggunaannya dalam melawan
beban lateral juga

Dalam bangunan burj khalifah system core juga digunakan sebagai sitem
servise pada bangunan seperti yang terlihat pada denah system cord pada
bangunan terdapat lift sebagai system transportasi pada bangunan selain itu
terdapat juga system plambing dan sanitasi pada system core burj khalifah.
3) The willis tower

The Willis Tower, masih sering disebut sebagai Sears Tower,


memiliki 108-lantai,1.450 kaki (442,1 m) pencakar langit di Chicago, Illinois,
Amerika Serikat. Bangunan tersebut dianggap sebagai prestasi bagi arsiteknya
Fazlur Rahman Khan Menara Willis adalah bangunan tertinggi kedua di
Amerika Serikat dan yang tertinggi ke-16 di dunia . Lebih dari satu juta orang
mengunjungi nya setiap tahun, menjadikannya salah satu tujuan wisata paling
populer di Chicago. Strukturnya diubah namanya pada tahun 2009 oleh Willis
Group sebagai bagian dari sewa pada sebagian ruang menara.
Konsep bangunan adalah tabung yang terbungkus. Tabung Sistem
berasal dari gagasan bahwa struktur dapat menahan lateral Beban dengan
mendesainnya sebagai kantilever berongga tegak lurus ke tanah. Tabung
yang terbungkus adalah evolusi dari gagasan ini. Alih-alih satu tabung,
bangunan bisa dibangun seperti beberapa tabung diikat bersama untuk
bertindak sebagai satu struktur untuk melawan lateral kekuatan. Hal ini
memungkinkan kolom yang lebih kecil dan karena itu kurang baja konsumsi
dan efisiensi ekonomi yang lebih baik. Selanjutnya, gedung pencakar langit
tidak lagi harus berbentuk kotak.
Menara Willis (dahulu Menara Sears) terdiri dari kerangka baja struktural
yang dirakit sebelumnya di bagian dan kemudian dilipat di tempat di lokasi. Kulit
bangunan yang ringan - kaca hitam dan dinding kaca kaca berwarna perunggu
yang berwarna perunggu - berfungsi sebagai isolator antara struktur interior dan
eksterior untuk menjaga suhu yang relatif konstan, pada gilirannya meminimalkan
ekspansi dan kontraksi frame. Sears Tower menerapkan superstucture bundle-
tube untuk sistem strukturnya.
Untuk menambah kekuatan menahan beban angin dan beban bangunan
pada tengah bangunan diberi core berupa shear wall. Selain komponen penguat
struktur, core difungsikan sebagai tempat utilitas-utilitas bangunan, seperti lift,
pipa saluran air, sistem elektrik bangunan, dll.
Core berupa shear wall pada Sears Tower adalah tempatnya sistem
utilitas, salah satunya adalah sistem lift. Sistem lift single-decker pada bangunan
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu lift untuk lantai 1-28, lantai 33-68, dan lantai
66-102.
Untuk lebih detail Sears tower memiliki 104 lift diataranya 8 lift adalah
untuk angkutan, 2 lift untuk melayani dek langit di tingkat 103, dan Sisanya 94
lift adalah untuk penyewa. Ada 28 lift double-deckeryang beroperasi di 1600 fpm,
untuk penggunalantai di atas lantai 34. Lift tersebut dapat membawa orang ke
lantai teratas dengan waktu 60 detik.

4) The city tower

Konsep arsitektur the city tower mengadopsi bentuk spiral dari cangkang
nautilus yang memiliki bentuk asimetris dengan proposi elegan yang menaglir.
Bentukan massa yang menerus dari bawah menginspirasikan sebuah massa yang
unik dari bagian atap benteng dengan elemenframe-frame vertical yang
menjulang ke langit. (Maulana HM,2007)The City Tower dirancang sebagai
bangunan rental office dengan perpaduan yang kompak dan saling
terintegrasiantara arsitektur dan teknologi. Menara ini dirancang sebagai
Intelligent Smart Building dan High Secured Building yang akan mendukung
aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan
the City Tower merupakan sebuah bangunan perkantoran grade A
dengan tampilan serba mewah dan eksklusif di bilangan Central Business
District (CBD). Tak tanggung-tanggung, The City Tower menunjuk biro arsitek
ternama asal Singapura, yakni DP Architects untuk merancang gedung hingga
memiliki tampilan semenarik ini. Bangunan ini memiliki bentuk asimetri dan
terlihat ramping yang membuat tampilannya semakin dinamis, serta tak lupa
menghadirkan struktur bangunan yang kokoh dan tahan terhadap gempa.

Core terletak di sisi belakang bangunan sehingga core tidak berhimpit


dengan pusat massa bangunan dan bentangan dari core ke kolom-kolom tepiluar
mencapai 16 meter. Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka TheCity Tower
menggunakan core beton dan rangka baja komposit. Core
ini berbentuk tabung tertutup yang memberikan stabilitas yang cukup, mempunyai
kekakuan torsi yang sangat baik, serta memberikan kekakuanlentur dan geser
yang besar sehingga core tidak perlu bergantung padastruktur baja.
Kolom-kolom pada The City Tower hanya terletak pada sisi-sisi luar
bangunan dan dua buah kolom di tengah-tengah bangunan. Kolom ini dibuat
dari pipa baja berdiameter 100—130 meter dengan ketebalan 1,3—2 sentimeter
pada lantai bawah dan mengecil di lantai atas berdiamter 60 sentimeter
dengan ketebalan sekitar 1 sentimeter.
Kolom pipa baja ini berfungsi sebagai kolom sementara pada saat
pemasangan kerangka baja (truss dan dirancang untuk menahan tiga lantaistruktur
dalam keadaan non-komposit. Setelahnya, pipa baja ini diisi dengan beton dan
membentuk tabung isi komposit yangdirancang untuk menahan seluruh beban
bangunan setelah terjadi aksi komposit
5) Empire State

Empire State Building adalah sebuah bangunan di tengah kota Manhattan


yang merupkan gedung tertinggi didunia sejak 1 Mei 1931, yang kemudian
dikalahkan oleh World Trade Center (WTC) yang dibangun pada tahun 1932.
Gedung dengan tinggi 443,2 meter ini dibangun dalam jangka waktu 1 tahun dan
45 hari. Konsep bangunan ini diambil dari bentuk pensil. Bangunan ini berfungsi
untuk bisnis berupa tempat berbelanja, restoran, serta area kantor.
Sistem struktur yang digunakan oleh Empire State Building adalah sistem
struktur rangka kaku. “Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang
terdiri atas elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom, yang saling
dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints (titik hubung) yang dapat
mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya.”
(Schodek, 1991).

Untuk bagian core pada Empire State Building menggunakan sistem


single core. Penggunaan inti tunggal (single core) dan kolom kolom berjarak
pendek (mullion) yang memikul lantai bersama inti gedung . Inti gedung memikul
sebagian beban vertikal juga dibebani gaya horizontal akibat gempa bumi dan
angin.
Selain itu pada bagunan tersebut bagian core atau inti bangunan juga
berfungsi sebagai system servis pada bangunan tersebut seperti :
 System pendeteksi kebakaran

 System pumbling
Instalasi plambing pada bangunan ini dibuat oleh J. L. Murphy Inc.
Instalasinya berada diatas gedung, 51 mil dari pipa-pipanya. Bangunan ini
menyediakan cadangan 90.000 galon air untuk tujuan domestik dan pemadam
kebakaran, meskipun setiap perlengkapan dan setiap bagian dari pipa mungkin
diberikan dengan air tanpa bantuan dari setiap tangki.

 System transportasi bangunan

Bangunan ini menggunakan 73 buah elevator. Elevator-elevator ini tiap


harinya mengangkut 15.000 orang dari lantai dari mulai pukul 05.00 pagi
hingga pukul 17.30 sore. Perencanaan elevator pada bangunan dengan
ketinggian ini merupakan masalah spesial karena kebutuhan yang kompeten.
Masalah utama yaitu untuk mangamankan elevator tersebut. Pemecahannya
adalah dengan menggunakan
KESIMPULAN
Inti bangunan sebagai sarana terkumpulnya seluruh kebutuhan baik ruang, jaringan,
maupun sirkulasi, dan lain-lain yang berhubungan dengan utilitas bangunan.
Inti bangunan secara keseluruhan pada bangunan bertingkat banyak mempunyai kontribusi
secara struktural pada kekakuan, kestabilan, dan kekuatan bangunan. Dari seluruh sistem utilitas
yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa suatu bangunan bertingkat dengan segala
kompleksitas aktifitas manusia yang berada di dalamnya ketika beroperasi tentunya
membutuhkan integrasi dari seluruh sistem utilitas agar fungsi dari suatu bangunan dapat
tercapai sesuai dengan yang direncanakan dan dapat meningkatkan tingkat kenyamanan,
keamanan dan keselamatan bagi pengguna bangunan tersebut dan di sekitarnya. 
DAFTAR PUSTAKA

http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_2.html
https://adoc.pub/inti-bangunan-pertemuan-14-7-desember-2009.html
http://eprints.umm.ac.id/41571/3/BAB%20II.pdf
http://dnalailisnaeni.blogspot.com/2017/01/struktur-dan-utilitas-core.htm
https://www.arsitur.com/2018/07/mengenal-struktur-core-dalam-bangunan.html
https://www.99.co/id/panduan/utilitas-bangunan
https://babakmehrabi.ca/building-core-in-a-multi-story/
https://property.jll.co.id/id/office-lease/jakarta-selatan/rasuna-said/gama-tower-idn-p-
0018ts
https://docplayer.info/73103298-Kajian-struktur-bangunan-tingg-the-willis-tower.html
https://soalkimia.com/sistem-utilitas-bangunan-tinggi-gedung-bertingkat/
https://global.ctbuh.org/resources/papers/download/1650-structural-design-of-taipei-101-
the-worlds-tallest-building.pdf
http://hasyapudjadi.blogspot.com/2017/04/mengenal-burj-khalifa.html
https://www.scribd.com/doc/262010464/City-Tower
https://www.sewakantorcbd.com/id/building/158-the-city-tower-menteng-jakarta-pusat

Anda mungkin juga menyukai