DISUSUN OLEH:
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1. TEORI MENGENAI INTI BANGUNAN
Core atau inti bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk
meletakan transportasi vertikal dan distribusi energi ( seperti lift, tangga, wc
dan shaft mekanis ). Dari sumber modul perkulihan teknologi bangunan 5, inti adalah
tempat untuk memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal serta menambah
kekakuan bangunan.
Inti bangunan (core) adalah bagian dari bangunan bertingkat yang merupakan area
atau tempat berkumpulnya fungsi-fungsi ruang tertentu, jaringan, instalasi, sirkulasi
bangunan, dan lain-lain, atas tuntutan persyaratan teknis dan efisiensi.
Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan
mempunyai beberapa ciri khas yaitu : (Schueller ,1989)
1. Bentuk inti :
2. Jumlah inti :
Inti tunggal
Inti jamak
3. Letak inti :
Inti di dalam (C)
Inti di sekeliling (J)
Inti di luar (M)
4. Susunan inti :
Inti asimetris (J)
Inti simetris (F)
Inti asimetris (J)
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara
(tower) berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :
Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel Mandarin di
Jakarta, Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di
Brisbane Australia dan Central Plaza di Hongkong.
Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya digunakan untuk
fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta, Connaught
Center(Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank
di New York Amerika Serikat.
Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya digunakan untuk
fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta, Connaught
Center(Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank
di New York Amerika Serikat.
Selain itu, inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki banyak pola.
Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) di Jakarta dan
Gedung Phoenix-Rheinrohr di Dusseldorf Jerman .
Bangunan dengan bentuk „silang‟ dan „Y‟,‟T‟,‟H‟ atau „V‟, merupakan variasi
dari bangunan bentuk memanjang. Bentuk seperti ini dimaksudkan untuk
mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas tetapi bangunan tetap dapat
memanfaatkan paencahayaan alamiah. Bangunan dengan bentuk ini banyak
digunakan untuk fungsi hotel, apartemen dan perkantoran. Salah satu contohnya
adalah Gedung Patra Jasa di Jakarta.
Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat massa bangunan
dan ditempatkan secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan
tahan gempa. Contoh bangunan yang menggunakan bentuk inti tersebut adalah
Gedung MBf Tower di Penang Malaysia dan Conrad International Centennial di
Singapura.
Perbedaan fungsi bangunan akan mempengaruhi pola penempatan inti bangunan. Pada
bangunan tingi, luas lantai bersih, sirkulasi dan jaringan utilitas.
Utilitas bangunan merupakan hal yang wajib diperhatikan sejak awal tahap
perencanaan dan perancangan bangunan, terutama bangunan gedung bertingkat.
Pasalnya jika utilitas bangunan pada suatu bangunan tidak lengkap, maka bangunan
tidak akan beroperasi dengan baik. Selain itu, ketidak lengkapan utilitas bangunan
juga bisa membahayakan keselamatan penghuni bangunan.
Menurut Yoyok Rahayu Basuki, pengertian utilitas bangunan adalah suatu
kelengkapan fasilitas bangunan. Kelengkapan tersebut digunakan untuk menunjang
tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, kemudahan, komunikasi, dan
mobilitas dalam bangunan.
Sistem utilitas bangunan untuk setiap bangunan memang berbeda-beda
sehingga memerlukan pengkajian khusus. pengkajian khusus tersebut sangat
tergantung kepada jenis dan fungsi masing-masing bangunan yang sedang
direncanakan. Contohnya sistem utilitas bangunan untuk gedung rumah sakit, tentu
saja berbeda dengan sistem utilitas bangunan untuk gedung hotel, apartemen, atau
perkantoran.
Berikut adalah penjabaran sistem utilitas bangunan yang lazim ditemukan pada
bangunan-bangunan bertingkat.
Sistem Plambing dan Sanitasi
Plambing dan sanitasi merupakan bagian dari sistem utilitas bangunan yang
harus ada di setiap bangunan, baik itu bangunan bertingkat maupun horizontal. Sistem
ini wajib dirancang untuk mencukupi kebutuhan penghuni bangunan akan transportasi
dan suplai air bersih. Selain itu, sistem utilitas bangunan yang satu ini juga mengatur
pengeluaran air ke tempat-tempat yang dilaluinya tanpa pencemaran. Kebutuhan
transportasi dan suplai air bersih penghuni bangunan dapat diperoleh dari beberapa
sumber air bersih.
Sumber air bersih tersebut di antaranya mata air, sungai, hujan, dan air dalam
tanah yang dikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Adapun yang dimaksud
dengan air buangan dalam pengeluaran air, yaitu air bekas buangan, air limbah, air
hujan, dan air limbah khusus. Sistem plambing dan sanitasi yang ideal harus bebas
dari kerusakan dan minimal memiliki daya tahan untuk 30 tahun ke depan. Selain itu,
permukaan sistem ini juga harus halus dan tahan air, serta tidak ada bagian-bagian
yang bisa menyebabkan kotoran mengendap. Sistem plambing dan sanitasi yang baik
akan memberi perlindungan kesehatan kepada penghuni bangunan maupun
lingkungan sekitarnya.
Sistem Pencegah Kebakaran
Bangunan-bangunan tinggi wajib memiliki sistem pencegah kebakaran untuk
menghindari korban jiwa dan kerugian harta benda. Selain itu, juga untuk
menghindari terganggunya proses produksi barang dan jasa, serta kerusakan
lingkungan gedung.
Terkait dengan sistem pencegah kebakaran ini, jenis-jenis bangunan
setidaknya harus memenuhi kriteria struktur utama. Pada bangunan kelas A struktur
bangunan harus tahan terhadap gempuran api minimal selama tiga jam.
Adapun yang termasuk dalam bangunan kelas A, yaitu gedung hotel, pusat
perbelanjaan, tempat hiburan, rumah sakit, dan lain-lain. Sementara pada bangunan
kelas B struktur utama bangunannya harus tahan minimal selama dua jam terhadap
kebakaran. Bangunan kelas B meliputi perumahan bertingkat, asrama, serta fasilitas
sosial seperti sekolah dan tempat ibadah.
Ada juga klasifikasi bangunan kelas C yang harus mampu bertahan selama
satu jam apabila terjadi kebakaran, yaitu bangunan satu lantai dan sederhana. Lalu
bangunan-bangunan yang tidak termasuk klasifikasi bangunan di atas, maka masuk
dalam daftar bangunan kelas D.
Sistem Tata Udara dan Ventilasi
Perancangan sistem tata udara berkaitan dengan pengkondisian lingkungan
melalui pengendalian suhu, kelembaban dan arah pergerakan udara. Selain itu, juga
termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan di udara seperti vapors
dan fumes. Sistem tata udara dan ventilasi terdiri dari beberapa alat dan mesin yang
masing-masing memiliki fungsi berbeda-beda.
Contoh penerapan sistem ini, yaitu pada pemasangan air conditioner (AC)
sebagai alat pendingin ruangan dalam ruangan tertutup. Seperti yang kita rasakan, AC
berfungsi untuk memberikan rasa nyaman dan kesejukan kepada orang-orang di
dalam bangunan. Selain AC, bangunan kelas A biasanya memiliki penghisap asap
atau exhaust untuk menjaga sirkulasi udara dalam ruangan agar tetap stabil dan sehat.
Namun perancangan sistem tata udara pada suatu bangunan tidak hanya bergantung
kepada penggunaan AC dan exhaust saja. Ada juga perancangan sistem ventilasi yang
dilakukan dengan cara merekayasa arsitektur bangunan untuk melancarkan udara
yang keluar masuk ruangan dalam bangunan. Sistem ventilasi yang baik bisa
mengurangi penggunaan AC sehingga energi listrik lebih hemat dan biaya operasional
berkurang.
Sistem Pencahayaan dan Elektrikal
Sistem utilitas bangunan selanjutnya yang harus dirancang dengan cermat,
yaitu perancangan daya listrik atau pencahayaan. Perancang bangunan perlu
menentukan peletakan titik-titik pencahayaan, elektrikal, dan mekanikal yang tepat
sesuai dengan kebutuhan penghuni gedung.
Definisi tepat yang dimaksud, yaitu cahaya yang dihasilkan harus menyebar
secara efektif dan efisien ke setiap sudut ruangan. Sistem ini tidak hanya bergantung
kepada keberadaan lampu saja, tetapi juga kepada pengaturan masuk cahaya alami
seperti sinar matahari. Dengan adanya pengaturan masuk cahaya alami, bangunan
yang memerlukan banyak lampu bisa lebih hemat energi listrik pada siang hari.
Alhasil biaya operasional bangunan bisa ditekan sedemikian rupa sehingga
pengeluaran lebih efektif dan efisien.
Selain itu, sistem daya listrik ini juga meliputi instalasi pemasangan stop
kontak, saklar lampu, sekring listrik, ground penangkal petir dan sebagainya. Adapun
sumber daya listriknya biasanya menggunakan generator untuk menghindari
pemadaman yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Generator yang
digunakan tentunya harus sesuai dengan daya listrik yang dibutuhkan oleh penghuni
bangunan.
Sistem Transportasi dalam Bangunan
Pada bangunan bertingkat seperti gedung perkantoran, hotel, dan apartemen
sistem transportasi yang memadai mutlak diperlukan. Sistem utilitas bangunan yang
satu ini diperlukan untuk mengangkut penghuni bangunan ke tingkat yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Contoh implementasi dalam sistem transportasi adalah pemasangan
alat transportasi vertikal seperti elevator atau lift. Sementara di gedung-gedung pusat
perbelanjaan, alat transportasi yang biasa digunakan adalah eskalator atau disebut
juga tangga berjalan.
Alat-alat transportasi dalam bangunan harus diperhatikan dan dirawat secara
berkala karena terkait aspek keselamatan nyawa manusia. Budaya penggunaan sistem
transportasi dalam bangunan harus mengutamakan safety meskipun terlihat seperti hal
yang sepele. Perawatan alat-alat sistem transportasi meliputi pengecekan mesin,
rantai, dan sistem elektrikal pada elevator atau lift. Perawatan pada eskalator di
gedung-gedung pusat perbelanjaan juga tidak jauh berbeda, yaitu meliputi pengecekan
mesin, rantai, dan sistem elektrikal.
Sistem Keamanan
Sistem utilitas bangunan yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan
adalah perancangan sistem keamanan atau security. Sistem yang satu ini berguna
untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi penghuni gedung dari hal-hal
yang berkaitan dengan kriminalitas dan terorisme. Fungsi lain sistem keamanan
bangunan yaitu untuk memaksimalkan pengawasan di sekitar area bangunan.
Dengan adanya pengawasan yang maksimal, berbagai ancaman bahaya pun
bisa dihindari seperti kebakaran dan lain-lain. Contoh implementasi sistem keamanan
bangunan meliputi pemasangan kamera CCTV, hydrant, dan tabung pemadam
kebakaran. Selain itu, implementasinya juga termasuk pemasangan smoke detector,
extinguisher, sensor detector gate, door emergency dan lain sebagainya.
contoh implementasi sistem keamanan yang disebutkan di atas berkaitan
dengan alat-alat keamanan yang canggih. Ada juga sistem keamanan yang diwujudkan
dengan pengawasan manual yang dilakukan oleh aparat keamanan dan resepsionis di
lobi bangunan. Sistem keamanan ganda diterapkan oleh bangunan yang
memaksimalkan fungsi alat-alat keamanan cangging dan pengawasan manual.
Sistem Komunikasi
Terakhir di sini adalah perancangan sistem komunikasi yang diwujudkan
dengan pemasangan perangkat informasi dan jaringan. Perangkat informasi dan
jaringan tersebut di antaranya telepon, jaringan WIFI internet, TV cable, instalasi fax,
sound system/loudspeaker, dan lain sebagainya. Sistem komunikasi berguna untuk
mengakses informasi yang bersifat lokal, yaitu antar sesama penghuni gedung, serta
informasi yang bersifat global. Itulah tujuh sistem utilitas bangunan yang patut
diketahui.
Aktivitas manusia dalam bangunan bertingkat bisa dibilang sangat kompleks
sehingga seluruh sistem utilitas bangunan harus terintegrasi. Integrasi seluruh sistem
tersebut dapat dicapai apabila bangunan dirancang dengan perencanaan yang matang
sejak awal.
1) Gama Tower
2) Burj khalifa
William Baker (Head Structural Engineer In SOM) memperkenalkan
teknik dan pendekatan yang sama sekali baru untuk membangun gedung pencakar
langit burj khalifah, yang dikenal sebagai sistem struktur inti ditopang (The
Buttressed Core Structural System). Inti (Core) dari sistem struktur Buttressed
Core adalah desain tripod yang berbentuk, menampilkan inti pusat kokoh
dikelilingi oleh tiga sayap bangunan. Dalam sistem ini, sayap kodependen dan
masing-masing didukung (ditopang) oleh dua lainnya. Tahanan torsi untuk
bangunan disuport dengan kuat oleh inti pusat (Core) Enam Sisi (Heksagonal).
Tiga sayap menahan resistensi geser dan meningkatkan momen inersia, dan
masing-masing menetapkan kembali dalam pola searah jarum jam. Tapering
sebagai kenaikan bangunan diperlukan untuk "meminimalkan efek angin "dan
mencegah pusaran angin terkelompok selama berada di menara.
Give-and-Take antara inti (Core) dari bangunan dan sayapnya adalah
kunci untuk sistem struktur dan memungkinkan untuk lebih tinggi, lebih stabil
pada gedung pencakar langit. Inti pusat ini memberikan perlawanan torsi dari
struktur, mirip dengan pipa tertutup atau poros. Dinding koridor memperpanjang
dari inti pusat mendekati akhir setiap sayap, mengakhiri di kepala palu
menebal dinding. Dinding koridor ini dan dinding martil berperilaku
mirip dengan jaring dan flensa balok untuk menahan angin dan gunting saat.
Perimeter kolom dan pelat datar konstruksi lantai lengkap sistem. Pada lantai
mekanik, dinding cadik disediakan untuk menghubungkan kolom perimeter
kesistem dinding interior, memungkinkan kolom perimeter untuk berpartisipasi
dalam resistansi beban lateral struktur, maka, semua beton vertikal digunakan
untuk mendukung kedua gravitasi dan beban lateral. Itu Hasilnya adalah
sebuah menara yang sangat kaku lateral dan torsionally. Ini juga
merupakan struktur yang sangat efisien karena gravitasi beban-menolak
sistem telah digunakan untuk memaksimalkan penggunaannya dalam melawan
beban lateral juga
Dalam bangunan burj khalifah system core juga digunakan sebagai sitem
servise pada bangunan seperti yang terlihat pada denah system cord pada
bangunan terdapat lift sebagai system transportasi pada bangunan selain itu
terdapat juga system plambing dan sanitasi pada system core burj khalifah.
3) The willis tower
Konsep arsitektur the city tower mengadopsi bentuk spiral dari cangkang
nautilus yang memiliki bentuk asimetris dengan proposi elegan yang menaglir.
Bentukan massa yang menerus dari bawah menginspirasikan sebuah massa yang
unik dari bagian atap benteng dengan elemenframe-frame vertical yang
menjulang ke langit. (Maulana HM,2007)The City Tower dirancang sebagai
bangunan rental office dengan perpaduan yang kompak dan saling
terintegrasiantara arsitektur dan teknologi. Menara ini dirancang sebagai
Intelligent Smart Building dan High Secured Building yang akan mendukung
aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan
the City Tower merupakan sebuah bangunan perkantoran grade A
dengan tampilan serba mewah dan eksklusif di bilangan Central Business
District (CBD). Tak tanggung-tanggung, The City Tower menunjuk biro arsitek
ternama asal Singapura, yakni DP Architects untuk merancang gedung hingga
memiliki tampilan semenarik ini. Bangunan ini memiliki bentuk asimetri dan
terlihat ramping yang membuat tampilannya semakin dinamis, serta tak lupa
menghadirkan struktur bangunan yang kokoh dan tahan terhadap gempa.
System pumbling
Instalasi plambing pada bangunan ini dibuat oleh J. L. Murphy Inc.
Instalasinya berada diatas gedung, 51 mil dari pipa-pipanya. Bangunan ini
menyediakan cadangan 90.000 galon air untuk tujuan domestik dan pemadam
kebakaran, meskipun setiap perlengkapan dan setiap bagian dari pipa mungkin
diberikan dengan air tanpa bantuan dari setiap tangki.
http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_2.html
https://adoc.pub/inti-bangunan-pertemuan-14-7-desember-2009.html
http://eprints.umm.ac.id/41571/3/BAB%20II.pdf
http://dnalailisnaeni.blogspot.com/2017/01/struktur-dan-utilitas-core.htm
https://www.arsitur.com/2018/07/mengenal-struktur-core-dalam-bangunan.html
https://www.99.co/id/panduan/utilitas-bangunan
https://babakmehrabi.ca/building-core-in-a-multi-story/
https://property.jll.co.id/id/office-lease/jakarta-selatan/rasuna-said/gama-tower-idn-p-
0018ts
https://docplayer.info/73103298-Kajian-struktur-bangunan-tingg-the-willis-tower.html
https://soalkimia.com/sistem-utilitas-bangunan-tinggi-gedung-bertingkat/
https://global.ctbuh.org/resources/papers/download/1650-structural-design-of-taipei-101-
the-worlds-tallest-building.pdf
http://hasyapudjadi.blogspot.com/2017/04/mengenal-burj-khalifa.html
https://www.scribd.com/doc/262010464/City-Tower
https://www.sewakantorcbd.com/id/building/158-the-city-tower-menteng-jakarta-pusat