Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN
A. PEMILU
1. Pengertian Pemilu
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk menyalurkan
aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota
DPR, DPP dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Dan UU NO. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk
presiden dan wakil presiden negara RI yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan
syarat mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan
banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan oleh
sebab itu kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.

2. Tujuan Pemilu
Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang mendasari pelaksanaan pemilu di Indonesia
diantaranya :
a.    Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten / kota
b.    Melaksanakan demokrasi Pancasila
c.    Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d.    Untuk mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
e.    Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia
f.     Menjamin kesinambungan pembangunan
g.    Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
h.    Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam Negara

3.   Dasar Pemikiran Dilaksanakan Pemilu Di Indonesia


Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakan pemilu di Indonesia,
diantaranya adalah :
a.    Sebagai sarana untuk dapat melaksanakan reformasi dalam berbagai bidang kehidupan,
khususnya reformasi dalam bidang politik
b.    Membentuk lembaga permusyawarah / perwakilan rakyat agar dapat berpartisipasi dalam
pemerintahan
PKn II| 1
c.    Melaksanakan asas kedaulatan rakyat sesuai sila keempat Pancasila yaitu kerakyatan
yang dimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
d.    Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia

Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan diri sebagai negara
demokrasi karena suatu negara dikatakan demokratis apabila memenuhi dua asas pokok
pemerintahan demokrasi yaitu :
1.    Adanya pengakuan hak asasi manusia
2.    Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk pemilu
yang demokratis

4. Dasar Hukum Dan Landasan Pemilu Di Indonesia


Dasar hukum pemilihan umum adalah
a.    Pancasila
b.    Undang-Undang Dasar 1945
c.    Ketetapan MPR tentang GBHN
d.    Ketetapan MPR tentang Pemilu
e.    Undang-Undang Nomor 31 tahun 2002 tentang partai politik
f.     Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu

Landasan pemilu di Indonesia meliputi :


1.    Landasan Idiil pemilu adalah Pancasila
2.    Landasan konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945
3.    Landasan Operasional adalah
a. Ketetapan MPR NO. III / MPR / 1998
b. UU No. 31 tahun 2002 tentang partai politik
c. UU No. 12 tahun 2003 tentang pemilu

5. Asas-asas dan Prinsip Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia


Dalam melaksanakan pemilu suatu negara demokrasi harus berprinsip pada kebebasan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu pada pasal 2 disebutkan
bahwa : Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil.

PKn II| 2
a. Langsung maksudnya rakyat punya hak secara langsung memberikan suaranya sesuai
hati nurani tanpa perantara.
b. Umum maksudnya semua WNRI yang mempunyai persyaratan minimal dalam usia
berhak memilih dan dipilih dalam pemilu
c. Bebas maksudnya setiap WNRI berhak memilih dan dijamin keamanannya untuk
melakukan pemilihan sesuai hati nurani tanpa pengaruh, tekanan dan paksaan.
d. Rahasia maksudnya pemilu dijamin peraturan & tidak diketahui oleh siapapun dengan
jalan apapun mengenai apa yang dipilihnya.
e. Jujur maksudnya dalam penyelenggaraan pemilu, pengawas dan pemantau pemilu &
semua pihak yang terlibat secara langsung harus bersikap jujur dengan peraturan UU
yang berlaku.
f. Adil maksudnya para pemilih mendapat perlakuan sama serta bebas dari kecurangan
pihak manapun juga.

Syarat pemilu berlangsung secara bebas


a.Aman, kalau negara tidak aman maka tidak dapat dilakukan pemilu
b. Tertib, kalau tidak tertib, tidak menjamin suatu hasil yang baik
c.Adil, negara demokrasi harus menjunjung tinggi keadilan
d. Kemerdekaan masyarakat
e.Kesejahteraan masyarakat
f. Pendidikan
g. Terdapat partai politik lebih dari satu
h. Terdapat media pers yang bebas
i. Terdapat open mangement
j. Terdapat rule of law yang baik pemerintah atau rakyat harus menjalankan Undang-
Undang.

6. Sistem Pemilu dan Pelaksanaan Pemilu di Indonesia


Sistem pemilu yang dianut negara Indonesia ada 2 yaitu :
a.    Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
1. Sistem untuk memilih anggota DPR, DPRD, Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota
2. Dibagi dalam daerah-daerah pemilihan
3. Pemilih memilih tandai gambar partai dan gambar / nama calon anggota
DPR/DPRD
PKn II| 3
4. Jumlah DPR 550 orang, DPR Provinsi 35 s/d 100 orang, DPRD Kabupaten / Kota
20 s/d 45 orang yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk
b.    Sistem distrik berwakil banyak
1. Sistem ini untuk memilih anggota Dewa Perwakilan Daerah (DPD)
2. Daerah pemilihannya adalah provinsi
3. Pemilih memilih tanda gambar / nama calon anggota DPD
4. Jumlah anggota DPD di setiap provinsi 4 orang
Pelaksanaan pemilu di Indonesia dengan sistem demokrasi perwakilan. Sistem ini
mengharuskan suatu negara mempunyai lembaga perwakilan rakyat yang fungsinya sebagai
wakil rakyat yang mana wakil-wakil rakyat ditentukan sendiri oleh rakyat melalui pemilu.
Dengan adanya pemilu rakyat dapat melakukan koreksi terhadap pemerintahan lama
sekaligus membentuk pemerintahan baru dan juga untuk mengisi keanggotaan lembaga
perwakilan rakyat yang diadakan berkala dan rutinitas. Dengan pemilu negara telah
melaksakana hak asasinyadi bidang politik.

7. Peserta Pemilu dan Macam-macam Hak Pilih


Peserta pemilihan umum adalah
a. Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten / Kota adalah partai politik
b. Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR adalah perseorangan
Hak pilih terbagi dua macam yaitu :
1.    Hak pilih aktif adalah hak untuk memilih wakil-wakil rayakt yang akan duduk di badan
permusyawaratan / perwakilan (MPR/DPR) dalam pemilu
Syarat-syarat hak pilih aktif :
a. WNRI yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 tahun atau sudah /
pernah menikah
b. Terdaftar sebagai pemilih
c. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa / ingatannya
d. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan tetap
2. Hak pilih pasif adalah hak untuk dipilih menjadi anggota permusyawaratan perwakilan
(MPR/DPR) dalam pemilu

PKn II| 4
Syarat-syarat hak pilih pasif adalah :
a. WNRI yang berumur 21 tahun atau lebih
b. Berdomisili di wilayah NKRI
c. Cakap berbicara, membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia
d. Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat
e. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negera, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi 17
Agustus 1945
f. Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi massanya atau
bukan orang yang terlibat langsung dalam G 30 S / PKI atau organisasi terlarang
lainnya.
g. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap
h. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih
i. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan dokter yang
berkompeten
j. Terdaftar sebagai pemilih

8. Penyelenggaraan Pemilu Di Indonesia


Pemilu di Indonesia dilaksanakan tiap 5 tahun sekali. Pemilu yang diadakan di
Indonesia :
Pemilu ke I dilaksanakan 29-09-1955 untuk memilih DPR
15-12-1955 untuk memilih konstituante
Pemilu ke II dilaksanakan 03-07-1971
Pemilu ke III dilaksanakan 04-05-1977
Pemilu ke IV dilaksanakan 02-05-1982
Pemilu ke V dilaksanakan 23-04-1987
Pemilu ke VI dilaksanakan 06-06-1992
Pemilu ke VII dilaksanakan 07-06-1999
Pemilu ke VIII dilaksanakan 05-04-2004 memilih DPR + DPRD + DPD
05-07-2004 memilih Presiden + Wakil
20-09-2004 memilih Presiden + Wakil

PKn II| 5
a.    Penyelenggara Pemilu ~ KPU sifatnya nasional, tetap dan mandiri
b.    KPU bertanggung jawab atas pemilu
c.    KPU menyampaikan laporan dalam tahap penyelenggaraan pemilu pada presiden & DPR
d.    Jumlah anggota KPU sebanyak-banyaknya 11 orang, KPU propinsi sebanyak 5 orang,
KPU Kabupaten / Kota sebanyak 5 orang
Berikut ini adalah bagan penyelenggara pemilu :
Calon Anggota
Wilayah Penyelenggara Jumlah
Diusulkan Disetujui Ditetapkan
Nasional KPU 11 Presiden DPR Presiden
Propinsi KPU Propinsi 5 Gubernur KPU KPU
Kab/Kota KPU Kab/Kota 5 Bupati/Wakil KPU Prop KPU
Kecamatan PPK 5 Camat KPU Kab KPU Kab
Desa/Kel PPS 3 Kades/KK PPI PPK
TPS KPPS 7 - - PPS
LN PPLN 3 s/d 7 KPRI KPU KPU
TPS LN KPPSLN 7 - - PPLN
Dalam mekanisme tugasnya KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten / Kota, PPK &
PPS dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris dan PNS. Anggota sekretaris
diambil dari PNS di wilayahnya.

9. UU No. 12 tahun 2004 Berisi Prinsip-Prinsip Yang Harus Dilaksanakan


a.Menentukan asas pemilu
b. Menentukan sistem pemilu dan tujuan pemilu
c.Menentukan daerah pemilihan anggota DPR, DPRD dan DPD
d. Menentukan jumlah kursi anggota DPR, DPRD, DPD
e.Mengatur pencalonan dan prosedur pencalonan anggota
f. Mengadakan pendaftaran pemilih dalam daftar pemilih sementera (PPS) dan daftar
pemilih tetap (DPT)
g. Mengatur pelaksanaan kegiatan kampanye
h. Menentukan waktu pemungutan suara dan perhitungan suara
i. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu
j. Penetapan kursi dan calon pemilih
k. Melaksanakan sumpah / janji anggota terpilih

PKn II| 6
l. Mengatur panwastu, pemantau pemilu
m.Mententukan sanksi bagi pelanggar pemilu, berdasar hukum yang berlaku

B. PILKADA
1. Pengertian Pilkada
Pilkada merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat. Ada lima pertimbangan
penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

a. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena  pemilihan
presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa selama ini telah
dilakukan secara langsung.
b. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah
diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing-
masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih
secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU No 32 Tahun 2005 tentang
Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.
c. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic
education). Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang
diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang
pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.
d. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan
otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik
pemimpin lokal yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen
pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan
dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.
e. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan
nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan nasional amat terbatas. Dari
jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta, jumlah pemimpin nasional yang
kita miliki hanya beberapa. Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar
yang memenangi Pemilu 2004. Karena itu, harapan akan lahirnya pemimpin nasional
justru dari pilkada langsung ini.

PKn II| 7
2. Pelaksanaan dan Penyelewengan Pilkada

Pilkada ini ditujukan untuk memilih Kepala daerah di 226 wilayah yang tersebar
dalam 11 provinsi dan 215 di kabupaten dan kota. Rakyat memilih kepala daerah masing
masing secara langsung dan sesuai hati nurani masing masing. Dengan begini diharapkan
kepala daerah yang terpilih merupakan pilihan rakyat daerah tersebut. Dalam pelaksanaannya
pilkada dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah masing masing. Tugas yang
dilaksanakan KPUD ini sangat berat yaitu mengatur pelaksanaan pilkada ini agar dapat
terlaksana dengan demokratis. Mulai dari seleksi bakal calon, persiapan kertas suara, hingga
pelaksanaan pilkada ini.

Dalam pelaksanaannya selalu saja ada masalah yang timbul. Seringkali ditemukan
pemakaian ijasah palsu oleh bakal calon. Dan juga biaya untuk menjadi calon yang tidak
sedikit, jika tidak iklas ingin memimpin maka tidakan yang pertama adalah mencari cara
bagaimana supaya uangnya dapat segera kemali atau “balik modal”. Ini sangat berbahaya
sekali.

Dalam pelaksanaan pilkada ini pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Seringkali
bagi pihak yang kalah tidak dapat menerima kekalahannya dengan lapang dada. Sehingga dia
akan mengerahkan massanya untuk mendatangi KPUD setempat. Kasus kasus yang masih
hangat yaitu pembakaran kantor KPUD salah satu provinsi di pulau sumatra. Hal ini
membuktikan sangat rendahnya kesadaran politik masyarakat. Sehingga dari KPUD sebelum
melaksanakan pemilihan umum, sering kali melakukan Ikrar siap menang dan siap kalah.
Namun tetap saja timbul masalah masalah tersebut.

Selain masalah dari para bakal calon, terdapat juga permasalahan yang timbul dari
KPUD setempat. Misalnya saja di Jakarta, para anggota KPUD terbukti melakukan korupsi
dana Pemilu tersebut. Dana yang seharusnya untuk pelakasanaan pemilu ternyata dikorupsi.
Dari sini dapat kita lihat yaitu rendahnya mental para penjabat. Dan mungkin juga ketika
proses penyeleksian bakal calon juga kejadian seperti ini. Misalnya agar bisa lolos seleksi
maka harus membayar puluhan juta.

Dalam pelaksanaan pilkada di lapangan banyak sekali ditemukan penyelewengan


penyelewengan. Kecurangan ini dilakukan oleh para bakal calon seperti :

PKn II| 8
a. Money politik
Sepertinya money politik ini selalu saja menyertai dalam setiap pelaksanaan pilkada.
Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang cenderung masih rendah, maka
dengan mudah mereka dapat diperalat dengan mudah. Contoh yang nyata saja yaitu di
lingkungan penulis yaitu desa Karangwetan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, juga terjadi hal
tersebut. Yaitu salah satu dari kader bakal calon membagi bagikan uang kapada masyarakat
dengan syarat harus memilih bakal calon tertentu. Tapi memang dengan uang dapat membeli
segalanya. Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan seseorang maka dengan mudah orang
itu dapat diperalat dan diatur dengan mudah hanya karena uang.
b. Intimidasi   
Intimidasi ini juga sangat bahaya. Sebagai contoh juga yaitu di daerah penulis oknum
pegawai pemerintah melakukan intimidasi terhadap warga agar mencoblos salah satu calon.
Hal ini sangat menyeleweng sekali dari aturan pelaksanaan pemilu.

c. Pendahuluan start kampanye


Tindakan ini paling sering terjadi. Padahal sudah sangat jelas sekali aturan aturan
yang berlaku dalam pemilu tersebut. Berbagai cara dilakukan seperti pemasangan baliho,
spanduk, selebaran. Sering juga untuk bakal calon yang merupakan Kepala daerah saat itu
melakukan kunjungan keberbagai daerah. Kunjungan ini intensitasnya sangat tinggi ketika
mendekati pemilu. Ini sangat berlawanan yaitu ketika sedang memimpin dulu. Selain itu
media TV lokal sering digunakan sebagi media kampanye. Bakal calon menyam paikan visi
misinya dalam acara tersbut padahal jadwal pelaksanaan kampanye belum dimulai.

d. Kampanye negatif
Kampanye negatif ini dapat timbul karena kurangnya sosialisasi bakal calon kepada
masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat masih sangat kurang terhadap
pentingnya informasi. Jadi mereka hanya “manut” dengan orang yang disekitar mereka yang
menjadi panutannya. Kampanye negatif ini dapat mengarah dengan munculnya fitnah yang
dapat merusak integritas daerah tersebut.

3. Solusi dari Penyelewengan Pilkada

Dalam melaksanakan sesuatu pasti ada kendala yang harus dihadapi. Tetapi
bagaimana kita dapat meminimalkan kendala kendala itu. Untuk itu diperlukan peranserta

PKn II| 9
masyarakat karena ini tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja. Untuk menanggulangi
permasalah yang timbul karena pemilu antara lain :

1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjaga
ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini. Tokoh tokoh masyarakat yang
merupakan panutan dapat menjadi souri tauladan bagi masyarakatnya. Dengan ini
maka dapat menghindari munculnya konflik.
2. Semua warga saling menghargai pendapat. Dalam berdemokrasi wajar jika muncul
perbedaan pendapat. Hal ini diharapkan tidak menimbulkan konflik. Dengan
kesadaran menghargai pendapat orang lain, maka pelaksanaan pilkada dapat berjalan
dengan lancar.
3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan
masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat. Sehingga menghindari
kemungkinan fitnah terhadap calon yang lain.
4. Memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus memilih dengan hati
nurani sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sehingga prinsip prinsip dari
pemilu dapat terlaksana dengan baik.

PKn II| 10
Laporan Diskusi:

A. Penambahan
1. Dwi Haniyah
Tahapan-tahapan pemilu:
a) Pendaftaran pemilu
b) Kampanye
c) Pemungutan suara
d) Perhitungan suara/TPS
e) Penetapan / pengumuman hasil pemilu oleh KPU (30 hari setelah
pemungutan)
2. Fauza Damris
Tujuan Pilkada:
a) Untuk membangun demokrasi tingkat local
b) Untuk menata /mengelola pemerintahan daerah
3. Peggy Astugiawa
Kendala saat Pilkada:
a) Regulasi
b) Anggaran
c) Politik
d) Persayaratan calon
e) Integritas Pemilu

4. Rada Yunela
Syarat Pemilu Demokrasi;

B. Pertanyaan dan Jawaban


1. Bagaimana cara pemerintah mengatasi adanya penyogokkan dalam pemilu?
Jawaban:
Cara pemerintah mengatasi adanya penyogokan dalam pemilu adalah dengan
menegakkan hokum atau peraturan yang telah berlaku. Yaitu dengan cara
memberikan sanksi hokum yang telah diataur dalam peraturan sesuai dengan
penyogokan dalam pemilu. Untuk mengawasai atau memantau siapa yang

PKn II| 11
melakukan penyogokan dalam pemilu, pemerintah harus bekerja sama dengan
warga masyarakat agar penyogokan itu terungkap dan segera diselesaikan.
2. Bagaimana/ sanksi apa bagi calon yang melakukan penyelewengan dalam
pilkada?
Jawaban:
Sanksi bagi calon yang melakukan penyelewengan dalam pilkada adalah
tergantung penyelewengan yang dilakukannya. Nah, tentu setiap penyelewengan
ada sanksi yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Seperti, penyelewengan
yang dilakukan oleh Ahok dalam kampanye, itu suatu penyelewengan dalam
bentuk kampanye negative. Nah, hokum /sanksi yang diberikan padanya dalah di
penjara 2 tahun, sebagaimana yang diproses melalui jalur hum.
3. Apakah pemilu di Indonesia sudah menerapkan asas-asas pemilu?
Jawaban:
Pemilu di Indonesia sudah menerapkan asas-asas pemilu, dimana asas –asasnya
nya adalah Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil. Di Indonesia
sudah menerapkan asas-asas tersebut, namun ada juga sebagian dalam pemilu
yang tidak menerapkan asas itu. Itu merupakan suatu penyelewengan dalam suatu
pemilihan umum.
4. Bagaimanakah cara memilih wakil yang baru?
Jawaban:
Cara memilih wakil yang baru adalah dengan tidak melakukan pemilu lagi,
namun itu dilakukan sesuai peraturan yang berlaku tentang pemilihan wakil yang
baru. Cara memilih wakil yang baru itu diserahkan kepada MPR.
5. Penyebab golput di Indonesia?
Jawaban:
Penyebab golput adalah tidak adanya lagi rasa percaya masyarakat tehadap
pemerintah,kerena mereka sudah pernah merasa tertipu oleh janji- janji calon
pemerintah. Selain itu, mereka merasa ikut atau tidak dalam pemilu, keadaan
sama saja, tidak akan ada perubahan, karena pemerintah itu hanya bisa berjanji
tetapi tidak bisa menepati janjinya.
6. Perbedaan pemilu Orde lama dan Orde Baru?
Jawaban:

PKn II| 12
Perbedaan pemilu orde lama dan orde baru adalah kalau pada orde lama jumlah
partai yang ikut dalam pemilihan umum hanya 3 partai, sedangkan pada masa
orde baru jumlah partai yang ikut dalam pemilihan umum sudah banyak.

PKn II| 13

Anda mungkin juga menyukai