Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 5 XI MIPA 5

PERANG
BATAK
1878-1907
ANGGOTA:

Cakra Riady Diningrat (06)


Callista Jasmine Bandono (07)


Fadia Ammara Ardiana (08)


Gesisca Vindimarisa (09)


LATAR BELAKANG

Belanda melanjutkan perluasan daerah pengaruhnya dengan memasuki tanah Batak,


sekaligus melakukan penyebaran agama kristen (gerakan Zending).

Para Raja Batak atau Tapanuli merasa keberatan atas menyebarnya agama Kristen di
Tapanuli. Sehingga kemudian pada 1877, Raja Sisingamangaraja XII menghimbau
masyarakat tanah Batak untuk mengusir para Zending.

Memanfaatkan konflik, Belanda pun menunggangi gerakan Zending untuk menguasai


daerah Tapanuli. Pada tanggal 8 Januari 1878, Belanda mengirimkan pasukannya ke pos
Zending di Silindung.

Pada 16 Februari 1878, meletuslah Perang Batak.


SEJARAH
PERANG BATAK
1.MASA KEDATANGAN
BELANDA DI SUMATRA

Adanya perjanjian Belanda dengan Inggris yaitu, Anglo-Dutch Treaty of 1824.

Penolakan Kesultanan Aceh dan Toba (Batak) untuk menandatangani Korte Verklaring
(Perjanjian Pendek) di Sumatra terkait Open Door Policy (Politik Pintu Terbuka) Belanda.
2.MASA KONFLIK AGAMA DAN
KEYAKINAN DI BATAK

Belanda yang memiliki tujuan lain pada saat misi penyebaran agama, yaitu menguasai dan
monopoli Batak

Sisingamangaraja melakukan pengusiran terhadap misionaris di silindung dan buhul batu,


tetapi misionaris meminta bantuan pada pemerintah kolonial Belanda (1877)

16 Februari 1878 Sisingamangaraja mengumumkan perang


3.MASA PERANG BATAK

a). Tahun 1878


• 14 Maret Belanda mendatangkan residen boleh dan tambahan pasukan yg dipimpin Kolonel
engels sebanyak 250 tentara dari sibolga
•1 Mei 1878 bakara diserang Belanda dan ditaklukkan pula oleh Belanda pada tgl 3 Mei 1878
•Sisingamangaraja menjalin hubungan dengan pasukan Aceh

b). Tahun 1888


• Pejuang Batak melakukan penyerangan ke kota tua dan dibantu tentara Aceh, tetapi
penyerangan ini dapat diredam oleh pasukan Belanda yg dipimpin J.A. Visser
3.MASA PERANG BATAK
c). Tahun 1889
• Tidak berhenti di Lobu Talu, Belanda kembali diserang pada tanggal 8 Agustus 1889. Setelah merebut
Lobu Talu, Belanda menduduki Huta Paong pada tanggal 4 September 1889.
• Belanda mendatangkan regu pencari jejak dari Afrika yang terdiri dari orang-orang Senegal atau di
sebut "Si Gubrak Ulu Na Birong".
• Pasukan Sisingamangaraja XII melakukan serangan ke Lintong Nihuta, Hutaraja, Simangarongsang,
Huta Paung, Parsingguran, dan Pollung ketika Belanda sedang menyerbu Lintong dan berhadapan
dengan Raja Ompu Babiat Situmorang.

d). Tahun 1906


• Amandopang Manullang (panglima Sisingamangaraja XII) dan Guru Somaling Pardede (Tokoh Parmalim
yang menjadi Penasehat Khusus Raja) ditangkap Belanda.

e). Tahun 1907


• Sisingamangaraja XII dikepung oleh Kolonel Macan atau Brigade Setan (pasukan Belanda).
• Boru Sagala (istri Sisingamangaraja XII), putra-putrinya yang masih kecil, Raja Buntal, Pangkilim, Boru
Situmorang (ibunda Sisingamangaraja XII), Sunting Mariam Putri (putri Sisingamangaraja XII), dan juga
kerabatnya yang lain ditangkap oleh pasuka Belanda.
4.MASA WAFATNYA
SISINGAMANGARAJA XII

• Gugur pada tanggal 17 Juni 1907 di pinggir kali Alek Sibulbulon, Kabupaten Dairi (di pos
pertahanannya) ditembak oleh Kapten Christoffel dengan peluru Marsuse Belanda.

• Pengikutnya menjadi terpecah belah dan tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda,
tetapi tanah Batak jatuh ke dalam kekuasaan Belanda.
DAMPAK DARI
PERANG BATAK

Bidang politik: Seluruh daerah di Tapanuli dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial
Hindia Belanda.

Bidang ekonomi: Belanda memonopoli atau menguasai perdagangan di Tapanuli, terutama


hasil perkebunan.

Bidang sosial: Tersebarnya agama Kristen di Tapanuli secara meluas, sehingga


menyebabkan berubahnya keyakinan masyarakat sebelumnya.
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
Bila ada penjelasan yang kurang dipahami, kami persilahkan
untuk mengajukan pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai