1.1 Pengertian Kelompok Menurut Robbins dan Jugde (2015) kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. 1.2 Jenis-jenis Kelompok Ada beberapa pandangan yang dipakai untuk membedakan jenis-jenis kelompok. Duncan yang dikutip oleh Adam I. Indrawijaya (1999) membedakannya berdasarkan apakah kelompok itu bersifat formal atau informal, berdasarkan keanggotaan, kesukaan, serta berdasarkan besarnya. a. Kelompok Formal, kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan resmi, seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi. Maka dari sini ada: 1. Kelompok komando, Manajer dengan bawahannya. 2. Kelompok tugas, mereka bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. 3. Kelompok informal, kelompok yang tidak terstruktur dan ditetapkan secara organisasi yang muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Maka akan ada:
1. Kelompok minat/kepentingan, mereka bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran
khusus yang menjadi kepedulian dari tiap orang di antara mereka. 2. Kelompok persahabatan, bergabung karena satu karakteristik/lebih. b. Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan. 1. Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas dasar ketentuan formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan formal. 2. Kelompok berdasarkan kesukaan, adalah kelompok di mana perasaan para anggotanya begitu terikat kepada ketentuan dan kepentingan kelompok. c. Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota. 1. Kelompok dua orang (diad) 2. Kelompok tiga orang (triad) 3. Kelompok yang terdiri atas lebih dari tiga orang.
2. Tahap Perkembangan Kelompok
Menurut Gibson dan kawan-kawan (2009), dengan model empat tahapan, sebagai berikut a. Penerimaan bersama, adalah fase dimana anggota menolak untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Tak mau mengekspresikan ide, sikap dan keyakinan mereka. b. Komunikasi dan pengambilan keputusan, adalah fase dimana telah mulai ada komunikasi yang terbuka, diskusi, interaksi untuk menyelesaikan tugas. c. Motivasi dan produktivitas, pada fase ini ada upaya menyelesaikan tujuan kelompok. d. Pengendalian dan organisasi, sudah tercipta afiliasi, regulasi dan norma kelompok. Lebih mengedepankan tujuan kelompok dibanding individu.
3. Perilaku dan Prestasi Kelompok
3.1 Perilaku Kelompok Perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan. 3.2 Prestasi Kelompok Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukkan prestasi kelompok, yaitu : 1. Produktivitas, derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok. 2. Moral, derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya. 3. Kesatuan, tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).
4. Kohesifitas dalam Kelompok
Tiap kelompok punya kekompakan yang berbeda. Kekompakan adalah suatu keadaan dimana para anggota kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan di dalamnya. Anggota kelompok yang tingkat kepaduannya tinggi biasanya akan meningkatkan produktivitas, karena mereka menikmati kepuasan kerja, sehingga menurunkan tingkat absensi, mampu mengurangi tingkat perpindahan karyawan. Kelompok yang padu akan mempersepsikan dirinya sebagai bagian dari kelompok, dan Bahagia berada di dalamnya, dan bangga terhadap kelompoknya.
5. Efek Kohesifitas pada Produktivitas Kelompok
Kekompakan mempengaruhi produktivitas kelompok. Studi secara konsisten menunjukkan bahwa hubungan antara keterpaduan dan produktivitas bergantung pada norma terkait kinerja kelompok. Jika norma untuk kualitas, keluaran, dan kerja sama dengan pihak luar, misalnya, tinggi, kelompok yang kompak akan lebih produktif daripada kelompok yang kurang kompak. Tetapi jika kekompakan tinggi dan norma kinerja rendah, produktivitas akan rendah. Jika keterpaduan rendah dan norma kinerja tinggi, produktivitas meningkat, tetapi kurang dari pada situasi kohesivitas tinggi / norma tinggi. Ketika kekompakan dan norma yang terkait dengan kinerja sama-sama rendah, produktivitas cenderung jatuh ke dalam kisaran rendah hingga sedang. Kesimpulan ini dirangkum dalam Tampilan 9-6. Berikut adalah cara untuk mendorong kohesifitas kelompok yaitu (1) Membuat kelompok lebih kecil, (2) mendorong kesepakatan dengan tujuan kelompok, (3) meningkatkan waktu yang dihabiskan anggota bersama, (4) meningkatkan status kelompok dan kesulitan yang dirasakan untuk mencapai keanggotaan, (5) merangsang persaingan dengan kelompok lain , (6) memberikan penghargaan kepada kelompok daripada kepada anggota individu, dan (7) secara fisik mengisolasi kelompok.