Anda di halaman 1dari 3

RPS 5

Kelompok dan Kohesifitas

1. Pengertian dan Jenis Kelompok


1.1 Pengertian Kelompok
Menurut Robbins dan Jugde (2015) kelompok adalah dua atau lebih individu yang
berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu.
1.2 Jenis-jenis Kelompok
Ada beberapa pandangan yang dipakai untuk membedakan jenis-jenis kelompok.
Duncan yang dikutip oleh Adam I. Indrawijaya (1999) membedakannya berdasarkan
apakah kelompok itu bersifat formal atau informal, berdasarkan keanggotaan, kesukaan,
serta berdasarkan besarnya.
a. Kelompok Formal, kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan
resmi, seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi.
Maka dari sini ada:
1. Kelompok komando, Manajer dengan bawahannya.
2. Kelompok tugas, mereka bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas
pekerjaan.
3. Kelompok informal, kelompok yang tidak terstruktur dan ditetapkan secara
organisasi yang muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.

Maka akan ada:

1. Kelompok minat/kepentingan, mereka bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran


khusus yang menjadi kepedulian dari tiap orang di antara mereka.
2. Kelompok persahabatan, bergabung karena satu karakteristik/lebih.
b. Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan.
1. Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas dasar
ketentuan formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan formal.
2. Kelompok berdasarkan kesukaan, adalah kelompok di mana perasaan para
anggotanya begitu terikat kepada ketentuan dan kepentingan kelompok.
c. Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota.
1. Kelompok dua orang (diad)
2. Kelompok tiga orang (triad)
3. Kelompok yang terdiri atas lebih dari tiga orang.

2. Tahap Perkembangan Kelompok


Menurut Gibson dan kawan-kawan (2009), dengan model empat tahapan, sebagai berikut
a. Penerimaan bersama, adalah fase dimana anggota menolak untuk berkomunikasi satu
dengan yang lain. Tak mau mengekspresikan ide, sikap dan keyakinan mereka.
b. Komunikasi dan pengambilan keputusan, adalah fase dimana telah mulai ada komunikasi
yang terbuka, diskusi, interaksi untuk menyelesaikan tugas.
c. Motivasi dan produktivitas, pada fase ini ada upaya menyelesaikan tujuan kelompok.
d. Pengendalian dan organisasi, sudah tercipta afiliasi, regulasi dan norma kelompok. Lebih
mengedepankan tujuan kelompok dibanding individu.

3. Perilaku dan Prestasi Kelompok


3.1 Perilaku Kelompok
Perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu
dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap
individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
3.2 Prestasi Kelompok
Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur
yang menentukkan prestasi kelompok, yaitu :
1. Produktivitas, derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku
kelompok.
2. Moral, derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju
tujuannya.
3. Kesatuan, tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme
operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).

4. Kohesifitas dalam Kelompok


Tiap kelompok punya kekompakan yang berbeda. Kekompakan adalah suatu keadaan
dimana para anggota kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan
di dalamnya.
Anggota kelompok yang tingkat kepaduannya tinggi biasanya akan meningkatkan
produktivitas, karena mereka menikmati kepuasan kerja, sehingga menurunkan tingkat
absensi, mampu mengurangi tingkat perpindahan karyawan.
Kelompok yang padu akan mempersepsikan dirinya sebagai bagian dari kelompok, dan
Bahagia berada di dalamnya, dan bangga terhadap kelompoknya.

5. Efek Kohesifitas pada Produktivitas Kelompok


Kekompakan mempengaruhi produktivitas kelompok. Studi secara konsisten
menunjukkan bahwa hubungan antara keterpaduan dan produktivitas bergantung pada norma
terkait kinerja kelompok. Jika norma untuk kualitas, keluaran, dan kerja sama dengan pihak
luar, misalnya, tinggi, kelompok yang kompak akan lebih produktif daripada kelompok yang
kurang kompak. Tetapi jika kekompakan tinggi dan norma kinerja rendah, produktivitas akan
rendah. Jika keterpaduan rendah dan norma kinerja tinggi, produktivitas meningkat, tetapi
kurang dari pada situasi kohesivitas tinggi / norma tinggi. Ketika kekompakan dan norma
yang terkait dengan kinerja sama-sama rendah, produktivitas cenderung jatuh ke dalam
kisaran rendah hingga sedang. Kesimpulan ini dirangkum dalam Tampilan 9-6.
Berikut adalah cara untuk mendorong kohesifitas kelompok yaitu (1) Membuat kelompok
lebih kecil, (2) mendorong kesepakatan dengan tujuan kelompok, (3) meningkatkan waktu
yang dihabiskan anggota bersama, (4) meningkatkan status kelompok dan kesulitan yang
dirasakan untuk mencapai keanggotaan, (5) merangsang persaingan dengan kelompok lain ,
(6) memberikan penghargaan kepada kelompok daripada kepada anggota individu, dan (7)
secara fisik mengisolasi kelompok.

Anda mungkin juga menyukai