Anda di halaman 1dari 2

GAMBANG KROMONG MULAI DI ‘GAMPANGKAN’

MASYARAKAT ZAMAN NOW


Oleh : Ega Januardi, S.Pd.

Zaman now dan zaman old itulah Bahasa yang sedang familiar di kalangan masyarakat saat ini. Zaman
old maksudnya adalah zaman dahulu sedangkan zaman now adalah zaman sekarang yang merujuk pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat zaman old tentu mengenal beberapa jenis
musik tradisional pada masanya, sedangkan masyarakat zaman now belum tentu mengenal jenis musik
pada zaman old. Adapun yang mengenal jenis musik zaman old bisa dihitung jari.
DKI Jakarta yang dahulu memiliki nama Batavia adalah salah satu provinsi di Indonesia yang saat ini
menjadi ibukota Indonesia memiliki jenis musik yang terkenal pada masanya yaitu musik Gambang
Kromong. Tentu Gambang Kromong sangat asing bagi masyarakat zaman now, adapun yang sudah
mengenalnya tapi tidak tertarik untuk mendengarkannya karena masyarakat zaman now mayoritas lebih
tertarik dengan lagu-lagu modern yang diputar berkali-kali dengan menggunakan gadget-nya. Perilaku
seperti ini terkesan ‘menggampangkan’ musik Gambang Kromong yang memiliki nilai sejarah yang
cukup tinggi yang saat ini menjadi salah satu budaya betawi. ‘menggampangkan’ musik Gambang
Kromong berarti menganggap bahwa Gambang Kromong terdengar musik yang biasa saja dan hanya
diperdengarkan oleh orang tua saja. Akan tetapi hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang mengerti
sejarah, musik, dan budaya pasti tidak akan pernah ‘menggampangkan’ musik Gambang Kromong.
Oleh karena itu mari kita mengenal kembali musik Gambang Kromong.
Apa sih Gambang Kromong itu ?
Gambang Kromong adalah kesenian musik tradisional dari Betawi dengan memadukan alat
musik Gamelan dan alat musik dari Tionghoa. Kesenian musik tradisional ini merupakan hasil
akulturasi budaya antara budaya Tionghoa dan pribumi. Nama Gambang Kromong sendiri diambil dari
nama kedua alat musik yang di mainkan yaitu gambang dan kromong.

Bagaimana sih sejarah Gambang Kromong itu ?


Pada waktu pertama kali muncul di Betawi, orkes ini hanya bernama gambang. Sejak awal abad ke-20,
mulai menggunakan instrumen tambahan, yaitu bonang atau kromong, sehingga orkes ini dinamakan
Gambang Kromong. Pada masa itu hampir setiap daerah di Betawi memiliki orkes Gambang Kromong,
bahkan tersebar sampai daerah Jatinegara, Karawang, Bekasi, Cibinong, Bogar, Sukabumi, Tangerang,
dan Serang. Orkes ini memang erat hubungannya dengan masyarakat Cina Betawi, terutama Cina
peranakan dan populer di tahun 1930-an. Sekitar tahun 1937 orkes-orkes gambang kromong mencapai
puncak popularitasnya, salah satu yang terkenal Gambang Kromong Ngo Hong Lao, dengan
pemainnya terdiri dari orang-orang Cina semua.

Apa sih tujuan dari musik Gambang Kromong ?


Gambang Kromong sebagai sekumpulan alat musik perpaduan yang harmonis antara unsur pribumi
dengan unsur Cina. Orkes Gambang Kromong tidak terlepas dari jasa Nie Hoe Kong, seorang pemusik
dan pemimpin golongan Cina pada pertengahan abad XVIII di Jakarta. Atas prakarsanyalah,
penggabungan alat-alat musik yang biasa terdapat dalam gamelan (pelog dan selendro) digabungkan
dengan alat-alat musik yang berasal dari Tiongkok. Pada masa-masa lalu, orkes Gambang Kromong
hanya dimiliki oleh babah-babah peranakan yang tinggal di sekitar Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Di
samping untuk mengiringi lagu, Gambang Kromong biasa dipergunakan untuk pengiring tari pergaulan
yakni tari Cokek, tari pertunjukan kreasi baru dan teater Lenong.

Apa aja sih instrumen gamelan pada Gambang Kromong ?


Instrumen gamelan pada gambang kromong terdiri dari: gambang kayu, seperangkat bonang lima nada
yang disebut kromong, dua buah alat gesek seperti rebab, dengan resonator terbuat dari tempurung
kelapa mini disebut ohyan dan gihyan, suling laras diatonik yang ditiup melintang, kenong dan
gendang. Sedangkan instrumen musik dari Barat meliputi terompet, gitar, biola, dan saksofon.

Bagaimana sih gambaran alat musik Gambang Kromong ?


Gambang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu khusus yang berbunyi halus bila di pukul atau
di mainkan. Bilahan gambang biasanya berjumlah 18 buah dengan ukuran yang berbeda agar
mengeluarkan nada yang berbeda pula. Sedangkan Kromong merupakan alat musik terbuat dari
perunggu. Bentuknya seperti alat Gamelan pada umumnya, jumlah kromong sendiri biasanya
berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Kromong juga merupakan alat musik yang di mainkan dengan
cara di pukul, dan setiap pencon juga memiliki nada yang berbeda.
Selain alat musik di atas, Gambang Kromong mempunyai alat musik yang bernama Rebab Cina
dan Sam Hiam. Apakah alat musik tersebut ?
Rebab cina yang berukuran paling besar dinamakan Su Kong, sesuai dengan laras dawai-dawainya,
yang meniru nada Su dan nada Kong. Rebab dengan ukuran menengah disebut hoo siang, karena
dawai-dawainya dilaras menurut nada hoo dan nada siang. Rebab yang paling kecil dinamakan kong a
hian, sesuai dengan larasnya meniru bunyi nada-nada Cina. Rebab yang punya ukuran sedikit lebih
besar dari kong a hian, ialah yang bernama tee hian, yang larasnya serupa dengan laras kong a hian.
Sam Hian adalah alat berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik seperti memainkan gitar; dan alat
itu memainkan jalur melodi (nuclear melody) dalam orkes tersebut. Ketiga dawainya dilaras dengan
nama nada dengan notasi demikian, apabila orkes Gambang Kromong memainkan lagu-lagu khas Cina
yang disebut Pat fem, maka dipergunakan pula tambahan alat tiup berupa serunai, yakni dai sosa dan
cai di (siao sona).

Biasanya Gambang Kromong dipertunjukan pada saat acara apa ya ?


Bagi orang Cina kaya, tauke-tauke atau babah-babah pada masa “Batavia Centrum”, sudah merupakan
adat dan tradisi, untuk memeriahkan bermacam ragam pesta dan perayaan mereka, dengan memanggil
perkumpulan gambang kromong untuk bermain. Misalnya pesta perkawinan, rasanya tidak sempurna
kalau belum memanggil orkes seperti itu ke dalam pesta. Musik dan nyanyian dengan iringan gambang
kromong, sudah lazim pula dirasakan belum cukup asam garamnya, kalau belum disertai minum arak,
brendi atau alkohol. Pemain musiknya terdiri dari orang Betawi asli atau Cina. Di dalam perayaan
tradisional bangsa Cina, yaitu Cap Go Meh tidak lupa dimeriahkan dengan Gambang Kromong.
Repertoar Gambang Kromong yang sangat dikenal oleh masyarakat penontonnya, antara lain: Pecah
Piring, Duri Rembang, Temenggung Menulis, Go Nio Rindu, Thio Kong len, Engko si Baba, dan lain-
lain. Selain itu gambang kromong, biasanya disertai pula dengan lakon-lakon, seperti: Si Pitung, Pitung
Rampok Betawi, Bonceng Kawan, Angkri Digantung, dan lain-lain.

Lagu-lagu Gambang Kromong itu apa saja ya ?


Adapun lagu Gambang Kromong yang terkenal adalah Jali-Jali. Sedangkan lagu jenis Nina Bobok
kebanggaan Gambang Kromong, berJudul indung-indung. Orkes ini memiliki repertoar asli dalam
bahasa Cina, yang disebut sebagai lagu-lagu Phobin. Karena para penyanyinya kebanyakan terdiri dari
wanita-wanita pribumi, maka repertoar Phobin tidak dinyanyikan, melainkan dimainkan sebagai
“gending” (instrumental). Hal itu, bukan karena komposisi-komposisi tersebut memang bersifat
gending, karena banyak di antaranya yang benar-benar merupakan “Lied” atau lagu untuk nyanyian
vokal. Di antara lagu-lagu pobin ialah: Soe Say Hwee Bin (Joo Su Say sudah kembali), Kim Hoa Tjoen
(bunga Kim Hoa berkembang), Pek Bouw Tan (bunga Bow Tan nan putih), Kong Djie Lok, Djien Kwie
Hwee (pulang kembalinya pahlawan bernama Siek Jin Kwie). Pada zaman dahulu, masa Hindia
Belanda orkes-orkes Gambang Kromong yang bersifat Cina-Indonesia itu, seringkali tidak mempunyai
biduanita-biduanita yang dapat menyanyikan Po-bin-po-bin dalam bahasa Cina. Karena itulah lagu itu
dimainkan secara instrumental saja, padahal sebagian besar harus dinyanyikan, karena merupakan
melodi-melodi vokal. Lagu-lagu berbahasa Indonesia yang dimainkan oleh orkes Gambang Kromong
ialah lagu memuja bunga serta tokoh, misalnya Pecah-Piring, Duri Rembang, Temenggung Menulis,
Co Nio Rindu, Tion Kong In, Engko si Baba, dan selain itu cerita mengenai peristiwa lampau,
umpamanya Bonceng Kawan, cerita Pitung Rampok Betawi, cerita Angkri Digantung di Betawi.
Adapun salah satu lagu pengantar tidur yang populer masa itu adalah indung-indung.

Bagaimana cara melestarikan Gambang Kromong di zaman Now ya ?


Perkembangan zaman bukan menjadi alasan untuk melupakan sejarah atau meninggalkan budaya, tapi
jadikanlah perkembangan zaman menjadi motivasi untuk terus mencari cara bagaimana kita menjaga
dan melestarikan budaya-budaya kita seperti Gambang Kromong, kita dapat memperkenalkan
Gambang Kromong melalui kemajuan teknologi melalui networking, atau dengan cara membuat
aplikasi alat musik Gambang Kromong melalui gadget yang nantinya akan mempermudah masyarakat
zaman now mengenal Gambang Kromong. Tidak hanya itu bahkan dengan aplikasi alat musik
Gambang Kromong tersebut dapat dimainkan melalui gadget. Dengan demikian Gambang Kromong
tidak lagi ‘digampangkan’ oleh masyarakat zaman now yang menenggelamkan budaya-budaya
terdahulu dengan adanya teknologi yang menampilkan atau memperkenalkan musik-musik modern,
tarian-tarian modern dan sebagainya. Kita harus percaya bahwa perilaku kita yang sudah terbiasa
dengan musik-musik modern maka akan lupa dengan musik Gambang Kromong yang mempunyai nilai
sejarah dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai