Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan,
kesehatan dan keselamatan perawat perlu mendapat perhatian lebih dibanding dengan komponen
pelayanan kesehatan lainnya. Karena tiap harinya mereka bertemu langsung dengan pasien dan
bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit. Setiap hari perawat tidak pernah jauh dan selalu
berinteraksi dengan pasien. Hal tersebut yang membuat perawat selalu berhadapan langsung
dengan bahaya dan dapat mengancam kesehatan dan keselamatan kerja perawat itu sendiri,
maupun orang-orang yang berada di sekitarnya seperti keluarga saudara maupun teman terlepas
dari keberadaan pasiennya. Karena keberadaan dan kepentingan mereka yang tidak hanya
berada di rumah sakit, tetapi juga terhadap lingkungan diluar rumah sakit. Maka dikhawatirkan,
jika seorang perawat secara tidak langsung dapat menjadi penyebab sumber penyakit, maupun
sumber dari efek negatif dari risiko profesi mereka menjadi perawat.
RISIKO
1. Definisi Risiko
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan atau frekuensi dan akibat atau konsekuensi dari
terjadinya bahaya tersebut penilaian risiko adalah penilaian menyeluruh untuk mengidentifikasi
bahaya dan menentukan apakah risiko dapat diterima. Manajemen risiko adalah pengelolaan
risiko yang mencakup identifikasi penilaian dan pengendalian risiko. Manajemen risiko terdiri
dari tiga langkah pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko
(Ramli ,2010).
Risiko adalah besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia, kerusakan dan
kerugian ekonomi yang disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah pada suatu waktu
tertentu.
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat risiko
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko risiko
yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang
dimiliki, dan menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak (Puspitasari, 2010).
3. Pengendalian Risiko
Menurut Hanafi dan Partawibawa 2016, pengendalian risiko terhadap bahaya yang
teridentifikasi dilakukan setelah dilakukan penilaian sebelumnya, sehingga pengendalian risiko
bahaya diprioritaskan pada bahaya dengan kategori paling tinggi ke rendah.
HAZARD
1.Pengertian
1. Suatu kondisi secara alamiah maupun karena ulah manusia yang berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia (BNPB, 2008)
2. Bahaya berpotensi menimbulkan bencana tetapi tidak semua bahaya selalu
menjadi bencana.
3. Sumber bahaya suatu peristiwa yang hebat atau kemungkinan menimbulkan
kerugian atau korban manusia (Dirjen yanmedik, 2007).
Secara umum terdapat 5 faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain: faktor bahaya biologi
seperti : jamur, virus, bakteri, dan lain-lain. Faktor bahaya kimia, seperti: gas, Debu, bahan
beracun, dan lain-lain. Faktor bahaya biomekanik, seperti: posisi kerja gerakan, dan lain-lain titik
faktor bahaya sosial psikologis, seperti: stres, kekerasan dan lain-lain.
2. Klasifikasi Hazard
Menurut Ndejjo 2015, bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis dan non biologis.
Bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka laserasi, luka yang tajam, kontak langsung
dengan spesimen yang terkontaminasi bahan biohazardous, bioterorisme, yang ditularkan
melalui darah patogen, penyakit infeksi, penyakit udara, penyakit vektor yang ditanggung, dan
kontaminasi silang dari material kotor
3. Identifikasi Hazard
Mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya
yang ada di lingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, maka dapat
lebih berhati-hati dan waspada untuk melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi
kecelakaan, namun tidak semua bahaya dapat dikenali dengan mudah (Ramli, 2009).
1. Perawat
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat adalah tenaga perawatan yang
berasal dari jenjang pendidikan tinggi keperawatan Ahli Madya, Ners, Ners Spesialis, dan Ners
Konsultan. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat dituntut untuk lebih profesional agar
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat.
2. Asuhan Keperawatan
2. Upaya mencegah dan meminimalkan Risiko dan Hazard pada asuhan keperawatan
a. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada pengkajian
asuhan keperawatan
Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam tahap pengkajian tersebut yaitu:
a) Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien
maupun kepada keluarganya
b) Perawat hendak tidak menyinggung perasaan klien saat pengkajian
dilakukan, Misalnya menggunakan masker yang sebenarnya tidak perlu
dipakai
c) Perawat juga dapat membangun kepercayaan kepada pasien
d) Dalam merawat pasien, perawat harus memperlakukan setiap
pasien dengan sama
e) Pada saat melakukan wawancara dengan pasien, perawat harus
menjadi pendengar yang baik, perawat harus mampu menempatkan
diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin dan diharapkan
menggunakan bahasa serta tutur kata yang sopan
f) Ketika pasien terlihat dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk
didekati, maka perawat dapat melakukan pengkajian kepada
keluarganya terlebih dahulu
g) Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan
dari klien terlebih dahulu
h) Perawat harus menggunakan APD saat melakukan pemeriksaan fisik
pada klien
i) Perawat juga harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan
dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakit
j) Perawat juga harus menghindari memegang benda yang mungkin telah
terkontaminasi
k) Sebelum menuju klien hendaknya perawat mencuci tangan.
b. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam tahap
perencanaan asuhan keperawatan
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat menyusun
rencana keperawatan
b) Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian
bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan kerja saat menyusun perencanaan keperawatan
c) Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun rencana
tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan
bahaya, mengganti sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain
yang lebih memiliki tingkat risiko yang lebih rendah
d) Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak
berpedoman pada pedoman rencana asuhan keperawatan yang
sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ada
e) Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi
waktu pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi
indikator evaluasi keperawatan.
c. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap implementasi
asuhan keperawatan
a) Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan
teknik aseptik seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap,
menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril
b) Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit
dan tidak terburu-buru dalam melakukan tindakan
c) Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benar
susunan sel hidung kamu banyak diharapkan perawat dapat
menghindari kontak langsung dengan segala macam cairan klien,
apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang menurun atau tidak
menggunakan APD
d) Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat
serta menerapkan pola hidup yang sehat pula
e) Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang tinggi,
dan ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan yang
beresiko kepada pasien
f) Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah
disediakan oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko
cedera baik bagi klien maupun bagi perawat sendiri.
d. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada evaluasi asuhan
keperawatan evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai sejauh mana
intervensi dan implementasi yang diberikan berhasil dalam perkembangan
kesembuhan pasien ada beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi
resiko hazard. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko dan hazard
dalam evaluasi asuhan keperawatan yaitu
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun
evaluasi keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik
pada klien maupun kepada diri perawat sendiri
b) Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan
atau ditimbulkan oleh klien setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan.
KESIMPULAN
Kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah ilmu terapan yang bersifat multidisiplin,
bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya
untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman dan mencapai tujuan yaitu produktivitas
setinggi-tingginya (Yuanita dan Waruru, 2016).
Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang berpotensi tinggi terhadap terjadinya
kecelakaan kerja. Adanya bahan mudah terbakar, gas medis radiasi pengion, dan bahan kimia
yang membutuhkan perhatian serius terhadap keselamatan pasien, staf dan umum (Sarastuti,
2016).
Risiko merupakan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa yang
berhubungan dengan cedera parah atau sakit akibat kerja dan terpaparnya seseorang ata
pada suatu bahaya. Sedangkan hazard merupakan semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera atau kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, tentu perawat tidak akan pernah
terlepas dari risiko dan Hazard. Untuk itu ada beberapa hal hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah risiko dan Hazard pada tahap proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA