Arti dari kalimat WHAT’S WRONG WITH ‘ME’ adalah ADA APA
DENGAN ‘KU’, kata ‘KU’ yang dimaksud adalah mental anak Indonesia yang
sering kali di sepelekan oleh orang-orang. Tujuan utama kita membuat artikel ini
adalah, agar kita semua tergerak dan menyadari seberapa buruknya kondisi
kesehatan mental anak Indonesia yang sering di sepelekan oleh orang-orang
sekitar dengan kata-kata ‘kurang dekat dengan tuhan’ oleh karena itu, saya harap
dengan adanya Artikel ini, kita semua bisa sadar kondisi kesehatan mental kita
dan orang sekitar.
1
Brook dkk (2020)
2
Semium (2006:9)
1
Di Indonesia sendiri, kekhawatiran dan kecemasan masyarakat sangat
tersirat dengan jelas. Karena penyebaran Covid-19 meningkat sangat cepat,
akhirnya pemerintah memutuskan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang di mana selama beberapa bulan masyarakat di seluruh
Indonesia dilarang untuk melakukan aktivitas diluar rumah. Mulai dari bidang
pekerjaan, aktivitas, kesehatan, ibadah, dan juga kegiatan sekolah yang ditutup
sementara. Kondisi seperti ini tentu menyebabkan kelelahan pada fisik dan mental
bagi masyarakat Indonesia. Hampir seluruh kalangan menerima dampaknya entah
itu dari masyarakat atas, menengah hingga bawah. Dampak dari pandemi ini juga
tidak pandang usia, dari Lansia, dewasa bahkan anak-anak.
Alasan utama gangguan kecemasan ini adalah sebuah kondisi yang terjadi
dikarenakan anak-anak terlalu lama dipaksa berdiam diri dirumah, sehiingga
menimbulkan rasa kesepian, tidak memiliki teman untuk bermain, keresahan yang
diperlihatkan oleh orang tuanya karena takut terpapar Covid-19, serta krisis
ekonomi yang ditimbulkan karena pandemi membuat anak ikut terpengaruh
dengan apa yang diperlihatkan oleh orangtua. Sistem pembelajaran baru juga
dapat memicu gangguan mental pada anak. Ketidaksediaan fasilitas pendukung
yang dimiliki seperti gadget, atau laptop dapat menimbulkan kecemasan tersendiri
pada anak untuk dapat memahami pelajaran dengan mudah.
3
Hima Psikologi UNY
2
Gurwitch menjelaskan bahwa stres pada anak kerap ditandai dengan perubahan
fisiologis dan perubahan suasana hati juga perilaku. Anak-anak memang belum
mampu mengungkapkan apa yang mereka rasakan secara verbal. Namun, masalah
mental pada anak umumnya dapat dilihat dari apa yang mereka tunjukkan dalam
perilakunya.
Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia tentang tanda mental anak yang
terganggu saat pandemi Covid-19, yaitu:
1. Perilaku Regresif
Secara psikologi, regresi berarti mekanisme seseorang saat menghadapi stress
dengan kembali ke masa-masa perkembangan yang telah dilewati. Perilaku ini
dapat ditunjukkan seperti perilaku yang tidak sesuai dengan usia seperti mengisap
jari jempol atau menjempol.
3. Masalah Tidur
Selain nafsu makan, pola tidur juga menjadi tanda sebuah masalah. Orang tua
disarankan memerhatikan kebiasaan tidur anak, apakah mereka tidur sesuai jam
nya (sekitar jam 8-10) atau justru mengalami insomnia.
5. Banyak Bertanya
Genevieve von Lob, seorang psikolog anak mengatakan bahwa dalam kondisi
ini, anak-anak akan lebih gelisah dan banyak bertanya sebelum waktu tidur dan
merasa takut ditinggal sendirian.
3
6. Menarik Diri atau Menutup Diri
Dalam keadaan cemas, beberapa anak akan mulai mengabaikan anggota
keluarga di rumah, mereka bahkan menolak untuk berinteraksi dengan orang lain.
Kesehatan mental pada anak merupakan hal yang sangat penting dan perlu
diperhatikan. Kesehatan pada anak saat ini dapat memengaruhi masa depan
dirinya sendiri sebagai individu dan berdampak pada keluarga hingga
masyarakat4. Schoon (2006) menambahkan bahwa kesehatan mental anak selama
menjalani masa pendewasaan akan memengaruhi akan seperti apa mereka dimasa
depan. Orang tua tentunya menaruh harapan besar kepada setiap anaknya. Anak
juga memiliki mimpi tinggi yang harus dicapai ketika dewasa nanti, namun hal ini
akan beriringan juga dengan bagaimana mereka tumbuh.
Dilansir dari laman Weill Cornell Medicine, kendati belum ada penelitian
yang komprehensif mengenai efek pandemi Covid-19 terhadap kesehatan mental
anak, menjaga dan memerhatikan keadaan psikologis mereka sejak dini tetap
penting dilakukan untuk menyiapkan masa depan mereka. Berikut adalah cara
untuk menjaga kesehatan mental anak selama pandemi Covid-19 berlangsung.
4
O’Reilly (2015)
4
Di usia anak, mereka belajar dengan meniru orang terdekatnya. Orang tua di
sini menjadi sosok terpenting dalam kehidupan anak, namun tidak melupakan
orang dewasa lain yang berada didekatnya, Pandemi memang berdampak pada
semua kalangan termasuk orang tua, namun pada kondisi seperti ini orang tua
sebagai orang terdekat dari anak dituntut untuk mampu mengontrol rasa cemasnya
agar tidak menimbulkan rasa panik yang berlebihan. Anak-anak akan peka
terhadap emosi negatif tersebut dan turut merasakannya.
5
Daftar Singkatan dan Istilah
A
Afeksi secara harfiah adalah semacam status kejiwaan yang disebabkan oleh
pengaruh eksternal.
Anxiety adalah kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-
menerus sehubungan dengan situasi sehari-hari. Dapat terjadi hal-hal seperti
jantung berdenyut kencang, napas tersengal-sengal, berkeringat, dan merasa lelah.
C
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang
tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih
tanpa penanganan khusus.
I
Insomnia adalah masalah sulit tidur dan sulit tidur nyenyak yang berkelanjutan.
P
PTSD / Post Traumatic Stress Disorder adalah gangguan yang ditandai dengan
kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang
mengerikan.
6
Daftar Pusaka
Brooks, K.S, GF, Butel, JS, Ornston, & LN 2020, ‘The Psychological Impact of
Quarantine and How to Reduce It: Rapid Review of the Evidence’, Lancet 395,
pp. 912-920
CNN Indonesia 2020, 6 Tanda Mental pada Anak yang Terganggu karena Corona, CNN
Indonesia, diakses pada 28 Februari 2021
Fitria L, 2020, ‘Cognitive Behavior Therapy Counseling Untuk Mengatasi Anxiety dalam
Masa Pandemi Covid-19, Al Irsyad, Vol 10, pp. 1
Gurwitch, Messer, Masse, Olafson, Boat, Putnam, 2015, ‘Child-Adult Relationship
Enhancement (CARE): An evidence-informed Program for Children with a
History of Trauma and Other Behavioral Challenges, Researchget, pp. 8
Himpunan Mahasiswa Psikologi UNY 2020, Hari Anak Sedunia: Peduli Mental Anak di
Masa Pandemi, Himpunan Mahasiswa Psikologi UNY, diakses pada 28 Februari
2021
Linda, 2020, ‘Kecemasan Remaja pada Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Education, vol 6,
pp. 1-4
O’Reilly, M & Lester, 2015, ‘The Palgrave Handbook of Child Mental Health, UK:
Pagrave Macmillan, pp.5
Schoon, I 2006, Risk and Resilence: Adaptations in Changing Times, London, Cambridge
University Press
Semium, Y 2006, Kesehatan Mental 3, Kanisius, Yogyakarta