Disusun Oleh:
NIM : 2107036043
Kelompok : KIMIA A
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita tidak lepas dari hal-hal yang
berbau dengan ilmu kimia, seperti halnya makhluk hidup menyerap vitamin,
mineral, dan makanan dalam bentuk larutan, Larutan memegang peran penting
dalam kehidupan sehari-hari. Semua kehidupan yang terdapat di bumi ini semua
pasti membutuhkan campuran zat pada prosesnya. Pada umumnya, reaksi kimia
berlangsung antara dua campuran zat, bukan antara zat murni. saat ini, begitu
banyak reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium maupun
yang terjadi secara alami. Larutan merupakan campuran homogen yang
komposisinya sama, ukuran partikel, tidak ada bidang batas antara zat pelarut
dengan zat terlarut yang artinya tak bisa dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut, partikel penyusunnya berukusan sama dari dua zat atau
lebih. Dalam pembentukan larutan apabila zat padat atau cair larut dalam cairan,
maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antar molekul (intermolekul) zat
terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik dai dalam molekul
(intramolekul) itu sendiri yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap
bersatu.
Oleh karena itu praktikum kali ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan
pembuatan larutan dari bahan padat dan cair, konsentrasi dari suatu larutan, serta
faktor apa saja yang mempengaruhi konsentrasi nya. Di dalam larutan terdapat
kuantitas relatif suatu zat tertentu yang disebut konsentrasi. Konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan.
Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti
larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung
sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Larutan pekat dapat
dibuat menjadi encer dengan proses pengenceran..
- Untuk mengetahui perbedaan pembuatan larutan dari bahan padat NaOH dan
cair HCl.
- Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada proses pembuatan larutan NaOH
dan larutan HCl.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),
selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform,
benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan sutu gas dengan gas
lainnya. Karena smeua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap
campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat
dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Apabila sebagian
cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah
padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekul dari komponen lainnya. Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-
molekul terlarut mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan
dengan molekul-molekul pelarut. Bila ada kesamaan dari sifat kelistrikan,
misalnya momen dipol yang tinggi, antara solute/solvent, maka gaya gaya tarik
yang terjadi adalah kuat. Bila tidak ada kesamaan, maka gaya tarik solute/solvent
lemah. Dengan menggunakan alasan ini, suatu senyawa yang bersifat polar seperti
air biasanya menggunakan solvent yang baik untuk senyawa yang polar seperti
alkohol tetapi merupakan solvent yang jelek untuk senyawa yang non polar seperti
gajolin (Syukri, 1999).
− Kemolalan adalah jumlah mol terlarut di dalam tahap 1000 g pelarut murni
− Kemolaran adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan liter larutan
− Persen masa adalah perbandingan masa zat terlarut dengan massa larutan
dikalikan 100%
− Persen volume adalah perbandingan volume zat terlarut dengan volume
larutan dikalikan 100%
Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas,
molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume (Baroroh, 2004).
3.1.1 Bahan
− Padatan NaOH
− Larutan HCl
− Aquades
4.2 Reaksi
4.2.1 NaOH + H2O
NaOH + H2O → Na(OH)2 + H2
4.2.2 HCl + H2O
HCl + H2O → H3O= + Cl-
4.3 Perhitungan
4.3.1 Perhitungan NaOH dalam 200 mL
Diketahui :
M1 = 0,5 M
M2 = 0,1 M
V2 = 200 mL
M 1 × V 1 = M2 × V 2
0,5 M × V1 = 0,1 M × 200 mL
V1 = 40 mL
M 1 × V 1 = M2 × V 2
0,5 M × V1 = 0,1 M × 250 mL
V1 = 50 mL
4.3 Pembahasan
Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi
karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau
lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair atau gas.
Namunlazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua
komponen yaitu pelarut dan zat terlarut. Larutan adalah campuran karena
terdiri dari dua bahan yang disebut homogeny karena sifat-sifatnya sama
dengan sebuah cairan.
- Larutan jenuh
Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan
pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila
bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh (
masih dapat larut).
- Larutan sangat jenuh
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh (
masih dapat larut).
- Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini
menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopis, tak pula dioksidasi oleh
udara atau dipengaruhi karbon dioksida.
- Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan
kepekaan tertentu; mengandung kotoran atau zat lain tidak melebihi 0.01%.
- Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih; mudah larut
dalam pelarut yang sesuai dengan pelarut.
Asam klorida merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl).
Ia merupakan asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga dipergunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang
sangat korosif.
Sifat-sifat kimia HCl yaitu :
- Memiliki pH 1
- Oksidator korosif
- HCl akan berasap tebal di udara
- HCl mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun
- Larutannya merupakan asam kuat dan jika bereaksi dengan asam senyawa
seperti kalsium karbonat dan tembaga menghasilkan klorida terlarut
- HCl adalah asam monoprotik dan jika bereaksi dengan molekul air
membentuk ion hydronium
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan larutan NaOH dan HCL.
Pada percoaan pertama dilakukan larutan NaOH 0,5 M dalam 100 mL. Mula-mula
ditimbang padatan NaOH seberat 2 gram menggunakan neraca digital lalu
dimasukkan kedalam gelas beaker setelah itu dibilas dengan aquades,
Ditambahkan 25 ml aquades kemudian diaduk padatan NaOH larut di dalam
aquades, Dimasukkan larutan NaOH ke dalam labu takar 200 ml lalu
diitambahkan aquades hingga tanda tera kemudian dihomogenkan, dimasukkan
larutan NaOH 0,1 M ke dalam botol reagen dan diberi label dan dihitung volume
NaOH 0,5 M dengan M1 = 0,5 M, M2 = 0,1 M, V2 = 200 ml didapatkan V1 = 40
ml. Dihomogenkan, fungsi di homogenkan Larutan agar larutan tercamput dengan
sempurna. Setelah itu masukkan kedalam Botol reagen dan beri label agar tidak
tertukar. Dari percobaan pertama didapatkan Hasil larutan bening.
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan HCL 0,5 M dalam 250 mL.
Mula -mula ditambahkan aquades secukupnya kedalam beaker gelas lalu
ditambahkan aquades ke dalam labu takar 250 ml, dimasukkan labu takar ke
dalam gelas beaker setelah itu dipasang bulb ke pipet ukur 2 ml kemudian dambil
larutan HCl 0,5 M sebanyak 2 ml, dipindahkan larutan HCl yang berkonsentrasi
0,5 ke dalam labu ukur, ditambahkan aquades hingga tanda tera setelah itu
dihomogenkan, dimasukkan larutann HCl 0,1 M yang telah jadi ke dalam botol
reagen dan diberi label disimpan ke dalam lemari asam. Kemudian dihitung
volume HCl 0.5 M dengan M1 = 0,5 M, M2 = 0,1 M, V2 = 250 ml didapatkan
hasil V1 = 50ml. Dalam percobaan Kedua ini dihasilkan larutan bening dengan
sedikit buih dipermukaan larutan.
5.1 Kesimpulan
− Berdasarkan hasil percobaan perbedaan pembuatan dari bahan padatan NaOH
dan cair HCl di antaranya yaitu cara penakaran NaOH menggunakan neraca
analitik sedangkan HCl menggunakan pipet tetes. Selain itu, rumus yang
digunakan untuk menghitung konsentrasi pada larutan NaOH dan pada
larutan HCl yaitu M1 × V1 = M2 × V2.
− Berdasarkan hasil percobaan ini dihasilkan reaksi NaOH dan Aquades adalah
NaOH + H2O → Na(OH)2 + H2. Dan reaksi untuk HCl dengan Aquades
adalah HCl + H2O → H3O= + Cl-
Achmad, Hiskia. 1996. KIMIA LARUTAN. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Baroroh, Umi L.U. 2004. DIKTAT KIMIA DASAR I. Banjar Baru : Universitas
Lambung Mangkurat.