Anda di halaman 1dari 31

STRATEGI DAN TAKTIK KADER HMI UPAYA MEWUJUDKAN

MASYARAKAT ADIL MAKMUE MENUJU ERA EMAS 2045


Intermadiate Training (Latihan kader II)

DI SUSUN OLEH :
ARIF ZAINZIBAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UNSRI
CABANG PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, karena
berkat rahmat nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan berusaha sebaiknya.
Makalah yang berjudul “ strategi dan taktik kader HMI upaya mewujudkan masyarakat adil
makmurmenuju era emas 2020”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak yang mempelancar pembuatan makaalah ini. Saya menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan saya agar
makalah ini dapat membantu banyak orang.
Saya yakin masih ada kekurang terhadap makalah saya karena itu, saya mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Inderalaya, 6 maret 2022

penulis

,
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Profil Demografi..............................................................................................4

B. Kondisi Demografi..........................................................................................4

C. Bonus Demografi.............................................................................................7

D. Peluang dan Tantangan Demografi..................................................................8

E. Strategi HmI Menghadapi Bonus Demografi.................................................15

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.............................................................................................23

B. SARAN.........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................24

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peradaban manusia sudah semakin maju. Membawa peradaban manusia

melewati era 4.0 canggih teknologi. 2045 merupakan era penyempurnaan dari era

sebelumnya. Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumblah penduduk

Indonesia 70% dalan usia produktif (15-64) tahun, sedangkan sisanya 30%

merupakan penduduk yang tidak produktif ( usia dibawah 14 tahun dan diatas 65

tahun) pada periode 2020-2045. 1

Posisi Indonesia masih berada jauh di Negara-negara pesaing utama di Asia

Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina,Thailand, dan Vietnam. Indeks ini

menunjukan Indonesia masih berada di peringkat 100 besa, tepatnya 111.

Permasalahan lain yaitu terkait sumber daya manusia (SDM), terutama Mahasiswa

H.A.R Tilaar dalam bukunya bertajuk “beberapa agenda reformasi pendidikan nasional

dalam perspektif abad 21”, beranggapan bahwa mahasiswa dewasa ini semakin mandul

dalam memecahkan masalah-masalah masyarakat.2

Bonus demografi yang tidak dimanfaatkan membuat dampak kehancuran bagi

bangsa Indonesia. Seperti hal nya : tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat kriminalitas

yang tinggi, tingkat kesehatan yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi.

HMI yang merupakan organisasi peng kaderan mencetak kader-kader untuk

sigap,tanggap, dan di cetak untuk menjadi seorang pemimpin yang diwajibkan mampu

untuk berfikir kritis, serta problem solver. Kader HMI yang diwajibkan mampu

membuat gagasan untuk menghadapi tahun 2045.

1
https://indonesiabaik.id
2
Himadatais, “Revolusi Industri 4.0 Sebagai Langkah Menuju Indonesia Emas 2045 Terancam Terhambat”,
Jakarta, thn 2018. Hal 4
6
Strategi dan taktik yang diperlukan untuk mewujudkan Indonesia emas tahun

2045 baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan bidang lainnya. Karena itulah

penulis tertarik untuk membuat dan menganalisis makalah mengenai “strategi dan

taktik kader HMI dalam menghadapi Indonesia emas tahun 2045”

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi demografi di Indonesia ?

2. Apa peluang dan tantangan dari bonus demografi ?

3. Bagaimana strategi dari HMI untuk menghadapi bonus demografi ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui kondisi demografi di Indonesia

2. Mengetahui peluang dan tantangan dari bonus demografi

3. Mengetahui strategi HMI dalam menghadapi bonus demografi

1.4. Tujuan Khusus

Sebagai syarat untuk mengikuti Intermediate Training (LK II)


Tingkat Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majalengka pada
tanggal 5 Februari- 15 Februari 2020 dengan tema (M) Strategi HMI Dalam
Menyiapkan Kader Untuk Demografi Pemuda Indonesia.

7
BAB II

PEMBAHASA

A. Profil Demografi

Pemuda merupakan bagian dari penduduk usia produktif. Selain itu,


pemuda menjadi salah satu sumber potensial dalam proses pembangunan bangsa
yang memegang peranan penting sebagai sumber kekuatan moral, kontrol sosial,
dan agen perubahan. Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda adalah salah satu
pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan
bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh
pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. 4 Pada generasi
sekarang, pemuda merupakan penerus perjuangan gererasi terdahulu untuk
mewujudkan cita-cita bangsa.

Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi
pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional. Hal tersebut
sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis,
keadilan, partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.5

B. Kondisi Demografi

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia


menyumbang sebesar 255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia
adalah penduduk Indonesia. Berdasarkan data Survai Penduduk Antar Sensus

4
Satries, Wahyu Ishardino. 2009. Peran Serta Pemuda dalam Membangun Masyarakat. Jurnal
Madani. Edisi 1, Mei 2009. Hal. 88-93.
5
Setiawan, Armadi, dkk. 2015. Statistik Pemuda Indonesia 2014. Jakarta. Badan Pusat Statistik.

8
(SUPAS) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18 juta jiwa. 6
Jumlah ini bertambah setiap tahunnya. Dalam jangka waktu lima belas tahun yaitu
tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan
sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun.

Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS menunjukkan bahwa


sebagian besar penduduk Indonesia berada pada kelompok umur muda. Hal ini
disebabkan masih tingginya angka kelahiran atau fertilitas di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami penurunan yaitu dari 1,4 % tahun
2000-2010 menjadi 1,43% tahun 2010-2015.

Persebaran penduduk Indonesia belumlah merata. Sebagian besar


penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Hal ini terlihat dari distribusi di tiap
provinsi berikut ini :

• Pulau Jawa yang luas geografinya 7% terdapat 57% penduduk

• Pulau Sumatera yang luas geografinya 25% terdapat 22% penduduk

• Pulau Kalimantan yang luas geografinya 28% terdapat 6% penduduk

• Pulau Sulawesi yang luas geografinya 10% terdapat 7% penduduk

• Pulau lainnya (Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) yang luasnya 30%
terdapat 9% penduduknya

Distribusi penduduk yang tidak merata menjadi ciri demografis Indonesia.


Distribusi yang tidak merata ini akan menimbulkan kesenjangan antara pusat
dengan daerah. Beberapa dampak dari persebaran penduduk yang tidak merata
yaitu adanya kemiskinan, pengangguran, degradasi atau kerusakan lingkungan,
polusi, kriminalitas meningkat, dan muncul pemukiman-pemukiman kumuh di
wilayah perkotaan. Informasi mengenai jumlah penduduk masa lampau maupun

6
BPS, 2016. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015 dalam
(https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-profil-penduduk-indonesia-hasilsupas-
2015.pdf) diakses tanggal 31 Januari 2020.

9
masa sekarang dapat memanfaatkan data sensus penduduk maupun survey
penduduk.7 Akan tetapi, informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan
datang maka dibuatlah proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan
ramalan mengenai jumlah penduduk, tetapi suatu perhitungan ilmiah yang
didasarkan asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen ini yang menentukan
besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan
datang. Berdasarkan metode ilmiah dan tren-tren yang digunakan, maka proyeksi
penduduk Indonesia tahun 2010-2035 adalah sebagai berikut :

Tabel1. Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035

7
Kuncoro, Ari; Sonny Harry B. Harmadi, 2016. Mozaik Demografi : Untaian Pemikiran tentang
Kependudukan dan Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat

1
C. Bonus Demografi

Pengertian Bonus Demografi menurut Mason dan John Ross yang dikutip
dari buku 100 Tahun Demografi Indonesia adalah keuntungan ekonomis yang
disebabkan oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan
fertilitas jangka panjang.8 Bonus demografi akan membawa dampak pada
sosialekonomi, dimana angka ketergantuangan penduduk akan sangat rendah.
Melimpahnya jumlah angakatan kerja akan menguntungkan dari segi
pembangunan sehingga memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih
tinggi. Bonus demografi sering dikaitkan dengan kesempatan yang hanya akan
terjadi satu kali saja bagi semua penduduk negara yakni the window of opprtunity.
Pada momentum tersebut jumlah angkatan kerja sangat besar, tetapi mereka
menanggung beban kelompok usia anak dan lansia sangat rendah. Perbandingan
antara jumlah penduduk produktif dengan penduduk non-produktif berada pada
kondisi ideal untuk meningkatkan produktivitas sehingga kesejahteraan penduduk
juga akan meningkat. Periode ini harus dimanfaatkan dengan semaksimal
mungkin dengan meningkatkan kualitas SDM yang sehingga kita bisa
mendapatkan bonus demografi tersebut. Aditoetomo, Sri Moertiningsih dkk
menjelaskan empat syarat memanfaatkan terbukanya jendela peluang, yaitu
penawaran tenaga kerja, peranan perempuan, tabungan dan modal manusia Ada
dua hal yang bisa mempengaruhi penawaran tenaga kerja (labor supply). 9

Secara umum, generasi baby boom yang diiringi dengan penurunan


kematian bayi makin lama akan menjadi dewasa dan mencapai usia kerja. Jumlah
meningkat dengan pesat. Penurunan fertilitas yang kemudian mengikuti
penurunan jumlah kematian bayi ini akan menyebabkan proporsi penduduk usia
kerja semakin besar dibanding dengan proporsi penduduk muda. Apabila mereka
ini terserap dalam pasar kerja dan mempunyai pekerjaan yang produktif, makan
produksi per kapita akan meningkat. Penurunan fertilitas dan besarnya keluarga
8
Ross, J. (2004). Understanding the demographic dividend. The Policy Project, 8.

9
Adioetomo, Sri Moertiningsih, dkk. (2010). 100 Tahun Demografi Indonesia: Mengubah Nasib
menjadi Harapan. Cetakan Kedua. Jakarta. BKKBN dan LDFEUI.

1
ideal akan memotivasi perempuan untuk masuk ke pasar kerja. Dengan masa
melahirkan dan merawat anak menjadi lebih pendek, maka perempuan
mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain yang bukan
melahirkan dan merawat anak. Perempuan yang masuk ke pasar kerja akan
menyumbang pada peningkatan produksi per kapita.

Periode bonus demografi di Indonesia dimulai tahun 2015-2035 dengan


angka ketergantungan (dependency ratio berkisar antara 0,4-0,5 yang artinya
bahwa setiap 100 orang usia produktif menanggung 40-50 orang usia tidak
produktif. Proporsi usia anak-anak kurang dari 15 tahun akan terus berkurang
dibandingkan dengan penduduk usia kerja. Berdasarkan data Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS 2015) jumlah ketergantungan tahun 2015 adalah 49,2 yang
berarti setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung beban
sebanyak 49,2 penduduk usia non produktif (kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke
atas). Pada kesempatan bonus demografi ini, bangsa Indonesia mempunyai
kesempatan besar memacu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dimana
pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkatkan saving untuk kemajuan
kemakmuran bangsa. Hal ini akan memberikan dampak pada peningkatan
kesejahteraan yang terasa hingga berpuluh-puluh tahun kemudian.

D. Peluang dan Tantangan Demografi

Bonus demografi ibarat pedang bermata dua, di satu sisi menjadi potensi
apabila mampu mengambil peluang-peluangnya dan di sisi lain akan menjadi
boomerang yaitu beban apabila pemerintah tidak siap dengan sumberdaya
manusianya. Bagaimana bonus demografi bisa menjadi potensi ataupun bencana
dapat diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

Peluang

Berbicara mengenai peluang maka bonus demografi dapat dimanfaatkan


dengan maksimal oleh pemerintah. Beberapa hal yang membuat optimis bahwa
bonus demografi menjadi potensi yaitu terkait pemerintah Joko Widodo telah
memasukkan isu bonus demografi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka

1
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk menjabarkan kerangka
pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus demografi telah
disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Salah satu upaya pemerintah
untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui pemerataan pendidikan dasar
bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan beasiswa dari Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan akses
pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu
secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Selain akses pendidikan dasar bagi penduduk kurang mampu, akses
terhadap pentingnya pendidikan kependudukan juga menjadi point penting dalam
menghadapi era bonus demografi ini.

Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam
demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia non
produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya
akan mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab terhadap
pertambahan penduduk di Indonesia.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan


kependudukan adalah suatu program pendidikan untuk membina anak atau peserta
didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan tingkah laku yang rasional
serta bertanggung jawab tentang pengaruh petambahan penduduk terhadap aspek-
aspek kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan umat manusia.

Menurut UNESCO, population education is an educational programme


which provide for a study of the population situation in the family community,
nation and the world, with the purposes of developing in the student rational and
responsible attitudes and behavior toward the situation. Menurut Donald S.
Chouls, ahli pendidikan dari INESCO Bangkok mengartikan pendidikan
kependudukan adalah program kegiatan pendidikan yang ditujukan untuk
membangkitkan kesadaran tentang masalah kependudukan dalam perspektif yang

1
lebih luas, yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi, social, budaya, dan
pelestarian lingkungan yang komprehensif dan rasional untuk kepentingan
pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Jumlah penduduk yang besar memang merupakan potensi pembangunan


yang besar, tapi juga harus disadari bahwa hanya dengan jumlah yang besar saja,
bukanlah jaminan bagi berhasilnya pembangunan. Peningkatan penduduk yang
besar tanpa adanya peningkatan kesejahteraan justru dapat merupakan bencana.
Dapat menimbulkan gangguan terhadap program-program pembangunan yang
sedang kita laksanakan bersama, dan dapat pula menimbulkan kesulitan-kesulitan
bagi generasi-generasi yang akan datang.10

Pendidikan kependudukan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah secara


tidak langsung akan membentuk atau membina sikap dan perilaku yang
responsive terhadap pemecahan masalah kependudukan sejak dini sampai usia
lanjut. Dengan proses pembentukan perilaku hidup berwawasan kependudukan
melalui proses pendidikan baik formal, melalui kursus dan kediklatan atau melalui
pemberian informasi dengan menggunakan institusi keluarga ataupun media yang
ada di masyarakat maka diharapkan generasi muda mampu mengetahui,
menyadari, dan berperilaku responsive terhadap berbagai permasalahan
kependudukan di Indonesia terutama menghadapi bonus demografi.

Selain dengan Pendidikan Kependudukan dan Perilaku Hidup Berwawasan


Kependudukan, bonus demografi menjadi sebuah potensi atau peluang apabila
pemerintah mempersiapkan lapangan kerja. Menurut Sugiarto hanya dengan
bekerja maka bonus demografi dapat dimanfaatkan dengan baik. Tetapi apabila
tidak bekerja maka bonus demografi itu tidak bermanfaat bahkan dapat
menimbulkan bahaya.

Oleh karena itu, menurut Sugiarto, untuk dapat bekerja secara optimal
setidaknya ada empat bidang garapan yang harus dilakukan. Bidang garapan

10
Burhan, Lalu, 2017. Buku Sumber Pendidikan Kependudukan. Yogyakarta: Deepublish.

1
pertama adalah melindungi penduduk yang sudah bekerja dapat terus bekerja.
Kedua, bagaimana membuka kesempatan kerja agar angkatan kerja baru
memperoleh tempat untuk bekerja. Ketiga, memfasilitasi penduduk yang bekerja
terus bekerja dan memiliki produktifitas yang tinggi. Keempat, menyiapkan
angkatan kerja baru agar memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan
permintaan pasar tenaga kerja.11

Tantangan

Bonus demografi selain memberikan keuntungan bagi pemerintah, juga


dapat menjadi boomerang apabila pemerintah tidak menyiapkan sumberdaya
manusianya maupun lapangan pekerjaannya. Berbicara mengenai kualitas
sumberdaya manusia, maka dapat dilihat dalam Human Development Repot
(HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Angka IPM Indonesia pada
tahun 2015 adalah 0,689 menempati rangking 113 dari 188 negara di dunia. 12 Hal
ini menunjukkan bahwa IPM Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya yaitu
tahun 2012 dimana Indonesia menempati posisi 121 dengan nilai 0,629.
Berdasarkan nilai tersebut maka Indonesia termasuk dalam kelompok medium
human development. Hal ini mencerminkan kemajuan yang telah dicapai
pemerintah Indonesia dalam hal harapan hidup saat lahir, rata-rata tahun
bersekolah, harapan lama bersekolah dan pendapatan nasional bruto (PNB) per
kapita selama periode tersebut.

Sementara di kawasan ASEAN, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia


berada di urutan 6 dari 10 negara ASEAN yaitu Singapura, Brunei, Malaysia,
Thailand dan Filipina. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia menunjukkan
kualitas sumber daya manusia menengah bawah artinya kualitas sumber daya
manusia Indonesia belum mampu bersaing dengan sumber daya manusia Negara-
negara lainnya. Hal ini terlihat dari tenaga kerja Indonesia yang kurang kompetitif
dimana masih didominasi di sektor jasa (menjadi asisten rumah tangga).
Permasalahan pembangunan sumberdaya manusia ini yang seharusnya bisa
11
Ristekdikti.htm. Mengoptimalkan Bonus Demografi. Diakses tanggal 28 Oktober 2017.

12
INS-HDR 2016 Indonesia Summary-final.pdf diakses tanggal 31 Januari 2020.

1
diselesaikan. Kenyataannya pembangunan kependudukan seolah terlupakan dan
tidak dijadikan underlined factor. Padahal pengembangan sumber daya manusia
yang merupakan investasi jangka panjang yang menjadi senjata utama kemajuan
suatu bangsa.

Isu ketenagakerjaan tidak akan lepas dari fenomena bonus demografi baik
sebagai peluang ataupun tantangan. Berbicara mengenai ketenagakerjaan maka
berapa banyak angka pengangguran di Indonesia. Angka pengangguran di
Indonesia terbesar ketiga diantara Negara- negara ASEAN yaitu sebesar 6,2%.
Angka pengangguran di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Malaysia
(3,2%) dan Singapura sebesar 2,8%. Angka pengangguran ini harus dikurangi
yang berarti pula makin terbukanya lapangan kerja dan makin siapnya penduduk
usia produktif untuk terserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Penduduk usia
produktif perlu memperoleh kemudahan akses pendidikan dan pelatihan. Sehingga
keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan
kompetensi agar mampu bersaing di dunia kerja.13

Kebijakan yang dapat mendorong terbukanya lapangan kerja (misalnya


melalui investasi) dan kemudahan membuka usaha menjadi pekerjaan rumah buat
pemerintah. Dengan banyaknya penduduk usia produktif yang terserap lapangan
kerja dan membuka usaha, ekonomi pun akan tumbuh disertai peningkatan PDB
dari sinilah pertumbuhan ekonomi dimulai. Dalam hal ini pemerintah harus
mampu menjadi agent of development dengan cara memperbaiki mutu modal
manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemampuan komunikasi, serta
penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan memberikan keterampilan
kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak hanya bergantung pada
ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu
sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan
pekerjaan, menjaga aset-aset Negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang
pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja. Bukan hanya pemerintah,
masyarakat juga harus menjadi pendukung utama pembangunan mutu manusia

13
Mantra, Ida Bagoes., 2007. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

1
dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek
yang dapat mengembangkan kualitas manusia itu sendiri.

Selain potensi yang cukup besar, bonus demografi juga memunculkan


masalah baru dimana usia muda juga bertambah cukup signifikan. Hal ini
berhubungan dengan banyaknya jumlah perokok remaja di Indonesia yang
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Angka remaja perokok laki-laki
meningkat mencapai 54,8%. Merokok menimbulkan berbagai penyakit yang dapat
berujung pada kematian. Diantaranya yaitu penyakit jantung coroner (PJK),
penyakit kardiovaskular, penyakit katastropik yang memerlukan biaya yang
lumayan besar dalam pengobatannya. Selain itu dampak negative dari rokok juga
menyebabkan penyakit paru ostruktif yang semakin tahun semakin meningkat.
Merokok juga mengakibatkan tingginya angka kematian bayi yang disebabkan
karena BBRL atau berat badan lahir rendah.

Tabel 2. Jumlah Perokok Remaja Indonesia

Umur Tahun 2001 Tahun 2016

15-19 tahun 12,7% 23,1%

Sumber : Diolah dari BKKBN.go.id

Masalah lain yang menjadi perhatian menghadapi bonus demografi adalah


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 66,44 persen, dimana TPAK
di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 61,96
persen dan 70,46 persen. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat
mengakibatkan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Penyandang
disabilitas yaitu penduduk dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 2,68 persen,
kesulitan pendengaran 1,71 persen, kesulitan berjalan 1,85 persen, kesulitan
berkomunikasi sebesar 1,61 persen.

1
Partisipasi perempuan dalam pasar kerja juga menjadi tantangan bagi era
bonus demografi ini. Secara tidak langsung, semakin tinggi angka partisipasi
perempuan dalam dunia kerja akan menekan angka fertilitas dimana alokasi waktu
lebih banyak untuk urusan public dibandingkan sector domestik. Oleh karena itu
semakin banyak perempuan yang terjun dalam lapangan kerja maka akan
menekan laju pertumbuhan penduduk. Bangsa Indonesia juga menghadapi
masalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia)
diperkirakan meningkat menjadi 80 juta pada tahun 2030, atau naik 23-24 persen.
Oleh karena itu, BKKBN perlu meluncurkan program Bina Keluarga Lansia
(BKL) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia. Kegiatan
yang dilakukan antara lain penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan
serta pelaporan.

Hal yang sangat mempengaruhi masalah demografi juga terjadi karena


masuknya budaya asing bagi generasi remaja yang menjadi tantangan keluarga
berkualitas. Tapi hal ini dapat dikurangi dengan pendampingan keluarga pada
anak. Kepala BKKBN mengajak seluruh keluarga untuk melakukan tiga hal
penting, Pertama, memperkuat kembali fungsi keluarga dari segi agama,
pendidikan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosial budaya, ekonomi dan
lingkungan; Kedua, menata kembali manajeman keluarga dimulai dari kapan
menikah, kapan punya anak, jumlah anak dan kapan berhenti melahirkan; dan
Ketiga, meningkatkan kualitas penduduk dan keluarga melalui program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.14

Bonus demografi 2015-2035 juga menyimpan potensi badai bom


demografi yang berarti jumlah penduduk usia produktif yang melimpah tidak bisa
dimanfaatkan, namun justru bersifat teroris yang siap meledak dengan kurangnya
lapangan kerja, efek sosial yang buruk, hilangnya momentum untuk
mengumpulkan saving (tabungan) atau kesejahteraan. Apalagi, pada tahun 2050
nanti dependency ratio (rasio angka ketergantungan) kembali naik menjadi 0,73

14
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2014. Pedoman Pengelolaan Bina
Keluarga Remaja (BKR), Jakarta: BKKBN.

1
akan memberikan dampak buruk dalam kependudukan. Dikarenakan kelompok
usia tidak produktif berasal dari kelompok usia tua yang harus ditanggung
hidupnya karena tidak melakukan saving (tabungan) pada periode bonus
demografi. Di sisi lain, jumlah orang yang membutuhkan bantuan sosial justru
akan semakin meningkat. Dengan demikian, penduduk lansia perlu dipersiapkan
sejak dini agar tidak menjadi beban pembangunan, bahkan jika perlu dapat
menjadi bonus demografi kedua.

E. Strategi HmI Menghadapi Bonus Demografi

Generasi muda merupakan aset utama bangsa dalam mewujudkan cita-cita


kemerdekaan. Mereka adalah tulang punggung utama dalam menopang projek
pembangunan nasional. Tak heran jika dulu, salah satu faunding fathers bangsa
Indonesia, Ir. Soekarno berteriak lantang bahwa bangsa ini hanya membutuhkan
sepuluh orang pemuda untuk sekedar mengguncangkan dunia. Tentu itu adalah
isyarat penuh makna bahwa sesungguhnya generasi muda adalah potensi dasar
yang keberadaannya harus dimanfaakan dengan baik dan maksimal. Penilaian
tentang generasi muda di atas tentu tidaklah berlebihan dan bukan tanpa alasan
yang kuat. Faktanya, sejarah mencatat bahwa kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dimulai dengan adanya kesadaran kolekif kaum muda dan
semangat nasionalisme yang kuat dengan ditandai lahirnya organisasi Boedi
Oetomo pada 20 Mei 1908 dan ikrar kebangsaan Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928.

Pada generasi tersebut, kaum muda adalah penggerak perubahan dan ujung
tombak perjuangan yang menghantarkan bangsa ini ke gerbang pintu
kemerdekaan. Dari beberapa fakta sejarah yang telah terjadi, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa kaum muda adalah penggerak sekaligus aktor utama
perubahan zaman. Hukum alam bahwa kaum muda adalah penggerak perubahan
zaman berlaku sampai saat ini. Dan kita, sebagai generasi muda yang hidup pada
saat ini harus menyadari akan hal itu. Ibn Khaldûn, seorang filsuf muslim ahli
sejarah menyatakan bahwa gerak sejarah peradaban suatu bangsa selalu terulang
melalui tiga tahapan generasi, ia menyebutnya dengan istilah teori siklus.

1
Pertama, generasi pembangun, yang dengan segala kesederhanaan dan solidaritas
tinggi, generasi ini berjuang untuk meletakkan pondasi dasar peradaban
bangsanya sendiri. Kedua, generasi penikmat, yakni mereka yang karena
diuntungkan secara ekonomi dan politik dalam sistem kekuasaan. Dan ketiga,
generasi yang tidak lagi memiliki hubungan emosional dengan bangsa dan
negaranya. Mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa
mempedulikan nasib bangsa dan negaranya. Mengacu pada tiga siklus sejarah di
atas, lantas kemudian di manakah posisi generasi muda kita berada saat ini.

Generasi produktif dalam beberapa tahun mendatang sungguh berada pada


jumlah yang sangat besar sekali, kita menyebut fenomena tersebut dengan istilah
“bonus demografi”. Bonus Demografi: Pisau Bermata Dua Luapan generasi emas
usia produktif (working age) dalam beberapa tahun ke depan yang kita sebut
dengan istilah bonus demografi merupakan modal utama bagi pembangunan
nasional. Secara potensial, kita akan memiliki sumber daya manusia produkif
dalam skala jumlah yang sangat banyak ketimbang dengan jumlah usia non-
produktif. Prof. Dr. Haryono Suyono menyatakan bahwa bonus demografi
merupakan suatu fenomena di mana struktur penduduk sangat menguntungkan
dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar,
sedang proporsi usia muda dan usia lanjut sudah semakin kecil.

Oleh karena itu, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa
Indonesia, dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda dan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Kualitas sumber daya manusia
tersebut dapat diperoleh tentu melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan,
penyediaan lapangan kerja dan investasi. Sebaliknya, jika fenomena bonus
demografi tersebut tidak dibarengi dengan berbagai macam persiapan yang
matang termasuk menyediakan generasi muda dan sumber daya manusia yang
berkualitas tentu hal tersebut akan menjadi suatu bencana yang sangat dahsyat,
yaitu hadirnya angka pengangguran yang sangat tinggi dan tentu akan menjadi
beban serius bagi negara Indonesia.

2
Menurut penelitian dan hasil analisa Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa bonus demografi bisa
menjadi bencana demografi ketika penduduk usia produkif tersebut tidak
memiliki pendidikan yang memadai dan tidak memperoleh keterampilan yang
cukup. Ketika hal ini terjadi, maka penduduk usia produkif akan menjadi
pengangguran dan akan ada konsekuensinya. Konsekuensi yang dimaksud dapat
berupa: [1] penurunan pendapatan per kapita masyarakat; [2] penurunan
pendapatan negara; [3] lemahnya daya saing masyarakat; [4] beban psikologis
masyarakat yang berujung pada peningkatan angka kriminalitas; dan [5]
munculnya masalah-masalah sosial lainnya.

Jelas bahwa hal tersebut merupakan dampak serius dari ketidaksiapan kita
dalam menyambut bonus demografi. Jika demikian, luapan generasi emas usia
produkif tak lagi menjadi berkah yang bermanfaat, melainkan musibah tersendiri
bagi bangsa ini. Dari itu, kita harus menyadari bahwa sesungguhnya bonus
demografi itu bagaikan pisau bermata dua, kepada kita ia menawarkan makna
ganda; satu sisi menjadi anugerah yang bermanfaat, sisi lainnya dapat menjadi
musibah bencana yang menimbulkan kemadharatan. Kita baik masyarakat
maupun pemerintah harus pandai-pandai mengelola dan memanajemen bonus
demografi tersebut dengan baik dan sebijak mungkin, mengingat limpahan
generasi emas usia produkif tersebut sebentar lagi akan segera menghampiri
bangsa kita ini.

Strategi HMI Sambut Bonus Demografi Salah satu jalan untuk


menghadapi gelombang bonus demografi tersebut adalah dengan mempersiapkan
Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya generasi muda yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas tersebut dapat diperoleh melalui jalan
pendidikan, pelatihan, kesehatan, dan lain sebagainya. Hal tersebut, di samping
menjadi kewajiban pemerintah, juga menjadi tugas kita bersama sebagai bagian
dari warga negara, tak terkecuali Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Implemetasi tujuan HMI yang tertera dalam AD pasal 4 yang biasa disebut
kualitas insan cita. Insan cita merupakan profil kader HMI di masa depan. Insan
cita dikualifiksikan dengan lima kualitas yang harus dimiliki oleh kader hmi.

2
Lima Kualitas insan cita yang harus dimiliki setiap kader HMI adalah pertama
Kualitas Insan Akademis, kedua Kualitas Insan Pencipta, ketiga Kualitas Insan
Pengabdi, keempat Kualitas Insan yang bernafaskan Islam, dan kelima Kualitas
insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Allah SWT.

Lima kualitas insan cita tersebut merupakan penjabaran dari tujuan HMI
yang tercantum dalam pasal 5 konstitusi HMI “terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terciptanya
masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh allah swt”. Wujud profil kader HMI
yang memiliki lima kualitas insan cita merupakan ikhtiar membumikan tujuan
HMI dalam segala lini kehidupan. Dalam konteks internal HMI, insan cita
merupakan profil kader yang menjadi tulang punggung organisasi untuk
menjalankan amanah organisasi secara menyeluruh. Pada konteks kehidupan
masyarakat, insan cita merupakan wujud intelektual organik, di mana dengan
kemampuan kelimuan yang dimilikinya dipergunakan untuk mengabdi kepada
masyarakat. Wujud ideal insan cita HMI dapat tercipta manakala setipa kader
HMI melewati proses panjang perkaderan. Wujud ideal tersebut tidak lahir dalam
proses yang prematur, akan tetapi lahir dari perjalan panjang untuk
menginternalisasi nilai-nilai keilmuan yang ada di HMI. Proses panjang
perkaderan HMI tidak dinilai dari berapa lama seseorang menjadi kader HMI
yang aktif. Sebab pada kenyataannya banyak pula kader-kader HMI terlibat dalam
proses panjang kepengurusan tetapi tidak memenuhi kualifikasi sebagai insan cita

Kualifikasi lima kualitas insan cita :

1. Kualitas Insan Akademis :


 Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif,
dan kritis.
 Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang
diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi
suasana sekelilingnya dengan kesadaran.

2
 Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
dengan ilmu yang dipilihnya, baik secara teoritis maupuan teknis dan
sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah
pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2. Kualitas Insan Pencipta :
 Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari
sekedar yang ada, dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-
bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa
yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan
kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
 Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari
dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan
menemukan bentuk yang indah-indah.
 Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan
kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.
3. Kualitas Insan Pengabdi :
 Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau
untuk sesama umat.
 Sadar membawa tugas insan pengabdi bukanya hanya membuat
dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
 Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-citanya
yang ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
4. Kualitas Insan yang bernafaskan Islam :
 Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola
lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman
dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission Islam. Dengan
demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
 Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity of personality” dalam
dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah
dari split personality tidak pernah ada dilema antara dirinya sebagai
warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah meng-

2
integrasi-kan masalah suksesnya dalam pembangunan Nasional bangsa
ke dalam suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.
5. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT :
 Insan akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT.
 Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya
sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya
keberanian moral.
 Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi
persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
 Rasa tanggung jawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah
untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
 Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Lima kualitas insan cita yang diuraikan di atas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Lahirnya insan cita tidak berdiri dalam satu bagian dari lima
kualitas yang dijabarkan, tetapi merupakan akumulasi dari semuanya. Bahwa lima
kualitas insan cita harus diawali dari proses terendah, kemudian berproses
perlahan untuk sampai kepada puncak kualitas insan cita. Setiap kader harus
melalui proses dari basic training, kemudian aktif dalam kegiatan di HMI, baik
yang kegiatan akademis maupun yang non akademis.15
Mengingat persaingan ke depan semakin bebas dan ketat, setiap pribadi
individu harus memiliki integritas yang kuat dalam menghadapi tantangan arus
zaman ini. Kejujuran, komitmen yang kuat terhadap kebenaran dan kebaikan
sangat dibutuhkan terlebih bahwa bonus demografi tersebut harus disambut
dengan kesiapan iman, ilmu, dan amal yang sinkron dan konsisen. Kemudian

15
Modul LK HMI Ciputat 2018 Bidang PA.

2
secara teknis kelembagaan, HMI sedang berupaya untuk meningkatkan perbaikan
sistem pendidikan dan pelatihan yang ada di internal organisasi demi melahirkan
anggota-angota yang berkualitas dan berintegritas, serta berkoordinasi dengan
semua lembaga kekaryaan demi mencetak anggota-anggota yang profesional dan
ahli di bidangnya. Perbaikan sistem pendidikan formal di HMI tersebut, mulai
dari Laihan Kader tingkat I (LK I), Latihan Kader tingkat II (LK II), Latihan
Kader tingkat III (LK III), Latihan Khusus Kohati (LKK), Senior Crouse (SC),
dan berbagai latihan formal yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kekaryaan
yang terintegrias dalam himpunan ini.

Saya masih berkeyakinan bahwa, kualitas kader yang baik dilahirkan dari
suatu sistem pendidikan yang baik pula. Maka dari itu, secara perlahan kami
sedang meningkatkan perbaikan-perbaikan sistem pendidikan formal yang ada
dalam himpunan tercinta ini. Di samping itu, dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia dan generasi muda yang berkualias dan unggul, kami juga
mengupayakan untuk merevitalisasi lembaga-lembaga kekaryaan yang terintegral
dalam himpunan ini, seperti Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI),
Lembaga Seni Mahasiswa Islama (LSMI), Lembaga Pers Mahasiswa Islam
(LAPMI), Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI),
Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa
Islam (LDMI), Lembaga Teknik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Ekonomi
Mahasiswa Islam (LEMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), dan
yang terbaru adalah Lembaga Parawisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam
(LEPPAMI).16

Hal tersebut merupakan potensi yang sungguh luar biasa yang dimiliki
oleh HMI dalam upaya mencetak dan melahirkan kader-kader berkualitas, unggul,
profesional dan berintegritas. Tiada keraguan sedikit pun dalam benak saya jika
potensi tersebut dapat kita maksimalkan, maka sudah dapat dipastikan kita siap
untuk menghadapai arus gelombang bonus demografi dan siap menyambut masa
depan yang cerah. Selanjunya, tentu kita juga harus selalu mengingatkan

16
HASIL-HASIL KONGRES HMI XXX AMBON. 2018

2
pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro kepada masyarakat
luas serta dalam rangka menyambut bonus demografi dalam beberapa tahun ke
depan, pemerintah berkewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang
seluas-luasnya, sistem pendidikan yang baik dan pelayanan kesehatan yang
maksimal. Jika tidak, maka generasi emas usia produkif tersebut akan menjadi
bencana dan pengangguran menyebar di mana-mana.

2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bonus Demografi merupakan salah satu perubahan dinamika demografi


yang terjadi karena adanya perubahan struktur penduduk menurut umur dimana
jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari penduduk usia nin produktif.
Secara nasional Indonesia sudah memasuki periode bonus demografi sampai
tahun 2035. Generasi produktif dalam beberapa tahun mendatang sungguh berada
pada jumlah yang sangat besar sekali, kita menyebut fenomena tersebut dengan
istilah “bonus demografi”. Bonus Demografi: Pisau Bermata Dua Luapan generasi
emas usia produktif (working age) dalam beberapa tahun ke depan yang kita sebut
dengan istilah bonus demografi merupakan modal utama bagi pembangunan
nasional. Strategi HMI Sambut Bonus Demografi Salah satu jalan untuk
menghadapi gelombang bonus demografi tersebut adalah dengan mempersiapkan
Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya generasi muda yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas tersebut dapat diperoleh melalui jalan
pendidikan, pelatihan, kesehatan, dan lain sebagainya.

B. Saran

Kita sebagai kader HMI mengemban missi keumatan dan misi kebangsaan
untuk kembali membangun tradisi HMI dengan gerakan intelektualnya, karena
HMI adalah organisasi kader. Peran HMI sebagai organisasi perjuangan harus
selalu kita laksanakan, berjuang untuk membela kaum mustadh’afin.

2
DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, Sri Moertiningsih, dkk. (2010). 100 Tahun Demografi Indonesia:


Mengubah Nasib menjadi Harapan. Cetakan Kedua. Jakarta. BKKBN
dan LDFEUI.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2014. Pedoman
Pengelolaan Bina Keluarga Remaja (BKR), Jakarta: BKKBN.
BPS-Statistics. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia Indonesia Population
Projection. Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia.
BPS, 2016. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015 dalam
(https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-profil-penduduk-
indonesia-hasilsupas-2015.pdf) diakses tanggal 31 Januari 2020.
Burhan, Lalu, 2017. Buku Sumber Pendidikan Kependudukan. Yogyakarta:
Deepublish.
HASIL-HASIL KONGRES HMI XXX AMBON. 2018.
INS-HDR 2016 Indonesia Summary-final.pdf diakses tanggal 31 Januari 2020.
Kuncoro, Ari; Sonny Harry B. Harmadi, 2016. Mozaik Demografi : Untaian
Pemikiran tentang Kependudukan dan Pembangunan. Jakarta: Salemba
Empat.
Lee, S.-H., & Mason, A. (2007). Who gains from the demographic dividend.
Forecasting income by age. International Journal of Forecasting, 23(4),
603-619.
Mantra, Ida Bagoes., 2007. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Modul LK HMI Ciputat 2018 Bidang PA.
Ristekdikti.htm. Mengoptimalkan Bonus Demografi. Diakses tanggal 28 Oktober
2017.
Ross, J. (2004). Understanding the demographic dividend. The Policy Project,
hlm. 8.
Satries, Wahyu Ishardino. 2009. Peran Serta Pemuda dalam Membangun
Masyarakat. Jurnal Madani. Edisi 1, Mei 2009. Hal. 88-93.

2
CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI:

Nama Lengkap : MuhammadYandraAnsari


Tempat & tanggal lahir : Sukaramai,17Juli1999
Alamat : Jalan Tuah Karya Kel.Tuah Karya Kec.Tampan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
No.Telp 082284551429
Email : Muhammad.yandra.ansari@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN:
PendidikanFormal :
SD Negeri 015 Sumber Sari: 2006–2012
SMP Negeri 1 Tapung Hulu: 2012–2014
SMA Negeri 3 Tapung : 2014–2017
Pengalaman Berorganisasi:
1. HmI Komisariat SUPER ( Syariah, Ushuluddin, Pertanian & Peternakan) 2018
2.BEM UIN SUSKA RIAU (2018-2019)
3. Kabid Kaderisasi FKK HIMAGRI Wilayah I (2019-2021)

Demikian daftar riwayat hidup yang saya buat dengan semestinya. Jika apa
yang saya tulis di atas terbukti tidak benar, saya siap bertanggung jawab
sepenuhnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Pekanbaru,31 Januari 2020

Muhammad Yandra Ansari


FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA INTERMEDIATE
TRAINING (LK II) TINGKAT NASIONAL HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM CABANG MAJALENGKA

A. BIODATA
1. Nama Lengkap : Muhammad Yandra Ansari
2. Nama Panggilan : Yandra
3. Tempat, Tanggal Lahir : Sukaramai, 17 Juli 1999
4. Alamat Asal : Pekanbaru
5. Alamat Tinggal Asal : Desa Sukaramai Kec. Tapung Hulu Kab. Kampar
6. No. WhatsApp : 082284551429
7. Email : muhammad.yandra.ansari@gmail.com
B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
8. Pendidikan Sekarang
a. Perguruan Tinggi : UIN Suska Riau
b. Fakultas : Fapertapet
c. Prodi : Agroteknologi
d. Angkatan : 2017
e. NIM : 11780213740
9. Pendidikan Sebelumnya Tahun Masuk Tahun Keluar
a. SD : SD Negeri 015 Sumber 2006–2012
b. SMP/MTs : Sari
c. SMA/SMK/MA : SMP Negeri 1 Tapung 2012–2014
Hulu
SMA Negeri 3 Tapung 2014–2017
C. JENJANG PERKADERAN DI HMI
Training Komisariat Tahun
Basic Tarining/ LK I SUPER 2018
D. PENGALAMAN ORGANISASI
10. Internal HMI
Jenjang Struktural Jabatan Periode
Komisariat :
Cabang :
11. Eksternal HMI
Jenjang Struktural Jabatan Periode
BEM UIN SUSKA RIAU Staff Mendikbud 2018-2019
FKK HIMAGRI Kabid Kaderisasi FKK 2019-2021
HIMAGRI Wilayah I

(…… ………)
……………

Anda mungkin juga menyukai