DI SUSUN OLEH :
ARIF ZAINZIBAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UNSRI
CABANG PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, karena
berkat rahmat nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan berusaha sebaiknya.
Makalah yang berjudul “ strategi dan taktik kader HMI upaya mewujudkan masyarakat adil
makmurmenuju era emas 2020”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak yang mempelancar pembuatan makaalah ini. Saya menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan saya agar
makalah ini dapat membantu banyak orang.
Saya yakin masih ada kekurang terhadap makalah saya karena itu, saya mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
penulis
,
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Profil Demografi..............................................................................................4
B. Kondisi Demografi..........................................................................................4
C. Bonus Demografi.............................................................................................7
A. KESIMPULAN.............................................................................................23
B. SARAN.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................24
v
BAB I
PENDAHULUAN
melewati era 4.0 canggih teknologi. 2045 merupakan era penyempurnaan dari era
Indonesia 70% dalan usia produktif (15-64) tahun, sedangkan sisanya 30%
merupakan penduduk yang tidak produktif ( usia dibawah 14 tahun dan diatas 65
Permasalahan lain yaitu terkait sumber daya manusia (SDM), terutama Mahasiswa
H.A.R Tilaar dalam bukunya bertajuk “beberapa agenda reformasi pendidikan nasional
dalam perspektif abad 21”, beranggapan bahwa mahasiswa dewasa ini semakin mandul
bangsa Indonesia. Seperti hal nya : tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat kriminalitas
yang tinggi, tingkat kesehatan yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi.
sigap,tanggap, dan di cetak untuk menjadi seorang pemimpin yang diwajibkan mampu
untuk berfikir kritis, serta problem solver. Kader HMI yang diwajibkan mampu
1
https://indonesiabaik.id
2
Himadatais, “Revolusi Industri 4.0 Sebagai Langkah Menuju Indonesia Emas 2045 Terancam Terhambat”,
Jakarta, thn 2018. Hal 4
6
Strategi dan taktik yang diperlukan untuk mewujudkan Indonesia emas tahun
2045 baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan bidang lainnya. Karena itulah
penulis tertarik untuk membuat dan menganalisis makalah mengenai “strategi dan
1.3. Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASA
A. Profil Demografi
Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi
pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional. Hal tersebut
sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis,
keadilan, partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.5
B. Kondisi Demografi
4
Satries, Wahyu Ishardino. 2009. Peran Serta Pemuda dalam Membangun Masyarakat. Jurnal
Madani. Edisi 1, Mei 2009. Hal. 88-93.
5
Setiawan, Armadi, dkk. 2015. Statistik Pemuda Indonesia 2014. Jakarta. Badan Pusat Statistik.
8
(SUPAS) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18 juta jiwa. 6
Jumlah ini bertambah setiap tahunnya. Dalam jangka waktu lima belas tahun yaitu
tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan
sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun.
• Pulau lainnya (Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) yang luasnya 30%
terdapat 9% penduduknya
6
BPS, 2016. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015 dalam
(https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-profil-penduduk-indonesia-hasilsupas-
2015.pdf) diakses tanggal 31 Januari 2020.
9
masa sekarang dapat memanfaatkan data sensus penduduk maupun survey
penduduk.7 Akan tetapi, informasi mengenai jumlah penduduk di masa yang akan
datang maka dibuatlah proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan
ramalan mengenai jumlah penduduk, tetapi suatu perhitungan ilmiah yang
didasarkan asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen ini yang menentukan
besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan
datang. Berdasarkan metode ilmiah dan tren-tren yang digunakan, maka proyeksi
penduduk Indonesia tahun 2010-2035 adalah sebagai berikut :
7
Kuncoro, Ari; Sonny Harry B. Harmadi, 2016. Mozaik Demografi : Untaian Pemikiran tentang
Kependudukan dan Pembangunan. Jakarta: Salemba Empat
1
C. Bonus Demografi
Pengertian Bonus Demografi menurut Mason dan John Ross yang dikutip
dari buku 100 Tahun Demografi Indonesia adalah keuntungan ekonomis yang
disebabkan oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan
fertilitas jangka panjang.8 Bonus demografi akan membawa dampak pada
sosialekonomi, dimana angka ketergantuangan penduduk akan sangat rendah.
Melimpahnya jumlah angakatan kerja akan menguntungkan dari segi
pembangunan sehingga memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih
tinggi. Bonus demografi sering dikaitkan dengan kesempatan yang hanya akan
terjadi satu kali saja bagi semua penduduk negara yakni the window of opprtunity.
Pada momentum tersebut jumlah angkatan kerja sangat besar, tetapi mereka
menanggung beban kelompok usia anak dan lansia sangat rendah. Perbandingan
antara jumlah penduduk produktif dengan penduduk non-produktif berada pada
kondisi ideal untuk meningkatkan produktivitas sehingga kesejahteraan penduduk
juga akan meningkat. Periode ini harus dimanfaatkan dengan semaksimal
mungkin dengan meningkatkan kualitas SDM yang sehingga kita bisa
mendapatkan bonus demografi tersebut. Aditoetomo, Sri Moertiningsih dkk
menjelaskan empat syarat memanfaatkan terbukanya jendela peluang, yaitu
penawaran tenaga kerja, peranan perempuan, tabungan dan modal manusia Ada
dua hal yang bisa mempengaruhi penawaran tenaga kerja (labor supply). 9
9
Adioetomo, Sri Moertiningsih, dkk. (2010). 100 Tahun Demografi Indonesia: Mengubah Nasib
menjadi Harapan. Cetakan Kedua. Jakarta. BKKBN dan LDFEUI.
1
ideal akan memotivasi perempuan untuk masuk ke pasar kerja. Dengan masa
melahirkan dan merawat anak menjadi lebih pendek, maka perempuan
mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain yang bukan
melahirkan dan merawat anak. Perempuan yang masuk ke pasar kerja akan
menyumbang pada peningkatan produksi per kapita.
Bonus demografi ibarat pedang bermata dua, di satu sisi menjadi potensi
apabila mampu mengambil peluang-peluangnya dan di sisi lain akan menjadi
boomerang yaitu beban apabila pemerintah tidak siap dengan sumberdaya
manusianya. Bagaimana bonus demografi bisa menjadi potensi ataupun bencana
dapat diuraikan lebih lanjut di bawah ini.
Peluang
1
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk menjabarkan kerangka
pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus demografi telah
disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Salah satu upaya pemerintah
untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui pemerataan pendidikan dasar
bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan beasiswa dari Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan akses
pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu
secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Selain akses pendidikan dasar bagi penduduk kurang mampu, akses
terhadap pentingnya pendidikan kependudukan juga menjadi point penting dalam
menghadapi era bonus demografi ini.
1
lebih luas, yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi, social, budaya, dan
pelestarian lingkungan yang komprehensif dan rasional untuk kepentingan
pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Oleh karena itu, menurut Sugiarto, untuk dapat bekerja secara optimal
setidaknya ada empat bidang garapan yang harus dilakukan. Bidang garapan
10
Burhan, Lalu, 2017. Buku Sumber Pendidikan Kependudukan. Yogyakarta: Deepublish.
1
pertama adalah melindungi penduduk yang sudah bekerja dapat terus bekerja.
Kedua, bagaimana membuka kesempatan kerja agar angkatan kerja baru
memperoleh tempat untuk bekerja. Ketiga, memfasilitasi penduduk yang bekerja
terus bekerja dan memiliki produktifitas yang tinggi. Keempat, menyiapkan
angkatan kerja baru agar memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan
permintaan pasar tenaga kerja.11
Tantangan
12
INS-HDR 2016 Indonesia Summary-final.pdf diakses tanggal 31 Januari 2020.
1
diselesaikan. Kenyataannya pembangunan kependudukan seolah terlupakan dan
tidak dijadikan underlined factor. Padahal pengembangan sumber daya manusia
yang merupakan investasi jangka panjang yang menjadi senjata utama kemajuan
suatu bangsa.
Isu ketenagakerjaan tidak akan lepas dari fenomena bonus demografi baik
sebagai peluang ataupun tantangan. Berbicara mengenai ketenagakerjaan maka
berapa banyak angka pengangguran di Indonesia. Angka pengangguran di
Indonesia terbesar ketiga diantara Negara- negara ASEAN yaitu sebesar 6,2%.
Angka pengangguran di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Malaysia
(3,2%) dan Singapura sebesar 2,8%. Angka pengangguran ini harus dikurangi
yang berarti pula makin terbukanya lapangan kerja dan makin siapnya penduduk
usia produktif untuk terserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Penduduk usia
produktif perlu memperoleh kemudahan akses pendidikan dan pelatihan. Sehingga
keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan
kompetensi agar mampu bersaing di dunia kerja.13
13
Mantra, Ida Bagoes., 2007. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1
dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek
yang dapat mengembangkan kualitas manusia itu sendiri.
1
Partisipasi perempuan dalam pasar kerja juga menjadi tantangan bagi era
bonus demografi ini. Secara tidak langsung, semakin tinggi angka partisipasi
perempuan dalam dunia kerja akan menekan angka fertilitas dimana alokasi waktu
lebih banyak untuk urusan public dibandingkan sector domestik. Oleh karena itu
semakin banyak perempuan yang terjun dalam lapangan kerja maka akan
menekan laju pertumbuhan penduduk. Bangsa Indonesia juga menghadapi
masalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia)
diperkirakan meningkat menjadi 80 juta pada tahun 2030, atau naik 23-24 persen.
Oleh karena itu, BKKBN perlu meluncurkan program Bina Keluarga Lansia
(BKL) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia. Kegiatan
yang dilakukan antara lain penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan
serta pelaporan.
14
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2014. Pedoman Pengelolaan Bina
Keluarga Remaja (BKR), Jakarta: BKKBN.
1
akan memberikan dampak buruk dalam kependudukan. Dikarenakan kelompok
usia tidak produktif berasal dari kelompok usia tua yang harus ditanggung
hidupnya karena tidak melakukan saving (tabungan) pada periode bonus
demografi. Di sisi lain, jumlah orang yang membutuhkan bantuan sosial justru
akan semakin meningkat. Dengan demikian, penduduk lansia perlu dipersiapkan
sejak dini agar tidak menjadi beban pembangunan, bahkan jika perlu dapat
menjadi bonus demografi kedua.
Pada generasi tersebut, kaum muda adalah penggerak perubahan dan ujung
tombak perjuangan yang menghantarkan bangsa ini ke gerbang pintu
kemerdekaan. Dari beberapa fakta sejarah yang telah terjadi, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa kaum muda adalah penggerak sekaligus aktor utama
perubahan zaman. Hukum alam bahwa kaum muda adalah penggerak perubahan
zaman berlaku sampai saat ini. Dan kita, sebagai generasi muda yang hidup pada
saat ini harus menyadari akan hal itu. Ibn Khaldûn, seorang filsuf muslim ahli
sejarah menyatakan bahwa gerak sejarah peradaban suatu bangsa selalu terulang
melalui tiga tahapan generasi, ia menyebutnya dengan istilah teori siklus.
1
Pertama, generasi pembangun, yang dengan segala kesederhanaan dan solidaritas
tinggi, generasi ini berjuang untuk meletakkan pondasi dasar peradaban
bangsanya sendiri. Kedua, generasi penikmat, yakni mereka yang karena
diuntungkan secara ekonomi dan politik dalam sistem kekuasaan. Dan ketiga,
generasi yang tidak lagi memiliki hubungan emosional dengan bangsa dan
negaranya. Mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa
mempedulikan nasib bangsa dan negaranya. Mengacu pada tiga siklus sejarah di
atas, lantas kemudian di manakah posisi generasi muda kita berada saat ini.
Oleh karena itu, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa
Indonesia, dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda dan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Kualitas sumber daya manusia
tersebut dapat diperoleh tentu melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan,
penyediaan lapangan kerja dan investasi. Sebaliknya, jika fenomena bonus
demografi tersebut tidak dibarengi dengan berbagai macam persiapan yang
matang termasuk menyediakan generasi muda dan sumber daya manusia yang
berkualitas tentu hal tersebut akan menjadi suatu bencana yang sangat dahsyat,
yaitu hadirnya angka pengangguran yang sangat tinggi dan tentu akan menjadi
beban serius bagi negara Indonesia.
2
Menurut penelitian dan hasil analisa Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa bonus demografi bisa
menjadi bencana demografi ketika penduduk usia produkif tersebut tidak
memiliki pendidikan yang memadai dan tidak memperoleh keterampilan yang
cukup. Ketika hal ini terjadi, maka penduduk usia produkif akan menjadi
pengangguran dan akan ada konsekuensinya. Konsekuensi yang dimaksud dapat
berupa: [1] penurunan pendapatan per kapita masyarakat; [2] penurunan
pendapatan negara; [3] lemahnya daya saing masyarakat; [4] beban psikologis
masyarakat yang berujung pada peningkatan angka kriminalitas; dan [5]
munculnya masalah-masalah sosial lainnya.
Jelas bahwa hal tersebut merupakan dampak serius dari ketidaksiapan kita
dalam menyambut bonus demografi. Jika demikian, luapan generasi emas usia
produkif tak lagi menjadi berkah yang bermanfaat, melainkan musibah tersendiri
bagi bangsa ini. Dari itu, kita harus menyadari bahwa sesungguhnya bonus
demografi itu bagaikan pisau bermata dua, kepada kita ia menawarkan makna
ganda; satu sisi menjadi anugerah yang bermanfaat, sisi lainnya dapat menjadi
musibah bencana yang menimbulkan kemadharatan. Kita baik masyarakat
maupun pemerintah harus pandai-pandai mengelola dan memanajemen bonus
demografi tersebut dengan baik dan sebijak mungkin, mengingat limpahan
generasi emas usia produkif tersebut sebentar lagi akan segera menghampiri
bangsa kita ini.
2
Lima Kualitas insan cita yang harus dimiliki setiap kader HMI adalah pertama
Kualitas Insan Akademis, kedua Kualitas Insan Pencipta, ketiga Kualitas Insan
Pengabdi, keempat Kualitas Insan yang bernafaskan Islam, dan kelima Kualitas
insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Allah SWT.
Lima kualitas insan cita tersebut merupakan penjabaran dari tujuan HMI
yang tercantum dalam pasal 5 konstitusi HMI “terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terciptanya
masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh allah swt”. Wujud profil kader HMI
yang memiliki lima kualitas insan cita merupakan ikhtiar membumikan tujuan
HMI dalam segala lini kehidupan. Dalam konteks internal HMI, insan cita
merupakan profil kader yang menjadi tulang punggung organisasi untuk
menjalankan amanah organisasi secara menyeluruh. Pada konteks kehidupan
masyarakat, insan cita merupakan wujud intelektual organik, di mana dengan
kemampuan kelimuan yang dimilikinya dipergunakan untuk mengabdi kepada
masyarakat. Wujud ideal insan cita HMI dapat tercipta manakala setipa kader
HMI melewati proses panjang perkaderan. Wujud ideal tersebut tidak lahir dalam
proses yang prematur, akan tetapi lahir dari perjalan panjang untuk
menginternalisasi nilai-nilai keilmuan yang ada di HMI. Proses panjang
perkaderan HMI tidak dinilai dari berapa lama seseorang menjadi kader HMI
yang aktif. Sebab pada kenyataannya banyak pula kader-kader HMI terlibat dalam
proses panjang kepengurusan tetapi tidak memenuhi kualifikasi sebagai insan cita
2
Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
dengan ilmu yang dipilihnya, baik secara teoritis maupuan teknis dan
sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah
pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2. Kualitas Insan Pencipta :
Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari
sekedar yang ada, dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-
bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa
yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan
kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari
dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan
menemukan bentuk yang indah-indah.
Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan
kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.
3. Kualitas Insan Pengabdi :
Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau
untuk sesama umat.
Sadar membawa tugas insan pengabdi bukanya hanya membuat
dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-citanya
yang ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
4. Kualitas Insan yang bernafaskan Islam :
Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola
lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman
dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission Islam. Dengan
demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity of personality” dalam
dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah
dari split personality tidak pernah ada dilema antara dirinya sebagai
warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah meng-
2
integrasi-kan masalah suksesnya dalam pembangunan Nasional bangsa
ke dalam suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.
5. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT :
Insan akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT.
Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya
sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya
keberanian moral.
Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi
persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
Rasa tanggung jawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah
untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Lima kualitas insan cita yang diuraikan di atas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Lahirnya insan cita tidak berdiri dalam satu bagian dari lima
kualitas yang dijabarkan, tetapi merupakan akumulasi dari semuanya. Bahwa lima
kualitas insan cita harus diawali dari proses terendah, kemudian berproses
perlahan untuk sampai kepada puncak kualitas insan cita. Setiap kader harus
melalui proses dari basic training, kemudian aktif dalam kegiatan di HMI, baik
yang kegiatan akademis maupun yang non akademis.15
Mengingat persaingan ke depan semakin bebas dan ketat, setiap pribadi
individu harus memiliki integritas yang kuat dalam menghadapi tantangan arus
zaman ini. Kejujuran, komitmen yang kuat terhadap kebenaran dan kebaikan
sangat dibutuhkan terlebih bahwa bonus demografi tersebut harus disambut
dengan kesiapan iman, ilmu, dan amal yang sinkron dan konsisen. Kemudian
15
Modul LK HMI Ciputat 2018 Bidang PA.
2
secara teknis kelembagaan, HMI sedang berupaya untuk meningkatkan perbaikan
sistem pendidikan dan pelatihan yang ada di internal organisasi demi melahirkan
anggota-angota yang berkualitas dan berintegritas, serta berkoordinasi dengan
semua lembaga kekaryaan demi mencetak anggota-anggota yang profesional dan
ahli di bidangnya. Perbaikan sistem pendidikan formal di HMI tersebut, mulai
dari Laihan Kader tingkat I (LK I), Latihan Kader tingkat II (LK II), Latihan
Kader tingkat III (LK III), Latihan Khusus Kohati (LKK), Senior Crouse (SC),
dan berbagai latihan formal yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kekaryaan
yang terintegrias dalam himpunan ini.
Saya masih berkeyakinan bahwa, kualitas kader yang baik dilahirkan dari
suatu sistem pendidikan yang baik pula. Maka dari itu, secara perlahan kami
sedang meningkatkan perbaikan-perbaikan sistem pendidikan formal yang ada
dalam himpunan tercinta ini. Di samping itu, dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia dan generasi muda yang berkualias dan unggul, kami juga
mengupayakan untuk merevitalisasi lembaga-lembaga kekaryaan yang terintegral
dalam himpunan ini, seperti Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI),
Lembaga Seni Mahasiswa Islama (LSMI), Lembaga Pers Mahasiswa Islam
(LAPMI), Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI),
Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa
Islam (LDMI), Lembaga Teknik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Ekonomi
Mahasiswa Islam (LEMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), dan
yang terbaru adalah Lembaga Parawisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam
(LEPPAMI).16
Hal tersebut merupakan potensi yang sungguh luar biasa yang dimiliki
oleh HMI dalam upaya mencetak dan melahirkan kader-kader berkualitas, unggul,
profesional dan berintegritas. Tiada keraguan sedikit pun dalam benak saya jika
potensi tersebut dapat kita maksimalkan, maka sudah dapat dipastikan kita siap
untuk menghadapai arus gelombang bonus demografi dan siap menyambut masa
depan yang cerah. Selanjunya, tentu kita juga harus selalu mengingatkan
16
HASIL-HASIL KONGRES HMI XXX AMBON. 2018
2
pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro kepada masyarakat
luas serta dalam rangka menyambut bonus demografi dalam beberapa tahun ke
depan, pemerintah berkewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang
seluas-luasnya, sistem pendidikan yang baik dan pelayanan kesehatan yang
maksimal. Jika tidak, maka generasi emas usia produkif tersebut akan menjadi
bencana dan pengangguran menyebar di mana-mana.
2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kita sebagai kader HMI mengemban missi keumatan dan misi kebangsaan
untuk kembali membangun tradisi HMI dengan gerakan intelektualnya, karena
HMI adalah organisasi kader. Peran HMI sebagai organisasi perjuangan harus
selalu kita laksanakan, berjuang untuk membela kaum mustadh’afin.
2
DAFTAR PUSTAKA
2
CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI:
Demikian daftar riwayat hidup yang saya buat dengan semestinya. Jika apa
yang saya tulis di atas terbukti tidak benar, saya siap bertanggung jawab
sepenuhnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
A. BIODATA
1. Nama Lengkap : Muhammad Yandra Ansari
2. Nama Panggilan : Yandra
3. Tempat, Tanggal Lahir : Sukaramai, 17 Juli 1999
4. Alamat Asal : Pekanbaru
5. Alamat Tinggal Asal : Desa Sukaramai Kec. Tapung Hulu Kab. Kampar
6. No. WhatsApp : 082284551429
7. Email : muhammad.yandra.ansari@gmail.com
B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
8. Pendidikan Sekarang
a. Perguruan Tinggi : UIN Suska Riau
b. Fakultas : Fapertapet
c. Prodi : Agroteknologi
d. Angkatan : 2017
e. NIM : 11780213740
9. Pendidikan Sebelumnya Tahun Masuk Tahun Keluar
a. SD : SD Negeri 015 Sumber 2006–2012
b. SMP/MTs : Sari
c. SMA/SMK/MA : SMP Negeri 1 Tapung 2012–2014
Hulu
SMA Negeri 3 Tapung 2014–2017
C. JENJANG PERKADERAN DI HMI
Training Komisariat Tahun
Basic Tarining/ LK I SUPER 2018
D. PENGALAMAN ORGANISASI
10. Internal HMI
Jenjang Struktural Jabatan Periode
Komisariat :
Cabang :
11. Eksternal HMI
Jenjang Struktural Jabatan Periode
BEM UIN SUSKA RIAU Staff Mendikbud 2018-2019
FKK HIMAGRI Kabid Kaderisasi FKK 2019-2021
HIMAGRI Wilayah I
(…… ………)
……………