(Konseling Sebaya)
Oleh
Kelompok:
1. Esrawati Silalahi (1213052009)
2. Yessy Ary Estiani Sutopo (1213052051)
2. Harus setuju yang berubah dirinya bukan situasi atau orang lain
Klien menyetujui bahwa dirinyalah yang harus berubah yaitu tentang keyakinan
yang irasional itu ada karena emosinya yang negatif yaitu kesal, marah dan takut
kehilangan pacarnya.
7. Identifikasi A
Konselor bertanya pada klien “Apa yang kamu rasakan ketika pacar kamu sudah
jarang memberi kabar?”
Konseli menjawab “ klien merasa sangat kesal, marah dan takut jika pacarnya
akan meninggalkannya”.
10. Irasional belief berhubungan dengan emosi yang tidak sehat atau B dan
C tidak sehat saling berhubungan
B yang dimiliki klien: yaitu klien yakin bahwa pacarnya selingkuh dan akan
meninggalkannya. Keyakinan tidak sehat jika berhubungan dengan konsekuensi
yang dimiliki klien yaitu: C klien merasa kesal, marah dan takut pacarnya
meninggalkannya.
Setelah mengidentifikasi belief yang irasional anda bantu temukan belief yang
irasional. Belief klien yang irasional adalah klien yakin bahwa pacarnya selingkuh
dan akan meninggalkannya.
Belief yang rasional yaitu klien menyadari bahwa pada saat klien mengubungi
pacarnya, pacarnya tidak mendengar karena suara hanponenya mungkin terlalu
pelan atau pacar klien sedang terburu-buru. jika pacar klien sudah jarang
menghubungi klien, karena pacarnya sedang banyak kegiatan atau tugas. Lalu
klien mencoba untuk menghubungi kembali pacarnya dan mau membicarakan
permasalahan yang sedang ia rasakan saat ini.
Konselor : Yessy Ary Estiani Sutopo
Konseli : Esrawati Silalahi
1. Tujuan Spesifik
Klien ingin agar ia mampu menolak ajakan temannya agar ia tidak pergi bermain
hingga larut malam. Contoh percakapan:
Konselor: “Apa yang ingin kamu dapatkan dari sesi konseling ini?”
8. Hubungan B-C
Konselor mengungkapkan bahwa konsekuensi emosi yang klien alami adalah rasa
bersalah karena telah melanggar norma dan pulang malam serta klien merasa takut
untuk menolak karena ia takut dijauhi oleh teman-temannya bukan karena ajakan
dari teman-temannya untuk mengajaknya bermain / keluar malam. Contoh
percakapan:
Konselor: “Apa yang membuat mu tidak berani menolak ajakan teman-teman
mu?”
9. Memahami distorsi fungisonal bukan karena A tapi karena C (Tidak
menggunakan teknik 100 person)
Klien telah memahami bahwa menerima ajakan teman-temannya untuk pergi
bermain membuat rasa bersalah pada dirinya sendiri dan tidak bisa menolak
ajakan membuatnya tidak belajar sehingga mengalami penurunan prestasi.